Sie sind auf Seite 1von 4

Bab 9 Ikhtisar

Berikut ini ikhtisar tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam menemukan, memperbaiki, menggunakan, dan menjawab masalah penelitian dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Menemukan topik untuk diteliti Selalu pilih topik yang menarik bagi Anda, bukan topik yang disarankanapalagi dipaksanakan oleh orang lain kepada Anda atau topik yang hanya sepintas-kilas menarik. Skripsi, tesis, atau disertasi Anda mungkin rampung dalam waktu enam bulan, setahun, atau lebih lama lagi. Selama waktu itu Anda harus tetap tertarik pada topik yang sudah dipilih. Sejauh menyangkut topik buku ini, anda mesti menemukan masalah yang sungguhsungguh ingin Anda temukan jawabannya; kalau bisa, masalah yang membakar semangat Anda. Topik atau masalah itu dapat muncul dari bahan bacaan Anda, atau dari pengalaman, atau dari bidang yang diketahui belum tersentuh. Pada awalnya mungkin topik atau masalahnya masih belum jelas benar, tetapi setelah Anda menelusurinya dan membaca lebih luas, gambaran mengenai topik atau masalah itu bertambah jelas sehingga dapat dirumuskan sebuah atau beberapa masalah. Memfokuskan topik menjadi masalah Langkah berikutnya adalah menajamkan topik menjadi masalah atau sejumlah masalah. Dalam banyak hal, tahap ini memunculkan lebih dari satu masalah. Masalah-masalah yang muncul itu mungkin langsung mengenai sasaran yang akan Anda bidik. Yang biasanya terjadi, masalah-masalah itu bergerak seputar sasaran bidik penelitian Andamenyentuh-nyentuh tujuan Anda menemukan masalah meski belum memberi Anda masalah yang siap dipergunakan. Oleh karena itu, tugas Anda adalah mempertimbangkan berbagai masalah yang berhasil Anda munculkan itu dan memilih masalah mana saja yang akan Anda pertimbangkan lebih jauh. Penting bagi Anda untuk membingkai masalah-masalah tadi ke dalam bentuk pertanyaan alih-alih pernyataan. Setelah terkumpul sejumlah Masalah Penelitian (Richard Andrews) 1

pertanyaan, cobalah mengelompokkannya ke dalam kotak-kotak masalah. Mana masalah yang termasuk ke dalam satu kotak yang sama? Adakah masalah yang tampak saling bertumpang-tindih (jika ada, buang yang tidak perlu)? Bisakah membuang satu atau lebih masalah? Mengidentifikasi masalah utama penelitian Mengidentifikasi masalah utama penting dalam kegiatan penelitian Anda, yang mulai memperlihatkan bentuknya. Mengidentifikasi itu dapat Anda lakukan dengan menjajarkan masalah yang terkumpul dan kemudian memilih salah satu sebagai yang utama, yaitu masalah dengan dampak paling luas, dan ingin Anda jawab. Cara sederhana memilihnya adalah tuliskan setiap masalah ke sehelai kertas kecilsatu helai untuk satu masalah. Pindah-pindahkan helai-helai kertas berdasarkan kaitannya satu sama lain sampai Anda puas melihat pertalian di antara semua masalah. Hasilnya, akan terlihat mana masalah utama atau terbaik, dan mana saja masalah yang erat terkait atau terkait jauh dengannya. Beberapa masalah yang terkait jauh bisa dibuang. Setelah memunculkan masalah utama, Anda perlu memperbaikinya, memutuskan kata apa saja yang Anda inginkan ada di dalam masalah. Apakah Anda ingin menelaah pengaruh sebuah variabel terhadap variabel lain; atau telaah atas hakikat ataupun ciri-ciri suatu gejala; atau survei tentang sikap; atau jenis kajian lain? Semua kata dalam masalah penelitian mesti dipertimbangkan dengan cermat karena setiap kata nanti akan dipersoalkan dalam ujian akhir untuk mengetahui apakah Anda memang sudah berhasil menjawab masalah. Pertimbangan lain yang mesti dicamkan adalah apakah masalah penelitian dapat dijawab di dalam waktu yang tersedia bagi Anda dan dengan semua sumber daya yang Anda miliki. Menggarap masalah sekunder Apa yang mesti dikerjakan terhadap masalah-masalah lain yang tidak terpilih? Haruskah dipertahankan untuk dimanfaatkan sebagai masalah sekunder, ataukah mesti dicampakkan dari rancangan penelitian yag tengah dikerjakan? Setelah memutuskan perkara yang dipaparkan pada paragraf sebelumnya, sekarang Anda perlu menentukan masalah sekunder macam apa yang tersisa. Apakah ada masalah sekunder, yang bisa mendukung masalah utama; dalam arti, jawaban atas masalah itu akan membantu Anda menjawab masalah utama; ataukah masalah itu bersifat melengkapi; dalam arti, timbul dari ikhtiar untuk menjawab masalah utama? Perbedaan sifat masalah itu penting karena berpengaruh terhadap cara menuliskan laporan tentang jawabannya. Masalah Penelitian (Richard Andrews) 2

Lebih jauh, bagaimanakah masalah subsider itu berkaitan satu sama lain dan berkaitan dengan masalah utama? Jika terdapat kaitan jelas dengan masalah utama, kaitan di antara masalah-masalah subsider lebih mudah digarap. Namun, masih perlu diperiksa kaitan antarmasalah subsider: apakah berkelompok ke dalam subtopik? Apakah terdapat hubungan logis satu sama lainnya? Apakah terdapat masalah yang lebih penting daripada masalah lain? Bagaimanakah masalah utama menentukan metode penelitian? Bilamana masalah utama penelitian dan apapun masalah subsidernya sudah diperoleh, sebagian metodologi telah bisa ditentukan. Maka, Anda sudah dapat memilih metode penelitian, yang paling tepat untuk menjawab masalah utama. Masalah-masalah yang menggunakan istilah efek sangat mungkin membutuhkan percobaan terkontrol karena biasanya itulah metode yang dianggap tepat untuk mengukur efek suatu intervensi. Masalah yang mengacu pada dampak atau pengaruh mungkin sekali mengharuskan Anda memeriksa sejumlah faktor sehingga Anda tidak dapat mengontrol factor atau varibel seketat percobaan terkontrol (yang memerluka kelompok eksperimen dan kelompok kontrol). Masalah-masalah yang berkenaan dengan sikap atau yang berusaha menentukan hakikat suatu kasusseperti studi kasusmembutuhkan skala sikap dan serangkaian metode penelitian, yang beberapa di antaranya membawa penelitian kea rah hasil yang kualitatif. Dan ada pula masalah yang membutuhkan pendekatan kualitatif sepenuhnya. Sebagian pembimbingan dan ujian skripsi, tesis, atau disertasi ditujukan untuk mengetahui seberapa baik masalah penelitian selaras dengan metode yang diterapkan untuk menjawabnya. Di manakah masalah penelitian dituliskan di dalam skripsi, tesis, dan disertasi? Karena masalah penelitian merupakan unsur penting dalam struktur suatu proyek penelitian, ia mesti ditonjolkan dalam penulisan skripsi, tesis, dan disertasi. Umumnya masalah dituliskan di dalam bab pendahuluan, diikuti oleh alasan singkat tentang pentingnya masalah untuk diteliti (sebagai contoh, jika diteliti, jawaban atas masalah itu dapat memecahkan suatu persoalan), dan bagaimana masalah membutuhkan metodologi dan metode yang diterapkan. Lebih dari itu, pendahuluan lazim memaparkan isi bab-bab selanjutnya dan bagaimana masingmasingnya ikut berperan menjawab masalah penelitian. Masalah penelitian juga dapat disajikan pada awal bagian empiris suatu laporan penelitian. Sebagai contoh, pada awal bab tentang metodologi, bab yang memuat Masalah Penelitian (Richard Andrews) 3

hasil penelitian, dan muncul lagi di dalam bab kesimpulan. Masalah penelitian bisa terlahir dari kajian pustaka dan dituliskan pada akhir kajian pustaka tersebut. Hal itu berguna untuk menunjukkan bahwa rumusan masalah cukup rumit dan berakar dari kepustakaan yang tersedia. Bagaimanakah masalah penelitian mesti dijawab? Di suatu bagian dalam skripsi, tesis, atau disertasi, masalah penelitian (dan masalah subsidernya) harus dijawab. Meski sekalangan peneliti menggunakan pertanyaan retoris dalam naskah laporan mereka, cara itu mengundang risiko karena kalau suatu masalah diajukan dalam sebuah penelitian, mestilah dilakukan ikhtiar untuk menjawabnyakecuali jika pertanyaan retoris itu lahir dari penelitian yang tengah dilakukan dan dipandang berguna untuk dikaji dalam penelitian mendatang. Konsep tentang masalah yag dapat terjawab merupakan kelaziman umum dalam penelitian. Bahkan kalaupun hal itu berarti sejumlah masalah yang lebih menarik, yang belum mungkin ditemukan jawabannya, terpaksa tidak dijawab. Jawaban atas masalah penelitian dapat tersaji di bagian pembahasan dalam bab (atau bab-bab) hasil, di dalam bab pembahasan yang terpisah, dan/ atau di dalam kesimpulan. Semua masalah yang disajikan di paruh pertama suatu laporan penelitian harus dijawab. Seandainya terdapat masalah subsider yang terkait erat dengan masalah utama, masalah itu harus dijawab lebih dulu. Sebaliknya, seandainya masalah subsider terkait jauh dengan masalah utama, masalah itu dapat dijawab setelah masalah utama dituntaskan.
[Richard Andrews. 2003. Research Questions. New York: Continuum.] Selasa, 25 Desember 2012

Masalah Penelitian (Richard Andrews)

Das könnte Ihnen auch gefallen