Sie sind auf Seite 1von 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Untuk mengetahui apakah peranan agama dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat? Untukmengetahuiapakahperanangereja meningkatkankesejahteraanmasyarakat? dalam

1.2 LatarBelakang Indonesia ialahsebuahnegara yang tersusundaribermacam-macamsuku, agama, ras, danetnis.Pendudukdanwarga negara Indonesia sangatberagam.Ada sukuBatak, Dayak, Madura, Jawa.Selain itu, bangsa Indonesia terdiri dari agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, Islam, Budha, Hindhu yang menjadikan Indonesia menjadi negara yang kaya akanperbedaan. Hidupditengahmasyarakat mudah.Perbedaanituindah, yang pluralisbukanlahhal yang salahpaham,

walaupundiiringidenganselisihpendapat,

maupunpertikaian.Belakanganini, banyaksekaliperistiwa yang terjadi, baik yang disengajaataupuntidakdisengaja yang mengecamkesejahteraan di

lingkunganmasyarakat.Terutama yang menyangkutperkara agama, sepertitindakan demo tentangpenutupantempatibadah.yang merupakan pemicupertikaian. Pertikaianantarumat beragamamerupakanhal yang ditakuti seakan menjadi bom bagi negara itusendiri.Jikahaliniterusdibiarkan,

cepatataulambatakantimbulgejolakpemisahandiriantarmasyarakat. Disintegrasiantara agama, etnis, danrastentusajabukanhal yang kitainginkan.Kita harus bisa menghindari disintegrasi.Mari kitatelaahlebihjauh, bagaimanaperanan agama maupungerejadalammeningkatkankesejahteraanmasyarakat.

1.3 RumusanMasalah Apakahperanan agama dalammeningkatkankesejahteraanmasyarakat? Apakahperanangerejadalammeningkatkankesejahteraanmasyarakat?

1.4 Manfaat Memahamiperanan agama dalammeningkatkankesejahteraanmasyarakat Memahamiperanangerejadalammeningkatkankesejahteraanmasyarakat Memahamibagaimanacaramembina ditengahmasyarakatpluralis. kesejahteraan

BAB II Materi

2.1 Peranan Gereja dalam Membina Kesejahteraan Masyarakat 2.1.1Definisi Gereja Banyak orang yang memandang gereja sebagai gedung. Ini bukanlah pengertian Alkitab mengenai gereja. Kata gereja berasal dari kata bahasa Yunani Ekklesia terdiri dari kata ek yang berarti keluar dan kata kaleo yang berarti dipanggil. Sehingga ekklesia didefinisikan sebagai orangorang yang dipanggil keluar. Akar kata dari gereja bukan berhubungan dengan gedung, namun dengan kumpulan orang. Banyak kali mereka menunjuk pada denominasi atau pada bangunan. Baca Roma 16:5: Salam juga kepada jemaat di rumah mereka... Paulus menunjuk pada gereja di rumah mereka, bukan pada gedung gereja, namun kumpulanorangorangpercaya. Gereja adalah Tubuh Kristus. Efesus 1:22-23 mengatakan, Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikanNya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.Tubuh Kristus terdiri dari semua orang percaya mulai dari saat Pentakosta sampai saat Pengangkatan. Tubuh Kristusterdiridari dua aspek:

a. Gereja universal/sedunia yaitu gereja yang terdiri dari semua orang yang memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. 1 Korintus 12:13-14 mengatakan Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.Kita melihat bahwa siapapun yang percaya adalah bagian dari tubuh Kristus. Gereja Tuhan yang sebenarnya bukanlah bangunan gereja atau denominasi tertentu. Gereja Tuhan yang universal/sedunia adalah semua orang yang telah menerima keselamatan melalui beriman di dalam Yesus Kristus.

b. Gereja lokal digambarkan dalam Galatia 1:1-2, Dari Paulus, seorang rasul, ... dan dari semua saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-jemaat di Galatia. Di sini kita melihat bahwa di propinsi Galatia ada banyak gereja apa yang kita sebut sebagai gereja lokal. Gereja Baptis, gereja Lutheran, gereja Katolik, dll bukanlah Gereja sebagaimana gereja universal, namun adalah gereja lokal. Gereja universal/sedunia terdiri dari merekamereka yang telah percaya pada Yesus untuk keselamatan mereka. Anggotaanggota gereja universal/sedunia ini sepatutnya mencari persekutuan dan pembinaan dalam gereja lokal.

Secara ringkas, gereja bukanlah bangunan atau denominasi. Menurut Alkitab, gereja adalah Tubuh Kristus setiap mereka yang telah menempatkan iman mereka pada Yesus Kristus untuk keselamatan (Yohanes 3:16; 1 Korintus 12:13). Dalam gereja-gereja lokal terdapat anggota-anggota dari gereja universal/sedunia (Tubuh Kristus).

2.1.2Visi dan Misi Gereja Masing-masing gereja memiliki visi dan misi yang berbeda. Pada umumnya visi gereja adalah menciptakan damai sejahtera di bumi, sedangkan misi gereja adalah menjadi berkat dan terang di tengah-tengah dunia. Berikut adalah contoh visi dan misi Gereja Kristen Indonesia.

2.1.2.1 Visi : Gereja Kristen Indonesia menjadi mitra Allah dalam mewujudkan damai sejahtera di dunia

2.1.2.2Misi :

Mengembangkan spiritualitas yang berpusat pada hubungan yang hidup dengan Allah.

Mewujudkan dan meningkatkan persekutuan orang-orang percaya tanpa memandang perbedaan-perbedaan jenis kelamin, usia, suku bangsa, bahasa, budaya, kebangsaaan, status pernikahan dan status sosial ekonomi.

Mengupayakan agar anggota-anggotanya hidup dalam kasih dan persaudaraan yang akrab dan hangat sebagai tubuh Kristus.

Melaksanakan kesaksian dan pelayanan dalam masyarakat. Memperjuangkan perwujudan keesaan gereja dan persaudaraan umat manusia.

Meningkatkan kecintaan anggota-anggotanya terhadap Gereja Kristen Indonesia sebagai tubuh Kristus.

Meningkatkan pertumbuhan anggota.

2.1.3 Peranan Gereja 1. Koinonia (Bersekutu) Yang dimaksud dengan persekutuan di sini bukan sekedar beribadah bersama, tetapi di antara jemaat ada komunikasi dan interaksi satu sama lain. Dalam era munculnya mega church seperti yang penulis lihat dewasa ini, maka interaksi antar jemaat menjadi berkurang, sehingga perlu dibentuk kelompok-kelompok kecil (dalam lingkup GIA disebut KPK Kelompok Persekutuan Keluarga), yang memiliki basis Alkitabiah amat kuat, yaitu meneladani gereja mula-mula (Kisah 2:41-47).

Bahkan, menurut John Stott, pengertian Alkitabiah tentang Koinonia lebih dalam lagi, yaitu memiliki tiga bentuk: a. Apa yang kita bagikan bersama. warisan Kristen milik kita bersama, yaitu iman, keselamatan, dan kasih karunia Allah; b. Apa yang kita bagikan keluar bersama-sama apa yang dilakukan bersama, kebersamaan dalam pelayanan; c. Apa yang kita bagikan satu dengan yang lainnya, dan bentuk tindakan kasih dan perbuatan baik.

Dalam fungsi Koinonia ini. spiritualitas nampak dalam relasi timbal baik antara sesama saudara seiman.

2. Diakonia (Melayani) Diakonia adalah tugas gereja secara menyeluruh selaku tubuh Kristus. Diakonia tidak hanya ditujukan kepada sesama anggota jemaat tetapi juga

kepada umat kepercayaan lain, bahkan sampai kepada seluruh ciptaan (Mrk 10:45). Tugas diakonia (menurut GBKU GKPS 1995-2000) antara lain, meringankan penderitaan yatim piatu, janda, jompo, dan mereka yang berada di Lembaga Pemasyarakatan, Lingkungan Hidup, dan

meningkatkan

kemandirian dan kepercayaan diri warga jemaat. Jadi

melalui pelayanan tersebut, gereja turut menciptakan kesejahteraan masyarakat. Beberapa contoh pelayanan yang dilakukan gereja terhadap masyarakat :

Mengadakan bakti sosial dan pengobatan gratis untuk orang kurang mampu serta konsultasi hukum, penyuluhan pertanian, dan peternakan.

Peduli terhadap para korban bencana dengan memberi bantuan berupa uang / sembako / barang bantuan lain serta membuat posko dan dapur umum.

Memberantas kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan dengan mendirikan sekolah-sekolah formal yang difokuskan pada jenjang pendidikan SD, SMP, SMU, dan Sekolah Menengah Kejuruan lainnya yang dapat menyiapkan anak didik yang siap kerja. Juga mendirikan sekolah informal (kursus dan pelatihan) serta menyediakan

perpustakaan khusus anak-anak.

Dalam bidang kesehatan, mendirikan Rumah Sakit Umum kelas menegah-bawah dan sejenis klinik praktek dokter umum bersama, sehingga lebih diutamakan penyebaran /pemerataan pelayanan daripada kelengkapan dan sopistikasi pelayanan kesehatan yang disediakan. Bahkan memberikan biaya gratis pengobatan klinik.

Pertisipasi dalam menyediakan lapangan kerja dengan memberikan pembinaan kewirausahawan bagi warga jemaat dan masyarakat sekitar. Juga memberikan pembinaan pengembangan usaha dan pemasaran bagi usaha-usaha kecil/ usaha rumahan warga masyarakat sekitar. Selain itu, membangun database tentang informasi lowongan kerja dan pencari kerja yang dapat diakses warga jemaat dan masyarakat sekitar.

Memiliki jam-jam doa/menara doa yang mendoakan kesejahteraan masyarakatm, bangsa dan negara Indonesia. Mendoakan kinerja

pemerintah, keamanan negara, angka kriminalitas dan kejahatan yang menurun sehingga masyarakat dapat hidup dengan damai dan sejahtera. Pelayanan gereja tersebut dapat menyebabkan transformasi atau peningkatan kondisi kehidupan masyarakat. Yakni mengubah

kehidupan masyarakat yang serba miskin menjadi lebih sejahtera, dari yang tidak berpendidikan menjadi berpendidikan, dari yang susah menjadi senang, dari hati yang sedih menjadi gembira dan sebagainya. Gereja tidak perlu kehabisan akal, ide, energi (kekuatan) dan semangat untuk melakukan perbaikan kehidupan manusia, khususnya kehidupan orang-orang yang mau percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Kendati banyak hambatan dalam melayani warga, gereja dan pelayannya tidak perlu berputus asa sebab Tuhanlah yang menopang gereja.

3. Bersaksi (Marturia) Tugas bersaksi ini sering disalahartikan sebagai tindakan untuk membuat orang yang bukan Kristen menjadi orang Kristen, membuat orang yang tidak atau belum percaya menjadi percaya dan menerima Kristus. Kesaksian sering disalahartikan sebagai tindakan mengkristenkan orang (kristenisasi). Terkait dengan fakta ini, kita perlu mencatat : kesaksian bukan kristenisasi. Hakikat bersaksi adalah mewartakan injil dengan memperkenalkan panggilan hidup kristiani yang menjadi berkat bagi lingkungan sekitar.

Gereja bersaksi dengan menunjukkan kasih Kristus dan mengungkapkan teladan hidup yang benar di hadapan Tuhan dan sesama. Dengan kata lain, keberadaan gereja dirindukan oleh banyak orang. Dalam bersaksi, bisa dilihat beberapa lembaga misi yang dengan tulus hadir dan melayani masyarakat dengan hadir di tengah keprihatinan masyarakat. Melayani masyarakat yang tertinggal dan tidak mengenal pendidikan, membantu para pengungsi (akibat konflik sosial, bencana alam, kebakaran, dsb.), membantu masyarakat mengatasi masalah kesehatan, memecahkan berbagai masalah sosial, dll. Gereja melayani dengan sungguh-sungguh, tanpa membeda-bedakan alasan etnis, agama, maupun alasan semacam itu

lainnya. Gereja menganggap saudara yang harus dilayani.

semua orang yang dilayani itu sebagai

Contoh : Sebuah lembaga misi yang mengunjungi desa-desa terpencil dan suku-suku terasing di seluruh wilayah Nusantara dan memberikan bantuan sandang, pangan, dana, ceramah dan pemutaran film. Kemudian mereka juga menyampaikan injil dan membagikan alkitab secara gratis sehinggamereka tidak hanya melayani tetapi juga melakukan kesaksian dalam pelayanan mereka.

4. Didaskalia (Pengajaran) Menteri Agama Suryadharma Ali pernah mengatakan bahwa gereja memiliki peran penting dalam membina masyarakat. Gereja merupakan mitra kerja pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan dan kejayaan bangsa. Menag menambahkan, banyak hal yang perlu dibenahi bersama dalam membangun bangsa ini sebab masih banyak yang harus terus dipelajari dalam memahami dinamika dan perubahan yang berlangsung. Menag menuturkan, pemahaman terhadap dinamika yang berlangsung, dinilai penting karena, sebagian bangsa ini kerap tersesat di tengah jalan yang terang. Selain kerap tersesat di tengah jalan yang terang, lanjutnya, bangsa ini juga kerap tersesat di tengah kebebasan. Padahal kebebasan bersifat terbatas. Karena di balik kebebasan sebuah komunitas, terdapat kebebasan komunitas lain. Bila kebebasan tidak terkontrol, maka akan menimbulkan dampak besar berupa gejolak di tengah masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, maka gereja menjalankan peranannya dalam memberikan pembinaan-pembinaan dan pendalaman alkitab secara intesif dan berkesinambungan. Alkitab sebagai dasar dan sumber kebenaran di mana jemaat dapat memperoleh pencerahan dan dapat mendalami Alkitab secara benar.Pembinaan tersebut juga berusaha untuk mendewasakan iman warga gereja. Yang harus dikembangkan dalam rangka pembinaan dan pencerahan iman warga ialah pengembangan diri lewat membaca, mendengar, melakukan tugas, tukar pendapat, menambah pengetahuan lain yang menunjang pelaksanaan pesan-pesan moral Injil dapat dicernah

dengan baik. Dengan begitu, tidak hanya iman saja yang semakin meningkat tetapi juga karakter ilahi yang terbentuk.

Contoh : Kelompok sel / kegiatan pendalaman alkitab yang dibentuk gereja dalam memperlengkapi setiap anggota jemaat sehingga jemaat memiliki sikap takut akan Tuhan dan mencegah mereka untuk tidak melakukan tindak kejahatan/kekacauan dalam masyarakat. Dengan begitu, gereja turut menciptakan kesejahteraan dalam masyarakat. Selain itu, dijumpai gereja yang memberi pengajaran di penjara-penjara di mana gereja tersebut memiliki dampak untuk mengubah karakter-karakter mereka sehingga mereka tidak lagi melakukan kejahatan bahkan dapat dipakai untuk kemuliaan nama Tuhan.

2.1.4 Tujuan Gereja 1. Peribadatan Dikatakan dalam Alkitab, bahwa mengasihi Allah dilakukan dengan seluruh hidup kita (Mat.22:37; Rm.12:1). Semuanya ini merupakan sifat dari hubungan manusia dengan Allah, sebagaimana tujuan Allah menciptakan manusia yakni untuk mengasihi diriNya. Wujud kasih kepada Allah dinyatakan melalui penyembahan. (Mzm.34:4; Mat.4:10; Yoh.4:23).

2.

Persekutuan Baptisan berarti tanda pertobatan dan pengampunan dosa (Mrk.1:4) yang sekaligus menyatukan status kewargaan Kerajaan Allah (Rm. 6 : 1-5 ; 1 Kor.12 : 13). Dibaptiskan berarti pertama-tama disatukan dengan Kristus kemudian dengan segenap orang percaya (Ibr.12 : 1). Oleh karena itu,

"membaptiskan" berarti menyatukan orang lain dengan kumpulan orang percaya yang dibangun dalam satu ikatan kasih, yang berwujud persekutuan.

3.

Pemuridan Belajar seharusnya menjadi motivasi setiap orang percaya dalam mengikut Yesus Kristus dengan tujuan agar sampai pada satu standar kesempurnaan Kristus yang taat kepada Bapa-Nya (Kol.1:28; Flp.2:5-8). Gereja diciptakan dengan target untuk mengajar bangsa-bangsa menjadi taat / loyal kepada Allah

(Ef.4:12-13). Proses itulah yang berulangkali oleh Yesus Kristus dilakukan sebagai pola pemuridan.

4.

Pelayanan Hukum Allah adalah aturan di dalam kompleks Kerajaan Allah. Allah membuat aturan dengan tujuan untuk mengatur hubungan di antara anggotanya. Gereja, sebagai alat pembangunan Kerajaan Allah, harus menjadi tempat orang untuk dapat saling mewujudkan kasih di antara anggotanya. Gereja diciptakan Allah adalah untuk menjadikan kasih nyata di antara sesama umat-Nya. Gereja harus melengkapi anggotanya untuk pekerjaan pelayanan (Ef.4:12).

5.

Penginjilan Gereja diciptakan Allah untuk mengabarkan Injil Keselamatan. Gereja bertugas sebagai alat pembangunan tubuh Kristus untuk menciptakan Kerajaan Allah. Keempat Injil (Mat.28:19-20; Mrk.16:15; Luk.24:47-49; Yoh.20:21) dan Kisah Rasul 1:8 mencatat perkataan Yesus tentang tugas tubuh-Nya, yakni Gereja, selama di bumi untuk mengabarkan tentang diriNya. Memberitakan Injil lebih dari hanya sekedar perintah, tetapi Hak Istimewa yang diberikan Allah kepada manusia (1Ptr.1:12). Selama masih ada orang yang belum mendengar Injil Kristus berarti Gereja masih memiliki mandat tersebut.

2.1.5 Fungsi Gereja Berbicara tentang fungsi gereja tidak dapat dilepaskan dari tujuan gereja. Sebuah tujuan atau serangkaian tujuan gereja berfungsi sebagai tolok ukur dari fungsi gereja. Dengan kata lain fungsi gereja adalah merupakan aplikasi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh gereja. Pada dasarnya, misi atau tugas gereja meliputi dua fungsi, yaitu ke dalam dirinya (pelayanannya memelihara pertumbuhan kehidupan rohani para anggota jemaatnya) dan ke luar dirinya (pelayanannya terhadap dunia luar).

Fungsi ke Dalam

Setiap gereja merupakan suatu persekutuan yang berkumpul bersama untuk menyembah Allah. Gereja terdiri dari seluruh keluarga Allah yang berkumpul untuk bersekutu (koinonia) dalam persekutuan dengan semua orang percaya -- apapun kondisi masing-masing mereka -- bersaudara, saling mengasihi dan membantu bagi terwujudnya perkembangan masing-masing. Semua orang percaya wajib dibangun dalam iman yang benar, melalui pelajaran yang benar dan sakramen-sakramen gereja, bagi tercapainya tujuan bersama, yaitu menjadi serupa dengan Kristus. Jemaat harus dilengkapi untuk dapat hidup benar dan setia melakukan kewajiban-kewajibannya, baik terhadap gereja, sesama orang percaya, maupun terhadap tugas ke luar gereja.

Fungsi ke Luar Fungsi ini meliputi baik tugas pemberitaan Injil (kerygma) maupun tugas pelayanan sosial (diakonia). Adapun tugas pelayanan sosial merupakan tugas di bawah tugas pemberitaan Injil yang tidak dapat dipisahkan dari tugas pemberitaan Injil karena tugas utama gereja adalah menginjili dunia, dan bukan menyempurnakan kesejahteraan sosial masyarakat. Penginjilan adalah usaha memberitakan kabar maha baik tentang Yesus Kristus, yang melalui kematian dan kebangkitan-Nya, menebus dosa umat manusia, sehingga mereka yang mau percaya dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat, memperoleh pengampunan Allah dan kehidupankekal.

Dalam melaksanakan fungsi gereja di masyarakat, Caleb So menyatakan ada empat persyaratan yang mendasar yaitu: o Gereja harus senantiasa memperbaharui dirinya sendiri. o Gereja harus bisa menyebabkan orang bertemu dengan Tuhan. o Gereja harus bisa menyebabkan orang bertemu dirinya sendiri. o Gereja harus bisa menyebabkan orang bertemu dengan sesamanya.

Aplikasi Fungsi-Fungsi Gereja Aplikasi fungsi-fungsi gereja yang bersifat operasional ini sebagian besar adalah berdasarkan dari pemikiran White dan Warren.

1. Membuat sebuah visi dan misi gereja. 2. Membuat sebuah struktur organisasi. 3. Membuat strategi. Strategi adalah sesuatu yang dilakukan berkaitan dengan rencana umum tentang sesuatu dan prinsip-prinsip yang mendasarinya. 4. Melaksanakan strategi yang ditentukan dengan mengetahui sasaran masyarakat yang akan dijangkau. 5. Penyusunan sumber daya manusia dan lainnya guna pelaksanaan programprogram. Pelaksanaan program dilakukan secara bersamaan secara seimbang. 6. Melaksanakan evaluasi dengan mendapatkan feedback dari anggota jemaat

2.2 Peranan Agama Kristen dalam Membina Kesejahteraan Masyarakat 2.2.1 Definisi Agama Makna Etimologis Ada dua pendapat mengenai asal-usul kata agama. Pertama, berasal dari bahasa Indo-German, yaitu gam yang identik dengan go dalam bahasa Inggris yang berarti jalan, cara berjalan, cara-cara sampai pada keridhaan Tuhan. Kedua, berasal dari bahasa Sansekerta, dalam kitab Upadeca tentang ajaran-ajaran Agama Hindu. Disebutkan bahwa agama tersusun dari kata a yang berarti tidak dan gama yang berarti jalan. Dalam bentuk harfiah, agama berarti tetap di tempat, langgeng, abadi, diwariskan secara terusmenerus dari generasi ke generasi (Sukardji, 1993: 26-27). Ada pula pendapat lain, yaitu agama berasal dari kata a yang berarti tidak, dan gama yang berarti kacau. Maksudnya, orang-orang yang memeluk suatu agama dan mengamalkan ajaran-ajarannya, hidupnya tidak akan kacau. Makna

Terminologis

Definisi yang agak lengkap tentang agama mungkin diungkapkan oleh Sukardji, penulis buku Agama-Agama yang Berkembang di Dunia dan Pemeluknya, yakni Suatu tata aturan Tuhan yang berfungsi dan berperan, mendorong, memberi arah, bimbingan, dan isi serta warna perilaku orang yang berakal

dalam mengembangkan potensi-potensi dasar yang dimiliki dan melaksanakan tugas-tugas hidupnya yang seimbang antara lahiriah dan batiniah dalam usahanya untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan bekal kebahagiaan hidup di akhirat kelak (Sukardji,1993: 37-38).

Kamus-kamus pun mencantumkan definisi agama yang bermacam-macam. Misalnya, di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), agama diartikan sebagai ajaran, sistem atau prinsip kepada Tuhan yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya (KBBI, 2005: 12).

2.2.2 Visi dan Misi Agama Kristen 2.2.2.1 Visi Agama Kristen Agama Kristen diaharapkan sebagai pedoman dan sumber nilai dalam pengembangan kepribadian kristiani yang beriman kepada Tuhan serta menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama dengan adanya rasa saling menghargai dan peduli terhadap orang lain demi kesejateraan masyarakat.

2.2.2.2 Misi Agama Kristen Mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari anggota masyarakat yang beriman pada Tuhan sehingga dapat menjalankan tugas dan pelayanan sebagai manusia yang bertanggung jawab kepada Allah serta pada masyarakat. Memampukan setiap orang untuk menghayati nilai-nilai kebersamaan sebagai bangsa pluralisme serta meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dengan menjadi pribadi yang beriman, cerdas dan berguna untuk kemajuan bangsa dan negara.

2.2.3 Peranan Agama Kristen Mengarahkan setiap penganut agama Kristen untuk bersikap, berbicara dan melakukan sesuatu sesuai ajaran Iman Kristen sehingga tidak mudah terpengaruh oleh ajaran-ajaran dunia yang bertentangan dengan iman kristiani. Dengan demikian, dapat menjadi anggota masyarakat yang teguh dalam membina persatuan dan kesejahteraan dengan umat beragama lain.

Membangun nara didik untukmemiliki identitas dan komitmen yang jelas tentangimannya dan sekaligus membangun relasi denganorang yang berkepercayaan dan berkebudayaan tradisional lain dan

berinteraksinyasecara positif tanpa saling mengorbankan.Karenaitu, yang penting ialah kita mendidik mereka bukansaja untuk mengerti imannya secara sadar (bukandihapal), tetapi juga mampu melihat aliran atauagama lain serta segi kebudayaan positif secara obyektif tanpa harus terpengaruh.

2.2.4 Tujuan Agama Kristen Mahasiswa mampu menghayati pengalaman perjumpaan dengan Tuhan dalam pengalaman keseharian dan dengan demikian dapat mengalami tranformasi nilai-nilai kehidupan kristiani yang tercermin dari perilakunya di tengah-tengah masyarakat. Di dalam perkembangan dunia yang menawarkan banyak nilai kehidupan diperlukan nilai-nilai kristiani sebagai pedoman dan acuan dalam berpikir, bersikap dan bertindak sehingga tidak terpengaruh dan tidak melakukan nilai-nilai yang buruk, namun mengambil dan melakukan nilai-nilai yang baik sehingga dapat menciptakan suasana kesejahteraan di dalam masyarakat.

Menghantarkan setiap orang untuk menghayati kasih Allah dalam Yesus Kristus dengan bimbingan Roh Kudus sehingga dapat bertumbuh sebagai pribadi yang utuh dalam segala aspek dan dapat membuktikkan dirinya sebagai manusia baru yang dewasa, bertanggung jawab kepada Allah, sesama manusia, dan alam lingkungan hidupnya serta bersedia mengabdikan seluruh hidup dan pekerjaan demi kepentingan sesama manusia yang dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan kehadiran Kristus dalam hidup kita

2.2. 5 Fungsi Agama Kristen Agama bagi manusia memiliki banyak sekali fungsi dalam kehidupannya. Sebagian fungsi agama bagi manusia menurut para ahliadalah : a. Membantu manusia untuk memperoleh hidup yang lebih baik. William James, dalam bukunya, The Varietes of Religius Experience : A Study in Human Nature, mengatakan : "Bahwa permasalahan penting dari agama adalah bagaimana Tuhan dan agama membantu dalam usaha manusia untuk mendapatkan hidup yang baik." Pendapat ini menegaskan bahwa agama harus menjadi sesuatu yang hidup dan memandu manusia dalam membangun kehidupan mengatur yang bagaimana lebih beradab dan

berperadaban.Agama

sebaiknya

manusia

berhubungan dan berperilaku terhadap sesama manusia agar mampu melahirkan dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

b. Sarana untuk hidup taat dan menyembah Tuhan Dalam tiap agama pasti kita temukan ajaran yang mengatur pemeluknya untuk mentaati seperangkat nilai dan norma yang jelas-jelas berasal dari Tuhan sekaligus ditemukan ajaran ajaran yang mengatur bagaimana manusia harus menjalankan "peribadatan" untuk menyembah Tuhan. Erich From dalam bukunya Psichoanalysis and Religion mengakui fungsi agama sebagai sarana untuk taat dan menyembah Tuhan. Hal ini dapat dilihat dari definisi agama yang dirumuskannya yaitu: "Suatu sistim pemikiran dan tindakan yang dipeluk secara bersama oleh suatu yang memberikan kepada individu kerangka orientasi dan obyek pengabdian." Agama membantu umat manusia untuk menciptakan tata kehidupan yang aman dan tertib.

c. Agama sebagai sumber kebahagiaan

Elizabeth K. Nottingham (dalam bukunya Agama dan masyarakat, Suatu Pengantar Sosialogi Agama, terjemahan Rajawali, Jakarta, 1975) menjelaskan bahwa agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaan diri sendiri dan keberadaan alam semesta.Selain itu agama dapat membangkitkan kebahagiaan bathin yang paling sempurna. Berdasarkan pendapat Elizabeth K. Nottingham tersebut, nampak bahwa agama membantu manusia untuk memilih "cara pandang" (pemahaman) yang benar terhadap kehidupan. Modernisasi yang dulu dianggap mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan, dalam kenyataanya malah mendatangkan "The agony of Modernization" yaitu "Azab sengsara karena modernisasi".Hal ini diakibatkan karena modernisasi dan pembangunan yang kita laksanakan telah kehilangan rohnya yaitu agama yang dihayati.Dalam menghadapi modernisasi, agama yang membantu manusia untuk tidak kehilangan makna dalam kehidupannya, sehingga tidak tenggelam dalam kesibukankesibukan yang hanya mengahdirkan kelelahan fisik dan kegersangan psikologis. Maka pada tahun 1984, WHO telah menyempurnakan batasan sehat dengan menambahkan satu elemen yaitu elemen agama/spritual. DR. Jalaluddin, dalam bukunya Psikologi Agama (terbitan Rajawali Press, 1997) menyimpulkan bahwa dalam prakteknya fungsi agama bagi masyarakat antara lain : "Berfungsi edukatif, penyelamat, pendamai hati, social control, pemupuk rasa solidaritas, transformatif, dan kreatif. berbagai problem

2.3

Salah satu pandangan agama lain

2.3.1 Tujuan Agama Islam Untuk mempersiapkan kaum muda yang mampu melaksanakan misi iniemosional, moral, dan intelektual.

2.3.2 Visi dan Misi Agama Lain

2.3.2.1 Visi Fokus pada nilai-nilai pengajaran dan menekankan isu-isu identitas dan harga diri, lebih jauh lagi, harus mengatasi masalah nyata siswa, dan harus menekankan dan memberikan pelatihan kepemimpinan. Mengembangkan program sistematis untuk mengajar orang tentang "menjadi Muslim"-yang membutuhkan halus dan mendalam pemahaman yang lebih baik sifat anak-anak dan Islam itu sendiri.

2.3.2.2 Misi Untuk secara positif mempengaruhi dan mengubah dunia.

2.3.2 Peranan Agama Islam Agama mengatur tentang bagaimana membentuk masyarakat yang madani. Agama juga yang mampu menciptakan kerukunan dalam kultur masyarakat yang majemuk. Seperti yang kita semua ketahui bahwa tidaklah mudah untuk hidup dalam perbedaan. Setiap perbedaan, utamanya perbedaan pendapat yang ada di masyarakat dapat memicu timbulnya perselisihan. Di sinilah posisi agama memainkan perannya yang penting sebagai penegak hukum dan menjaga agar masyarakat saling menghormati dan tunduk pada hukum yang berlaku. Agama memainkan perannya yang sentral dalam hal kultur maupun kehidupan sosial kemasyarakatannya melalui nilai-nilai luhur yang diajarkannya. Diantara sekian banyak nilai-nilai yang terdapat dalam agama tersebut, nilai luhur yang paling banyak dan paling relevan dengan sosial kemasyarakatan adalah nilai spiritual yang tetap menjaga agar masyarakat tetap konsisten dalam menjaga stabilitas lingkungan, serta nilai kemanusiaan yang mengajarkan manusia agar dapat saling mengerti satu sama lain, serta dapat saling bertenggang rasa. Saling memahami antar masyarakat merupakan langkah awal yang bagus untuk membentuk masyarakat yang madani.

2.4 Kesejahteraan Masyarakat

Dari segi ekonomi, definisi kesejahteraan merupakan tingkat aksesibilitas seseorang dalam kepemilikan faktor-faktor produksi yang dapat ia manfaatkan dalam suatu proses produksi dan ia memperoleh imbalan bayaran

(compensations) dari penggunaan faktor-faktor produksi tersebut. Semakin tinggi seseorang mampu meningkatkan pemakaian faktor-faktor produksi yang ia kuasai maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan yang diraihnya. Demikian pula sebaliknya, orang menjadi miskin karena tidak punya akses yang luas dalam memiliki faktor-faktor produksi walaupun faktor produksi itu adalah dirinya sendiri.Kemiskinan dan kesejahteraan ibarat dua sisi mata uang yang tidak terlepas di mana pun diletakkan.

Pada jaman perkembangan teknologi ini, proses produksi berkembang terus dengan logika melingkar.Artinya jika terjadi perubahan teknologi produksi maka perubahan itu juga menuntut perubahan pola konsumsi masyarakat.Sebaliknya, perkembangan pola konsumsi juga mendorong kreativitas perubahan teknologi produksi yang semakin berkembang untuk menciptakan produk produk baru dalam industri manufaktur.Pembangunan yang telah berlangsung di Indonesia hingga sekarang ini, telah banyak terjadi perubahan materiil.Dibandingkan dengan empat puluh tahun silam, kemegahan, kemewahan dan kegemerlapan fasilitas publik yang serba modern dapat disaksikan sekarang ini.

Dari segi budaya, kemajemukan etnis menyebabkan perbedaan budaya antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Contohnya, di Sulawesi Selatan saja kita mengenal tiga etnis besar, yaitu: Bugis, Makassar dan Toraja. Khusus etnis Toraja masih terbagi-bagi atas beberapa sub etnis yang mempunyai perbedaanperbedaan baik bahasa/dialek maupun kebiasaan-kebiasaan. Perbedaan etnis dan budaya tidak dapat disangkal banyak menjadi penyebab perpecahan dalam persekutuan orang percaya.Kemajemukan kultural di Indonesia tidak hanya dapat dilihat secara teritorial (berdasarkan wilayah tempat tinggal atau suku) seperti yang dikemukakan di atas tetapi harus juga dilihat secara kategorial. Harus disadari bahwa penduduk Indonesia saat ini tidak hanya terdiri atas para petani, tetapi ada kelompok buruh, pegawai negeri, mahasiswa, pengusaha,profesional dan lain-lain. Kelompok-kelompok kategorial seperti ini harus mendapat perhatian dari gereja khususnya di daerah perkotaan sebab jika tidak, gereja

akhirnya akan ditinggalkan oleh anggotanya. Mereka akan pergi mencari masakan yang dapat menjawab perngumulan kesehariannya.

Dari segi agama, terjadinya heterogenitas internal agama menurut J.B. Banawiratma, SJ disebabkan oleh perbedaan analisis terhadap situasi konkret dan perbedaan tafsiran terhadaptradisi imani (termasuk Kitab Suci danwarisan dogma/ajaran).Perbedaan agama juga berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat dalam membina kerukunan antar umat beragama.

Penutup

3.1 Kesimpulan Agama berperan penting dalam menegakkan hukum dan menciptakan masyarakat yang memiliki toleransi tinggi terhadap masyarakat yang lain serta tunduk pada hukum yang berlaku. Perbedaan-perbedaan yang ada di dalam masyarakat, terutama agama, suku, ras, dan adat istiadat terkadang dapat memicu timbulnya perselisihan. Di situlah gereja merupakan mitra kerja pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan dan kejayaan bangsa dengan menginjili masyarakat dunia.

Perkembangan dunia yang menawarkan banyak nilai kehidupan diperlukan nilai-nilai kristiani sebagai pedoman dan acuan dalam berpikir, bersikap dan bertindak sehingga tidak terpengaruh dan tidak melakukan nilai-nilai yang buruk, namun mengambil dan melakukan nilai-nilai yang baik sehingga dapat menciptakan suasana kesejahteraan di dalam masyarakat.

3.2 Saran Gereja merupakan satu media penginjilan bagi masyarakat untuk kesejahteraan dan kedamaian umat manusia. Kemajemukan kultural di Indonesia harus mendapat perhatian dari gereja khususnya di daerah perkotaan sebab jika tidak, gereja akhirnya akan ditinggalkan oleh anggotanya. Peranan gereja sangat dibutuhkan di dalam masyarakat, sehingga gereja harus dapat mengaktifkan peranannya dengan baik untuk mewujudkan damai sejahtera dunia dan masnyarakat hidup di dalam kasih dan persaudaraan yang akrab dalam tubuh Kristus. Setiap agama hendaknya menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat di dalam tingkah laku dan perbuatan, bukan hanya dalam perkataan saja, agar dapat menjadi terang bagi dunia. Bagi umat kristiani, teruslah mengabarkan kabar baik bagi dunia dan masyarakat sekitar dan jadilah teladan agar kesejahteraan dan kedamaian dapat terwujud sehingga dunia mengenal kasih Kristus.

Daftar Pustaka

1. http://www.antaranews.com/berita/1288641029/menag-gereja-mitra-kerjapemerintah-bina-masyarakat 2. budirismayadi.tripod.com/artikel-3.html 3. http://www.cwsbsd.org/tentang-gereja/landasan/48-landasan.html 4. http://www.daralislam.org/Portals/0/Archives/A_Vision_of_Islamic_Educatio n.pdf 5. http://www.gkihalimun.org/kegiatan-pembangunan-jemaat/visi-misi-gerejakristen-indonesia 6. www.gotquestions.org/indonesia/definisi-gereja.html 7. http://www.gpib.org/artikel/gpib-menuju-jemaat-yang-misioner 8. http://jameswidodo-heart.blogspot.com/2009/11/konsep-gereja.html 9. http://linaimoedz.wordpress.com/2010/05/06/pembagunan-dan-kesejahteraanmasyarakat/ 10. http://www.metro.polri.web.id/pembinaan/psikologi/hidup-sehat-denganagama 11. http://www.oaseonline.org/artikel/manggeng_pendidikanmajemuk.pdf 12. http://puputo.blogspot.com/2009/06/peran-dan-fungsi-agama-dalammasyarakat.html 13. http://suarakomunitas.net/baca/9947/gereja.harus.meningkatkan.pembinaan.w arga.html 14. http://terbangkelangit.multiply.com/journal/item/539/Makna_dan_Pengertian_ dari_Kata_Agama_Oleh_Wahyu_Awaludin 15. Tim Penyusun Buku PAK PPPK Petra. 2009. Warnakan Cinta-Mu Sepanjang Hidupku 3. Surabaya : PPPK Petra 16. Nuhamara, Daniel dkk,. 2002. Modul Acuan Proses Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan Kepribdian (MPK) Agama Kristen. Disusun oleh Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan. Jakarta.

Das könnte Ihnen auch gefallen