Sie sind auf Seite 1von 33

PERAN DOKTER SEBAGAI SAKSI AHLI DI PENGADILAN

Ade Nurul Chairani Bram Sesario Rendi Chaerena Amri Gunawan Efri S Septia Harma Putri Rizkianti Anggraini 07923018 0810312036 0810312039 0810312042 0810312044 0810312050

Pembimbing: Dr. Rika Susanti, SpF

PENDAHULUAN
Latar Belakang Di masyarakat, sering terjadi peristiwa pelanggaran hukum Menyangkut tubuh dan nyawa manusia Untuk pengusutan dan penyidikan serta penyelesaian masalah hukum ini di tingkat lebih lanjut sampai akhir pemutusan perkara di pengadilandiperlukan berbagai

Dalam hal terdapat korban, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal diperlukan seorang ahli dalam bidang kedokteran untuk memberikan penjelasan bagi para pihak yang menangani kasus tersebut. Kewajiban dokter utuk membuat keterangan ahli telah diatur dalam pasal 133 (1) KUHAP

keterangan ahli ini sesuai dengan pasal 1 butir 28 KUHAP Keterangan ahli (dokter) di pengadilan merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi bila dokter menolak sebagai saksi ahli maka akan dikenakan sanksi pidana sesuai pasal 216 KUHP

Dokter Forensik
spesialis klinik untuk membantu melaksanakan pemeriksaan kedokteran forensik bagi kepentingan peradilan bilamana diminta oleh polisi penyidik

Saksi Ahli
seseorang yang dapat menyimpulkan berdasarkan pengalaman keahliannya tentang fakta atau data suatu kejadian, baik yang ditemukan sendiri maupun oleh orang lain, serta mampu menyampaikan pendapatnya tersebut (Franklin C.A, 1988)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagai saksi ahli harus dapat menarik kesimpulan, serta menyatakan pendapat sesuai dengan keahliannya. Berdasarkan pasal 184 KUHAP ayat (1), keterangan ahli yang diberikan oleh saksi ahli di pengadilan adalah merupakan salah satu alat bukti yang

Pasal 179 ayat (1) KUHAP menyatakan:


"Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan".2

Pengadilan
adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem peradilan berupa memeriksa, mengadili, dan memutus perkara.

Peradilan
adalah segala sesuatu atau sebuah proses yang dijalankan di Pengadilan yang berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus dan mengadili perkara dengan menerapkan hukum dan/atau menemukan hukum in concreto (hakim menerapkan peraturan hukum kepada hal-hal yang nyata yang dihadapkan kepadanya untuk diadili dan diputus) untuk mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum materiil, dengan menggunakan cara prosedural yang ditetapkan oleh hukum formal.

Dari kedua uraian diatas dapat dikatakan bahwa, pengadilan adalah lembaga tempat subjek hukum mencari keadilan, peradilan adalah sebuah proses dalam rangka menegakkan hukum dan keadilan atau suatu proses mencari keadilan itu sendiri.

Dokter sebagai pembuat visum et repertum


Visum et repertum merupakan laporan tertulis dari dokter (sebagai ahli)
Dibuat berdasarkan sumpah, mengenai apa yang dilihat, dan ditemukan Dilakukan pemeriksaan menurut pengetahuan yang sebaik-baiknya

Hasil pemeriksaan

Petunjuk, pedoman dan alat bukti dalam menyidik

Menuntut dan mengadili pada perkara

Keterangan dokter sebagai ahli


tertulis
Melalui visum et repertum

lisan
Menghadirkan dokter dalam persidangan

Dokter sebagai saksi ahli


KUHAP Pasal 1
Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan

Hukum pidana

Kriteria saksi ahli adalah seseorang karena pendidikannya atau pengalaman khusus memiliki pengetahuan yang tinggi tentang suatu pokok masalah sehingga dapat membentuk pendapat yang tepat atau mengambil kesimpulan yang benar

Persyaratan Sebagai Saksi Ahli

Syarat Obyektif
Sehat, dewasa, tidak dibawah perwalian, sebagaimana (pasal 171 KUHAPidana).

Tidak boleh ada hubungan keluarga dengan terdakwa, baik pertalian darah atau karena perkawinan, dan bukan orang yang bekerja atau yang mendapat gaji dari terdakwa (pasal 168 KUHAP).

Syarat Formil
Saksi ahli harus disumpah menurut aturan agamanya, untuk memberi keterangan yang sebenarnya, sebagai-mana diatur dalam pasal 120 ayat (2) KUHAPidana, pasal 179 ayat (2) KUHAPidana

Kewajiban dan Hak Sebagai Saksi Ahli

Kewajiban Sebagai Saksi Ahli

a.

Pasal 159 ayat (2) KUHAPidana : saksi ahli wajib menghadap ke persidangan setelah dipanggil dengan patut.

b.

Pasal 160 KUHA Pidana : saksi ahli wajib ber-sumpah menurut agamanya untuk memberi keterangan yang sebenarnya.

a.

Pasal 159 ayat (2) KUHAPidana : saksi ahli wajib menghadap ke persidangan setelah dipanggil dengan patut.

Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan (Pasal 179 ayat (1) KUHAP)

Alasan sah dokter tidak dapat didengar keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai ahli

1
2 3

Keluarga sedarah / semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ketiga dari terdakwa / yang bersama-sama sebagai terdakwa

Saudara terdakwa / bersama-sama sebagai terdakwa ( saudara ibu atau bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga)
suami/istri terdakwa (sudah bercerai/bersama-sama sebagai terdakwa) semua ketentuan untuk saksi berlaku bagi mereka yang memberikan keterangan ahli maka alasan-alasan tersebut berlaku pula bagi dokter(KUHAP )

Penyidikan dan penyidikan tambahan dokter mempunyai kewajiban memberikan keterangan sebagai ahli apabila diminta (Pasal 120 KUHAP)

Dalam hal penyidik menganggap perlu ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus
Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji dimana penyidik bahwa ia akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya atau jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta.

Dokter dapat dituntut apabila dengan sengaja ia tidak memenuhi kewajiban untuk dimintai keterangan (Pasal 224 KUHP) Barang siapa yang dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undangundang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya berdasarkan undang-undang yang harus dipenuhinya diancam : 1. Dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan. 2. Dalam perkara lain dengan pidana penjara paling lama enam bulan.

b.

Pasal 160 KUHA Pidana : saksi ahli wajib ber-sumpah menurut agamanya untuk memberi keterangan yang sebenarnya.

dokter wajib mengucapkan sumpah atau janji sebagai ahli sebelum memberikan keterangan & juga sesudah memberikan keterangannya (apabila dipandang perlu)
dokter menolak mengucapkan sumpah / janji didepan penyidik sewaktu memberikan keterangan lisan, dokter tidak boleh disandera. Penyanderaan hanya dimungkinkan pada tingkat pemeriksaan di sidang pengadilan dengan surat penetapan hakim ketua sidang

Hak Sebagai Saksi Ahli


Saksi ahli yang telah hadir berhak mendapat penggantian biaya menurut Undang-undang yang berlaku (pasal 229 KUHAP)

Cara memberikan keterangan Saksi Ahli


Saksi ahli datang ke Pengadilan sesuai dengan tanggal pemanggilan Melaporkan kedatangannya kepada panitera Menunggu giliran dipanggil memasuki ruang sidang. Di ruang sidang saksi ahli duduk berhadapan dengan hakim Setiap pertanyaan yang diajukan oleh jaksa, pengacara atau terdakwa kepada saksi ahli harus melalui hakim. Semua jawaban yang diberikan harus jelas, tidak berbelit, menggunakan bahasa Indonesia yang baik, mudah dipahami, hatihati, sopan, dan sesuai batas profesi.

Dokter sebagai Saksi Ahli Memberikan: Keterangan tentang teori/ hipotesa Keterangan tentang suatu objek
Objek terdakwa Objek korban

Cara Pemanggilan Dokter Sebagai Saksi Ahli Dalam Persidangan

Pengertian pemanggilan

Bahasa Belanda disebut dengan convocatie atau bijeenroeping Panggilan dalam hukum acara perdata : menyampaikan secara resmi (official) dan patut (properly) kepada pihak-pihak yang terlibat dalam suatu perkara di pengadilan agar memenuhi dan melaksanakan halhal yang diminta dan diperintahkan majelis hakim atau pengadilan

Tata cara/prosedur pemanggilan saksi ahli ke Pengadilan

Pasal 227 ayat 1 KUHAP : Semua jenis pemberitahuan atau panggilan oleh pihak yang berwenang disampaikan selambat-lambatnya tiga hari sebelum tanggal hadir yang ditentukan sesuai dengan

Pasal 227 ayat 2 KUHAP : Petugas yang melaksanakan panggilan harus bertemu sendiri dan berbicara langsung dengan orang yang dipanggil

Pasal 227 ayat 3 KUHAP : Bila orang yang dipanggil tidak terdapat di salah satu tempat tinggalnya atau tempat kediamannya yang terakhir, surat panggilan disampaikan melalui Kepala Desa atau pejabat, dan jika di luar negeri melalui perwakilan Republik Indonesia di tempat dimana orang yang dipanggil tinggal

Kesimpulan

Dokter Spesialis Forensik adalah spesialis klinik untuk membantu melaksanakan pemeriksaan kedokteran forensik bagi kepentingan peradilan bilamana diminta dalam kepentingan peradilan. Peranan dokter dalam peradilan adalah membantu penyidik dan hakim dalam mengungkapkan kasus dari sudut kedokteran forensik. Dokter berperan sebagai saksi ahli yang berkewajiban hadir saat dipanggil sewaktu-waktu guna memberikan keterangan sesuai dengan keilmuannya. Kewajiban, hak dan tata cara pemanggilan dokter sebagai saksi ahli di atur di dalam undang-undang yang tertuang di dalam kitab undang-undang hukum acara pidana.

Das könnte Ihnen auch gefallen