Sie sind auf Seite 1von 5

PENATALAKSANAAN FT

A. ANAMNESIS 1. Nama Umur Anamnesis Umum : Tn. X : 50 thn

Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan Alamat 2. : Tukang batu : Sorowako Anamnesis Khusus Keluhan Utama Lokasi Keluhan : Nyeri pada bagian paha akibat fraktur saft femur : Pada bagian distal corpus atau pada supra condyler femur Kapan Terjadi Penyebab Sifat Keluhan RPP : 2 minggu yang lalu : Pasien pernah mengalami kecelakaan : Terlokalisir : Pada saat mengendarai motor pasien mengalami kecelakaan dalam keadaan jatuh terbentur pada posisi duduk miring B. INSPEKSI 1. 2. Statis Pasien nampak cemas dan gelisah Pada saat baring kedua tungkai dalam posisi ekstensi Posisi pasien half lying Dinamis Pasien mengalami kekakuan saat bergerak sehingga terjadi keterbatasan gerak

3.

Palpasi

Ada nyeri tekan Suhu badan normal Oedem Spasme C. PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan Fisik ( Vital Sign ) Tekanan Darah Denyut nadi Pernapasan Temperatur Tinggi Badan Berat Badan 2. Pemeriksaan Spesifik Tes Tonus ROM Test : Hipertonus : - Tungkai kanan - Tungkai kiri Circumferentia Test : - Tungkai kanan - Tunkai kiri D. DIAGNOSIS Gangguan fungsional tungkai kanan akibat fraktur saft femur. E. PROBLEMATIK 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nyeri Oedem di sekitar insisi distal femur Spasme Menurunnya kekuatan otot Keterbatasan ROM Adanya kontraktur : 130/70 mmHg : 70 X/menit : 22 X/menit : Normal : 160 cm : 60 kg

7. 8.

Gangguan ADL duduk dan berjalan Gangguan Mental F. PROGRAM RENCANA TINDAKAN FT

1.

Tujuan Jangka Panjang Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan pasien seperti sebelumnya. Jangka Pendek Mengurangi nyeri, oedem, spasme dan kontraktur Meningkatkan ADL, kekuatan otot dan ROM Support mental

2.

Rencana Evaluasi VAS untuk nyeri Geniometer untuk ROM Meteran untuk circumferentia G. MODALITAS FT Modalitas terpilih adalah terapi exercise yang diimmobilisasi dengan traksi yaitu : Fase I : Fase ketika pasien dalam keadaan terfiksasi dengan menggunakan traksi sekitar kurang lebih 12 minggu. Fase II : Fase ketika semua peralatan traksi dilepaskan namun belum diperbolehkan untuk bangun Fase III : Fase dimana pasien telah diperbolehkan untuk bangun walau masih menggunakan cruck Fase IV: Fase ketika FWB telah diperbolehkan. Pelaksanaan untuk masing-masing fase :

1. a.

Fase I Kontra rileks Quadriceps

Tujuan : Mencegah terjadinya perlengketan antara otot dan os femur serta untuk mereleksasikan m. Quadriceps. Teknik : Pasien terlentang dan tangan terapis pada patella lalu pasien diminta mengkontraksikan quadricepsnya dengan tahanan terapis dan saat rileks terapis menekan patella kea rah caudal. b. Small range knee

Tujuan : Mencegah terjadinya kekakuan sendi. Teknik : Pasien terlentang dan terapis memberikan gerakan pasif pada patella kea rah proksimal distal dan medial lateral. c. Breathing Exercise

Tujuan : Mencegah agar tidak terjadi kelemahan pada otot pernapasan dan mencegah terjadinya decubitus. Teknik : Pasien terlentang lalu jari tengah terapis tepat pada Xypodeus kemudian instruksi 1-3 tarik napas melalui hidung dan 4-6 hembuskan melalui mulut. d. e. 2. a. b. Fase II Aktif ROM Exercise pada knee dan hip Strengthening Exercise Hamstring Tujuan : Memperkuat otot hamstring pada gerakan fleksi knee. Teknik : Pasien tengkurap, tangan terapis fiksasi pada bagian distal femur dan tangan lainnya pada tumit kemudian pasien diminta untuk menekuk lututnya dengan tahanan terapis. Quadriceps Tujuan : Memperkuat otot quadriceps pada gerakan ekstensi knee. Support mental Latihan Koordinasi pada kedua tungkai

Teknik : Pasien tengkurap, tangan terapis fiksasi pada patella dan tangan lainnya pada telapak kaki lalu pasien diminta untuk meluruskan lututnya dengan tahanan terapis. c. d. 3. a. terbatas ) b. 4. a. Lati H. EVALUASI Fase IV Latihan naik turun tangga. Fase III Self Assisted Pulley Exercise ( untuk ROM yang masih Balance Exercise Walking Exercise dengan NWB

Das könnte Ihnen auch gefallen