Sie sind auf Seite 1von 3

MEMBANGKITKAN BANGSA INDONESIA

Berbicara tentang kebangkitan sebuah bangsa, kita harus menetapkan terlebih dahulu apa definisi kebangkitan itu: apa indicator sebuah bangsa dapat dikatakan maju, kuat, dan mandiri. Sebaliknya, kapan bangsa itu disebut sebagai bangsa yang gagal, terbelakang, lemah dan pengekor. Pertama-tama marilah kita menggunakan arti yang berlaku secara umum. Bangkit artinya bangun dari suatu kondisi yang lemah menuju ke yang lebih baik. Dalam konteks social poltik, bangkit adalah berubah dari posisi mati (Statis) menjadi hidup (bergerak dinamis) secara social-politik. Dari sisi kualitas, bangkit menuju hidup ini ada tiga tingkatan (level), yaitu: 1) Level-1: Bergerak ke arah yang positif, tidak merusak diri sendiri. 2) Level-2: Melakukan sesuatu yang ada hasilnya (produktif). Yang tidak habis sekali pakai: 3) Level-3: memberikan sesuatu yang kontributif terhadap orang banyak untuk masa depan. (Fahmi Amhar, 2012:9) Untuk ukuran sebuah bangsa yang sepenuhnya bergantung kepada bangsa lain. Baik dalam perkara mempertahankan hidupnya. Menjaga martabatnya. Maupun mewujudkan cita-citanya. Kehidupan maupun keamanan bangsa yang statis berada pada tangan bangsa lainnya. Bahkan mungkin untuk pangan air dan energy harus disuplai atau disubsidi bangsa yang lainnya. Hukum yang berlaku dan siapa penguasa yang menjalankan hukum itu sepenuhnya juga ditentukan oleh bangsa lain. Dapat dibilang bangsa jenis ini adalah Bangsa Robot. Karena meski memiliki kemajuan material yang tinggi, serta sumber daya alam yang melimpah. Namun semua itu tidak ada artinya jika dikendalikan oleh bangsa yang lain, bukan oleh bangsa itu sendiri. Sebuah bangsa dikatakan keluar dari kondisi statis ketika dia mulai merintis untuk memiliki kemampuan dan kemauan sendiri guna mempertahankan eksistensi bangsa tersebut. Proses inilah yang disebut perjuangan mencapai kemerdekaan. Persoalannya sejauh mana kualitas merdeka setelah berubah dari posisi statis tersebut? Sebuah bangsa dapat dikatakan telah bangkit dari Level-1 ketika setelah merdeka benar-benar bergerak kearah kemajuan yang positif, kondisinya tidak sama ataupun makin buruk. Namun jika setelah

Membangkitkan Indonesia

Page 1

merdeka kemudian terjadi perang saudara, ekonomi runtuh, atau pendidikan memburuk, maka bangsa ini dikatakan belum bangkit dari Level-1. Level-2 adalah ketika kebangkitannya itu memberikan dirinya kemampuan untuk produktif, menghasilkan SDM cerdas dan berkualitas. Dapat membuat fasilitisa produksi sendiri sehingga menjadi mandiri. Intinya bangsa tersebut telah dapat merancang sendiri, mengoprasikan sendiri, dan keuntungannya dapat dinikmati pula oleh bangsa itu sendiri. Level-3, mereka benar-benar dapat berkontribusi. Bukan hanya untuk bangsanya sendiri, tapi juga untuk bangsa lainnya, bahkan berkontribusi untuk kemajuan masa depan. Kontribusi ini nantinya tergantung oleh visi serta misi yang diemban oleh bagsa tersebut: bias posited, bias negative. Mereka bias membebaskan bangsa lainnya, memajukan bangsa lainnya, atau mungkin malah menjajah bangsa lainnya. Faktor Ideologi Di dunia, ada bangsa engan Ideologi bermacam-macam berhasil bangkit hingga ke Level-3. Amerika bangkit dengan Kapitalisme. Soviet dulu bangkit dengan sosialisme. Yang membedakan hanya pada Level-3 ini kontribusi seperti apa yang dihasilkan oleh bangsa itu. Faktanya, dua ideology itu menebar kerusakan di luar negri. Penjajahan, eksploitasi sumberdaya alam dan penggunaan tenaga kerja seperti budak menjadi menu sehari-hari. Seperti halnya Amerika yang secara terselubung mengendalikan banyak Negara-negara lain untuk menjadi boneka Amerika. Indonesia mengklaim menjadikan Pancasila sebagai Ideologinya, sebagai Ideologi kebangkitan. Namun sesungguhnya ada yang terlupa, ternyata Pancasila baru dijadikan sekedar falsafah, belum dijadikan secara Ideologi yang utuh. Hal ini terjadi karena pada praktiknya Pancasila sering ditarik ke arah sosialis seperti pada masa Orde Lama, ke arah kapitalis pada masa Orde Baru, ataupun ke arah kapitalis-liberal seperti pada masa era Reformasi. Ideologi yang akhirnya hanya dijadikan sebagai falsafah saja, tentu tidak dapat menghantarkan bangsa kita menuju kebangkitan yang hakiki. Padahal kalau kita telusuri secara lebih jauh Pancasila dapat disebut sebagai ideology terbaik, karena mengambil nilai-nilai positif dari seluruh ideology yang ada, yakni dari Islam, Kapitalis dan juga sosialis. Hal ini terlihat dari sila pertama Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa, yang kental sekali dengan nuansa religius khususnya Islam. Sila ini pulalah yang harusnya mendasari seluruh peraturan, Hukum, perundang-undangan, dan juga sila-sila lainnya dalam Pancasila. Namun pada prakteknya pendasaran setiap Hukum kepada rasa keimanan yang disebutkan dalam sila pertama tidaklah diterapkan. Alhasil Ideologi ini seperti kehilangan ruh-nya, sehingga dapat ditarik dan dimelarkan, serta ditafsirkan kesana kemari yang menjadikan Ideologi ini menjadi tidak sehat Membangkitkan Indonesia Page 2

lagi. Lebih parahnya lagi akibat ruh yang hilang dari Ideologi Pancasila, Pasal-pasal yang merupakan turunan dari Pancasila, menjadi pasal-pasal yang menguntungkan kaum kapitalis baik bunyinya, maupun secara penafsirannya. Kalaupun ada pasal-pasal yang memiliki ruh sila pertama, pasal tersebut akhirnya akan diabaikan, atau ditafsirkan menurut pandangan ideology lainnya seperti yang terjadi pada UUD 1945. Hanya ideology intelektual yang sehat secara rinci menunjukan tak hanya tentang cita-cita, tetapi juga jalan yang terang untuk meraih cita-cita. Yang akan mampu menghantarkan Indonesia menuju ke arah kebangkitannya. Tidak hanya sampai Level-1 namun juga hingga Level-3. Ideologi tersebut juga sesuai dengan nilai-nilai dan ruh Pancasila. Ideologi seperti itu ada pada Islam. Dengan Ideologi Islam, visi kebangkitan sangatlah jelas, yaitu sampai mampu mewujudkan ummat terbaik yang mampu menebar kebaikan dimuka bumi ini (Cita-cita Level-3 Positif). Untuk Indonesia, factor ideology ini juga akan berpenaruh pada seberapa cepat kebangkitan akan diraih. Karena 85% rakyat Indonesia adalah muslim dan berbagai survey menunjukan mereka masih memiliki ikatan emosional serta spiritual Islam yang tinggi, maka sudah seharusnya Ideologi yang dipakai untuk membangkitkan Indonesia adalah Ideologi Islam. Inilah Ideologi yang benar-benar dapat membangkitkan Indonesia, bukan hanya pada Level-1 namun juga menuju level-4. Yaitu dimana bangsanya beriman, berakhlak, berkeadilan dan juga secara duniawi bangsa tersebut maju serta dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi bangsa lainnya.

Oleh : Anggi Nurbana S1B

Membangkitkan Indonesia

Page 3

Das könnte Ihnen auch gefallen