Sie sind auf Seite 1von 23

DEFENISI Amenorea adalah tidak terjadinya menstruasi.

Jika menstruasi tidak pernah terjadi maka disebut amenorea primer, jika menstruasi pernah terjadi tetapi ikemudian berhenti selama 6 bulan atau lebih maka disebut amenorea sekunder.( Yayasan bina pustaka, ilmu kandungan, hal 205 ) keadaan dimana tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat (lihat artikel menstruasi). Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:

Klasifikasi 1. Amenorea primer Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1 2.5% wanita usia reproduksi 2. Amenorea sekunder Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea <jumlah darah menstruasi sedikit>), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 5%

Penyebab Amenorea bisa terjadi secara fisiologis dan patologis, ada beberapa penyebab amenorea fisiologis, yaitu kehamilan, menopause, prepubertas. Dan laktasi. Sedangkan pada amenorea patologis bisa disebabkan oleh beberapa hal , diantaranya : ada kelainan pada otak, gangguan pada kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, klenjar ovarium, kelianan kejiwaan, gangguan pada hipothalamus. Penyebab amenorea primer yaitu : Tertundanya menarke, kelainan bawaan pada sistem kelamin ( misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina , serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina ), penurunan berat badan yang drastis, kelainan kromosom, obesitas yang ekskrim, hipoglikemia, disgenesis gonad, hipogonadisme hipogonadotropik,sindrom feminisasi testis, hermafrodit sejati, penyakit menahun, kekurangan gizi, penyakit cushing, fibrosis kistik, penyakit jantung bawaan, tumor ovarium, hipotiroidisme, sindroma adrenogenital, sindroma prader Willi, penyakit ovarium polikista, hiperplasia adrenal kongenital.

Penyebab Amenorea sekunder : Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:

Stress dan depresi Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas Gangguan hipotalamus dan hipofisis Gangguan indung telur Obat-obatan Penyakit kronik dan Sindrom Asherman Gambar 2. Komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur

1. Gangguan organik pusat 2. Gangguan kejiwaan : syok emosional, psikosis, pseudosiesis (hamil palsu) 3. Gangguan poros hipotalamus-hipofisis: sindrom amenorea-galaktorea, sindrom Stein-Leventhal, amenorea hipotalamik 4. Gangguan hipofisis: sindrom Sheehan, penyakit Simmonds, tumor

5. Gangguan gonad : Kelainan kongenital, Menopause prematur, penghentian fungsi ovarium karena operasi,radiasi, radang dan sebagainya. 6. Gangguan glandula suprarenalis : Sindrom adrenogenital, Sindrom crushing, penyakit Addison 7. Gangguan glandula tiroidea : Hipotiroidea, hipertiroidea, kretinisme 8. Gangguan pankreas 9. Gangguan uterus dan vagina 10.Penyakit-penyakit umum Kehamilan, kecemasan akan kehamilan, penurunan berat badan yang drastis, olah raga yang berlebihan, lemak tubuh kurang dari 15 17 extreme, mengkomsumsi hormon tambahan, obesitas, stress emotional, menopause, kelainan endokrin, obat obatan, prosedur dilatasi dan kuretase, kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa.( WWW. MEDICASTORE. COM )

GEJALA Gejala bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika gejala yang ada, adalah kegagalan mengalami pubertas , maka tidak akan ditemukan tanda - tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan, rambut ketiak, serta perubahan bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab. Gejala lain yang biasa ditemukan adalah :

Sakit kepala Galaktorea Gangguan penglihatan Penurunan berat badan yang berarti Vagina yang kering Hirsutisme

DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaa fisik dan usia penderita. Anamnesis yang baik dan lengkap sangat penting. Harus diketahui, apakah amenorea primer atau skunder. Dihubungkan antara amenorea dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan emosional; apakah ada kemungkinan kehamilan; apakah penderita menderita penyakit akut atau menahun; apakah ada gejala-gejala metabolik, dan lainnya Sesudah itu dilakukan pemeriksaan fisik, seperti tinggi badan, berat badan, ciri-ciri kelamin skunder, hirsutisme. Lalu dilakukan pemeriksaan ginekologik untuk mengetahui adanya jenis ginatresi, adanya aplasia vagina, keadaan klitoris, aplasia uteri, adanya tumor, ovarium dan sebagainya. Apabila pemeriksaan klinis tidak memberikan gambaran yang jelas, dilakukan pemeriksaan berikut : 1. Pemeriksaan foto rontgen thorak untuk TB pulmonem, dari sella tursika untuk mengetahui adanya perubahan dari sella tursika tersebut. 2. Pemeriksaan sitologi vagina 3. Tes toleransi glukosa 4. Pemeriksaan mata 5. Kerokan uterus 6. Pemeriksaan metabolisme basal (T3 dan T4) Pemeriksaan yang memerlukan fasilitas khusus : 1. Laparaskopi, untuk mengetahui hipoplasia uteri, aplasia uteri, disgenesis ovarium, tumor ovarium, ovarium polikistik 2. Pemeriksaan kromatin seks untuk mengetahui apakah penderita secara genetik seorang wanita 3. Pembuatan kariogram dengan pembiakan sel-sel guna mempelajari kromosom 4. Pemeriksaan kadar hormon (T3, T4, FSH, LH, estrogen, prolaktin, 17-ketosteroid) Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah : Biopsi endometrium Progestin withdrawal Kadar prolaktin Kadar hormon

Tes fungsi tiroid Tes kehamilan Kadar FSH,LH,TSH Karotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom CT scan kepala PENGOBATAN Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah penurunan berat badan yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani diet yang tepay. Jika penyebabnya adalah olahraga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk menguranginya. Jika seorang anak perempuan yang belum pernah mengalami menstruasi dan semua hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3 6 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya, untuk merangsang menstruasi diberikan progesteron Untuk merangsang perubahan pubertas pada anak perempuan yang payudaranya belum membesar atau rambut kemaluan dan ketiaknya belum tumbuh, bisa diberikan estrogen. Jika penyebabnya dalah tumor maka perlu dilakukan pembedahan Tinjauan umum tentang Penanggulangan Amenorea Tidak selalu memerlukan terapi, misalnya pada wanita berumur > 40 th dengan amenorea tanpa sebab yang mengkhawatirkan tidak memerlukan pengobatan Dalam kategori ini, yang memerlukan terapi adalah wanita-wanita muda yang mengeluh tentang infertilitas, atau sangat terganggu dengan tidak datangnya haid. Tindakan memperbaiki keadaan kesehatan, perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang. Pengurangan berat badan pada wanita obesitas Pemberian tiroid pada wanita dengan hipotiroid Pemberian kortikosteroid pada gangguan glandula suprarenalis (Penyakit Addison laten) Pemberian estrogen dan progesteron dapat menimbulkan perdarahan siklik, dan perdarahan ini bersifat withdrawal bleeding, bukan merupakan suatu haid yang didahului oleh ovulasi. Penyakit yang dapat disertai amenorea Kelainan Kejiwaan 1. Psikosis: sering dijumpai bersama amenorea ialah penyakit yang disertai depresi. 2. Anoreksia nervosa:Terutama ditemukan pada wanita muda yang menderita gangguan emosional yang cukup berat. Penanganan anoreksia nervosa harus dilakukan oleh ahli psikiatri. Jika berat badan bertambah, biasanya haid dapat kembali dalam 3 bulan. 3. Pseudosiesis:adalah suatu keadaan dimana terdapat kumpulan tanda-tanda kehamilan pada seorang wanita yang tidak hamil. Diagnosis dibuat dengan menemukan uterus yang sebesar biasa pada pemeriksaan ginekologik dan tes hamil yang negatif.

Gangguan Poros Hipotalamus-Hipofisis

Sindrom amenorea galaktorea: ditemukan amenorea, dan pada mamma dapat dikeluarkan air susu. Dasarnya ialah gangguan endokrin berupa gangguan produksi releasing factor dengan akibat menurunnya kafar FSH dan LH dan gangguan produksi Prolacting Inhibiting Factor dengan akibat peningkatan pengeluaran prolaktin. Dapat ditemukan setelah kehamilan, disini masa laktasi menjadi jauh lebih panjang dari biasanya (sindrom Chiari Frommel).Dapat juga ditemukan pada tumor hipofisis yang memproduksi prolaktin (sindrom Forbes-Albright). Sindrom Stein-Leventhal : terdiri dari amenorea, hirsutisme dan pembesaran polikistik ovarium. Amenorea hipotalamik

Gangguan Hipofisis 1. Insufisiensi hipofisis (Sindrom Sheehan dan Penyakit Simmonds).Gejalanya adalah amenorea, hilangnya laktasi, hipotiroidea, atrofi alat-alat genital dan sebagainya. Terapi terdiri atas pemberian hormon sebagai subsitusi, antara lain kortison, bubuk tiroid, dan sebagainya. 2. Tumor Hipofisis 3. Kelainan kongenital pada Hipofisis Gangguan Gonad

Disgenesis/ Agenesis ovarii (Sindrom Turner): Trias klsiknya : infantilisme, webbed neck dan kubitus vagus. Penderita ini memiliki genitalia eksterna wanita dengan klitoris agaj membesar pada beberapa kasus, sehingga mereka dibesarkan sebagai wanita. Pola kromosom kebanyakan 45XO, pada sebagian dalam bentuk 45-XO/46-XX; pada sebagian dalam kelahiran bayi wanita. Selain trias, biasanya dijumpai tubuh yang pendek tidak lebih dari 150cm, dada berbentuk perisai dengan puting susu jauh ke lateral, payudara tidak berkembang, rambut ketiak dan pubis sedikit atau tidak ada, amenorea, koarktasi atau stenosis aorta, batas rambut belakang yang rendah, ruas tulang tangan dan kaki pendek, osteoporosis, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, anomali ginjal dan sebagainya. Sindrom feminisasi Testikuler Menopause prematur Sindrom ovarium yang Tidak Peka (The insensitive ovary syndrome) Tumor-tumor ovarium

Gangguan Glandula suprarenalis 1. Sindrom Adrenogenital: bersifat kongenital, akan tetapi dapat tumbuh kemudian. Penyebabnya ialah hiperplasia adrenal. Biasanya bayi dengan sindrom ini adalah bayi wanita, dengan pembesaran klitoris dengan kadang-kadang hipospadia. Pada wanita yang lebih dewasa terdapat amenorea, klitoris membesar, atrofi mamma dan membesarnya suara. 2. Sindrom Crushing: pembuatan hormon glandula suprarenalis yang berlebihan, terutama komponen kortikosteroid yang ada sangkut pautnya dengan metabolisme karbohidrat, protein dan elektrolit. Gejalanya ialah obesitas, moon face, amenorea, hirsutisme, osteoporosis, hipertensi, striae terutama pada dinding perut. 3. Penyakit Addison Gangguan Uterus dan vagina 1. Sindrom Asherman: terjadi karena destruksi endometrium serta tumbuhnya sinekia pada

dinding kavum uteri sebagai akibat kerokan yang berlebihan, biasanya pada abortus atau postpartum. 2. Endometritis tuberkulosa: umumnya skunder pada penderita salpingitis tuberkulosa. Terapi yang kausal terhadap tuberkulosis biasanya dapat menyebabkan timbulnya haid lagi. Pengertian Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004) Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan, 1998). Siklus Menstruasi 1) Gambaran klinis menstruasi Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari. Wanita dengan siklus ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi fase folikular bervariasi lamanya. Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi. Selang waktu antara awal perdarahan menstruasi fase luteal relatif konstan dengan rata-rata 14 2 hari pada kebanyakan wanita (Grenspan, 1998). Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium. Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun (Cunningham, 1995). 2) Aspek hormonal selama siklus menstruasi Mamalia, khususnya manusia, siklus reproduksinya melibatkan berbagai organ, yaitu uterus, ovarium, vagina, dan mammae yang berlangsung dalam waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan adanya pengaturan, koordinasi yang disebut hormon. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target. Hormon-hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah ; a) Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis : o Luteinizing Hormon (LH) o Folikel Stimulating Hormon (FSH) o Prolaktin Releasing Hormon (PRH) b) Steroid ovarium

Ovarium menghasilkan progestrin, androgen, dan estrogen. Banyak dari steroid yang dihasilkan ini juga disekresi oleh kelenjar adrenal atau dapat dibentuk di jaringan perifer melalui pengubahan prekursor-prekursor steroid lain; konsekuensinya, kadar plasma dari hormon-hormon ini tidak dapat langsung mencerminkan aktivitas steroidogenik dari ovarium. 3) Fase-fase dalam siklus menstruasi Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah : a) Fase menstruasi atau deskuamasi Fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari. b) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama 4 hari. c) Fase intermenstum atau fase proliferasi Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi. Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : o Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel. o Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi. o Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis. d) Fase pramenstruasi atau fase sekresi Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu : o Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan. o Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluhpembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi (Hanafiah, 1997). 4) Mekanisme siklus menstruasi Selama haid, pada hari bermulanya diambil sebagai hari pertama dari siklus yang baru. Akan terjadi lagi peningkatan dari FSH sampai mencapai kadar 5 ng/ml (atau setara dengan 10 mUI/ml), dibawah pengaruh sinergis kedua gonadotropin, folikel yang berkembang ini menghasilkan estradiol dalam

jumlah yang banyak. Peningkatan serum yang terus-menerus pada akhir fase folikuler akan menekan FSH dari hipofisis. Dua hari sebelum ovulasi, kadar estradiol mencapai 150-400 pg/ml. Kadar tersebut melebihi nilai ambang rangsang untuk pengeluaran gonadotropin pra-ovulasi. Akibatnya FSH dan LH dalam serum akan meningkat dan mencapai puncaknya satu hari sebelum ovulasi. Saat yang sama pula, kadar estradiol akan kembali menurun. Kadar maksimal LH berkisar antara 8 dan 35 ng/ml atau setara dengan 30-40 mUI/ml, dan FSH antara 4-10 ng/ ml atau setara dengan 15-45 mUI/ml. Terjadinya puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel akan mulai pecah dan satu hari kemudian akan timbul ovulasi. Bersamaan dengan ini dimulailah pembentukan dan pematangan korpus luteum yang disertai dengan meningkatnya kadar progesteron, sedangkan gonadotropin mulai turun kembali. Peningkatan progesteron tersebut tidak selalu memberi arti, bahwa ovulasi telah terjadi dengan baik, karena pada beberapa wanita yang tidak terjadi ovulasi tetap dijumpai suhu basal badan dan endometrium sesuai dengan fase luteal. Awal fase luteal, seiring dengan pematangan korpus luteum. Sekresi progesteron terus menerus meningkat dan mencapai kadar antara 6 dan 20 ng/ml. Estradiol yang dikeluarkan terutama dari folikel yang besar yang tidak mengalami atresia, juga tampak pada fase luteal dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada selama permulaan atau pertengahan fase folikuler. Produksi estradiol dan progesteron maksimal dijumpai antara hari ke-20 dan 23 (Jacoeb, 1994). http://qittun.blogspot.com/2008/11/konsep-dasar-menstruasi.html KEHAMILAN Defenisi Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan, PEMBUAHAN Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan tempat terjadinya pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran ( degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin). Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan pembuahan, maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini merupakan kembar fraternal. Kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari 1 sel telur.

Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). IMPLANTASI & PERKEMBANGAN PLASENTA Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam. Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel. Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari). Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin. Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10. Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio ( korion). Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion. Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya. Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu. Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram. PERKEMBANGAN EMBRIO Embrio pertama kali dapat dikenali di dalam blastosis sekitar 10 hari setelah pembuahan. Kemudian mulai terjadi pembentukan daerah yang akan menjadi otak dan medulla spinalis, sedangkan jantung dan pembuluh darah mulai dibentuk pada hari ke 16-17. Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20 dan hari berikutnya

muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta. Organ-organ terbentuk sempurna pada usia kehamilan 12 minggu (10 minggu setelah permbuahan), kecuali otak dan medulla spinalis, yang terus mengalami pematangan selama kehamilan. Kelainan pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester pertama (12 minggu pertama) kehamilan, yang merupakan masa-masa pembentukan organ dimana embrio sangat rentan terhadap efek obat-obatan atau virus. Karena itu seorang wanita hamil sebaiknya tidak menjalani immunisasi atau mengkonsumsi obat-obatan pada trimester pertama kecuali sangat penting untuk melindungi kesehatannya. Pemberian obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan malformasi harus dihindari. Pada awalnya, perkembangan embrio terjadi dibawah lapisan rahim pada salah satu sisi rongga rahim, tetapi pada minggu ke 12, janin (istilah yang digunakan setelah usia kehamilan mencapai 8 minggu) telah mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga lapisan pada kedua sisi rahim bertemu (karena janin telah memenuhi seluruh rahim). MENENTUKAN USIA KEHAMILAN Secara konvensional, kehamilan dihitung dalam minggu, dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir. Ovulasi biasanya terjadi 2 minggu sesudah menstruasi dan pembuahan biasanya terjadi segera setelah ovulasi, karena itu secara kasar usia embrio adalah 2 minggu lebih muda daripada jumlah minggu yang secara tradisional dipakai untuk menyatakan usia kehamilan. Dengan kata lain, seorang wanita yang hamil 4 minggu sedang mengandung embrio yang berumur 2 minggu. Jika menstruasinya tidak teratur, maka perbedaan yang pasti bisa lebih atau kurang dari 2 minggu. Untuk praktisnya, jika seorang wanita menstruasinya terlambat 2 minggu, dikatakan telah hamil 6 minggu. Kehamilan berlangsung rata-rata selama 266 hari (38 minggu) dari masa pembuahan atau 280 hari (40 minggu) dari hari pertama menstruasi. Untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan bisa dilakukan perhitungan berikut: - tanggal menstruasi terakhir ditambah 7 - bulan menstruasi terakhir dikurangi 3 - tahun menstruasi terakhir ditambah 1. Hanya 10% wanita hamil yang melahirkan tepat pada tanggal perkiraan persalinan, 50% melahirkan dalam waktu 1 minggu dan hampir 90% yang melahirkan dalam waktu 2 minggu sebelum atau setelah tanggal perkiraan persalinan. Persalinan dalam waktu 2 minggu sebelum maupun sesudah perkiraan persalinan masih dianggap normal.

Kehamilan terbagi menjadi periode 3 bulanan, yang disebut sebagai: - Trimester pertama (minggu 1-12) - Trimester kedua (minggu 13-24) - Trimester ketiga (minggu 25-persalinan).

MENDETEKSI KEHAMILAN Jika seorang wanita yang biasanya mengalami menstruasi yang teratur mengalami keterlambatan 1 minggu atau lebih, mungkin dia hamil. Pada awal kehamilan, wanita hamil bisa mengalami pembengkakan payudara dan mual, kadang disertai muntah. Pembengkakan payudara terjadi akibat bertambahnya kadar hormon wanita (terutama estrogen, juga progesteron). Mual dan muntah terjadi akibat estrogen dan HCG (human chorionic gonadotropin). Kedua hormon ini membantu memelihara kehamilan dan mulai dihasilkan oleh plasenta pada sekitar 10 hari setelah pembuahan. Pada awal kehamilan, banyak wanita yang merasa sangat lelah dan beberapa wanita mengalami perut kembung. Jika seorang wanita hamil, serviksnya lebih lunak dan rahim juga lebih lunak dan membesar. Biasanya vagina dan serviks menjadi kebiruan sampai ungu, karena pembuluhnya penuh terisi darah. Perubahan ini bisa terlihat pada pemeriksaan panggul. Biasanya untuk menentukan kehamilan dilakukan tes kehamilan pada darah maupun air kemih. Tes kehamilan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) bisa dengan segera dan mudah mendeteksi kadar HCG yang rendah di dalam air kemih. Selama 60 hari pertama kehamilan yang normal dengan 1 janin, kadar HCG berlipatganda setiap 2 hari. Selama kehamilan, rahim terus membesar. Pada kehamilan 12 minggu, rahim membesar keluar panggu, yaitu ke arah perut dan biasanya dapat dirasakan jika dokter memeriksa perut bagian bawah. Rahim terus membesar sampai setinggi pusar pada kehamilan 20 minggu dan sampai ke tulang iga bagian bawah pada usia kehamilan 36 minggu. Cara lain untuk mendeteksi kehamilan: 7. Mendengarkan denyut jantung janin. Denyut jantung janin bisa terdengar melalui stetoskop khusus atau USG Doppler. Dengan bantuan steteoskop khusus, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 18-20 minggu; sedangkan jika menggunakan USG Doppler, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 12-14 minggu. 8. Merasakan pergerakan janin. Ibu bisa merasakan gerakan janin pada kehamilan 16-20 minggu.

Wanita yang sebelumnya pernah hamil akan meraskan gerakan janin ini lebih awal. 9. Memeriksa rahim dengan USG. Rahim yang membesar bisa dilihat dengan USG pada kehamilan 6 minggu, demikian juga halnya dengan denyut jantung janin.

PERUBAHAN FISIK SELAMA KEHAMILAN Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, kebanyakan perubahan ini akan menghilang setelah persalinan. Jantung dan pembuluh darah. Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya ( cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningka (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit). Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim yang membesar menekan vena yang membawa darh dari tungkai ke jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%, Setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan. Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu. Ketika melakukan aktivitas/olah raga, maka curah jantung, denyut jantung dan laju pernafasan pada wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang hamil. Rontgen dada dan EKG menunjukkan sejumlah perubahan dalam jantung, dan kadang terdengar murmur jantung tertentu serta ketidakteraturan irama jantung. Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi pada masa hamil, tetapi beberapa kelainan irama jantung mungkin akan memerlukan pengobatan khusus. Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga. Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%. Untuk alasan yang belum jelas, jumlah sel darah putih (yang berfungsi melindungi tubuh terhadap infeksi) selama kehamilan, pada saat persalinan dan beberapa hari setelah

persalinan, agak meningkat. Ginjal Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar). Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur. Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung. Paru-paru Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin. Lingkar dada wanita hamil agak membesar. Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah. Sistem pencernaan Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron. Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit. Kulit

Topeng kehamilan (melasma) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu. Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap. Spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, biasanya di atas pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah. Hormon Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh. Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk mempertahankan kehamilan. Plasenta juga menghasilkan hormon yan gmenyebabkan kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebardebar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati; selain itu juga bisa terjadi pembesaran kelenjar tiroid. Tetapi hipertiroidisme (overaktivitas kelenjar tiroid) hanya terjadi pada kurang dari 1% kehamilan. Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormone yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan kadar hormon adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon in kemungkinan menyebabkan tanda peregangan berwarna pingk pada kulit perut. Selama kehamilan diperlukan lebih banyak insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Karena itu penderita diabetes yang sedang hamil bisa mengalami gejala diabetes yang lebih buruk. PERAWATAN SELAMA KEHAMILAN Pemeriksaan pada usia kehamilan mencapai 6 dan 8 minggu sangat penting untuk memperkirakan umur kehamilan dan tanggal perkiraan persalinan. Pemeriksaan fisik yang pertama kali dilakukan biasanya meliputi berat badan, tinggi badan dan tekanan darah. Kemudian dilakukan pemeriksaan leher, kelenjar tiroid, payudara, perut, lengan dan tungkai. Dengan bantuan stetoskop, dilakukan pemeriksaan terhadap jantung dan paru-paru; sedangkan pemeriksaan bagian belakang mata dilakukan dengan bantuan oftalmoskop. Juga dilakukan pemeriksaan panggul dan rektum guna mengetahui ukuran danposisi rahim dan kelaian pada panggul. Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan darah untuk sifilis, hepatitis, gonore, infeksi klamidia dan penyakit menular seksual lainnya.

Pemeriksaan darah juga dilakukan untuk menentukan golongan darah dan antibodi Rh. Rontgen dada hanya dilakukan jika diketahui wanita hamil tersebut menderita penyakit paruparu atau jantung. Jika tidak mendesak, sebaiknya pemeriksaan rontgen dihindari, terutama pada 12 minggu pertama karena janin sangat sensitif terhadap efek radiasi. Jika mendesak, janin harus dilindungi dengan cara menutupi perut bagian bawah dengan bahan yang mengandung timah hitam sehingga rahim terlindungi. Pemeriksaan penyaringan untuk diabetes harus segera dilakukan setelah kehamilan 12 minggu pada: - Wanita yang pernah melahirkan bayi yang sangat besar - Wanita yang pernah mengalami keguguran yang penyebabnya tidak jelas - Wanita yang memiliki keluarga yang menderita diabetes. Pada minggu ke 28, semua wanita hamil harus menjalani pemeriksaan penyaringan untuk diabetes. Pada minggu ke 16-18, dilakukan pemeriksaan kadar alfa-fetoprotein (suatu protein yang dihasilkan oleh janin) di dalam darah ibu. Jika kadarnya tinggi, kemungkinan janin yang dikandung menderita spina bifida atau terdapat lebih dari 1 janin. Jika kadarnya rendah, kemungkinan terdapat kelainan kromosom pada janin. Dengan USG, kehamilan bisa diketahui mulai dari 4-5 minggu setelah ovulasi. USG juga digunakan untuk: - Mengikuti perkembangan kehamilan - Menentukan tanggal perkiraan persalinan - Menentukan laju pertumbuhan janin - Merekam denyut jantung atau pernafasan janin - Mengetahui kehamilan ganda - Mengetahui sejumlah kelainan (misalnya plasenta previa) - Mengetahui kelainan posisi janin - Memandu jarum pada pengambilan contoh cairan ketuban untuk keperluan pemeriksaan genetik atau kematangan paru-paru (amniosentesis). Pada kehamilan muda, sebelum menjalani pemeriksaan USG, sebaiknya ibu meminum banyak air karena kandung kemih yang penuh akan mendorong rahim keluar rongga panggul sehingga bisa diperoleh gambaran janin yang lebih jelas. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap 4 minggu (1 kali/bulan) sampai usia kehamilan mencapai 32 minggu. Kemudian setiap 2 minggu sampai usia kehamilan mencapai 36 minggu dan sesudah 36 minggu, pemeriksaan dilakukan 1 kali/minggu. Pada setiap pemeriskaan, dilakukan pengukuran berat badan dan tekanan darah, serta ukuran dan bentuk rahim untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan janin.

Air kemih diperiksa untuk mengetahui adanya gula dan protein. Adanya gula menunjukkan diabetes dan protein menunjukkan pre-eklamsi (tekanan darah tinggi, protein dalam air kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan). Jika ibu memiliki darah Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibodi Rh. Jika darah ibu memiliki Rh-negatif dan darah ayah memiliki Rh-positif, maka janin bisa memiliki Rh-positif. Jika darah janin yang memiliki Rh-positif memasuki peredaran darah ibu yang memiliki Rh-negatif, maka tubuh ibu akan membentuk antibodi Rh yang bisa masuk ke aliran darah janin dan merusak sel darah merah sehingga terjadi jaundice (kuning), yang bisa menyebabkan kerusakan otak atau kematian janin. Kenaikan berat badan pada saat hamil, pada wanita yang memiliki ukuran rata-rata biasanya berkisar antara 12,5-15 kg (sekitar 1-1,5 kg/bulan). Kenaikan berat badan yang melebihi 15-17,5 kg menyebabkan penumpukan lemak pada janin dan ibu. Berat badan yang tidak bertambah merupakan pertanda buruk (terutama jika kenaikan berat badan total kurang dari 5 kg) dan hal ini bisa menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang lambat. Kadang kenaikan berat badan disebabkan oleh penimbunan cairan akibat jeleknya aliran darah tungkai pada saat wanita hamil berdiri. Hal ini bisa diatasi dengan cara berbaring miring ke kiri selama 30-45 menit sebanyak 2-3 kali/hari. Selama kehamilan, kebutuhan kalori harus ditambah sekitar 250 kalori agar tersedia zat gizi yang cukup untuk pertumbuhan janin. Wanita hamil sebaiknya mengkonsumsi makanan yang gizinya seimbang, termasuk buahbuahan dan sayur-sayuran. Hindari makanan yang terlalu asin atau makanan yang mengandung bahan pengawet. Seorang wanita hamil tidak boleh minum obat sembarangan. Selama kehamilan, kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat guna memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Biasanya diberikan tambahan zat besi. Pemberian zat besi bisa menyebabkan gangguan lambung yang ringan dan sembelit. Mual dan muntah bisa dikurangi dengan merubah pola makan, yaitu: - Minum dan makan dalam porsi kecil tetapi sering - Makan sebelum lapar - Makanan lunak. Untuk mengatasi morning sickness (mual di pagi hari) sebaiknya memakan 1-2 keping biskuit sebelum beranjak dari tempat tidur. Jika mual dan muntahnya sangat berat dan menetap sehingga terjadi dehidrasi, penurunan berat badan atau gangguan lainnya, maka biasanya wanita hamil harus menjalani perawatan

di rumah sakit untuk semantara waktu dan mendapatkan cairan melalui infus. Edema (pembengkakan) sering terjadi, terutama pada tungkai. Demikian juga halnya dengan varises pada tungkai dan di daerah sekitar lubang vagina. Untuk mengurangi pembengkakan tungkai, bisa digunakan penyangga elastis atau berbaring dengan posisi tungkai lebih tinggi. Wasir bisa diatasi dengan mengkonsumsi obat pelunak tinja atau berendam di air hangat. Pada saat hamil biasanya jumlah cairan yang keluar dari vagina bertambah, hal ini adalah normal. Trikomoniasis dan kandidiasis merupakan infeksi vagina yang sering ditemukan selama kehamilan dan mudah diobati. Vaginosis bakterialis (infeksi bakteri pada vagina) bisa menyebabkan kelahiran prematur dan harus diobati secara tuntas. Wanita hamil bisa tetap melakukan kegiatan sehari-harinya dan berolahraga. Hubungan seksual selama kehamilan tetap boleh dilakukan, kecuali jika terjadi perdarahan, nyeri atau kebocoran air ketuban. Setiap wanita hamil sebaiknya mengetahui tanda-tanda awal persalinan. Tanda yang utama adalah kontraksi perut bagian bawah dengan selang waktu tertentu dan nyeri punggung. Menjelang akhir kehamilan (setelah 36 minggu), dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mencoba memperkirakan saat persalinan.

Wanita yang sedang hamil dapat merasakan kehamilannya lewat 12 tanda kehamilan, yaitu : - Pertama, terlambat haid (menstruasi). Oleh karena itu penting sekali kaum wanita untuk mengetahui dan mengingat hari pertama dan terakhir kapan haid. Hal ini diperlukan untuk mengetahui masa tua usia kehamilan dan memperkirakan tanggal persalinan. - Kedua, adanya (terjadinya) mual-mual atau muntah. Gejala ini sering terjadi pagi hari atau popular disebut morning sickness. Jika keluhan seperti ini terjadi secara berlebihan hingga menyebabkan tidak nafsu makan dan minum, maka diperlukan perawatan oleh seorang ahli kandungan. - Ketiga, pingsan. Kejadian seperti ini bisa dialami oleh wanita hamil saat berada di keramaian, apa lagi saat berhawa panas. - Keempat, mengidam. Artinya menginginkan sesuatu berupa minuman atau makanan tertentu yang harus dipenuhi oleh sang suami dan tidak bisa dilakukan oleh orang lain. Keluhan seperti ini sering terjadi pada awal kehamilan. - Kelima, payudara membesar. Pembesaran payudara ini biasanya akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron. - Keenam, tidak nafsu makan. Umumnya keadaan ini terjadi pada awal kehamilan. Pada masa berikutnya, nafsu makan timbul lagi, bahkan cenderung berlebihan namun dianjurkan keadaan ini harus

cepat-cepat diatasi dan dicegah terjadinya. - Ketujuh, sering buang air kecil. Tanda ini terjadi pada awal dan akhir kehamilan. - Kedelapan, obstipasi (sulit baung air besar), keadaan ini disebabkan menurunnya tonus otot di bawah pengaruh hormon progesteron. - Kesembilan, pigmentasi kulit, yakni timbulnya kulit berwarna lebih gelap di pipi, hidung, aereolamamae dan kulit daerah perut. - Kesepuluh, varises. Varises merupakan pelebaran pembuluh darah vena terutama di akhir kehamilan atau dapat merupakan gejala sisa dari kehamilan terdahulu. Pelebaran pembuluh darah vena bisa terjadi di daerah genetalia eksterna, belakang lutut, kaki betis dan anus. - Kesebelas, tanda-tanda klinis dapat terjadi, yakni tanda hegar (mulut rahim lebih lunak), tanda chadwick (mulut rahim berwarna kebiruan), tanda piscaeseck (rahim membesar asimetri), tanda braxtonchicks (rahim mudah kontraksi jika dirangsang). Suhu badan tetap tinggi (37,2 hingga 37,8 derajat Celcius). - Keduabelas, HCG positif. Umumnya dapat diperiksa kadar HCG dalam darah. Pemeriksaan ini memang khas dan dapat membantu diagnosis kehamilan sedini mungkin.Namun harus diingat, tidak selamanya HCG urin atau darah positif menunjukkan bahwa seorang wanita positif hamil. Meskipun demikian Nuranna menyatakan gejala itu masih perlu pembuktian lagi. Untuk pembuktian bisa dicarikan dengan cara meraba-raba bagian janin dan coba rasakan gerakannya. Pada wanita yang hamil untuk pertama kalinya, akan terasakan gerakan di dalam perut pada usia kehamilan 4,5 bulan atau 18 minggu. Cara lainnya dengan memperhatikan detak jantung janin. Dengan alat Doppler akan terdengar bunyi jantung janin pada usia kehamilan 12 minggu. Penggunaan stetoskoplaenec (alat untuk mendengarkan bunyi jantung janin dari kayu atau logam), bunyi jantung janin baru terdengar pada usia kehamilan 20 minggu. Dengan sinar rontgen kelihatan rangka janin pada usia 15 minggu. Tentu saja pemeriksaan dengan sinar rontgen ini tidak dianjurkan jika hanya bertujuan untuk mengetahui kehamilan, akibat sinarnya tidak aman. Dengan ultrasonografi (scenning), bisa diketahui kantung janin, panjang janin sejak awal kehamilan. Penggunaan alat ini dinilai aman sekali pun pada kehamilan , karena sinar rontgen khususnya pada kehamilan muda tidak aman. Mulailah hidup dengan penuh perhitungan dan jangan lupa mengikuti kaidah-kaidah hidup sehat. Karena Anda harus ingat bahwa Anda sudah mempunyai beban yang harus dihidupi dalam tubuh Anda. sumber: www.bkkbn.go.id

Antenatal Care Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan dan penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga mendapatkan ibu dan anak yang sehat. Tujuan dari asuha Antenatal Care adalah untuk memantau

kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi, juga untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu. Disamping tujuan di atas, Antenatal Care juga bertujuan untuk mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mngkin, mempersiapkan bu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kesehatan bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mochtar, 1998).

Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasin yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. Asuhan Antenatal penting unuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Menurut syaifudin (2001), mengklasifikasikan ibu hamil dalam status resiko ringan, sedang dan berat tidak bisa dijadikan patokan lagi, karena semua ibu hamil beresiko tinggi, walaupun dalam kehamilan berjalan normal, namun dalam persalinan bisa terjadi komplikasi tanpa diprediksi sebelumnya. Oleh karena itu, setiap ibu hamil harus meeriksa diri secara teratur dan mendapat pelayanan kebidanan yang optimal didukung oleh sikap bidan yang baik. Sikap bidan yang baik selama memberikan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu hamil merupakan strategi nyata dalam upaya meningkatkan motivasi ibu hamil akan pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur. Pelayanan Antenatal Care 1. Pengertian Pelayanan Antenatal Care Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk., 2000 : 6). Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi Petugas Puskesmas (Depkes R.I., 1997). 2. Tujuan Antenatal Care Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu. Dengan usaha itu ternata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas menurun. Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam ante natal

care harus diusahakan agar : (1) wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang8 kurangnya harus sama sehatnya atau lebih sehat; (2) adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati, (3) wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan metal (Wiknjosastro, 1994 : 154). Tujuan asuhan antenatal yaitu : (1) memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang bayi, (2) meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial Ibu dan bayi, (3) mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, (4) mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin, (5) mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, dkk., 2000 : 90). Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasikomplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan tetap demikian seterusnya. Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini sudah umum diterima bahwa setiap kehamilan membawa risiko bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan mengembangkan komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Dari seluruh 5.600.000 wanita hamil di Indonesia, sejumlah besar akan mengalami suatu komplikasi atau masalah yang bisa meningkat menjadi fatal. Survei demografi dan Kesehatan yang dilaksanakan pada tahun 1997 menyatakan bahwa dari tahun 1992 sampai 1997, ada 26% wanita dengan kelahiran hidup mengalami komplikasi (Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, 2001). 3. Cakupan Pelayanan Antenatal Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui kunjungan baru ibu hamil (K1) atau disebut juga akses dan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling 9 sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua dan dua kali pada triwulan ketiga (K4) untuk melihat kualitas. Pelayanan K1 adalah pelayanan/pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga kesehatan terampil (Dokter, Bidan, dan Perawat). Ibu hamil (K4) adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal 4 kali sesuai dengan stndar di satu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan kunjungan = Ibu Hamil K4 Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun x 100 % (PROFIL KESEHATAN PROPINSI JAMBI, PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN, www.dinkesjambi.com/profilkesehatan5d.php - 44k Dikunjungi tgl 18 September 2006 jam 17.15 WIB) D. Kebijaksanaan Program Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan: satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga. Pelayanan/asuhan standar minimal 7T : (Timbang) berat badan, Ukur (Tekanan) darah, Ukur (Tinggi) fundus uteri, Pemberian Immunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap, pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan, Tes terhadap Penyakit Menular Seksual, dan Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (Saifuddin, dkk., 2000 : 90). Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan Ibu hamil telah dikembangkan Strategi Menyelamatkan Persalinan Sehat (Making Pregnancy Safe) yakni sebuah inisiatif yang dicanangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2000. Ini merupakan komitmen untuk mengurangi beban global akibat kematian, kesakitan, dan kecacatan yang tidak perlu terjadi, yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan, dan selama nifas. Making Pregnancy Safer 10 (MPS) mengharapkan agar ibu hamil, melahirkan dan dalam masa setelah persalinan (post natal) mempunyai akses terhadap tenaga kesehatan yang terlatih, yaitu profesi kesehatan yang terakreditasi (seperti bidan, dokter, atau perawat) yang telah menempuh pendidikan dan dilatih untuk menguasai ketrampilanketrampilan yang dibutuhkan dalam mengelola kehamilan normal (tanpa komplikasi), persalinan dan periode segera setelah melahirkan dan dalam pengidentifikasian, pengelolaan dan rujukan atas komplikasi yang diderita oleh ibu dan anak. Strategi MPS meliputi tiga pesan kunci, yakni setiap persalinan harus ditolong tenaga medis, setiap komplikasi persalinan harus ditangani tenaga adekuat (dokter ahli) dan setiap wanita usia subur harus mempunyai akses pencegahan kehamilan dan penanganan komplikasi keguguran. Pada pelaksanaannya, strategi ini terbentur pada keterbatasan jumlah tenaga yang berkualitas dan berbagai kendala lainnya (Kontribusi Penting Menyelamatkan Persalinan Sehat dan Buku KIA, Elsi Dwi Hapsari, Afiliasi Departement of Maternity ...io.ppi jepang.org/ article.php?id=47 - 27k Dikunjungi pada tgl 18 September 2006 jam 19.00)

PENTINGNYA pemeriksaan Antenatal (Antenatal Care) harus dipahami setiap keluarga yang ingin punya anak. Sebab, menurut Prof dr Hermie Tendean SpOG jika wanita hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan akan berakibat tidak baik bagi ibu dan bayi. Manfaat antenatal care itu untuk ibu dan bayi, kata dokter spesialis kandungan ini. Dijelaskan antenatal Care harus diusahakan agar, wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang-kurangnya harus sama sehat atau lebih sehat. Adanya kelainan fisik atau psikologi harus ditemukan dini dan diobati. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan mental. Pemeriksaan kehamilan harus dilakukan teratur, maka makin tua kehamilannya makin cepat pemeriksaan harus diulang. Sungguh amat ideal bila tiap wanita hamil mau memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Keuntungannya adalah bahwa kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut lekas diketahui dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut, urai dokter yang berpraktek di apotik Cartens, Jl Toar Lumimuut ini. Hal-hal yang mempunyai hubungan dengan kehamilan yang sedang dikandung hendaknya ditanyakan secara hati-hati. Perlu ditanyakan pula tentang riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya, riwayat penyakit-penyakit yang dideritanya seperti penyakit Jantung, Ginjal, Diabetes Millitus (DM), Tuberculosis Paru, dll. Pada Antenatal Care wanita hamil juga dilakukan pemeriksaan seluruh tubuh, tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, jantung, paru-paru seluruh perut diperiksa dengan teliti dan dicatat juga wanita hamil diberikan petunjuk mengenai cara hidup, istirahat, diet dalam kehamilan. Penting pula memberi suaminya pengertian tentang keadaan istrinya yang hamil itu, fisik dan mental. Segala sesuatu hendaknya diarahkan, sehingga diperoleh kepercayaan sepenuhnya dari wanita hamil. Pemeriksaan wanita hamil dilakukan satu kunjungan setiap bulan sampai bulan ketujuh, kemudian setiap dua minggu sampai bulan terakhir. Pada bulan terakhir, kunjungan dilakukan setiap minggu sampai saat persalinan. Anda akan harus lebih sering berkunjung jika ada yang harus dipantau atau ada masalah yang harus diatasi.(cw-08/oye)

Das könnte Ihnen auch gefallen