Sie sind auf Seite 1von 19

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KOMPETENSI DASAR

MENYUSUN NERACA LAJUR KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 22 SURABAYA


Dian Septi Widiana

Fakultas Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi-Akuntansi, Universitas Negeri Surabaya, Pembimbing Drs. Joni Susilowibowo, M.Pd ABSTRACT
One of the alternative model effective study, efficient for senior high school and can be applied to submit accountancy subject specially at elementary interest compile service firm work sheet is direct instruction. Direct instruction represent study model which is centre on learn and more is majoring of effective study strategy utilize to extend information about teaching items. Target of in this research that is (1) to know activity of teacher and student activity in implementation direct instruction, (2) to know the improvement of result learn student in implementation direct instruction, and (3) to know student response about implementation direct instruction at elementary interest compile work sheet. This Research type is Classroom Action Research (CAR). Its Subjek Research is class student of XI IPS 2 amounting to 36 student, and its research object is applying of direct instructions. Its Research device consist of four phase that is planning, execution, observation, and reflection. Technique data collecting use observation, tes, enquette, and documentation. The used Technique of data analyse is quantitative descriptive analysis. Result of analysis to activity teacher in course of learning to teach by using direct instruction during two natural cycle is improvement of equal to 10,6% that is at cycle of I 76,1% with good classification and at cycle of II 86,7% with classification very good. Natural Student activity is improvement of during two cycle equal to 13,4% that is at cycle of I 80,1% with good classification and at cycle of II 93,5% with classification very good. From result learn student individually during two natural cycle is improvement of equal to 9,47 that is at cycle of I 77,20 and at cycle of II 86,67 while result learn student by klasikal also experience of the improvement of during two cycle equal to 16,65% that is at cycle of I 80,57% and at cycle of II 97,22%. Student Respon to process learn to teach by using direct instructions most student answer to agree (S), that is with mean of is percentage of equal to 58,34%, so that can be concluded that student respon do well by process learn to teach by using direct instructions. Pursuant to result of this research, direct instructions can be used as by alternative model study because can improve result learn student at elementary interest compile service firm work sheet. Shall direct instruction can be applied at other subject which require knowledge of declaratif and prosedural in forwarding of its items.

Keyword: Direct Instructions ( MPL), Activity Teacher, Activity Student, Result of Learning Student

ABSTRAK
Salah satu alternatif model pembelajaran yang efektif, efisien untuk SMA dan dapat diterapkan untuk menyampaikan mata pelajaran akuntansi khususnya pada kompetensi dasar menyusun neraca lajur perusahaan jasa adalah model pembelajaran langsung. Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran yang efektif guna memperluas informasi tentang materi ajar. Tujuan dalam penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam implementasi model pembelajaran langsung, (2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam implementasi model pembelajaran langsung, dan (3) untuk mengetahui respon siswa tentang implementasi model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar menyusun neraca lajur. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPS 2 yang berjumlah 36 siswa, dan objek penelitiannya adalah penerapan model pembelajaran langsung. Rancangan penelitiannya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis terhadap aktivitas guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung selama dua siklus mengalami peningkatan sebesar 10,6% yaitu pada siklus I 76,1% dengan klasifikasi baik dan pada siklus II 86,7% dengan klasifikasi sangat baik. Aktivitas siswa mengalami peningkatan selama dua siklus sebesar 13,4% yaitu pada siklus I 80,1% dengan klasifikasi baik dan pada siklus II 93,5% dengan klasifikasi sangat baik. Dari hasil belajar siswa secara individual selama dua siklus mengalami peningkatan sebesar 9,47 yaitu pada siklus I 77,20 dan pada siklus II 86,67 sedangkan hasil belajar siswa secara klasikal juga mengalami peningkatan selama dua siklus sebesar 16,65% yaitu pada siklus I 80,57% dan pada siklus II 97,22%. Respon siswa terhadap proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung sebagian besar siswa menjawab setuju (S), yaitu dengan rata-rata prosentase sebesar 58,34%, sehingga dapat disimpulakan bahwa respon siswa baik terhadap proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Berdasarkan hasil penelitian ini, model pembelajaran langsung dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menyusun neraca lajur perusahaan jasa. Hendaknya model pembelajaran langsung dapat diterapkan pada mata pelajaran lain yang membutuhkan pengetahuan deklaratif dan prosedural dalam penyampaian materinya.

Kata kunci: Model pembelajaran Langsung (MPL), Aktivitas Guru, Aktivitas Hasil Belajar Siswa

Siswa,

Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya

pendidikan Upaya

harus

selalu

ditingkatkan. dapat

peningkatan

pendidikan

manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Pendidikan tidak hanya menyangkut

tercapai secara optimal, apabila dilakukan pengembangan dan perbaikan terhadap komponen pendidikan untuk menjadi lebih berkualitas. Dalam hal ini kualitas

pembelajaran dan karakter peserta didik yang meliputi bakat, minat dan kemampuan merupakan faktor yang menentukan 2

masalah individu, tetapi juga masalah masyarakat, bangsa dan negara, untuk itu

kualitas pendidikan. Kualitas pembelajaran dilihat dengan adanya interaksi peserta didik dengan sumber belajar, termasuk pendidik. Guru sebagai seorang pendidik, harus mengetahui bahwa peran guru yang utama bukanlah pada kemampuannya

pelajaran,

metode

atau

strategi

pembelajaran, serta media yang digunakan. Mata pelajaran akuntansi adalah salah satu pelajaran dengan pengetahuan prosedural. Akuntansi adalah pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan dari suatu organisasi (Yusuf,2001:5). Jadi akuntansi merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari siklus atau proses kegiatan dari seluruh transaksi keuangan. Pelajaran ini sangat perlu diberikan supaya siswa dapat membangun perspektif pemahaman dan keterampilan akuntansi. Dimana

mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuan untuk

melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Daya tarik pada suatu pelajaran ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata pelajaran itu sendiri dan kedua oleh cara mengajar seorang guru. Oleh karena itu tugas utama seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang

keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan seharihari, serta dalam

sebelumnya tidak menarik menjadi lebih menarik, yang dirasa sulit menjadi lebih mudah, dan yang tidak berarti menjadi berarti bagi peserta didik. Proses dasarnya belajar mengajar interaksi pada atau

melaksanakan tugas di dunia kerja. Apabila siswa tidak memahami langkah-langkah dasarnya kesulitan maka untuk seorang siswa akan

memahami

langkah

selanjutnya yang lebih kompleks. Maka dari itu tujuan pembelajaran akuntansi harus mampu dicapai oleh siswa, namun pada kenyataannya berdasarkan pengamatan ketika dilaksanakannya

merupakan

hubungan timbal balik antara guru dan siswa, dengan siswa sebagai subyek pokok dalam kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar dituntut adanya motivasi dan

semangat dalam diri siswa yang nantinya sebagai penggerak di dalam diri siswa untuk belajar. Untuk itu diperlukan suatu proses pembelajaran yang baik agar

Program Pengalaman Lapangan (PPL) II yang dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2011 di SMA Negeri 22 Surabaya. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di kelas XI IPS 2, peneliti menemukan permasalahan

hasilnya sesuai dengan harapan. Proses pembelajaran merupakan sebuah sistem, dimana komponen tersebut saling

bahwa selama mengajar menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu ceramah dan pemberian tugas, hasil belajar siswa kurang baik. Siswa kurang terlibat

berinteraksi.

Komponen-

komponen

pembelajaran tersebut yaitu: tujuan, materi

secara aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. siswa cenderung takut untuk bertanya dan menjawab pertanyaan

Penerapan model pembelajaran yang dapat memacu semangat dan tanggung jawab siswa adalah bentuk usaha yang dilakukan untuk mengimbangi

sehingga aktifitas dan kualitas interaksi di dalam kelas masih kurang optimal. Maka dari itu peneliti melakukan pengamatan lanjutan setelah PPL secara khusus pada bulan Desember 2011 bahwa untuk kelas XI IPS 2 pada mata pelajaran akuntansi kurang begitu diminati karena dianggap sulit dan membosankan. metode yaitu Guru masih

perkembangan kurikulum saat ini yang menuntut siswa agar mampu berfikir kritis, aktif, dan inovatif. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk membantu siswa dalam belajar, yaitu model pembelajaran pembelajaran langsung, kooperatif, dan model model

menggunakan konvensional

pembelajaran ceramah.

pembelajaran berdasarkan masalah. Salah satu alternatif model pembelajaran yang efektif, efisien dan dapat diterapkan untuk menyampaikan mata pelajaran akuntansi khususnya pada kompetensi dasar

metode

Kelemahan dari metode ceramah dalam proses pembelajaran antara lain siswa kurang aktif, kurang adanya interaksi, dan siswa kurang berpartisipasi untuk bertanya, menyampaikan ide, gagasan ataupun

menyusun neraca lajur adalah dengan model pembelajaran langsung. Model pembelajaran langsung adalah pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Arends dalam Trianto, 2010: 41). Dalam model

usulan. Kalaupun ada gagasan ataupun usulan mengenai materi pelajaran jarang sekali digunakan sebagai respon. Metode ceramah merupakan salah satu penyebab siswa kurang dapat meningkatkan

keterampilan dalam mengaplikasikan mata pelajaran akuntansi. Hal ini dapat diketahui dari hasil ulangan akhir semester dari 36 siswa ada 12 siswa yang tidak mencapai nilai ketuntansan 75 yaitu sebesar 33% siswa tidak tuntas dan 67% siswa tuntas, data ini diperoleh dari nilai hasil belajar siswa semester 1. Maka dari itu dalam menyampaikan mata pelajaran akuntansi diperlukan suatu model pembelajaran yang efektif dan efisien untuk dapat

pembelajaran langsung, guru harus lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam

menerangkan materi pelajaran secara jelas agar siswa dapat memahami dengan baik. Karena model pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan

pengetahuan secara deklaratif (memahami konsep-konsep meningkatkan dasar akuntansi) dan secara

pengetahuan

meningkatkan hasil belajar siswa.

prosedural (memiliki kemampuan dalam

penyusunan tahap-tahap siklus akuntansi). Menurut pendapat tersebut diatas model pembelajaran langsung lebih berhasil dan memperoleh tingkat keterlibatan yang

peningkatan hasil belajar siswa dalam implementasi model pembelajaran

langsung, dan untuk mengetahui respon siswa tentang implementasi model

tinggi daripada yang menggunakan metodemetode informal dan berpusat pada siswa. Dengan menerapkan model pembelajaran langsung dalam proses belajar mengajar siswa akan memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan lebih baik. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka penulis mengadakan penelitian tentang proses belajar mengajar dengan judul Implementasi Langsung Model Untuk

pembelajaran langsung pada kompetensi dasar menyusun neraca lajur. Menurut Trianto, (2010: 16) Belajar adalah perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Belajar disini diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.

Pembelajaran

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kompetensi Dasar Menyusun Neraca Lajur Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 22 Surabaya. Rumusan masalah yang dapat

Menurut

Hamalik,

(2010:

58)

diambil yaitu, bagaimana aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam implementasi model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar menyusun neraca lajur, bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam implementasi model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar menyusun neraca lajur, bagaimana respon siswa tentang implementasi model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar menyusun neraca lajur. Tujuan dalam penelitian ini yaitu, untuk mengetahui aktivitas guru dan

mengajar adalah aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak untuk melakukan proses belajar secara efektif. Jadi mengajar merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh guru dalam mempersiapkan lingkungan pembelajaran yang meliputi lingkungan untuk alam dan

lingkungan

sosial

mendukung

terjadinya proses belajar mengajar dengan adanya interaksi siswa dan lingkungannya. Proses belajar mengajar mempunyai tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu perkembangan tertentu, terarah, dan terencana dengan baik. Adanya aktivitas

aktivitas siswa dalam implementasi model pembelajaran langsung, untuk mengetahui

siswa

merupakan

syarat

mutlak

bagi

Sintaks Model Pembelajaran Langsung Tabel 1 Sintaks Model Pembelajaran Langsung

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dengan baik. Aturan harus ditaati oleh guru dan siswa dalam proporsinya masingmasing yaitu untuk mencapai tujuan Fase Fase 1 Model Pembelajaran Langsung Model pembelajaran langsung atau direct instruction (DI) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran yang efektif guna memperluas informasi tentang materi ajar. Model pembelajaran langsung dirancang untuk pendekatan Fase 2 Mendemonst rasikan pengetahuan dan keterampilan . Fase 3 Membimbing pelatihan. Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Menyampaik an tujuan dan memotivasi siswa.

pembelajaran, evaluasi proses, dan evaluasi hasil.

Perilaku Guru

Guru menjelaskan topik, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,mempersiapkan siswa untuk belajar.

mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan

Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.

memperoleh pengetahuan langkah demi langkah sehingga dapat menciptakan

lingkungan belajar yang tersruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik secara optimal. Menurut Arends (dalam Trianto, 2010: 41) Model Pembelajaran Langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.

Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, dan memberikan umpan balik.

Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih kompleks dan pada kehidupan seharihari.

Sumber : Kardi dan Nur (2000 :8) dalam Trianto (2010: 43)

Materi Pembelajaran Neraca lajur atau kertas kerja adalah neraca yang terdiri dari lajur- lajur atau kolom-kolom yang terdiri dari

Menurut Sudjana (2008: 61) aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses belajar mengajar yaitu, melaksanakan tugas

belajarnya dengan baik, terlibat dalam pemecahan soal-soal yang telah diberikan oleh guru, bertanya kepada siswa lain atau guru apabila ada yang tidak dipahami, mencari berbagai informasi yang

beberapa bagian yaitu neraca saldo, jurnal penyesuaian, laporan laba/ rugi, dan neraca. Dengan disusunnya neraca lajur

penyusunan neraca dan laporan laba/ rugi bisa lebih cepat karena tinggal

diperlukan dalam belajar, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru, melatih diri dalam mengerjakan soalsoal lanjutan,

memindahkan angka- angka dan akun yang ada di neraca lajur. Neraca lajur ada beberapa bentuk yaitu, neraca lajur 6 kolom, neraca lajur 8 kolom, neraca lajur 10 kolom, neraca lajur 12 kolom. Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Aktivitas guru merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Sudjana (2008: 60) aktivitas guru dalam proses belajar mengajar yaitu,

menerapkan apa yang telah diperoleh dalam proses belajar mengajar dalam kehidupan sehari- hari. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar mengajar berlangsung, yang dapat

memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap, dan

Mengkondisikan kegiatan belajar siswa, menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar, mempersipakan waktu untuk

keterampilan sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurut Hamalik (2006: 30) Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Benyamin Bloom (dalam Sudjana, 2008: 22-23) mengklasifikasikan hasil

kegiatan belajar mengajar, Memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa, melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa, menggeneralisasikan hasil belajar mengajar sekarang dan

melaksanakan tindak lanjut untuk kegiatan belajar mengajar selanjutnya. Sedangkan aktivitas siswa merupakan kegiatan yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

belajar menjadi tiga ranah yaitu, (1) Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan

dengan hasil belajar intelektual yang bisa diukur dengan pikiran atau nalar. (2) Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan

emosional. (3) Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot dan fungsi psikis. Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Distrik (pada Jurnal Volume 6 Nomor 1, maret 2008) dengan judul Model Dengan Untuk Pembelajaran Pendekatan Meningkatkan Langsung Kontekstual Aktivitas

pembelajaran atletik I pada mahasiswa semester I kelas tahun C Jurusan akademik

Penjaskesrek 2006/2007.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang

Konsepsi Dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA Negeri 13 Bandar yang

dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. (Aqib dkk, 2008: 3). Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dilaksankannya penelitian ini adalah di SMA Negeri 22 Surabaya yang terletak di Jalan Balas Klumprik Wiyung Surabaya. Waktu pelaksanaan penelitian adalah pada bulan Maret sampai

Lampung.

Hasil

penelitian

diperoleh adalah penerapan Model Pembelajaran dinyatakan baik Langsung untuk dapat digunakan

dalam proses belajar mengajar fisika. Hal ini menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Langsung sangat efektif digunakan untuk memperbaiki kualitas proses belajar mengajar. 2. Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Lanang Agung Parwata (pada Jurnal Volume 2 Nomor 1, April 2008) dengan judul Penerapan Model Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini siswa kelas XI IPS 2 yang berjumlah 36 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah

April 2012.

Pembelajaran Langsung Berbantuan Media VCD Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar

penerapan model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar menyusun neraca lajur.

Mahasiswa Pada Perkuliahan Atletik I. Hasil penelitian yang diperoleh adalah penerapan Langsung Model berbantuan Pembelajaran VCD dapat

meningkatkan aktivitas belajar dalam

Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang sesuai dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan teknik siklus atau putaran.Yang terlibat dalam penelitian ini yaitu, guru dan siswa. Peneliti juga berperan sebagai pengajar di kelas

Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku siswa, lembar kerja siswa (LKS). Silabus adalah rencana

yang akan meneliti dalam pembelajaran akuntansi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat yaitu, 1. Perencanaan Tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2. Pelaksanaan Tahap ini adalah implementasi atau penerapan isi rancangan sebagai upaya perbaikan dalam tindakan kelas. 3. Pengamatan Tahap ini peneliti yang melakukan selama

pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran mencakup dengan Standar tema tertentu yang (SK),

Kompetensi

Kompetensi Dasar (KD), materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah panduan langkah- langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Buku siswa merupakan buku yang digunakan oleh siswa sebagai pedoman/ panduan dalam kegiatan belajar mengajar. Buku yang digunakan adalah buku

pengamatan

terjadi

Ekonomi untuk kelas XI IPS, pengarang Khoirul anwar, penerbit Yrama Widya. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk

pelaksanaan tindakan berlangsung. 4. Refleksi Tahap ini untuk mengkaji secara keseluruhan dilakukan, evaluasi tindakan kemudian untuk yang telah

melakukan

kegiatan

penyelidikan

atau

pemecahan masalah. Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek

dilakukan

menyempurnakan

tindakan selanjutnya.

pembelajaran

dalam

bentuk

panduan

dengan menggunakan Rating Scale. Untuk menganalisis hasil penilaian yang diberikan oleh pengamat terhadap aktivitas guru

eksperimen atau demonstrasi. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang

dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran

digunakan yaitu, observasi, tes, angket, dan dokumentasi. Observasi digunakan untuk

langsung dan aktivitas siswa selama proses belajar menggunakan mengajar kriteria berlangsung sebagai berikut:

(Sugiyono, 2008: 98) Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 = tidak baik = kurang baik = cukup baik = Baik = sangat baik

memperoleh data/ informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar model

mengajar dengan menggunakan

pembelajaran langsung yang dilakukan oleh peneliti. Tes digunakan untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung

sehingga diketahui hasil belajar siswa. Angket digunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan pendapat/ respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran langsung yang telah

Analisis terhadap hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan langsung model pembelajaran menjawab

dilakukan

untuk

rumusan masalah yang kedua. Data yang diperoleh dalam penilaian ini adalah data siswa yang diperoleh siswa. Siswa

dilakukan oleh peneliti. Dokumentasi digunakan untuk

dikatakan berhasil apabila mendapatkan skor 75% atau mendapat nilai ketuntansan minimal 75. Nilai ini telah ditetapkan dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas. Analisis respon siswa dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga

mendapatkan data berupa gambaran umum sekolah, silabus, daftar nama siswa kelas XI IPS 2. Teknik Analasis Data Analisis terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses belajar model

dan digunakan untuk mengetahui seberapa besar respon siswa terhadap proses belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran langsung. Respon model siswa

mengajar dengan menggunakan

pembelajaran langsung digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang pertama

didapatkan dari angket yang telah diisi oleh

siswa. Penskoran penilaian dibuat dalam bentuk skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk menilai sikap atau tingkah laku seseorang, dengan kriteria sebagai berikut : (Sukardi, 2008: 146) Skor 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 2 = Tidak Setuju (TS) Skor 3 = Setuju (S) Skor 4 = Sangat Setuju (SS) Analisis Butir Soal Tujuan analisis data soal yaitu untuk mendapatkan informasi tentang

Reliabilitas

menunjuk

pada

instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum digunakan penelitian butir soal post test diujikan terlebih dahulu kepada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 22 Surabaya. Soal yang diujikan sebanyak 40 soal. Selanjutnya soal tes dianalisis dengan kesulitan, realiabilitas. Uji analisis tingkat kesulitan soal dari 40 soal diklasifikasikan 7 soal sedang dan 33 soal mudah. Uji daya beda dari 40 soal menggunakan daya beda, analisis tingkat dan

tingkat kesulitan soal, daya pembeda soal, validitas dan reliabilitas suatu tes. Tingkat kesulitan soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab, bukan dilihat dari sudut pandang guru sebagai pembuat soal. Daya pembeda soal digunakan untuk mengkaji butir- butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang (lemah prestasinya).

validitas,

diklasifikasikan 19 soal cukup dan 21 soal baik. Uji validitas dari 40 soal

diklasifikasikan 5 soal tidak valid dan 35 soal valid. Uji reliabilitas dari perhitungannya

Validitas digunakan kevalidan

adalah

ukuran

yang tingkat

didapatkan r

hitung

0,920 r

productmoment

untuk menunjukkan instrumen.

(0,312) hal ini menunjukkan bahwa soal tersebut reliable dan signifikan.

Validitas

mengkorelasikan skor masing-masing soal dengan skor totalnya.

Proses

Belajar

Mengajar Model

Dengan

Siswa

diberikan

waktu

untuk

Menggunakan Langsung

Pembelajaran

mempelajari kembali materi yang telah diajarkan untuk persiapan pis tes I. Lalu guru memberikan soal yang dikerjakan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2012 di kelas XI IPS 2 dengan menggunakan model pembelajaran

sendiri oleh siswa, setelah selesai jawaban dikumpulkan dan guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. Siklus II Proses pembelajaran pada siklus II membahas tentang tata cara menyusun

langsung pada materi menyusun neraca lajur perusahaan jasa. Tahapan dalam pelaksanaan model pembelajaran langsung yaitu: Siklus I Proses pembelajaran pada siklus I membahas tentang pengertian neraca lajur, fungsi neraca lajur, bentuk-bentuk neraca lajur yang sudah sesuai dengan silabus dan RPP. Alokasi waktu yang digunakan 2x45 menit.awal mengucapkan proses pembelajaran guru

neraca lajur yang sudah sesuai dengan silabus dan RPP. Alokasi waktu yang digunakan 2x45 menit. Awal proses

pembelajaran guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa untuk siap

menerima pembelajaran, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang materi pelajaran tersebut. Setelah menjelaskan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

salam,

mengkondisikan

siswa untuk siap menerima pembelajaran, kemudian guru menyampaikan tujuan

pembelajaran kepada siswa. Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang materi pelajaran tersebut. Setelah menjelaskan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Selanjutnya guru memberikan contoh soal kepada siswa lalu membimbing siswa untuk mengerjakan soal tersebut. Kemudian guru memberikan lagi soal kepada siswa untuk dikerjakan sendiri kemudian

Selanjutnya guru memberikan contoh soal kepada siswa lalu membimbing siswa untuk mengerjakan soal tersebut. Kemudian guru memberikan lagi soal kepada siswa untuk dikerjakan sendiri kemudian

mempresentasikan jawabannya di depan kelas. Siswa diberikan waktu untuk

mempresentasikan jawabannya di depan kelas.

mempelajari kembali materi yang telah diajarkan untuk persiapan pis tes I. Lalu guru memberikan soal yang dikerjakan

sendiri oleh siswa, setelah selesai jawaban dikumpulkan dan guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. Pada siklus II ini siswa sudah mencapai ketuntasan yaitu 75 sehingga pembelajaran hanya sampai di siklus II. Analisis Data

aktivitas

guru

secara

keseluruhan

mendapatkan prosentase sebesar 86,7% dengan klasifikasi sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam proses belajar mengajar model dengan

menggunakan

pembelajaran

langsung tergolong sangat baik. Aktivitas Siswa Aktivitas Guru Tabel 3 Tabel 2 Rekapitulasi Aktivitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Menggunakan Model Pembelajaran Langsung Rekapitulasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar Menggunakan Model Pembelajaran Langsung

Keterangan Keterangan Frekuensi tinggi Frekuensi rendah Prosentase guru aktivitas Siklus I 101 62 76,1% Siklus II Frekuensi tinggi 115 Frekuensi rendah 88 86,7% Prosentase guru

Siklus Siklus I II 440 294 515 452 93,5%

aktivitas 80,1%

Aktivitas Aktivitas guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model

siswa

dalam

proses

belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada siklus I, aktivitas siswa secara keseluruhan

pembelajaran langsung pada siklus I, aktivitas guru secara keseluruhan

mendapatkan prosentase sebesar 80,1% dengan klasifikasi baik. Hal ini

mendapatkan prosentase sebesar 76,1% dengan klasifikasi baik. Hal ini

menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar model dengan

menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam proses belajar mengajar model dengan

menggunakan

pembelajaran

menggunakan

pembelajaran

langsung tergolong baik. Aktivitas siswa dalam proses

langsung tergolong baik. Aktivitas guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model

belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada siklus

pembelajaran langsung pada siklus II,

II, aktivitas siswa secara keseluruhan mendapatkan prosentase sebesar 93,5% dengan klasifikasi sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar model dengan

yang ditetapkan sekolah yaitu 75% menjadi 80,57%. Sehingga dapat dikatakan

prosentase kenaikan hasil belajar siswa secara klasikal yang dicapai dari nilai yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 5,57%. Ketuntasan belajar individual siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 22 Surabaya

menggunakan

pembelajaran

langsung tergolong sangat baik. Hasil Belajar Siswa Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa (Nilai Post Tes) Dalam Proses Belajar Mengajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung

pada siklus II ini yaitu 86,67%. Sedangkan ketuntasan belajar klasikalnya yaitu 97,22% sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar model mengajar dengan meggunakan dapat

pembelajaran

langsung

meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai yang ditetapkan sekolah yaitu 75% menjadi

Keterangan Jumlah siswa seluruhnya Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Ketuntasan belajar individual Ketuntasan belajar klasikal

Siklus I 36 29 7 77,20% 80,57%

Siklus II 36 35

97,22%.

Sehingga

dapat

dikatakan

prosentase kenaikan hasil belajar siswa secara klasikal yang dicapai dari nilai yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 22,22%. Respon Siswa 1 86,67% 97,22% 1. Tabel 5 Rekapitulasi Angket Respon Siswa No STS TS 1 siswa 2,8 % Ketuntasan belajar individual siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 22 Surabaya pada siklus I ini yaitu 77,20%. Sedangkan ketuntasan belajar klasikalnya yaitu 80,57% sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar model mengajar dengan meggunakan dapat 5. 4. 3. 2 siswa 5,6% 2 siswa 5,6 % 3 siswa 2. Penilaian S 23 siswa 63,9 % 24 siswa 66,7% 20 siswa 55,6% 23 siswa 63,9% 22 siswa SS 12 siswa 33,3% 12 siswa 33,3% 14 siswa 38,8% 11 siswa 30,5% 11 siswa

pembelajaran

langsung

meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai

8,4% 6. -

61,1% 17 siswa 47,2%

30,5% 19 siswa 52,8% 17 siswa 47,2% 12 siswa 33,3% 16 siswa 44,4% 20 siswa 55,6% 9 siswa 25%

Aspek yang mengalami peningkatan yaitu, (1) menyusun instrumen pembelajaran, (2) menyusun soal-soal latihan dan soal pos tes, (3) pada fase I menyampaikan tujuan dan memberi motivasi kepada siswa, (4) pada fase II mendemonstrasikan

7.

1 siswa 2,8%

18 siswa 50% 23 siswa 63,9% 18 siswa 50% 16 siswa 44,4%

8.

1 siswa 2,8%

pengetahuan dan keterampilan, (5) pada fase III membimbing pelatihan, (6) pada fase IV mengecek pemahaman dan

9.

2 siswa 5,6%

10.

memberikan umpan balik, (7) pada fase V memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan, (8) menguasai suasana kelas, dan (9) alokasi waktu sesuai dengan rencana.

11.

27 siswa 75%

Respon siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran langsung sebagian model besar

Aktivitas Siswa Aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan prosentase 80,1% dengan klasifikasi baik, dan pada siklus II

siswa menjawab setuju (S). Sehingga dapat dikatakan respon siswa baik terhadap implementasi langsung. Pembahasan Aktivitas Guru Aktivitas guru pada siklus I model pembelajaran

mendapatkan prosentase 93,5% dengan klasifikasi sangat baik. Maka dapat

dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar model dengan

menggunakan

pembelajaran

langsung dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 13,4%. Aspek yang mengalami peningkatan yaitu, (1) mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, (2) membaca buku siswa dan menulis yang benar, (3) (4) (5)

mendapatkan prosentase 76,1% dengan klasifikasi baik, dan pada siklus II

mendapatkan prosentase 86,7% dengan klasifikasi sangat baik. Maka dapat

dikatakan bahwa aktivitas guru dalam proses belajar mengajar model dengan

mendemonstrasikan mengerjakan latihan

keterampilan, terbimbing,

menggunakan

pembelajaran

bertanya dan menjawab pertanyaan, dan (6) merangkum pelajaran setelah proses belajar mengajar berlangsung.

langsung dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 10,6%.

Hasil Belajar Siswa Ketuntasan belajar individual

Sehingga respon siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran langsung sebagian model besar

dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan langsung model pembelajaran dari

siswa menjawab setuju (S). Maka dapat disimpulkan bahwa respon siswa baik terhadap proses belajar mengajar dengan menggunakan langsung. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian model pembelajaran

mengalami

peningkatan

siklus I ke siklus II sebesar 9,47%. Ketuntasan belajar individual siswa pada siklus I mendapatkan nilai 77,20%, dan pada siklus II mendapatkan nilai 86,67%. Maka dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran langsung sangat efektif untuk meningkatkan prosentase hasil belajar belajar siswa. klasikal

dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selama dua siklus dalam proses belajar mengajar model dengan

ketuntasan

dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan langsung model pembelajaran dari

menggunakan

pembelajaran

mengalami

peningkatan

langsung pada mata pelajaran akuntansi kompetensi dasar menyusun neraca lajur di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 22 Surabaya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada siklus I mendapatkan prosentase sebesar

siklus I ke siklus II sebesar 16,65%. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I mendapatkan prosentase 80,57%, dan pada siklus II mendapatkan prosentase 97,22%. Maka dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran langsung sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Respon Siswa Respon siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model

76,1% dengan klasifikasi baik dan pada siklus II mendapatkan prosentase sebesar 86,7% dengan klasifikasi

sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung

pembelajaran langsung pada kompetensi dasar menyusun neraca lajur rata-rata prosentase siswa menjawab tidak setuju 3,05%, rata-rata prosentase siswa

mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 10,6%. Aspek yang mengalami peningkatan yaitu, (1)

menjawab setuju 58,34%, dan rata-rata siswa menjawab sangat setuju 38,61%.

menyusun instrumen pembelajaran, (2) menyusun soal-soal latihan dan soal pos tes, (3) pada fase I menyampaikan tujuan dan memberi motivasi kepada siswa, (4) pada fase II 2.

dan (6) merangkum pelajaran setelah proses belajar mengajar berlangsung. Hasil belajar siswa secara individual pada proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran

mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, (5) pada fase III

langsung pada siklus I sebesar 77,20 dan pada siklus II sebesar 86,67. Hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus sebesar I mendapatkan 80,57% prosentase mengalami

membimbing pelatihan, (6) pada fase IV mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik, (7) pada fase V memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan, (8) menguasai suasana kelas, dan (9) alokasi waktu sesuai dengan rencana. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada siklus I mendapatkan prosentase sebesar

peningkatan dari nilai yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75% sehingga hasil belajar siswa secara klasikal

mengalami peningkatan dari nilai yang ditetapkan sekolah sebesar 5,57%. Hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus II mendapatkan prosentase sebesar 97,22% mengalami

80,1% dengan klasifikasi baik dan pada siklus II mendapatkan prosentase sebesar 93,5% dengan klasifikasi

peningkatan dari nilai yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75% sehingga hasil belajar siswa secara klasikal

sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung

mengalami peningkatan dari nilai yang ditetapkan sekolah sebesar 22,22%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa secara individual dalam proses belajar mengajar model dengan

mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 13,4%. Aspek yang mengalami peningkatan dan yaitu (1)

menggunakan

pembelajaran

langsung mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 9,47%. Sedangkan hasil belajar siswa secara klasikal dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan langsung model mengalami

mendengarkan

memperhatikan

penjelasan guru, (2) membaca buku siswa dan menulis yang benar, (3) mendemonstrasikan keterampilan, (4) mengerjakan latihan terbimbing, (5) bertanya dan menjawab pertanyaan,

pembelajaran

peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 16,65%.

3.

Implementasi langsung

model

pembelajaran pelajaran

materi dapat disampaikan dengan model pembelajaran langsung. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Khoirul. 2009. Ekonomi Bilingual untuk SMA/ MA Kelas XI. Bandung: Yrama Widya. Aqib, Zainal. dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Distrik, I Wayan. 2008. Model Pembelajaran Langsung Dengan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas Konsepsi dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMAN 13 Bandar Lampung. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, (Online), Vol. 6, No. 1, (http://isjd-pdii-lipi.go.id, diakses 4 Januari 2012). Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Hartojo dan Wikono. 2004. Akuntansi Perusahaan Jasa. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Http://paadesanjaya-blogspot.com, diakses 24 Desember 2011. Http://www.118.98.216.59.co.id, 25 Desember 2011. diakses

pada

mata

akuntansi kompetensi dasar menyusun neraca lajur mendapatkan respon yang baik dari siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil angket respon siswa yang rata-rata prosentase terbesar yaitu

58,34% menyatakan setuju (S) dalam proses belajar mengajar model dengan

menggunakan langsung. Saran

pembelajaran

Berdasarkan simpulan diatas, peneliti memberikan berikut: Implementasi model pembelajaran beberapa saran sebagai

langsung membutuhkan kreativitas guru dalam mengajar melaksanakan yaitu proses belajar

dengan

memberikan

motivasi dan semangat kepada siswa untuk belajar serta membutuhkan ketelitian dalam melihat pemahaman siswa akan materi yang model telah disampaikan, pembelajaran Implementasi langsung

memfokuskan pada penyampaian materi secara terstruktur sehingga dapat digunakan untuk proses belajar mengajar yang baik kepada siswa karena aktivitas terbukti siswa dapat selama mengajar, pembelajaran

meningkatkan mengikuti Implementasi

proses

belajar

model

langsung harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan karena tidak semua

Parwata, I.G.L.A. 2008. Penerapan Model Pembelajaran langsung Berbantuan Media VCD Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa pada Perkuliahan Atletik I. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, (Online), Vol. 2, No. 1,

(http://www.freewebscomsantyasaLemlit, diakses Desember 2011). Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfa Beta.

20

Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudrajat, Akhmad. 2011. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), (Online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.co m, diakses 20 Desember 2011). Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Tim Penyusun.2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya: UNESA. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Das könnte Ihnen auch gefallen