AKTUALISASI TEKNOLOGI PERTANIAN DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PETANI DAN PENDAPATAN

D. Sanggul (K-News) Pendahuluan : Rendahnya pengetahuan serta minimnya informasi tentang teknologi. Baru di Tingkat petani terutama yang tinggal di pedesaan, mengakibatkan hasil produksi tidak selalu meningkat khususnya pada komoditi ubi jalar. Disamping itu penulis sering menemukan di lapangan sebagian para petani belum memakai bibit/stek yang bermutu, bahkan tidak jarang mereka menggukanakan bibit /stek yang sudah berulang kali secara terus menerus pada lokasi tertentu, tanpa memikirkan pergantian bibit/stek dan melakukan pergantian tanaman (rotasi), disamping itu petani sebagian besar, kurang tampil dalam pemahaman dalam menerapkan pemupukan berimbang termasuk mulai dari pengenalan tanah, tingkat kesuburan tanah, tekstur tanah secara fisual pengamatan bahkan sampai tingkat luasnya tanah padahal menurut pengalaman dilapangan sebidang tanah yang baik untuk pertanian, harus memiliki perbandingan antara tekstur berpasir, liat, geluh lengang yang berharmoni (kompak) sehingga serapan akar tanaman terhadap unsure atau pupuk yang terdapat dalam tanah berjalan efektif. Tujuan : a. Agar pengetahuan/keterampilan petani meningkat b. Petani menggunajan bibit/stek yang bermutu c. Meningkatkan hasil produksi d. Mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia I. Tanah Tanaman ubi jalar menghendaki tanah yang gembur/humus dan dapat tumbuh baik pada jenis tanah liat berpasir atau tanah liat lempang berpasir, dan menginginkan PH tanah 5,5-7 II. Iklim Umbi jalar tumbuh baik di tanah berhawa panas dan banyak turun hujan, pada dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 0-1.700 DPL, ditanam di tempat terbuka dan mendapatkan sinar matahari yang optimal. Curah hujan yang dibutuhkan Optimal 750-1000 MM DPL per tahunnya. Dengan suhu 160-400 C (Optimal 210-270 ) III. Pembibitan atau bercocok tanam A. Pembibitan Penanaman ubi jalar dengan biji sangat langka dikerjakan, maka dibawah ini penulis melakukan perbanyakan bibit melalui stek tanaman.

1) Syarat Bibit Asal bibit, dan bebas dari hama penyakit Stek diambil dari tanaman yang berumur 2-5 bulan dapat juga dengan menggunakan potongan umbi yang mempunyai mata tunas. Stek pucuk dengan panjang 20-25 cm (6-8 buku) adalah terbaik untuk bibit. Calon bibit harus mendapat sinar matahari secara teratur.

B. Becocok Tanam 1. Pengelolaan tanah, Tanah dicangkul/ditajak 1-2 kali agar struktur tanah gembur dan bebas dari rerumputan, bagi tanah yang membutuhkan wedengan maupun parit keliling, dapat dilakukan agar tidak terjadi pembusukan buah bibit genangan air. Yaitu : Ukuran Lebar 60 Cm tinggi gudukan 30-40 Cm dan jarak antara gudukan 75-100 Cm, tergantung keadaan lokasi. Penanaman : Sebelum bibit (stek) ditanam, terlebih dahulu disimpan 1-3-6 hari dalam keadaan kering, guna mendapatkan hasil produksi yang lebih tinggi dan bermutu. Sekaligus bibit/stek yang lebih baik. 2. Penanaman : Penanaman yang lebih baik pada sore hari sehingga bibit yang baru ditanam tidak layu. Jarak tanam : bervariasi adalah 100 x 25 Cm, 80 x 25 Cm, 70 x 30 Cm Khusus lokasi plot perbanyak dengan cara jumlah bibit 2 stek/lobang tanaman 2/3 stek/bibit tertanam dalam lobang dan 1/3 tersembul. 3. Pemupukan/Rekomendasi Jenis Pupuk Urea TSP/SP 36 KCL Dosis (Kg/Ha) 150-200 75-100 75-100 Pupuk dasar 1 bagian Waktu Pemberian 4-5 MST 1 bagian

Keterangan : MST : Masa Setelah Tanam Pemberian Pupuk Dasar : dilakukan pada saat tanam dengan jarak 10 Cm dari poros gudukan atau disekitar lobang tanaman sekaligus melakukan penutupan lobang tanaman dengan cara membumbun (melekatkan tanah) demikian pemberian pupuk susulan 7-10 Cm jarak pupuk dengan tanaman sekaligus pembumbunan. Dst

IV.

Pemeliharaan 1. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati yaitu : 0-7 hari melalui pengamatan dilapangan. 2. Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan biasanya dilakukan bersamaan pada saat pemberian pupuk, sekaligus pembumbunan kecuali diperlukan, tergantung situasi lokasi dan tanaman. 3. Pengairan : Pada prinsifnya ubi jalar tidak terlalu banyak memerlukan air sebab, jika terlalu banyak air ubi dapat menjadi busuk, yang paling perlu diperhatikan, pada saat pertanaman, lalu pada vase pertumbuhan vegetatif. Namun bilamana pertanaman jatuh pada musim kemarau maka dapat diatasi dengan menggunakanseresah sebagai penutup tanah dan penggunaan pupuk organik sehingga bibit tidak banyak yang mati. 4. Pengendalian organisme Pengganggu tanaman Hama Hama bongkeng, hama ini sering merusak kwalitas buah, baik yang masih di dalam tanah, maupun yang sudah dipanen hampir mirip, gannguannya tikus, maka Pencegahannya : dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lokasi/maupun tanaman. Jarak tanam yang tepat pada saat pembalikan ke kiri dan ke kanan setelah tanaman umur 6-8 minggu ke atas yang dilakukan 1 x 1 minggu, sampai tanaman menjelang panen. Sehingga perolehan kwalitas bibit/stek lebih bermutu. Ulat Kekek : Ulat ini sering memakan daun menjadi berlubang-lubang, sehingga dapat menurunkan kwalitas hasil maupun bibit/stek tanaman. Diberantas dengan cara mengumpulkan ulat tersebut lalu membakarnya. Penyakit : Penyakit keriting scrab atau borok serta virus, gejala serangga penyakit keriting scrab adalah daun mengeriting dan disertai borok, sedangkan penyakit virus daun menjadi keriting, pengendalian penyakit ini dilakukan dengan menanam varitas tahan antara lain : Daya, gudang serta menggunakan stek yang sehat. V. Panen Umur panen antara 4-5 bulan / 5-8 Bulan untuk Varitas dalam, 3-3,5 Bulan untuk varitas genjah. Hasil panen melalui penggunaan bibit yang bermutu dapat mencapai 20-25 Ton / Ha Kesimpulan : Dalam pelaksanaan perbanyakan bibit/stek tanam Ubi jalar lebih mengutamakan penggunaan pupuk organik dan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan Teknologi Alternatif (TA) serta perbaikan kondisi tanah dan perlakuan (Treatment). Sesuai kebutuhan lapangan Hasil produksi Bibit/stek yang bermutu dilakukan 2-3 sampai `pemanenan produksi. (Ramlan Pasaribu, Sp, Staf penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan) Bersambung Wtw : Ki- News D. Simamora