Sie sind auf Seite 1von 5

3.4 3.4.

KARAKTERISTIK PEMANFAATAN LAHAN Penggunaan Lahan dan Kecenderungannya

Pengertian penggunaan lahan menurut Arsyad (1989) adalah setiap bentuk intervensi atau campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Penggunaan lahan di Kelurahan Wonorejo terdiri dari beberapa jenis kegiatan meliputi perumahan, perdagangan dan jasa, perkantoran, fasilitas umum, RTH dan makam. Kelurahan Wonorejo memiliki luas lahan sebesar 646 Ha. Kelurahan Wonorejo merupakan Kelurahan terbesar nomer dua setelah Kelurahan Medokan Ayu di Kecamatan Rungkut. Berikut ini adalah tabel penggunaan lahan di Kelurahan Wonorejo Tabel ........ Proporsi Penggunaan Lahan di Kelurahan Wonorejo No 1 2 3 4 5 6 7 8 Penggunaan Lahan Perumahan Persawahan Perkebunan Pekarangan Taman Fasilitas Umum Kuburan Perdagangan dan Jasa Luas Lahan (Ha) 203 419 6 2 1 15 0 1 Persen (%) 31.4 64.9 0.9 0.3 0.15 2.3 0 0.15

Sumber : Data Profil Kelurahan Wonorejo Tahun 2011 Berdasarkan data di atas, penggunaan lahan di Kelurahan Wonorejo didominasi oleh kegiatan persawahan. Hal ini sesuai dengan kondisi di lapangan yang memang terlihat banyak sekali sawahsawah yang ada di setiap RW di wilayah studi. Karakteristik pemanfaatan ruang di wilayah studi akan dijelaskan sebagai berikut: a. Perumahan Perumahan adalah ........ Di dalam kelurahan ini ada beberapa perumahan yang memanfaatkan rumahnya untuk dikontrakkan dan tempat kost.

Tabel......... Persebaran Penggunaan Lahan untuk Permukiman di Kelurahan Wonorejo No 1 2 3 4 Lokasi (RW) RW 1 RW 1 RW 4 RW 8 Nama Perumahan Gading Asri Wonorejo Indah Nirwana Eksekutif Wonorejo Indah Timur

Sumber : Survei Lapangan Oktober 2012

(a)

(b)

Gambar ..... (a) Rumah tinggal pribadi. (b) Rumah Kos yang ada di RW 01 Sumber : Survei Lapangan 10 Oktober 2012

Gambar ... Rumah yang ada di bantaran sungai yang terdapat pada RW 08 Sumber : Survei Lapangan 10 oktober 2012

b. Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan jasa yang ada di Kelurahan Wonorejo meliputi toko, warung, restoran, swalayan, depot air isi ulang, pedagang kaki lima (PKL), cuci motor, warnet, laundry, jasa make up, catering, jasa penjahitan, paguyuban becak, jasa travel, penjualn pulsa, salon, jasa pembayaran (listrik, gas, air, dan lain-lain), dan KBIH. Kegiatan perdagangan dan jasa memiliki berbagai sifat di antaranya adalah kegiatan ekonomi perdagangan dan jasa yang memiliki skala regional maupun lokal. Untuk kegiatan dengan skala pelayanan regional berupa pertokoan yang ada di jalan Kendalsari dan untuk pelayanan berskala lokal berada hampir merata di setiap wilayah studi.

Gambar ....... Perdagangan dan Jasa yang ada di wilayah Kelurahan Wonorejo Sumber : Survei Lapangan 10 Oktober 2012

c. Fasilitas Umum Fasilitas umum merupakan kawasan yang dimanfaatkan sebagai tempat untuk melakukan aktivitas sosial dan pelayanan umum kepada masyarakat. Fasilitas umum yang ada di Kelurahan Wonorejo berupa fasilitas pendidikan, peribadatan, kesehatan dan kantor kelurahan.

d. RTH dan Makam Ruang terbuka hijau adalah suatu lahan yang ditetapkan sebagai ruang terbuka untuk tempat tumbuhnya tanaman/vegetasi yang juga berfungsi untuk daerah resapan air dan estetika kota. RTH yang berwujud Makam diantaranya adalah Makam Islam di Jalan Wonorejo Rungkut no. 1 dan Makam Islam di Jalan Wonorejo Gg. Masjid RT 8.

3.4.2

Status Kepemilikan Lahan

Status kepemilikan lahan yang ada di Kelurahan Wonorejo teridentifikasi menjadi tiga yaitu Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak sewa yang nantinya pada setiap bangunan yang ada akan memiliki sertifikat. Sertifikat di wilayah Kelurahan Wonorejo terbagi menjadi dua yaitu Sertifikat Hak Milik (SHM) dan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB). Sertifikat Hak Milik (SHM) Sertifikat Hak Milik adalah jenis sertifikat yang pemiliknya memiliki hak penuh atas kepemilikan tanah pada kawasan dengan luas tertentu yang telah disebutkan dalam sertifikat tersebut. Status SHM adalah status yang paling kuat untuk kepemilikan lahan karena lahan sudah menjadi milik seseorang tanpa campur tangan ataupun kemungkinan kepemilikan pihak lain. Status Hak Milik juga tidak terbatas waktunya seperti Sertifikat hak Guna Bangunan. Melalui sertifikat ini, pemilik bisa menggunakannya sebagai bukti kuat atas kepemilikan tanah, dengan kata lain bila terjadi masalah, maka nama yang tercantum dalam SHM adalah pemilik sah berdasarkan hukum. Sertifikat Hak Milik juga bisa menjadi alat yang kuat untuk transaksi jual beli, atau juga jaminan kredit. Proses mendapatkan sertifikat tanah melalui notaris/PPAT agar diuruskan ke BPN, dimana notaris lebih mengetahui seluk beluk dan syarat pembuatan seritifikat tanah. Syarat masing-masing berbeda bila tanah tersebut tanah hibah atau jual beli, tanah adat, tanah lelang, dan sebagainya.

Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Sertifikat Hak Guna Bangunan adalah jenis sertifikat dimana pemegang sertifikat hanya bisa memanfaatkan tanah tersebut baik untuk mendirikan bangunan atau untuk keperluan lain, sedang kepemilikan tanah adalah milik negara. Sertifikat Hak Guna Bangunan mempunyai batas waktu tertentu misalnya 20 tahun. Setelah melewati batas 20 tahun, maka pemegang sertifikat harus mengurus perpanjangan SHGB-nya. Berbeda dengan Sertifikat Hak Milik yang kepemilikannya hanya untuk WNI. Sertifikat Hak guna ini bisa digunakan untuk batas 20 tahun yang kemudian dapat diperpanjang lagi.

Sebagian besar status kepemilikan tanah yang ada di Kelurahan ini adalah Hak Milik. Berdasarkan survei lapangan di Kelurahan Wonorejo diketahui bahwa : 1. Pada RW 01, RW 02, RW 04, RW 06 sebagian besar bersertifikat dan berstatus Hak Milik 2. Pada RT 04/RW 08 dan beberapa RT di lain RW bersertifikat Hak Guna Bangunan.

3.4.3

Perpetakan Tanah

Perpetakan tanah atau kapling/persil adalah bidang tanah yang ditetapkan ukuran dan batasbatasnya sebagai satuan-satuan sesuai dengan rencana kota. Luas persil di wilayah perencanaan beragam mulai dari 16 m2 berupa fasilitas perdagangan sampai 28,76 m2 berupa Perumahan.

Das könnte Ihnen auch gefallen