Sie sind auf Seite 1von 6

Teori Fungsional Struktural 1. Tokoh: Robert K.

Merton Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yg terdiri atas bagian2 atau elemen yg saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yg terjadi pada satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya. Robert K. Merton seorang pentolan teori ini berpendapat bahwa obyek analisa sosiologi adalah fakta sosial seperti: peranan sosial, pola-pola institusional, proses sosial, organisasi kelompok, pengendalian sosial dan sebagainya 2. Emile Durkheim, seorang sosiolog Perancis menganggap bahwa adanya teori fungsionalisme-struktural merupakan suatu yang berbeda, hal ini disebabkan karena Durkheim melihat masyarakat modern sebagai keseluruhan organisasi yang memiliki realitas tersendiri. Keseluruhan tersebut menurut Durkheim memiliki seperangkat kebutuhan atau fungsi-fungsi tertentu yang harus dipenuhi oleh bagian-bagian yang menjadi anggotanya agar dalam keadaan normal, tetap langgeng. Bilamana kebutuhan tertentu tadi tidak dipenuhi maka akan berkembang suatu keadaan yang bersifat patologis . Para fungsionalis kontemporer menyebut keadaan normal sebagai ekuilibrium, atau sebagai suatu system yang seimbang, sedang keadaan patologis menunjuk pada ketidakseimabangan atau perubahan social. 3. Talcott Parsons. Dimana teori adalah seperangkat pernyataan-pernyataan yang secara sistematis berhubungan atau sering dikatakan bahwa teori adalah sekumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang saling kait-mengait yang menghadirkan suatu tinjauan sistematis atau fenomena yang ada dengan menunjukkan hubungan yang khas diantara variabel-variabel dengan maksud memberikan eksilorasi dan prediksi. 4. Menurut Waters, Teori struktural fungsional merupakan salah satu dari teori yang berada dalam paradigma fakta sosial. Dalam paradigma ini fakta sosial adalah menjadi subject matter (obyek kajian) yang dikaji oleh sosiologi. Fakta sosial tersebut bersifat exsternal to and coercive on the actors. Waters,

menyatakan bahwa fakta sosial memiliki tiga elemen, yaitu pertama, terpisah dari individu (external), kedua, fakta sosial adalah nyata yang mempengaruhi individu (coercion) dan ketiga fakta sosial itu terbentuk dari tindakan individu dan secara umum melampaui kelompok sosial atau masyarakat (general). 5. Max Weber. Secara umum, dua aspek dari studi Weber yang mempunyai pengaruh kuat adalah

Visi substantif mengenai tindakan sosial dan Strateginya dalam menganalisa struktur sosial.

Pemikiran Weber mengenai tindakan sosial ini berguna dalam perkembangan pemikiran Parsons dalam menjelaskan mengenai tindakan aktor dalam menginterpretasikan keadaan. 6. Littlejohn, 1999. Asumsi: Teori fungsional dan struktural adalah salah satu teori komunikasi yang masuk dalam kelompok teori umum atau general theories, ciri utama teori ini adalah adanya kepercayaan pandangan tentang berfungsinya secara nyata struktur yang berada di luar diri pengamat. 7. Garna (1996: 54). Teori struktural fungsional sebagaimana Garna

mengemukakan, Pertama, bahwa fungsionalisme sebagai kaidah atau teori dapat menjelaskan gejala-gejala dan institusi sosial dengan memfokuskan kepada fungsi yang dibentuk dan disusun oleh gejala sosial dan institusi sosial tersebut. Dari sisi kaidah tersebut, maka fungsional memperhatikan sistem dan pola komunikasi sebagai fakta sosial (social facts). Kedua, struktur sosial merujuk pada pola hubungan dalam setiap satuan sosial yang mapan dan sudah memiliki identitas sendiri; sedangkan fungsi merujuk pada kegunaan atau manfaat dari tiap satuan sosial tadi. 8. Menurut Sendjaja (1994: 32) mengemukakan bahwa model struktural fungsional mempunyai ciri sebagai berikut: (1) sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur yang saling berkaitan; (2) adanya spesifikasi lingkungan yakni spesifikasi faktor-faktor eksternal yang bisa mempengaruhi

sistem; (3) adanya ciri-ciri, sifat-sifat yang dipandang esensial untuk kelangsungan sistem; (4) adanya spesifikasi jalan yang menentukan perbedaan nilai; dan (5) adanya aturan tentang bagaimana bagian-bagian secara kolektif beroperasi sesuai ciri-cirinya untuk menjaga eksistensi sistem. 9. Garna (1996: 114-117) mengemukaan kekurangan teori struktural fungsional sebagai berikut: (1) keyakinan bahwasanya ada masyarakat yang tanpa lapisan sosial harus diabaikan; (2) beberapa tindakan dan institusi sosial tampak tidak nyata hubungannya dengan tindakan dan institusi sosial lainnya; (3) teori ini beranjak dari pengalaman lapangan formatif untuk menemukan bahwa masyarakat itu dapat dipahami sebagai suatu sistem yang berkaitan dan rasional, tanpa melihat kaitan unsur-unsur budaya yang diteliti masa silam; (4) pertimbangan teori ini sebagian terletak hanya pada gambaran eksplanasi yang memerlukan fakta yang diketahui dan mampu diobservasi, terutama kebudayaan material atau benda-benda yang tampak. 10.Teori ini ( fungsional structural ) menekankan kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lain, sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya. Dalam proses lebih lanjut, teori inipun kemudian berkembang sesuai perkembangan pemikiran dari para penganutnya.

1.

Asumsi dasar teori struktur fungsional : (menurut Pierre L.van den Berghe)

Masyarakat adalah suatu sistem dari bagian-bagian yang saling berhubungan Hubungan dalam masyarakat bersifat ganda dan timbale balik (saling mempengaruhi) Secara fundamental, sistem sosial cenderung bergerak kearah equilibrium dan bersifat dinamis Disfungsi /ketegangan sosial / penyimpangan pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaian dan proses institusionalisasi Perubahan- perubahan dalam sistem sosial bersifat gradual melalui Penyesuaian bukan bersifat revolusioner Perubahan terjadi melalui tiga macam kemungkinan yaitu penyesuaian sistem sosial terhadap perubahan dari luar , pertumbuhan melalui proses differensiasi struktural dan fungsional , dan penemuan baru oleh anggota masyarakat

Faktor terpenting dalam integrasi adalah consensus

2.

Asumsi Dasar Teori Struktural Fungsional (Tokoh: Robert K. Merton) dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya.

3.

Asumsi Dasar Teori Struktural Fungsional (Menurut: Talcott Parsons) yaitu bahwa masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari para anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan.

4.

Asumsi Dasar Teori Struktural Fungsional ( Menurut: Littlejohn) Asumsi: Teori fungsional dan struktural adalah salah satu teori komunikasi yang masuk dalam kelompok teori umum atau general theories, ciri utama teori ini adalah adanya kepercayaan pandangan tentang berfungsinya secara nyata struktur yang berada di luar diri pengamat.

ASUMSI Sebagaimana telah diuraikan di muka, bahwa Teori Fungsional Struktural beranggapan bahwa bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya. Masyarakat itu merupakan sistem yang secara fungsional saling berhubungan dan terintegrasi ke dalam bentuk keseimbangan.

Teori Konflik Dialektika 1. Menurut Dahrendrof mengemukakan bahwa perubahan sosial tidak terjadi

melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya KONFLIK yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula. 2. Friedrichs telah menyatakan, persaingan keras untuk merebut dominasi dalam sosiologi adalah sejenis teori dialektika. Memang konsep dialektika telah populer dan digunakan untuk membangun teori organisasi, menandai segi dinamis teori interaksi-simbolis dan teori pertukaran, menunjukan arah baru studi perubahan sosial, menganalisa kharisma, menerangkan hubungan antar individu, dan menganalisis gerakan social 3. Menurut Aron terdapat 3 tema dalam masyarakat modern. Yaitu masyarakat industri modern, kontradiksi sosialisasi, dan dialektika universalitas. Masingmasing tema tersebut bersifat dialektis, karena masing-masing menimbulkan kontradiksi antara idealisme dan realitas atau antara aspek ideal dan antara berbagai aspek realitas. Kontradiksi menimbulkan konflik dan hasil konflik antara kelompok adalah perubahan social. Teori dialekta Aron dapat ditemukan di seluruh lapisan masyarakat. Asumsi Konflik Dialektika adalah:
1. Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat 2. Konflik adalah gejala yang melekat pada setiap masyarakat 3. Setiap unsur didalam suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi

terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial 4. Setiap masyarakat terintegrasi diatas penguasaan atau dominasi oleh sejumlah orang atas sejumlah orang-orang yang lain

Das könnte Ihnen auch gefallen