Sie sind auf Seite 1von 21

Sistem Pemboran

Berdasarkan penggeraknya, sistem pemboran alat bor terbagi menjadi 2 yaitu Sistem Pemboran Mekanik dan Sistem Pemboran Manual. Komponen utama dari sistem pemboran mekanik adalah : sumber energi mekanik, batang bor penerus (transmitter) energi tersebut, mata bor sebagai aplikator energi terhadap batuan, dan peniupan udara (flushing) sebagai pembersih dari serbuk pemboran (cuttings) dan memindahkannya keluar lubang bor.

Berdasarkan sumber energi mekaniknya, sistem pemboran mekanik terbagi menjadi 3 ( tiga ), yaitu : rotari, perkusif, dan rotari-perkusif. Pada pemboran tumbuk (perkusif), energi dari mesin bor diteruskan oleh batang bor dan mata bor untuk meremukkan batuan. Komponen utama dari mesin bor ini adalah piston yang mendorong dan menarik tungkai (shank) batang bor. Pada metode perkusif yang terjadi adalah proses peremukan (crushing) permukaan batuan oleh mata bor. Contoh alat bor yang menggunakan metode ini adalah hammer drill, churn drill.

Pada pemboran rotari-perkusif, aksi penumbukan oleh mata bor dikombinasikan dengan aksi putaran, sehingga terjadi proses peremukan dan penggerusan permukaan batuan. Metode ini dapat digunakan pada bermacam-macam jenis batuan. Metode putar-tumbuk terbagi menjadi dua, yaitu 1.Top Hammer Metode pemboran Top hammer adalah metode pemboran yang terdiri dari 2 kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari gerakan gear dan piston, yang kemudian ditransformasikan melalui shank adaptor dan batang bor menuju mata bor.

2.Down the Hole Hammer (DTH Hammer) Metode pemboran ini adalah metode pemboran tumbuk-putar yang sumber dasarnya menggunakan udara bertekanan. DTH Hammer dipasang dibelakang mata bor, sehingga hanya sedikit energi tumbukan yang hilang akibat melewati batang bor dan sambungansambungannya. Contoh dari alat bor dengan menggunakan metode tumbuk putar adalah jack hammer.

Bor Putar ( Rotary Drill )

Berdasarkan sistem penetrasinya, metode rotari terbagi menjadi 2 sistem tricone dan drag bit. Disebut tricone jika penetrasinya berupa gerusan (crushing) dan drag bit jika hasil penetrasinya berupa potongan. Sistem tricone digunakan untuk batuan sedang hingga lunak, sedangkan untuk sistem drag bit digunakan untuk batuan lunak. Contoh alat bor dengan sistem ini adalah rotary drill

Sistem Pemboran Manual Prinsip kerja dari manual driven sangat sederhana karena hanya menggunakan tenaga manusia sebagai tenaga penggerak. Contoh : Auger Drill, Bangka Bor, Churn Drill. Dalam kegiatan penambangan terbuka untuk pemboran, alat yang digunakan adalah Down The Hole Drill, Rotary Driven, dan Top Hammer. Untuk kegiatan penambangan bawah tanah alat yang digunakan diantaranya : Mechanic Jumbo dan Hand Held Rock Drill

Komponen Operasi Dalam Sistem Pemboran Ada 4 komponen utama dalam sistem pemboran. Fungsi ini dihubungkan dengan penggunaan energi oleh sistem pemboran didalam melawan batuan dengan cara sebagai berikut : Mesin Bor, sumber energi adalah penggerak utama, mengkonversikan energi dari bentuk asal (fluida, elektrik, pneumatik, atau penggerak mesin combustion) ke energi mekanik untuk memfungsikan sistem. Batang bor (rod) mentransmisikan dari penggerak utama ke mata bor (bit). Mata bor (bit) adalah pengguna energi dalam sistem, menyerang batuan secara mekanik untuk melakukan penetrasi. Sirkulasi fluida, untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu, mendinginkan bit, dan kadang-kadang menstabilkan lubang bor.

fisik yang mengontrol proses penetrasi, sedangkan komponen keempat adalah mendukung penetrasi melalui pengangkatan cutting. Mekanisme penetrasi dapat dikategorikan kedalam 2 golongan secara mekanik yaitu rotasi dan tumbukan (percussion) atau selanjutnya kombinasi keduanya.

Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Pemboran Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktorfaktor sifat batuan yang di bor, rock drillability, geometri pemboran, umur dan kondisi mesin bor, dan ketrampilan operator. 1. Sifat Batuan Sifat batuan sangat berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada pemilihan metode pemboran. Sifat batuan disini menjelaskan tentang karakteristik batuan sebelum dilakukannya pemboran. 2. Rock Drillability Drilabilitas batuan adalah indikator mudah tidaknya mata bor melakukan penetrasi ke dalam batuan. Disini yang harus diperhitungkan bentuk penampang batuan yang akan dibor.

3.Umur dan Kondisi Mesin Bor Umur dan kondisi mesin bor sangat berpengaruh, karena semakin lama umur alat bor maka pemakaian kemampuan alat semakin turun. 4.Keterampilan Operator Keterampilan operator tergantung pada individu masing-masing yang dapat diperoleh dari latihan dan pengalaman kerja. 5. Geometri Pemboran Geometri pemboran ini mencakup diameter lubang bor, kedalaman, dan kemiringan lubang tembak. Semakin besar diameter lubang berarti penampang lubang yang harus ditembus semakin besar sehingga faktor gesekan juga semakin besar.

bor dalam arti kecepatan pemboran semakin lambat. Semakin dalam lubang bor maka akan terjadi gesekan antara batang bor dengan dinding lubang yang semakin besar. Di samping itu kehilangan energi akibat semakin panjangnya pergesekan lubang bor juga akan semakin besar. Hal ini akan dapat menurunkan kinerja mesin bor. Pada kegiatan pemboran ada 2 macam arah lubang ledak yaitu arah tegak lurus dan arah miring, arah lubang ledak ini berpengaruh terhadap aktivitas pemboran. Geometri pemboran meliputi diameter lubang bor, kemiringan lubang bor, dan pola pemboran yang dipakai.

Penilaian Terhadap Efektivitas Dan Keadaan Alat Bor 1. Availlability Indeks / Mechanical Availability

Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya dari alat yang sedang dipergunakan. Persamaan untuk Availbility Indeks adalah sebagai berikut :

2.Physicall Availibility / Operational Availability Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan. Persamaanya adalah

3.Use Of Availability Menunjukan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan (available). Persamaanya adalah sebagai berikut :

Angka use of availability biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat yang tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan (management) peralatan yang dipergunakan.

4. Effective Utilization

Menunjukkan beberapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif. Effective utilization sebenarnya sama dengan pengertian efisiensi kerja.

Waktu Edar Alat Bor Dalam melakukan pemboran yang dilakukan oleh alat bor, waktu edar merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perhitungan produksi alat bor. Hal ini sangat penting karena kita dapat mengetahui seberapa efektif alat bor dapat bekerja dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian terhadap waktu edar alat bor alat mekanis tersebut. Adapun bagian-bagian dari waktu edar (cycle time) alat mekanis tersebut adalah sebagai berikut :

Produksi Alat Bor Kecepatan Pemboran Rata-Rata Untuk mengetahui nilai hasil dari kecepatan pemboran rata-rata, maka terlebih dahulu kita mengetahui nilai cycle time alat bor yang bekerja. Selanjutnya apabila sudah didapatkannya hasil dari cycle time/waktu daur pemboran maka untuk mendapatkan nilai dari kecepatan pemboran, nilai cycle time tersebuk dimasukkan kedalam persamaan berikut :

Volume Setara ( Equivalent Volume ) Volume setara adalah volume batuan yang diharapkan berhasil dibongkar untuk setiap meter kedalaman pemboran. Dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

Efisiensi Kerja Pemboran Efisiensi alat bor menyatakan waktu efektif untuk melakukan pemboran dengan satu alat bor yang digunakan selama waktu kerja yang tersedia. Persamaanya adalah sebagai berikut :

Produksi Kerja Alat Bor Setelah diketahui kecepatan pemboran, volume setara, dan efisiensi kerja pemboran, maka kita dapat mencari produksi alat bor dengan persamaan sebagai berikut:

Das könnte Ihnen auch gefallen