Sie sind auf Seite 1von 144

SURYACIPTA SQUARE - SURYACIPTA CITY OF INDUSTRY

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Daftar Isi
Contents

04 07 08

Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights

Ikhitisar Saham
Stock Highlights

Laporan Dewan Komisaris


Board of Commissioners Report

11

Laporan Direksi
Board of Directors Report

19

Profil Perusahaan
Company Profiles

39

Analisa & Pembahasan Manajemen


Analysis & Management Discussion

03

50

Tata Kelola Perusahaan


Good Corporate Governance

59

Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan


Annual Report Responsibility

61

Laporan Keuangan
Financial Statements

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights

Ikhtisar Keuangan
(Miliar Rupiah, kecuali bila disebut lain)

Uraian Description Pendapatan Revenues Laba Kotor Gross Profits Laba Usaha Operating Income Laba (Rugi) Bersih Net Income (Loss) Laba (Rugi) Komprehensif Comprehensive Net Income (Loss) Jumlah saham beredar (juta lembar) Out standing Share (in million) Laba (Rugi) Bersih per saham (Rupiah penuh) Net Income (loss) per Share (full Rupiah) Modal Kerja Bersih Net Working Capital Aset Lancar Current Assets Total Aset Total Assets Investasi Saham Share Investment Liabilitas Jangka Pendek Current Liabilities Liabilitas Jangka Panjang Long Term Liabilities Total Liabillitas Total Liabilities Total Ekuitas (Tidak Termasuk Kepentingan Non Pengendali) Total Equity (Excluding Non Controlling Interest)

2011 2.879 782 456 257 252 4.705

2010 1.690 478 161 116 115 1.176

2009 1.484 348 86 18 21 1.176

2008 1.753 289 121 (12) (20) 1.176

2007 1.218 151 49 12 12 949

Financial Highlights
(Billion Rupiah, unless stated otherwise)

55 579 1.446 2.938 4 867 870 1.737

98 14 765 2.383 4 751 678 1.429

15 5 616 2.235 4 611 742 1.353

(11) (57) 712 2.251 5 769 722 1.490

12 (90) 445 1.541 41 535 384 912

04

1.100

869

758

737

606

Rasio (%) Ratio (%)

Uraian Description Laba Kotor Terhadap Pendapatan Gross Profit Margin Laba Usaha Terhadap Pendapatan Operating Profits Margin Laba (Rugi) Bersih Terhadap Pendapatan Net Profit (Loss) Margin Laba (Rugi) Bersih Terhadap Total Ekuitas Return on Equity Laba (Rugi) Bersih Terhadap Total Aset Return on Assets Aset Lancar Terhadap Liabilitas Jangka Pendek Current Ratio Jumlah Liabilitas Terhadap Total Ekuitas Total Liability to Equity Jumlah Liabilitas Terhadap Total Aset Total Liability to Total Assets

2011 27,2 15,8 8,9 23,4 8,7 166,8

2010 28,3 9,5 6,8 13,3 4,9 101,9

2009 23,4 5,8 1,2 2,3 0,8 100,8

2008 16,5 6,9 (0,7) (1,6) (0,5) 92,6

2007 12,4 4,1 1,0 1,9 0,8 83,0

157,9 59,1

164,4 60,0

178,5 60,5

202,2 66,2

151,7 59,6

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Meli Bali Hotel Facilities : Lobby and Duplex Suite Living Room

2.879 1.753

1.690

1.218

1.484

257

2007

2008

2009 2010 2011

05

Pendapatan (Miliar Rp) Revenue (Billion Rp)

116

12 18 -12

2007

2008

2009 2010 2011

Laba (Rugi) Bersih (Miliar Rp) Net Income (Loss) (Billion Rp)

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Aerial View, Meli Bali Hotel, Nusa Dua, Bali

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Lagoon Access Suite Pool, Melia Bali

Ikhtisar Saham
Stock Highlights

IHSG

SSIA Share Price


800 700 600 500 400

4,500.00 4,000.00 3,500.00 3,000.00 2,500.00 2,000.00 1,500.00 1,000.00 500.00 INDEX SSIA IHSG (Indonesia Stock Exchange Composite Index)

300 200 100 -

07

SSIA (Penyesuaian harga paska Stock Split di Juli 2011 / Adjusted price post Stock Split in July 2011)
2011 Tertinggi Highest 1190 1360 1360 740 Terendah Lowest 800 1090 305 270 Penutupan Closing 1100 1360 360 720 Tertinggi Highest 385 410 495 940 2010 Terendah Lowest 275 340 350 455 Penutupan Closing 380 390 495 930

Kuartal Quarter

Harga Saham per Kuartalan 2011 dan 2010 Quarterly Share Price 2011 and 2010

Q1 Q2 Q3 Q4

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

03

Laporan Dewan Komisaris


Board of Commissioners Report

Para Pemegang saham yang kami hormati, Pertama-tama kami memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwa manajemen PT Surya Semesta Internusa Tbk dan entitas anak, telah berhasil mengukir prestasi yang mengesankan pada kinerja usaha dan keuangannya pada tahun 2011. Bahkan Perseroan telah berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih komprehensif yang significant dibandingkan tahun 2010. Kami menilai kinerja unit usaha properti khususnya di bidang usaha kawasan industri Perseroan, telah menjadi lokomotif keberhasilan kelompok usaha Surya Internusa Group pada tahun 2011. Suryacipta City of Industry, yaitu kawasan industri yang dikelola anak perusahaan Perseroan telah meraih kepercayaan besar dari para investor asing dan lokal dengan melakukan pembelian lahan di kawasan industri tersebut dan mendirikan pabrik. Kepercayaan ini juga sekaligus membuahkan angka penjualan lahan industri tertinggi di Indonesia pada tahun 2011, yaitu mencapai 208 hektar. Di samping itu kinerja unit usaha Perseroan di bidang konstruksi pada tahun 2011 juga terus meningkat, demikian pula kinerja unit usaha perhotelan yang relatif stabil meskipun salah satu hotelnya tidak beroperasi secara optimal karena adanya kegiatan renovasi.

Dear Shareholders, First of all we thank God Almighty for blessing the management of PT Surya Semesta Internusa Tbk and its subsidiaries, to have successfully achieved an impressive business and financial performance for the year 2011. Moreover, the Company successfully recorded significant growths of its revenue and comprehensive net income as compared to the previous years (2010).

Hagianto Kumala Presiden Komisaris President Commissioner

08

We considered our property business unit in the Companys industrial estate field as the locomotive of the success of the whole business activities of Surya Internusa Group in the year 2011. Suryacipta City of Industry that operates in the industrial estate field, is one of the Companys subsidiaries, which has gained great trust of foreign as well as local investors, by purchasing land in industrial areas and building factories on them. The investors trust and confidence in Suryacipta City of Industry successfully yielded the highest Indonesias industrial estate sales in 2011, reaching a total of 208 hectares. Additionally, the performance of the Companys business units in the construction sector in 2011 continued to develop and expand, so too did the hotel business unit performance remain relatively stable although one hotel did not operate optimally due to renovation activities. The improved performance of the Companys business units ran in line with Indonesias improving economy in 2011 which was marked by the following indicators: Gross Domestic Product growth of 6.5%, the composite share price index that reached 3821.29 and the increased country credibility rating of Indonesia to investment grade. Favorable economic conditions were also supported by government policy to intensify and strengthen industries in Indonesia. Consequently, remarkable investment enthusiasm came from local as well as foreign investors in many economic fields, such as developing commercial estates, building highway infrastructure, relocating industrial locations and establishing expanding factories to industrial estates. All these have given direct favorable impacts to the Companys businesses.

Meningkatnya kinerja unit-unit usaha Perseroan sejalan dengan membaiknya perekonomian Indonesia pada tahun 2011 yang ditandai dengan pertumbuhan Product Domestic Brutto sebesar 6,5%, indeks harga saham gabungan yang mencapai 3.821 serta meningkatnya kredibilitas country rating Indonesia menjadi investment grade. Kondisi perekonomian yang kondusif ini pun juga ditunjang pula oleh kebijakan pemerintah untuk meningkatkan industrialisasi di Indonesia, sehingga mengakibatkan antusiasme penanaman modal baik dari para investor lokal maupun asing yang luar biasa di berbagai bidang, seperti pembangunan kawasan komersial, infrastruktur jalan tol, dan relokasi industri serta ekspansi pabrik di kawasan-kawasan industri yang berpengaruh langsung pada bidang-bidang usaha yang digeluti oleh Perseroan.

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Meeting Coffee Break Set Up, Meli Bali, Nusa Dua Bali

Pada tahun 2011 Perseroan telah berhasil meraih pendapatan konsolidasi sebesar Rp 2,878 triliun meningkat 70,3% dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar Rp 1,690 triliun dan mencatatkan laba bersih komprehensif pada tahun 2011 mencapai Rp 252,1 miliar, melonjak dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar Rp 115 miliar. Di samping itu kinerja saham SSIA juga terus membaik pada tahun 2011, melalui corporate action dengan pemecahan nilai nominal saham atau stock split pada bulan Juli 2011 dari Rp 500 per saham menjadi Rp 125 per saham dan pembagian dividen interim Rp 4,5 per saham serta meningkatnya kinerja unit usaha kawasan industri yang mengesankan sepanjang tahun lalu telah berhasil mendorong harga saham SSIA di lantai bursa, sehingga memberikan capital gain yang signifikan kepada para pemegang saham.

In 2011 the Company successfully achieved a consolidated revenue of Rp 2.878 trillion, an increased by 70.3% from last years (2010) Rp 1.690 trillion. In 2011 the Company recorded a comprehensive net income of Rp 252,1 billion, a significantly jumped from last years Rp115 billion.

Additionally, share performance of PT Surya Semesta Internusa Tbk kept on improving during the year 2011, which was obtained through corporate actions like the stock split conducted in July 2011 from Rp 500 per share to Rp 125 per share, and payment of interim dividend of Rp4.5 per share, as well as the remarkable year long performance improvement of business units in industrial estates that has successfully pushed price shares of PT Surya Semesta Internusa Tbk in the stock exchange, hence, this provided a significant capital gain to our shareholders. Entering the year 2012, the Board of Commissioners is more confident that the business unit in the industrial estate sector handled by the Company will continue to show bright business prospects and therefore, it would potentially support the performance of our property business units and offer a broad opportunity and potentials of expanding its business scale. We also hope and wish that it would also enhance the business scales of our construction sector business units that already penetrated the field of mining infrastructure development. Renovation activities of hotels owned by the Company and the commencement of operation of Banyan Tree Ungasan Resort as an exclusive resort hotel in Bali in 2011, as well as developing business budget hotels, these all will definitely affirm the commitment of our hotel business unit to present the best to our stakeholders. After having opened The Plaza Hotel Glodok as a supporting facility to the Glodok Plaza Shopping Center, we fully support the development of business budget hotels which will commence its establishment in 2012 in various cities throughout Indonesia. We fully trust the Directors strategic plan and budget that has been carefully and comprehensively

Memasuki tahun 2012, kami sebagai Dewan Komisaris semakin optimistis bahwa bidang usaha sektor kawasan indusri yang dikelola oleh Perseroan tetap akan memiliki prospek bisnis yang lebih baik dan berpotensi untuk mendukung kinerja unit usaha properti, dan memiliki peluang untuk memperbesar skala bisnisnya. Demikian pula dengan peluang untuk meningkatkan skala unit usaha sektor konstruksi yang telah merambah ke bidang infrastruktur dan sarana pertambangan.

09

Kegiatan renovasi terhadap hotel-hotel yang dimiliki oleh Perseroan dan beroperasinya Banyan Tree Ungasan Resort sebagai resort eksklusif di Bali pada tahun 2011 dan pengembangan bisnis di bidang budget business hotel akan semakin memantapkan langkah unit usaha perhotelan di dalam memberikan pelayanan terbaiknya kepada stakeholders. Kami menyambut positif atas pembangunan business budget hotel yang akan dimulai di berbagai kota di Indonesia pada tahun 2012, setelah membuka Plaza Hotel Glodok sebagai pelengkap fasilitas Pusat belanja Glodok Plaza. Kami percaya bahwa strategi perencanaan dan anggaran yang telah disusun di akhir tahun 2011

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

oleh Direksi secara komprehensif, hati-hati dan memperhatikan kalkulasi resiko dapat dijalankan dengan baik, sehingga mampu mewujudkan struktur permodalan yang lebih kuat untuk mendukung kinerja usaha Surya Internusa yang lebih baik di tahun 2012 maupun di tahun-tahun mendatang.

prepared by the end of 2011, that has also been given special attention to details of possible calculated risks. We are confident that it will be successfully implemented and by the end of the day, it would be able to yield a stronger capital structure to support and to improve the Companys performance in 2012 and many years to come. In our periodically programmed meetings with the Companys Directors, we always take the opportunity to actively discuss the Companys business development policy. Through these continuous meetings with the Companys management, we mutually shared information and provided corrective measures and prepared preventive actions to help push and improve Surya Internusa Groups business performance.

Dalam pembahasan kebijakan pengembangan bisnis Perseroan, kami telah melaksanakannya melalui pertemuan aktif secara berkala dengan jajaran direksi Perseroan sepanjang tahun 2011 sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Melalui pertemuan yang berkesinambungan dengan manajemen Perseroan, kami telah berbagi informasi dan menyelaraskan berbagai tindakan korektif, dan pencegahan untuk mendukung peningkatan kinerja usaha Surya Internusa Group. Para anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pengawasannya selalu menekankan pada pentingnya Perseroan untuk mengimplentasikan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) secara sungguh sungguh. Demikian pula berperannya Komite Audit mendukung Perseroan dalam mentaati prinsip prinsip transparansi, akuntabilitas serta Undang-Undang Pasar Modal melalui peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan otoritas bursa agar Perseroan memiliki integritas yang baik. Akhirnya kami atas nama Dewan Komisaris Perseroan mengucapkan terima kasih kepada jajaran Direksi yang telah berupaya dan bekerja keras atas pencapaian kinerja pada tahun 2011. Penghargaan juga kami sampaikan kepada seluruh karyawan Surya Internusa Group atas dedikasi dan kerja kerasnya selama ini dan juga kepada pemegang saham, para mitra usaha, perbankan dan para pemasok.

In conducting their supervisory duties, members of the Board of Commissioners are fully committed to seriously and faithfully implement Good Corporate Governance in the Company. Likewise, the role of Audit Committee is to assist the Company to conform in compliance with transparent and accountable principles, Capital Market Laws, as well as regulations issued by the Capital Market Supervisory Board (Bapepam) and stock exchange authorities, hence to allow the Company to obtain optimal integrity.

10

Last but not least, on behalf of the Companys Board of Commissioners we would like to convey our gratitude to all members of the Board of Directors who have worked so hard in achieving the 2011 remarkable performance. Our appreciation also goes to all Surya Internusa Groups employees for their full dedication and hard work. We especially thank our shareholders, business partners, banks and our suppliers as well.

Hagianto Kumala Presiden Komisaris President Commissioners

Marseno Wirjosaputro Wakil Presiden Komisaris Vice President Commissioners

Royanto Rizal Komisaris Commissioners

William Jusman Komisaris Commissioners

Steen Dahl Poulsen Komisaris Commissioners

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

04

Laporan Direksi
Board of Directors Report

Pemegang saham yang kami hormati, Kami sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kinerja usaha dan keuangan PT Surya Semesta Internusa Tbk dan Entitas Anak (Perseroan), yang bergerak di bidang usaha properti, konstruksi dan perhotelan, pada tahun 2011 telah menghasilkan prestasi yang sangat mengesankan dengan membukukan pendapatan usaha konsolidasi sebesar Rp 2.878,8 miliar dan laba bersih komprehensif sebesar Rp 252,1 miliar, atau masing-masing naik sebesar 70,3% dan 119,3% dibandingkan dengan tahun 2010.

Dear Shareholders, With our utmost gratitude to God Almighty for blessing PT Surya Semesta Internusa Tbk and its subsidiaries (the Company) with remarkable business and financial performance, we would like to report the tremendous year we have just been through. The Companys line of activity is in the property, construction and hospitality businesses, and throughout the successful year in 2011, we have been able to achieve consolidated revenue of Rp 2,878.8 billion and comprehensive net income of Rp 252.1 billion, a significant increase of 70.3% and 119.3%, respectively, when compared to last years figures. The Companys business and financial performance was only possible with the tremendous support from the management and all our people working in the Surya Internusa Groups business units.

Johannes Suriadjaja Presiden Direktur President Director

Pencapaian kinerja usaha dan keuangan tersebut diraih oleh Perseroan berkat dukungan yang luar biasa dari jajaran manajemen dan karyawan di seluruh unit usaha Surya Internusa Group.

11

Pertumbuhan bisnis pada sektor properti Indonesia pada tahun 2011 berdampak positif pada kinerja unit usaha konstruksi Perseroan, yaitu melalui PT Nusa Raya Cipta (NRC), dimana pada tahun 2011 pendapatan usaha NRC tumbuh sebesar 55,5% menjadi Rp 1.520,4 miliar dari Rp 977,7 miliar di tahun 2010, dan laba usaha NRC tumbuh sebesar 47,3% menjadi Rp 86,9 miliar dari Rp 59,0 miliar di tahun 2010. NRC yang di tahun 2011 memperoleh penghargaan AKI (Asosiasi Kontraktor Indonesia) sebagai Pelopor Pembangunan Bangunan Komersial, berhasil memperoleh kontrak baru sebesar Rp 1.722 miliar pada tahun 2011. Sementara nilai contract on-hand pada akhir tahun 2011 tercatat sebesar Rp 1.530 miliar atau naik sebesar 10,1% bila dibandingkan nilai contract on-hand pada akhir tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 1.390 miliar. Di tahun 2011 ini, unit usaha konstruksi Perseroan memberikan kontribusi terhadap total pendapatan usaha konsolidasi Perseroan sebesar 53% dan terhadap laba usaha konsolidasi Perseroan sebesar 18%.

Growth of the property sector in Indonesia in 2011 generated a positive impact to the performance of the Companys construction business units. PT Nusa Raya Cipta (NRC) successfully achieved a significant revenue growth of 55.5%, from Rp 977.7 billion in 2010 to Rp 1,520.4 billion in 2011. NRCs operating income grew by 47.3%, from Rp 59.0 billion in 2010, to Rp 86.9 billion in 2011. In 2011 NRC which awarded by the Indonesian Contractors Association (AKI) as Pioneer in Commercial Buildings Development, obtained a new contract of Rp 1,722 billion. The value of on-hand contract by the end of 2011 stood at Rp 1,530 billion, increased by 10.1% when compared to the on-hand contract at the end of 2010 which was Rp 1,390 billion. In the year 2011, the Companys construction business units contributed to the Companys total consolidated revenues by 53% and to the Companys consolidated operating income by 18%.

Kinerja Usaha Surya Internusa Group Business Performance of Surya Internusa Group

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Meli Bali Hotel Enterance, Nusa Dua Bali

Unit usaha properti Perseroan yang mencakup kawasan industri, real estat dan penyewaan gedung perkantoran dan pertokoan, secara keseluruhan memperoleh pendapatan usaha sebesar Rp 909,6 miliar pada tahun 2011, tumbuh sebesar 283,3% bila dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 237,3 miliar. Sedangkan laba usaha unit usaha properti di tahun 2011, tumbuh sebesar 500,4% menjadi Rp 311,6 miliar dari Rp 51,9 miliar di tahun 2010, yang terutama disebabkan oleh peningkatan signifikan laba usaha dari kawasan industri. Di tahun 2011 ini, unit usaha properti Perseroan memberikan kontribusi terhadap total pendapatan usaha konsolidasi Perseroan sebesar 32% dan terhadap laba usaha konsolidasi Perseroan sebesar 66%. PT Suryacipta Swadaya (SCS), anak perusahaan Perseroan yang bergerak di bidang usaha pengembangan dan pengelolaan kawasan industri Suryacipta City of Industry, Karawang, telah berhasil membukukan penjualan lahan industri seluas 208 hektar pada tahun 2011, meningkat lebih dari lima kali lipat dibandingkan penjualan pada tahun 2010 seluas 36 hektar. Untuk tahun 2011, Suryacipta City of Industry menduduki urutan pertama dalam penjualan lahan industri berdasarkan riset dari Colliers International di 6 (enam) daerah yaitu Jakarta, Bogor, Serang, Tangerang, Bekasi dan Karawang. Peningkatan arus penanaman modal asing (foreign direct investment) dan ekspansi pabrikan domestik yang terutama terjadi sejak kuartal terakhir tahun 2010 dan berlanjut ke tahun 2011 telah menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan penjualan di kawasan industri. Perseroan optimis bahwa momentum penguatan penjualan lahan industri ini tetap akan berlangsung di tahun-tahun mendatang. Terus membaiknya iklim investasi di Indonesia baik yang berasal dari domestik maupun asing, dukungan kebijakan pemerintah untuk industrialisasi di Indonesia, naiknya Country Rating Indonesia menjadi Investment Grade, dan kokohnya ekonomi domestik dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

The Companys property business units that covered industrial estate, real estate and leasing of office buildings and shopping space achieve an overall revenue of Rp 909.6 billion in 2011, a spectacular growth of 283.3% from last years Rp 237.3 billion. Additionally, in 2011 operating income of the property business unit tremendously grew by 500.4%, from Rp 51.9 billion in 2010 increased to Rp 311.6 billion in 2011. Throughout the year 2011 the Companys property business units have contributed 32% to the Companys consolidated revenue, and 66% to the Companys consolidated operating income.

12

The Companys property business unit, PT Suryacipta Swadaya (SCS), a subsidiary which operates in industrial estate development and management of the Suryacipta City of Industry, Karawang, has successfully booked 208 hectares of land sold in 2011; an increase of almost five fold when compared to sales in 2010, which was 36 hectares. In 2011 Suryacipta City of Industry held the position of the first rank in industrial land sales as reported by Colliers International based on their survey of 6 regions: Jakarta, Bogor, Serang, Tangerang, Bekasi and Karawang.

Encouraging flow of foreign direct investment and expansion of domestic manufacturers in the last quarter of 2010 that continued in 2011 has been the main promoter of outstanding growth of industrial land sales. The Company is optimistic that the strengthening of industrial land sales will proceed in the forthcoming years. The consistently improving investment climate in Indonesia, both domestically as well as foreign investments, the governments policy support for industrialization, the Indonesian country rating promoted to Investment Grade, the solid and steady domestic economy to support economic growth and also infrastructure development; those are all the encouraging factors

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Eddy P. Wikanta Wakil Presiden Direktur Vice President Director

Johannes Suriadjaja Presiden Direktur President Director

The Jok Tung Direktur Director

serta pembangunan infrastruktur di Indonesia di masa mendatang menunjang optimisme ini. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, SCS telah mendapatkan komitmen penjualan, yang belum dibukukan di tahun 2011, sebesar 123 hektar dengan harga rata-rata penjualan sebesar US$83 per m2. Unit usaha properti Perseroan lainnya, yaitu melalui PT Sitiagung Makmur (SAM), anak perusahaan Perseroan yang bergerak di bidang usaha pembangunan resor di Ungasan Bali, telah berhasil menyelesaikan seluruh pembangunan Banyan Tree Ungasan Resort (BTUR) di akhir Desember 2010. Pada tahun 2011, resor ekslusif di ujung paling selatan Pulau Bali, berpanorama Samudera Hindia dan terdiri dari 73 vila yang dilengkapi oleh prasarana dan sarana premium tersebut, telah berhasil meraih penghargaan Awarding The Best, Inspiring The Rest untuk katagori Indonesia Villa of The Year dari Indonesia Travel Tourism Awards 2011/12. Sampai dengan tahun 2011, SAM telah berhasil menjual sebanyak 21 vila dari 73 vila yang dimilikinya. Pengelolaan resor ini ditangani oleh PT Ungasan Semesta Resort (USR), entitas anak SAM, bekerja sama dengan Banyan Tree Hotels and Resorts Ltd., Singapore. Selanjutnya unit usaha properti Perseroan lainnya, yaitu melalui PT TCP Internusa (TCP), anak perusahaan Perseroan yang bergerak di bidang usaha penyewaan gedung perkantoran Graha Surya Internusa dan pusat pertokoan Glodok Plaza, pada tahun 2011 membukukan pendapatan usaha yang relatif stabil dengan rata-rata tingkat hunian masingmasing sebesar 90% dan 81%. Dari unit usaha perhotelan, melalui hotel Gran Meli Jakarta (GMJ), Meli Bali Hotel (MBH), BTUR dan The Plaza Hotel Glodok (PHG), Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 9,1%, yaitu dari Rp 411,1 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 448,7 miliar pada tahun 2011. Sedangkan laba usaha unit usaha perhotelan pada tahun 2011,

that support our optimism. As per December 31, 2011, SCS obtained a sales commitment, which had not been booked as revenue yet in the year 2011, amounting to 123 hectares with an average sales price of US$83 per m2.

Another property business unit, PT Sitiagung Makmur (SAM), the Companys subsidiary engaged in resort development in Ungasan Bali, has completed the whole development project of Banyan Tree Ungasan Resort (BTUR) by the end of December 2010. In 2011 the exclusive resort located on the southern tip of Bali overlooking the Indian Ocean, with 73 villas equipped with premium facilities, achieved the award of Awarding The Best, Inspiring The Rest from Indonesia Travel Tourism Awards 2011/12, for the category of Indonesian Villa of the Year. Until the year 2011 SAM successfully sold 21 villas out of the 73 villas. Management of the resort is conducted by PT Ungasan Semesta Resort (USR), a SAMs subsidiary in cooperation with Banyan Tree Hotels and Resorts Ltd., Singapore.

13

Furthermore, another property business unit PT TCP Internusa (TCP), the Companys subsidiary engaged in the business of leasing office buildings and shopping space: Graha Surya Internusa and Glodok Plaza shopping center, has recorded a relatively stable revenue in 2011, with an average occupancy rate of 90% and 81%, respectively.

Through its hospitality business units Gran Meli Jakarta Hotel (GMJ), Meli Bali Hotel (MBH), BTUR and The Plaza Hotel Glodok (PHG), the Company successfully obtained a growth in revenue of 9.1%, from Rp 411.1 billion in 2010 to Rp 448.7 billion in 2011. While operating income of the hospitality business units grew by 6.2%, from

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Caf Gran Via, Gran Meli Jakarta

Lobby Gran Meli Jakarta

tumbuh sebesar 6,2% menjadi Rp 73,8 miliar dari Rp 69,5 miliar di tahun 2010. Di tahun 2011 ini, unit usaha perhotelan Perseroan memberikan kontribusi terhadap total pendapatan usaha konsolidasi Perseroan sebesar 16% dan terhadap laba usaha konsolidasi Perseroan sebesar 16%. PT Suryalaya Anindita International (SAI), anak perusahaan Perseroan yang memiliki dua hotel berbintang lima yaitu GMJ dan MBH, tetap menunjukkan kinerja usaha yang baik di tahun 2011 meskipun GMJ sedang melakukan renovasi besar sejak pertengahan tahun 2011. Renovasi GMJ diperkirakan akan selesai pada semester kedua tahun 2012. Pekerjaan renovasi di GMJ ini mempengaruhi rata-rata tingkat hunian di GMJ yang mengalami penurunan dari 72% di tahun 2010 menjadi 51% di tahun 2011 walaupun ratarata harga kamar tetap mengalami peningkatan sebesar 16%. Sedangkan rata-rata tingkat hunian MBH stabil di 81% dengan rata-rata harga kamar mengalami peningkatan sebesar 18%. Unit usaha perhotelan Perseroan lainnya, melalui USR yang mengelola BTUR pada tahun pertama operasi penuhnya sejak grand opening pada tanggal 22 Januari 2011, memperoleh rata-rata tingkat hunian sebesar 61%. Melalui PT Surya Internusa Hotels (SIH), anak perusahaan Perseroan yang mengelola PHG, yaitu budget hotel yang berkapasitas 91 kamar milik TCP yang dibangun untuk meningkatkan daya tarik dan tingkat hunian Glodok Plaza, pada tahun 2011 baru memulai tahun pertama operasinya.

Rp 69.5 billion in 2010 increased to Rp 73.8 billion in 2011. In the year 2011, the Companys hospitality business units contributed to the Companys total consolidated revenues by 16% and consolidated operating income by 16%.

14

PT Suryalaya Anindita International (SAI), the Companys subsidiary who owns two five-star hotels, i.e. GMJ dan MBH, in 2011 showed a satisfactory business performance even though GMJ was conducting a major renovation by mid 2011. The GMJ renovation is projected will complete in the second semester of 2012. The renovation activities at GMJ have brought some effect to GMJs occupancy rate, which was decreased from 72% in 2010 down to 51% in 2011, although average room rates were increased by 16%. Room occupancy rate of MBH was relatively stable at 81%, even when the average room rates were increased by 18%.

Another hospitality business unit of the Company, USR which manages BTUR since its grand opening on January 22, 2011, during its first year of full operation achieved 61% of average occupancy rate.

Meanwhile, Surya Internusa Hotels (SIH), another subsidiary that manages The Plaza Hotel Glodok (PHG), a budget hotel with a capacity of 91 rooms, that was built to improve attractiveness and occupancy rate of Glodok Plaza, in the year 2011 marked their first year of operation.

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha konsolidasi pada tahun 2011 sebesar Rp 2.878,8 miliar, meningkat 70,3% bila dibandingkan pendapatan usaha konsolidasi tahun 2010 sebesar Rp 1.690,1 miliar. Laba kotor konsolidasi meningkat sebesar 63,5% menjadi Rp 782,4 miliar pada tahun 2011 dari Rp 478,4 miliar yang diraih pada tahun 2010, sedangkan laba usaha konsolidasi Perseroan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 456,0 miliar meningkat 183,6% dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 160,8 miliar. Perseroan membukukan EBITDA konsolidasi pada tahun 2011 sebesar Rp 520,1 miliar, meningkat sebesar 132,9% bila dibandingkan EBITDA konsolidasi tahun 2010 sebesar Rp 223,3 miliar. Kenaikan pendapatan usaha konsolidasi, laba kotor konsolidasi, laba usaha konsolidasi dan EBITDA konsolidasi tersebut terutama didukung oleh melonjaknya penjualan lahan industri serta pertumbuhan jasa konstruksi dan perhotelan. Operating profit margin konsolidasi meningkat menjadi 15,8% pada tahun 2011, dari 9,5% pada tahun 2010. Peningkatan operating profit margin konsolidasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi unit usaha kawasan industri terhadap laba usaha konsolidasi Perseroan. Laba bersih komprehensif konsolidasi yang berhasil diraih Perseroan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 252,1 miliar, meningkat signifikan bila dibandingkan dengan laba bersih komprehensif konsolidasi tahun 2010 sebesar Rp 115,0 miliar.

The Company had recorded a consolidated revenue in 2011 amounting to Rp 2,878.8 billion, an increase of 70.3% when compared to consolidated revenues in 2010 amounted to Rp 1,690.1 billion. Consolidated gross profit increased by 63.5%, or increased to Rp 782.4 billion in 2011, from Rp 478.4 billion achieved in 2010. While the Companys consolidated operating income in 2011 amounted to Rp 456.0 billion, increased by 183.6% over the year 2010 which was recorded at Rp 160.8 billion.

Kinerja Keuangan Financial Performance

The Company recorded a consolidated EBITDA in 2011 amounted to Rp 520.1 billion, an increase of 132.9% when compared to consolidated EBITDA in 2010 amounted to Rp 223.3 billion. The increase in consolidated revenue, gross profit, operating income and EBITDA is mainly supported by the soaring sales of industrial land, as well as the growth in the construction services and hospitality. Consolidated operating profit margin increased to 15.8% in 2011, from 9.5% in 2010. Increase in the Companys consolidated operating profit margin was mainly due to the increased contribution from the industrial business unit to the consolidated operating income of the Company.

Comprehensive net income achieved by the Company in 2011 amounted to Rp 252.1 billion, significantly increased when compared to the comprehensive net income in 2010 amounted to Rp 115.0 billion.

15

Di tengah kondisi ekonomi global yang masih tidak menentu, Indonesia tetap diprediksi akan mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6% di tahun 2012. Kokohnya ekonomi domestik, meningkatnya kegiatan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan membaiknya iklim investasi di Indonesia dengan naiknya Country Rating Indonesia menjadi Investment Grade, serta didukung oleh indikator perekonomian Indonesia seperti tingkat inflasi, nilai tukar dan suku bunga yang terkendali diharapkan akan memberikan semangat kepada dunia usaha, termasuk Perseroan untuk terus bergerak maju mendukung pertumbuhan ekonomi dan berpartisipasi dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Dalam kondisi perekonomian yang kondusif tersebut, pertumbuhan Perseroan di tahun 2012 diproyeksikan tetap akan ditopang oleh menguatnya permintaan penjualan lahan di kawasan industri dan potensi pertumbuhan di sektor jasa konstruksi dan perhotelan.

Amidst unstable global economic conditions, Indonesia is still predicted to be able to record an economic growth of over 6% in 2012. The solid and steady domestic economy, increased government activity in infrastructure development and improving investment climate in Indonesia with the rising of Country Rating to Investment Grade, and also supported by Indonesias economic indicators such as inflation, exchange rates and interest rates are expected to encourage the business sectors, including the Company, to proceed and move forward to support the countrys economic growth and participate in building a better Indonesia.

Tinjauan untuk 2012 Review for the Year 2012

In these favorable economic conditions, the Companys growth in 2012 is projected to remain supported by the strong demand in the industrial land sales and growth potential in the construction and hospitality sectors.

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

NRCs Project -Best Western Hotel, Banjarmasin

NRCs Project - Satya Harapan Nanyang International School, BSD City, Tangerang, Banten

Dalam penyusunan strategi untuk tahun 2012 yang bertujuan untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik pada setiap unit usaha Perseroan, maka berdasarkan pada kondisi kinerja usaha dan keuangan serta kehandalan manajemen, Perseroan telah menyiapkan langkah langkah sebagai berikut: 1. Di unit usaha jasa konstruksi, Surya Internusa Group akan tetap mengutamakan: 1.1. Mempertahankan pangsa pasar di high rise building. 1.2. Memasuki bidang pembangunan infrastruktur termasuk jalan tol dan pembangunan prasarana dan sarana pertambangan maupun perkebunan. 2. Di unit usaha kawasan industri, Surya Internusa Group akan memfokuskan kepada: 2.1. Penyelesaian pengembangan fase 2 dan penyelesaian akusisi lahan seluruh fase 3 serta melakukan pengembangan bertahap untuk fase 3. 2.2. Pengembangan model bisnis kawasan industri dengan memulai pembangunan tahap pertama kawasan bisnis komersial, Suryacipta Square, dan juga pergudangan serta Standard Factory Building dalam rangka meningkatkan kontribusi recurring income-nya. 2.3. Perluasan lahan untuk kawasan industri di daerah Karawang dan Bekasi. 3. Di unit usaha perhotelan akan difokuskan kepada: 3.1. Menyelesaikan renovasi Gran Meli Jakarta untuk menjadikannya salah satu leading business hotel di Jakarta. 3.2. Meningkatkan kinerja Banyan Tree Ungasan Resort di tahun kedua operasi penuhnya. 3.3. Memulai pembangunan budget business hotel di beberapa kota di Indonesia yang akan memulai operasinya di tahun 2013.

In preparing the strategy for 2012 which aims to produce better performance in each unit of the Company, based on business performance and financial condition and reliability of management, the Company has prepared the following steps:

1. In the construction business unit, Surya Internusa Group will continue to prioritize the following: 1.1. To maintain market share in high rise buildings. 1.2. Pursuing business in the field of infrastructure development, including toll road and infrastructure development of mining and plantation. 2. In the industrial estate business unit, Surya Internusa Group will focus on: 2.1. The completion of phase 2 development and land acquisition of phase 3, as well as to start developing phase 3 gradually. 2.2. Developing a new business model in industrial estate by starting the first phase construction of the commercial business district, Suryacipta Square, as well as warehouses and Standard Factory Building in its endeavour to enhance contribution to its recurring income. Expanding industrial estates in the area of Karawang and Bekasi.

16

2.3.

3. The hospitality business unit will focus on: 3.1. Gran Meli Jakarta, to complete renovations and to make it one of the leading business hotels in Jakarta. To improve the performance of Banyan Tree Resort Ungasan in its second year of full operation. To start construction business budget hotels in several cities in Indonesia and which are projected to begin operations in 2013.

3.2.

3.3.

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Manajemen tetap berkomitmen terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan) di setiap unit usaha Perseroan. Di tahun 2012 dan di tahuntahun mendatang Perseroan terus mengupayakan dan melaksanakan penerapan Tata Kelola Perusahaan dengan konsisten dan sesuai dengan asas-asas Tata Kelola Perusahaan. Kami berpandangan bahwa penerapan Tata Kelola Perusahaan ini sejalan dengan visi Perseroan yaitu Building a Better Indonesia melalui kelompok usaha properti, konstruksi dan perhotelan yang terpadu, handal, terpercaya dan berkualitas tinggi di Indonesia. Akhirnya, kami ingin mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada para pemegang saham, kreditur, pelanggan, pemasok, dan terutama jajaran karyawan kami atas dedikasi dan kerja kerasnya selama ini.

The Management is fully committed to conduct the implementation of Good Corporate Governance in each of the Companys business units. In 2012 and in the forthcoming years, the Company will continue to pursue and implement consistently the principles of Good Corporate Governance. We firmly believe that the implementation of Good Corporate Governance is in line with the Companys vision, which is Building a Better Indonesia through a reliable, trusted and respected Indonesia property, construction and hospitality group of companies.

Penerapan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance

Finally, on this occasion, we would like to extend our gratitude to shareholders, creditors, customers, suppliers, and manly to our loyal people who work for the Company with strong dedication, who work smart and work hard. Thank you.

Jakarta 30 April 2012

17

Johannes Suriadjaja Presiden Direktur President Director

Eddy P. Wikanta Wakil Presiden Direktur Vice President Director

The Jok Tung Direktur Director

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

VISI
VISION Membangun Indonesia yang lebih baik melalui unit usaha konstruksi, properti dan perhotelan yang terpadu dan handal, terpercaya dan berkualitas tinggi di Indonesia To build a better Indonesia through a reliable, trusted and respected Indonesia construction, property and hospitality group of companies

MISSION Menyediakan produk-produk berkualitas dan jasa pelayanan prima melalui kesungguhan dan kehandalan manajemen untuk menciptakan nilai yang optimal bagi para pelanggan, pemegang saham, karyawan dan masyarakat Indonesia To provide quality products and superior services, through the commitment and excellence of our people, and create optimal value for our customers, shareholders, employees and Indonesian people

MISI

18

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Poolside, Meli Bali, Nusa Dua Bali

05

Profil Perusahaan
Company Profile

PT Surya Semesta Internusa Tbk (Perseroan) didirikan pada tanggal 15 Juni 1971 dengan nama PT Multi Investments Limited. Pada awalnya, kegiatan utama Perseroan adalah sebagai pengembang real estate. Proyekproyek awal antara lain adalah Kuningan Raya, sebuah kawasan pemukiman dan bisnis yang terletak di daerah segitiga emas Jakarta Selatan, dan Glodok Plaza, salah satu pusat perbelanjaan modern pertama di Indonesia yang terletak di kawasan komersial di Jakarta Barat. Pada tahun 1995 Perseroan mengubah namanya menjadi PT Surya Semesta Internusa Tbk, nama yang sekarang dengan tujuan untuk mencerminkan strategi Perseroan yang lebih luas, dan pada 27 Maret 1997 Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).

PT Surya Semesta Internusa Tbk (Perseroan) was established on June 15, 1971, going by the name of PT Multi Investments Limited. In the beginning the Companys main activity was as a real estate developer. The first few projects were, among others; Kuningan Raya, a residential and commercial region located in the golden triangle of South Jakarta, and also Glodok Plaza, one of the most modern shopping centers in Indonesia, located in the commercial area of West Jakarta.

Sejarah Singkat PT Surya Semesta Internusa Tbk Brief History of PT Surya Semesta Internusa Tbk

In 1995 The Company changed its name to its current incarnation, PT Surya Semesta Internusa Tbk this new name reflects the Companys broader strategy and on March 27, 1997 the Company listed its shares in the Jakarta Stock Exchange, now known as the Indonesian Stock Exchange. As a real estate developer for the last 41 years, the Company has transformed itself and has become a public company with seven main subsidiaries. Their activities can be categorized into three major categories: (i) property, (ii) construction and (iii) hospitality. The Companys subsidiaries are as follows:

19

Sebagai pengembang real estate dalam 41 tahun terakhir, Perseroan telah ditransformasikan menjadi sebuah perusahaan publik dengan memiliki tujuh anak perusahaan utama, kegiatan-kegiatannya dikelompokkan menjadi tiga katagori utama; (i) properti, (ii) konstruksi dan (iii) perhotelan. Anak-anak Perusahaan Perseroan adalah sebagai berikut; i. PT Suryacipta Swadaya (SCS), yang mengembangkan dan mengelola Suryacipta City of Industry, yaitu sebuah kawasan industri seluas 1.400 hektar yang terletak di desa-desa yaitu Kutamekar, Kutanegara dan Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Karawang, Jawa Barat. Para investor yang telah berinvestasi dan mendirikan pabrik di Suryacipta City Industry antara lain PT Astra International, PT Astra Daihatsu Motor, PT Bekaert Indonesia, PT Bridgestone Tire Indonesia, PT JVC Electronic Indonesia, PT GS Battery, PT NT Piston Ring Indonesia, PT Hitachi Powdered Metals Indonesia, PT TVS Motor Company Indonesia, PT Wijaya Karya Beton, PT Nestle Indonesia dan PT Santos Jaya Abadi.

i.

PT Suryacipta Swadaya (SCS) which develops and manages the Suryacipta City of Industry, a 1,400 hectares industrial area located in the villages of Kutamekar, Kutanegara dan Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Karawang, West Java. Investors who have built factories in the Suryacipta City of Industry area are, among others: PT Astra International, PT Astra Daihatsu Motor, PT Bekaert Indonesia, PT Bridgestone Tire Indonesia, PT JVC Electronic Indonesia, PT GS Battery, PT NT Piston Ring Indonesia, PT Hitachi Powdered Metals Indonesia, PT TVS Motor Company Indonesia, PT Wijaya Karya Beton, PT Nestle Indonesia and PT Santos Jaya Abadi.

Unit Usaha Properti The Property Business Unit

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Banyan Tree Ungasan Resort, Bali

ii.

PT Sitiagung Makmur (SAM), yang bergerak dalam bidang pembangunan properti. Kegiatan usaha SAM saat ini adalah sebagai pengembang Banyan Tree Ungasan Resort Bali, sebuah resor eksklusif yang terdiri dari 73 vila eksklusif yang terbagi atas 59 vila one bed room, 11 vila two bed room dan 3 vila three bed room yang dilengkapi oleh private infinity pool, jet pool. Resort ekslusif tersebut berdiri di atas lahan kurang lebih 10 hektar dan dilengkapi dengan beberapa sarana utama seperti Ju-Ma-Na Restaurant and Bar, Tamarind Spa dan Bambu Restaurant. Banyan Tree Ungasan Resort dibangun di atas bukit karang yang berada di kawasan Ungasan, 20 menit dari Bandara Ngurah Rai, Denpasar.

ii.

PT Sitiagung Makmur (SAM) is engaged in property development. SAMs current business activity is as the developer of the Banyan Tree Ungasan Resort - Bali, a resort that consists of 73 exclusive villas: 59 one bedroom villas, 11 two bedroom villas and 3 three bedroom villas, equipped with a private infinity pool and a jet pool. This exclusive resort is located on a 10 hectares land and is equipped with several main facilities such as: Ju-Ma-Na Restaurant and Bar, Tamarind Spa and Bambu Restaurant. The Banyan Tree Ungasan Resort is built on a rock cliff in the Ungasan region, 20 minute drive from Ngurah Rai Airport, Denpasar.

20

iii. PT TCP Internusa (TCP), yang bergerak di bidang usaha real estat dan penyewaan gedung perkantoran dan pertokoan, memiliki dan mengelola Glodok Plaza, salah satu pusat perbelanjaan modern pertama di Indonesia yang terletak di kawasan China Town, Glodok, Jakarta Barat.TCP juga memiliki dan mengelola gedung perkantoran Graha Surya Internusa berlantai 19 yang berlokasi di Kuningan, Jakarta Selatan.

iii.

PT TCP Internusa (TCP) is involved in real estate development and office and shopping space rentals. It owns Glodok Plaza, one of the first most modern shopping center in Indonesia, located in the Chinatown area in Glodok, West Jakarta. TCP also owns and manages Graha Surya Internusa, a 17 floor building located in Kuningan, South Jakarta.

Unit Usaha Konstruksi The Hospitality Business Unit

iv. PT Nusa Raya Cipta (NRC), adalah salah satu perusahaan jasa konstruksi terkemuka di Indonesia, yang telah berpengalaman lebih dari 35 tahun di bidang pembangunan gedunggedung bertingkat, fasilitas komersial dan manufaktur berskala besar. NRC telah menjadi salah satu penunjang utama pertumbuhan pendapatan usaha konsolidasi Perseroan. Proyek-proyek terkemuka yang telah ditangani NRC antara lain; Bvlgari Resort and Spa, Bali; Banyan Tree Resort Ungasan, Bali, Meli Bali Spa & Resort, Bali; Allila Resort & Vilas, Bali; Seminyak Resort & Spa, Bali; Regent Hotel Sanur, Bali, Da Vinci Building, Serpong; Mal Alam Sutera, Serpong; Alam Sutera Office Tower, Serpong; Menara Satu Sentra Kelapa Gading; Jakarta Cerestar Flour Mill, Cilegon;

iv.

PT Nusa Raya Cipta (NRC) is one of the most prominent construction companies in Indonesia wiith more than 35 years of experience in constructing high rise buildings, commercial facilities, as well as large scale manufacturing facilities. NRC has been one of the main contributors of the Companys consolidated income growth. Foremost projects handled by NRC among others are: Bvlgari Resort and Spa, Bali; Banyan Tree Resort Ungasan, Bali, Meli Bali Spa & Resort, Bali; Allila Resort & Vilas, Bali; Seminyak Resort & Spa, Bali; Regent Hotel Sanur, Bali; Da Vinci Building, Serpong; Mal Alam Sutera, Serpong; Alam Sutera Office Tower, Serpong; Menara Satu Sentra Kelapa Gading; Jakarta Cerestar Flour Mill, Cilegon; Thamrin Executive Residences, Jakarta; Royal

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

NRCs Project - Construction of Jetty, Sekayan, East Kalimantan

NRCs Project - Seminyak Resort & Spa, Seminyak, Bali

Thamrin Executive Residences, Jakarta; Royal Mediterania Garden Residences, Jakarta; Mayapada Hospital PKV, Lebak Bulus, Jakarta; Ciputra World, Jakarta (by Jakon-Tata-NRC JO); BFI Finance Head Office, Serpong; The Windsor Apartment, Puri Indah, Jakarta; Puri Mas Apartment, Surabaya; Lentera Project PT Nestle Indonesia di Suryacipta City of Industry, Karawang. NRC telah melakukan diversifikasi usaha di bidang infrastruktur (Jembatan, Jalan Tol dan Dermaga), melaksanakan proyekproyek Cut & Fill (Land Development) di Suryacipta City of Industry, Karawang; Pembangunan Jetty di Sekayan (Kalimantan Timur) dan Jasa Pertambangan (Pemuatan, Pengangkutan Batubara, Hauling Road dan Jembatan).

Mediterania Garden Residences, Jakarta; Mayapada Hospital PKV, Lebak Bulus, Jakarta; Ciputra World, Jakarta (by Jakon-Tata-NRC JO); BFI Finance Head Office, Serpong; The Windsor Apartment, Puri Indah, Jakarta; Puri Mas Apartment, Surabaya; Lentera ProjectPT Nestle Indonesia in Suryacipta City of Industry, Karawang.

NRC has diversified in the field of infrastructure construction (bridges, highways and jetties); by doing cut & fill projects (land development) in the Suryacipta City of Industry, Karawang; jetty construction in Sekayan, East Kalimantan; mining services (loading and transportation of coal, hauling road and bridges).

21
v. PT Suryalaya Anindita International (SAI), adalah perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan mempunyai aset berupa dua hotel berbintang lima, yaitu Gran Meli Jakarta yang berkapasitas 404 kamar dan Meli Bali Hotel yang berkapasitas 494 kamar dan berlokasi di Nusa Dua, Bali. Selain kedua hotel tersebut SAI juga tercatat sebagai pemilik minoritas hotel Meli Purosani, hotel berbintang empat di Yogyakarta. v. PT Suryalaya Anindita International (SAI) is engaged in the hospitality business and owns two five-star hotels, i.e. Gran Meli Jakarta with a capacity of 404 rooms and Meli Bali Indonesia with 494 rooms, located in Nusa Dua, Bali. Aside from those two hotels, SAI is also a minority owner of Meli Purosani, Yogyakarta, a four-star hotel in Yogyakarta.

Unit Usaha Perhotelan The Hospitality Business Unit

vi. PT Ungasan Semesta Resort (USR), yang bergerak di bidang perhotelan dan bersama dengan Banyan Tree Hotels and Resorts Ltd. Singapore saat ini mengelola Banyan Tree Ungasan Resort, Bali. vii. PT Surya Internusa Hotels (SIH), yang bergerak di bidang perhotelan dan disiapkan untuk memiliki dan mengelola unit usaha budget business hotel Perseroan di masa mendatang. SIH saat ini mengelola The Plaza Hotel Glodok, sebuah budget hotel dengan 91 kamar yang berlokasi di Glodok Plaza, Jakarta sejak Desember 2010.

vi. PT Ungasan Semesta Resort (USR) is involved in the hospitality business. Currently, USR together with Banyan Tree Hotels and Resorts Ltd. Singapore co-manages Banyan Tree Ungasan Resort, Bali. vii. PT Surya Internusa Hotels (SIH) is engaged in the hospitality business. SIH was established and projected to own and manage the Companys budget business hotels. Since December 2010, SIH has managed The Plaza Hotel Glodok, a budget hotel with 91 rooms, located in Glodok Plaza, Jakarta.

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Struktur Organisasi
Organization Structure

Commissioners

Directors

Industrial & Real Estate Business Unit

Hospitality Business Unit

Construction Business Unit

Corporate Secretary Division

Public Relation Department

Legal Department Financial Planning Department Treasury Department Accounting & Tax Department Internal Auditor Department Coporate Planning & Business Dev. Department Corporate MIS/IT Department HR & System Development Section Human Resources Industrial Relation & Admin. Section Office Management Section Safety & Environment Section Security Section

Corporate Finance Division

22

Corporate Control Division

Corporate Planning, MIS & Business Development Divison

Corporate Human Resources & GA Division

General Affairs Department

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Salah satu sumber keberhasilan Perseroan adalah kualitas sumber daya manusianya. Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, Perseroan melalui anak-anak perusahaan secara terencana dan terarah mengadakan pelatihan in house training technical skills, mengikutsertakannya dalam pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga profesional termasuk program sertifikasi keahlian. Untuk tahun 2011 ini, Perseroan memfokuskan pelatihan pada bidang sebagai berikut: Unit Usaha Konstruksi Untuk tahun 2011, Fokus pelatihan masih merupakan kelanjutan dari program 2010, mengingat perlunya peningkatan yang berkesinambungan; antara lain untuk bidangbidang Safety & Environment, terutama dalam keterkaitannya dengan Sistem Manajemen secara keseluruhan (Integrasi ISO 9001:2008 dan SMK3), dengan menambah jumlah tenaga ahli : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ahli K3 Umum Ahli K3 Konstruksi Internal Auditor SMK3 Ahli K3 Listrik Ahli K3 Jalan Raya Operator Alat Angkat/Angkut

A key factor for the Companys success is the quality of its human resources. In an attempt to enhance the quality of human resources, the Company, through its subsidiaries, provides in house training - technical skills delivered in a focused and planned fashion by professional trainers which also includes sending employees to attend competence certification programs.

Sumber Daya Manusia Human Reosurces

In 2011 the Company focused its trainings activities as follows: Construction Business Unit During the year of 2011, our trainings followed the 2010 programs because we considered what we need is a continual enhancing and improving our human resources; among others in the fields of: Safety and Environment, especially in its relation to the Management System as a whole (Integrating ISO 9001:2008 and SMK3), by increasing the number of experts in: 1. 2. 3. 4. 5. 6. General K3 Expert Construction K3 Expert SMK3 Internal Auditor Electricity K3 Expert K3 Road Expert Transport Equipment Operator

Serta mensertifikasi tenaga kerja untuk: 1. Operator Juru Las Unit Perhotelan antara lain: 1. English for Hotelier 2. L.E.A.R.N Process 3. Food Safety Program From Ecolab 4. Fire, Safety & Environment Training 5. Micros System 6. RedGlove Line Service 7. Health Care Socialization 8. Earthquake Emergency Procedure Training 9. Socialization ASEAN Summit Security Procedure 10. Bipartite Training for Employees Jumlah Karyawan Perseroan dan anak perusahaan hingga akhir tahun 2011 adalah 2585 karyawan dengan tingkat pendidikan terdiri dari 7 pasca sarjana, 388 tingkat sarjana, 542 program diploma dan 1648 dari tingkat SD sampai SLTA.

Certification for: 1. Welding Operators Hospitality Business Unit: 1. English for Hotelier 2. L.E.A.R.N. Process 3. Food Safety Program from Ecolab 4. Fire, Safety & Environment Training 5. Micros System 6. RedGlove Service Training 7. Health Care Socialization 8. Earthquake Emergency Procedure Training 9. Socialization ASEAN Summit Security Procedure 10. Bipartite Training for Employees Total number of employees in the Company and subsidiaries in 2011: 2,585 employees, with levels of education as follows: 7 post graduates, 388 bachelors, 542 diploma holders and 1648 ranging from primary to senior high.

23

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

El Patio Coffee Shop, Meli Bali, Nusa Dua Bali

Komposisi Kepemilikan Saham (per 31 Desember 2011) Pemegang Saham lebih dari 5% The Composition of Shareholders (per December 31 2011) holding more than 5%
Pemegang Saham Shareholders PT Union Sampoerna PT Arman Investment Utama PT Persada Capital Investama HSBC Private Bank (Suisse) SA Singapore Jumlah Saham Number of Shares 570.478.000 392.847.976 361.188.000 264.735.500 %

12,12 8,35 7,68 5,63

Komposisi Kepemilikan Saham Kelompok Pemegang Masyarakat < 5% per 31 Desember 2011 The Composition of Public Shareholders Group < 5% per December 31 2011
Pemegang Saham Shareholders Pemodal Nasional Local Investors Jumlah Saham Number of Shares %

24

1.274.587.220 1.841.412.744

27,09 39,13

Pemodal Asing Foreign Investors

Caf Gran Via, Gran Meli Jakarta

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Nama Names

Bidang Usaha Business Unit

Keterangan Remarks

Perusahaan Asosiasi Assosiated Companies

PT Suryacipta Swadaya

100

Pembangunan dan pengelolaan Kawasan Industri Developing and Managing Industrial Estate Real Estate dan Penyewaan gedung perkantoran/pertokoan Real Estate and Rentals of Office Buildings & Shopping Space Penyertaan saham pada perusahaanperusahaan lain Investment in Other Companies Perdagangan, pembangunan, pertanian, pertambangan dan jasa Trade, Development, Agriculture, Mining and Services Pembangunan Properti Property Development Hotel dan usaha sejenis lainnya Hospitality and Other Businesses Bidang Konstruksi Bangunan Building Construction Hotel dan usaha sejenis lainnya Hospitality and Other Businesses Hotel dan usaha sejenis lainnya Hospitality and Other Businesses Hotel dan usaha sejenis lainnya Hospitality and Other Businesses

Aktif Active

PT TCP Internusa

100

Aktif Active

PT Enercon Paradhya International

100

Aktif Active Tidak Aktif Not Active

PT Karsa Sedaya Sejahtera

100

PT Sitiagung Makmur PT Sumbawa Raya Cipta

100 81,5

Aktif Active Tidak Aktif Not Active Aktif Active Aktif Active Aktif Active Aktif Active

PT Nusa Raya Cipta

83,3

PT Ungasan Semesta Resort

100

PT Suryalaya Anindita International

53,8

PT Surya Internusa Hotels

100

Pada tanggal 5 Maret 1997, Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham dari Ketua BAPEPAM No. S-306/PM/1997 untuk melaksanakan penawaran umum sebanyak 135.000.000 saham kepada masyarakat, dengan nilai nominal Rp 500 per saham, dengan harga penawaran sebesar Rp 975 per saham. Pada tanggal 27 Oktober 2005, Perseroan telah melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor melalui pengeluaran saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai Peraturan Bapepam No. IX.D4 sejumlah 209.027.500 saham. Pada tanggal 27 Juni 2008, Perseroan melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor melalui pengeluaran saham baru melalui Penawaran Umum Terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sesuai dengan peraturan BAPEPAM No. IX.D.1 sejumlah 227.673.360 saham. Pada tanggal 23 Mei 2011 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan telah menyetujui dan memutuskan sebagai berikut:

On March 5, 1997 the Company received an Effective Notice of Stock Issuance Registration Statement from the Chairman of Bapepam No. S-306/PM/1997 to conduct a public offering of 135,000,000 shares with a face value of Rp 500 per share, and offering price of Rp 975 per share.

Penawaran Umum & Kronologis Pencatatan Saham Public Offering & Listing of Shares

25

On October 27, 2005 the Company increased its issued and paid up capital through new share issuance without Preemptive Rights in compliance with BAPEPAM Regulation No. IX.D4 of 209,027,500 shares.

On June 27, 2008 the Company increased its issued and paid up capital through new share issuance of pre-emptive rights through Limited Public Offering I, a total of 227,673,360 shares, in compliance with BAPEPAM Regulation No. IX.D.1.

On May 23, 2011 through the Extraordinary Shareholders Meeting, the Company approved and made the following decisions:

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Lobby Gran Meli Jakarta

Menyetujui perubahan nilai nominal saham dari sebelumnya sebesar Rp 500,00 (lima ratus rupiah) per saham menjadi sebesar Rp 125,00 (seratus dua puluh lima rupiah) per saham dan karena itu merubah pasal 4 ayat 1 dan ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan. Jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia berubah dari 1.176.312.366 saham menjadi 4.705.249.440 saham per 12 Juli 2011. Pada tanggal 31 Desember 2011, seluruh saham Perseroan sebanyak 4.705.249.440 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Approved to change par value of shares from Rp 500.00 (five hundred Rupiah) to Rp 125.00 (one hundred and twenty five Rupiah) per share. As such, the Company also approved to change the Companys Articles of Association, Article 4 paragraph 1 and paragraph 2. Total shares listed at the Indonesia Stock Exchange on July 12, 2011, was changed from 1,176,312,366 shares to 4,705,249,440 shares. On December 2011, all the Companys 4,705,249,440 shares were listed in the Indonesian Stock Exchange.

Profesi Penunjang Pasar Modal

Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam pelaksanaan Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan (IPO) adalah sebagai berikut :

Capital Market Supporting Professionals role in conducting the Companys Initial Public Offering (IPO) are as follows:

26

Capital Market Supporting Professions

Lembaga Penunjang Supporting Institution Penjamin Pelaksana Emisi Main Underwriter KAP Publik Public Accounting Firm Konsultan Hukum Legal Consultant Notaris Notary Perusahaan Penilai Appraisal Company Biro Administrasi Efek Registrar

Perusahaan Company

Alamat Address

PT Usaha Bersama Sekuritas Hans Tuanakotta & Mustofa Makes & Partners Law Firm Benny Kristianto SH PT Penilai PT Sinartama Gunita

Jl. Jend Sudirman Kav. 52, Jakarta Jl. Medan Merdeka Selatan No.17, Jakarta Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 26, Jakarta Jl. Belawan No. 8, Jakarta Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31, Jakarta Jl. Lombok No. 71, Jakarta

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Sejumlah penghargaan telah diraih oleh anak-anak perusahaan PT Surya Semesta Internusa Tbk pada tahun 2011, antara lain yaitu : Unit usaha konstruksi PT Nusa Raya Cipta 1. Meraih penghargaan Indonesia Contractors Association Award sebagai Pelopor Pembangunan Bangunan Komersial dari Asosiasi Kontraktor Indonesia. 2. Mendapatkan penghargaan Tertib K3 untuk Proyek Thamrin Executive Residences dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta 3. Mendapatkan penghargaan Zero Accident untuk Proyek Thamrin Excutive Residences dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta.

In 2011 several subsidiaries of PT Surya Semesta Internusa Tbk received awards, among others;

Penghargaan Awards

Construction Business Unit PT Nusa Raya Cipta 1. Received the Indonesia Contractors Association Award as a Pioneer in the field of Commercial Building from the Indonesian Contractors Association. 2. Received an award for K3 project of Thamrin Executive Residences from the Board of Manpower and Transmigration of the Jakarta Municipal Government. 3. Received an award for Zero Accident of Thamrin Executive Residences from the Board of Manpower and Transmigration of the Jakarta Municipal Government. Property Business Unit PT Sitiagung Makmur . 1. Banyan Tree Ungasan Resort received Awarding The Best, Inspiring The Rest in the category of Indonesia Villa of The Year 2011 from the Indonesia Travel Tourism Award 2011/12

Unit Usaha Properti PT Sitiagung Makmur 1. Banyan Tree Ungasan Resort mendapatkan penghargaan sebagai Awarding The Best, Inspiring The Rest untuk kategori Indonesia Villa of The Year 2011 dari Indonesia Travel Tourism Award 2011/12. PT Suryacipta Swadaya 1. Mendapatkan penghargaan dari Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Selatan sebagai Wajib Pajak Badan Pembayar Pajak Terbesar Ke-1 Tahun Pajak 2011 di wilayah KPP Pratama Karawang Selatan. 2. Kementrian Lingkungan Hidup menganugerahkan penghargaan program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan Peringkat BIRU untuk periode 2010-2011. Unit Usaha Perhotelan Meli Bali Hotel meraih 10 penghargaan sepanjang tahun 2011 yang antara lain adalah: 1. Meraih Green Hotel Award 2011-2013 dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. 2. Memperoleh sertifikat Meli Bali Indonesia is Tsunami Ready Certified periode 7 Nopember 2011 7 Nopember 2012 dari Tsunami Ready Bali Hotels. 3. Mendapatkan medali dan piagam penghargaan dari Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Mr. Leon E. Panetta atas kualitas pelayanan selama acara Asean Defense Ministers Meeting and Retreat at the resort yang berlangsung di Meli Bali Hotel.

PT Suryacipta Swadaya 1. Awarded by the Republic of Indonesia Ministry of Finance, Directorate General of Tax, Tax Service Office of Pratama South Karawang as the largest corporate tax payer for 2011 in the region of KPP Pratama South Karawang. 2. The Ministry of Environment awarded the Companys Environmental Management with Corporate Performance BLUE Rating for the period of 2010-2011. Hospitality Business Unit Meli Bali Hotel received 10 awards throughout the year of 2011, among others: 1. Green Hotel Award 2011-2013 from the Ministry of Tourism and Creative Economy Republic of Indonesia. 2. Meli Bali Indonesia is Tsunami Ready Certified, for the period of November 7, 2011 November 7, 2012, certificate granted by Tsunami Ready Bali Hotels. 3. Awarded coveted medal coin by the Secretary of Defense United States of America, Mr. Leon E. Panetta in recognition for the outstanding hospitality during the ASEAN Defense Ministers Meeting - Retreat at the resort at Meli Bali Hotel.

27

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

4. Memperoleh Emerald Medal Tri Hita Karana, karena setelah selama tiga tahun berturut-turut mampu mempertahankan Gold Medal, tahun 2008 - 2011. Gran Meli Jakarta meraih penghargaan pada tahun 2011, antara lain yaitu: 1. Meraih Green Hotel Award 2011-2013 dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. 2. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia menganugerahkan Penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Peringkat BIRU untuk periode tahun 2010-2011. Banyan Tree Ungasan Resort mendapatkan 1. National Green Hotel Standard 2011-2013 dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia untuk periode 2011-2013. 2. Sebagai Kontributor Pembayar Pajak 3 Besar Wajib Pajak Badan oleh KPP Pratama Badung Selatan, Bali pada tahun 2011.

4. Received Emerald Medal Tri Hita Karana, after having succeeded in retaining the Gold Medal for three consecutive years, 2008-2011.

Gran Meli Jakarta received awards in 2011, as follows: 1. Achieved Green Hotel Award 2011-2013 from the Ministry of Tourism and Creative Economy of the Republic of Indonesia. 2. The Ministry of Environment for the Republic of Indonesia granted the Companys Environmental Management with Corporate Performance BLUE Rating for the period of 2010-2011.

Banyan Tree Ungasan Resort received: 1. National Green Hotel Standard 2011-2013 from the Republic of Indonesia's Ministry of Tourism and Creative Economy for the period 20112013. 2. Received an award as the Three Largest Corporate Tax Payer in 2011 from KPP Pratama South Badung, Bali.

28

Pemberian AKI Award oleh Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia kepada NRC sebagai Pelopor Pembangunan Bangunan Komersial pada tahun 2011 The Minister of Public Works of the Republic of Indonesia giving the AKI Award to NRC as the Pioneer Developer of Commercial Buildings 2011

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

29

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Susunan Dewan Komisaris


Board of Commissioners

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Presiden Komisaris dan sekaligus Komisaris Independen PT Surya Semesta Internusa Tbk sejak Juni tahun 2008. Mulai meniti karirnya sebagai Direktur PT United Tractors Tbk pada tahun 1979 dan menjadi Wakil Presiden Direktur PT United Tractors Tbk sampai dengan tahun 1994. Tahun (1994 1999) menjadi Komisaris pada PT United Tractors Tbk dan pada tahun (1998 2000) dan menjadi Komisaris PT Astra Agro Lestari Tbk. Antara tahun (1998 2001) menjadi Komisaris pada PT Komatsu Indonesia Tbk dan PT Berau Coal. Menjadi Komisaris pada PT Astra Graphia Tbk tahun (1999 2002), Menjadi Presiden Komisaris PT Pama Persada Nusantara pada tahun (1999 2007), menjadi Direktur Astra International Tbk (1992-2001) dan menjadi Komisaris pada PT Toyota Astra Motor pada tahun (2000 2002). Menjadi Presiden Komisaris PT Berau Coal Pada tahun (2001 2004). Menjadi Presiden Direktur PT United Tractors Tbk Pada (1999 2007) dan sejak tahun (2007 2009) kembali menjadi Komisaris PT United Tractors Tbk. Dari Desember 2009 menjadi Presiden Direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk dan sebagai Wakil Preskom di PT Bukit Makmur Mandiri dan sejak Februari 2011 sampai sekarang sebagai Presiden Komisaris di PT Bukit Makmur Mandiri. Menyelesaikan pendidikan pada Institut Teknologi Bandung. Indonesian citizen. Joined as President Commissioner and Independent Commissioner of PT Surya Semesta Internusa Tbk in June, 2008. Previously he was Vice President of PT United Tractors Tbk (1994-1999), and became Commissioner of PT United Tractors Tbk (1998-2000) and Commissioner of PT Astra Agro Lestari Tbk. Commissioner of PT Komatsu Indonesia Tbk and PT Berau Coal ((1998-2001). Commissioner of PT Astra Graphia Tbk (19992002). President Commissioner of PT Pama Persada Nusantara (19992007). Director of Astra International Tbk (1992-2001). Commissioner of PT Toyota Astra Motor (2000-2002). President Commissioner of PT Berau Coal (2001 2004). President Director of PT United Tractors Tbk (19992007) and Commissioner of PT United Tractors Tbk. (20072009). President Director of PT Delta Dunia Makmur Tbk and Vice President Commissioner of PT Bukit Makmur Mandiri. And since February 2011 until today, as President Commissioner of PT Bukit Makmur Mandiri. He was a graduate from Institute of Technology Bandung (ITB).

Hagianto Kumala Presiden Komisaris President Commissioners

30

Warga Negara Indonesia Menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris PT Surya Semesta Internusa Tbk sejak Juni 2001 sekaligus sebagai Komisaris Independen pada periode Juni 2001 hingga Juni 2004. Sebelumnya pada Juni 1996-Juni 2001 sebagai Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk. Disamping itu, pada saat ini masih memegang jabatan Presiden Komisaris/Wakil Presiden Komisaris di beberapa perusahaan dalam Grup Surya Internusa. Sebelumnya pernah menjadi Kepala Divisi di Departemen Pekerjaan Umum Bandung. Project Officer Pelabuhan Udara Juanda Surabaya tahun (1959-1964), Rektor Institut Teknologi Surabaya tahun (1964-1968). Direktur Utama PT National Roadbuilders & Construction Co tahun (1969-1973) dan Direktur/Wakil Direktur Utama PT Astra International Tbk tahun (1973-1989). Komisaris PT Astra Interntional (1989-1992), Direktur Utama PT Suryaraya Prawira (1990-1996), Komisaris PT United Tractors (1992-1994), Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk (1996-2001), Menjadi Ketua Dewan Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra dari tahun (1980 1991) dan Ketua Umum Koperasi Karyawan Astra tahun (1990-1993). Pernah menjadi Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) dalam dua kali masa bakti. Menyelesaikan pendidikan di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1957. Indonesian citizen. Vice President Commissioner of PT Surya Semesta Internusa Tbk since June 2001, as well as Independent Commissioner (June 2001-June 2004). Previously, President Director of PT Surya Semesta Internusa Tbk. (June 1996-June 2001). At the moment he is President Commissioner and Vice President Commissioner of several companies in the Surya Internusa Group. He was Division Head in the Department of Public Works, Bandung, Project Officer of Juanda Airport, Surabaya (1959-1964), Rector of Institute of Technology Surabaya (1969-1968). President Director of PT National Roadbuilders & Construction Co (1969-1973). Director and Vice President Director of PT Astra International Tbk (1973-1989). Commissioner of PT Astra International (1989-1992), President Director of PT Suryaraya Prawira (19901996), Commissioner of PT United Tractors (1992-1994), President Director of PT Surya Semesta Internusa Tbk (1996-2001). Chairman of the Foundation Board of Dharma Bhakti Astra (19801991). Chairman of Employee Cooperatives of Astra (1990-1993). Chairman of National Occupational Safety and Health Council for two periods. He was a graduate of Institute of Technology Bandung (1957).

Marseno Wirjosaputro Wakil Presiden Komisaris Vice President Commissioners

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Warga Negara Indonesia. Diangkat sebagai Penasehat Senior PT Surya Semesta Internusa Tbk pada tahun 2004 -2011 setelah sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2001 dan sebagai Komisaris dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2004.Menyelesaikan pendidikan di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1962. Mengawali karir sebagai manager di PT Kusumanegara pada tahun 1962, setelah itu pernah menjadi Direktur PT National Roadbuilders & Construction Co.Ltd tahun (19701997), Direktur PT TCP Internusa tahun (1977-1993), Direktur PT Suryalaya Anindita International tahun (1983-1996) dan Presiden Direktur PT Multi Investments Ltd tahun (1993-1996), Presiden Komisaris PT TCP Internusa, Wakil Presiden Komisaris PT Nusa Raya Cipta, Komisaris PT Siti Swadaya Permai, Wakil Presiden Komisaris PT Sitiagung Makmur, Komisaris PT Suryalaya Anindita International , Wakil Presiden Komisaris PT Ungasan Semesta Resort, Komisaris PT Suryacipta Swadaya, Presiden Komisaris PT Surya Internusa Hotels, Presiden Komisaris PT Surya Internusa Properti. Indonesian citizen. Senior Advisor of PT Surya Semesta Internusa Tbk (2004-2011). Previously Independent Commissioner since 2001 and Commissioner (2001-2004). He was a graduate of Institute of Technology Bandung (1962). He started his career as a manager in PT Kusumanegara (1962). Then, he was Director of PT National Roadbuilders & Construction Co.Ltd (1970-1997), Director of PT TCP Internusa (1977-1993), Director of PT Suryalaya Anindita International tahun (1983-1996) and President Director of PT Multi Investments Ltd (1993-1996), President Commissioner of PT TCP Internusa, Vice President Commissioner of PT Nusa Raya Cipta, Commissioner of PT Siti Swadaya Permai, Vice President Commissioner of PT Sitiagung Makmur, Commissioner of PT Suryalaya Anindita International, Vice President Commissioner of PT Ungasan Semesta Resort, Commissioner of PT Suryacipta Swadaya, President Commissioner of PT Surya Internusa Hotels, President Commissioner of PT Surya Internusa Properti.

Royanto Rizal Komisaris Commissioners

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris PT Surya Semesta Internusa Tbk sejak Juni 2008. Mulai meniti karir sebagai civil engineer pada Wilhelm & Barelli structural Engineering. Los Angeles tahun (19801982). Menjadi Structural Engineer pada PT Califa Pratama anak perusahaan Grup Duta Anggada tahun (19821986). Pada tahun (19872003) menjadi Direktur PT Sinar Putra Perdana Raya, Consulting & Contracting Firm dan pada tahun (2004-2009) menjadi Direktur PT TCP Internusa. Pada tahun (2004-2009) menjadi Direktur PT Sitiagung Makmur dan pada tahun (2006-2009) menjadi Direktur PT Ungasan Semesta Resort. Pada tahun 1979 memperoleh Bachelor of Sciences in Civil Engineering di California State Polytechnic University Pomona, California,USA dan mendapat gelar Master of Sciences in Civil Engineering di University of Southern California,Los Angeles, California, USA. Indonesian citizen. Commissioner of PT Surya Semesta Internusa Tbk (since June 2008). He started his career as a civil engineer in Wilhelm & Barelli structural Engineering, Los Angeles (1980-1982). Structural Engineer of PT Califa Pratama a subsidiary of Duta Anggada Group (1982-1986). Director of PT Sinar Putra Perdana Raya, Consulting & Contracting Firm (1987-2003). Director of PT TCP Internusa (2004-2009). Director of PT Sitiagung Makmur (2004 -2009). Director of PT Ungasan Semesta Resort (20062009). In 1979 he got his Bachelor of Sciences in Civil Engineering in California State Polytechnic University Pomona, California, USA and Master of Sciences in Civil Engineering at the University of Southern California,Los Angeles, California, USA.

31

William Jusman Komisaris Commissioners

Warga Negara Denmark. Diangkat sebagai Komisaris PT Surya Semesta Internusa Tbk sejak tahun 2007. Menyelesaikan pendididkan MBA pada Aarhus School of Business/ Universitas Aarhus. Pernah bekerja di Bank Austria di Linz Austria dan Tecnoma di Epernay, Perancis bergabung sebagai Computer Sales Executive di IBM tahun (19751980). Pada tahun 1980 mendirikan perusahaan bernama Primotex Limited yang kini memiliki anak-anak perusahaan yang tersebar di Swedia, Finlandia, Polandia, Lifhuania, Cina dan Hongkong. Danish citizen. Commissioner of PT Surya Semesta Internusa Tbk since 2007. He got his MBA from Aarhus School of Business/University of Aarhus. He worked for Bank of Austria in Linz Austria and Tecnoma in Epernay, France. Computer Sales Executive of IBM (1975-1980). In 1980 he established a company by the name of Primotex Limited, currently owns subsidiaries spread throughout Sweden, Finland, Poland, Lithuania, China and Hongkong.

Steen Dahl Poulsen Komisaris Commissioners

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Susunan Dewan Direksi


Board of Directors

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk sejak Juni 2001. Sebelumnya menjadi Wakil Presiden Direktur (1996 2001). Memulai karir sebagai Executive Management Trainee pada Toyota Motor Sales, A.S dan Assistant Manager-Corporate Banking di Chase Manthattan Bank, N.A Jakarta. Pada saat ini menjabat juga sebagai Presiden Direktur PT Enercon Paradhya International, Presiden Direktur PT TCP Internusa, Presiden Direktur PT Sitiagung Makmur, Wakil Presiden Direktur PT Arman Investment Utama, Presiden Direktur PT Ungasan Semesta Resort, Presiden Direktur PT Suryalaya Anindita International, Presiden Direktur PT Suryacipta Swadaya dan Presiden Direktur PT Surya Internusa Hotels. Memperoleh pendidikan dari University of Southern California dalam bidang Industrial Engineering dan Bachelor Arts in Marketing Management dari The American College for the Applied Arts, Los Angeles pada tahun 1989. Indonesian citizen. President Director of PT Surya Semesta Internusa Tbk since June 2001. Previously he was Vice President Director (1996-2001). He started his career as Executive Management Trainee of Toyota Motor Sales, A.S. and Assistant Manager Corporate Banking in Chase Manhattan Bank, N.A. Jakarta. At the moment he is also holding the position of President Director of PT Enercon Paradhya International, President Direktur PT TCP Internusa, President Director of PT Sitiagung Makmur, Vice President Director of PT Arman Investment Utama, President Director of PT Ungasan Semesta Resort, President Director of PT Suryalaya Anindita International, President Director of PT Suryacipta Swadaya and President Director of PT Surya Internusa Hotels. He graduated from the University of Southern California in the field of Industrial Engineering and Bachelor Arts in Marketing Management from The American College for the Applied Arts, Los Angeles in 1989.

Johannes Suriadjaja Presiden Direktur President Director

32

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk merangkap sebagai Corporate Secretary Perseroan dan juga sebagai Wakil Presiden Direktur PT Suryacipta Swadaya sejak 2006. Sejak bergabung dengan Perseroan pada tahun 1974, banyak terlibat di bisnis anak perusahaan Perseroan yang bergerak di bidang konstruksi dan menjadi Direktur Utama PT Nusa Raya Cipta. Wakil Presiden Direktur PT Ungasan Semesta Resort, Wakil Presiden Direktur PT Surya Internusa Hotels, Wakil Presiden Direktur PT TCP Internusa, Komisaris PT Sitiagung Makmur dan Wakil Presiden Direktur PT Surya Internusa Properti. Menyelesaikan pendidikan dari Fakultas Teknik Sipil Universitas Diponegoro pada tahun 1974. Indonesian citizen. Vice President Director of PT Surya Semesta Internusa Tbk, and concurrently as the Companys Corporate Secretary and Vice President Director of PT Surycipta Swadaya since 2006. Ever since he joined the Company in 1974, he has been involved in businesses of the Companys subsidiaries which are engaged in construction activities. President Director of PT Nusa Raya Cipta. Vice President Director of PT Ungasan Semesta Resort, Vice President Director of PT Surya Internusa Hotels, Vice President Director of PT TCP Internusa, Commissioner of PT Sitiagung Makmur. He graduated from Civil Engineering at the University of Diponegoro in 1974.

Eddy P. Wikanta Wakil President Direktur Vice President Director

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Warga Negara Indonesia. Diangkat sebagai Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk sejak Juni 2005. Jabatan lainnya adalah Direktur PT TCP Internusa dan Wakil Presiden Direktur PT Sitiagung Makmur. Direktur PT Ungasan Semesta Resort , Direktur PT Enercon Pradhya International. Presiden Komisaris PT Technocrete International dan Komisaris PT Surya Internusa Hotels. Karir profesionalnya dimulai di divisi Corporate Banking The Chase Manhattan Bank N.A Jakarta dengan posisi terakhir sebagai Vice President tahun (1985-1993). Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur PT Argha Karya Prima Industry tahun (1993-2003). Menyelesaikan pendidikan Bachelor of Science di bidang Finance & Business Administration di University of Southern California. Indonesian citizen. Director of PT Surya Semesta Internusa Tbk since June 2005. Director of PT TCP Internusa and Vice President Director of PT Sitiagung Makmur. Director of PT Ungasan Semesta Resort, Director of PT Enercon Pradhya International. President Commissioner of PT Technocrete International and Commissioner of PT Surya Internusa Hotels. He started his career in the Corporate Banking Division at The Chase Manhattan Bank N.A Jakarta, his latest position was Vice President (1985-1993). Previously he was Director of PT Argha Karya Prima Industry (1993-2003). He got his Bachelor of Science in Finance & Business Administration at the University of Southern California.

The Jok Tung Direktur Director

33

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Susunan Dewan Penasehat


Advisory Board

Warga Negara Indonesia. Pendidikan terakhir Insinyur dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Salah satu pendiri perseroan (d/h) PT Multi Investment Ltd dan beberapa anak perusahaannya. Menjabat posisi Direktur sejak pendirian Perseroan di tahun 1971, kemudian Presiden Direktur sejak 1975. Di tahun 1994 beralih fungsi menjadi Komisaris dan sejak tahun (1995 - 2005) menjabat sebagai Presiden Komisaris Perseroan, dan di tahun 2005 diangkat sebagai Komisaris Kehormatan Perseroan hingga saat ini. Selain menjabat berbagai fungsi di Perseroan, B.A Suriadjaya pernah aktif di PT Astra International Tbk sejak tahun 1970 sebagai anggota Direksi, Wakil Presiden Direktur hingga Presiden Direktur untuk masa jabatan (1979 - 1984), kemudian memegang beberapa jabatan dalam Dewan Komisaris, dan di Mei 2006 mengundurkan diri dari PT Astra International Tbk dengan posisi terakhir sebagai Komisaris juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Sitiagung Makmur dan Presiden Komisaris PT Ungasan Semesta Resort. Indonesian citizen. He graduated as an engineer at the Institute of Technology Bandung (ITB). He was one of the founders of PT Multi Investment Ltd and it's several subsidiaries. He has held the position as Director of the Company since 1971, became President Director in 1975. In 1994 he was Commissioner (1995-2005), and hence the Companys President Commissioner. In 2005 he was assigned as the Companys Honorary Commissioner until today. Aside from holding various Company functions, Mr. B.A Suriadjaya used to be active in PT Astra International Tbk. In 1970 he was member of the Board of Directors, Vice President Director and President Director (19791984), later he held several positions in the Board of Commissioners, and in May 2006 he resigned from PT Astra International Tbk, his latest position was Commissioner. He become the President Commissioner of PT Sitiagung Makmur and PT Ungasan Semesta Resort. Warga Negara Indonesia. Pendidikan terakhir sebagai Doktor (Ph.D) bidang ekonomi dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat.Memulai karirnya sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di tahun 1956 dan sejak tahun 1975 menjadi Professor Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Emil Salim, oleh Pemerintah Indonesia telah ditunjuk sebagai Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Wakil Pimpinan Dewan Perencanaan Nasional pada tahun (1970 1973), Menteri Transportasi, Komunikasi dan Pariwisata pada tahun (1973 1978), Menteri Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup pada tahun (1978 1983), Menteri Kependudukan dan Lingkungan hidup pada tahun (1988 1993), Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI. Bidang Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun (2007 2009), dan sejak 2009 hingga sekarang sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI. Bidang Ekonomi dan Lingkungan Hidup. Indonesian citizen. He got his Ph.D in Economics from the University of California, Berkeley, USA. He started his career as a lecturer of Economics at the University of Indonesia in 1956 and since 1975 he was Professor of Economics at the University of Indonesia. Emil Salim was appointed by the Government of Indonesia as State Minister of Administrative Reform and as Vice Chairman of the National Development Planning Body (1970-1973); Minister of Transportation, Communication and Tourism (19731978); State Minister for Development Supervision and Environment (1978-1983); State Minister of Population and Environment (1988-1993); member of the President Advisory Council, in the field of Environment and Sustainable Development (2007-2009) and since2009 until today as member of the President Advisory Council, in the field of Economy and Environment.

Benjamin Arman Suriadjaya

34

Emil Salim

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Warga Negara Indonesia. Pendidikan terakhir dari Akademi Perniagaan Indonesia, Jakarta. Memulai karir di tahun 1954 sebagai Kepala Bagian PNAK Ika Chandra, Branch Manager The Ocean Accident & Guarantee Corporation di 1961, dan sebagai Kepala Biro Bidang Aneka PN Asuransi Bendasraya pada (1963-1968). Pada 1968, P.A Lapian ditunjuk sebagai Direktur PT Astra International dan sebagai Komisaris pada (1979 1989). Adapun jabatan lain yang pernah dipegang adalah sebagai Presiden Direktur Asuransi Astra Buana pada tahun (1990 1992) dan sebagai Presiden Direktur Summa Insurance pada tahun (1992- 1993). Indonesia citizen. He graduated from the Academy of Commerce Indonesia, Jakarta. He started his career as Department Head of PNAK Ika Chandra (1954); Branch Manager of The Ocean Accident & Guarantee Corporation (1961); Department Head of Aneka PN Asuransi Bendasraya (1963-1968). In 1968 Mr. P.A Lapian was appointed as Director of PT Astra International and as Commissioner (1979-1989). He used to be President Director of Asuransi Astra Buana (1990-1992) and as President Director of Summa Insurance (1992- 1993).

Paul Andrew Lapian

35

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

36

Penghargaan atas loyalitas karyawan-karyawan di Surya Internusa Group Awards for employees loyalty at Surya Internusa Group

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA


Graha Surya Internusa 20th Floor, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan Jakarta 12950 Indonesia Tel. (62 21) 527 2121, 527 2121 Fax. (62 21) 526 7878 E-mail. inquiry@suryainternusa.com www.suryainternusa.com

UNIT USAHA PROPERTI PROPERTY BUSINESS UNIT

UNIT USAHA KONSTRUKSI CONSTRUCTION BUSINESS UNIT

UNIT USAHA PERHOTELAN HOSPITALITY BUSINESS UNIT

PT Suryacipta Swadaya
Management Office Suryacipta City of Industry Jl. Surya Lestari Kav. C-3 Desa Kutamekar, Kec Ciampel Karawang 41361, Jawa Barat Tel. (62 267) 440 088 (hunting) Fax. (62 267) 440 0777 E-mail webmaster@suryacipta.com Representative Office Graha Surya Internusa 20th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan Jakarta 12950 Tel. (62 21) 527 2882 (hunting) Fax. (62 21) 527 28 81 E-mail webmaster@suryacipta.com Website www.suryacipta.com

PT Nusa Raya Cipta


Head Office Graha Cipta Building 2nd Floor Jl. D.I. Panjaitan No. 40 Jakarta 13350 Tel. (62 21) 819 3526, 819 3582 Fax. (62 21) 819 3544. 819 3471 E-mail nrc@suryacipta.com Regional Office Medan Jl. Imam Bonjol No. 12A Medan 20112 Tel. (62 61) 414 2284 Fax. (62 61) 415 7258 E-mail nrcmedan@gmail.com Surabaya Jl. Darmokali No. 60 Surabaya 60241 Tel. (62 31) 567 6274, 567 5843 Fax. (62 31) 567 2371 E-mail nrc@indo.net.id Branch Office Semarang Jl. Brigjen Sudiarto No. 516 Semarang 51092 Tel. (62 24) 672 3585 -671 0416 Fax. (62 24) 671 2790 E-mail ptnrcsmg@indosat.net.id Denpasar Jl. By Pass I Gusti Ngurah Rai No. 36 Tohpati, Denpasar 80237, Bali Tel. (62 361) 462 528, 462 040 Fax. (62 361) 462 342 E-mail nrcbali@indosat.net.id Balikpapan, Kalimantan Timur Komplek Ruko Little China Blok AB6 No. 25, Balikpapan Baru Tel. (62 542) 702 5427 Fax. (62 524) 702 5427 E-mail aryanakori@yahoo.com

PT Suryalaya Anindita International

Graha Surya Internusa 19th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan Jakarta 12950 Tel. (62 21) 527 5220, 5296 1275 (hunting) Fax. (62 21) 5296 1272

Gran Meli Hotel Jakarta

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan Jakarta 12950 Tel. (62 21) 526 8080 Fax. (62 21) 526 8181 Website grandmeliajakarta.com

Meli Bali Hotel

Kawasan Wisata BTCD Lot 1 Nusa Dua Bali 80363 Tel. (62 361) 771 510 Fax. (62 361) 776 880

PT TCP Internusa
Head Office Graha Surya Internusa 19th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan Jakarta 12950 Tel. (62 21) 527 7788 (hunting) Fax. (62 21) 527 3035 E-mail tcp@suryainternusa.com Marketing Office Graha Surya Internusa Building Management Graha Surya Internusa Basement 1 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan Jakarta 12950 Tel. (62 21) 527 2144 (hunting) Fax. (62 21) 527 2148 E-mail bmgsi@suryainternusa.com Pusat Niaga Glodok Plaza Glodok Plaza Building 5th Floor Jl. Pinangsia Raya No. 1 Jakarta 1180 Tel. (62 21) 628 0888 Fax. (62 21) 659 0628 E-mail marketing_glodok@suryainternusa.com

PT Ungasan Semesta Resort

Graha Surya Internusa 19th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan Jakarta 12950 Tel. (62 21) 527 6688 Fax. (62 21) 527 3025 E-mail usr@suryainternusa.com

Banyan Tree Ungasan Resort


Jl. Melasti, Banjar Kelod Ungasan, Bali 80364 Tel. (62 361) 300 7000 Fax. (62 361) 300 7777 Email ungasan@banyantree.com

37

PT Sitiagung Makmur
Head Office Graha Surya Internusa 19th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan Jakarta 12950 Tel. (62 21) 527 6688 Fax. (62 21) 527 3035 E-mail btr.ungasan@suryainternusa.com Website www.ungasanbaliresort.com Marketing Office Graha Surya Internusa 19th Floor. Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan Jakarta 12950 Tel. (62 21) 527 6688 Fax. (62 21) 527 3035 Website www.ungasanbaliresort.com

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

NRCs Projects in 2011

Grand Aston Hotel & Convention Center, Yogyakarta

Cosmo Terrace, Jakarta

38

Mall Alam Sutra, Tangerang

Ambassade Residence, Jakarta

Rancaekek Trade Center, Bandung

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

NRCs Project - Seminyak Resort & Spa, Seminyak Bali

06

Analisa & Pembahasan Manajemen


Analysis & Management Discussion
Kinerja berdasarkan segmen/bidang usaha
% (dalam miliar Rupiah) Pendapatan Usaha Revenue Laba (Rugi) Usaha Operating income (Loss)

Bidang Usaha / Business Segment

(Setelah Eliminasi After Elimination) 2011 2010 Naik (turun) Increase (decrease) % 2011 2010 Naik (turun) Increase (decrease)

Unit Usaha Konstruksi Construction Bussines Unit Jasa Konstruksi Construction Services 1.520,4 Unit Usaha Properti Property Bussines Unit Kawasan Industri Industrial Estate Real Estat & Penyewaan Gedung Real Estate & Building Rental 837,7 71,9 158,7 78,6 679,0 (6,7) 427,9 (8,5) 300,3 11,3 59,9 (8,0) 240,4 19,3 401,3 (241,3) 977,7 542,7 55,5 86,9 59,0 27,9 47,3

Performance based on bussiness segment


(in Bilion Rupiah)

Unit Usaha Perhotelan Hospitality Bussines Unit Perhotelan Hospitality Lain-lain Others Induk Perusahaan Holding Company (16,3) (12,3) (4,0) 32,5 448,7 411,1 37,6 9,1 73,8 69,5 4,3 6,2

Unit Usaha yang Didivestasi di 2010 Business Unit Divested in 2010 Industri Beton Pracetak & Praktekan*) Precast and Prestressed Concrete *) Jumlah Total 64,0 (64,0) 1.188,6 (100,0) 70,3 456,0 (7,3) 160,8 7,3 295,2 (100,0) 183,6

39

2.878,8 1.690,1

*) Untuk tahun 2010, pendapatan usaha dan laba usaha dikonsolidasikan selama periode 9 bulan *) For 2010, revenue and operating income were consolidated for 9 months period.

PT Nusa Raya Cipta (NRC), yang bergerak di bidang usaha konstruksi. Jasa Konstruksi Sejalan dengan membaiknya sektor konstruksi yang disebabkan oleh meningkatnya kegiatan pembangunan bangunan komersial dan infrastruktur di tahun 2011, total pendapatan NRC mengalami kenaikan sebesar 55,5% menjadi Rp 1.520,4 miliar dibandingkan tahun 2010, yang tercatat sebesar Rp 977,7 miliar. Demikian pula laba usahanya juga mengalami kenaikan sebesar sebesar 47,3% menjadi Rp 86,9 miliar bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp 59,0 miliar. Nilai kontrak baru pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 1.722 miliar, sementara contract on hand pada akhir Desember 2011 adalah sebesar Rp 1.530 miliar. Beberapa

PT Nusa Raya Cipta (NRC) engages in the construction business. Construction Business In line with the improvement in the construction sector caused by increased activities of commercial buildings and infrastructure development during the year 2011, NRCs total revenue was increased by 55.5%, from Rp 977.7 billion in 2010 increased up to Rp 1,520.4 billion in 2011. Likewise, its operating income was also increased by 47.3% amounting to Rp 86.9 billion when compared to Rp 59.0 billion in 2010. The value of new contracts in 2011 amounted to Rp 1,722 billion, while on-hand contracts by the end of December 2011 amounted to Rp 1,530 billion. Projects undertaken during 2011 were as

Unit Usaha Konstruksi Construction Business Unit

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Suryacipta City of Industry, East Karawang, West Java

proyek yang dikerjakan selama 2011 antara lain adalah; Biznet Technovillage, Bogor; Puninar III, Jakarta; Office Tower Alam Sutera, Serpong; Satya Harapan School, Jakarta; BFI Finance Indonesia, BSD; Nestle Indonesia, Karawang; Batavia The City Center, Jakarta; The Windsor Apartment, Puri Indah, Jakarta dan Malang Citi Point, Malang.

follows: Biznet Technovillage, Bogor; Puninar III, Jakarta; Office Tower Alam Sutera, Serpong; Satya Harapan School, Jakarta; BFI Finance Indonesia, BSD; Nestle Indonesia, Karawang; Batavia The City Center, Jakarta; The Windsor Apartment, Puri Indah, Jakarta and Malang Citi Point, Malang.

Unit Usaha Properti Property Business Unit

40

Unit Usaha Properti Perseroan terdiri dari: PT Suryacipta Swadaya (SCS), yang bergerak di bidang usaha pengembangan dan pengelolaan Kawasan Industri Suryacipta City of Industry, di Karawang Timur, Jawa Barat. PT Sitiagung Makmur (SAM), yang bergerak di bidang usaha real estat, yaitu pembangunan resor Banyan Tree Ungasan Resort, Bali. PT TCP Internusa (TCP) yang bergerak di bidang usaha: o Real estat Tanjung Mas Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. o Penyewaan gedung perkantoran Graha Surya Internusa, Jakarta. o Penyewaan pertokoan Glodok Plaza, Jakarta.

The Companys property business units consist of: PT Suryacipta Swadaya (SCS), which is engaged in the development and management of Suryacipta City of Industrys Industrial Estate in East Karawang Timur, West Java. PT Sitiagung Makmur (SAM), which is engaged in real estate development, i.e. the development of Banyan Tree Ungasan Resort, Bali. PT TCP Internusa (TCP), which is engaged in the following: o Tanjung Mas Raya real estate, Pasar Minggu, South Jakarta. o Leasing of office space of Graha Surya Internusa, Jakarta. o Leasing of shopping space at Glodok Plaza, Jakarta.

Kawasan Industri Industrial Estate

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 sebesar 6,5% dan pemulihan kondisi ekonomi global telah memberikan dampak yang positif bagi kinerja unit usaha kawasan industri Perseroan, yaitu SCS. Peningkatan arus penanaman modal asing (foreign direct investment) dan ekspansi pabrikan domestik yang terutama terjadi sejak kuartal terakhir tahun 2010 dan berlanjut ke tahun 2011 menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan penjualan unit usaha kawasan industri. Total lahan industri SCS yang terjual di tahun 2011 melonjak menjadi 208 hektar, meningkat lebih dari lima kali lipat bila dibandingkan dengan tahun 2010 seluas 36 hektar. Total pendapatan usaha SCS pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 837,7 miliar, melonjak 427,9% bila dibandingkan pendapatan usaha SCS tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 158,7

Along with Indonesias 6.5% economic growth in 2011 and the recovery of global economic conditions have given very positive impact to the Companys industrial estate business unit, SCS. Increased flow of foreign direct investments and the expansion of domestic manufacturers that primarily occurred since the last quarter of 2010 that continued in 2011 were evidently the main drivers for sales growth in the industrial estate business unit. SCS total industrial land sold in 2011 jumped to 208 hectares, an increase of more than five-fold when compared with the previous years which was 36 hectares. SCS total revenue in 2011 amounted to Rp 837.7 billion, surged 427.9% when compared to revenues of SCS in 2010 amounted to Rp 158.7 billion. Fluctuations in revenues in 2011 also gave a remarkable impact to its operating income that reached Rp 300.3 billion,

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Banyan Tree Ungasan Resort, Bali

miliar. Melonjaknya pendapatan usaha pada tahun 2011 juga berdampak pada perolehan laba usahanya yang mencapai Rp 300,3 miliar, naik 401,3% dibandingkan laba usaha tahun 2010 yang sebesar Rp 59,9 miliar. Beberapa investor yang berinvestasi di Suryacipta City of Industry selama tahun 2011 antara lain adalah PT Astra Daihatsu Motor, PT Astra International Tbk, PT Nestle Indonesia, PT Tenma Indonesia, PT Sumatera Hakarindo, PT Sanko Gosei Indonesia dan PT Meidoh Indonesia. TCP sebagai pengembang Tanjung Mas Raya yang berlokasi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tinggal memiliki kavling 1,7 hektar yang akan dikembangkan di masa mendatang. SAM, sebagai pengembang Banyan Tree Ungasan Resort di atas lahan seluas 10 hektar di Bali, telah menyelesaikan pembangunan seluruh 73 villa dan pada tanggal 22 Januari 2011 resor tersebut telah melakukan Grand Opening serta beroperasi secara penuh. Banyan Tree Ungasan Resort terdiri dari 73 villa yang terbagi atas 59 villa dengan one bedroom, 11 villa dengan two bed room dan 3 vila dengan three bedroom. Sampai dengan tahun 2011, SAM telah berhasil menjual 21 vila dari 73 vila yang dimilikinya. Pengelolaan resor ini dilakukan oleh PT Ungasan Semesta Resort (USR), anak perusahaan SAM, bekerjasama dengan Banyan Tree Hotels and Resort Ltd. Singapore. Di bidang penyewaan gedung perkantoran, TCP sebagai pemilik dan pengelola Graha Surya Internusa (GSI) yang berlokasi di Jl. HR Rasuna Said, Jakarta pada tahun 2011 mencatat peningkatan tingkat hunian rata-rata menjadi 90% dibandingkan 89% pada tahun 2010. Anchor tenant GSI antara lain adalah Bank Danamon dan LOreal. Sementara di bidang penyewaan pertokoan, TCP sebagai pemilik dan pengelola Glodok Plaza yang berlokasi di kawasan Glodok, Jakarta Barat, pada tahun 2011 mencatat peningkatan tingkat hunian rata-rata menjadi 81% dibandingkan 72% pada tahun 2010.

significantly increased by 401.3% as compared to operating income in 2010 which amounted to Rp 59.9 billion. Some investors that have invested in the Suryacipta City of Industry during the year of 2011 are among others: PT Astra Daihatsu Motor, PT Astra International Tbk, PT Nestle Indonesia, PT Tenma Indonesia, PT Sumatera Hakarindo, PT Sanko Gosei Indonesia and PT Meidoh Indonesia.

TCP as the developer of Tanjung Mas Raya, located in Pasar Minggu, South Jakarta, today it has only 1.7 hectares of land left for its future development plan. SAM as the developer of Banyan Tree Ungasan Resort located on a 10 hectares land in Bali, has completed the development of 73 villas and on January 22, 2011, the resort has been officially inaugurated through a festive grand opening and now it has been in full operation. Banyan Tree Ungasan Resort runs a total of 73 villas, which consist of 59 one bedroom villas, 11 two bedroom villas and 3 three bedroom villas. Until 2011, SAM has achieved in selling 21 villas out of the 73. The resort is managed by PT Ungasan Semesta Resort (USR), a SAMs subsidiary in cooperation with Banyan Tree Hotels and Resort Ltd. Singapore.

Real Estat dan Penyewaan Gedung Real Estate and Space Leasing

41

In the field of office space lease, TCP as the owner and manager of Graha Surya Internusa (GSI) located on Jl. HR Rasuna Said, Jakarta in 2011 recorded an average occupancy rate of 90% as compared to 89% in 2010. GSI anchor tenants include Bank Danamon and LOreal. While in the field of leasing of shopping space, TCP as the owner and manager of Glodok Plaza, located in the Glodok area, West Jakarta, in 2011 recorded an increase of average occupancy rate of up to 81% from 72% in 2010.

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

The Facilitites of Gran Meli Jakarta : Caf Gran Via and Guest Room

Total pendapatan usaha dari unit usaha real estat dan penyewaan gedung pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 71,9 miliar dan berhasil meraih laba usaha sebesar Rp 11,3 miliar.

Total revenue from real estate and leasing of buildings in 2011 was Rp 71.9 billion and achieved operating income of Rp 11.3 billion.

Unit Usaha Perhotelan Hospitality Business Unit

Unit usaha perhotelan Perseroan terdiri dari : PT Suryalaya Anindita International (SAI), yang memiliki dua hotel berbintang lima yaitu Gran Meli Jakarta dan Meli Bali Hotel di kawasan Nusa Dua , Bali. PT Ungasan Resort Semesta (USR), mengelola Banyan Tree Ungasan Resort, Bali bersama Banyan Tree Hotels and Resorts Ltd. Singapore. PT Surya Internusa Hotel (SIH), yang disiapkan untuk memiliki dan mengelola unit usaha budget business hotel dan saat ini mengelola The Plaza Hotel Glodok, budget hotel milik TCP.

The Companys hospitality business units consist of: PT Suryalaya Anindita International (SAI) owns two five star hotels: Gran Meli Jakarta and Meli Bali Hotel in Nusa Dua, Bali. PT Ungasan Resort Semesta (USR) manages and operates Banyan Tree Ungasan Resort, Bali in cooperation with Banyan Tree Hotels and Resorts Ltd. Singapore. PT Surya Internusa Hotel (SIH) is projected to own, manage and operate budget business hotels, at the moment SIH manages and operates The Plaza Hotel Glodok, a TCP budget hotel.

42
Total pendapatan dari unit usaha perhotelan Perseroan pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 9,1% menjadi Rp 448,7 miliar dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 411,1 miliar. Kenaikan pendapatan unit usaha perhotelan Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh; Tingkat hunian rata-rata di Meli Bali Hotel pada tahun 2011 stabil di 81%, sementara rata-rata harga kamarnya mengalami kenaikan sebesar 18% bila dibandingkan tahun 2010. Tingkat hunian rata-rata di Gran Meli Jakarta mengalami penurunan dari 72% di tahun 2010 menjadi 51% di tahun 2011 dikarenakan sejak pertengahan tahun 2011 dilakukan renovasi besar di Gran Meli Jakarta. Pekerjaan renovasi ini direncanakan selesai pada semester kedua tahun 2012. Walaupun tingkat hunian ratarata mengalami penurunan, rata-rata harga kamarnya tetap mengalami peningkatan sebesar 16% bila dibandingkan tahun 2010. Banyan Tree Ungasan Resort pada tahun pertama beroperasi secara penuh sejak grand opening pada tanggal 22 januari 2011 mencatat tingkat hunian rata-rata 61%.

Total revenue from the Companys hospitality business unit in 2011 was increased by 9.1%, up to Rp 448.7 billion as compared to the year 2010 which was recorded at Rp 411.1 billion. Increases of revenue of the Companys hospitality business unit were primarily due to: Average occupancy rate of Meli Bali Hotel in 2011 that remained stable at the level of 81%, while average room rate was increased by 18% as compared to the previous year 2010. Average occupancy rate of Gran Meli Jakarta which experienced a decrease from 72% in 2010 down to 51% in 2011, which was mainly caused by major renovations of Gran Meli Jakarta which started midyear of 2011. This renovation works is expected to complete by the end of the second semester of 2012. Even though its average occupancy rate was decreased, there was a 16% increase of average room rate as compared to the previous year. After the grand opening on January 22, 2011, Banyan Tree Ungasan Resort during the first year of full operation has recorded a 61% average occupancy rate.

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

The Plaza Hotel Glodok, budget hotel milik TCP yang dikelola oleh SIH dan dibangun untuk meningkatkan daya tarik dan tingkat hunian Glodok Plaza, pada tahun pertama operasinya hanya mencatat tingkat hunian rata-rata 35%.

The Plaza Hotel Glodok, a budget hotel owned by TCP is managed and operated by SIH. It was built to attract and to increase occupancy rate of Glodok Plaza, which during its first year of operation only obtained 35% of average occupancy rate.

Laba usaha unit perhotelan di tahun 2011 meningkat sebesar 6,2% menjadi sebesar Rp 73,8 miliar dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp 69,5 miliar.

Operating income of the Companys hospitality business units in 2011 was increased by 6.2% or up to Rp 73.8 billion as compared to the previous years which was recorded at Rp 69.5 billion.

Ikhtisar data keuangan penting Perseroan tahun 2011 2010 (dalam miliar rupiah) Key financial data for fiscal year 2011 - 2010 (in billions of Rp)
Jumlah Total Uraian Description Aset Lancar Current Assets Aset Tidak Lancar Non Current Assets Total Aset Total Assets Liabilitas Jangka Pendek Current Liabilities Liabilitas Jangka Panjang Non Current Liabillties Total Liabilitas Total Liabilities Total Ekuitas (Tidak Termasuk Kepentingan Non Pengendali) Total Equity (Excluding Minority Interest) Pendapatan Usaha Revenue Laba Kotor Gross Profit Laba Usaha Operating Income Laba Bersih Net Income Laba Bersih Komprehensif Comprehensive Net Income 2011 1.445,7 1.492,2 2.937,9 867,2 869,6 1.736,8 2010 765,1 1.617,5 2.382,6 750,8 678,1 1.428,9 Naik (turun) Increase (decrease) 680,6 (125,3) 555,3 116,4 191,5 307,9

% 88,9% (7,7%) 23,3% 15,5% 28,2% 21,5%

1.100

869,1

230,9

26,6%

2.878,7 782,4 456,0 257,5 252,1

1.690,1 478,4 160,8 115,6 115,0

1.188,6 304,0 295,2 141,9 137,1

70,3% 63,5% 183,6,% 122,8% 119,2%

43

Aset Lancar Di tahun 2011, aset lancar naik sebesar Rp 680,6 miliar atau 88,9% menjadi Rp 1.445,7 miliar dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 765,1 miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan kas dan setara kas, piutang usaha pihak ketiga, piutang prestasi, piutang lain-lain kepada pihak ketiga dan uang muka yang berhubungan dengan peningkatan penjualan Perseroan pada tahun 2011 dan uang muka pembelian lahan industri. Aset Tidak Lancar Aset tidak lancar pada tahun 2011 turun sebesar Rp 125,3 miliar atau 7,7% menjadi sebesar Rp 1.492,2 miliar dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 1.617,5 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan aset real estat lahan industri yang berhubungan dengan penjualan

Current Assets In 2011, current assets increased by Rp 680.6 billion or 88.9% to Rp 1445.7 billion as compared to the year 2010 which was recorded at Rp 765.1 billion. This increase was primarily due to higher cash and cash equivalents, third parties trade receivables, work in progress receivable, other receivables to third parties and advances related to the Companys sales increase in 2011 and advance payment of industrial land purchases. Non-current Assets Non-current assets in 2011 decreased by Rp 125.3 billion or 7.7%, down to Rp 1,492.2 billion as compared to the year 2010 which stood at Rp 1,617.5 billion. The decrease was mainly due to a decrease of industrial land real estate assets associated with sales of industrial land. While the

Uraian Kinerja Keuangan Review on Financial Performance

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Sateria Tapas Bar, Meli Bali Hotel, Nusa Dua Bali

lahan industri. Sedangkan penurunan aset real estat vila, aset tetap dan aset lain-lain serta kenaikan properti investasi terutama disebabkan oleh reklafikasi akun di SAM. Total Aset Total aset pada tahun 2011 naik sebesar Rp 555,3 miliar atau sebesar 23,3% menjadi Rp 2.937,9 miliar dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 2.382,6 milliar. Kenaikan total aset ini terutama disebabkan oleh kenaikan aset lancar sebesar Rp 680,6 miliar dan penurunan aset tidak lancar sebesar Rp 125,3 miliar. Liabilitas Jangka Pendek Di tahun 2011 liabilitas jangka pendek naik sebesar Rp 116,4 miliar atau sebesar 15,5% menjadi Rp 867,2 miliar dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 750,8 miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan uang muka dari pelanggan dan taksiran liabilitas pengembangan tanah dan lingkungan sehubungan penjualan lahan industri di samping adanya penurunan utang bank jangka pendek dan utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas jangka panjang pada tahun 2011 meningkat sebesar Rp 191,5 miliar atau sebesar 28,2% menjadi Rp 869,6 milliar dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 678,1 miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan karena kenaikan uang muka proyek sehubungan dengan jasa konstruksi dan jaminan dari pelanggan sehubungan dengan penjualan lahan industri di samping adanya penurunan pada utang jangka panjang wesel bayar. Total Liabilitas Secara keseluruhan, total liabilitas pada tahun 2011 naik sebesar Rp 307,9 miliar atau 21,5% menjadi Rp 1.736,8 milliar dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 1.428,9 miliar. Peningkatan total liabilitas ini terutama disebabkan oleh kenaikan liabilitas jangka pendek sebesar Rp 116,4 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 191,5 miliar.

decline in real estate assets of villas, fixed assets and other assets as well as the increase in investment properties were mainly due to the account reclassification in SAM. Total Assets Total assets in 2011 increased by Rp 555.3 billion or 23.3%, up to Rp 2,937.9 billion as compared to the year 2010 which stood at Rp 2,382.6 billion. The increase in total assets was primarily due to an increase in current assets amounting to Rp 680.6 billion and a decrease in non-current assets amounting to Rp 125.3 billion. Current liabilities Current liabilities in 2011 increased by Rp 116.4 billion or 15.5%, up to Rp 867.2 billion as compared to the year 2010 which was recorded at Rp 750.8 billion. This increase was primarily due to the increase in advances from customers and the estimated liability for land and enviromental development related to increasing sales of industrial land, and additionally due to a decrease in short-term bank loan and current portion of long-term loans.

44

Non-Current Liabilities Non-Current liabilities in 2011 increased by Rp 191.5 billion or by 28.2% up to Rp 869.6 billion as com-pared to the year 2010 which was recorded at Rp 678.1 billion. The increase was primarily due to the increase in customers advance payments of construction projects and customers deposit related with the sale of industrial land and additionally due to a decrease in long-term debt notes payable.

Total Liabilities Overall total liabilities in 2011 increased by Rp 307.9 billion or 21.5% up to Rp 1,736.8 billion as compared to the year 2010 which stood at Rp 1,428.9 billion. Increase in total liabilities was primarily due to higher current liabilities amounting to Rp 116.4 billion and non-current liabilities amounting to Rp 191.5 billion.

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Pendapatan Usaha Pendapatan usaha di tahun 2011 meningkat sebesar 70,3% menjadi Rp 2.878,8 milliar dibandingkan tahun 2010 yang sebesar Rp 1.690,1 miliar. Peningkatan pendapatan usaha ini terutama disebabkan peningkatan signifikan pendapatan usaha dari unit usaha kawasan industri dan unit usaha konstruksi dan juga peningkatan dari unit usaha perhotelan. Laba Kotor Laba kotor pada tahun 2011 meningkat sebesar Rp 304,0 milliar atau sebesar 63,5% menjadi Rp 782,4 miliar dari Rp 478,4 miliar yang tercatat pada tahun 2010. Marjin laba kotor sedikit menurun dari 28,3% pada tahun 2010 menjadi 27,2% pada tahun 2011. Laba Usaha Laba usaha pada tahun 2011 meningkat sebesar Rp 295,2 miliar atau sebesar 183,6% menjadi Rp 456,0 milliar dari Rp 160,8 miliar yang tercatat pada tahun 2010. Margin laba usaha meningkat dari 9,5% pada tahun 2010 menjadi 15,8% pada tahun 2011. Laba Bersih Pada tahun 2011, Perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp 257,5 miliar, sementara pada tahun 2010, Perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp 115,6 miliar. Laba Bersih Komprehensif Pada tahun 2011 Perseroan mencatat laba bersih komprehensif sebesar Rp 252,1 miliar, sementara pada tahun 2010, Perseroan mencatat laba bersih komprehensif sebesar Rp 115,0 miliar. Kolektibilitas Piutang dan Kemampuan Membayar Hutang Perseroan Manajemen Perseroan dan anak perusahaan telah melakukan analisa terhadap kolektibilitas piutang usaha dan piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Berdasarkan hasil analisa ini, Perseroan telah mencadangkan penurunan nilai piutang sebesar Rp 14,9 miliar pada tahun 2011. Pihak manajemen percaya bahwa penurunan nilai piutang tersebut akan cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang usaha dan piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut. Berdasarkan rasio liability-to-equity Perseroan yang menurun menjadi sebesar 157,9% pada tahun 2011 dibandingkan 164,4% pada tahun 2010, maka kemampuan Perseroan dalam membayar hutang meningkat.

Revenue Revenue in 2011 increased by 70.3% to Rp 2,878.8 billion as compared to the year 2010 which amounted to Rp 1,690.1 billion. Increase in revenue was primarily due to a significant increase in revenues from the industrial estate business unit and business units of construction as well as improving hospitality business unit.

Gross Profit Gross profit in 2011 increased by Rp 304.0 billion or by 63.5% up to Rp 782.4 billion from Rp 478.4 billion recorded in 2010. Gross profit margin declined slightly from 28.3% in 2010 to 27.2% in 2011.

Operating Income Operating income in 2011 increased by Rp 295.2 billion or by 183.6%, from Rp 160.8 billion recorded in 2010 increased up to Rp 456.0 billion in 2011, operating profit margin increased from 9.5% in 2010 to 15.8% in 2011.

Net Income In 2011 the Company recorded net income of Rp 257.5 billion, while in 2010 the Company obtained net income of Rp 115.6 billion

Comprehensive Net Income In 2011 the Company recorded comprehensive net income of Rp 252.1 billion, while in 2010 the Company obtained comprehensive net income of Rp 115,0 billion. Account Receivables Collectability and Debt Paying Ability of the Company Management of the Company and its subsidiaries has performed an analysis of collectability of its trade receivables and account receivables from related party. Based on the results of this analysis, the Company has reserved for impairment of receivable of Rp 14.9 billion in 2011. The management is confident that the amount of reserved for impairment of receivable will be sufficient to cover any loss that may arise due to the uncollectable trade receivables and receivables from related party. The Companys liability based on ratio-to-equity which was decreased to 157.9% in 2011 compared to 164.4% in 2010 that made the Companys ability to repay its debt increase.

45

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Villa Main Pool, Meli Bali Hotel, Nusa Dua Bali

Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal Perseroan tidak memiliki ikatan yang material untuk investasi barang modal. Kejadian Luar Biasa Tidak ada kejadian luar biasa pada tahun 2011. Komponen Substansial dari Pendapatan dan Beban Lain lain Dalam tahun 2011 beban lainlain yang substansial terutama berasal dari beban penyusutan properti investasi vila milik SAM sebesar Rp 24,1 miliar.

Material Contract for Capital Goods Investment The Company has no material contract for capital goods investment. Extraordinary Events There were no extraordinary events in 2011. Substantial components of Other Income and Expenses In 2011 substantial other expenses primarily derived from investment properties depreciation expenses of villas which are owned by SAM with total of Rp 24.1 billion. Impact of Price Change on Sales and Revenue There was no impact of price changes that materially affect the Companys revenues in 2011.

46

Dampak Perubahan Harga atas Penjualan dan Pendapatan Tidak ada dampak perubahan harga yang secara material mempengaruhi pendapatan Peseroan pada tahun 2011. Informasi dan Fakta Material Setelah Tanggal Laporan Keuangan Akuntan Publik Informasi dan faktafakta setelah tanggal laporan keuangan, jika ada, diungkapkan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan yang telah diaudit. Prospek Usaha Perseroan Indikator perekonomian Indonesia yang stabil akan memberikan dampak positif kepada prospek usaha Perseroan pada tahun 2012 terutama dibidang kawasan industri, konstruksi dan perhotelan. Terus membaiknya iklim investasi di Indonesia baik yang berasal dari domestik maupun asing, dukungan kebijakan pemerintah untuk industrialisasi di Indonesia dan kokohnya ekonomi domestik dalam menunjang pertumbuhan ekonomi serta pembangunan infrastruktur akan mendorong permintaan terhadap lahan industri. Peningkatan kebutuhan bangunan komersial serta pembangunan infrastruktur sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berdampak positif bagi unit usaha konstruksi. Kondisi perekonomian dan politik yang

Information and Material Facts after the Date of the Auditors Financial Statements Information and facts after the financial statements date, if any, are disclosed in the audited Consolidated Financial Statements of the Company and its Subsidiaries. The Companys Business Outlook Indonesias stable economic indicators will have a positive impact to the Companys business outlook in 2012 particularly in the industrial estate, construction and hospitality business units. The consistently improving investment climate in Indonesia, both from domestic and foreign investment, the governments policy support for industrialization in Indonesia and the solid and steady domestic economy to support economic growth and infrastructure development, will increase demand for industrial land. The increased needs for commercial buildings and infrastructure in line with Indonesias economic growth will give a positive impact to the construction business unit. The encouraging economic and political conditions, infrastructure

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

kondusif, pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan kelas menengah di Indonesia, akan menopang pertumbuhan jasa perhotelan. Aspek Pemasaran Manajemen telah merumuskan strategi pemasaran untuk anak-anak perusahaan pada tahun 2012: NRC, anak perusahaan Perseroan yang bergerak di unit usaha jasa konstruksi, akan terus berupaya memperoleh proyekproyek infrastruktur khususnya jalan tol dan pembangunan sarana dan prasarana pertambangan dan perkebunan, selain memper-tahankan pangsa pasar di sektor industri dan komersial yang telah menjadi keunggulannya. SCS, anak perusahaan Perseroan di bidang pengembangan dan pengelolaan kawasan industri, akan memprioritaskan pengembangan lahan yang ada dan perluasan lahan baru untuk mengantisipasi tingginya permintaan lahan industri serta mengembangkan model bisnis baru untuk meningkatkan kontribusi recurring income-nya dengan memulai pembangunan kawasan bisnis komersial, Suryacipta Square. TCP, anak perusahaan Perseroan yang bergerak di unit usaha real estat dan penyewaan gedung perkantoran/pertokoan, akan terus berupaya meningkatkan tingkat hunian ruang kantor Graha Surya Internusa, maupun kios/toko pada pusat perbelanjaan Glodok Plaza untuk mengoptimalkan pendapatan dan arus kas.

development and growth of the middle class in Indonesia, will sustain the growth of hospitality services. Marketing Aspects The management has formulated a marketing strategy for the Companys subsidiaries in 2012 as follows: NRC, the Companys subsidiary that engages in the construction business unit, will continuously attempt to obtain infrastructure projects, especially highways and infrastructure development in mining and plantation. NRC will maintain its market share in commercial and industrial sectors that have become its specialization. SCS, the Companys subsidiary that engages in developing and managing industrial estate, will prioritize the development of existing land and expansion of new land for the anticipated high demand for industrial land, as well as the development of new business models to increase the contribution of its recurring income, by starting to construct commercial business district: Suryacipta Square. TCP, the Companys subsidiary that engages in real estate and lease of office buildings & shopping center, will continue to improve the occupancy rate of office space at Graha Surya Internusa, and shopping space at Glodok Plaza shopping center. All these endeavors are aimed to optimize the Companys revenue and cash flow. SAI, the Companys subsidiary that engages in the hospitality business unit will consistently optimize business performance of Meli Bali Hotel and Gran Meli Jakarta in 2012. Gran Meli Jakarta will finish its major renovation in the mid of 2012 and aims to become one of the leading business hotels in Jakarta. Both five-star hotels which have won dozens of national and international awards, especially in the field of environmental sustainability and quality of service, will continue to enhance its competitiveness in reaching a wider network of international and domestic tourism and visitors, from businessmen and corporates in Indonesia.

47

SAI, anak perusahaan Perseroan yang bergerak di unit usaha perhotelan, akan terus mengoptimalkan kinerja usaha Meli Bali Hotel dan Gran Meli Jakarta pada tahun 2012. Gran Meli Jakarta, yang akan menyelesaikan renovasi besarnya di pertengahan tahun 2012, mentargetkan untuk menjadi salah satu leading bisnis hotel di Jakarta. Kedua hotel berbintang lima tersebut yang telah meraih belasan penghargaan nasional dan internasional terutama di bidang kelestarian lingkungan dan mutu pelayanan, akan terus meningkatkan daya saingnya dalam meraih jaringan pariwisata internasional maupun domestik dan tamutamu dari kalangan pebisnis dan perusahaan di Indonesia. USR, anak perusahaan Perseroan yang bergerak di unit usaha perhotelan akan berupaya me-ningkatkan kinerja Banyan Tree Ungasan Resort, Bali di tahun kedua operasinya secara penuh.

USR, the Companys subsidiary that engages in the hospitality business endeavors to enhance the performance of Banyan Tree Ungasan Resort, Bali in its second year of full operation.

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Meli Bali Facilities : Family Suite Room, Barbeque Buffet Dinner, Private Villa Beach

Kebijakan Dividen Keputusan tentang dividen final untuk tahun 2011 akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan Perseroan yang diselenggarakan pada tahun 2012. Perseroan telah membagikan dividen interim untuk tahun buku 2011 sebesar Rp 4,5 per saham pada tanggal 1 Desember 2011 Informasi Material Lainnya Tidak ada informasi material lainnya yang harus diungkapkan dalam transaksi transaksi Perseroan pada tahun 2011. Perubahan dalam Peraturan Pemerintah yang Berpengaruh Signifikan Tidak ada perubahan signifikan dalam peraturan pemerintah yang berdampak secara signifikan terhadap Perseroan. Perubahan Kebijakan Akuntansi Tidak ada perubahan dalam kebijakan akuntansi di tahun 2011.

Dividend Policy Decisions on the final dividend payment for 2011 will be made at the Companys Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) held in 2012. The Company has distributed interim dividends for the fiscal year of 2011 amounting to Rp 4.5 per share on December 1, 2011.

Other Material Information There was no other material information that should be disclosed in the Companys transactions in 2011.

Changes in Government Regulation of Significant Impact There were no changes in government regulations that impact significantly to the Company.

48

Changes in Accounting Policies There was no change in accounting policy in 2011.

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

49

NRCs Project - Seminyak Resort & Spa, Seminyak, Bali

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

07

Tata Kelola Perusahaan


Good Corporate Governance

Tata Kelola Perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen Perseroan dan anak perusahaan. Perseroan selalu berusaha secara konsisten dalam mengelola bisnisnya dengan asasasas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan kewajaran serta kesetaraan. Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan senantiasa berusaha secara terus-menerus untuk melengkapi unsur-unsur yang diperlukan dalam pelaksanaan GCG. Untuk saat ini, salah satu unsur GCG yang telah ada adalah Komite Audit, dan Departemen Audit Internal.

Good Corporate Governance (GCG) is an inseparable part of the management system of the Company and it's subsidiaries. The Company consistently attempts to manage its business activities in compliance with the principles: transparency, accountability, responsibility, independence, fairness and equality principles. The Board of Commissioners and Board of Directors are continuously establishing elements needed in implementing GCG appropriately. At the moment GCG elements that have been established in the Company are the Audit Committee and the Internal Audit Department. a. Based on the Companys Articles of Association, article 24, the primary duty and authority of Commissioners are overseeing the management of the Company by it's Directors.

Komisaris Commissioners

50

a. Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan Pasal 24, tugas dan wewenang Komisaris yang utama adalah mengawasi pengurusan Perseroan yang dijalankan oleh Direksi.

b. Prosedur penetapan dan Komisaris

nilai remunerasi

b. Procedure of Remuneration

Determining

Commissioners

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan (Rapat) yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei tahun 2011, menyetujui penetapan jumlah honorarium seluruh Anggota Dewan Komisaris Perseroan sejumlah Rp 125.000.000 (seratus dua puluh lima juta rupiah) per bulan sebelum dipotong pajak penghasilan dan satu bulan Tunjangan Hari Raya, dengan selalu memperhatikan perkembangan ketentuan di bidang ketenagakerjaan dan perpajakan, yang berlaku terhitung sejak ditutupnya Rapat tersebut sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan berikutnya yang akan diselenggarakan pada tahun 2012.

Based on a resolution approved at the Companys Annual General Meeting of Shareholders held on May 23, 2011, the total honorarium for all members of the Board of Commissioners is in the amount of Rp125,000,000.- (one hundred and twenty five million Rupiah) per month before tax plus one month Hari Raya Bonus, while taking the latest progress of regulations on manpower and taxation in consideration from the starting and the closing of the Annual General Meeting of Shareholders to be held in 2012.

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

c. Frekuensi pertemuan dan kehadiran Rapat Komisaris Selama tahun 2011, Dewan Komisaris telah mengadakan rapat sebanyak enam kali untuk mengevaluasi, mengawasi pengelolaan Perseroan yang dijalankan oleh Direksi dan memberi nasehat kepada Direksi yang bermanfaat bagi Perseroan sebagai berikut:

c. Frequency and Attendance of Commissioners Meetings During 2011, the Board of Commissioners have held six meetings to evaluate and to supervise the Companys management run by the Directors and to provide advises to the Companys Directors:

Nama Name Hagianto Kumala Marseno Wirjosaputro Royanto Rizal William Jusman Steen Dahl Poulsen

Jabatan Position Presiden Komisaris/Komisaris Independen President Commissioner/Independent Commissioner Wakil Presiden Komisaris/Komisaris Independen Vice President Commissioner/Independent Commissioner Komisaris Commissioner Komisaris Commissioner Komisaris Commissioner

Jumlah Kehadiran Total Attendance 6/6 6/6 5/6 5/6 3/6

a. Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan pasal 21, tugas dan wewenang Direksi yang utama adalah memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

a. Based on the Companys Articles of Association, article 21, the primary duty and authority of the Directors are to lead and to manage the Company in accordance with the purposes and objectives of the Company. b. Procedure of Determining Directors Remuneration The Board of Directors Remuneration is determined by the Annual General Meeting of Shareholders held on May 23, 2011, the Shareholders delegated their authority to the Board of Commissioners to set the sum of remuneration of members of the Board of Directors, since the closing of such Meeting until the closing of the Annual General Meeting of Shareholders to be held in 2012.

Direksi Directors

b. Prosedur penetapan dan nilai remunerasi Direksi Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (Rapat) Perseroan yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2011, Pemegang saham Perseroan melimpahkan wewenangnya kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan jumlah gaji, tunjangan dan fasilitas lainnya bagi anggota Direksi Perseroan yang berlaku terhitung sejak ditutupnya Rapat tersebut sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang akan diselenggarakan pada tahun 2012. c. Frekuensi pertemuan dan kehadiran Rapat Direksi Selama tahun 2011, Direksi telah mengadakan rapat sebanyak 20 kali untuk mengevaluasi dan memberi masukan demi meningkatkan efektifitas pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik di Perseroan maupun di Surya Internusa Grup.
Nama Name Johannes Suriadjaja Eddy Purwana Wikanta The Jok Tung

51

c. Frequency and Attendance of Directors Meetings During the year 2011, the Directors held 20 meetings to evaluate and to provide input for the improvement of implementation effectivity of Good Corporate Governance in the Company, as well as in the Surya Internusa Group.
Jumlah Kehadiran Total Attendance 20/20 20/20 20/20

Jabatan Position Presiden Direktur President Director Wakil Presiden Direktur Vice President Director Direktur Director

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

d. Program Pelatihan Direksi Dalam meningkatkan kompetensi dan pengetahuan khususnya yang terkait dengan perekonomian Indonesia dan sektoral terkini.

d. Training Programs for Directors Training Programs for Directors are prepared to enhance their competencies as well as their knowledge related to the most current Indonesian economy.

Komite Audit Audit Committee

Keanggotaan Komite Audit Komite Audit (Komite) ditunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Seluruh anggota Komite merupakan pihak independen dengan Ketua Komite merangkap sebagai Komisaris Independen.

Membership of Audit Committee Audit Committee is appointed and responsible to the Board of Commissioners. All the members of the committee are independent, while the Chairman of the Committee concurrently doubles as Independent Commissioner. The composition of the Companys Audit Committee is as follows:
Jabatan Position Ketua Komite Audit Chief of Audit Committee Anggota Komite Audit Member of Audit Committee Anggota Komite Audit Member of Audit Committee

Adapun susunan komite Audit Perseroan adalah sebagai berikut:


Nama Name Marseno Wirjosaputro Kardinal A. Karim Irwan Setia

Marseno Wirjosaputro, Ketua Komite Audit Warga Negara Indonesia Menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris PT Surya Semesta Internusa Tbk sejak Juni 2001 sekaligus sebagai Komisaris Independen pada periode Juni 2001 hingga Juni 2004. Sebelumnya pada Juni 1996-Juni 2001 sebagai Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk. Di samping itu, pada saat ini masih memegang jabatan Presiden Komisaris/Wakil Presiden Komisaris di beberapa perusahaan dalam Grup Surya Internusa. Sebelumnya pernah menjadi Kepala Divisi di Departemen Pekerjaan Umum Bandung. Project Officer Pelabuhan Udara Juanda Surabaya tahun (1959-1964), Rektor Institut Teknologi Surabaya tahun (1964-1968). Direktur Utama PT National Roadbuilders & Construction Co tahun (1969-1973) dan Direktur/Wakil Direktur Utama PT Astra International Tbk tahun (19731989). Komisaris PT Astra Interntional (1989-1992), Direktur Utama PT Suryaraya Prawira (1990-1996), Komisaris PT United Tractors (1992-1994), Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk (19962001), Menjadi Ketua Dewan Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra dari tahun (1980 1991) dan Ketua Umum Koperasi Karyawan Astra tahun (19901993). Pernah menjadi Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) dalam dua kali masa bakti. Menyelesaikan pendidikan di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1957.

Marseno Wirjosaputro, Chairman Indonesian citizen. Vice President Commissioner of PT Surya Semesta Internusa Tbk since June 2001, as well as Independent Commissioner (June 2001-June 2004). Previously, President Director of PT Surya Semesta Internusa Tbk. (June 1996-June 2001). At the moment he is President Commissioner and Vice President Commissioner of several companies in the Surya Internusa Group. He was Division Head in the Department of Public Works, Bandung, Project Officer of Juanda Airport, Surabaya (1959-1964), Rector of Institute of Technology Surabaya (1969-1968). President Director of PT National Roadbuilders & Construction Co (1969-1973). Director and Vice President Director of PT Astra International Tbk (1973-1989). Commissioner of PT Astra International (1989-1992), President Director of PT Suryaraya Prawira (19901996), Commissioner of PT United Tractors (19921994), President Director of PT Surya Semesta Internusa Tbk (1996-2001). Chairman of the Foundation Board of Dharma Bhakti Astra (1980 1991). Chairman of Employee Cooperatives of Astra (1990-1993). Chairman of National Occupational Safety and Health Council for two periods. He was a graduate of Institute of Technology Bandung (1957).

52

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Kardinal A. Karim, Anggota Anggota Komite Audit sejak tahun 2008. Memulai karirnya di Prasetio, Utomo & Co (Arthur Andersen) dengan jabatan terakhir Deputy Managing Partner. Presiden Direktur PT Hexindo Adiperkasa Tbk (2010-sekarang), Komisaris Independen PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (2002-sekarang), Komisaris Independen PT Dynaplast Tbk (2007-sekarang), Komisaris Independen PT Global Media Tbk (d/h PT Bimantara Citra Tbk) (2006-sekarang), Komisaris Independen pada PT Sapta Indra Sejati. Sebagai Anggota Ikatan Komite Audit Indonesia sejak 2004.

Kardinal A. Karim, Member He has been a member of the Companys Audit Committee since 2008. He started his career in Prasetio, Utomo & Co (Arthur Andersen), his latest position there was Deputy Managing Partner; President Director of PT Hexindo Adiperkasa Tbk (2010-today); President Director of PT Hexindo Adiperkasa Tbk (2010-today); Independent Commissioner of PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (2002today); Independent Commissioner of PT Dynaplast Tbk (2007-today); Independent Commissioner of PT Global Media Tbk (formerly PT Bimantara Citra Tbk) (2006-today); Independent Commissioner of PT Sapta Indra Sejati. He has been a member of the Indonesian Audit Committee Association since 2004. Irwan Setia, Member He has been a member of the Companys Audit Committee since 2009. He started his career in Prasetio Utomo & Co/Arthur Andersen (1994-1999); Director of PT Kodak Indonesia (1999-2004). Since 2005 until today he has been a partner of KAP Sulaiman & Rekan.

Irwan Setia , Anggota Anggota Komite Audit sejak tahun 2009, memulai karirnya di Prasetio Utomo & Co/Arthur Andersen (1994-1999). Pada tahun 1999 s/d tahun 2004 diangkat menjadi Direktur di PT Kodak Indonesia. Sejak tahun 2005 hingga sekarang menjadi Partner dari KAP Sulaimin & Rekan.

Fungsi utama Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, antara lain meliputi: Menelaah informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan proyeksi dan informasi keuangan lainnya Menelaah pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal Menelaah ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan

The primary function of Audit Committee is to assist the Board of Commissioners by providing opinion on reports submitted by the Directors, to identify issues that require the attention of the Commissioners, and to perform other tasks related to the duties of the Board of Commissioners, such:

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Job Description and Responsibility

53

Reviewing the financial information that will be issued by the Company as projected financial statements and other financial informations. Reviewing the implementation of inspection by internal auditors. Reviewing the Companys adherence to laws and regulations on capital market and other legislations related to the activities of the Company

Selama tahun 2011, Komite Audit telah mengadakan rapat sebanyak 4 (empat) kali untuk mengevaluasi dan memberi masukan demi meningkatkan efektifitas pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik di Perseroan maupun di Surya Internusa Grup.
Nama Name Marseno Wirjosaputro Kardinal Karim Irwan Setia

During the year 2011, the Audit Committee held 4 (four) meetings to assess and provide input for improving the effectiveness of the implementation of Good Corporate Governance in the Company and in the Internusa Surya Group.
Jumlah Kehadiran Total Attendance 4/4 4/4 4/4

Jabatan Position Ketua Chairman Anggota Member Anggota Member

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Pelatihan mengenai hubungan industrial kepada karyawan Training BIPARTITE (Industrial Relations) Training for employees

Kegiatan pembersihan pantai di Bali Beach cleaning in Bali

Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit Audit Committees Activity Implementation Report

Sepanjang tahun 2011, Komite Audit telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: Menelaah Laporan Keuangan Triwulan dan akhir tahun Perseroan. Mengevaluasi sistem akuntansi dan struktur pengendalian interen. Menilai efektivitas kerja satuan internal audit. Menelaah kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan peraturan-peraturan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan. Melakukan diskusi dengan auditor eksternal untuk membahas ruang lingkup, risiko dan rencana audit yang akan dilakukan oleh auditor eksternal. Menelaah independensi auditor eksternal.

Throughout the year 2011, the Audit Committee has conducted the following activities: Reviewing the Companys Quarterly and year end Financial Report. Evaluating the accounting system and internal control structure. Assessing the effectiveness of the internal audit unit. Reviewing the Companys compliance with prevailing laws and regulations of the capital market and other regulations related to the Companys business activities. Conducting discussions with external auditors to discuss the scope, risk and audit plan that will be conducted by the external auditors. Reviewing auditors. the independence of external

54
Adapun hasil evaluasi Komite Audit berdasarkan kegiatan tersebut adalah: a. Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2011 disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku di Indonesia. b. Perseroan tidak melakukan kegiatan yang melanggar peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal ataupun bidang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.

Evaluation results by the Audit Committee are as based on these activities: a. The Companys Financial Statements for the fiscal year 2011 are presented in accordance with prevailing accounting standards, laws and regulations in Indonesia. b. The Company does not engage in activities that violate laws and regulations of the capital market or other fields related to the Companys business activities.

Risiko Perseroan Corporate Risk

Risiko Harga Bahan Bangunan dan Kesulitan Memperoleh Bahan Bangunan Umumnya kontraktor selalu akan mengalami resiko penurunan keuntungan proyek yang sudah direncanakan akibat kenaikan bahan/material kebutuhan proyek dan juga kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), dikarenakan sudah menjadi sifat bisnisnya untuk menetapkan terlebih dahulu nilai

Building Material Price Risk and Difficulty of Obtaining Building Materials In general, contractors usually take the risk of the decreased income on projects that are already planned, due to the possible increase of material and fuel prices. These "risks" are taken because the nature of the business is to set a contract price and payment after complition of the job. The project

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

harga jual/kontrak, dan baru menyerahkan hasil pekerjaannya setelah masa kontrak selesai, di mana waktu pelaksanaannya proyek bisa dalam jangka waktu panjang (lebih dari satu tahun) maupun jangka pendek (kurang sari satu tahun) tergantung skala besarnya proyek tersebut. Berdasarkan data-data yang ada pada kami, pada tahun 2011. Terbatasnya supply material disebabkan banyaknya proyek konstruksi di tahun 2011 sehingga meningkatkan jumlah permintaan akan material bahan bangunan juga memicu kenaikan harga material bahan bangunan seperti besi beton (steel bar) 10%; baja (steel profile) 10%; semen 5%; ready mix concrete 10% dan material finishing mengalami mengalami kenaikan sekitar 10-15%. Untuk proyek-proyek yang berada di Pulau Jawa kendalanya adalah supply material seperti pasir, batu pecah (split), batu alam dan lain sebagainya yang harus didatangkan dari luar Jawa, seringkali terlambat akibat masalah transportasi laut yang sangat bergantung dari iklim dan cuaca. Demikian juga sebaliknya pada proyek-proyek di luar Pulau Jawa, seringkali terkendala dengan transportasi laut untuk material fabrikasi seperti tiang pancang, besi beton, baja dan material finishing yang dapat mengakibatkan kelangkaan dan juga naiknya hargaharga bahan baku alam. Risiko dari kolektibilitas piutang Bidang usaha yang dilakukan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan sebagian besar berkaitan dengan usaha jasa konstruksi, di mana pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan dilakukan secara bertahap. Apabila piutang atas pembayaranpembayaran tersebut tidak dapat tertagih maka akan menurunkan kinerja Perseroan. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya resiko ini, maka usaha-usaha yang tempuh meliputi: Melihat reputasi dan kemampuan bayar dari pemberi kerja Mensyaratkan uang muka proyek Mensyaratkan progress payment Melakukan pengawasan secara terus menerus untuk mengurangi eksposur resiko kredit. Risiko Perubahan Kurs Perseroan dan entitas anak terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama dikarenakan transaksi dan saldo yang didenominasi dalam mata uang asing seperti penjualan, pembelian, kas, dan setara kas serta pinjaman yang didenominasi dalam mata uang asing.

implementation could last more than one year or less than one year, depending upon the scale of the project.

Based on available data, throughout the year 2011, very limited supply of building materials caused by too many construction projects in 2011, has caused increasing demand of construction materials. This in turn would trigger an increase in prices of construction materials such as iron rods (steel bar) 10%; steel (steel profile) 10%, cement 5%; ready mix concrete 10% and finishing materials 10-15%. For projects located on the Island of Java, supply of sand, crushed stone (split), and other natural stones that should be transported from outside Java, is often delayed due to problems of marine transportation which depends so much on weather and climate conditions. The same happen to projects located outside of Java which are often constrained by sea transportation for fabricated materials such as piles, concrete iron rods, steel and finishing materials and also could cause shortages and rising prices of natural resources.

Risk of Accounts Receivable Collectibility The Companys and subsidiaries lines of business are primarily related to the construction business, manufacturing of precast and presstressed concrete. In such transactions, the customer pays in stages of installment. Whenever the customer fails to pay in time, obviously this will decrease the Companys performance. To reduce this risk, the Company takes the following measures: Scrutinizing customers reputation and credibility Require advance payment Require progress payment Continously monitor to mitigate credit risk

55

Risk of Exchange Rate Fluctuations The Company and its subsidiaries are exposed to the effect of foreign currency exchange rate fluctuation mainly because of foreign currency denominated transaction and balances such as purchases, sales, cash and cash equivalents and borrowings denominated in foreign currency.

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Perseroan dan entitas anak mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan mengusahakan Natural hedging, apabila memungkinkan, dengan cara antara lain melakukan pinjaman mata uang asing apabila pendapatannya juga dalam mata uang asing. Selain itu, Perseroan dan entitas anak juga melakukan pengamatan terhadap fluktuasi mata uang asing sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat apabila diperlukan untuk mengurangi resiko mata uang asing, seperti penggunaan transaksi lindung nilai. Risiko Gugatan Hukum Sebagai sebuah badan hukum, perusahaan tidak terlepas dari kemungkinan adanya tuntutan hukum dari pihak ketiga kepada Perseroan dan Anak Perusahaan. Secara umum timbulnya tuntutan hukum tersebut dapat terjadi akibat aktivitas di semua tingkatan manajemen. Upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi risiko hukum antara lain dengan penyiapan Sumber Daya Manusia yang handal di bidang hukum, bekerja sama dengan pengacara yang profesional dalam menghadapi kasus tuntutan hukum dan pembenahan administrasi dan perangkat hukum yang dimiliki perusahaan.

The Company and its subsidiaries manage the foreign currency exposure by adopting natural hedging, where possible, among others by obtaining foreign denominated loans only when earnings were also foreign denominated. In addition, the Company and its subsidiaries also manage the foreign currency exposure by monitoring fluctuation in foreign currency, in other to perform the appropriate actions, if necessary, to mitigate the foreign currency risk, such as the use of hedging.

Risk of Legal Lawsuit As a corporation, the Company is susceptible to third-party lawsuits against the Company and its subsidiaries.

Generally, lawsuits could possibly happen at all levels of management.

Efforts are attempted to anticipate legal risks, among others, to prepare reliable human resources in the legal field, to work with professional attorneys in dealing with cases of lawsuits and by straightening up the Companys administrative and legal instruments.

56

Sistem Pengendalian Interen Salah satu tugas pokok Manajemen Perseroan adalah mengelola dan mengamankan nilai investasi dan kekayaan Perseroan. Sistem pengendalian interen yang andal sangat dibutuhkan untuk membantu tugas tersebut. Perseroan telah menyusun dan mempunyai sistem pengendalian interen yang efektif untuk semua kegiatan operasionalnya. Sistem Pengendalian Interen tersebut diterjemahkan dalam suatu prosedur dan kebijaksanaan yang jelas sehingga dinilai cukup efektif untuk mengontrol dan meminimalkan risiko yang ada dan juga Perseroan secara rutin mengadakan Tinjauan Manajemen Kuartalan dengan anak perusahaan sebagai sarana pengendalian dan juga berfungsi sebagai alat peringatan dini (early warning signals) apabila ada hal-hal sedang berlangsung menyimpang dari perencanaan kerja anak perusahaan, sehingga langkah antisipasi (counter actions) dapat segera diambil. Namun demikian, Perseroan juga menyadari bahwa hal ini tidak menjamin tindakan penyelewengan atau tidak ada risiko sama sekali. Untuk itu, Perseroan memiliki unit Audit Internal seperti yang disyaratkan dalam Peraturan Nomor

Internal Control System One of major tasks assigned to the Companys Management is to manage and secure the investments and assets of the Company. Reliable internal control system is a must to ensure welladvanced implementation of such task. The Company has prepared and put in place an effective internal control applicable for overall operational activities. This Internal Control System is translated into a well-cut procedure and policy capable of effectively controlling and minimizing the Management on quarterly basis with the subsidiaries adopted as the controlling tools and early warning signals in case of any irregularity deviating from the work plans envisaged for the subsidiaries concerned, nevertheless the Company fully realized that such internal control system will not be sufficiently capable of eliminating all frauds or risks.

In light that, the Company established an Internal Audit Unit as required in Regulation Number IX.7

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

IX.7 Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Kep-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008, tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal. Unit Audit Internal ini akan menilai tingkat kepatuhan terhadap sistem, prosedur dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan di tingkat operasional serta memberikan rekomendasi perbaikan yang dianggap perlu. Sistem Pengendalian Interen yang ada akan ditelaah secara periodik untuk mengetahui apakah masih cukup efektif dalam menangani risiko yang mungkin timbul. Unit Audit Internal melaporkan hasil temuan dan rekomendasinya kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan merupakan penghubung antara Perseroan dengan masyarakat untuk memenuhi kewajiban Perseroan sebagai perusahaan publik dalam Good Corporate Governance dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Posisi Sekretaris Perusahaan saat ini dijabat oleh Bapak Eddy Purwana Wikanta yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Perseroan.

Annex to the Decree of Chairperson of Capital Market and Finance Institution Supervisor Body Number Kep-496/BL/2008 dated 28 November 2008 concerning Internal Audit Unit Formation and Guideline of Internal Audit Unit Charter Preparation. This Internal Audit Unit will Assess the compliance to systems, procedures and policies set out at operation level and recommend corrective measures as necessary. The existing Internal Control System will be reviewed on periodic basis to identify its effectiveness in coping with risks that may arise. Internal Audit Unit will report the findings and recommendations to President Director and Board of Commissionaire.

Corporate Secretary Corporate Secretary is the liaison between the Company and society to meet the Companys obligations as a public company, to implement Good Corporate Governance principles in compliance with prevailing regulations. Currently, the position of the Companys Corporate Secretary is held by Mr. Eddy Purwana Wikanta, who is also holding the position as the Companys Vice President Director. Duties and responsibility of the Companys Corporate Secretary, among others are: - To follow the development of capital market regulations, specifically ones that prevail to the Capital Market. - To provide the public with all information needed by investors as well as a liaison between the Company and Bapepam, the Stock Exchange and the society. - To coordinate and conduct meetings of the Board of Commissioners, Committees and the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS). Corporate Social Responsibility The Company and its subsidiaries actively participated in social and education activities, both regular as well as incidental social programs. Implementations of Corporate Social Responsibility are primarily conducted in our hotel business units and industrial estates, and impacts the surrounding community. Routine programs organized by our hospitality business units, among others are: blood donor, giving scholarships to outstanding students from both inside and outside the Company, mass circumcision services. Meli Bali Hotel has successfully conducted a traditional local culture

Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan antara lain meliputi: - Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. - Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal dan juga sebagai penghubung antara Perseroan dengan Bapepam, Bursa dan masyarakat. - Mengkoordinasikan penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris, Komite dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

57

Tanggung Jawab Sosial Perseroan Perseroan dan atau melalui anak perusahaan secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan pendidikan, baik yang merupakan program sosial rutin maupun yang bersifat insidentil. Pelaksanaan corporate social responsibility lebih banyak dilaksanakan di unit usaha perhotelan dan kawasan industri terhadap masyarakat di sekitarnya. Program rutin yang telah diadakan oleh unit usaha perhotelan antara lain donor darah, pemberian beasiswa kepada pelajar berprestasi baik dari dalam maupun dari luar lingkungan Perseroan, sunatan masal. Melalui Meli Bali Hotel telah berhasil mengimplementasikan adat budaya lokal Bali Tri

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Penanaman rumput laut Seaweed Planting, Banyan Tree Ungasan Resort Bali

Clean Up Program, Banyan Tree Ungasan Resort Bali

58

Hita Karana dalam hal menjaga keseimbangan hubungan dengan alam, manusia dan Tuhan. Kegiatan tersebut telah berhasil dilaksanakan sejak tahun 2004 dan telah dua kali meraih Emerald Award karena selama tiga tahun berturut-turut meraih gold award yaitu dari tahun 2004-2007 dan dari tahun 2008-2011. Secara khsusus Meli Bali Hotel juga melaksanakan program bedah rumah di beberapa desa di Kabupaten Badung, Bali. Di samping itu melalui unit usaha bidang kawasan industri Perseroan di Karawang, yang dikelola oleh PT Suryacipta Swadaya (SCS) secara rutin juga menyumbangkan hewan kurban dalam rangka peringatan Idhul Adha untuk masyarakat di sekitar kawasan. Pada tahun 2011 SCS melakukan program kesehatan lingkungan dengan melakukan plesterisasi pada rumah-rumah di sekitar kawasan yang masih beralaskan tanah. Dari berbagai kegiatan kemasyarakatan, pelestarian alam maupun budaya dan sosial yang gencar dilaksanakan oleh unit usaha perhotelan Perseroan, telah meraih banyak perhatian baik dari institusi dan pemerintah. Dari serangkaian kegiatan tersebut di atas telah membuahkan penghargaan-penghargaan baik di tingkat daerah, nasional maupun sampai ke jenjang internasional. Penghargaan internasional yang diraih dari Kementrian Kebudayaan & Pariwisata antara lain adalah Tri Hita Karana Tourism Emerald Award 2008-2012, ASEAN Green Hotel 2011-2013. Total biaya yang dikeluarkan Perseroan melalui anak-anak perusahaan untuk kegiatan sosialnya di tahun 2011 kurang lebih sebesar Rp 500.000.000,- . Perkara Penting yang Dihadapi Perseroan Kewajiban kontijensi Perseroan telah diungkapkan dalam catatan No. 44 dari Laporan Keuangan Akses Data dan Informasi Perseroan Perseroan sebagai perusahaan publik dan dalam upaya melaksanakan prinsip keterbukaan informasi, melalui Sekretaris Perseroan telah menyediakan sarana untuk mendapatkan data dan informasi secara langsung melalui media internet atau website dengan alamat situs www.suryainternusa.com.

of Bali: Tri Hita Karana, symbolizing mens effort to maintain devine equilibrium of nature, man and God. Such activities have been successfully conducted and in 2004 Meli Bali Hotel has sucessfully won the Emerald Award twice after successfully retaining the Gold Award for three consecutive years, i.e. from 2004-2007 and from 2008-2011. Meli Bali Hotel has also conducted a program of instant house renovation in villages in the Badung Regency, Bali. Additionally, through the Companys industrial estate business unit in Karawang, which is managed by PT Suryacipta Swadaya (SCS), it also contributed regularly to the commemoration of sacrificial animals on Idhul Adha to surrounding communities around the region. In 2011 SCS conducted an environmental sanitation program by plastering the floors of houses around the area. After implementing various community activities, preserving natural, cultural and social heritage, conducted by the Companys hotel business unit, these activities attracted much attention from institutions and the government, that ultimately led to the receiving of awards from the regional, national and international levels each year. Having won international awards during the Culture & Tourism Program of Tri Hita Karana Tourism Emerald Award 2008-2012, ASEAN Green Hotel 2011-2013, the total cost expended by the Company through its subsidiaries for social activities in the year 2011 amounted to approximately Rp 500.000.000,-.

Important Cases Faced by the Company Contingency liabilities of the Company are disclosed in the notes No. 44 of the Financial Statements. Access to the Companys Data and Information The Company as a public company, in its effort to implement the principles of transparency of information, through our Corporate Secretary, has provided a means to directly obtain data and information through the internet: www.suryainternusa.com.

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

08

Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan


Annual Report Responsibility
This Annual Report, along with the other financial report and related information, is a responsibility the Management of PT Surya Semesta Internusa Tbk and has been approved by the Board of Commissioners and the Board of Directors by each signing their signatures below.

Laporan Tahunan ini, beserta laporan keuangan dan informasi lain yang terkait, merupakan tanggung jawab Manajemen PT Surya Semesta Internusa Tbk dan telah disetujui oleh anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing dibawah ini.

Jakarta 30 April 2012

Jakarta April 30, 2012

Hagianto Kumala Presiden Komisaris President Commissioner

Marseno Wirjosaputro Wakil Presiden Komisaris Vice President Commissioner

59

Royanto Rizal Komisaris Commissioners

Wiliam Jusman Komisaris Commissioner

Steen Dahl Poulsen Komisaris Commissioner

Johannes Suriadjaja Presiden Direktur President Director

Eddy P. Wikanta Wakil Presiden Direktur Vice President Director

The Jok Tung Direktur Director

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Suryacipta Square - A New Business District in Karawang, located in Suryacipta City of Industry, East Karawang, West Java

60

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

BUILDING A BETTER INDONESIA

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION As of December 31, 2011, 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009 (In Full Rupiah)

Catatan/ Notes

31 Desember 2011/ December 31, 2011 Rp

31 Desember 2010/ December 31, 2010 Rp

1 Januari 2010/ January 1, 2010 Rp ASSETS Current Assets Cash and Cash Equivalents Temporary Investments Trade Receivable Related Party Third Parties Net of Impaiment of Trade Receivable Rp 119,896,892 as of December 31, 2011 Rp 100,811,648 as of December 31, 2010 and Rp 2,339,597,766 as of January 1, 2010 Work in Progress Receivable Other Accounts Receivable Inventories Advances Prepaid taxes Prepaid expenses Total Current Assets Noncurrent Assets Accounts Receivable from Related Party Net of Impairment due from Related Parties Rp 14,835,150,000 as of December 31, 2011 and 2010 Operating Equipment Deferred tax Assets Investment in Shares of Stock Real estate Assets Property, Plant and Equipment net of Accumulated Depreciation of Rp 580,818,825,487 as of December 31, 2011 of Rp 545,947,128,876 as of December 31, 2010 and Rp 555,196,785,647 as of January 1, 2010 Investment Property - Net of Accumulated Depreciation of Rp 171.326.440.975 as of December 31, 2011 Rp 127,869,100,688 as of December 31, 2010 and Rp 117,056,031,162 as of as of January 1, 2010 Goodwill - Net Rights on Joint Operation Profit Sharing Other Advances Guarantee Deposits Other Assets Total Noncurrent Assets TOTAL ASSETS

ASET Aset Lancar Kas dan Setara Kas Investasi Sementara Piutang Usaha Pihak Berelasi Pihak Ketiga Setelah Dikurangi Penurunan Nilai Piutang Usaha Sebesar Rp 119.896.892 per 31 Desember 2011, Rp 100.811.648 per 31 Desember 2010 dan Rp 2.339.597.766 per 1 Januari 2010 Piutang Prestasi Piutang Lain-lain Persediaan Uang Muka Pajak di Bayar di Muka Biaya di Bayar di Muka Total Aset Lancar Aset Tidak Lancar Piutang Kepada Pihak Berelasi - Setelah Dikurangi Penurunan nilai Piutang pada Pihak Berelasi Rp 14.835.150.000 per 31 Desember 2011 dan 2010 Perlengkapan Operasional Aset Pajak Tangguhan Investasi Saham Aset Real Estat Aset Tetap - Setelah Dikurangi Akumulasi Penyusutan Sebesar Rp 580.818.825.487 per 31 Desember 2011, Rp 545.947.128.876 per 31 Desember 2010, dan Rp 555.196.785.647 per 1 Januari 2010 Properti Investasi - Setelah Dikurangi Akumulasi Penyusutan Sebesar Rp 171.326.440.975 per 31 Desember 2011, Rp 127.869.100.688 per 31 Desember 2010 dan Rp 117.056.031.162 per 1 Januari 2010 Goodwill - Bersih Hak Bagi Pendapatan Kerjasama Operasi Uang Muka Lain-lain Uang Jaminan Aset Lain-lain Total Aset Tidak Lancar TOTAL ASET

3.e, 3.g, 3.i, 4, 45 3.e, 3.g, 5, 45 3.e, 3.g, 6, 45 3.f, 41

584,074,787,171 1,256,183,442 --

244,929,185,300 10,292,558,414 --

209,695,741,176 18,930,052,753 55,294,328

3.g, 7, 45 3.g, 45 3.k, 8 3.l, 9 3.v, 19.a 3.m

280,336,434,287 314,749,783,355 50,071,992,780 8,261,983,863 187,112,246,321 15,194,654,776 4,713,912,042 1,445,771,978,037

148,892,844,025 266,486,125,053 37,933,931,368 6,463,971,760 32,468,114,193 12,053,860,307 5,647,943,344 765,168,533,764

104,988,448,310 215,090,706,225 11,268,921,655 5,358,792,296 4,366,384,956 37,599,780,918 8,760,071,833 616,114,194,450

3.e, 3.f, 3.g, 10, 41, 45 3.n 3.v,19.d 3.g, 3.j, 11, 45 3.l, 3.q, 12

15,089,250,000 -12,971,283,869 3,814,127,741 402,849,337,854

14,835,150,000 23,028,034,427 9,289,407,490 3,672,973,280 746,709,848,362

31,020,000,000 15,238,444,665 11,736,147,884 3,892,177,930 768,225,582,966

3.p, 3.q, 3.r, 13

482,930,227,067

656,511,574,544

635,606,504,090

3.o, 14

509,041,818,373 -4,301,653,814 59,088,254,605 1,173,480,612 906,637,796 1,492,166,071,731 2,937,938,049,768

108,671,161,351 -5,768,956,366 4,077,106,159 1,125,432,976 43,783,361,257 1,617,473,006,212 2,382,641,539,976

109,832,172,034 531,966,889 6,877,248,055 8,323,037,996 904,452,624 27,139,578,971 1,619,327,314,104 2,235,441,508,554

3.s, 38

14

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements

D1/March 31, 2012

paraf/sign:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Per 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 (Dalam Rupiah Penuh)
Catatan/ Notes 31 Desember 2011/ December 31, 2011 Rp 31 Desember 2010/ December 31, 2010 Rp

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued) As of December 31, 2011, 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009 (In Full Rupiah)
1 Januari 2010/ January 1, 2010 Rp LIABILITIES AND EQUITY Current Liabilities Bank Loans and Overdraft Facilities Trade Accounts Payable to Third Parties Other Accounts Payable Related Parties Third Parties Advances from Customers Billings in Excess of Value of Work in Taxes Payable Accrued Expenses Current Portion of Unearned Income Notes Payable Current Maturities of lLng-Term Loans Bank Leases Notes Payable Others to Third Parties Estimated Liability for Land and Environmental Development Total Current Liabilities Noncurrent Liabilities Long-term Unearned Income - Net of Current Portion Deferred tax Liabilities Estimated Liabilities Post-Employment Benefits Obligation Long-Term Loans - Net of Current Maturities Bank Leases Notes Payable Others to Third Parties Project Advances ' Tenants Deposits Subordinated Loan Total Noncurrent Liabilities TOTAL LIABILITIES Advance For Capital Stock

LIABILITAS Liabilitas Jangka Pendek Utang Bank dan Cerukan Utang Usaha kepada Pihak Ketiga Utang Lain-lain Pihak Berelasi Pihak Ketiga Uang Muka dari Pelanggan Kelebihan Tagihan Prestasi Utang Pajak Biaya yang Masih Harus Dibayar Pendapatan diterima di Muka Bagian Lancar Wesel Bayar Utang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun Bank Sewa Pembiayaan Wesel Bayar Lain-lain Pihak Ketiga Taksiran Liabilitas Pengembangan Tanah dan Lingkungan Total Liabilitas Jangka pendek Liabilitas Jangka Panjang Pendapatan Diterima di Muka Jangka Panjang setelah Dikurangi Bagian Jangka Pendek Liabilitas Pajak Tangguhan Liabilitas Diestimasi Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Utang Jangka Panjang-Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun Bank Sewa Pembiayaan Wesel Bayar Lain-lain Pihak Ketiga Uang Muka Proyek Jaminan dari Pelanggan Utang Subordinasi Total Liabilitas Jangka panjang TOTAL LIABILITAS Uang Muka Setoran Modal

3.g, 15, 45 3.e, 3.f, 3g, 16, 45 3.g, 17, 45 3.e, 41 3.u, 18 7 3.v, 19.b 20 3.u 3.e, 3.g, 3.h, 23, 45

-219,660,353,932 131,486,000,000 88,300,364,981 130,022,472,470 -36,687,797,937 25,190,979,573 15,805,951,752 --

19,543,184,897 210,044,931,394 130,695,500,000 72,399,717,212 4,675,227,211 -25,061,124,158 25,910,933,575 19,835,989,165 7,731,810,450

40,629,881,731 191,957,376,293 4,666,936 75,694,796,448 760,795,255 2,163,388,644 38,689,091,173 26,102,068,981 16,981,684,280 7,698,600,000

3.e, 3.g, 22, 45 3.g, 3.r, 45 3.e, 3.g, 23, 45 3.e, 3.g, 24, 45 21

48,002,736,548 374,350,000 -29,556,837,688 142,079,472,330 867,167,317,211

98,561,921,186 273,020,000 -55,238,893,932 80,846,411,583 750,818,664,763

70,229,097,170 138,923,033 18,800,000,000 49,555,840,918 71,811,831,620 611,218,042,482

3.u 3.h, 3.v, 19.d 3.h, 43.b 3.t, 37

4,721,204,586 34,527,723,092 2,758,206,124 54,443,226,994

2,975,487,997 35,641,931,890 5,434,911,598 46,063,607,212

794,540,873 40,376,969,499 3,926,510,002 43,203,103,523

3.e, 3.g, 22, 45 3.g, 3.r, 45 3.e, 3.g, 23, 45 3.g, 24, 45 25 3.e, 26, 45 3.e

418,114,225,923 94,166,670 -4,679,464,322 254,499,493,256 95,783,777,217 -869,621,488,184 1,736,788,805,395 --

411,828,682,780 108,350,000 21,218,760,000 10,838,717,933 130,305,091,440 13,676,751,765 -678,092,292,615 1,428,910,957,378 --

407,703,323,382 258,094,518 -17,840,656,774 79,625,103,444 12,453,691,128 136,300,000,000 742,481,993,143 1,353,700,035,625 63,650,392,641

EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal Saham - Nilai Nominal Rp 125 per Saham per 31 Desember 2011 dan Rp 500 per Saham per 31 Desember 2010 dan 2009 Modal Dasar - 6.400.000.000 Saham per 31 Desember 2011 dan 1.600.000.000 Saham per 31 Desember 2010 dan 2009 Modal Ditempatkan dan Disetor - 4.705.249.440 Saham per 31 Desember 2011 dan 1.176.312.360 Saham per 31 Desember 2010 dan 2009 Tambahan Modal Disetor Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Anak Rugi Belum Direalisasi dari Investasi Sementara Saldo Laba (Defisit) Ditentukan Penggunaannya Tidak Ditentukan Penggunaannya

3.g, 27 28 3.g, 5, 45

588,156,180,000 286,976,697,091 -(9,751,990,283) 5,600,000,000 228,990,590,422 1,099,971,477,230

588,156,180,000 286,976,697,091 -(4,335,615,311) 5,600,000,000 (7,316,881,902) 869,080,379,878 84,650,202,720 953,730,582,598 2,382,641,539,976

EQUITY Equity Attributable to Owner of the Parent Entity Capital Stock - Rp 125 Par Vakue as of December 31, 2011 and Rp 500 Par Value as of December 31, 2010 and 2009 Authorized - 6,400,000,000 shares as of December 31, 2011 and 1,600,000,000 shares as of December 31, 2010 and 2009 Subscribed and Paid-up - 4,705,249,440 share as of December 31, 2011 and 1,176,312,360 Shares 588,156,180,000 as of December 31, 2010 and 2009 286,976,697,091 Additional Paid-in Capital 3,963,358,970 Difference Due to Change of Equity in Subsidiary (3,698,120,972) Unrealized Loss on Temporary Investment Retained Earnings (Deficit) 5,600,000,000 Appropriated (122,905,036,119) Unappropriated 758,093,078,970 59,998,001,318 818,091,080,288 2,235,441,508,554 Non Controlling Interest Total Equity TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

Kepentingan Non Pengendali Total Ekuitas TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS

3.c, 29

101,177,767,143 1,201,149,244,373 2,937,938,049,768

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements

D1/March 31, 2012

paraf/sign:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Catatan/ Notes PENDAPATAN USAHA BEBAN LANGSUNG LABA BRUTO Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi Beban Keuangan Keuntungan (Kerugian) Kurs Mata Uang Asing-Bersih Keuntungan Penjualan Aset Tetap Bagian Laba Entitas Asosiasi Pendapatan dari Kerja Sama Operasi Penghasilan Bunga Keuntungan Penjualan Investasi Pendapatan (Beban) Lainnya-Bersih LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK PENGHASILAN LABA TAHUN BERJALAN JUMLAH LABA BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali 3.h, 3.v,19.c 3.u, 33 2t, 34 35 3.e 3.j, 11 38 39 40 3.u, 31 3.u, 32

2011 Rp 2,878,775,284,823 2,096,389,788,159 782,385,496,664 (55,111,272,210) (274,248,880,777) (53,807,076,471) (4,120,640,282) 457,203,562 1,302,351,827 3,011,102,375 13,602,123,519 -(28,380,893,416) 385,089,514,791 (106,914,188,896) 278,175,325,895

2010 Rp 1,690,095,966,013 1,211,694,376,818 478,401,589,195 (42,171,054,277) (275,394,093,617) (42,888,873,840) 17,393,140,053 2,027,196,330 1,184,800,797 732,103,731 4,589,366,840 25,696,556,065 26,287,367,577 195,858,098,854 (55,535,576,917) 140,322,521,937 REVENUES DIRECT COSTS GROSS PROFIT Selling Expenses General and Administrative Expenses Financial Expenses Gain (Loss) on Foreign Exchange - Net Gain on Sale of Property and Equipment Equity in Net Earning of Subsidiaries Revenue from Joint Operation Interest Income Gain on Sale of Investment Others Income (Expenses) - Net INCOME BEFORE TAX INCOME TAX EXPENSE INCOME FOR THE CURRENT YEAR INCOME FOR THE CURRENT YEARS ATTRIBUTABLE TO: Owners of the Parent Entity Non Controlling Interest

2.a, 29 257,481,094,804 20,694,231,091 278,175,325,895 115,588,154,217 24,734,367,720 140,322,521,937

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Rugi Belum Direalisasi dari Investasi Sementara JUMLAH LABA KOMPREHENSIF LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali LABA BERSIH PER SAHAM (Sebelum Disajikan Kembali) LABA BERSIH PER SAHAM (Sesudah Disajikan Kembali)

3.g, 5

(5,416,374,972) 272,758,950,923

(637,494,339) 139,685,027,598

OTHER COMPREHENSIVE INCOME Unrealized Loss from Temporary Investment TOTAL COMPREHENSIVE INCOME COMPREHENSIVE INCOME ATTRIBUTABLE TO: Owners of the Parent Non Controlling Interest EARNING PER SHARE (Before Restatement) EARNING PER SHARE (After Restatement)

2.a, 29 252,064,719,831 20,694,231,091 272,758,950,923 2.w 2.w 55 55 114,950,659,878 24,734,367,720 139,685,027,598 98 25

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements

D1/March 31, 2012

paraf/sign:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Catatan/ Notes

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh / Subscribed and Paid Up Capital

Rp Saldo per 31 Desember 2009 (Sebelum Reklasifikasi) Penerapan PSAK 1 (Revisi 2009) Penyesuaian Kepentingan Non-Pengendali Saldo per 1 Januari 2010 (Setelah Reklasifikasi) Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Anak Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan Penyesuaian Kepentingan Non Pengendali atas divestasi Entitas Anak Saldo per 31 Desember 2010 Deviden Interim Deviden Kepentingan Non Pengendali Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan Saldo per 31 Desember 2011

Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk/Attributable to Owners of the Parent Entity Saldo Laba (Defisit) / Tambahan Modal Selisih Transaksi (Rugi) Belum di Retained Earnings Disetor / Addition Perubahan Ekuitas Realisasi dari Ditentukan Tidak Ditentukan Paid in Capital Entitas Anak / Investasi Sementara / Penggunaannya / Penggunannya / Difference due to Unrealized Gain Appropriated Unapproriated Change of Equity in (Loss) on Temporary Subsidiaries Investment Rp Rp Rp Rp Rp

Jumlah / Total

Kepentingan Non Pengendali/ Non Controlling Interest

Jumlah Ekuitas/ Total Equity

Rp

Rp

Rp Balance as of December 31, 2009 (Before Reclassification) Adjustment related to implement SFAS 1 (Revised 2009) Non controlling Interest Balance as of January 1, 2010 (After Reclassification) Difference due to change of equity in subsidiaries Total Comprehensive Income for the Current Year Non Controlling Interest Adjustment related to Divestment of Subsidiary Balance as of December 31, 2010 Interim Dividend Dividends Non Controlling Interest Total Comprehensive Income for the Current Year Balance as of December 31, 2011

588,156,180,000 -588,156,180,000

286,976,697,091 -286,976,697,091

3,963,358,970 -3,963,358,970

(3,698,120,972) -(3,698,120,972)

5,600,000,000 -5,600,000,000

(122,905,036,119) -(122,905,036,119)

758,093,078,970 -758,093,078,970

-59,998,001,318 59,998,001,318

758,093,078,970 59,998,001,318 818,091,080,288

---

---

(3,963,358,970) --

-(637,494,339)

---

-115,588,154,217

(3,963,358,970) 114,950,659,878

-24,734,367,720

(3,963,358,970) 139,685,027,598

1.b, 39

-588,156,180,000 ---588,156,180,000

-286,976,697,091 ---286,976,697,091

-------

-(4,335,615,311) --(5,416,374,972) (9,751,990,283)

-5,600,000,000 ---5,600,000,000

-(7,316,881,902) (21,173,622,480) -257,481,094,804 228,990,590,422

-869,080,379,878 (21,173,622,480) -252,064,719,832 1,099,971,477,230

(82,166,318) 84,650,202,720 -(4,166,666,668) 20,694,231,091 101,177,767,143

(82,166,318) 953,730,582,598 (21,173,622,480) (4,166,666,668) 272,758,950,923 1,201,149,244,373

30

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements

D1/March 31, 2012

paraf/sign:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

2011 Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari Pelanggan Pembayaran kepada Pemasok dan Karyawan Pembayaran Bunga Pembayaran Pajak Penghasilan Penerimaan Kas Lainnya Penerimaan Restitusi Pajak Penghasilan Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tetap dan properti investasi Penerimaan Bunga Pengurangan Investasi Sementara Penerimaan Dividen Kas Piutang dan Utang kepada Pihak yang Berelasi - Bersih Penambahan Uang Muka Pembelian Perolehan Aset Tetap Penerimaan Penjualan Entitas Anak - bersih Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran Utang Bank Jangka Panjang Pembayaran Utang Lain-lain Jangka Pendek Pembayaran dividen interim Pembayaran Utang Bank Jangka Pendek Penambahan utang Bank Jangka Panjang - bersih setelah dikurangi biaya transaksi Penambahan (Pembayaran) Utang Sewa Pembiayaan Penambahan Wesel Bayar Penambahan Utang Bank Jangka Pendek Pelunasan Wesel bayar Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Pengaruh Perubahan Kurs Mata Uang Asing KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 21,253,327,756 13,602,123,519 3,620,000,000 1,161,197,366 (254,100,000) (55,011,148,446) (86,919,943,750) -(102,548,543,555) (208,741,104,947) (61,082,594,383) (21,173,622,480) (19,543,184,897) 164,467,463,452 87,146,670 ---(145,985,896,585) 342,975,528,076 244,929,185,300 (3,829,926,205) 584,074,787,171 2,934,187,301,097 (2,229,028,336,269) (54,214,401,571) (115,690,255,465) 56,255,660,424 -591,509,968,216

2010 Rp 1,627,523,753,724 (1,424,784,712,431) (47,740,701,753) (74,248,927,022) 5,886,088,169 1,027,414,865 87,662,915,552 CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash Receipts From Customers Cash Paid To Suppliers And Employees Interest Paid Income Tax Paid Other Cash Received From Operations Cash Received From Refund of Income Taxes Net Cash Provided by Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds From Property, Plant And Equipment, And Investments Properties Interest Received Withdrawal of Temporary Investment Cash Dividend Received Additional Advances Acquisitions of Property, Plant And Equipment Proceeds From Sale of Subsidiaries - Net Proceeds from sale of subsidiaries - net Net Cash Used in Investing Activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Payments of Long Term Bank Loans Interim Devidends Payments Payments of Short-Term Bank Loans Additional Long-Term Bank Loans - Net Additional Long-Term Bank Loans - Net of Transaction Cost Additional (Payment) of Lease Payable Additional of Notes Payable Additional Short Term Bank Loans Setlement of Notes Payable Net Cash Used in Financing Activities NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR Effect of Changes in Foreign Exchange Rate CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR

4,867,549,957 4,589,366,840 8,000,000,000 1,404,005,447 16,180,183,064 -(106,044,416,940) 19,029,718,899 (51,973,592,733) (212,757,014,836) 1,686,980,400 -(21,415,179,526) 257,200,000,000 (15,647,551) 3,768,930,000 328,482,692 (34,937,942,400) (6,141,391,221) 29,547,931,598 209,695,741,176 5,685,512,526 244,929,185,300

PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas: Reklasifikasi Aset Tetap ke Properti investasi Reklasifikasi Aset Real estate ke Properti investasi Reklasifikasi dari aktiva lain-lain ke Properti investasi Reklasifikasi Aset Tetap Dalam Penyelesaian ke Properti Investasi Reklasifikasi utang Subordinasi ke utang Lain-lain kepada Pihak yang Berelasi Reklasifikasi Uang Muka Penyertaan Modal Anak Perusahaan Menjadi utang Wesel Bayar Penambahan Aset Real Estat. Aset Tetap dan Aset Lain-lain Melalui utang Usaha Reklasifikasi Uang Muka Pembelian Aset Tetap ke Aset Tetap Penambahan Properti Investasi dari Pembayaran Piutang Usaha

SUPPLEMENTAL DISCLOSURES Non Cash Investing and Financing Activities: 194,245,350,990 205,238,277,519 43,570,008,758 7,303,508,640 -----Reclassification of Fixed Asset to Property Investment --- Reclassification of Real Estate Asset to Property Investment Reclassification of Other Assets to Property Investment -Reclassification of Construction In Progress to investments properties 12,196,115,051 Reclasification Of Subordibnated Loan to Other Accounts payable to related party 136,300,000,000 Reclasification of Advance For Capital Stock Subscription in subsidiary to notes payable 63,650,392,641 Increase Real Estate Assets, Property, Plant and Equipment to Other Asset Through Accounts Payable 18,153,823,430 Reclassifications of advance for purchase of property, Plant And Equipment to Property, Plant and Equipment 4,245,931,837 Increase In Investment Property from Trade Receivable Payment 292,354,325

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements

D1/March 31, 2012

paraf/sign:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

1. a.

Umum Pendirian dan Informasi Umum PT Surya Semesta Internusa Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris No.37 tanggal 15 Juni 1971 dari Ny. Umi Sutamto, SH, notaris di Jakarta, dengan nama PT Multi Investments Ltd. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. J.A.5/150/16 tanggal 8 September 1971 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 5 Oktober 1971, Tambahan No. 458. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan yang terakhir adalah dalam rangka perubahan nilai nominal saham yang semula Rp 500,- per saham menjadi menjadi Rp 125,per saham atau dengan rasio 1:4 yang diaktakan dengan akta No.39 tanggal 23 Mei 2011 dari Benny Kristianto SH, notaris di Jakarta. Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat di dalam database system Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. AHU-AH.01.10-17443, tanggal 8 Juni 2011 dan telah didaftar dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-0046008.AH.01.09. Tahun 2011 Tanggal 8 Juni 2011. Perusahaan beralamat di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan, Jakarta Selatan. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah berusaha dalam bidang industri, perdagangan, pembangunan, pertanian, pertambangan dan jasa, termasuk mendirikan perusahaan di bidang perindustrian bahan bangunan, real estat, kawasan industri, pengelolaan gedung dan lain-lain. Pada saat ini kegiatan Perusahaan adalah melakukan penyertaan dan memberikan jasa manajemen serta pelatihan pada entitas anak yang bergerak dalam bidang usaha pembangunan/pengelolaan kawasan industri, real estate, jasa konstruksi, perhotelan dan lain-lain. Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan dan entitas anak adalah 2.350 karyawan pada tahun 2011 dan 2.593 karyawan pada tahun 2010. a.

1.

General

Establishment and General Information PT Surya Semesta Internusa Tbk (the Company) was established based on notarial deed No. 37 dated June 15, 1971 of Umi Sutamto, SH, notary in Jakarta, under the name of PT Multi Investments Ltd. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia through decision letter No. J.A.5/150/16 dated September 8, 1971 and was published in State Gazette of the Republic of Indonesia No. 80 dated October 5, 1971, Supplement No. 458. The Companys articles of association was amended several times. The latest amendment was the order to change the par value of shares originally from Rp 500 per share to Rp 125 per share or a ratio of 1:4 by notarial deed No.39 dated May 23, 2011 from Benny Kristianto SH, notary in Jakarta. Deed of this change has received and recorded in the database system the of Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in the Letter of Acceptance Notice of Amendment to Articles of Association No. AHU-AH.01.10-17443, dated June 8, 2011 and was listed in the Company Register No. AHU-0046008.AH.01.09. Year 2011 dated June 8, 2011.

The Companys office is located in Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan, Jakarta. It started commercial operations in 1971. In accordance with article 3 of the Companys articles of association, the scope of its activities is mainly to engage in manufacturing, trading, construction, agriculture, mining and services activities, including establishing companies engaged in the business of construction materials, real estate, industrial estate, building management and others. At present, the Company has investments in shares and provides management services and training to several subsidiaries which are engaged in industrial estate, real estate, construction services, hotels and others. As of December 31, 2011 and 2010, the Company and its subsidiaries had an average total number of 2,350 and 2,593 employees, respectively.

D1/March 31, 2012

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2011/ December 31, 2011 Hagianto Kumala *) Marseno Wirjosaputro *) Ir Royanto Rizal Steen Dahl Poulsen William Jusman

The Companys management consists of the following: 31 Desember 2010/ December 31, 2010 Hagianto Kumala *) Marseno Wirjosaputro *) Hamadi Widjaja Steen Dahl Poulsen William Jusman Johannes Suriadjaja Eddy Purwana Wikanta The Jok Tung

Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris Komisaris

: : :
:

President Commissioner Vice President Commissioner Commissioner

:
Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur
*) Komisaris Independen

: Johannes Suriadjaja : Eddy Purwana Wikanta : The Jok Tung

President Director Vice President Director Director

Susunan ketua dan anggota komite audit pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota

The chairman and members of the audit committee as of December 31, 2011 and 2010 are as follows:

: : :

Marseno Wirjosaputro Kardinal Alamsyah Karim Irwan Setia

Chairman Members

Kepala Audit Internal dan Sekretaris Perusahaan pada 31 Desember 2011 dan 2010 adalah Ketut Asta Wibawa dan Eddy Purwana Wikanta. Perusahaan memberikan kompensasi kepada komisaris dan direksi Perusahaan berupa gaji, tunjangan dan bonus. Jumlah kompensasi tersebut adalah sebesar Rp 5.629.244.278 dan Rp 4.146.125.704 masing-masing pada tahun 2011 dan 2010. b. Entitas Anak Perusahaan memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham entitas anak berikut: b.

Head of Internal Audit and Corporate Secretary as of December 31, 2011 and 2010 are Ketut Asta Wibawa and Eddy Purwana Wikanta. The aggregate compensation in the form of salaries, benefits and bonuses provided by the Company to commissioners and directors amounted to Rp 5,629,244,278, and Rp 4,146,125,704 for the years ended December 31, 2011 and 2010, respectively. The Subsidiaries The Company has ownership interests of more than 50%, directly or indirectly, in the following subsidiaries:

D1/March 31, 2012

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Tahun Mulai Beroperasi Komersial / Start of Domisili / Entitas Anak Domicile Jenis Usaha / Type of Business Commercial Operations Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership 31 Desember 2011 % PT Suryacipta Swadaya (SCS) Jakarta Pembangunan dan pengelolaan kawasan industri PT TCP Internusa (TCP) Jakarta Real estat dan penyewaan gedung perkantoran / pertokoan PT Enercon Paradhya International (EPI) PT Karsa Sedaya Sejahtera (KSS) PT Sitiagung Makmur (SAM) PT Ungasan Semesta Resort (USR) PT Sumbawa Raya Cipta (SRC) Jakarta Bali Jakarta Jakarta Jakarta Penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan lain Perdagangan, pembangunan, pertanian, pertambangan dan jasa/ Pembangunan Properti Hotel dan usaha sejenis lainnya Hotel dan usaha sejenis lainnya belum beroperasi 2006 2009 belum beroperasi PT Nusa Raya Cipta (NRC) PT Suryalaya Anindita International (SAI) PT Surya Internusa Hotel (SIH) PT Pacific Prestress Indonesia (PPI) Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Bidang konstruksi bangunan Hotel dan usaha sejenis lainnya Hotel dan usaha sejenis lainnya Pembuatan elemen-elemen beton pra-tekan PT Technocrete International (TI) Jakarta Bidang Perdagangan 1974 2004 1975 1985 2010 83,33 53.75 100 83,33 53.75 100 715,271,904 580,718,316 6,997,202 512,739,376 537,642,553 946,743 PT Nusa Raya Cipta (NRC) PT Suryalaya Anindita International (SAI) PT Surya Internusa Hotel (SIH) PT Pacific Prestress Indonesia (PPI) 100 100 81.50 100 100 81.50 441,117,966 41,520,738 535,549 501,619,308 37,810,227 532,317 100 100 277,444 268,761 1968 100 100 183,756,326 166,473,922 PT Enercon Paradhya International (EPI) PT Karsa Sedaya Sejahtera (KSS) PT Sitiagung Makmur (SAM) PT Ungasan Semesta Resort (USR) PT Sumbawa Raya Cipta (SRC) 1973 100 100 227,818,174 210,923,177 PT TCP Internusa (TCP) 1995 100 31 Des 2010 % 100 Jumlah Aset/ Total Asset 31 Desember 2011 Rp '000 906,427,843 31 Des 2010 Rp '000 679,743,271 PT Suryacipta Swadaya (SCS) Subsidiaries

---

---

---

--PT Technocrete International (TI)

Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan dan EPI (entitas anak), melakukan divestasi dengan menjual seluruh kepemilikan saham PPI (dengan kepemilikan langsung dan tak langsung sebesar 100%) dan TI (dengan kepemilikan tak langsung sebesar 75%). Sehingga Laporan keuangan PPI dan TI tidak dikonsolidasikan lagi. Pada tanggal 5 Maret 2010, Perusahaan mendirikan SIH, dengan kepemilikan 100% (langsung dan tidak langsung). Modal dasar entitas anak tersebut sebesar Rp 2.000.000.000 terdiri dari 2.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham dan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 500.000.000 (500 saham). c. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 5 Maret 1997, Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. S306/PM/1997 untuk melaksanakan penawaran umum sebanyak 135.000.000 saham kepada masyarakat, dengan nilai nominal Rp 500 per saham, dengan harga penawaran sebesar Rp 975 per saham. Pada tanggal 27 Oktober 2005, Perusahaan telah melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor melalui pengeluaran saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai peraturan BAPEPAM No. IX.D.4 sejumlah 209.027.500 saham. Pada tanggal 27 Juni 2008, Perusahaan melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor melalui D1/March 31, 2012 8 c.

On September 30, 2010, the Company and EPI (subsidiary), divested and sold all their ownership in PPI (direct ownership and indirect ownerhip of 100%) and TI (indirect ownership of 75%). Consequently the financial statements of PPI and TI, were not consolidated.

On March 5, 2010, the Company established SIH, with ownership of 100% (direct and indirect). The authorized capital stock amounted to Rp 2,000,000,000 consists of 2,000 shares with par value of Rp 1,000,000 per share and subscribed and paid-up capital amounted to Rp 500,000,000 (500 shares). Public Offering of Shares of the Company On March 5, 1997, the Company obtained the Notice of Effectivity from the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM) through letter No. S306/PM/1997 for its public offering of 135,000,000 shares with Rp 500 par value per share at an offering price of Rp 975 per share.

On October 27, 2005, the Company increased its subscribed and paid-in capital by issuing new shares through Pre-emptive Rights Issuance to stockholders, based on BAPEPAM Regulations No. IX.D.4 totalling to 209,027,500 shares. On June 27, 2008, the Company increased its subscribed and paid-in capital by issuing new shares Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

pengeluaran saham baru melalui penawaran umum terbatas l dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai dengan peraturan BAPEPAM No. 1X.D.1 sejumlah 227.673.360 saham. Efektif sejak tanggal 7 Juli 2011, seluruh saham Perusahaan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI), menjadi sebanyak 4.705.249.440 saham sehubungan dengan perubahan nilai nominal saham dengan rasio 1 : 4, yakni dari semula Rp 500 per saham menjadi Rp 125 per saham. Pada tanggal 31 Desember 2011, seluruh saham Perusahaan sebanyak 4.705.249.440 saham telah tercatat pada BEI.

through rights issue I with Pre-emptive Rights Issuance to the Stockholders, based on BAPEPAM Regulation No.IX.D.1 totalling to 227,673,360 shares.

Effective July 7, 2011, the Company had a total shares of 4,705,249,440 quoted in the Indonesia Stock Exchange (IDX), this is in relation to the Companys change in nominal value of shares which was originally Rp 500 per share to Rp 125 per share or a ratio of 1:4. On December 31, 2011, all of the Companys outstanding shares totalling to 4,705,249,440 shares are listed in IDX.

2.

Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Akuntansi Standar Keuangan (PSAK Revisi dan ISAK)

2. Adoption of Statement of Financial Accounting Standards and Interpretation to Statement of Financial Accounting Standards (Revised SFAS and IFAS) 2.a. Standards Effective in the Current Year The following new standards, amendments to standards and interpretations are mandatory to the Group for first time for the financial year beginning January 1, 2011: SFAS No. 1 (Revised 2009) Presentation of Financial Statements SFAS 2 (Revised 2009): Statement of Cash Flows SFAS 3 (Revised 2010): Interim Financial Reporting SFAS No. 4 (Revised 2009) Consolidated and Separate Financial Statements SFAS 5 (Revised 2009): Operating Segments SFAS No. 7 (Revised 2010) Related Party Disclosure SFAS 8 (Revised 2010): Events After the Reporting Date SFAS 12 (Revised 2009): Interest in Joint Venture SFAS 15 (Revised 2009): Investments in Associates SFAS 19 (Revised 2010): Intangible Assets SFAS 22 (Revised 2010): Business Combinations SFAS 23 (Revised 2010): Revenue SFAS 25 (Revised 2009): Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors SFAS 48 (Revised 2009): Impairment of Assets SFAS 57 (Revised 2009): Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets SFAS 58 (Revised 2009): Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations IFAS 7: Consolidated Special Purpose Entities Paraf:

2.a. Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan oleh Grup untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011: PSAK No. 1 (Revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (Revisi 2009): Laporan Arus Kas PSAK 3 (Revisi 2010): Laporan Keuangan Interim PSAK No. 4 (Revisi 2009) Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (Revisi 2009): Segmen Operasi PSAK No. 7 (Revisi 2010) Pengungkapan PihakPihak Berelasi PSAK 8 (Revisi 2010): Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (Revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (Revisi 2009): Investasi Pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (Revisi 2010): Aset Tak Berwujud PSAK 22 (Revisi 2010): Kombinasi Bisnis PSAK 23 (Revisi 2010): Pendapatan PSAK 25 (Revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (Revisi 2009): Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (Revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (Revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7: Konsolidasian Entitas Bertujuan Khusus D1/March 31, 2012 9

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

ISAK 9: Perubahan Atas Liabilitas Aktivitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11: Distribusi Non-kas kepada Pemilik ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas Kontribusi Non-moneter oleh Venturer ISAK 14: Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web ISAK No. 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

IFAS 9: Amendment of Activity Liability Full Operation, Restoration and Similar Liabilities IFAS 10: Customer Loyalty Program IFAS 11: Non-cash Distributions to Owners IFAS 12: Jointly Controlled Entities - Non-monetary Contributions by Venturers IFAS 14: Intangible Assets - Web Site Costs IFAS No. 17 : Interim Financial Reporting and Impairment

Berikut ini adalah dampak atas perubahan standar akuntansi di atas yang relevan dan yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup: PSAK 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan kinerja (laporan laba rugi komprehensif) atau dua laporan (laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif). Perusahaan memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan. Laporan keuangan konsolidasian telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan. PSAK ini memperkenalkan terminologi baru (termasuk revisi judul atas laporan keuangan) dan perubahan format dan penyajian laporan keuangan yang mempengaruhi penyajian laporan keuangan Perusahaan antara lain sebagai berikut: - Neraca berubah nama menjadi Laporan Posisi Keuangan - Laporan Laba Rugi berubah nama menjadi Laporan Laba Rugi Komprehensif - Istilah aktiva menjadi aset, kewajiban menjadi liabilitas dan hak minoritas menjadi kepentingan non-pengendali PSAK 4 (Revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri. PSAK ini menghapuskan pengaturan bahwa entitas anak tidak dikonsolidasian apabila pengendalian dimaksudkan untuk sementara atau dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang. Berdasarkan PSAK ini semua entitas anak harus dikonsolidasiankan apabila perusahaan mempunyai pengendalian atas entitas anak dan keberadaan hak suara potensial harus diperhitungkan dalam menilai keberadaan pengendalian. Penerapan PSAK ini tidak mempengaruhi laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.

The followings are the changes impacted by the above new standards that are relevant and significant to the Groups consolidated financial statements: SFAS 1 (Revised 2009): Presentation of Financial Statements Entities may choose to present one performance statement (consolidate statements of comprehensive income) or two statements (consolidated statements of income and consolidated statements of comprehensive income). The Company choose to present in one performance statement. The consolidated financial statements have been prepared using the required disclosures. SFAS introduces new terminology (including the revised title of the financial statements) and changes in format and presentation of financial statements that affect the Company's financial statements are as follows: - Balance Sheet changed its name to the Statement of Financial Position - Income Statement changed its name to Statement of Comprehensive Income (Loss) - The term aktiva into aset, kewajiban become liabilitas and minority interest to non-controlling interest SFAS 4 (Revised 2009): Consolidated Financial Statements and Separate Financial Statements. SFAS eliminates the stipulation that subsidiary should not be part of the consolidation when control is intended to be temporary or limited by a long-term restriction. Based on SFAS, all subsidiaries should be consolidated if the Company has control over the subsidiaries and the existence of potential voting rights should be taken into account in assessing the existence of control. The application of SFAF did not have a significant impact on the Company and its subsidiaries consolidated financial statements.

D1/March 31, 2012

10

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

PSAK 7 (Revisi 2010): Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. PSAK ini mengubah istilah Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa menjadi Pihak Berelasi, selain itu PSAK ini memperjelas definisi pihak-pihak berelasi dan mensyaratkan beberapa tambahan pengungkapan atas pihak-pihak berelasi. Penerapan PSAK ini mengakibatkan penambahan pengungkapan dalam Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.

SFAS 7 (Revised 2010): Disclosure the Related Parties Disclosures SFAS changes the term "Related Parties have a party" to "related parties", otherwise it is clarifies the definition of SFAS on related parties and require some additional disclosures of the related parties. This resulted in an additional application of SFAS disclosures in the consolidated financial statements of the Company and its subsidiaries.

2.b. Pencabutan Standar Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: Pencabutan Standar akuntansi dan Interprestasinya yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai atau tidak berdampak material terhadap Grup, sebagai berikut: PSAK 6: Akuntansi dan Pelaporan Entitas Tahap Pengembangan PSAK 21: Akuntansi Ekuitas (PPSAK 6) PSAK 40: Akuntansi Perubahan Ekuitas Perusahaan/Perusahaan Asosiasi (Pencabutan melalui PSAK 15 Revisi 2009) ISAK 1: Penentuan Harga Pasar Dividen ISAK 2: Penyajian Modal dalam Laporan Posisi Keuangan dan Piutang kepada Pemesan Saham (PPSAK 6) ISAK 3: Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan

2.b. Revocation of Standard Effective on or after January 1, 2011: Revocation of accounting standards and interpretations which applications are required for the fiscal year starting January 1, 2011 are not relevant or did have material impact to the Group are as follows: SFAS 6: Accounting and Reporting by Development Stage Enterprises SFAS 21: Equity Accounting (PPSAK 6) SFAS 40: Accounting for Changes in Equity of Subsidiary/Associated Company (Revocation through SFAS 15 Revised 2009) IFAS 1: Determination of Dividend Market Price IFAS 2: Presentation of Equity on Balance Sheet and Receivable to Stock Subsription (PPSAK 6) IFAS 3: Accounting for Aid and Donation

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012: PSAK No. 11: Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010) PSAK No. 27: Akuntansi Koperasi PSAK No. 29: Akuntansi Minyak dan Gas Bumi PSAK No. 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate PSAK No. 52: Mata Uang Pelaporan (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010) ISAK No. 4: Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010) Perusahaan dan entitas anak sedang mengevaluasi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pencabutan standar tersebut termasuk dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pencabutan PSAK No. 51: Akuntansi Kuasi-Reorganisasi (PPSAK No. 10) yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2013. D1/March 31, 2012 11

Effective on or after January 1, 2012: SFAS No. 11: Translation of Financial Statements in Foreign Currencies (withdrawn through SFAS No. 10 Revised 2010) SFAS No. 27: Accounting for Cooperatives SFAS No. 29: Accounting for Oil and Gas SFAS No. 44: Accounting for Real Estate Development Activities SFAS No. 52: Reporting Currencies (withdrawn through SFAS No.10 Revised 2010) IFAS No. 4: Allowable Alternative Treatment of Foreign Exchange Differences (withdrawn through SFAS No. 10 Revised 2010)

The Company and its subsidiaries is still evaluating the possible impact on the withdrawal of these financial accounting standards including the impact on the withdrawal of the SFAS No. 51:Quasi Reorganisation (PPSAK No. 10) which are mandatory for the financial year beginning January 1, 2013.

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

2.c. Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan (konsolidasi), Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpreatasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) serta mencabut beberapa PSAK tertentu. Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut: Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012 PSAK 1. PSAK 10 (revisi 2010) - Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing 2. PSAK 13 (revisi 2011) - Property Investasi 3. PSAK 16 (revisi 2011) - Aset Tetap 4. PSAK 18 (revisi 2010) - Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya 5. PSAK 24 (revisi 2010) - Imbalan kerja 6. PSAK 26 (revisi 2011) Biaya Pinjaman 7. PSAK 28 (revisi 2010) - Akuntansi Asuransi Kerugian 8. PSAK 30 (revisi 2011) - Sewa 9. PSAK 33 (revisi 2010) - Aktivitas Pengupasan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum 10. PSAK 34 (revisi 2010) - Akuntansi Kontrak Konstruksi 11. PSAK 36 (revisi 2010) - Akuntansi Asuransi Jiwa 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. PSAK 38 (revisi 2011) Akuntansi Restrukturisasi Entitias Sepengendali PSAK 45 (revisi 2010) - Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba PSAK 46 (revisi 2010) - Akuntansi Pajak Penghasilan PSAK 48 (revisi 2011) Penurunan Nilai Aset PSAK 50 (revisi 2010) - Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (revisi 2010) - Pembayaran Berbasis Saham PSAK 55 (revisi 2011) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran PSAK 56 Laba per Saham PSAK 60 (revisi 2010) - Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 61 - Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah PSAK 62 - Kontrak Asuransi PSAK 63 - (revisi 2010) - Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflas PSAK 64 - Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral

2.c. New Accounting Procurement As of the date of completion of the consolidated financial statements, Indonesian Institute of Accountants has issued revised Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) and Interpretation of Financial Accounting Standards (IFAS) and pull out some specific SFAS. Financial accounting standards will become effective as follows: Periods beginning on or after 1 January 2012 SFAS 1. SFAS 10 (revised 2010) - The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates 2. SFAS 13 (revised 2011) Investment Property 3. SFAS 16 (revised 2011) Fixed Assets 4. SFAS 18 (revised 2010) - Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans 5. SFAS 24 (revised 2010) - Employee Benefits 6. SFAS 26 (revised 2011) Borrowing Cost 7. SFAS 28 (revised 2010) - Accounting for Loss Insurance 8. SFAS 30 (revised 2011) Lease 9. SFAS 33 (revised 2010) - Stripping Cost Activity and Environmental Management in General Minning 10. SFAS 34 (revised 2010) - Construction Contracts 11. SFAS 36 (revised 2010) - Accounting for Life Insurance 12. SFAS 38 (revised 2011) Restructuring Under Common Control 13. SFAS 45 (revised 2010) - Financial Reporting for Non Profit Organizations 14. SFAS 46 (revised 2010) - Income Taxes 15. SFAS 48 (revised 2011) Impairment Asset 16. SFAS 50 (revised 2010) - Financial Instruments: Presentation 17. SFAS 53 (revised 2010) - Share-based Payments 18. SFAS 55 (revised 2011) Financial Instrument: Recognition and measurement 19. SFAS 56 - Earnings per Share 20. SFAS 60 (revised 2010) - Financial Instruments: Disclosures 21. SFAS 61 - Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance 22. SFAS 62 Insurance Contracts 23. SFAS 63 (revised 2010) Financial Reporting in Hyperinflationary Economies 24. SFAS 64 Mining Exploration Activity and Mineral Resources Mining Evaluation

D1/March 31, 2012

12

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

ISAK 1. ISAK 13 - Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri 2. ISAK 15 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya 3. ISAK 16 - Perjanjian Konsensi Jasa 4. ISAK 18 - Bantuan Pemerintah Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi 5. ISAK 19- Penerapan Pendekatan Penyajian dalam PSAK 63 - Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi 6. ISAK 20 - Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya 7. ISAK 22 - Perjanjian Konsesi Jasa, Pengungkapan 8. ISAK 23 - Sewa Operasi - Insentif 9. ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa Perusahaan dan entitas anak masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK di atas dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan. 3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi

IFAS 1. IFAS 13 - Hedges of Net Investments in Foreign Assitance 2. IFAS 15 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction 3. IFAS 16 - Service Concession Agreements 4. IFAS 18 - Government Assistance - No Spesific Relation to Operating Activities 5. IFAS 19 Applying the Restatement Approach Under PSAK 63 - Financial Reporting in Hyperinflationary Economies 6. IFAS 20 - Income Taxes - Change in Tax Status of an Entity or its Shareholders 7. IFAS 22 Services Agreement Concession, Disclosure 8. IFAS 23 Operating Lease Incentives 9. IFAS 24 Evaluating the Substance of Transaction Involving the Legal form of a Lease

The Company and its subsidiaries are still evaluating the impact of applying SFAS and IFAS above.The impact in the consolidated financial statements of the application of SFAS and IFAS cannot be determined.

3. Summary of Significant Acccounting Policies a. Statement of Compliance The Companys consolidated financial statements has been prepared in accordance with Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) and Interpretation of Financial Accounting Standards (IFAS) issued by the Financial Accounting Standards Board Indonesia Institute of Accountants (IIA) and Bapepam-LK to entities which are under its supervision and the provision other accounting policies are prevalent in the Capital Market.

a.

Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan telah disusun sesuai dengan Pernyataan Stndar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Indonesia Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), serta Peraturan Bapepam dan LK untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya dan ketentuan akuntansi lainnya yang lazim berlaku di Pasar Modal. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian ini disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No.VIII.G.7 (revisi 2000) tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan serta Surat Edaran Ketua Bapepam No.SE- 02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Konstruksi dan Keputusan No. KEP554/BL/2010 tentang perubahan atas Peraturan 13

b.

b. Basis of Preparation of the Consolidated Financial Statements The consolidated financial statements have been prepared in conformity with Indonesia Financial Accounting Standards consisting of among others, the Statements of Financial Accounting Standards (SFAS) established by the Indonesian Institute of Accountants, the Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) regulation No.VIII.G.7 (revised 2000) regarding The Guidelines for Presentation of Financial Statements and Guidelines for Presentations and Disclosures of Financial Statements For Public Listed Company Engaged in Construction Industry in accordance with Circular Letter of Head of Bapepam No.SE-02/PM/2002 Paraf:

D1/March 31, 2012

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

VIII.G.7. Seperti diungkapkan dalam catatan terkait dibawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif 1 Januari 2011.

dated December 27, 2002 and Decree No.KEP554/BL/2010 regarding the amendments to Regulation No. VIII.G.7. As disclosed further in the relevant succeeding notes, several amended and published accounting standards were adopted effective January 1, 2011. The consolidated financial statements have been prepared based on going concern assumption and accrual basis, except for the consolidated statements of cash flows which use cash basis. Basis of measurement in preparation of these consolidated financial statements is the historical costs concept, except for certain accounts which have been prepared on the basis of other measurements as described in their respective policies. The consolidated statements of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities. The reporting currency used in the preparation of these consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah. c. Principles of Consolidation The consolidated financial statements include the Company and subsidiaries accounts as presented in Note 1.b, whereby the Company has more than 50% ownership, whether direct or indirect, or having control in the subsidiary. Entities are consolidated from the date on which effective control is transferred to the Company and are no longer consolidated when the Company loses the power to control the entities. Control is presumed to exist when the parent entity holds directly or indirectly through subsidiaries more than 50% of the voting rights of an entity unless, in exceptional circumstances, it can clearly demostrate that such ownership does not constitute control. Control also exists when the parent entity has the right to vote 50% or less, when there is: (i) The power that exceeds 50% of the voting rights according to the agreement with other investors; (ii) The power to regulate the financial policies and operational entities under the articles of association or agreement: (iii) The power to appoint or replace the majority of the board of directors and board of commissioners or equivalent regulating body and control of the entities through the board or body; or (iv) The power to cast the majority votes at meetings of the board of directors or equivalent regulating body and control of the entities through the board of directors or body. Paraf:

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar accrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian yang menggunakan dasar kas. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian ini adalah mata uang Rupiah. c. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian meliputi akun-akun dari Perusahaan dan entitas anak sebagaimana disajikan dalam Catatan 1.b, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50% kepemilikan, baik langsung maupun tidak langsung, atau memiliki pengendalian atas entitas anak tersebut. Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif. Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari 50% hak suara suatu entitas, kecuali kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki hak suara 50% atau kurang, jika terdapat (i) Kekuasaan yang melebihi 50% hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; (ii) Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian: (iii) Kekuasaan untuk untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi dan dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau (iv) Kekuasaan untuk untuk memberikan suara mayoritas pada rapat direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut 14

D1/March 31, 2012

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang dapat dilaksanakan atau dikonversi pada tanggal periode pelaporan harus dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas lain. Penyajian laporan keuangan konsolidasian dilakukan berdasarkan konsep satuan usaha (entity concept). Seluruh akun, transaksi dan laba yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasikan telah dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha sebagai satu kesatuan usaha. Hak non pengendali atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak. Transaksi dengan kepentingan non-pengendali dihitung menggunakan metode entitas ekonomi, dimana kelebihan atas akuisisi kepentingan nonpengendali yang melebihi bagian dari nilai bersih aset yang diperoleh dicatat di ekuitas. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan serupa. Kebijakan tersebut telah diterapkan secara konsisten oleh Entitas Anak, kecuali dinyatakan secara khusus.

The existence and effect of potential voting rights that can be implemented or converted on the date of the reporting period should be considered when assessing whether an entity has the power to govern financial and operating policies of another entity.

The consolidated financial statements have been prepared on the basis of entity concept. For consolidation purposes, all significant intercompany transactions are eliminated to reflect financial position and result of operation as a whole. Non controlling interest in net income (loss) and equity in subsidiary is stated at the proportion of minority shareholders in net income (loss) and equity. Transactions with non-controlling interests are calculated using the method of economic entities, where the excess of the acquisition cost of noncontrolling interest over the value of net assets acquired is recorded in equity. The consolidated financial statements are prepared using the same accounting policies for transactions and other events in similar circumstances. The policies have been applied consistently by the company and its subsidiaries, unless otherwise stated. d. Business Combinations Acquisitions of subsidiaries and businesses are accounted for using the purchase method. The cost of the business combination is the aggregate of the fair value (at the date of exchange) of assets given, liabilities incurred or assumed, and equity instruments issued in exchange for control of the acquirer, plus any costs directly attributable to the business combination. During acquisition, the assets and liabilities of a subsidiary are measured at their fair values at the date of acquisition. Any excess of the cost of acquisition over the fair values of the identifiable net assets acquired is recognized as goodwill and amortized using the straight-line method over five years. When the cost of acquisition is less than the interest in the fair values of the identifiable assets and liabilities acquired as at the date of acquisition (i.e. discount on acquisition), the fair values of the acquired nonmonetary assets are reduced proportionately until all the excess is eliminated. The excess after reducing Paraf:

d.

Penggabungan usaha Akuisisi entitas anak dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, liabilitas yang terjadi atau yang ditanggung dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian yang diperoleh ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut. Pada saat akuisisi, aset dan liabilitas entitas anak diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima tahun, Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal akuisisi (diskon atas akuisisi), maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proposional, sampai seluruh selisih tersebut

D1/March 31, 2012

15

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan liabilitas non moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus selama 20 tahun. Per tanggal 31 Desember 2011 perusahaan tidak mempunyai goodwill. e. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Perusahaan dan entitas anak Pembukuan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksitransaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan.
2011 Rp Mata Uang 1 USD 1 EUR 1 SGD 1 AUD

the fair values of non-monetary assets acquired is recognized as negative goodwill, treated as deferred income and recognized as income on a straight-line method over 20 years. As of December 31, 2011, the company has no goodwill.

e.

Foreign Currency Transactions and Balances The Company and its subsidiaries books of accounts are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the exchange rates prevailing at the time the transactions are made. At reporting date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the exchange rates prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current operations.
2010 Rp

9,068.00 11,738.99 6,974.33 9,202.67

8,991.00 11,955.79 6,980.61 9,142.51

1 USD 1 EUR 1 SGD 1 AUD

f.

Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Perusahaan dan Perusahaan Anak menerapkan PSAK No. 7 (revisi 2010): Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi. Standar ini menyempurnakan panduan untuk pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Standar juga memberikan penjelasan bahwa anggota personil manajemen kunci adalah pihak berelasi, sehingga mengharus-kan pengungkapan atas kompensasi personil manajemen kunci untuk masing-masing kategori. Perusahaan dan Perusahaan Anak telah melakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan laporan keuangan konsolidasian telah disusun mengguna-kan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi: a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau iii. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.

f.

Transactions With Related Parties The Company and its Subsidiaries apply SFAS 7 (revised 2010): Related Party Discosures. This standard is a guide to improve disclosure of the related party, transactions, and balances, including a commitment. Standards also provide an explanation that the members of key management personnel is a related party, therefore require disclosure of key management personnel compensation for each category. The Company and Subsidiaries have performed an evaluation of the relationship with the related parties to and ensure that the consolidated financial statements have been prepared using the revised disclosure requirements:

a) A person or a close member of that persons family is related to a reporting entity if that person: i. Has control or joint control over the reporting entity; ii. Has significant influence over the reporting entity; or iii. Is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity. Paraf:

D1/March 31, 2012

16

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

b) Satu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a). vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). g. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan entitas anak telah menerapkan PSAK 55 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran dan PSAK 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan yang menggantikan PSAK 55 (Revisi 1999) Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai dan PSAK 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu. Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan liabilitas keuangan. g.

b) An Entity related to the reporting entity if it meets one of the following: i. The entity, and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others). ii. One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member).

iii. Both entities are joint ventures of the same third party. iv. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity. v. The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity, or an entity related to the reporting entity. vi. The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a). vii. A person identified in (a) (i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or a parent of the entity). Financial Instruments Effective January 1, 2010, the Company and its subsidiaries have applied IAS 55 (Revised 2006) "Financial Instruments: Recognition and Measurement" and IAS 50 (Revised 2006), "Financial Instruments: Presentation and Disclosure" which replaced IAS 55 (Revised 1999) "Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities" and SFAS 50 "Accounting for certain Investments in Securities". The company classifies financial instruments in the form of financial assets and financial liabilities. Financial assets are classified as follows: Financial Assets Financial assets are classified in following four categories: (i) financial assets at fair value through profit or loss; (ii) loans and receivables; (iii) held-tomaturity investments; and (iv) available for sale financial assets. This classification depends on the Companys purpose of financial assets acquisition.

Aset Keuangan diklasifikasikan dalam kelompok berikut: Aset Keuangan Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. D1/March 31, 2012 17

Management determined the financial classification at its initial acquisition. Paraf:

assets

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Pada saat ini Perusahaan dan entitas anak hanya memiliki aset keuangan yang dikelompokkan dalam kategori: Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Piutang pelanggan dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai "pinjaman yang diberikan dan piutang", yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material. Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS) Saham milik Perusahaan yang tercatat di bursa dan diperdagangkan pada pasar aktif diklasifikasikan sebagai AFS dan dinyatakan pada nilai wajar.

At this time the Company and its subsidiaries have financial assets that are grouped in the following categories: Loans and Receivables Receivable from customers and other receivables that have fixed or determinable payments that are not quoted in an active market are classified as loans and receivables. Loans and receivables are measured at amortized cost using the effective interest method less impairment. Interest is recognized by applying the effective interest rate method, except for short-term receivables when the recognition of interest would be immaterial. Available for Sale Financial Assets (AFS) Listed shares held by the Company that are traded in an active market are classified as AFS and are stated at fair value.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang.dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di ekuitas, direklas ke laporan laba rugi komprehensif.

Gains or losses arising from changes in fair value are recognized in equity except for impairment losses, interest was calculated with the effective interest method and foreign exchange income on monetary assets which are recognized in consolidated statement of comprehensive income. If the financial asset is removed or impaired, the accumulated gain or loss previously recognized in equity is directly recognized in the consolidated statement of comprehensive income. Investments in instruments that are not traded, have no market price in an active market and their fair value cannot be measured reliably are also classified as AFS measured at cost less impairment.

Investasi dalam instrumen yang tidak diperdagangkan di bursa, tidak mempunyai harga pasar di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal juga diklasifikasikan sebagai AFS dan diukur pada biaya perolehan dikurangi penurunan nilai. Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif pada saat hak Perusahaan untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan. Metode suku bunqa efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya D1/March 31, 2012 18

Dividends on AFS equity instruments, if any, are recognized in consolidated statement of comprehensive income when the Company has the right to obtain payment of fixed dividends. Effective Interest Method The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial instrument and allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all fees and points paid or received between that parties to the contract that are integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Penurunan nilai aset keuangan Aset keuangan, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti obyektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai. Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan. Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual akan dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif. Bukti obyektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengalaman atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penurunan nilai. D1/March 31, 2012 19

shorter period to the net carrying amount on the initial recognition.

Impairment of Financial Assets Financial assets, other than those at FVTPL, are assessed for indicators of impairment at each reporting date. Financial assets are impaired when there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, and these adverse events have an impact on the estimated future cash flows of the investment. For listed and unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is considered to be objective evidence of impairment.

For all other financial assets, objective evidence of impairment could include: significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or default or delinquency in interest or principal payments; or it becomes probable that the borrower will enter bankruptcy or financial reorganization.

For certain categories of financial asset, such as receivables, the impairment value of assets are assessed individually. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Companys past experience of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables. For financial assets carried at amortized cost, the amount of the impairment loss is the difference between the financial assets carrying amount and the present value of estimated future cash flows which is discounted by using the financial assets original effective interest rate. The carrying amount of the financial asset is reduced directly by the impairment loss for all financial assets with the exception on receivables, in which the carrying amount is reduced through the use of an Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penurunan. Perubahan nilai tercatat akun penurunan nilai piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif dalam periode yang bersangkutan. Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas. Penghentian pengakuan aset keuanqan Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan dan entitas anak mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan dan entitas anak tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan entitas anak mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan dan entitas anak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan dan entitas anak masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima,

impairment account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the impairment account. Changes in the carrying amount of the impairment account are recognized in consolidated statements of comprehensive income. When an AFS financial asset is considered to be impaired, cumulative gains or losses previously recognized in equity are reclassified to statements of comprehensive income of the period.

With the exception of AFS equity instruments, if, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is recovered through profit or loss to the extent that the carrying amount of the investment at the date the impairment is reversed does not exceed when the amortized cost before the recognition of impairment losses. In respect of AFS equity securities, impairment losses previously recognized in the consolidated statements of comprehensive income are not reversed through profit or loss. Any increase in fair value subsequent to an impairment loss is recognised directly in equity.

Derecognition of Financial Assets The Company and its subsidiaries derecognizes a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when the Company and its subsidiaries transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Company and its subsidiaries neither transfers nor retains substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Company and its subsidiaries recognizes its retained interest in the asset and an associated liability for amounts it may have to pay. If the Company retains substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Company and its subsidiaries continues to recognize the financial asset and also recognizes a collateralized borrowing for the proceeds received.

D1/March 31, 2012

20

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dan entitas anak diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan dan entitas anak setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Pada saat ini Perusahaan hanya memiliki liabilitas keuangan yang dikelompokkan dalam kategori: Liabilitas Keuangan yang Diukur Dengan Biaya Perolehan Diamortisasi. Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Utang usaha dan utang lain-lain dan wesel bayar serta pinjaman lainnya pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif. Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan dan entitas anak telah dilepaskan, dibatalkan atau kedaluarsa. Estimasi Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. D1/March 31, 2012 21

Financial Liabilities and Equity Instruments Classification as Debt or Equity Financial liabilities and equity instruments issued by the Company are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definitions of a financial liability and an equity instrument. Equity Instruments An equity instrument is any contract that provides a residual interest in the assets of the Company and its subsidiaries after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issueance costs. Financial Liabilities Financial liabilities are classified into (i) financial liabilities at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities at amortized cost.

At this time the Company has financial liabilities classified in the following categories: Financial Liabilities Measured at amortized cost. Financial liabilities that are not classified as financial liabilities measured at fair value through comprehensive income are categorized and measured at amortized cost.

Trade and other payables and notes payable, bank and other borrowings are initially measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortized cost, using the effective interest rate method, with interest expense recognized on an effective yield basis. Any difference between the proceeds (net of transaction cost) and the settlement or redemption of borrowings is recognized over the term of the borrowings. Derecognition of Financial Liabilities The Company and its subsidiaries derecognizes financial liabilities when, and only when, the Companys obligations are discharged, cancelled or they expire. Fair Value Determination The fair value of financial instruments traded in active markets is determined based on prevailing market value at reporting date.

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan. Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perusahaan menggunakan metode discounted cashflows dengan menggunakan asumsi asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal laporan posisi keuangan untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya. h. Penggunaan Estimasi Penyusunan Laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Kas dan Setara Kas Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. Investasi Pada Perusahaan Asosiasi Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee. Penghasilan, aset dan liabilitas dari perusahaan asosiasi digabungkan dalam Laporan keuangan konsolidasian dicatat dengan mengunakan metode ekuitas. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas aset bersih perusahaan asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan atas kerugian perusahaan asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika Perusahaan mempunyai liabilitas atau melakukan pembayaran liabilitas perusahaan asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar liabilitas atau pembayaran tersebut. h.

Investments in equity securities with unavailable fair value are recorded at cost. The fair value of other financial instruments not traded in the market is determined using certain valuation techniques. The Company uses discounted cashflows with assumptions based on market conditions existing at reporting date to determine the fair value of other financial instruments.

Use of Estimates The preparation of the consolidated financial statements in conformity with accounting principles generally accepted requires the Companys management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amount of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could differ from those estimates. Cash and Cash Equivalents For cash flow presentation purposes, cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the date of placement. Investments in Associates An associate is an entity over which the Company is in a position to exercise significant influence, but not control or joint control, through participation in the financial and operating policy decisions of the investee. The results, assets and liabilities of associates are incorporated in these consolidated financial statements using the equity method of accounting. Investments in associates are carried in the consolidated statement of financial position at cost as adjusted by post-acquisition changes in the Companys share of the net assets of the associate, less any impairment in the value of the individual investments. Losses of the associates in excess of the Company interest in those associates are not recognized except if the Company has incurred obligations or made payments on behalf of the associates to satisfy obligations of the associates that the Company has guaranteed, in which case, additional losses are recognized to the extent of such obligations or payments.

i.

i.

j.

j.

D1/March 31, 2012

22

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

k.

Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Aset Real Estat Aset real estat terdiri dari tanah yang siap dijual, tanah belum dikembangkan, tanah yang sedang dikembangkan, bangunan vila yang siap dijual, dan bangunan yang sedang dikonstruksi, dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Tanah belum dikembangkan merupakan tanah mentah yang belum dikembangkan dan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah. Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya pra-perolehan dan perolehan tanah. Biaya perolehan akan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pengembangan tanah akan dimulai atau dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut siap dibangun. Pembayaran atas pembelian tanah yang masih dalam proses dicatat dalam akun Uang Muka pada aset lancar. Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada aset pengembangan real estat serta biaya pinjaman. Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke tanah siap dijual atau bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut selesai dikembangkan. Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya perolehan tanah yang telah selesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi, biaya lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat dan biaya pinjaman, serta dipindahkan ke bangunan yang siap dijual pada saat selesai dibangun dan siap dijual. Biaya aktivitas pengembangan real estat yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat adalah: Biaya praperolehan tanah; Biaya perolehan tanah; Biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek;

k.

Inventories Inventories are stated at cost and net realizable value, whichever is lower. Cost is determined using the weighted average method. Real Estate Assets Real estate assets consist of land held for sale, land not yet developed, land under development, villa units ready for sale, and buildings under construction, are stated at cost and net realizable value, whichever is lower. Land not yet developed consists of land that has not been developed and is stated at cost and net realizable value, whichever is lower. The cost of land not yet developed consists of pre-development costs and cost of the land. The cost of the land not yet developed is transferred to the land under development account when the development of the land has started or is transferred to the buildings under construction account when the land is ready for development. Payment for purchase of land in process is recorded as Advances under current assets. The cost of land under development consists of cost of land not yet developed, direct and indirect costs related to the development of real estate assets and borrowing costs. The cost of land under development is transferred to land held for sale or the buildings under construction account when the development is completed.

l.

l.

The cost of building under construction consists of the cost of developed land, construction costs, other costs related to the development of real estate and borrowing costs, and is transferred to the building when it is completed and ready for sale.

The real estate development costs which are capitalized to the real estate development project are:

Land preacquisition costs; Land acquisition costs; Project direct costs;

D1/March 31, 2012

23

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat; dan Biaya pinjaman.

Costs that are attributable to real estate development activities; and Borrowing Costs Borrowing costs directly attributable to development activities are capitalized to development projects. Capitalization of borrowing costs is discontinued when active development is interrupted or when substantially all the activities necessary to prepare the qualifying asset for its intended use or sale are completed. Cost which are allocated to project cost are: Preacquisition costs of land which is not successfully acquired. Excess of costs over anticipated proceeds on the sale or transfer of commercialized public utilities, in connection with the sale of units.

Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan kegiatan pengembangan dikapitalisasi ke proyek pengembangan. Kapitalisasi dihentikan pada saat proyek pengembangan tersebut ditangguhkan/ditunda pelaksanaannya atau secara substansial siap untuk digunakan sesuai tujuannya.

Biaya yang dialokasikan sebagai beban proyek adalah: Biaya praperolehan tanah atas tanah yang tidak berhasil diperoleh. Kelebihan biaya dari hasil yang diperoleh atas pembangunan sarana umum yang dikomersialkan, yang dijual atau dialilhkan, sehubungan dengan penjualan unit. Perusahaan dan entitas anak tetap melakukan akumulasi biaya ke proyek pengembangan walaupun realisasi pendapatan pada masa depan lebih rendah dari nilai tercatat proyek, namun atas perbedaan yang terjadi Perusahaan dan entitas anak melakukan penyisihan secara periodik. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi nilai tercatat proyek dan dibebankan ke laba rugi berjalan. Biaya yang telah dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real estat berdasarkan luas areal. Pengkajian atas estimasi dan alokasi biaya dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial, jika terjadi perubahan mendasar Perusahaan dan entitas anak akan melakukan revisi dan realokasi biaya.

The Company and its subsidiaries accumulate the costs of project development although the realization of projected revenue is lower than the capitalized project costs, however, the Company and its subsidiaries recognize provisions periodically for the difference that may arise. The provision is accounted for as a reduction in capitalized project costs and is charged to expense as incurred. Costs capitalized to real estate project development are allocated to each real estate unit based on area.

Estimated and cost allocation are reviewed at the end of each financial reporting period until the project is substantially completed. If there are fundamental changes on the basis of current estimates, the Company and subsidiaries will revise and reallocate the cost. Expenses which are not related to the development of real estate are recognized when incurred. m. Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.

Beban yang diakui pada saat terjadinya adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proyek real estat. m. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. n. Perlengkapan Operasional Perlengkapan operasional dinyatakan sebesar biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Cadangan penggantian perlengkapan operasional bulanan dicatat berdasarkan anggaran tahunan, yang disesuaikan pada akhir tahun berdasarkan fisik perlengkapan aktual.

n.

Operating Equipment Operating equipment are stated at cost and net realizable value. Monthly provision for replacement of operating equipment is recorded based on an annual budget, which is adjusted at the end of the year based on the actual physical count of the operating equipment. Paraf:

D1/March 31, 2012

24

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

o.

Properti Investasi Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai untuk kepentingan disewakan untuk memperoleh pendapatan sewa jangka panjang dan/atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya. Perusahaan dan entitas anak mengukur properti investasi setelah pengakuan awal dengan menggunakan metode biaya. Properti investasi terdiri dari tanah, bangunan dan prasarana, dan perlengkapan penunjang lainnya yang dikuasai entitas anak (NRC, TCP dan SAM) untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha seharihari. Properti investasi diukur sebesar nilai perolehan biaya transaksi setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi; dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi.

o.

Investment Properties Investment properties are properties (land or a building or part of a building or both) owned and held to earn rentals or for capital appreciation or both. The Company and its subsidiaries measure its investment property subsequent to initial recognition using the cost model.

The investment properties consist of land, buildings and infrastructure which are held by subsidiaries of the Company (NRC, TCP and SAM) to earn rentals or for capital appreciation or both, rather than for use in the production or supply of goods or services or for administrative purposes or sale in the ordinary course of business. Investment property is measured at cost including transaction costs less accumulated depreciation and impairment losses, except for land which is not depreciated. The carrying amount includes the cost of replacing part of an existing investment property at the time that cost is incurred if the recognition criteria are met; and excludes the costs of day to day servicing of an investment property.

Properti investasi kecuali tanah, disusutkan dengan Investment properties, except land, are depreciated menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran using the straight-line method based on estimated masa manfaat ekonomis properti investasi sebagai useful lifes of investments property as follows: berikut: Tahun/Years Bangunan dan Prasarana Mesin dan Peralatan Peralatan Kantor Perabotan dan Perlengkapan Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut. Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang dibuktikan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang dibuktikan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual. D1/March 31, 2012 25 20 5 5 8 Buildings and Improvements Machinery and Equipment Office Equipment Furniture, Fixture and Equipment Investment property is derecognized when it has been either disposed of or when the investment property is permanently withdrawn from use and no future benefit is expected from its disposal. Gains or losses on the retirement or disposal of an investment property are recognized in the consolidated statement of comprehensive income in the year of retirement or disposal. Transfers are made to investment properties when, and only when there is a change in its use, evidenced by the end of owner occupation, commencement of an operating lease with another party or completion of construction or development. Transfers are made from investment properties when, and only when, there is a change in use, evidenced by commencement of owner occupation or commencement of development with a view to sale. Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

p.

Aset Tetap - Pemilikan Langsung Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dipertanggungjawabkan dengan menggunakan model biaya dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Aset tetap, kecuali tanah disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :

p.

Property, Plant and Equipment Direct Ownership Property, plant and equipment held for use in the production or supply of goods or services, or for administrative purposes, are stated at cost, less accumulated depreciation and any accumulated impairment losses.

Property, plant and equipment, except land, are depreciated using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows:

Tahun/Years Bangunan dan Prasarana Pertamanan, Mesin dan Peralatan Peralatan Proyek Peralatan Kantor Kendaraan 20 30 dan 40 5 10 8 48 4-5 Buildings and Improvements Landscaping, Machinery and Equipment Project Equipment Office Equipment Vehicles

Aset tetap sebagian entitas anak disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double declining balance method) (Catatan 13). Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan, Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi pada tahun yang bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan berdasarkan metode persentase penyelesaian. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing - masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

The property, plant and equipment of certain subsidiaries are depreciated using the double declining balance method (Note 13). Land is stated at cost and is not depreciated. The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimate accounted for on a prospective basis. The cost of repairs and maintenance is charged to operations as incurred. Other costs incurred subsequently added to, replace part of, or service an item of property, plant and equipment, are recognized as assets if, and only if it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation and any impairment loss are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the current operations.

Construction in progress is stated at cost based on percentage of completed method. Construction in progress is transferred to the respective property, plant and equipment account when completed and ready for use.

D1/March 31, 2012

26

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

q.

Penurunan Nilai Aset Non Keuangan Pada tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan dan entitas anak menelaah nilai tercatat aset non keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan dan entitas anak mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset. Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi. Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3.g.

q.

Impairment of Non Finance Assets At reporting dates, the company and its subsidiaries review the carrying amount of non-financial assets to determine whether there is any indication that those assets have suffered an impairment loss. If any of such indication exists, the recoverable amount of the asset is estimated in order to determine the extent of the impairment loss (if any). Where it is not possible to estimate the recoverable amount of an individual asset, the Company and its subsidiaries estimate the recoverable amount of the cash generating unit to which the asset belongs. Estimated recoverable amount is the higher of net selling price or value in use. If the recoverable amount of a non-financial asset (cash generating unit) is less than its carrying amount, the carrying amount of the asset (cash generating unit) is reduced to its recoverable amount and an impairment loss is recognized immediately against earnings. Accounting policy for impairment of financial assets is discussed in Note 3.g.

r.

Sewa Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Sebagai Lessor Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Sebagai Lessee Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan dan entitas anak yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai liabilitas sewa pembiayaan. Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari liabilitas sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya.

r.

Leases Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards of ownership to the lessee. All other leases are classified as operating leases. As a Lessor Rental income from operating leases is recognized on a straight-line basis over the term of the lease. Initial direct costs incurred in negotiating and arranging an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized on a straight-line basis over the lease term. As a Lessee Assets held under finance leases are initially recognized as assets of the Company and its subsidiaries at their fair value at the inception of the lease or, if lower, at the present value of the minimum lease payments. The corresponding liability to the lessor is included in the consolidated statement of financial position as a finance lease obligation. Lease payments are allocated between finance charges and reduction of the lease obligation so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Contingent rentals are recognized as expenses in the periods in which they are incurred. Paraf:

D1/March 31, 2012

27

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Sewa kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.

Operating lease payments are recognized as an expense on a straight-line basis over the lease term, unless other systematic basis is more representative of the time pattern of the Company and subsidiaries economic benefit. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred. In the event that lease incentives are received to enter into operating leases, such incentives are recognized as a liability. The aggregate benefit of incentives is recognized as a reduction of rental expense on a straight-line basis, except when another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. s. Rights on Joint Operation Profit Sharing Joint operation profit is recognized based on the joint operation profit sharing agreement between subsidiary and third parties (Note 38). Post-Employment Benefits The Company and its subsidiaries provide defined post-employment benefits to their employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. No funding has been made to the defined benefit plan.

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

s.

Hak Bagi Pendapatan Kerjasama Operasi Pendapatan kerjasama operasi diakui sesuai dengan perjanjian kerja sama bagi hasil antara entitas anak dan pihak ketiga (Catatan 38). Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Perusahaan dan entitas anak memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan dan entitas anak sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

t.

t.

The cost of providing post-employment benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the present value of the defined benefit obligations is recognized on straightline basis over the expected average remaining working lives of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested. The benefit obligation recognized in the consolidated statement of financial position represents the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains and losses and unrecognized past service cost. u. Revenue and Expense Recognition 1. Revenues from sale of real estate are recognized based on the full accrual method as follows: a) Revenues from residential houses, villa, and other similar type so as sale of land where the building is to be developed, are recognized Paraf:

u.

Pengakuan Pendapatan dan Beban 1. Pendapatan dari penjualan real estat diakui secara penuh (full accrual method) sebagai berikut: a). Penjualan bangunan rumah, villa dan bangunan sejenis lainnya beserta tanah di atas mana bangunan tersebut didirikan, 28

D1/March 31, 2012

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

pendapatan diakui bila syarat-syarat berikut ini dipenuhi: Proses penjualan telah selesai; Harga jual akan tertagih; Tagihan, penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan Penjual telah mengalihkan resiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansial adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut b). Penjualan tanah yang pendirian bangunannya akan dilaksanakan oleh pembeli tanpa keterlibatan penjual (retail land sale); pendapatan diakui bila syarat-syarat berikut ini dipenuhi: Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; Harga jual akan tertagih; Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli dimasa yang akan datang; dan Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kaveling tanah yang dijual seperti liabilitas untuk mematangkan kaveling tanah atau liabilitas untuk membangun fasilitasfasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi liabilitas penjual sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan perundangundangan. Apabila perjanjian jual beli dibatalkan tanpa adanya keharusan pembayaran kembali uang muka yang telah diterima oleh penjual, maka uang muka tersebut diakui sebagai pendapatan pada saat pembatalan. Pada saat uang muka atas penjualan unit real estat diakui sebagai penjualan, komponen bunga dari uang muka tersebut harus diakui sebagai pendapatan bunga. 2. Pendapatan sewa dan pemeliharaan diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak yang telah direalisasi, sedangkan pendapatan dari parkir diakui sesuai 29

when all of the following conditions are met:


The sale in consummated; Sale price is collectible; The selllers receivable is not subject to future subordination against the other liabilities of the buyer; and The seller has transferred to the buyer the risks and benefit of ownership in a transaction that is in substance a sale and does not have a substantial continuing involvement with the property. In this case the building is ready for use.

b) Revenues from sale of land where the building is to be developed by the buyer without any involvement of the seller (retail land sale), is recognized when all of the following conditions are met: Total payments by the buyer is at least 20% of the agreed sale price and the amount is not refundable;

Sales price is collectible; The selllers receivable is not subject to future subordination against the other liabilities of the buyer; and The land development process is completed and the seller does not have any further obligations to complete the sold land, such as the obligation to furnish plots of land or build contracted main facilities which are not the obligation of the seller, in accordance with the sale commitment or legal regulations.

If a sales contract is cancelled without the obligation to refund the deposit, the deposit shall be recognized as revenue at the time of cancellation. At the time the deposit of the unit sold is recognized as revenue, the interest component of the deposit shall be recognized as interest income.

2. Rental income and maintenance are recognized based on realized contract period, while income from parking is recognized on the current year. Paraf:

D1/March 31, 2012

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

dengan pendapatan yang terjadi selama tahun tersebut. Uang muka sewa yang diterima diklasifikasikan ke dalam akun pendapatan diterima di muka dan akan diakui sebagai pendapatan secara berkala sesuai dengan kontrak sewa yang berlaku. Beban yang berhubungan langsung dengan pendapatan sewa dan parkir diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan. 3. Pendapatan jasa konstruksi meliputi nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak dan diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) pada tanggal laporan posisi keuangan. Dalam hal ini persentase penyelesaian konstruksi ditetapkan berdasarkan kemajuan fisik. Beban jasa kontruksi meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan kepada suatu kontrak untuk jangka waktu sejak tanggal kontrak diperoleh sampai dengan penyelesaian akhir kontrak dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan sesuai dengan hasil survei pekerjaan yang telah dilaksanakan. Pendapatan hotel diakui pada saat jasa diberikan atau barang telah diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan dari sewa toko diakui proporsional sesuai masa sewa.

Advances received is classified as customer advances and will be recognized as income periodically in accordance with the rental agreement. The expenses directly related to rental and parking income are recognized during the year.

3. Construction income is calculated using the percentage of completion method at the reporting date. Percentage of completion is established based on actual physical progress. Costs of construction consists of expenses attributable to a certain contract from the beginning of the contract until completion is recognized in the current years consolidated financial statements based on survey reports.

4.

4. Hotel revenues are recognized when the services are rendered or the goods are delivered to the customers. Income from shop rentals are recognized in proportion to the lease terms 5. Sales of materials is recognized when the goods are delivered and the ownership is transferred to the customer. Expenses are recognized when incurred. v. Income Taxes Non Final Income Tax Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using the prevailing tax rates. Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences can be utilized. Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at the reporting date. Deferred tax is charged or credited in the Paraf:

5. Penjualan bahan bangunan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikan berpindah kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya. v. Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Tidak Final Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak D1/March 31, 2012 30

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

statement of comprehensive income, except when it relates to items charged or credited directly to equity, in which case the deferred tax is also charged or credited directly to equity. Deferred tax assets and liabilities are offset in the consolidated statement of financial position, except if these are for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented. Final Income Tax Final income tax expense is recognized proportionately with the accounting income recognized during the year. Difference between final income tax and current tax stated in the consolidated statement of comprehensive income will be charged to prepaid tax or tax payable. Prepaid final income tax acount is disclosed separately from final income tax payable.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. Pajak Penghasilan Final Penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajaknya diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi, diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau utang pajak. Akun pajak penghasilan final dibayar dimuka disajikan terpisah dari utang pajak penghasilan final. Perbedaan nilai tercatat aset dan liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan.

If the income is subject to final income tax, no deferred tax asset or liability is recognized on the difference between the financial statement carrying amounts of assets and liabilities and their repective tax bases. w. Earning per Share Attributable to Owners of the Parent Entity. Earning per share attributable to owners of the parent entity is calculated by dividing each of income attributable to owners of the parent entity by the weighted average number of shares outstanding during the year. x. Segment Information Segment information is prepared in accordance with the accounting policies adopted in the preparation and presentation of consolidated financial statements. Effective on January 1, 2011, SFAS No. 5 (Revised 2009) requires that the operating segments are identified based on internal reports about components of the Company and its subsidiaries are regularly reviewed by "operational decision" in order to allocate resources and assess the performance of operating segments. While the previous standard requires the Company and subsidiaries to identify two segments (business and geographical), using the approach to risk and return. Operating segment is a component of the entity: a) Engaged in business activities which earn income Paraf:

w.

Laba Bersih per Saham yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Laba per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk dihitung dengan membagi masingmasing laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian Laporan keuangan konsolidasian. Efektif sejak 1 Januari 2011, PSAK 5 (Revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan dan entitas anak yang secara regular direview oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Sedangkan standar sebelumnya mengharuskan Perusahaan dan entitas anak mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a). Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana

x.

D1/March 31, 2012

31

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b). Hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c). Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka menghasilkan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi terfokus pada kategori dari setiap produk, yang mana hampir sama dengan informasi segmen bisnis yang dilaporkan di tahun sebelumnya. 4. Kas dan Setara Kas
2011 Rp Kas Rupiah Dollar Amerika Serikat Euro Dollar Singapura Jumlah Rekening Bank Deposito Berjangka Jumlah 1,155,020,003 222,818,896 35,216,970 6,646,579 1,419,702,448 303,123,307,189 279,531,777,534 584,074,787,171

and create expense (including revenues and expenses relating to transactions with other components of the same entity); b) The results of operations are reviewed regularly by operational decision makers to make decisions about the resources allocated to the segment and assess its performance; and c) Available financial information that can be separated. Information used by operational decision makers in order to generate resources and assess the performance of operating segments focused on the category of each product, which is almost the same as the business segment information is reported in the previous year. 4.
2010 Rp 700,381,146 301,735,982 41,845,265 7,797,768 1,051,760,161 76,485,212,232 167,392,212,907 244,929,185,300 Cash on hand Rupiah US Dollar Euro Singapore Dollar Subtotal Bank accounts Time deposits Total

Cash and Cash Equivalents

Rincian rekening bank adalah sebagai berikut :


2011 Rp Rupiah PT Bank Permata Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Ltd. PT Bank Negara indonesia Tbk Lain-lain Dollar Amerika Serikat UBS AG PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mega Tbk Lain-lain Dollar Singapura PT Bank CIMB Niaga Tbk Jumlah 78,116,848,103 45,422,152,494 21,893,358,143 10,167,824,150 3,015,514,782 2,686,815,484 898,607,923 127,348,800 37,140,807 81,533,812 45,340,755,636 36,575,351,805 24,059,726,707 19,158,113,468 13,130,887,475 1,458,471,571 952,856,029 -303,123,307,189 2010 Rp 19,621,905,578 1,747,711,812 19,645,229,154 6,934,295,611 6,310,325,000 2,805,159,203 667,239,710 -108,768,984 503,708,071 -4,989,182,773 1,480,778,229 5,160,795,982 2,294,370,040 3,536,299,145 679,019,917 423,023 76,485,212,232

The details of bank accounts are as follows:


Rupiah PT Bank Permata Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Hongkong Shanghai Bank Corporation PT Bank Negara indonesia Tbk Others U.S. Dollar UBS AG PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mega Tbk Others Singapore Dollar PT Bank CIMB Niaga Tbk Total

D1/March 31, 2012

32

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Rincian deposito berjangka adalah sebagai berikut :


2011 Rp Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk Dollar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Jumlah Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah Dollar Amerika Serikat Jangka Waktu 55,525,000,000 24,575,000,000 13,968,728,611 --118,808,969,189 47,600,734,013 19,053,345,721 -279,531,777,534 2010 Rp 27,800,000,000 20,075,000,000 15,487,257,674 4,000,000,000 1,019,316,369 23,080,958,658 14,450,365,591 49,791,014,615 11,688,300,000 167,392,212,907

The details of deposits are as follows:

Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk U.S. Dollar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Total Interest rates per annum on time deposits Rupiah U.S. Dollar Time of Periode

6,2% - 7% 1,5% - 2,25% 1-3 bulan

4,65% - 7% 0,05% - 2% 1-3 bulan

5.

Investasi Sementara
2011 Rp 2010 Rp

5.

Temporary Investment

Deposito berjangka Rupiah PT Bank Permata Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk Sub Jumlah Tersedia untuk dijual - Saham Dollar Singapura Friven Co and Ltd Biaya perolehan Rugi belum direalisasi dari penurunan nilai efek Nilai wajar Jumlah

80,000,000 -80,000,000

-3,700,000,000 3,700,000,000

Time deposits Rupiah PT Bank Permata Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk Subtotal Available for sale - Shares of stocks Singapore Dollar Friven Co & Ltd Acquisition cost Unrealized loss from decrease in value of securities Fair value Total

10,928,173,725 (9,751,990,283) 1,176,183,442 1,256,183,442

10,928,173,725 (4,335,615,311) 6,592,558,414 10,292,558,414

Pada tahun 2011, deposito pada PT Bank Permata Tbk digunakan sebagai jaminan tender dan pada tahun 2010 deposito PT Bank OCBC NISP Tbk digunakan sebagai jaminan utang bank (Catatan 15) dan fasilitas kredit lainnya yang belum digunakan (Catatan 42.g) milik PT Nusa Raya Cipta, entitas anak.

In 2011, Time Deposits in PT Bank Permata Tbk are used as tender guarantee and in 2010, time deposits in PT Bank OCBC NISP Tbk are used as collateral for bank debt (Note 15). Other credit facilities which have not been used (Note 42.g) are owned by PT Nusa Raya Cipta, a subsidiary of the Company.

D1/March 31, 2012

33

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

6.

Piutang Usaha
2011 Rp 2010 Rp

6.

Trade Receivables

a. Berdasarkan pelanggan Pihak ketiga PT Meidoh Indonesia PT Nestle Indonesia PT Jakarta Realty PT Antilope Madju Puri Indah PT Alam Sutera Realty Tbk PT Pacific Prestress Indonesia PT Cerestar Flour Mills PT Agung Podomoro Land Tbk (d/h PT Tiara Metropolitan Jaya) PT Kumango Lain-lain (Dibawah Rp 1.000.000.000) Sub Jumlah Penurunan nilai piutang usaha Jumlah

42,324,323,250 39,157,128,401 28,134,446,815 15,000,000,000 10,031,521,822 9,308,708,659 4,883,810,933 --131,616,391,299 280,456,331,179 (119,896,892) 280,336,434,287 280,336,434,287

--14,523,941,450 -7,400,075,200 8,255,487,516 7,327,346,850 13,463,307,655 12,160,476,485 85,863,020,517 148,993,655,673 (100,811,648) 148,892,844,025 148,892,844,025

a. By Customer Third parties PT Meidoh Indonesia PT Nestle Indonesia PT Jakarta Realty PT Antilope Madju Puri Indah PT Alam Sutera Realty Tbk PT Pacific Prestress Indonesia PT Cerestar Flour Mills PT Agung Podomoro Land Tbk (d/h PT Tiara Metropolitan Jaya) PT Kumango Others ( Below Rp 1,000,000,000) Sub Total Impairment of Trade Receivables

Total

2011 Rp b. Berdasarkan umur Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari 91-120 hari lebih dari 120 hari Jumlah Penurunan nilai piutang usaha Jumlah 94,287,780,141 130,081,199,486 12,926,808,324 8,967,144,870 1,157,742,940 33,035,655,418 280,456,331,179 (119,896,892) 280,336,434,287

2010 Rp 82,370,398,640 35,446,471,939 6,396,727,011 5,414,398,785 1,879,945,086 17,485,714,212 148,993,655,673 (100,811,648) 148,892,844,025 b. By Age Category Not yet due Past due 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days 91 - 120 days More than 120 days Sub total Impairment of Trade Receivables Total

2011 Rp c. Berdasarkan mata uang Rupiah Dollar Amerika Serikat Jumlah Penurunan nilai piutang usaha Jumlah 225,962,463,844 54,493,867,335 280,456,331,179 (119,896,892) 280,336,434,287

2010 Rp c. By Currency 121,867,618,571 27,126,037,102 148,993,655,673 (100,811,648) 148,892,844,025 Rupiah U.S. Dollar Total Impairment of Trade Receivables Total

D1/March 31, 2012

34

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Mutasi penurunan nilai piutang usaha :


2011 Rp Saldo awal Penambahan tahun berjalan Pemulihan/penghapusan Pengurangan karena divestasi Saldo akhir 100,811,648 19,085,244 --119,896,892 2010 Rp 2,339,597,766 100,811,648 (861,116,395) (1,478,481,371) 100,811,648

Changes in impairment of Trade Receivables:

Beginning balance Additions during the year Recovery/write off Deduction due to divestment Ending balance

Manajemen berpendapat bahwa penurunan nilai piutang usaha kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut. Piutang usaha tertentu digunakan sebagai jaminan utang bank (Catatan 15 dan 22).

Management believes that the impairment of trade receivables from third parties is adequate to cover possible losses on uncollectible accounts.

Certain trade receivables are used as collateral for bank loans (Notes 15 and 22).

7.

Piutang Prestasi dan Kelebihan Tagihan Prestasi

7. Work in Progress Receivable and Billings in Excess of Value of Work in Progress Work in progress receivable represents completed projects not yet billed at the end of the year. Work in progress receivable mainly represents receivable from hotel and apartment projects in Jakarta, Denpasar, Surabaya, Semarang and Medan. Billings in excess of value of work in progress represents the excess of invoiced amount over the value of work in progress at the end of the year. Work in progress receivable based on location are as follows:
2010 Rp

Piutang prestasi merupakan pekerjaan selesai pada akhir periode/tahun yang belum ditagih. Piutang prestasi ini terutama berasal dari piutang atas pembangunan proyek gedung-gedung bertingkat di Jakarta, Denpasar, Surabaya, Semarang dan Medan. Kelebihan tagihan prestasi merupakan kelebihan tagihan atas pekerjaan dalam pelaksanaan pada akhir tahun. Piutang prestasi berdasarkan lokasi operasi adalah sebagai berikut :
2011 Rp

Jakarta Surabaya Semarang Denpasar Medan Jumlah

260,564,770,351 17,378,294,121 16,354,637,784 10,851,453,438 9,600,627,661 314,749,783,355

188,647,139,492 27,522,267,496 20,671,095,226 21,522,752,260 8,122,870,579 266,486,125,053

Jakarta Surabaya Semarang Denpasar Medan Total

8.

Persediaan

8.

Inventories

Akun ini merupakan perlengkapan operasional untuk hotel serta persediaan makanan dan minuman.

This account represents hotel operating supplies and stock of food and beverages.

D1/March 31, 2012

35

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

9.

Uang Muka

9.

Advances

Dalam tahun 2011 akun ini terutama merupakan uang muka pembelian tanah SCS, entitas anak.

In 2011 this account represents advances for land purchases of SCS, subsidiary.

10. Piutang Kepada Pihak Berelasi Merupakan piutang SAI kepada PT Purosani Sri Persada (PSP), entitas anak SAI yang tidak dikenakan bunga sebesar USD 3,300,000. Piutang ini tidak mempunyai jangka waktu pengembalian yang pasti. Sehubungan dengan kondisi PSP yang masih mengalami defisiensi modal terus menerus, pada 31 Desember 2011 dan 2010, SAI mencatat penurunan nilai piutang sebesar Rp 14.835.150.000. Manajemen SAI berpendapat bahwa penurunan nilai piutang usaha tersebut cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

10. Accounts Receivable to Related Parties This account represents non-interest bearing accounts receivable amounting to USD 3,300,000 from PT Purosani Sri Persada (PSP), a company owned by SAI. The receivable has no definite terms of repayment. Due to PSPs financial performance which has continous capital deficiencies in 2011 and 2010, SAI recorded impairment on trade receivable amounting to Rp 14,835,150,000 which is recorded as part of operating expense general and administrative. SAIs management believes that the impairment of trade receivable is adequate to cover possible losses on uncollectible accounts.

11. Investasi Saham


Persentase Kepemilikan / Percentage of Ownerships 2011 2010 % %

11. Investment in Share of Stock

Nama Perusahaan Investasi pada Perusahaan Asosiasi Biaya Perolehan PT Skylift Indonesia Bagian Laba Bersih Entitas Asosiasi Saldo Awal Bagian Laba Tahun Berjalan PT Skylift Indonesia Dividen Jumlah Jumlah Investasi dengan Metode Ekuitas Investasi dengan Metode Ekuitas - Bersih Tersedia untuk Dijual - Metode Biaya PT Purosani Sri Persada PT Karsa Surya Indonusa PT Real Estate Indonesia Sewindu PT Persatuan Pengusaha Real Estate Indonesia Jumlah Investasi dengan Metode Biaya Investasi Saham - bersih

2011 Rp

2010 Rp

Name of Company Investment of Associated Company Acquisitions Cost PT Skylift Indonesia Net Income of Associated Company Beginning Balance Net Income for Current Years PT Skylift Indonesia Dividend Total Total Investment Under Equity Method Total Investment Under Equity Method - Net Available For Sale - Cost Method PT Purosani Sri Persada PT Karsa Surya Indonusa PT Real Estate Indonesia Sewindu PT Persatuan Pengusaha Real Estate Indonesia Total Investment Under Cost Method Investment in Share of Stock - Net

34.16

34.16

458,104,039 1,403,469,241 1,302,351,827 (1,161,197,366) 1,544,623,702 2,002,727,741 2,002,727,741

458,104,039 1,622,673,891 1,184,800,797 (1,404,005,447) 1,403,469,241 1,861,573,280 1,861,573,280 -1,800,000,000 11,000,000 400,000 1,811,400,000 3,672,973,280

10,6 9 <1 <1

10,6 9 <1 <1

-1,800,000,000 11,000,000 400,000 1,811,400,000 3,814,127,741

Semua perusahaan tersebut di atas berdomisili di Jakarta. Sehubungan dengan kondisi PT Purosani Sri Persada (PSP), anak perusahaan SAI dengan kepemilikan saham perusahaan secara langsung dan tidak langsung sebesar 10,6%, yang masih mengalami defisiensi modal, SAI telah menurunkan nilai investasinya pada PSP menjadi nihil (Catatan 10).

All of the above companies are domiciled in Jakarta. In connection with the condition that PT Purosani Sri Persada (PSP) continues to experience capital deficiency, SAI which had direct and indirect ownership of 10.6% to PSP has to impair all of its investment in PSP (Note 10).

D1/March 31, 2012

36

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

12. Aset Real Estat


2011 Rp Tanah Tanah Belum Dikembangkan Tanah Sedang Dikembangkan Tanah Siap Jual Jumlah Vila Siap Jual Jumlah 173,491,701,634 208,291,186,277 21,066,449,943 402,849,337,854 -402,849,337,854 2010 Rp 73,266,154,888 423,599,684,443 47,210,345,700 544,076,185,031 202,633,663,331 746,709,848,362

12. Real Estate Assets

Land Land for development Land under development Land held for sale Total Villas ready for sale Total

Tanah Tanah belum dikembangkan merupakan tanah mentah milik SCS yang terletak di kawasan industri Suryacipta City of Industry, Karawang, Jawa Barat, dengan luas dan nilai sebagai berikut :
Pemilik Luas / Area Ha SCS 358 2011 Nilai / Value Rp 173,491,701,634

Land Land for development represents land which has not yet developed. The Land is owned by SCS, which is in Suryacipta City of Industry, Karawang, Jawa Barat.
Luas / Area Ha 217 2010 Nilai / Value Rp 73,266,154,888 SCS

Owner

Tanah sedang dikembangkan merupakan tanah yang sedang dikembangkan milik SCS yang terletak di Suryacipta City of Industry, Karawang, Jawa Barat dan milik TCP yang terletak di daerah Cibarusah, Jawa Barat, dengan luas dan nilai sebagai berikut :
Pemilik Luas / Area Ha SCS TCP 167 11 178 2011 Nilai / Value Rp 206,920,494,277 1,370,692,000 208,291,186,277

Land under development represents land under development owned by SCS located in Suryacipta City of Industry, Karawang, Jawa Barat and land owned by TCP in Cibarusah, Jawa Barat.
2010 Nilai / Value Rp 320 11 331 422,228,992,443 1,370,692,000 423,599,684,443 SCS TCP

Luas / Area Ha

Owner

Tanah siap dijual merupakan tanah siap dijual milik SCS yang terletak di Suryacipta City of Industry, Karawang, Jawa Barat dan milik TCP di daerah Tanjung Mas Raya, Jakarta Selatan, dengan luas dan nilai sebagai berikut :
Pemilik Luas / Area Ha SCS TCP 4 2 6 2011 Nilai / Value Rp 7,960,266,908 13,106,183,035 21,066,449,943

Land held for sale represents land held for sale owned by SCS located in Suryacipta City of Industry, Karawang, Jawa Barat and owned by TCP in Tanjung Mas Raya, South Jakarta.
Luas / Area Ha 20 2 22 2010 Nilai / Value Rp 33,898,175,384 13,312,170,316 47,210,345,700 SCS TCP Owner

Pada tahun 2010, vila siap dijual adalah milik SAM. Tahun 2011, SAM mereklasifikasi tanah dan vila yang telah selesai seluruh pembangunannya sejumlah Rp 205.238.277.519 ke properti investasi (Catatan 14). D1/March 31, 2012 37

In year 2010, Villas ready for sale are owned by SAM. In 2011, SAM reclassify land and villa which has been completed into an investmet property amounting to Rp 205,238,277,519 (note 14). Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Sebagian aset real estat tersebut di atas dijadikan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas kredit yang diperoleh dari beberapa bank dan pihak ketiga (Catatan 15, 22, dan 24). Aset real estat vila siap dijual diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya kepada beberapa perusahaan asuransi dengan jumlah pertanggungan USD 31,320,000 dan Rp 62.000.000.000 pada 31 Desember 2010. 13. Aset Tetap
1 Januari / 1 January, 2011 Rp Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Tanah Bangunan dan Prasarana Pertamanan Mesin dan Peralatan Peralatan Kantor Peralatan Proyek Kendaraan Aset dalam Penyelesaian Jumlah Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan dan Prasarana Pertamanan Mesin dan Peralatan Peralatan Kantor Peralatan Proyek Kendaraan Jumlah Jumlah Tercatat Penambahan / Additional Rp

Some part of the real estate assets are used mainly as collateral for certain loans from several banks and third parties (Notes 15, 22 and 24). Real estate assets villas ready for sale were insured against fire and other possible risks with several insurance companies for USD 31,320,000 and Rp 62,000,000,000 as of December 31, 2010.

13.
2011 Pengurangan / Deduction Rp Reklasifikasi / Reclassification Rp

Property, Plant and Equipment


31 Desember / 31 December, 2011 Rp Cost Direct acquisitions Land Buildings and improvements Landscaping Machinery and equipment Office equipment Project equipment Vehicles Construction in progress Total Accumulated depreciation Direct acquisitions Buildings and improvements Landscaping Machinery and equipment Office equipment Project equipment Vehicles Total Net Book Value Total

121,869,488,003 721,070,400,701 2,239,120,989 183,813,513,473 138,470,948,173 3,309,469,287 22,557,874,265 9,127,888,529 1,202,458,703,420

-8,350,595,524 286,065,000 23,948,327,877 15,609,944,226 3,225,943,972 7,511,161,623 10,409,127,016 69,341,165,238

-1,430,092,236 -1,475,186,188 6,514,245,156 -135,570,000 -9,555,093,580

(25,794,381,333) (162,223,979,057) -(8,479,896,002) (1,037,081,722) 6,343,124,230 -(7,303,508,640) (198,495,722,524)

96,075,106,670 565,766,924,932 2,525,185,989 197,806,759,160 146,529,565,521 12,878,537,489 29,933,465,888 12,233,506,905 1,063,749,052,554

265,871,390,343 1,539,519,188 149,297,292,304 109,943,926,357 2,363,558,947 16,931,441,737 545,947,128,876 656,511,574,544

23,554,905,510 -12,199,204,607 9,536,519,863 3,106,316,923 3,231,894,803 51,628,841,706

1,430,092,236 -1,462,263,666 6,488,811,823 -113,156,667 9,494,324,392

(5,338,437,315) -(1,311,098,863) (613,284,525) --(7,262,820,703)

282,657,766,302 1,539,519,188 158,723,134,382 112,378,349,872 5,469,875,870 20,050,179,873 580,818,825,487 482,930,227,067

1 Januari / 1 January, 2010 Rp Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Tanah Bangunan dan Prasarana Pertamanan Mesin dan Peralatan Peralatan Kantor Peralatan Proyek Kendaraan Aset dalam Penyelesaian Aset Sewa Kendaraan Jumlah Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan dan Prasarana Pertamanan Mesin dan Peralatan Peralatan Kantor Peralatan Proyek Kendaraan Aset Sewa Kendaraan Jumlah Jumlah Tercatat

Penambahan / Additional Rp

2010 Pengurangan / Deduction Rp

Reklasifikasi / Reclassification Rp

31 Desember / 31 December, 2010 Rp Cost Direct acquisitions Land Buildings and improvements Landscaping Machinery and equipment Office equipment Project equipment Vehicles Construction in progress Leased assets Vehicles Total Accumulated depreciation Direct acquisitions Buildings and improvements Landscaping Machinery and equipment Office equipment Project equipment Vehicles Leased assets Vehicles Total Net Book Value

128,488,685,253 552,975,420,607 1,624,495,663 233,025,645,379 126,968,802,750 3,099,866,492 18,924,976,713 125,167,470,880 527,926,000 1,190,803,289,737

4,287,026,250 20,959,797,676 557,282,546 7,774,257,488 11,939,911,688 209,602,795 3,600,964,545 72,019,284,073 -121,348,127,061

10,906,223,500 15,090,596,639 -66,138,349,992 5,100,742,970 -169,066,993 148,961,013 -97,553,941,107

-162,225,779,057 57,342,780 9,151,960,598 4,662,976,705 -201,000,000 (187,909,905,411) (527,926,000) (12,138,772,271)

121,869,488,003 721,070,400,701 2,239,120,989 183,813,513,473 138,470,948,173 3,309,469,287 22,557,874,265 9,127,888,529 -1,202,458,703,420

247,296,690,755 1,493,280,407 182,837,532,670 106,427,276,254 2,065,212,483 14,827,605,408 249,187,670 555,196,785,647 635,606,504,090

27,592,390,965 46,238,781 13,374,805,393 8,126,546,946 298,346,464 2,192,503,322 20,100,000 51,650,931,871

9,017,691,377 -47,103,933,429 4,609,896,843 -169,066,993 -60,900,588,642

--188,887,670 --80,400,000 (269,287,670) --

265,871,390,343 1,539,519,188 149,297,292,304 109,943,926,357 2,363,558,947 16,931,441,737 -545,947,128,876 656,511,574,544

D1/March 31, 2012

38

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Pengurang aset tetap 2010 termasuk pengurangan saldo milik entitas anak yang dijual (Catatan 39). Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
2011 Rp Beban Langsung Beban Umum (Catatan 34) Jumlah 10,893,963,917 40,734,877,789 51,628,841,706

Property, plant and equipment deductions in 2010 include deduction of subsidiaries which have been sold (Note 39). Depreciation expense was allocated to the following:
2010 Rp 11,312,395,235 Direct cost 40,338,536,636 General nd Administration Expense (Note 34) 51,650,931,871 Total

Nilai buku atas sebagian aset tetap milik entitas anak yang disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double declining balance method) yakni sebesar Rp 3.034.625.113 dan Rp 1.225.476.694 atau sebesar 0,63% dan 0,18%, dari total nilai buku konsolidasian masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

The carrying amount of some of the property, plant and equipment of the subsidiary which are depreciated using the double declining balance method, amounted to Rp 3,034,625,113 and Rp 1,225,476,694 as of December 31, 2011 and, 2010, respectively, or 0.63% and 0.187% of the total consolidated net book value as of December 31, 2011 and 2010, respectively. Property, plant and equipment, except for construction in progress, are used as collateral for short-term and long-term bank loans from various banks and third party (Notes 15, 22 and 24).

Aset tetap pemilikan langsung, kecuali aset dalam penyelesaian, dijadikan sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman jangka pendek dan jangka panjang yang diperoleh dari beberapa bank dan pihak ketiga (Catatan 15, 22 dan 24). Dalam tahun 2011, SAM mereklasifikasi tanah, bangunan dan fasilitas penunjang villa lainnya sejumlah Rp 194.245.350.990 ke properti investasi (Catatan 14). Aset dalam penyelesaian merupakan bangunan dan prasarana yang sedang dibangun dalam rangka pengembangan usaha beberapa entitas anak yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2012. Aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kerusakan gedung, kerusuhan dan risiko lainnya kepada beberapa perusahaan asuransi dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 1.356.585.000 dan USD 105,000,000 pada 31 Desember 2011 serta Rp 123.122.054.838 dan USD 198,039,192 pada 31 Desember 2010. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Berdasarkan penelaahan Manajemen, tidak terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tetap, sehingga Manajemen tidak melakukan penyisihan penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

In 2011, SAM reclassified land, buildings, villas and other supporting facilities to investment property amounting to Rp 194,245,350,990 (Note 14). Construction in progress represents buildings and improvements under construction for the business expansion of some subsidiaries, which are estimated to be completed in 2012. Property, plant and equipment except land, were insured against fire, damages, riots and other possible risks with certain insurance companies with a total coverage of Rp 1,365,585,000 and USD 105,000,000 in 2011, and Rp 123,122,054,838 and USD 198,039,192 in 2010. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.

Based on the review of the management, there are no events or changes in circumstances that indicate impairment of fixed assets. The Management has no impairment loss on fixed assets as of December 31, 2011and 2010.

D1/March 31, 2012

39

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

14. Properti Investasi Properti investasi Perusahaan merupakan gedung Graha Surya Internusa dan Plaza Glodok yang berlokasi di Jakarta milik TCP yang disewakan. Termasuk juga, tanah, vila dan bangunan serta fasilitas penunjang vila lainnya milik SAM dan bangunan milik NRC yang tersedia untuk dijual, dengan rincian sebagai berikut (Catatan 12 dan 13):
1 Januari / 1 January, 2011 Rp Biaya Perolehan Tanah Bangunan Mesin dan Peralatan Perabot dan Perlengkapan -236,540,262,039 --236,540,262,039 Penambahan / Additional Rp -1,916,672,580 --1,916,672,580

14. Investment Property Investment properties of the Company represent buildings of Graha Surya Internusa and Plaza Glodok located in Jakarta owned by TCP which are available for lease. It also includes land, villas and other supporting facilty owned by SAM, and the buildings owned by NRC, which are held for sale, with details as follows (Note 12 and 13):
Reklasifikasi / Reclassification Rp 73,517,453,967 327,042,692,583 8,825,034,598 48,234,785,462 457,619,966,610 31 Desember / 31 December, 2011 Rp 71,898,787,407 552,791,131,844 8,825,034,598 46,853,305,499 680,368,259,348 Cost Land Building Machinery and Equipment Furniture, Fixture and Equipment

2011 Pengurangan / Deduction Rp 1,618,666,560 12,708,495,358 -1,381,479,963 15,708,641,881

Akumulasi Penyusutan Bangunan Mesin dan Peralatan Perabot dan Perlengkapan Jumlah Tercatat

127,869,100,688 --127,869,100,688 108,671,161,351 1 Januari / 1 January, 2010 Rp

28,412,912,523 1,765,006,880 6,336,035,180 36,513,954,583

189,921,253 -129,513,746 319,434,999

5,338,437,315 1,311,098,863 613,284,525 7,262,820,703

161,430,529,273 3,076,105,743 6,819,805,959 171,326,440,975 509,041,818,373

Acumulated Depreciation Building Machinery and Equipment Furniture, Fixture and Equipment Net Book Value

Penambahan / Additional Rp -10,813,069,526

2010 Pengurangan / Deduction Rp 2,836,410,533 --

Reklasifikasi / Reclassification Rp 12,488,469,376 --

31 Desember / 31 December, 2010 Rp 236,540,262,039 127,869,100,688 108,671,161,351 Cost Building Acumulated Depreciation Building Net Book Value

Biaya Perolehan Bangunan Akumulasi Penyusutan Bangunan Jumlah Tercatat

226,888,203,196 117,056,031,162 109,832,172,034

Dalam tahun 2011 dan 2010, TCP mereklasifikasi aset dalam penyelesaian yang telah selesai pembangunannya masing-masing sebesar Rp Rp 7.303.508.640 dan Rp 12.196.155.051 ke properti investasi. Dalam tahun 2011 SAM mereklasifikasi perabot dan perlengkapan villa sejumlah Rp 43.570.008.758 dari asset lain-lain ke properti investasi. Beban penyusutan sebesar Rp 36.513.954.583 dan Rp 10.813.069.526 masing-masing untuk tahun tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, dicatat sebagai bagian dari beban langsung - sewa, parkir dan jasa pemeliharaan dan beban lain-lain (Catatan 40). Pada tahun 2011, nilai wajar properti investasi milik TCP dan SAM adalah sebesar Rp 1.144.699.700.000 dimana penilaiannya dilakukan oleh penilai independen, berdasarkan metode pendapatan dan biaya. Sedangkan penilaian gedung milik NRC dihitung berdasarkan analisa manajemen dengan menggunakan metode harga pasar.

In 2011 and 2010, TCP reclassified assets in settlement of the completed construction amounting to Rp 7,303,508,640 and Rp 12,196,155,051 to investment properties.

In 2011 SAM reclassified furniture, fixture and equipment of villa amounting to Rp 43,570,008,758 from other assets to investment property. Depreciation charged to operations amounted to Rp 36,513,954,583 and Rp 10,813,069,526 for the years ended December 31, 2011 and 2010, respectively which are recorded as part of direct costs - rental, parking and maintenance services and other expenses (Note 40). In 2011, the fair value of investment properties amounted to Rp 1,144,699,700,000 The NRC building valuation was calculated based on management analysis using market prices while valuation of other investments were calculated based on revenue and cost method made by an independent appraiser.

D1/March 31, 2012

40

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Properti investasi milik TCP dan SAM digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas utang bank jangka panjang (Catatan 22). Properti investasi telah diasuransikan kepada beberapa perusahaan asuransi terhadap risiko kebakaran, kerusakan gedung, kerusuhan dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan yang sebesar Rp 23.750.000.000 dan USD 84,000,000 pada 31 Desember 2011 serta sebesar Rp 23,750,000,000 dan USD 44,000,000 pada 31 Desember 2010. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi adalah cukup untuk menutup risiko kerugian yang mungkin dialami.

Investment properties owned by TCP and SAM were pledged as collaterals for long-term bank loans (Note 22).

Investment properties were insured with several insurance companies against fire, damages, riots and other possible risks with total coverage of Rp 23,750,000,000 and USD 84,000,000 in 2011 and Rp Rp 23,750,000,000 and USD 44,000,000 in 2010. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.

15. Utang Bank dan Cerukan


2011 Rp PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Mayora Jumlah Tingkat bunga per tahun -----

15. Bank Loans and Overdraft Facilities


2010 Rp 18,994,315,708 548,869,189 19,543,184,897 10,5% -11,5% PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Mayora Total Interest rates per annum

Utang bank dan cerukan di atas memiliki tingkat bunga mengambang, sehingga Perusahaan dan entitas anak terekspos terhadap risiko suku bunga atas arus kas. PT Bank OCBC NISP Tbk Dalam bulan Mei 2009, NRC memperoleh fasilitas demand loan dari PT Bank OCBC NISP Tbk dengan fasilitas maksimum sebesar Rp 50.000.000.000. Fasilitas ini dijamin dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan atas tanah dan seluruh isinya di berbagai daerah dengan total luas tanah seluas 34.927 m2, beberapa mesin dan kendaraan atas nama NRC, jaminan fidusia atas piutang dengan total nilai sebesar Rp 135.000.000.000, jaminan fidusia atas piutang proyek dengan total nilai sebesar Rp 62.500.000.000, dan deposito berjangka sebesar Rp 3.700.000.000 (Catatan 5 dan 6). Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 30 Maret 2012. Pada tanggal 28 Desember 2011, NRC telah melunasi seluruh pinjamannya pada PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Mayora Pada bulan Maret 2010, TCP memperoleh kredit kendaraan bermotor dari PT Bank Mayora dengan jumlah pinjaman pokok sebesar Rp 298.960.000. Pada tahun 2011, Perusahaan dan TCP telah melunasi seluruh pinjamannya pada PT Bank Mayora.

These bank loans and overdraft facilities bear floating interest rates, thus, the Company and its subsidiaries are exposed to cash flows interest rate risk. PT Bank OCBC NISP Tbk In May 2009, NRC obtained demand loan facility from PT Bank OCBC NISP Tbk with maximum credit Rp 50,000,000,000. The facility is guaranteed by NRCs SHGB of land and all its contents on certain land areas covering a total of 34.927 sqm, certain machinery and vehicles under the name of NRC, fiduciary of NRCs receivables amounting to Rp 135,000,000,000, fiduciary of project receivables amounting to Rp 62,500,000,000, and time deposit amounting to Rp 3,700,000,000 (Notes 5 and 6). The loan will be due on March 30, 2012.

On December 28, 2011, PT Bank OCBC NISP Tbk.

NRC

settled

its

loan

PT Bank Mayora In March 2010, TCP obtained motor vehicle credit facilities from Bank Mayora amounting to Rp 298,960,000.

In 2011, the Company and TCP settled their loans in PT Bank Mayora.

D1/March 31, 2012

41

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

16. Utang Usaha kepada Pihak Ketiga Merupakan utang usaha kepada pemasok pihak ketiga dalam negeri sehubungan dengan kegiatan proyek. a. Berdasarkan umur
2011 Rp 113,480,330,270 50,833,629,829 28,604,415,081 7,472,743,246 2,374,585,702 16,894,649,804 219,660,353,932

16. Accounts Payable to Third Parties Accounts payable to third parties represents liabilities to local suppliers related to projects activities. a.
2010 Rp 134,341,251,735 24,716,702,842 14,689,648,517 8,793,895,484 9,313,702,850 18,189,729,966 210,044,931,394

By age category:

Belum Jatuh Tempo Sudah Jatuh Tempo 1 s/d 30 hari 31 s/d 60 hari 61 s/d 90 hari 91 s/d 120 hari >120 hari Jumlah

Not yet due Past due: 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 91 days 91 - 120 days >120 days Total

b.

Berdasarkan mata uang


2011 Rp Berdasarkan mata uang Rupiah Dollar Amerika Serikat Dollar Singapura Dollar Australia Euro Jumlah 2010 Rp

b.

By Currencies

217,321,128,601 1,844,256,291 453,798,124 25,675,449 15,495,467 219,660,353,932

206,319,712,300 3,108,344,782 535,393,833 -81,480,479 210,044,931,394

Based on Foreign Currencies Rupiah U.S. Dollar Singapore Dollar Australian Dollar Euro Total

17. Utang Lain-lain Pihak Berelasi Akun ini awalnya merupakan utang subordinasi entitas anak (SAI) sebesar USD 14,500,000 dari QSL Hotels Pte. Ltd., Singapura, yang merupakan pemilik tunggal dari salah satu pemegang saham SAI (Resorts Asia Holding B.V.). Utang ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jadwal pembayaran yang pasti (Catatan 44.b). Pada tahun 2011, manajemen SAI merencanakan untuk melakukan pelunasan atas utang ini di tahun 2012, sehingga utang tersebut direklasifikasi menjadi utang lain-lain kepada pihak berelasi dalam liabilitas lancar. Pihak ketiga Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang lainlain kepada pihak ketiga terutama merupakan utang yang timbul dari beban manajemen hotel, program kesetiaan pelanggan, uang titipan, joint cost atas pembangunan Ciputra World, beban pemasaran, sinking fund, dan pembelian perabot.

17. Other Payables Related Parties This account was originally a subsidiary subordinated debt amounting to USD 14,500,000 from QSL Hotels Pte. Ltd., Singapore, sole owner Resort Asia Holding BV, of one of the shareholders of SAI. The debt is non-interest bearing without a definite repayment schedule (Note 44.b).

In 2011, SAI management plans to repay the debt in 2012, and was reclassified into other payables to related parties under current liability.

Third Parties On December 31, 2011 and 2010, the balance of other payables to third parties, represents the debt arising from the hotel management, customer loyalty programs, cash deposit, the joint cost of Ciputra World development, marketing expenses, sinking fund, and the purchase of furniture .

D1/March 31, 2012

42

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

18. Uang Muka Dari Pelanggan Akun ini terutama merupakan uang muka yang diterima dari pelanggan dalam rangka penjualan tanah kawasan industri Suryacipta, milik SCS, entitas anak.

18. Advances from customers This account represents advances received from customers by SCS, a subsidiary, for the sale of land located in Suryacipta industrial park.

19. a.

Perpajakan Pajak di Bayar di Muka


2011 Rp 2010 Rp

19. Taxes a. Prepaid Taxes

Perusahaan Pajak Penghasilan Pasal 28A Pajak Pertambahan Nilai Entitas Anak Pajak Penghasilan - Pasal 28A Tahun 2011 Tahun 2010 Tahun 2009 Tahun 2008 Pajak Final atas Sewa Pajak Pertambahan Nilai - bersih Klaim atas Pengembalian Pajak Jumlah

430,996,708 227,174,873

426,253,223 224,888,435

846,810,000 --219,893,961 3,049,023,509 2,408,702 10,418,347,023 15,194,654,776

-1,766,849,354 237,045,760 219,893,961 1,625,497,351 1,830,823,725 5,722,608,498 12,053,860,307

The Company Income tax Article 28A Value added tax Subsidiaries Income tax - Article 28A Year 2011 Year 2010 Year 2009 Year 2008 Final income tax on rent Value added tax - net Claim for tax refund Total

Dalam tahun 2010, SAI menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) pajak penghasilan badan tahun 2008 sebesar Rp 1.059.500.956 dan beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) sebesar Rp 32.086.091. Restitusi bersih sebesar Rp 1.027.414.865 telah diterima dalam bulan Agustus 2010. Selisih antara nilai restitusi bersih dengan pajak penghasilan badan dibayar dimuka sebesar Rp 605.916.491 dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. SCS, mencatat klaim atas pengembalian pajak sebesar Rp 10.418.347.023 pada tahun 2011 dan Rp 5.722.608.498 pada tahun 2010, yang merupakan pembayaran atas beberapa surat ketetapan pajak yang diterima SCS, yang masih dalam proses keberatan dan banding, antara lain: Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00007/203/05/433/08 tanggal 14 Agustus 2008 dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kepada SCS, ditetapkan bahwa utang atas pajak penghasilan pasal 23 untuk tahun pajak 2005 sebesar Rp 4.064.360.463. Pada tanggal 26 September 2008, SCS mengajukan keberatan kepada DJP, dimana SCS berkeyakinan bahwa utang atas pajak penghasilan pasal 23 untuk tahun pajak 2005 adalah sebesar Rp 29.221.502. Pada bulan Juni 2009, SCS melakukan pembayaran sebesar Rp 150.000.000. Pada bulan Agustus 2009, DJP, melalui Surat Keputusan No. KEP-1152/WPJ.22/BD.06/2009 tanggal 26 Agustus 2009 menolak keberatan tersebut dan menetapkan D1/March 31, 2012 43

In 2010, SAI received a Tax Overpayment Assessment Letter (SKPLB) for the 2008 Corporate Income Tax amounting to Rp 1,059,500,956 and several Tax Underpayment Assessment Letters (SKPKB) amounting to Rp 32,086,091. Net tax refund amounting to Rp 1,027,414,865 has received in August 2010. The difference between net tax refund and prepaid corporate income tax amounting to Rp 605,916,491 was charged to the consolidated statements of comprehensive income. SCS, a subsidiary, recognized claim for tax refund amounting to Rp 10,418,347,023 in 2011 and Rp 5,722,608,498 in 2010, which represents payments on several tax decision letters received by SCS, which are still in the process of objection and appeal are as follows: Based on Tax Decision Letter No. 00007/203/05/433/08 dated August 14, 2008 from Directorate General of Tax (DGT) to SCS, it was decided that there is underpayment of Withholding Tax Article 23 for the fiscal year 2005 amounting to Rp 4,064,360,463. On September 26, 2008, SCS filed an objection letter to DGT, whereas SCS believes that the withholding tax payable Article 23 for the fiscal year 2005 should be Rp 29,221,502. In June 2009, SCS made payment amounting to Rp 150,000,000. In August 2009, DGT, based on Decision Letter No. KEP-1152/WPJ.22/BD.06/2009 dated August 26, 2009, rejected the above objection letter and decided that the Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

bahwa utang atas pajak penghasilan pasal 23 (termasuk bunga) untuk tahun pajak 2005 meningkat menjadi sebesar Rp 6.599.843.951. Pada bulan Nopember 2009, SCS melakukan pembayaran sebesar Rp 3.500.000.000. Dan pada tanggal 23 Nopember 2009 SCS mengajukan banding ke Pengadilan Pajak, dimana SCS berkeyakinan bahwa utang atas pajak penghasilan pasal 23 untuk tahun pajak 2005 adalah sebesar Rp 29.221.502. Sampai dengan 31 Desember 2011 hutang pajak atas SKP ini telah dilunasi seluruhnya. Sampai dengan tanggal diterbitkannya Laporan keuangan konsolidasian ini, belum terdapat keputusan dari Pengadilan Pajak atas banding tersebut.

amount payable relating to the Withholding Tax Article 23 (including interest) for the fiscal year 2005 be increased to Rp 6,599,843,951. In November 2009, SCS made payment amounting to Rp 3,500,000,000. And as at November 23, 2009 SCS filed an appeal to the Tax Court, whereas SCS believes that the Withholding Tax Payable Article 23 for the fiscal year 2005 should be Rp 29,221,502. Up to December 31, 2011 this tax payable has been paid by SCS. As of the issuance date of the consolidated financial statements, there has no decision made by the Tax Court on the appeal of SCS.

Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak No. 00117/207/05/ 431/08 tanggal 31 Juli 2008 dari DJP, kepada SCS, ditetapkan bahwa terdapat utang atas PPN periode tahun 2005 sebesar Rp 2.999.961.380. Pada tanggal 31 Juli 2008, DJP melakukan pemindahbukuan atas kurang bayar tersebut sebesar Rp 111.653.290 dengan nomor bukti PBK-00959/VHI/WPJ.22/ KP.0703/2008 atas lebih bayar pajak penghasilan pasal 28A tahun 2006. Pada tanggal 26 September 2008, SCS mengajukan keberatan kepada DJP, dimana SCS berkeyakinan bahwa terdapat kelebihan bayar atas PPN tahun 2005 sebesar Rp 263.955.208. Pada bulan Juli 2009, DJP, melalui Surat Keputusan No. KEP-879/WPJ.22/BD.06/2009 tanggal 7 Juli 2009 menolak keberatan tersebut dan menetapkan bahwa utang atas PPN tahun 2005 adalah sebesar Rp 2.999.961.380. Sampai dengan bulan September 2009, SCS telah melakukan pembayaran sebesar Rp 1.647.000.000. Pada tanggal 29 September 2009, SCS mengajukan banding ke Pengadilan Pajak, dimana SCS berkeyakinan bahwa terdapat kelebihan bayar atas PPN tahun 2005 sebesar Rp 263.955.208 dan sampai dengan 31 Desember 2011, hutang pajak atas SKP ini telah dilunasi seluruhnya. Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian ini, belum terdapat keputusan dari Pengadilan Pajak atas banding tersebut. b. Utang Pajak
2011 Rp Perusahaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 Sub Jumlah

Based on Tax Letter No. 00117/207/05/431/08 dated July 31, 2008 from DGT to SCS, SCS had Value Added Tax (VAT) payable for the fiscal year 2005 amounting to Rp 2,999,961,380 On July 31, 2008, DGT overbooked the above payable amounting to Rp 111,653,290 with document number PKB-00959/VHI/WPJ.22/ KP.0703/2008 on overpayment of Corporate Income Tax Article 28A for the fiscal year 2006. On September 26, 2008, SCS filed an objection letter to DGT, whereas SCS believes that there was an overpayment of VAT for the fiscal year 2005 amounting to Rp 263,955,208. In July 2009, DGT, based on Decision Letter No. KEP-879/WPJ.22/BD.06/2009 dated July 7, 2009 rejected the above objection and decided that the VAT payable of SCS for the fiscal year 2005 should be amounted to Rp 2,999,961,380. Up to September 2009, SCS made payments which amounted to Rp 1,647,000,000. On September 29, 2009, SCS filed an appeal to the Tax Court, whereas SCS believes that there was an overpayment on VAT for the fiscal year 2005 amounting to Rp 263,955,208 and as of December 31, 2011 this tax has been paid in full. Up to December 31, 2011 this tax payable has been paid by SCS. As of the issuance date of the consolidated financial statements, there has no decision made by the Tax Court on the appeal of SCS. b.
2010 Rp The Company Income tax Article 21 Article 23 Article 26 Sub Total

Taxes Payable

169,811,891 194,511 104,402,785 274,409,187

150,869,496 274,807 -151,144,303

D1/March 31, 2012

44

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

2011 Rp

2010 Rp

Entitas Anak Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 29 Pajak Penghasilan Final Sewa Konstruksi Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan Pajak Pertambahan Nilai - Bersih Pajak Pembangunan I Pajak Penghasilan Badan dan Denda Pajak Penjualan untuk Barang Mewah Sub Jumlah Jumlah

4,196,104,369 1,669,119,658 -362,126,751 298,375,723 1,194,898,366 802,186,115 2,783,920,646 19,276,892,280 4,273,097,650 1,556,667,192 -36,413,388,750 36,687,797,937

2,600,938,624 1,045,995,466 1,254,305,208 619,673,871 1,665,031,658 1,865,360,156 466,129,856 1,048,410,140 4,634,396,518 5,137,186,187 2,763,246,014 1,809,306,157 24,909,979,855 25,061,124,158

Subsidiaries Income tax Article 21 Article 23 Article 25 Article 26 Article 29 Final Income Tax Rental Construction Services Transfer of Land Right and/or Building Value added tax - net Local Development Tax Corporate Income Tax and Penalty Sales Tax - Luxury Good Sub Total Total

Pada tahun 2006, TCP memperoleh Surat Tagihan Pajak (STP) dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak Jakarta, sehubungan dengan tunggakan pokok pajak penghasilan badan tahun 2000 dan 1999 yang dilunasi bulan Maret 2006, dimana TCP dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar Rp 2.192.767.049 dan Rp 84.155.420. Seluruh jumlah tersebut telah dicatat sebagai bagian dari beban lainlain serta utang pajak penghasilan badan dan denda. TCP telah mengajukan keberatan atas sanksi administrasi ini. Pada tanggal 4 Mei 2007, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak, keberatan TCP atas sanksi administrasi tersebut telah ditolak dan untuk itu TCP mengajukan gugatan kepada Badan Pengadilan Pajak, dimana pada tanggal 11 Desember 2007, permohonan gugatan TCP tersebut juga ditolak. Pada tanggal 25 Pebruari 2008, TCP kembali mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung atas kedua STP ini. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 128/B/PK/PJK/2008 tanggal 12 Pebruari 2009 permohonan peninjauan kembali Sanksi Administrasi sebesar Rp 84.155.420 telah ditolak. Sampai dengan tanggal Laporan keuangan konsolidasian, utang pajak ini telah dilunasi seluruhnya. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 129/B/PK/PJK/2009 tanggal 30 Januari 2009 mengenai PK Putusan Pengadilan Pajak atas Sanksi Administrasi sebesar Rp 2.192.767.049 telah ditolak. Sampai dengan tanggal Laporan keuangan konsolidasian, utang pajak ini telah dilunasi sebesar Rp 1.055.527.800.

In 2006, TCP obtained a Tax Collection Letter (STP) from the Chief of Jakarta Tax Service Office regarding the payment of the corporate income tax payable for the fiscal years 2000 and 1999 which was made in March 2006, wherein TCP was charged for administrative sanction amounting to Rp 2,192,767,049 and Rp 84,155,420. This was recorded as part of other expenses, and was recognized as corporate income tax payable and penalty. TCP filed an objection for administrative sanction. On May 4, 2007, based on the Decision Letter from the Director General of Taxation, TCPs objection on administrative sanction was rejected TCP filed a lawsuit to the Tax Court, which was rejected on December 11, 2007. On February 25, 2008, TCP filed a Judicial Review for the STP to the Supreme Court.

Based on the announcement Letter No. 128/B/PK/PJK/2008 dated February 12, 2009 on the Decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia related to Judicial Review on Tax Court, Administrative Sanction amounted to Rp 84,155,420. As of the date of these consolidated financial statements, TCP has not made any payments on the STP. Based on the Decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia No. 129/B/PK/PJK/2009 dated January 30, 2009 related to Judicial Review on Tax Court Administrative Sanction amounted to Rp 2,192,767,049 was rejected. As of the date of these consolidated financial statements, TCP had paid tax payable amounting to Rp 1,055,527,800.

D1/March 31, 2012

45

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Pada tahun 2008, SCS menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk PPh pasal 21 dan Surat Tagihan Pajak atas PPN dengan jumlah sebesar Rp 1.343.620.657. Atas SKPKB tersebut SCS telah membayar masing-masing sebesar Rp 642.972.834 dan Rp 214.324.281 pada tahun 2009 dan 2008 dan sisanya dicatat sebagai utang pajak pajak penghasilan badan dan denda sebesar Rp 486.323.542 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. c. Beban Pajak Penghasilan
2011 Rp Perusahaan Pajak Tangguhan Entitas Anak Pajak Kini - Pajak Penghasilan Final Pajak Kini - Pajak Penghasilan Non Final Pajak Tangguhan Jumlah (270,608,010) 98,112,723,919 13,597,550,154 (4,525,477,167) 106,914,188,896

In 2008, SCS received Underpayment Tax Assessment Letter (SKPKB) for Income Tax Article 21 and Tax Collection Letter (STP) of VAT amounting to Rp 1,343,620,657. SCS paid Rp 642,972,834 and Rp 214,324,281 in 2009 and 2008, respectively for the SKPKB. The remaining Rp 486,323,542 has recorded as tax payable corporate income tax and penalty as of December 31, 2011 and 2010, respectively.

c.
2010 Rp (183,856,710) 43,228,954,574 21,116,547,750 (8,626,068,697) 55,535,576,917

Income Taxes

The Company Deferred Tax Subsidiaries Current Tax - Final Income Tax Current Tax - Non Final Income Tax Deferred Tax Total

Pajak Penghasilan Final Merupakan pajak penghasilan final atas jasa dari entitas anak sebagai berikut :
2011 Rp PT Nusa Raya Cipta PT Suryacipta Swadaya PT TCP Internusa PT Sitiagung Makmur Jumlah 46,941,802,652 41,650,929,481 6,228,418,079 3,291,573,707 98,112,723,919

Final Income Tax Details of the final income tax for subsidiaries on services are as follows:
2010 Rp 27,921,660,864 7,179,923,214 5,563,555,794 2,563,814,702 43,228,954,574 PT Nusa Raya Cipta PT Suryacipta Swadaya PT TCP Internusa PT Sitiagung Makmur Total

Pajak Penghasilan Non Final Merupakan pajak penghasilan non final atas jasa dari entitas anak sebagai berikut :
2011 Rp PT Suryalaya Anindita International PT Suryacipta Swadaya PT Sitiagung Makmur Jumlah 13,181,150,500 403,291,904 13,107,750 13,597,550,154

Non Final Income Tax Details of the non final income tax for subsidiaries on services are as follows:
2010 Rp 20,924,533,500 -192,014,250 21,116,547,750 PT Suryalaya Anindita International PT Suryacipta Swadaya PT Sitiagung Makmur Total

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut:

A reconciliation between the Groups income before tax per consolidated statements of comprehensive income and fiscal loss is as follows:

D1/March 31, 2012

46

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

2011 Rp Laba Sebelum Pajak Menurut Laporan Laba (Rugi) Komprehensif Konsolidasi Laba Sebelum Pajak Entitas Anak Laba (Rugi) Sebelum Pajak Perusahaan Perbedaan Temporer: Imbalan Pasca Kerja Perbedaan Penyusutan Komersial dan Fiskal Jumlah Perbedaan Tetap Bagian Laba Entitas Asosiasi Bunga Deposito dan Jasa Giro Sumbangan Beban (Penghasilan) Lain-lain Jumlah Penghasilan kena pajak (Rugi Fiskal) Kompensasi Rugi Fiskal Tahun Sebelumnya Koreksi Rugi Fiskal Rugi Fiskal Perusahaan 385,089,514,791 (401,109,087,853) (16,019,573,062) 1,168,708,244 86,276,205 1,254,984,449 (1,302,351,827) (894,826,546) 184,117,306 5,416,374,972 3,403,313,905 (11,361,274,708) (12,261,692,833) 9,062,082,031 (14,560,885,510)

2010 Rp 195,858,098,854 (164,853,865,076) 31,004,233,778 745,816,382 (10,389,540) 735,426,842 (1,184,800,797) (931,280,707) 218,676,000 (3,572,650,946) (5,470,056,450) 26,269,604,170 (40,310,437,362) 1,779,140,359 (12,261,692,833) Income Before Tax per Consolidated Comprehensive Income (Loss) Income Before Tax of Subsidiaries Income (Loss) Before Tax of the Company Temporary Differences: Post Employent Benefits Differences Between Commercial and Fiscal Depreciation Total Permanent Differences Equity in Net Earning of Subsidiaries Interest Income Donations Other (Income) Expenses Total Taxable Income (Fiscal Losses) Compensation of Losses Carried Forward Fiscal Loss Corrections Fiscal Loss of the Company

Perhitungan beban dan utang pajak kini (pajak lebih bayar) non final adalah sebagai berikut:
Rp Beban Pajak Kini - Perusahaan Beban Pajak Kini - Entitas Anak Jumlah Dikurangi Pembayaran Pajak di Muka Pajak Penghasilan Pasal 23 Pasal 25 Jumlah Kelebihan Pajak Badan Rincian jumlah tersebut adalah sebagai berikut: Hutang Pajak Kini: Entitas Anak PT Suryalaya Anindita International PT Suryacipta Swadaya PT Sitiagung Makmur Jumlah Pajak Lebih Bayar Perusahaan Entitas Anak PT Enercon Paradhya International PT Suryacipta Swadaya Jumlah Jumlah -13,597,550,154 13,597,550,154

The details of current tax non final expense and payable (overpayment) are as follows:
Rp -21,116,547,750 21,116,547,750 Current Tax Expenses - the Company Current Tax Expenses - Subsidiaries Total Less Prepaid Taxes Income Taxes Article 23 Article 25 Total Tax Overpayments The Details are as follows Taxes Payable Subsidiaries PT Suryalaya Anindita International PT Suryacipta Swadaya PT Sitiagung Makmur Total Tax Overpayment The Company Subsidiaries PT Enercon Paradhya International PT Suryacipta Swadaya Total Total

1,614,203,013 12,962,778,126 14,576,981,139 (979,430,985)

2,193,102,577 19,451,516,092 21,644,618,669 (528,070,919)

218,372,374 66,895,599 13,107,750 298,375,723 430,996,708 846,810,000 -1,277,806,708 (979,430,985)

1,473,017,408 -192,014,250 1,665,031,658 426,253,223 845,850,000 920,999,354 2,193,102,577 (528,070,919)

D1/March 31, 2012

47

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

d. Pajak Tangguhan Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan Perusahaan dan entitas anak adalah sebagai berikut:
Dikreditkan (Dibebankan) ke Laporan Laba Rugi/ Credited (Charges) Statements of Income Rp

d. Deferred Tax The details of the Groups deferred tax assets and liabilities are as follows:
Dikreditkan (Dibebankan) ke Laporan Laba Rugi/ Credited (Charges) Statements of Income Rp

31 Desember / December 31, 2009 Aset Pajak Tangguhan Perusahaan: Penyusutan Aset Tetap Imbalan Pasca Kerja Jumlah Aset Pajak Tangguhan Entitas Anak PT Pacific Prestress Indonesia PT Sitiagung Makmur PT Suryacipta Swadaya PT Surya Internusa Hotel Jumlah Jumlah Aset Pajak Tangguhan Liabilitas Pajak Tangguhan: PT Technocrete International PT Suryalaya Anindita International Jumlah Liabilitas Pajak Tangguhan

Divestasi Enitas Anak / Divested Subsidiaries

31 Desember / December 31, 2010

31 Desember / December 31, 2011 Deferred Tax Assets The Compnay Depreciations Post Employent Benefit Total Deferred Tax Assets Subsidiaries PT Pacific Prestress Indonesia PT Sitiagung Makmur PT Suryacipta Swadaya PT Surya Internusa Hotel Total Total Deffered Tax Assets Deffferd Tax Liabiities PT Technocrete Internatonal PT Suryalaya Anindita International Total Deffered Tax Liabilities

56,701,301 648,958,225 705,659,526

(2,597,386) 186,454,096 183,856,710

----

54,103,915 835,412,321 889,516,236

(21,569,051) 292,177,061 270,608,010

32,534,864 1,127,589,382 1,160,124,246

5,340,396,815 5,690,091,543 --11,030,488,358 11,736,147,884

1,181,386,247 2,592,094,152 -117,705,559 3,891,185,958

(6,521,783,062) ---(6,521,783,062)

-8,282,185,695 -117,705,559 8,399,891,254 9,289,407,490

-2,842,117,434 108,923,504 460,227,431 3,411,268,369

-11,124,303,129 108,923,504 577,932,990 11,811,159,623 12,971,283,869

(1,578,533) (40,375,390,966) (40,376,969,499)

1,423,663 4,733,459,076

154,870 --

-(35,641,931,890) (35,641,931,890)

-1,114,208,798

-(34,527,723,092) (34,527,723,092)

Rincian antara beban (manfaat) pajak dan laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
2011 Rp Laba Sebelum Pajak Menurut Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi Dikurangi Laba Sebelum Beban Pajak Entitas Anak Rugi Sebelum Pajak Perusahaan Beban Pajak Sesuai dengan Tarif Pajak Efektif Pengaruh Pajak atas Beban (Penghasilan) yang Tidak Dapat Diperhitungkan Menurut Fiskal: Bagian Laba Entitas Asosiasi Penghasilan Bunga Deposito dan Jasa Giro Sumbangan Beban (Penghasilan) lain-lain Jumlah Rugi Fiskal yang Tidak Dimanfaatkan (dimanfaatkan) Manfaat Pajak Perusahaan Beban Pajak Entitas Anak Jumlah 385,089,514,791 (401,109,087,853) (16,019,573,062) (4,004,893,266)

Details of expenses (benefits) tax and accounting income before tax on applicable tax rate is as follows:
2010 Rp 195,858,098,854 (164,853,865,076) 31,004,233,778 7,751,058,444 Income Before Tax per Consolidated Comprehensive Income Less: Incoe Before Tax of Subsidiaries Income(Loss) Before Tax of the Company Tax Expense (Benefit) at Effective Tax Rate

(325,587,957) (223,706,637) 46,029,327 1,354,093,743 850,828,476 2,883,456,780 (270,608,010) 107,184,796,906 106,914,188,896

(296,200,199) (232,820,177) 54,669,000 (893,162,736) (1,367,514,112) (6,567,401,042) (183,856,710) 55,719,433,627 55,535,576,917

Effect Permanent Differences Equity in Net Income of Subsidiaries Interest Income from time deposits and current account Donations Other (Income) Expense Total Unused fiscal loss (Used Fiscal Losses) Tax Benefit of the Company Tax Expense of Subsidiaries Total

D1/March 31, 2012

48

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

20.

Biaya yang Masih Harus Dibayar


2011 Rp 2010 Rp 5,891,795,704 3,487,866,922 3,264,039,401 -5,160,394,141 -3,793,120,064 631,435,380 652,617,345 3,029,664,618 25,910,933,575

20.

Accrued Expenses

Sewa Telepon, Listrik dan Air Bunga Pinjaman Komisi Penjualan Biaya Perijinan Jasa Tenaga Ahli Gaji, Upah dan Kesejahteraan Karyawan Biaya Kantor Biaya Iklan dan Promosi Lain-lain Jumlah

5,246,709,143 3,659,523,595 2,856,714,301 2,330,174,359 1,796,474,914 1,404,179,236 1,333,755,512 891,797,092 679,956,958 4,991,694,463 25,190,979,573

Rental Telephone, water and electricity Loan interest Sales Commision Licenses Professional Fee Salaries, wages, and employee welfare Office expenses Advertising and promotion Others Total

21. Taksiran Liabilitas Pengembangan Tanah dan Lingkungan Akun ini merupakan estimasi beban fasilitas lingkungan atas pengembangan tanah real estat (Catatan 43.a). 22. Utang Bank Jangka Panjang
2011 Rp Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk Dollar Amerika Serikat PT Bank Mega Tbk (2010:USD 18,055,750) Jumlah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun Hutang Bank Jangka Panjang - Bersih Tingkat bunga per tahun Rupiah Dollar Amerika Serikat

21. Estimated Liabilities for Land and Environment Development This account represents the estimated cost of environmental facilities on real estate land development (Notes 43.a). 22. Long-Term Loan
2010 Rp Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk U.S. Dollar -466,116,962,471 (48,002,736,548) 418,114,225,923 162,339,248,250 510,390,603,966 (98,561,921,186) 411,828,682,780 Long-term portion - net Interest rates per annum PT Bank Mega Tbk (2010:USD 18,055,750) Total Less current maturities

302,038,762,471 164,078,200,000

348,051,355,716 --

10,5% - 11,32% 8,5% - 10,5%

11,5% - 14,5% 8,5% - 9%

Rupiah U.S. Dollar

Utang bank diatas memiliki tingkat bunga mengambang, sehingga entitas anak terekspos terhadap risiko suku bunga atas arus kas. D1/March 31, 2012 49

The bank loans bear floating interest rates, thus, the subsidiaries are exposed to cash flows interest rate risk.

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Jadwal pembayaran kembali utang bank adalah sebagai berikut:


2011 Rp Dalam satu tahun Dalam tahun ke-2 Dalam tahun ke-3 Dalam tahun ke-4 Dalam tahun ke-5 Dalam tahun ke-6 Dalam tahun ke-7 Dalam tahun ke-8 Jumlah

The loan repayment schedule is as follows:

2010 Rp 98,561,921,186 118,244,608,818 81,733,944,579 66,724,548,768 63,903,522,777 48,837,616,038 32,384,441,800 -510,390,603,966 One year 2nd year 3rd year 4th year 5th year 6th year 7th year 8th year Total

48,002,736,548 64,352,736,548 84,902,736,548 87,357,111,548 76,332,736,548 55,984,354,731 27,622,275,000 21,562,275,000 466,116,962,471

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Saldo utang kepada Bank Mandiri merupakan utang entitas anak, antara lain:
2011 Rp SAM TCP SCS Jumlah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Loan to Bank Mandiri represents to loan owned by subsidiaries, as follows:
2010 Rp 255,319,223,546 85,624,375,000 7,107,757,170 348,051,355,716 SAM TCP SCS Total

227,514,387,471 74,524,375,000 -302,038,762,471

SAM Pada bulan Juni 2010, SAM memperoleh fasilitas kredit investasi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai berikut: Jumlah Maksimum/ Maximum Credit Rp 158.000.000.000 Tujuan/Purposed

SAM In June 2010, SAM obtained investment credit facility from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk as follows: Cicilan bulanan/Monthly Installment

Pembiayaan kembali pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk/ To repay loan from PT Bank CIMB Niaga Tbk

Rp 41.000.000.000

Pengembalian utang pemegang saham atas nama Perusahaan/ To take over the shareholders loan on behalf of the Company

Rp 61.000.000.000

Pembiayaan pembangunan Villa Banyan Tree Ungasan Resort/ To finance the construction of Villa Banyan Tree Ungasan Resort

Berkisar antara Rp 500.000.000 sampai dengan Rp 3.000.000.000 mulai September 2010 sampai Desember 2016/ Ranging from Rp 500,000,000 to Rp 3,000,000,000 starting from September 2010 to December 2016. Berkisar antara Rp 250.000.000 sampai dengan Rp 1.450.000.000 mulai Januari 2011 sampai Desember 2017/ Ranging from Rp 250,000,000 to Rp 1,450,000,000 starting from Januari 2011 to December 2017. Berkisar antara Rp 500.000.000 sampai dengan Rp 1.500.000.000 mulai Januari 2011 sampai Desember 2017/ Ranging from Rp 500,000,000 to Rp 1,500,000,000 starting from Januari 2011 to December 2017. Paraf:

D1/March 31, 2012

50

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga (floating) per tahun dan dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang usaha SAM dan USR (entitas anak SAM) dengan nilai maksimum Rp 260.000.000.000 dan hak tanggungan atas tanah dan bangunan sebesar Rp 390.000.000.000 dan jaminan perusahaan dari TCP dan USR. TCP Pada tahun 2009, TCP memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berupa fasilitas kredit investasi dengan jumlah maksimum sebesar Rp 68.400.000.000 dan Rp 30.000.000.000 yang masingmasing digunakan untuk pembiayaan kembali pinjaman dari PT Bank Panin Tbk dan untuk pengembangan usaha. Pinjaman tersebut dikenakan bunga (floating) per tahun dan dicicil secara bulanan yang berkisar antara Rp 500.000.000 sampai dengan Rp 1.925.000.000 mulai Desember 2009 sampai dengan bulan Nopember 2015. Fasilitas tersebut dijamin dengan Hak Guna Bangunan atas tanah dan gedung Graha Surya Internusa serta gedung Plaza Glodok. SCS Pada bulan Juni 2009, SCS mendapat fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 5.500.000.000 dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pinjaman ini dicicil secara bulanan mulai bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2011. Pada bulan Juni 2009, SCS juga mendapat fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 13.333.000.000 dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pinjaman ini dikenakan bunga 13,5%-14,5% (floating) dan dicicil tiap 3 bulanan mulai bulan Juni 2009 sampai dengan Desember 2011. Kedua fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan tanah milik SCS seluas 417.410 m2 (Catatan 13) dan piutang dagang sebesar Rp 14.000.000.000 (Catatan 6). Utang ini sudah dilunasi seluruhnya pada 5 Januari 2011. PT Bank Central Asia Tbk Pada tanggal 8 September 2011, PT Suryalaya Anindita International (SAI) menandatangani perjanjian kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) dimana BCA setuju untuk memberikan fasilitas kredit dalam mata uang rupiah tidak melebihi ekuivalen USD 32.000.000 dan Rp 117 milyar untuk mengambil alih (refinancing) utang SAI dari bank dan kreditur-kreditur tertentu, serta untuk pembiayaan renovasi hotel. Fasilitas pinjaman di atas harus dibayar dalam cicilan 3 (tiga) bulanan sampai dengan Desember 2019 atau selama 8 (delapan) tahun dengan jaminan tanah dan bangunan Melia Jakarta (Catatan 13) dan saham SAI yang dimiliki oleh Perusahaan, TCP, EPI, dan PT Lumbung Sumber Rejeki (pemegang saham SAI). D1/March 31, 2012 51

These facilities bear (floating) interest per annum and are guaranteed by fiduciary on trade accounts receivable owned by SAM and its subsidiaries and USR with maximum amount of Rp 260,000,000,000 and rights over the land and building amounting to Rp 390,000,000,000 and company collateral from TCP and USR. TCP In 2009, TCP obtained investment credit facilities from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk with maximum credit of Rp 68,400,000,000 and Rp 30,000,000,000 which were used to repay loan from PT Bank Panin Tbk and for business expansion, respectively. The loan bears (floating) interest per annum and is payable in monthly installments ranging from Rp 500,000,000 to Rp 1,925,000,000, starting from December 2009 until November 2015.

The facility was guaranteed by SHGB of Graha Surya Internusa land and building and Glodok Plaza building. SCS In June 2009, SCS obtained working capital credit facility amounting to Rp 5,500,000,000 from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. The loan is payable in monthly installments starting from January 2010 until December 2011. In June 2009, SCS also obtained working capital credit facility amounting to Rp 13,333,000,000 from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. The loan bears 13.5%-14.5% (floating) interest per annum and is payable in quarterly installments starting from June 2009 until December 2011. The above loans are secured by SCSs land with an area covering 417,410 sqm (Note 13) and trade receivables amounting to Rp 14,000,000,000 (Note 6). The debt was settled on January 5, 2011. PT Bank Central Asia Tbk On 8 September 2011, PT Suryalaya Anindita International (SAI) signed a credit agreement with PT Bank Central Asia Tbk. ("BCA") where the BCA agreed to provide credit facilities denominated in dollars not exceeding the equivalent amount of USD 32,000,000 and Rp 117 billion to take over (refinancing) the bank debt of SAI and certain creditors, as well as for financing the renovation of the hotel. The above loan facility is to be paid in installments for every 3 (three) months until December 2019 or for 8 (eight) years with a guarantee of land and buildings in Melia Jakarta (Note 13) and shares owned by the Company, TCP, EPI, and PT Lumbung Sumber Rejeki (shareholder of SAI).

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Pada tanggal 22 Desember 2011, SAI melakukan penarikan sebagian fasilitas kredit dari BCA sebesar Rp 166,14 milyar (ekuivalen dari USD 18 juta) dan pada tanggal yang sama melunasi seluruh pinjaman Perusahaan ke PT Bank Mega Tbk sebesar USD 13.486.000. PT Bank Mega Tbk Pada tanggal 20 Maret 2007, PT Suryalaya Anindita International (SAI) mengadakan perjanjian pinjaman dengan PT Bank Mega Tbk senilai USD 29,000,000. Pinjaman ini dikenakan bunga 8,5% (floating) per tahun dan dicicil tiap 3 bulan berkisar antara USD 250,000 sampai dengan USD 3,276,500 sampai Maret 2013. Utang ini dijamin dengan tanah dan bangunan Hotel Melia Jakarta (Catatan 13). Berdasarkan perjanjian kredit, SAI wajib memperoleh persetujuan tertulis dari bank sebelum melakukan kegiatankegiatan, antara lain: penarikan modal; perubahan anggaran dasar, struktur modal dan susunan pemegang saham; perubahan usaha; menggadaikan dan mengalihkan saham SAI; menjual dan menyewakan aset SAI.

On December 22, 2011, SAI drew most of the credit facility amounting to Rp 166.14 billion BCA (equivalent of USD 18 million) and on the same date the Company to repay all loans to PT Bank Mega Tbk amounting to USD 13,486,000.

PT Bank Mega Tbk On March 20, 2007, PT Suryalaya Anindita International (SAI) entered into a loan agreement with PT Bank Mega Tbk amounting to USD 29,000,000. The loan bears 8.5% (floating) interest per annum and is payable in quarterly installments ranging from USD 250,000 to USD 3,276,500 until March 2013. The loan was secured by land and building of Melia Jakarta Hotel (Note 13). Based on the loan agreement, SAI is obliged to obtain a prior written approval from Bank Mega before executing certain actions, such as: withdrawal of the paid-up capital; amendment of the articles of association, capital structure and composition of stockholders; change in the business activities; pledge and transfer of the SAIs shares; sale and lease of the SAIs assets. In 2011 and 2010, SAI paid principal installments amounting to USD 18,055,750 and USD 4,380,250. As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding bank loan amounted to USD nil and USD 18,055,750, respectively.

Pada tahun 2011 dan 2010 SAI telah melunasi cicilan pokok pinjaman sebesar USD 18,055,750 dan USD 4,380,250. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Saldo utang bank berjumlah masing-masing sebesar USD nihil dan USD 18,055,750.

23. Wesel bayar Merupakan wesel bayar yang diterbitkan oleh entitas anak sebagai berikut:
2011 Rp Jangka pendek 31 Desember 2010:USD 859.950) Jangka panjang (31 Desember 2010:USD 2.360.000) Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Jumlah Tingkat bunga per tahun Dollar Amerika Serikat ---

23. Notes Payable Notes payable issued by the subsidiary as follows:


2010 Rp 7,731,810,450 21,218,760,000 Short-term December 31, 2010:USD 859,950) Long-term (December 31, 2010:USD 2,360,000) Less Current Maturity ----21,218,760,000 5% - 6% Total Interest rate per annum US Dollar

PT Suryacipta Swadaya (SCS) Pada bulan Desember 2009, SCS, memperpanjang wesel bayar (Fixed Rate Notes) dengan jumlah nilai nominal USD 780,000 yang telah jatuh tempo 15 Desember 2009 dengan menerbitkan 10 lembar wesel bayar dengan jumlah nilai nominal USD 819,000 yang jatuh tempo 15 Desember 2010. Pada bulan Desember 2010, wesel bayar dengan D1/March 31, 2012 52

PT Suryacipta Swadaya (SCS) In December 2009, SCS, a subsidiary, extended the notes payable (Fixed Rate Notes) with a total nominal amount of USD 780,000 which was due on December 15, 2009, by issuing 10 new certificates of Notes with a total nominal amount of USD 819,000 due on December 15, 2010. In December 2010, the Notes with total nominal amount of Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

jumlah nilai nominal USD 819,000 yang jatuh tempo 15 Desember 2010 diperpanjang dengan menerbitkan 10 lembar wesel bayar baru dengan jumlah nilai nominal USD 859,950 yang jatuh tempo 15 Desember 2011. Wesel bayar tersebut dikenakan bunga sebesar 5% per tahun. Pada tanggal 13 September 2007, SCS menerbitkan 20 lembar wesel bayar (Fixed Rate Notes) dengan jumlah nilai nominal USD 2,000,000 yang jatuh tempo pada bulan September 2010. Pada tanggal 13 September 2010, wesel bayar dengan jumlah nilai nominal USD 2,000,000 yang jatuh tempo pada bulan September 2010 diperpanjang dengan menerbitkan 20 lembar wesel bayar baru dengan jumlah nilai nominal USD 2,360,000 yang jatuh tempo dalam tahun 2013. Wesel bayar tersebut dikenakan bunga sebesar 6% per tahun. Sehubungan dengan penerbitan wesel bayar ini, SCS diwajibkan untuk memenuhi batasan-batasan bahwa SCS tidak diperkenankan melakukan beberapa hal yang diatur dalam perjanjian, dimana salah satunya adalah bahwa SCS tidak diperkenankan untuk menerbitkan saham, mengumumkan dan membagikan dividen, tanpa persetujuan pemegang wesel. Utang wesel bayar tersebut memiliki tingkat bunga tetap sehingga entitas anak terekspos terhadap risiko suku bunga atas nilai wajar. Pada tanggal 18 April 2011 seluruh wesel bayar ini telah dilunasi oleh SCS. 24. Utang Pihak Ketiga
2011 Rp Albatross Opportunity Fund (2011 dan 2010 : USD 2.480.000) Classic Statue Investments Ltd (2011: UD 389,733 dan 2010: USD 899.734) Silverhawk Investments Group Ltd (2011 dan 2010: USD 905.774,50) Meridian Asset Limited Segregated Portofolio (MALSP) ( 2010 : USD 3.063.798,68) Jumlah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun Bersih 22,488,640,000 3,534,098,844 8,213,563,166 -34,236,302,010 (29,556,837,688) 4,679,464,322

USD 819,000 due on December 15, 2010 were extended by issuing 10 new certificates Notes with a total nominal amount of USD 859,950 due on December 15, 2011. These notes bear 5% annual interest. On September 13, 2007, SCS issued 20 certificate of notes payable (Fixed Rate Notes) with a total nominal amount of USD 2,000,000 due September 2010. On September 13, 2010, the Notes with a total nominal amount of USD 2,000,000 due on September 2010 were extended by issuing 20 new certificate of Notes with a total nominal amount of USD 2,360,000 due on 2013. The notes bear 6% annual interest rate.

In relation to the agreement, SCS is required to fulfill certain covenants which states that SCS shall not, among others, without an approval from the holder of the notes, issue share and declare and distribute dividend.

The notes payable bear fixed interest rates, thus the subsidiary is exposed to fair value interest rate risk. On April 18, 2011 all the notes payable have been settled by SCS. 24. Loans to Third Parties
2010 Rp 22,297,680,000 8,089,499,403 8,143,818,530 27,546,613,932 66,077,611,865 (55,238,893,932) 10,838,717,933 Net Albatross Opportunity Fund ( 2011 and 2010: USD 2.480.000) Classic Statue Investments Ltd ( 2011: USD 389,733 and 2010: USD 899.734) Silverhawk Investments Group Ltd (2011 and 2010: USD 905.774,51) Meridian Asset Limited Segregated Portofolio (MALSP) (2010 : USD 3.063.798,68) Total Less Current maturities

Albatross Opportunity Fund Pada tanggal 6 Agustus 2009, Perusahaan memperoleh pinjaman modal kerja dengan jumlah maksimum USD 3,000,000 yang dikenakan bunga sebesar 5% per tahun. Saldo pinjaman per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebesar USD 2,480,000.

Albatross Opportunity Fund On August 6, 2009, the Company obtained a working capital loan with a maximum amount to USD 3,000,000 which bears interest rate of 5% per annum. The outstanding balance of the loan as of December 31, 2011 and 2010 aounted to USD 2,480,000.

D1/March 31, 2012

53

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Pada tanggal 2 Agustus 2011, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Albatross Opportunity Fund bahwa jatuh tempo pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 5 Agustus 2012 dengan bunga yang dikenakan untuk periode perpanjangan sebesar 1,5% per tahun. Dan bunga yang terutang untuk periode sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar USD 137,605.78. Utang tersebut diatas memiliki tingkat bunga tetap, sehingga Perusahaan terekspos terhadap risiko nilai wajar. Silverhawk Investments Group Ltd dan Classic Statue Investments Ltd Pada tahun 2007, SAM, memperoleh pinjaman dari Silverhawk Investments Group Ltd. dan Classic Statue Investments Ltd., masing-masing sebesar USD 516,041.5 dan USD 510,000. Pinjaman ini dikenakan bunga sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak yang akan ditentukan setiap akhir tahun. Kedua pinjaman ini dijamin dengan persediaan vila berupa 2 unit vila No. B-110 dan A-122 di Banyan Tree Ungasan, Bali (Catatan 14). Pinjaman akan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2012. Utang tersebut di atas memiliki tingkat bunga mengambang, sehingga entitas anak terekspos terhadap risiko suku bunga atas arus kas. Pada bulan Juli 2011 pinjaman SAM kepada Classic Statue Investments telah dilunasi seluruhnya (USD 510,000). Pada tahun 2006, TCP, memperoleh pinjaman dari Silverhawk Investments Group Ltd. dan Classic Statue Investments Ltd. masing-masing sebesar USD 300,000. Pada tanggal 1 Desember 2010, TCP memperoleh tambahan pinjaman dari Silverhawk Investments Group Ltd. dan Classic Statue Investments Ltd. masing-masing sebesar USD 89,733, sehingga total pinjaman masing-masing menjadi USD 389,733 tanpa bunga dan jatuh tempo pada tanggal 30 Nopember 2012. Utang ini masing-masing memiliki opsi untuk ditukarkan dengan kepemilikan saham SAM milik TCP sebanyak 3.305.785 saham pada saat jatuh tempo. Meridian Assets Limited Segregated Portofolio (MALSP) Utang kepada MALSP merupakan utang SCS yang berasal dari transaksi restrukturisasi utang pada tahun 2005, dengan tingkat bunga sebesar 2% - 4% per tahun. Pinjaman ini dicicil setiap 6 bulan antara USD 171,900.71 sampai dengan USD 350,000 sampai Mei 2012. Pada tahun 2010 dan 2009, SCS tidak melakukan pembayaran cicilan. Utang tersebut diatas memiliki tingkat bunga tetap yang secara periodik meningkat, sehingga entitas anak terekspos terhadap risiko nilai wajar.

On August 2, 2011, the Company obtained are approval from Albatross Opportunity Fund that the maturity of the loans be extended until August 5, 2012 with 1,5% interest charged per annum for the extended period. Interest owed for the period until December 31, 2011 is USD 137,605.78.

The loans bear fixed interest rates, thus, the Company is exposed to fair value interest rate risk. Silverhawk Investments Group Ltd dan Classic Statue Investments Ltd In 2007, SAM, a subsidiary, obtained a loan from Silverhawk Investments Group Ltd. and Classic Statue Investments Ltd. amounting to USD 516,041.5 and USD 510,000, respectively. The loans bear interest which is payable every year end subject to the approval of SAM and its creditors. The loans are guaranteed by 2 units of Banyan Tree Ungasan villa, Bali, No. B-110 and A-122 (Note 14). The loans will be due on December 31, 2012. The loans bear floating interest rates, thus the subsidiary are exposed to cash flow interest rate risk. In July 2011 SAM loan to Classic Statue Investments was fully paid (USD 510,000). In 2006, a subsidiary, PT TCP Internusa (TCP) obtained a loan from Silverhawk Investments Group Ltd. and Classic Statue Investments Ltd., amounting to USD 300,000 each. On December 1, 2010, TCP obtained an additional loan from Silverhawk Investments Group Ltd and Classic Statue Investment Ltd., amounting to USD 389,733 each, with a total loan amounting to USD 389,733 each. The loans are noninterest bearing, and will be due on November 30, 2012. The creditors have an option to convert this loan into 3,305,785 shares of SAM owned by TCP on the due date. Meridian Assets Limited Segregated Portofolio (MALSP) Loan to MALSP represents debt of a subsidiary, SCS, which resulted from the loan restructuring transaction in 2005, with interest rates of 2% - 4% per annum. This loan is payable in semi-annual installments ranging from USD 171,900.71 to USD 350,000 until May 2012. In 2010 and 2009, no installment payment were made by SCS. The loans bear fixed interest rates which increase periodically, thus, the subsidiary is exposed to fair value interest rate risk.

D1/March 31, 2012

54

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Pada tanggal 18 April 2011 utang ini sudah dilunasi seluruhnya. 25. Uang Muka Proyek Akun ini merupakan uang muka yang diterima dari pelanggan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek, yang akan dikurangi dari tagihan prestasi proyek. Rincian uang muka berdasarkan lokasi operasi adalah sebagai berikut:
2011 Rp Jakarta Denpasar Surabaya Medan Semarang Jumlah 160,060,227,254 68,008,207,590 15,857,318,956 5,647,648,526 4,926,090,930 254,499,493,256

On April 18, 2011 the loan was fully paid.

25. Project Advances This account represents advances received from customers at the beginning of projects. This will be deducted from the billings of those projects. Details base on location as are follows:
2010 Rp 79,440,660,479 16,853,702,559 14,727,379,358 11,458,918,469 7,824,430,575 130,305,091,440 Jakarta Denpasar Surabaya Medan Semarang Total

26. Jaminan dari Pelanggan Akun ini merupakan jaminan yang diterima dari pelanggan atas sewa, service charge, telepon dan listrik yang akan dikembalikan pada akhir masa sewa serta jaminan sehubungan dengan penjualan tanah kawasan industri.

26. Tenants Deposits This account represents deposits received from tenants for the rental service charge, telephone and electricity, which will be refunded at the end of the lease term and deposits in connection with the sale of industrial park land.

27. Modal Saham Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 seluruh saham Perusahaan masing-masing sebanyak 4.705.249.440 dan 1.176.312.360 saham telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia. Komposisi pemegang saham sesuai dengan registrasi Biro Administrasi Efek dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

27. Capital Stock On December 31, 2011, 2010, all of the Companys outstanding shares totaling to 4,705,249,440 and 1,176,312,360 shares, respectively are listed on the Indonesia Stock Exchange. The composition of stockholders based on the registration in the Share Administration Bureau (Biro Administrasi Efek) and PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, are as follows:
2011 Jumlah Modal Disetor/ Total Paid-Up Capital Stock Rp 71,309,750,000 49,105,997,000 45,148,500,000 33,091,937,500 25,682,064,000 19,004,920,000 1,351,000,000 900,000,000 342,562,011,500 588,156,180,000

Pemegang Saham PT Union Sampoerna PT Arman Investments Utama PT Persada Capital Investama HSBC Private Bank (Suisse) SA Singapore BBH Boston s/a Bank Morgan Stanley AG Zurich Ir. Benyamin Arman Suriadjaya The Bank of New York as Custodian or Trustee for non treaty accounts Hamadi Widjaja Masyarakat (masing-masing di bawah 5%) Jumlah

31 Desember/December 31, Jumlah Persentase Saham/ Pemilikan/ Number of Percentage of Shares Ownership (%) 570,478,000 392,847,976 361,188,000 264,735,500 205,456,512 152,039,360 10,808,000 7,200,000 2,740,496,092 4,705,249,440 12.12 8.35 7.68 5.63 4.37 3.23 0.23 0.15 58.24 100.00

Name of Stockholders PT Union Sampoerna PT Arman Investments Utama PT Persada Capital Investama HSBC Private Bank (Suisse) SA Singapore BBH Boston s/a Bank Morgan Stanley AG Zurich Ir. Benyamin Arman Suriadjaya The Bank of New York as Custodian or Trustee for non treaty accounts Hamadi Widjaja Public (each above 5%) Total

D1/March 31, 2012

55

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Pemegang Saham PT Union Sampoerna PT Arman Investments Utama HSBC Private Bank (Suisse) SA Singapore BBH Boston s/a Bank Morgan Stanley AG Zurich The Bank of New York as Custodian or Trustee for non treaty accounts PT Persada Capital Investama Ir. Benyamin Arman Suriadjaya Hamadi Widjaja Masyarakat (masing-masing di bawah 5%) Jumlah

31 Desember/December 31, Jumlah Persentase Saham/ Pemilikan/ Number of Percentage of Shares Ownership (%) 142,619,500 104,511,744 97,955,000 95,489,128 87,575,000 87,197,000 39,009,840 2,544,500 519,410,648 1,176,312,360 12.12 8.88 8.33 8.12 7.44 7.41 3.32 0.22 44.16 100.00

2010 Jumlah Modal Disetor/ Total Paid-Up Capital Stock Rp 71,309,750,000 52,255,872,000 48,977,500,000 47,744,564,000 43,787,500,000 43,598,500,000 19,504,920,000 1,272,250,000 259,705,324,000 588,156,180,000

Name of Stockholders PT Union Sampoerna PT Arman Investments Utama HSBC Private Bank (Suisse) SA Singapore BBH Boston s/a Bank Morgan Stanley AG Zurich The Bank of New York as Custodian or Trustee for non treaty accounts PT Persada Capital Investama Ir. Benyamin Arman Suriadjaya Hamadi Widjaja Public (each above 5%) Total

Perusahaan mengadakan perubahan nilai nominal saham yang semula Rp 500,- per saham menjadi Rp 125,- per saham atau dengan rasio 1:4. Perubahan ini telah diterima dan dicatat di dalam database system Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. AHU-AH.01.1017443, tanggal 08 Juni 2011 dan telah didaftar dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-0046008.AH.01.09. Tahun 2011 Tanggal 08 Juni 2011. Efektif sejak tanggal 7 Juli 2011 perdagangan saham perusahaan pada Bursa Efek Indonesia telah menggunakan nilai nominal baru Rp 125 di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi. 28. Tambahan Modal Disetor Akun ini merupakan agio saham per 2011 dan 2010 sehubungan dengan:
Agio atas pengeluaran saham Perusahaan kepada pemegang saham pada tahun 1994 sebanyak 20.253.400 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham Kapitalisasi agio saham menjadi modal disetor tahun 1996 Agio atas penjualan saham Perusahaan melalui penawaran umum kepada masyarakat pada tanggal 27 Maret 1997 sebanyak 135.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran Rp 975 per saham Agio saham atas obligasi konversi dalam rangka penawaran umum kepada masyarakat sebanyak 64.611.500 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham Konversi atas saldo hutang yang direstrukturisasi menjadi saham tahun 2005 Jumlah saldo hutang yang dikonversi Jumlah yang dicatat sebagai modal disetor Agio atas penjualan saham Perusahaan melalui penawaran umum terbatas I kepada pemegang saham pada Juli 2008 sebanyak 227.673.360 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran Rp 675 per saham Jumlah

The Company entered into change of the nominal value of shares which was originally Rp 500, - per share to Rp 125, per share or a ratio of 1:4. This change has been received and recorded in the database system Administrative Agency Law Ministry of Justice and Human Rights Republic of Indonesia in accordance Letter of Acceptance Notice of Amendment to Articles of Association No.. AHU-AH.01.10-17 443, dated June 8, 2011 and has been listed in the Company Register No. AHU-0046008.AH.01.09. Year 2011 On June 8, 2011. Effective date of July 7, 2011 trading of its shares on the Indonesia Stock Exchange has been using the new nominal value of Rp 125 in Regular and Negotiation Market.

28. Additional Paid in Capital This account represents additional paid in capital as 2011 and 2010 with the details as follows:
Rp Additional paid-in capital from issuance of 20,253,400 shares to stockholders in 1994 at par value of Rp 1,000 per share Conversion to capital stock in 1996 Additional paid in capital from offering 135,000,000 shares to the public on March 27, 1997 at par value of Rp 500 per share and offering price of Rp 975 per share Additional paid in capital from corversion of the convertible bond during the public offering of 64,611,500 shares Rp 500 per value share Conversion of restructuring loan to capital stock in 2005 Amount of converted loans Amount recorded as paid-up capital stock Additional paid in capital from right issue I of 22,673,360 shares to the shareholders in July 2008 at par value of Rp 500 per share and offering price of Rp 675 per share Total

8,101,360,000 (8,000,000,000)

64,125,000,000

19,305,847,518 271,735,750,000 (104,513,750,000)

36,222,489,573 286,976,697,091

D1/March 31, 2012

56

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

29. Kepentingan Non Pengendali


2011 Rp a. Kepentingan Non Pengendali atas Aset Bersih Entitas Anak PT Suryalaya Anindita Internasional PT Nusa Raya Cipta PT Sumbawa Raya Cipta Jumlah 2010 Rp

29. Non Controlling Interest

71,607,985,008 29,558,000,040 11,782,095 101,177,767,143

58,635,332,098 26,003,159,649 11,710,973 84,650,202,720

a. Non Controlling Interest to Net Assets Subsidiaries PT Suryalaya Anindita Internasional PT Nusa Raya Cipta PT Sumbawa Raya Cipta Total

b. Kepentingan Non Pengendali atas Rugi (Laba) Bersih Entitas Anak PT Suryalaya Anindita International PT Nusa Raya Cipta PT Sumbawa Raya Cipta PT Technocrete International Jumlah

12,972,652,910 7,721,507,058 71,123 -20,694,231,091

19,764,845,755 4,973,310,461 71,849 (3,860,345) 24,734,367,720

b. Non Controlling Interest to Profit (Loss) Net to Subsidiaries PT Suryalaya Anindita International PT Nusa Raya Cipta PT Sumbawa Raya Cipta PT Technocrete International Total

30. Dividen Interim Pada tanggal 25 Oktober 2011, Perusahaan mendeklarasikan pembagian dividen kas interim untuk tahun buku 2011 sebesar Rp 21.173.622.480 atau Rp 4,5 per saham. Dividen interim tersebut telah dibayarkan pada tanggal 1 Desember 2011. 31. Pendapatan Usaha
2011 Rp Jasa Konstruksi Tanah Kawasan Industri Hotel Sewa, Parkir dan Jasa Pemeliharaan Real Estat Bahan Bangunan Jumlah 1,520,445,268,430 797,630,993,361 448,735,067,414 99,902,917,863 12,061,037,755 -2,878,775,284,823 2010 Rp 977,739,695,703 130,061,299,700 413,298,634,175 82,785,471,554 22,291,407,284 63,919,457,597 1,690,095,966,013

30. Interim Dividend On October 25, 2011, the Company declared an interim cash dividend for the year ended 2011 amounting to Rp 21,173,622,840 or Rp 4.5 per share. The dividend was paid on December 1, 2011.

31. Revenues

Construction Industrial estate land Hotel Rental, parking and maintenance services Real estate Building materials Total

Tidak terdapat pendapatan usaha yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha dari satu pelanggan pada tahun tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010.

There was no revenue more than 10% of the total revenues from one customer for the years ended December 31, 2011 and 2010.

D1/March 31, 2012

57

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

32. Beban Langsung


2011 Rp Jasa Konstruksi Tanah Kawasan Industri Hotel Sewa, Parkir dan Jasa Pemeliharaan Real Estat Bahan Bangunan Jumlah 1,379,164,768,670 475,129,313,778 157,284,592,652 77,944,282,762 6,866,830,297 -2,096,389,788,159 2010 Rp 872,193,739,562 74,876,390,683 139,634,440,774 49,992,629,643 18,978,298,374 56,018,877,782 1,211,694,376,818

32. Direct Cost

Construction Industrial Estate Land Hotel Rental, Parking and Maintenance Services Real estate Building materials Total

33. Beban Penjualan


2011 Rp Iklan dan Promosi Komisi Penjualan Jasa Pemasaran Gaji Perjalanan dan Transportasi Tender Representasi dan Jamuan Komunikasi Lain-lain Jumlah 16,646,322,174 13,246,878,015 10,969,621,706 7,646,931,585 2,898,841,859 1,166,730,839 962,216,513 434,215,913 1,139,513,606 55,111,272,210 2010 Rp 13,507,314,841 4,294,403,480 11,526,017,452 7,196,753,940 2,248,789,232 1,160,942,467 848,784,352 361,096,806 1,026,951,707 42,171,054,277

33. Selling Expenses

Advertising and P promotion Sales Commission Marketing Expert fee Salaries Travel and Transportation Tender Representation and entertainment Communication Others Total

34. Beban Umum


2011 Rp Gaji dan Upah Penyusutan dan Amortisasi Listrik dan Energi Perbaikan dan Pemeliharaan Sewa Pajak dan Perijinan Beban Imbalan Pasca Kerja (catatan 37) Jasa Profesional Perlengkapan Kantor Keamanan dan Kebersihan Pajak Bumi dan Bangunan Kesejahteraaan Karyawan Perjalanan dan Transportasi Asuransi Komunikasi Sumbangan dan Kontribusi Beban Piutang Ragu-ragu Lain-lain Jumlah 101,003,640,382 40,734,877,789 37,245,766,063 16,722,787,574 14,009,988,051 13,802,690,697 10,136,961,656 6,216,602,512 5,403,881,758 4,894,664,326 3,830,953,442 3,443,686,679 2,419,606,179 1,723,644,523 1,436,221,105 657,687,862 -10,565,220,179 274,248,880,777

34. General and Administrative Expenses


2010 Rp 98,151,062,043 40,338,536,636 38,800,343,797 10,445,120,477 12,391,602,374 10,621,653,247 8,872,459,474 8,386,239,029 5,308,653,355 4,659,087,434 3,430,033,636 2,411,288,505 2,295,203,595 3,196,808,357 1,742,536,667 534,818,793 14,990,889,442 8,817,756,756 275,394,093,617 Salaries and Wages Depreciation Electricity and Energy Repairs and Maintenance Rental Taxes and Licenses Post-employment benefits (Note 37) Professional Fees Office Supplies Security and Sanitation Tax on Land and Buildings Employee;s welfare Travel and transportation Insurance Communication Dcontributions Allowance for Doubtfull Accounts Others Total

D1/March 31, 2012

58

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

35. Beban Bunga


2011 Rp Beban bunga dari Hutang Bank Lain-lain Jumlah Jumlah 51,087,882,886 2,719,193,585 53,807,076,471 2010 Rp 41,363,650,096 1,525,223,744 42,888,873,840

35. Interest Expenses

Interest expense on Bank loans Others Total

36. Laba Bersih per Saham yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Berikut ini adalah data yang digunakan untuk laba bersih per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Laba Bersih:
2011 Rp Laba untuk perhitungan laba bersih per saham dasar 257,481,094,804 2010 Rp 115,588,154,217

36. Net Income per Share Attributable to Owners of the Parent Entity The following data is the computation of the net income per share attributable to owners of the parent entity. Net Income:

Gain for Computation of basic earnings per share

Jumlah saham :
Lembar / Shares Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan laba bersih per saham dasar (Sebelum Disajikan Kembali) Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan laba bersih per saham dasar (Setelah Disajikan Kembali) Laba Bersih per Saham yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk (Sebelum Disajikan Kembali) Laba Bersih per Saham yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk (Setelah Disajikan Kembali) Lembar / Shares

Total Share:
Weight average number of ordinary shares to computation of basic earning per share (Before Restatement) Weight average number of ordinary shares to computation of basic earning per share (After Restatement) Net Income per Share Attributable to Owners of the Parent Entity (Before Restatement) Net Income per Share Attributable to Owners of the Parent Entity (After Restatement)

4,705,249,440

1,176,312,360

4,705,249,440

4,705,249,440

55

98

55

25

Jumlah saham yang berubah karena stock split yang dihitung berdasarkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas setelah disajikan kembali.

The number of shares due to the change in the nominal value of shares (stock split) is the basis for the computation of the net income per share attributable to owners of the parent entity after restatement (Note 27).

37. Liabilitas Imbalan Kerja Perusahaan dan entitas anak menghitung imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk seluruh karyawannya sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja adalah 2.207 karyawan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 31 Desember tahun 2010 serta 2.450 karyawan pada 31 Desember 2009/1 Januari 2010.

37. Post-Employment Benefits Obligation The Company and its subsidiaries provide defined postemployment benefits to their employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. The number of employees entitled to the benefits under this Labor Law are 2,207 In 2011 and 2010.

D1/March 31, 2012

59

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah :

Amounts recognized in the consolidated statements of comprehensive income with respect to these postemployment benefits are as follows:

31 Desember / December 31, 2011 2010 Rp Rp Biaya Jasa Kini Biaya Bunga Kerugian Aktuarial Bersih Biaya Jasa Lalu Jumlah 5,036,143,289 3,921,873,317 1,168,613,955 10,331,095 10,136,961,656 5,388,239,290 3,429,799,738 59,037,624 (4,617,178) 8,872,459,474 Current Service Cost Interest cost Net Actuarial Loss (Gain) Past Service Cost Total

Liabilitas imbalan pasca kerja yang termasuk dalam laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut :

The amounts included in the consolidated astatement of financial position arising from the Groups obligation in respect of the post-employment benefits are as follows:

31 Desember / December 31, 2011 2010 Rp Rp Nilai Kini Liabilitas yang Tidak didanai Biaya Jasa Masa Lalu yang Belum Diakui Kerugian Aktuarial yang Belum Diakui Penjualan Anak Perusahaan (PPI)*) (Catatan 39) Jumlah 69,656,472,047 (60,792,644) (15,152,452,409) -54,443,226,994 58,302,105,862 (102,825,449) (10,125,173,977) (2,010,499,224) 46,063,607,212 Present value of unfunded obligations Unrecognized past service cost Unrecognized actuarial gains (losses) Sale of PPI (a subsidiary) *) (Note39) Total

Mutasi liabilitas bersih di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:

Movements in the net liability recognized in the consolidated statements of financial position are as follows:

31 Desember / December 31, 2011 2010 Rp Rp Saldo Awal Tahun Beban Tahun Berjalan Pembayaran Manfaat Penjualan Anak Perusahaan (PPI)*) (Catatan 39) Jumlah 46,063,607,212 10,136,961,656 (1,757,341,874) -54,443,226,994 43,203,103,523 8,872,459,474 (4,001,456,561) (2,010,499,224) 46,063,607,212 Beginning of the Years Amount Charges to Expenses Benefits payment Sale of PPI (a subsidiary) *) (Note 39) Total

*) Pengurangan imbalan pasca kerja 2010 Termasuk pengurangan saldo anak perusahaan (PPI) yang di Jual (Catatan 39). Perhitungan imbalan pasca kerja dicatat sebagai bagian dari beban umum dan administrasi .

*) Employee benefits deduction in 2010 includes deduction from PPI, a sold subsidiary of the Company (Note 39).

Employee benefit expenses are recorded as part of general and administrative expenses.

D1/March 31, 2012

60

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut:

The principal assumptions used in determining the actuarial calculation cost are as follows:

31 Desember / December 31, 2011 2010 Rp Rp Tingkat Kematian Commissioners standard Ordinary Mortality Table (CSO) - 1980 55 tahun/years 5% 7% Commissioners standard Ordinary Mortality Table (CSO) - 1980 55 tahun/years 5% 8% Mortality Rate

Usia Pensiun Normal Kenaikan Gaji Tingkat Bunga Teknis

Normal Pention Rate Salary Increase Interest Rate

38. Perjanjian Kerjasama Operasi SCS SCS mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Jasa Marga dalam rangka pembangunan dan pembiayaan jalan tol. Penyelenggara jalan tol adalah PT Jasa Marga. Seluruh biaya pembangunan jalan tol berupa Modifikasi Simpang Susun Karawang Timur dicatat sebagai hak bagi pendapatan kerjasama operasi dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama masa konsesi dari April 1999 sampai dengan Januari 2015. Secara umum, hal-hal pokok yang diatur dalam perjanjian kerjasama operasi tersebut adalah sebagai berikut: a. SCS membangun dan mendanai pembangunan jalan tol sesual dengan desain, spesifikasi dan persyaratan yang telah ditetapkan. b. SCS menyerahkan jalan tol tersebut yang telah selesai diibangun pada tanggal 20 April 1999 kepada pemilik aset (PT Jasa Marga) untuk dikelola dan dioperasikan. c. Pemilik aset menanggung seluruh beban dan risiko yang timbul sehubungan dengan pengelolaan dan pengoperasian jalan tol. Beban proyek ditetapkan lumpsum sebesar Rp 21.420.937.000. Pembayaran kepada SCS dilakukan dengan cara bagi hasil pendapatan tol yang dimulai sejak proyek dioperasikan sampai dengan tanggal 31 Januari 2015 dengan ketetapan bagi hasil sebagai berikut:

38. Joint Operation Agreement SCS SCS entered into an agreement with PT Jasa Marga for the development and financing of a toll road. The toll operator is PT Jasa Marga. All toll road development costs for the Modification of Toll Interchange in East Karawang, is presented as rights on joint operation profit sharing and amortized using the straight-line method during the concession period from April 1999 to January 2015. The significant matters contained in the joint operation agreement are as follows: a. SCS shall construct and finance the development of the toll road in accordance with the agreed design, specification and requirements. b. SCS shall transfer the toll road on April 20, 1999 which will be managed and operated by the owner (PT Jasa Marga). c. The owner of the asset is responsible for all expenses and risks related to the operation and management of the toll road. Project cost is determined at a lump sum amount of Rp 21,420,937,000. Payment to SCS will be made in the form of profit sharing on the toll road revenue starting from the date of operation of the project until January 31, 2015. The profit sharing schedule is as follows:

d.

d.

D1/March 31, 2012

61

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

Tahun / Years 1999 - 2000 2001 2002 - 2004 2005 - 2007 2008 - 2010 2011 - 2013 2014 - 2015

Bagi Hasil (%) / Profit Sharing (%) Jasa Marga Suryacipta Swadaya 96 95 92 90 88 87 86 4 5 8 10 12 13 14

Bagi hasil pendapatan tol yang diterima SCS pada 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp 1.429.267.360 dan Rp 1.352.901.288 yang dicatat sebagai pendapatan lain-lain. NRC Pada tanggal 17 Mei 2010, NRC melakukan kerjasama dengan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. dan PT Tatamulia Nusantara Indah dengan nama "Jaya Konstruksi-Tata-NRC Joint Operation". Kerjasama tersebut didirikan dalam rangka kontrak dengan Ciputra World Development, pemilik proyek, dengan nilai kontrak sejumlah Rp 652.424.000.000. Dalam kerjasama ini NRC mempunyai penyertaan sebesar 30%. Untuk periode dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010, laba yang diakui NRC dari proyek kerjasama ini berjumlah Rp 3.011.102.375 dan Rp 732.103.731 yang dicatat sebagai bagian dari pendapatan dari kerja sama operasi.

Profit sharing for the toll obtained by SCS in 2011 and 2010 amounted to Rp 1,429,267,360 and Rp 1,352,901,288, respectively, which were recorded as other income.
NRC At May 17, 2010, NRC entered Jaya Konstruksi-Tata-NRC Joint Operation agreement with PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk. and PT Tatamulia Nusantara Indah. This Joint Operation (JO) agreement is in accordance with a contract with Ciputra World Development, as the owner of the project, with contract value amounting to Rp 652,424,000,000. Wherein, NRC has 30% ownership. For the year ended December 31, 2011 and 2010, profit recognized by NRC from this JO amounted to Rp 3,011,102,375 and Rp 732,103,731, respectively, which was recorded as part of construction revenues.

39. Pelepasan Investasi


PPI Berdasarkan Akta Notaris No. 16 dan 17 tanggal 30 September 2010, dari Ny. Rukmasanti Hardjasatya, SH, notaris di Jakarta, Perusahaan dan EPI, entitas anak, menjual 100% kepemilikan saham di PPI masing-masing sejumlah 8.212.450 dan 2.085.150 saham dengan harga masing-masing senilai Rp 16.014.277.500 dan Rp 4.066.042.500. Penjualan investasi ini menghasilkan keuntungan bersih sejumlah Rp 25.693.055.026 termasuk sebesar Rp 3.963.358.970 dari selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak. Penjualan entitas anak ini menghasilkan arus kas masuk bersih sebesar Rp 18.796.086.825, terdiri dari kas diterima sebesar Rp 20.080.320.000 dan kas dikeluarkan yang merupakan saldo kas dan setara kas PPI pada tanggal penjualan sebesar Rp 1.284.233.175.

39.

Disposal of Investment

PPI Based on Notarial Deed No. 16 and 17 dated September 2010, from Ny. Rukmasanti Hardjasatya, SH notary in Jakarta, the Company and EPI, a subsidiary, sold 100% ownership in PPI of 8,212,450 and 2,085,150 shares, respectively with sales price of Rp 16,014,277,500 and Rp 4,066,042,500, respectively.

The sale of investment resulted in a net gain of Rp 25,693,055,026 including Rp 3,963,358,970 from the difference due to change of equity in subsidiary.

The disposal resulted in net cash inflow of Rp 18,796,086,825, consists of net cash inflow of Rp 20,080,320,000 and cash outflow of Rp 1,284,233,175 representing the balance of cash and cash equivalents of PPI on the date of disposal.

D1/March 31, 2012

62

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

TI Berdasarkan Akta Notaris No. 19 tanggal 30 September 2010, dari Ny. Rukmasanti Hardjasatya, S.H, notaris di Jakarta, EPI menjual seluruh kepemilikan saham di TI sebesar 1.875 saham dengan harga jual Rp 250.000.000 dan mencatat keuntungan sebesar Rp 3.501.039. Penjualan entitas anak ini menghasilkan arus kas masuk bersih sebesar Rp 233.632.074, terdiri dari kas diterima sebesar Rp 250.000.000 dan kas dikeluarkan yang merupakan saldo kas dan setara kas TI pada tanggal penjualan sebesar Rp 16.367.926. Ringkasan laporan laba rugi komprehensif PPI dan TI yang termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2010 adalah sebagai berikut :

TI Based on Notarial Deed No. 19 dated September 30, 2010, from Ny. Rukmasanti Hardjasatya, SH, notary in Jakarta, EPI, a subsidiary, sold all ownership in TI totaling 1,875 shares with sales price of Rp 250,000,000 and recorded a gain of Rp 3,501,039.

The disposal resulted in net cash inflow of Rp 233,632,074, consists of net cash inflow of Rp 250,000,000 and cash outflow of Rp 16,367,926 representing the balance of cash and cash equivalents of TI on the date of disposal.

A summary of the statements of income of the PPI and TI which were included in the 2010 consolidated statements of comprehensive income is as follows:

2010 (Sembilan bulan / Nine months ) PPI TI Rp Rp Pendapatan Beban Usaha Rugi Usaha Pendapatan Lain-lain - bersih Rugi Sebelum Pajak Manfaat Pajak Rugi Bersih 63,919,457,597 (71,207,290,315) (7,287,832,718) 1,538,011,095 (5,749,821,623) 1,181,386,247 (4,568,435,376) -(21,048,421) (21,048,421) 4,183,383 (16,865,038) 1,423,663 (15,441,375) Revenues Operating Expenses Loss from Operations Other Income - Net Loss Before Tax Tax Benefit Net Loss

40. Pendapatan (Beban) Lainnya


Pada tahun 2011, terutama merupakan beban penyusutan properti investasi milik SAM sebesar Rp 24.081.282.013.

40. Other Income (Expenses) In 2011, this account is primarily consists of depreciation expense on investment property owned by SAM amounting to Rp 24,081,282,013. In 2010, this account is primarily consists of gain on the purchase of notes payable from Wisajade International Ltd (Wisajade). On October 29, 2010, the Company purchased SAM notes payable from Wisajade amounting to Rp 63,650,392,641 with the purchase price of Rp 34,937, 942,400. SAM settled its obligation through the Company. On this transaction, the Company recognized a gain of Rp 28,712,450,241 and recorded as other income.

Pada tahun 2010, terutama merupakan keuntungan Perusahaan atas pembelian wesel bayar dari Wisajade International Ltd (Wisajade). Dimana pada tanggal 29 Oktober 2010, Perusahaan membeli wesel bayar SAM sebesar Rp 63.650.392.641 tersebut dari Wisajade dengan sebesar Rp 34.937.942.400. Perusahaan dan SAM telah menyelesaikan wesel bayar tersebut. Atas transaksi ini, Perusahaan mengakui keuntungan sebesar Rp 28.712.450.241 yangt dicatat sebagai pendapatan lainlain.

D1/March 31, 2012

63

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)

41. Sifat Transaksi dengan Pihak Berelasi


Transaksi-transaksi Pihak Berelasi Perusahaan dan entitas anak juga melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut :

41.

Nature of Relationship and Transactions with Related Parties

Transactions with Related Parties The Company and its subsidiaries entered into transactions with related parties as follows:
Persentase Terhadap Jumlah Aset/Kewajiban / Percentage to Total Assets/Liabilities 2011 2010 % % Account Receivable with Related Party PT Purosani Sri Persada Other Payable QSL Hotel Pte., Ltd

30 Juni 2011 Rp Piutang Kepada Pihak Berelasi PT Purosani Sri Persada Utang Lain-lain QSL Hotel Pte., Ltd

31 Desember 2010 Rp

15,089,250,000

14,835,150,000

0.51

0.62

131,486,000,000

130,695,500,000

7.57

9.15

Kompensasi Komisaris dan Direksi Perusahaan memberikan kompensasi kepada komisaris dan direksi Perusahaan berupa gaji, tunjangan dan bonus. Jumlah kompensasi tersebut adalah sebesar Rp 5.629.244.278 dan Rp 4.146.125.704 masing-masing pada tahun 2011 dan 2010. Sifat Pihak berelasi PT Purosani Sri Persada dan QSL Hotel Pte., Ltd., merupakan Perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan dan entitas anak.

Compensation of Commissioners and Drectors The aggregate compensation in the form of salaries, benefits and bonuses provided by the Company to commissioners and directors amounted to Rp 5,629,244,278, and Rp 4,146,125,704 for the years ended December 31, 2011 and 2010, respectively. Nature of Relationship PT Purosani Sri Persada and QSL Hotel Pte., Ltd., are related parties which have partly the same management as the Company and its subsidiaries.

42. Informasi Segmen Usaha


Segmen Usaha Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini perusahaan dan entitas anak dibagi dalam lima divisi operasi pembangunan kawasan industri, real estate dan sewa gedung, konstruksi bangunan, penyertaan saham pada perusahaan lain, dan hotel beserta usaha sejenis lainnya untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

42. Business Segment Information


Business Segment For management reporting purposes, the operation of the Company and its subsidiaries are divided into five divisions construction of industrial estates, real estate and rental buildings, building construction, the investment in other companies, and hotels along with other similar businesses for the years ended December 31, 2011 and 2010.

D1/March 31, 2012

64

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011, 2010 and 2009 (In Full Rupiah)

Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha :


Pembangunan Kawasan Industri / Industrial Estate Development Real Estate dan Sewa Gedung / Real Estate Development and Rental of Office Building Konstruksi Bangunan / Building Constructions 2011 Penyertaan Saham Pada Perusahaan Lain/ Investment of Stock of Other Companies

Segment Information based on business segment is presented below:


Hotel dan Usaha Sejenis lainnya / Hotel and Related Business Eliminasi / Elimination Konsolidasi / Consolidated

Rp PENDAPATAN Penjualan Extern Penjualan antar Segmen Jumlah Pendapatan HASIL Hasil Segmen Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi Beban Keuangan Kerugian Kurs Mata Uang Asing-Bersih Keuntungan Penjualan Aset Tetap Bagian Laba Entitas Asosiasi Pendapatan dari Kerja Sama Operasi Penghasilan Bunga Lain-lain - Bersih Laba Sebelum Pajak Beban Pajak Laba Bersih Pendapatan Komprehensif Lain Rugi Belum Direalisasi dari Investasi Sementara Jumlah Laba Komprehensif Jumlah Laba Komprehensif yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali Laba Bersih Komprehensif 330,492,919,308 797,630,993,361 -797,630,993,361

Rp 111,915,955,618 2,728,135,865 114,644,091,483

Rp 1,520,445,268,430 61,348,431,092 1,581,793,699,522

Rp 48,000,000 4,075,312,898 4,123,312,898

Rp 448,735,067,414 -448,735,067,414

Rp (68,151,879,855) (68,151,879,855)

Rp REVENUES 2,878,775,284,823 -2,878,775,284,823 RESULT External Revenues Inter Segment Revenues

98,894,062,582

140,880,491,005

4,248,637,898

222,572,146,281

(14,702,760,410)

782,385,496,664 (55,111,272,210) (274,248,880,777) (53,807,076,471) (4,120,640,282) 457,203,562 1,302,351,827 3,011,102,375 13,602,123,519 (28,380,893,416) 385,089,514,791 (106,914,188,896) 278,175,325,895 (5,416,374,972) 272,758,950,923

Segment results Selling Expenses General and Administrative Expenses Financial Expenses Loss on foreign exchange - net Gain on sale of property, plan and Equipment Equityin net earnings of associated companies Revenue from JO Interest Income Others - Net Income Before Tax Tax Expenses Net Income Other Comprehensive Income Unrealized loss from temporary investment Total Comprehensive Income Total Comprehensive Income

252,064,719,831 20,694,231,092 272,758,950,923

Attributable to Owners of the Parent Entity Non Controlling Interest Net Comprehensive Income

D1/March 31, 2012

65

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011, 2010 and 2009 (In Full Rupiah)

Pembangunan Kawasan Industri / Industrial Estate Development

Real Estate dan Sewa Gedung / Real Estate Development and Rental of Office Building

Konstruksi Bangunan / Building Constructions

2011 Penyertaan Saham Pada Perusahaan Lain/ Investment of Stock of Other Companies

Hotel dan Usaha Sejenis lainnya / Hotel and Related Business

Eliminasi / Elimination

Konsolidasi / Consolidated

Rp INFORMASI LAINNYA ASET Aset Segmen Perusahaan Investasi Saham Total Aset yang Dikonsolidasikan LIABILITAS Liabilitas Segmen Perusahaan Total Liabilitas yang Dikonsolidasikan Pengeluaran Modal Penyusutan dan Amortisasi Beban Non Kas Selain Penyusutan dan Amortisasi 1,536,248,261 2,448,945,789 383,163,266,649 383,163,266,649 906,427,843,522 --

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp OTHER INFORMATIONS ASSETS

584,894,298,202 67,999,231,443

715,283,686,319 --

283,975,735,464 1,039,747,114,865

625,663,228,105 --

(182,120,869,585) (1,103,932,218,567)

2,934,123,922,027 3,814,127,741 2,937,938,049,768

Segment Assets Investment in shares of stock Consolidated Total Assets LIABILITIES

460,857,633,527 460,857,633,527

537,964,365,493 537,964,365,493

39,718,401,464 39,718,401,464

485,953,625,663 485,953,625,663

(170,868,487,401) (170,868,487,401)

1,736,788,805,395 1,736,788,805,395 120,265,576,424

Segment Liabilities Consolidated Total Liabilities Capital Expenditures Depreciation and Amortization Non Cash Expenses Other than Depreciation and Amortization

16,503,644,961 825,460,778

11,984,480,922 2,947,374,974

449,020,255 1,168,708,244

31,592,871,712 1,056,831,170

1,082,550,637 --

64,061,514,276 7,534,623,427

D1/March 31, 2012

66

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011, 2010 and 2009 (In Full Rupiah)

Pembangunan Kawasan Industri / Industrial Estate Development

Real Estate dan Sewa Gedung / Real Estate Development and Rental of Office Building

Konstruksi Bangunan / Building Constructions

2010 Penyertaan Saham Pada Perusahaan Lain/ Investment of Stock of Other Companies

Hotel dan Usaha Sejenis lainnya / Hotel and Related Business

Eliminasi / Elimination

Konsolidasi / Consolidated

Rp PENDAPATAN Penjualan Extern Penjualan antar Segmen Jumlah Pendapatan HASIL Hasil Segmen Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi Beban Keuangan Kerugian Kurs Mata Uang Asing-Bersih Keuntungan Penjualan Aset Tetap Bagian Laba Entitas Asosiasi Pendapatan dari Kerja Sama Operasi Penghasilan Bunga Keuntungan Penjualan Investasi Lain-lain - Bersih Laba Sebelum Pajak Beban Pajak Pendapatan Komprehensif Lain Rugi Belum Direalisasi dari Investasi Sementara Jumlah Laba Komprehensif Jumlah Laba Komprehensif yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali Laba Bersih Komprehensif 76,940,783,002 130,061,299,700 -130,061,299,700

Rp 107,037,604,414 1,111,230,000 108,148,834,414

Rp 1,041,659,153,300 30,329,616,557 1,071,988,769,857

Rp 195,134,274 1,924,367,750 2,119,502,024

Rp 411,142,774,325 -411,142,774,325

Rp -(33,365,214,307) (33,365,214,307)

Rp REVENUES 1,690,095,966,013 -1,690,095,966,013 RESULT External Revenues Inter Segment Revenues

23,809,697,208

104,893,001,421

2,112,502,024

273,615,436,666

(2,969,831,126)

478,401,589,195 (42,171,054,277) (275,394,093,617) (42,888,873,840) 17,393,140,053 2,027,196,330 1,184,800,797 732,103,731 4,589,366,840 25,696,556,065 26,287,367,577 195,858,098,854 (55,535,576,917) 140,322,521,937 (637,494,339) 139,685,027,598

Segment results Selling Expenses General and Administrative Expenses Financial Expenses Gain on foreign exchange - net Gain on sale of property, plan and Equipment Equity in net earnings of associated company Revenue from JO Interest Income Gain on Sale of Investment Others - Net Income before tax Tax Expenses Net Income Unrealized loss from temporary investment Total Comprehensive Income Total Comprehensive Income

115,588,154,217 24,734,367,720 140,322,521,937

Attributable to Owners of the Parent Entity Non Controlling Interest Net Comprehensive Income

D1/March 31, 2012

67

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011, 2010 and 2009 (In Full Rupiah)

Pembangunan Kawasan Industri / Industrial Estate Development

Real Estate dan Sewa Gedung / Real Estate Development and Rental of Office Building

Konstruksi Bangunan / Building Constructions

2010 Penyertaan Saham Pada Perusahaan Lain/ Investment of Stock of Other Companies

Hotel dan Usaha Sejenis lainnya / Hotel and Related Business

Eliminasi / Elimination

Konsolidasi / Consolidated

Rp INFORMASI LAINNYA ASET Aset Segmen Perusahaan Investasi Saham Asosiasi Total Aset yang Dikonsolidasikan LIABILITAS Liabilitas Segmen Perusahaan Total Liabilitas yang Dikonsolidasikan Pengeluaran Modal Penyusutan dan Amortisasi Beban Non Kas Selain Penyusutan dan Amortisasi 1,660,144,894 1,931,684,532 180,166,770,076 679,743,270,849 --

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp OTHER INFORMATIONS ASSETS

658,433,769,397 17,710,108,127

512,751,086,628 --

69,618,085,467 1,016,822,065,684

576,537,005,858 --

(118,114,651,503) (1,030,859,200,531)

2,378,968,566,696 3,672,973,280 2,382,641,539,976

Segment Assets Investment in Associated Company Consolidated Total Assets LIABILITIES

496,407,082,164

356,751,615,320

48,001,723,296

463,032,298,108

(115,448,531,584)

1,428,910,957,378 1,428,910,957,378 121,348,127,061

Segment Liabilities Consolidated Total Liabilities Capital Expenditures Depreciation and Amortization Non Cash Expenses Other than Depreciation and Amortization

18,916,591,888 1,000,974,966

11,303,218,646 3,415,806,173

123,676,590 745,816,382

29,106,279,105 2,049,717,059

1,082,550,637 --

62,464,001,398 8,872,459,474

D1/March 31, 2012

68

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011, 2010 and 2009 (In Full Rupiah)

Segmen geografis Seluruh unit usaha Perusahaan dan entitas anak berlokasi di Jakarta, kecuali Vila Banyan Tree milik SAM dan Melia Bali Hotel milik SAI yang terletak di Bali, dimana sampai dengan 31 Desember 2011 masing-masing mencatat pendapatan sebesar Rp 316.549.740.533 dan Rp 211.456.557.872. 43. Ikatan a. PT Suryacipta Swadaya, mengadakan perjanjian dengan PT Nusa Raya Cipta, serta beberapa perusahaan lainnya untuk pembangunan prasarana fasilitas umum dan fasilitas sosial masing-masing di Kawasan Industri Suryacipta dengan sisa nilai kontrak per 31 Desember 2011 sebesar Rp 191.628.966.813. Berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli antara PT Sitiagung Makmur (SAM), dengan pihak pembeli vila Banyan Tree Ungasan, Bali, SAM sepakat untuk menjual vila kepada pembeli dengan ketentuan bahwa pembeli akan menyerahkan sebagian hak pengelolaan vila untuk disewakan kepada pihak lain. Atas penyerahan sebagian hak ini, pembeli akan menerima pendapatan sewa sebesar 40% atas penghasilan kamar vila (tidak termasuk, tetapi tidak terbatas pada biaya servis, makanan & minuman, tagihan lainnya, komisi dan pajak yang berlaku) berdasarkan nilai proporsional setiap unit vila. Perjanjian ini juga memberikan hak kepada pembeli untuk menerima jaminan pengembalian (guaranteed return) investasi minimum sebesar 8% per tahun dengan memperhitungkan pendapatan sewa berdasarkan nilai proporsional setiap unit vila yang diperoleh dari PT Ungasan Semesta Resort (sebagai pengelola vila Banyan Tree Ungasan). Jaminan pengembalian ini berlaku selama 2-5 tahun pertama sejak vila beroperasi. SAM mengakui dan mencatat liabilitas diestimasi sebesar USD 304.169,18 (ekuivalen dengan Rp 2.758.206.124) pada 31 Desember 2011 dan USD 604,484 (ekuivalen dengan Rp 5.434.911.598) pada 31 Desember 2010 atas jaminan pengembalian ini. c. Pada tanggal 1 Januari 1991, SAI mengadakan perjanjian bantuan teknis dengan Sol Maninvest B.V., (SMBV) Belanda (Konsultan), dimana konsultan bertindak sebagai konsultan teknis dan menyediakan jasa konsultasi profesional, bantuan teknis, perekrutan karyawan, pelatihan dan jasa lainnya kepada Melia Bali. Sebagai kompensasi, Konsultan akan menerima pembayaran atas jasa bantuan teknis yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari laba kotor operasional Melia Bali sebagaimana tercantum dalam perjanjian. 69

Geographical Segment All of the Company and its subsidiaries business are located in Jakarta, except for Banyan Tree villa owned by SAM and Melia Bali Hotel, owned by SAI, which are located in Bali. For the years ended December 31, 2011, Banyan Tree villa and Melia Bali Hotel recognized revenues amounting to Rp 316,547,740,533 and Rp 211,456,557,872, respectively.

43. Commitments a. PT Suryacipta Swadaya entered into agreements with PT Nusa Raya Cipta (related parties) and also with several other companies, for development of land at Suryacipta Industrial Estate and Tanjung Mas Raya, with a total contract value of Rp 191,628,966,813 at December 31, 2011. According to the purchase and sale contract between PT Sitiagung Makmur (SAM), a subsidiary and the buyer of Banyan Tree Ungasan villa, Bali, SAM agreed to sell the villa on a condition that the buyer will give part of the villa maintenance right as rent to the other party. For this transfer of rights, SAM will receive 40% from the total rental income of the villa. This contract also gives right to the buyer to receive guaranteed minimum rate of return of 8% per annum subject to the deduction of rental income realized by PT Ungasan Semesta Resort (as the estate manager of Banyan Tree Ungasan Villa). This guarantee return is valid from the first year until the fifth year from the date the villa started its operations.

b.

b.

As of December 31, 2011 and 2010, SAM recognized and recorded estimated liabilities on the guaranteed return.amounting to USD 304,169.18 (equivalent to Rp 2,758,206,124) and USD 604,484 (equivalent to Rp 5,434,911,598), respectively, c. On January 1, 1991, SAI entered into a technical services agreement with Sol Maninvest B.V. (SMBV), Netherlands (the Consultant), wherein the latter agreed to act as an offshore technical consultant and provide professional advice, technical assistance, recruitment, training and other services to Melia Bali. As compensation, the Consultant shall receive a technical assistance fee calculated at a certain percentage of Melia Balis gross operating profit as defined in the agreement.

D1/March 31, 2012

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011, 2010 and 2009 (In Full Rupiah)

Sehubungan dengan perjanjian di atas, pada tanggal 1 January 2008, SAI, Konsultan, dan PT Sol Melia Indonesia (SMI) mengadakan perjanjian dimana Konsultan akan memindahkan seluruh hak dan kewajibannya sehubungan dengan perjanjian jasa teknis di atas kepada SMI, perusahaan afiliasinya, efektif sejak tanggal 1 Januari 2008. Pada tanggal 10 April 1995, SAI mengadakan perjanjian dengan Melsol Management B.V., (MMBV) Belanda (Operator), dimana MMBV bertindak sebagai penyedia jasa operasional, keuangan, kepegawaian, komersial, pembelian dan pengendali mutu pelayanan kepada Melia Jakarta. Sebagai kompensasi, Operator akan menerima pembayaran atas jasa manajemen yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari laba kotor operasional Melia Jakarta sebagaimana tercantum dalam perjanjian. Sehubungan dengan perjanjian di atas, pada tanggal 1 January 2008, SAI, Operator, dan SMI mengadakan perjanjian dimana Operator akan memindahkan seluruh hak dan kewajibannya sehubungan dengan perjanjian manajemen di atas kepada SMI, perusahaan afiliasinya, efektif sejak tanggal 1 Januari 2008. SAI mengadakan perjanjian mengenai lisensi, pemasaran dan promosi tanggal 1 Januari 1991 dan tanggal 10 April 1995 untuk Melia Jakarta, dengan Markserv B.V., Belanda (Licensor) dimana berdasarkan perjanjian lisensi tersebut, Markserv B.V. memberikan kepada SAI lisensi untuk menggunakan nama Melia Bali dan Melia Jakarta untuk hotel milik SAI dan hak kekayaan intelektual lainnya. Berdasarkan perjanjian pemasaran dan promosi, Licensor menyetujui untuk menyediakan jasa reservasi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat, baik melalui organisasi maupun pihak hubungan istimewa organisasi yang berada di luar Indonesia, kepada hotel. Sebagai kompensasi, Markserv B.V. akan menerima pembayaran atas biaya lisensi, pemasaran dan promosi yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan hotel dan laba kotor operasional sebagaimana tercantum dalam perjanjian. Perjanjian mengenai jasa teknis, pemasaran dan promosi untuk Melia Bali berlaku efektif untuk periode satu tahun dari tanggal penandatanganan perjanjian, yang secara otomatis akan diperpanjang untuk satu tahun kemudian, kecuali apabila terdapat surat pemberitahuan penghentian secara tertulis. Perjanjian mengenai lisensi akan berlanjut selama Melia Bali menerima jasa dari Markserv B.V. Berdasarkan Perjanjian Tambahan tanggal 25 Januari 1999, D1/March 31, 2012 70

In regards with the above agreement, on January 1, 2008, SAI, Consultant, and PT Sol Melia Indonesia (SMI) entered into an agreement wherein the Consultant intends to assign all of its rights and obligations in the technical service agreement to SMI, its affiliated company, effective January 1, 2008.

On April 10, 1995, SAI entered into a management agreement with Melsol Management B.V, Netherlands (the Operator), wherein the operator agreed to provide operational, financial, personnel, commercial, purchasing and quality control services to Melia Jakarta. As compensation, the Operator shall receive management fee calculated at a certain percentage of Melia Jakartas gross operating profit as defined in the agreement.

In regards with the above agreement, on January 1, 2008, SAI, the Operator, and SMI entered into an agreement wherein the Operator intends to assign all of its rights and obligations in the management agreement to SMI, its affiliated company, effective January 1, 2008. SAI entered into the license and marketing and promotional services agreements dated January 1, 1991 for Melia Bali and the trademark license and marketing and promotional services agreements dated April 10, 1995 for Melia Jakarta, with Markserv B.V., Netherlands (Markserv) whereby under the license and trademark license agreements, the latter granted SAI the license to use the name Melia Bali and Melia Jakarta for the Hotels and other intellectual property rights. Under the marketing and promotional services agreements, Markserv agreed to provide, through its organization and its affiliated companies located outside Indonesia, reservation, sales promotion and public relation services to the Hotels. As compensation, Markserv shall receive license and marketing and promotional fees calculated at certain percentages of the respective hotels revenues and gross operating profit as defined in these agreements. The technical services and marketing and promotional services agreements for Melia Bali are effective for a period of one year from the date of execution, which shall be automatically extended for successive period of one year, unless prior written notice of termination is given by either party. The license agreement shall continue for as long as Melia Bali receives services from Markserv. Based on the Supplemental Agreement dated January 25, 1999, these Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011, 2010 and 2009 (In Full Rupiah)

perjanjian tersebut telah diperpanjang sampai tanggal 31 Desember 2008, dimana Perusahaan mempunyai hak untuk menghentikannya tanpa adanya biaya penalti terhadap perjanjian tersebut. Perjanjian ini secara otomatis akan diperpanjang untuk masa satu tahun, kecuali apabila terdapat surat pemberitahuan penghentian secara tertulis dari masing-masing pihak. Perjanjian mengenai jasa manajemen, lisensi, pemasaran dan promosi untuk Melia Jakarta berlaku secara efektif sampai 31 Desember 2008, yang secara otomatis akan diperpanjang untuk lima tahun kemudian, kecuali apabila terdapat surat pemberitahuan penghentian secara tertulis dari masing-masing pihak. d. Pada tanggal 29 April 2009, SAM mengadakan Perjanjian untuk menyerahkan vila SAM kepada USR. Berdasarkan perjanjian, SAM akan menyewakan vila kepada USR untuk dioperasikan sebagai resor bintang 5 (lima) dan SAM akan menerima pendapatan sewa sebesar 40% atas penghasilan kamar vila (tidak termasuk, tetapi tidak terbatas pada biaya servis, makanan & minuman, tagihan lainnya, komisi dan pajak yang berlaku) berdasarkan nilai proporsional setiap unit vila. Perjanjian ini berlaku selama jangka waktu yang tercantum dalam Sertifikat HGB vila yang berakhir pada tahun 2024 beserta setiap perpanjangan periode HGB tersebut. Pada tanggal 29 April 2009, SAM mengadakan Perjanjian penyerahan fasilitas umum kepada USR. SAM akan menerima pendapatan sewa sesuai yang tertera dalam perjanjian. Perjanjian ini berlaku selama jangka waktu yang tercantum dalam Sertifikat HGB vila yang berakhir pada tahun 2024 beserta setiap perpanjangan periode HGB tersebut. f. Pada tahun 2009, USR mengadakan perjanjian berikut ini:

agreements have been extended until December 31, 2008, where the Company has the right to terminate the agreements without penalty. This agreement shall be automatically extended for 1 year, unless a prior written notice of termination is given by either party.

The management, trademark license and marketing and promotional services agreements for Melia Jakarta are effective until December 31, 2008, which shall be automatically extended for successive periods of five years, unless a prior written notice of termination is given by either party. d. On April 29, 2009, SAM entered into an agreement to transfer SAMs villa to USR. Based on the agreement, SAM agreed to lease its villa to USR to be operated as a 5 (five) star resort facility and SAM will receive 40% of villa rental revenue (excluded, but not limited to service charge, food and beverage, other billings, commissions and any applicable taxes) based on proportionate value of each villa. This agreement is valid for the period stipulated in the SHGB of the villa which will expire in 2024 and any of the extension period of the related SHGB.

e.

e.

On April 29, 2009, SAM entered into an agreement to transfer SAMs public facility area to USR. SAM will receive rental income as stipulated in the agreement. This agreement is valid for the period stipulated in the SHGB of the villa which will expire in 2024 and any of the extension period of the related SHGB.

f.

In 2009, USR entered into the following agreements:

Perjanjian manajemen (Management Agreement) dengan PT Management Banyan Tree Resorts & Spas, Bintan (PTM), dimana PTM setuju untuk menyediakan jasa operasional, kepegawaian, komersial, pembelian dan pengendalian mutu pelayanan kepada hotel. Sebagai kompensasi, PTM akan menerima jasa manajemen yang dihitung berdasarkan persentase dari laba kotor operasional hotel sebagaimana tercantum di dalam perjanjian tersebut. Perjanjian ini juga meliputi perjanjian sewa menyewa sebagian ruangan di dalam hotel yang mana akan dikelola dengan menggunakan merek dagang Banyan Tree 71

Management Agreement with PT Banyan Tree Resorts & Spas, Bintan (PTM), where PTM agreed to provide operational services, personnel, commercial, purchasing and quality control services to the hotel. As compensation, PTM will receive management fees calculated based on a percentage of gross operating profit as stipulated in the agreement. This agreement also includes agreement to rent certain hotel room which will be managed using the trademark "Banyan Tree Gallery" and "Banyan Tree Spa" which PTM agreed to pay the rent, calculated based on a percentage of gross income of the two types of Paraf:

D1/March 31, 2012

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011, 2010 and 2009 (In Full Rupiah)

Gallery dan Banyan Tree Spa dimana PTM setuju untuk membayar beban sewa yang dihitung berdasarkan persentase dari penghasilan kotor kedua jenis usaha tersebut sebagaimana tercantum dalam perjanjian. Perjanjian ini berlaku efektif sampai dengan tanggal 31 Desember tahun kesepuluh sejak tanggal pembukaan hotel, dimana secara otomatis akan diperpanjang untuk periode sepuluh tahun berikutnya dengan persetujuan kedua belah pihak.

businesses as specified in the agreement. This Agreement shall be effective until December 31 of the tenth year from the date of opening of the hotel, which will be automatically extended for a period of ten years with the consent of both parties.

Perjanjian Royalti (Royalty Agreement) dengan Banyan Tree Hotels & Resorts Pte. Ltd., Singapura (Licensor), dimana Licensor setuju memberikan hak penggunaan nama Banyan Tree untuk hotel yang dikelola USR dan hak kekayaan intelektual lainnya. Sebagai kompensasi, Licensor akan menerima pembayaran royalty fee yang dihitung berdasarkan persentase dari pendapatan hotel sebagaimana tercantum di dalam perjanjian tersebut. Perjanjian Servis (Service Agreement) dengan Banyan Tree Hotels & Resorts Pte. Ltd., Singapura (BTHR), dimana BTHR setuju untuk menyediakan jasa reservasi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat (public relation) ke hotel, baik melalui organisasinya maupun pihak berelasi yang berada di luar Indonesia. Sebagai kompensasi, BTHR akan menerima pembayaran jasa pemasaran dan promosi yang dihitung berdasarkan persentase dari pendapatan hotel sebagaimana tercantum di dalam perjanjian tersebut.

Royalty Agreement with Banyan Tree Hotels & Resorts Pte. Ltd., Singapore (Licensor), where the Licensor agrees to give the right to use the name of "Banyan Tree" for the hotel managed by USR and other intellectual property rights. As compensation, Licensor will receive royalty fee, calculated based on a percentage of hotel revenues as stipulated in the agreement.

Service Agreement with Banyan Tree Hotels & Resorts Pte. Ltd., Singapore ("BTHR"), which BTHR agreed to provide reservation services, sales promotion and public relations (public relations) to the hotel, either through the organization and the related parties outside of Indonesia. As compensation, BHTR will receive marketing and promotion fee, calculated based on the percentage of hotel revenues as stated in the agreement

Perjanjian Royalti dan Perjanjian Servis berlaku efektif mengikuti jangka waktu berlakunya Perjanjian Manajemen. g. Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan dan entitas anak mempunyai fasilitas-fasilitas kredit yang masih belum digunakan, antara lain:
Fasilitas Maksimal / Maximum Facilities

Royalty Agreement and Service Agreement shall be effective following the validity term of Management Agreement. g. As of Decemebr 31, 2011, the Company and its subsidiaries have unused credit facilities as follows:

Fasilitas yang Telah Digunakan / Used Facilites

Fasilitas yang Belum Digunakan / Unused Facilitis

Tanggal Jatuh Tempo / Due Date

PT Bank Central asia Tbk - Kredit Investasi PT Bank OCBC NISP Tbk - Cerukan - Garansi - 1 - Garansi - 2 PT Bank Danamon Indonesia Tbk - Cerukan IDR 407,176,000,000 166,140,000,000 243,952,000,000 Desember 2019

PT Bank Central asia Tbk Investment credit PT Bank OCBC NISP Tbk 100,000,000 20,000,000,000 180,000,000,000 --

---

100,000,000 20,000,000,000 180,000,000,000

Maret 2012 Maret 2012 Maret 2012

Overdraft Gurantee - 1 Gurantee - 2


PT Bank Danamon Indonesia Tbk

2,200,000,000

--

2,200,000,000

September 2012

Overdraft

D1/March 31, 2012

72

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011, 2010 and 2009 (In Full Rupiah)

44. Liabilitas Kontinjensi a. TCP merupakan terbanding dalam perkara mengenai gugatan tanah seluas sekitar 6.535 m2 yang terletak di Tanjung Mas Raya, Jakarta Selatan, dimana Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam keputusannya No. 944/Pdt.G/2005/PN.Jak.Sel tertanggal 15 Agustus 2006, telah memenangkan TCP atas gugatan tersebut. Atas banding yang diajukan penggugat, TCP telah mengajukan Kontra Memori Banding kepada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang diterima oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 28 Pebruari 2007. Berdasarkan Salinan Resmi Putusan Perkara Perdata No. 211/Pdt/2007/PT. DKI tanggal 22 Januari 2008, Pengadilan Tinggi telah menguatkan putusan Pengadilan Negeri sebelumnya yang memenangkan TCP. Atas putusan tersebut pada tanggal 9 September 2008, penggugat mengajukan gugatan baru yang terdaftar dengan No. 1108/Pdt.G/2008/PN.Jktsel. Atas putusan No. No. 1108/Pdt.G/2008/PN.Jktsel tersebut, penggugat mengajukan banding dan telah mendaftarkannya pada 4 Mei 2009. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Isi Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.104/Pdt/2010/PT.DKI tanggal 17 Januari 2011, Pengadilan Tinggi telah menguatkan putusan Pengadilan Negeri sebelumnya yang memenangkan TCP. Sampai dengan tanggal penerbitan Laporan keuangan konsolidasian belum ada upaya hukum dari penggugat. a.

44. Contingent Liabilities TCP is a defendant in a land dispute case for an area of 6,535 M2, located in Tanjung Mas Raya, South Jakarta. On August 15, 2006, TCP has won the case based on the decision letter of South Jakarta District Court No. 944/Pdt.G/2005/PN.Jak.Sel.

On the appeal submitted by the plaintiff, TCP also submitted a Contra Memory to DKI Jakarta High Court through South Jakarta District Court on February 28, 2007.

Based on Official Copy of Civil Case Decision No. 211/Pdt/2007/PT. DKI dated January 22, 2008, High Court confirmed the decision of District Court that TCP has won the case.

In response to the above decision, in September 9, 2008 the plaintiff filled a new Civil Lawsuit under registration No. 1108/Pdt.G/2008/PN.Jktsel. In response to the decision letter No. 1108/Pdt.G/2008/PN.Jktsel, the dependent filed an appeal which was registered on May 4, 2009. Based on Announcement Letter of Decision from DKI Jakarta District Court No. 104/Pdt/2010/PT.DKI dated January 17, 2011, High Court confirmed the decision of District Court that TCP has won the case.

As of the issuance date of the consolidated financial statements, there are no further legal actions taken by the Plaintiff. b. PT Suryalaya Anindita International (SAI) was the first defendant in the civil case against FS. Holding Inc. in relation to the loan provided to SAI by QSL Hotel Pte. Ltd., (Singapore), as the third defendant. On November 25, 2002, the South Jakarta District Court had declared the Attachment for Security Purpose upon a parcel of land where a hotel building is located, which belongs to SAI. On July 29, 2003, the South Jakarta District Court has ordered to remove the Attachment for Security Purpose and on September 12, 2003, the plaintiff had lodged an appeal in the South Jakarta District Court.

b.

PT Suryalaya Anindita International (SAI) merupakan tergugat I dalam perkara perdata melawan FS. Holding Inc. sehubungan dengan adanya pinjaman yang diberikan kepada SAI oleh QSL Hotel Pte. Ltd., (Singapura), selaku tergugat III kepada SAI. Pada tanggal 25 Nopember 2002 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah menetapkan sita jaminan terhadap sebidang tanah berikut bangunan gedung hotel bertingkat yang berdiri diatasnya, milik SAI. Pada tanggal 29 Juli 2003, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah mencabut kembali sita jaminan tersebut. Dan pada tanggal 12 September 2003, penggugat telah mengajukan banding atas Keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tersebut.

D1/March 31, 2012

73

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011, 2010 and 2009 (In Full Rupiah)

Pengadilan Tinggi telah mengeluarkan keputusan terhadap banding penggugat yaitu: Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; Menyatakan sah dan berharga sita jaminan terhadap barang-barang sebagaimana tercantum dalam berita acara sita jaminan tanggal 28 Nopember 2002 No. 620/Pdt.G/ 2002/PN.Jak.Sel berdasarkan penetapan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 25 Nopember 2002 No. 620/Pdt.G/2002/PN Jak.Sel; Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan Penggugat Menghukum Tergugat I untuk membayar utangnya kepada Tergugat III sebesar USD 14,500,000 ditambah bunga 2% per bulan terhitung sejak dari tanggal gugatan diajukan tanggal 11 Nopember 2002 sampai dibayar lunas utang tersebut; Menghukum seluruh Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat uang sebesar USD 10,000,000. Terhadap Putusan Pengadilan Tinggi tersebut SAI melakukan upaya kasasi yang terdaftar di Mahkamah Agung di bawah perkara No. 1017 K/PDT/2005. Pada tingkat kasasi, SAI telah memenangkan perkara tersebut berdasarkan Keputusan Mahkamah Agung R.I. No. 1017 K/PDT/2005 tanggal 26 Juni 2006. Hasil keputusan tersebut diterima SAI pada tanggal 12 Maret 2007. Atas keputusan tersebut penggugat mengajukan Peninjauan Kembali (PK) tanggal 10 Mei 2007, yang terdaftar dengan No. 458 PK/PDT/2007. SAI menanggapi dengan kontra memori peninjauan kembali pada tanggal 8 Juni 2007. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Isi Putusan Peninjauan Kembali No. 458PK/Pdt/2007 tanggal 17 Pebruari 2011, Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menguatkan Putusan Mahkamah Agung RI No. 1017K/PDT/2005. c.. Perusahaan dan entitas anak (EPI) menjadi penjamin atas utang bank PT Alpha Sarana dengan jumlah sebesar Rp 26.819.616.836. Sampai dengan tanggal penerbitan Laporan keuangan konsolidasian belum terdapat klaim atas penerbitan jaminan tersebut. c.

The Jakarta High Court has taken decision on the plaintiffs appeals as follows: To accept part of plaintiffs demand; To declare legal and binding the Attachment for Security Purpose on the assets shown in the minutes of the attachment dated November 28, 2002 No. 620/Pdt.G/2002/PN.Jak.Sel based upon the decision declared by South Jakarta District Court dated November 25, 2002 letter No. 620/Pdt.G/2002/PN.Jak.Sel; To declare that all the defendants (including the Company) have committed illegal action that is harmful to the Plaintiff; To punish the Company to pay its debt to QSL for the amount of USD 14,500,000 plus 2% interest per month starting from date the appeal was filed on November 11, 2002 until the debt is paid off; To punish all defendants to pay the loss to the plaintiff for the amount of USD 10,000,000.

On the above decisions, SAI submitted a Cassation to the Supreme Court under registration No. 1017K/PDT/2005. The Supreme Court of RI has decided in favor of SAI in the decision letter No. 1017K/PDT/2005 dated June 26, 2006, which was received by SAI on March 12, 2007.

On this decision, plaintiff submitted a judicial review on May 10, 2007, under registration No. 458 PK/PDT/2007. SAI has replied with a Contra Request Civil Memory on June 8, 2007.

Based on Announcement Letter of Decision No. 458PK/Pdt/2007 dated February 17, 2011, the Supreme Court of Republic of Indonesia has confirmed the decision on Supreme Court of Republic of Indonesia No. 1017K/PDT/2005. The Company and subsidiaries (EPI) to be guarantor for the loan debt of PT Alpha Sarana amounting to Rp 26,819,616,836. As of the issuance date of the consolidated financial statements, there are no further legal actions taken by the Plaintiff.

D1/March 31, 2012

74

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011, 2010 and 2009 (In Full Rupiah)

45. Instrumen Keuangan, Manajemen Risiko Keuangan dan Risiko Modal Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Perusahaan dan entitas anak memiliki eksposur terhadap berbagai risiko keuangan yang berasal dari kegiatan operasi dan penggunaan instrumen keuangan. Risiko keuangan yang dimaksud adalah: risiko mata uang asing, risiko tingkat bunga atas arus kas, risiko kredit dan risiko likuiditas Perusahaan dan entitas anak mengelola risiko keuangan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Dewan Direksi. Kebijakan manajemen risiko keuangan bertujuan untuk meminimalisasi potensi efek negatif risiko keuangan terhadap kinerja Perusahaan dan entitas anak. Tujuan manajemen permodalan Perusahaan dan entitas anak adalah untuk menjaga ketersediaan sumber daya keuangan yang memadai untuk operasi, pengembangan bisnis dan pertumbuhan perusahaan di masa mendatang serta untuk menjaga kepercayaan investor, kreditur dan pasar terhadap Perusahaan dan entitas anak. Hal ini dilakukan Perusahaan dan entitas anak melalul pengelolaan dan penyesuaian struktur permodalan sesuai dengan kondisi perekonomian. i. Manajemen risiko mata uang asing Perusahaan dan entitas anak terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama dikarenakan transaksi dan saldo yang didenominasi dalam mata uang asing seperti penjualan, pembelian, kas dan setara kas serta pinjaman yang didenominasi dalam mata uang asing. Perusahaan dan entitas anak mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan mengusahakan "natural hedging", apabila memungkinkan, dengan cara antara lain melakukan pinjaman mata uang asing apabila pendapatannya juga dalam mata uang asing. Selain itu, Perusahaan dan entitas anak juga melakukan pengamatan terhadap fluktuasi mata uang asing sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat apabila diperlukan untuk mengurangi risiko mata uang asing, seperti penggunaan transaksi lindung nilai. Jumlah mata uang asing bersih Perusahaan dan entitas anak pada tanggal laporan posisi keuangan diungkapkan dalam Catatan 46.

45. Financial Instrument, Financial Risk and Capital Risk Management


Financial Risk Management Objective and Policies The Company and its subsidiaries are exposed to variety of financial risks arising from their operations and the use of financial instruments. The financial risks include: foreign currency risk, cash flow interest rate risk, credit risk and liquidity risk.

The Company and its subsidiaries manage financial risk under policies approved by the board of directors. Risk management policies seek to minimize potential adverse effects on their financial performance.

The Company and its subsidiaries objective in capital management is to maintain the availability of adequate financial resources for operation, business development, future growth and to maintain investor, creditor and market confidence. The Company and its subsidiaries manage its capital structure and make adjustments to it, in light of changes in economic conditions.

i.

Foreign currencies risk management The Company and its subsidiaries are exposed to the effect of foreign currency exchange rate fluctuation mainly because of foreign currency denominated transactions and balances such as purchases, sales, cash and cash equivalents and borrowings denominated in foreign currency. The Company and its subsidiaries manage the foreign currency exposure by adopting natural hedging, where possible, among others by obtaining foreign denominated loans only when earnings were also foreign denominated. In addition, the Company and its subsidiaries also manage the foreign currency exposure by monitoring fluctuations in foreign currency, in order to perform the appropriate actions, if necessary, to mitigate the foreign currency risk, such as the use of hedging. The Company and its subsidiarys monetary assets and liabilities denominated in foreign currency as of balance sheet is disclosed in Note 46.

ii.

Manajemen risiko tingkat bunga Perusahaan dan entitas anak terekspos terhadap risiko tingkat bunga karena pendanaan Perusahaan dan entitas anak yang memiliki tingkat bunga baik tetap maupun mengambang.

ii.

Interest rate risk management The Company and its subsidiaries are exposed to interest rate risk because the Company and its subsidiaries borrow funds at both fixed and floating interest rates.

D1/March 31, 2012

75

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011, 2010 and 2009 (In Full Rupiah)

Perusahaan dan entitas anak mengelola risiko tingkat bunga dengan melakukan pengamatan terhadap pergerakan suku bunga sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat apabila diperlukan untuk mengurangi risiko tingkat bunga termasuk antara lain: melakukan perubahan komposisi antara pinjaman suku bunga tetap dan mengambang. iii. Manajemen risiko kredit Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi liabilitas kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan dan entitas anak. Risiko timbul terutama dari rekening bank, deposito bank dan piutang usaha. Untuk rekening bank dan deposito berjangka, Perusahaan dan entitas anak menempatkan saldo bank pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Piutang usaha terutama berasal dari entitas anak yang bergerak di jasa konstruksi. Untuk meminimalisasi risiko kredit atas piutang usaha, Perusahaan dan entitas anak memiliki kebijakan, antara lain: Melakukan transaksi dengan pihak yang memiliki reputasi dan kemampuan bayar. Mensyaratkan uang muka proyek dan uang jaminan dari pelanggan. Melakukan pengawasan secara terus menerus untuk mengurangi eksposur risiko kredit. Nilai tercatat aset keuangan pada Laporan keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan dan entitas anak terhadap risiko kredit pada tanggal laporan posisi keuangan. iv. Manajemen risiko likuiditas Perusahaan dan entitas anak mengelola risiko likuiditas yang pruden dan aktif dengan:

The Company and its subsidiaries manage the interest rate risk by monitoring the movement of interest rates in order to perform the appropriate actions, if necessary, to mitigate the interest rate risk including among others by changing the composition of variable and fixed interest bearing debt. iii. Credit risk management Credit risk refers to the risk that a counterparty will default on its contractual obligation resulting in a financial loss to the Company and its subsidiaries. Credit risk mainly arises from cash in banks, time deposits and trade receivables. The Company and its subsidiaries place their bank balances and time deposits to the credit worthy financial institutions. Trade receivables are mostly in relation with construction services subsidiary. The Company and its subsidiaries minimize their credit risk on trade receivables by adopting policies among others:

Ensure that transactions are made with parties who have good reputation and ability to pay. Obtain down payment for the projects and tenants deposits. Continuously monitor to mitigate credit risk. The carrying amount of financial assets recorded in the consolidated financial statements, net of any allowance for losses represents the exposure to credit risk of the Company and its subsidiaries at the reporting date. iv. Liquidity risk management The Company and its subsidiaries undertake a prudent and active liquidty risk management as follows: Maintain sufficient funds to meet its financial obligation as and when they fall due, working capital and capital expenditure requirements. Monitor rolling forecast and actual cash flows for liquidity requirement Match the maturity profiles of financial assets and liabilities Maintain liquidity ratio Carry out the debt financing plan.
Capital Management The Company and its subsidiaries objective in capital management is to maintain the availability of adequate financial resources for operation, business development, future growth and to maintain investor, creditor and market confidence. The Company and its subsidiaries manage its capital structure and make

Memelihara kecukupan dana untuk membiayai liabilitas yang jatuh tempo, kebutuhan modal kerja, kebutuhan pembiayaan modal. Memonitor forecast dan aktual arus kas secara terus menerus atas kebutuhan likuiditas Mencocokkan profit jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan Menjaga rasio likuiditas. Melakukan perencanaan pembiayaan

Manajemen Permodalan Tujuan manajemen permodalan Perusahaan dan entitas anak adalah untuk menjaga ketersediaan sumber daya keuangan yang memadai untuk operasi, pengembangan bisnis dan pertumbuhan perusahaan di masa mendatang serta untuk menjaga kepercayaan investor, kreditur dan pasar terhadap Perusahaan dan entitas anak. Hal ini D1/March 31, 2012 76

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011, 2010 and 2009 (In Full Rupiah)

dilakukan Perusahaan dan entitas anak melalui pengelolaan dan penyesuaian struktur permodalan sesuai dengan kondisi perekonomian. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam Laporan keuangan konsolidasian mendekati nilai wajarnya baik karena akan jatuh tempo dalam jangka pendek atau yang dibawa berdasarkan tingkat suku bunga pasar, kecuali untuk hal berikut:
Nilai Tercatat / Carrying Amount 2011 2010 Rp Rp Liabilitas Keuangan Wesel Bayar Utang Pihak Ketiga Jangka Panjang

adjustments to it, in light of changes in economic conditions.

Fair Value of Financial Intruments Management considers that the carrying amounts of financial assets and financial liabilities recorded at amortized cost in the consolidated financial statements approximate their fair values either because of their short-term maturities or they carry market rates of interest, except for the following:
Nilai Wajar / Fair Value 2011 2010 Rp Rp Financial Liabilities Notes Payable Long-term Loan to Third Parties

-22,488,640,000

28,950,570,450 49,844,293,932

-22,032,033,655

27,395,250,719 47,465,869,469

Nilai wajar utang pihak ketiga jangka panjang diukur dengan menggunakan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga pasar. 46. Aset dan Liabilitas Moneter Dalam Mata Uang Asing Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan dan entitas anak mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagal berikut:
2011 Mata Uang Asing / Foreign Currency Aset Kas dan Setara Kas Ekuivalen Rp

The fair value of notes payable and long- term loan to third parties are determined using the present value of estimated futures cash flows, discounted at market rate. 46. Monetary Assets and Liabilities Dominated in Foreign Currency As of December 31, 2011 and 2010, the Company and its subsidiaries have monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as follows:
2010 Mata Uang Asing / Foreign Currency Ekuivalen Rp Assets Cash and Cash Equivalent

Investasi Sementara Piutang Usaha Piutang Lain-ain Jumlah Liabilitas Utang Usaha Kepada Pihak Ketiga

USD SGD EUR SGD USD USD

35,990,519 953 3,000 168,645 6,009,469 48,901

326,362,030,510 6,646,579 35,216,970 1,176,183,442 54,493,867,335 443,429,919 382,517,374,755

13,063,378 1,178 3,500 944,410 3,016,800 1,732,402

117,452,820,932 8,220,791 41,845,265 6,592,558,414 27,126,037,102 15,576,026,382 166,797,508,886

Temporary Investments Trade Receivables Other Receivales Total Liabilities Liabilities Accounts Payable to Third Parties

Utang Lain-lain

Uang Muka Pelanggan Biaya yang Masih Harus Dibayar Jaminan dari Pelanggan Utang Bank Jangka Panjang Wesel Bayar Liabilitas Diestimasi Utang Pihak Ketiga Jumlah Jumlah Liabilitas Bersih

USD EUR SGD AUD USD EURO SGD USD USD USD USD USD USD USD

203.380,71 1,320 65,067 2,790 20,930,717 15,892 700 8,890,766 2,018,324 300,967 --304,168 3,775,508

1,844,256,291 15,495,467 453,798,124 25,675,449 189,799,740,668 186,551,783 4,882,010 80,621,467,886 18,302,166,527 2,729,168,393 --2,758,206,124 34,236,302,010 330,977,710,732 51,539,664,023

345,716 6,815 76,693 -14,746,410 -207,573 -269,458 14,957 18,055,750 3,219,950 604,484 7,349,306

3,108,344,782 81,480,479 535,393,833 -132,584,969,703 -1,448,986,160 -2,422,698,428 134,478,027 162,339,248,250 28,950,570,450 5,434,911,598 66,077,611,865 403,118,693,575 (236,321,184,689)

Other Accounts Payable

Advance from Customers Accrued Expenses Tenant's Deposits Long-term Bank Loan Notes Payable Estimated Liabilities Loan Third to Parties Total Total Net Liabilities

D1/March 31, 2012

77

Paraf:

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES


NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011, 2010 and 2009 (In Full Rupiah)

47. Reklasifikasi Akun Penyajian akun dalam laporan keuangan konsolidasian tahun 2010 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2011 dengan rincian sebagai berikut:
Sebelum Reklasifikasi/ Before Reclassification Rp Laporan Posisi keuangan Konsolidasi Hak Minoritas Kepentingan Non Pengendali Laporan Arus Kas Arus kas dari Aktifitas Investasi Pembayaran Piutang Karyawan Arus kas dari Aktifitas Operasi Pembayaran kepada Pemasok dan Karyawan 84,650,202,720 -84,650,202,720

47. Reclassification of Account The presentations of accounts in the 2010 consolidated financial statements have been reclassified to conform to the presentation of accounts in the 2011 consolidated financial statements with the detail as follows:
Setelah Reklasifikasi/ After Reclassification Rp -84,650,202,720 84,650,202,720 Statement of Cashflows Cashflow from Investing Activities Payment Employee Receivable Cashflow from Operating Activities Cash to paid to Supplier and Employees Consolidated Statement of Financial Position Minority Interest Non Control Interest

(6,045,019,928) -(6,045,019,928)

-(6,045,019,928) (6,045,019,928)

48. Peristiwa Setelah Tanggal Neraca Pada tanggal 27 Januari 2012, Perusahaan mendirikan entitas anak PT Surya Internusa Properti (SIP) dengan kepemilikan langsung dan tidak langsung sebesar 100% dengan modal dasar Rp 60.000.000.000 yang terdiri dari 60.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000.

48. Subsequent Events On January 27, 2012, the Company established subsidiary PT Surya Internusa Property (SIP) with direct and indirect ownership of 100% with an initial capital of Rp 60,000,000,000 consisting of 60,000 shares with a nominal value of Rp 1,000,000.

49. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Konsolidasian Manajemen Perusahaan bertanggung jawab penyusunan Laporan keuangan konsolidasian diselesaikan pada tanggal 12 Maret 2012. atas yang

49. Management Responsibility on Consolidated Financial Statements The Companys management is responsible for the preparation of consolidated financial statements which were completed on March 12, 2012.

ahman

D1/March 31, 2012

78

Paraf:

Annual Report 2011 PT Surya Semesta Internusa Tbk

Das könnte Ihnen auch gefallen