Sie sind auf Seite 1von 56

SISTEM INFORMASI DAN STATISTIK

BAB XXVI SISTEM INFORMASI DAN STATISTIK

A.

PENDAHULUAN

Pembangunan sistem informasi dan statistik dalam Repelita VI diarahkan pada pengembangan dan penyempurnaan penyelenggaraan sistem, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), pengembangan dan penataan kelembagaan, peningkatan pemanfaatan dan penyebaran informasi, peningkatan kemampuan industri teknologi informasi (TI) dalam negeri, serta peningkatan sarana fisik perstatistikan. Sasaran pokok pembangunan sistem informasi pada Repelita VI adalah terciptanya sistem informasi yang mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas di seluruh sektor pembangunan; serta berkembangnya jaringan sistem informasi di berbagai bidang pembangunan seperti bidang ekonomi, iptek, hukum, serta sektor aparatur negara, penerangan, komunikasi, dan media massa, yang berkemampuan memanfaatkan pusat informasi di dalam dan luar

XXVI/3

negeri. Selain itu, industri TI di dalam negeri sudah lebih mampu memenuhi kebutuhan akan perangkat keras, perangkat lunak, dan jasa yang dibutuhkan di dalam negeri. Untuk mencapai sasaran pembangunan sistem informasi pada Repelita VI tersebut, ditempuh berbagai kebijaksanaan antara lain melaksanakan pembakuan perangkat keras, perangkat lunak, format, struktur dan klasifikasi data, personel dan prosedur, untuk menjamin integrasi seluruh sistem agar mampu meningkatkan kemudahan komunikasi; menyempurnakan dan memantapkan tatanan organisasi yang berkembang terus sesuai dengan bertambahnya aktivitas sistem informasi; meningkatkan kemampuan dan penggunaan industri TI dalam negeri baik barang maupun jasa; meningkatkan penyebaran informasi ke dan dari luar negeri tentang potensi pasar yang dimiliki agar dapat menunjang kegiatan ekspor barang dan jasa, meningkatkan jumlah serta mutu barang dan jasa ekspor, meningkatkan daya saing, serta meningkatkan penciptaan dan perluasan lapangan kerja. Dalam melaksanakan berbagai kebijaksanaan tersebut ditetapkan satu program pokok, yaitu program pengembangan sistem informasi; dan empat program penunjang, yaitu program pemasyarakatan sistem informasi, program pembinaan industri TI, program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan sistem informasi, serta program pembinaan kelembagaan. Sasaran pembangunan statistik dalam Repelita VI adalah berkembangnya sistem perstatistikan nasional yang makin terpadu dan makin andal sehingga mampu menyediakan data statistik yang bermutu dan andal dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas pembangunan di tingkat sektoral, lintas sektor, nasional, dan regional. XXVI/4

Untuk mencapai sasaran tersebut disusun beberapa kebijaksanaan yaitu: penyempurnaan penyelenggaraan statistik, peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang statistik, dan pengembangan kelembagaan statistik. Pelaksanaan pembangunan statistik dilaksanakan melalui program pokok dan program penunjang. Program pokok adalah program penyempurnaan dan pengembangan statistik, sedangkan program penunjang terdiri dari: program informasi statistik, program peningkatan prasarana dan sarana fisik, serta program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan statistik. Program penyempurnaan dan pengembangan statistik ditujukan untuk menyempurnakan dan mengembangkan kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data statistik yang dapat digunakan sebagai indikator dalam perencanaan bagi pemerintah, dunia usaha, peneliti dan masyarakat. Selanjutnya, program pengembangan sistem informasi ditujukan untuk menyebarluaskan informasi statistik bagi yang memerlukan. Program peningkatan prasarana dan sarana fisik ditujukan untuk mendukung kegiatan statistik yang memadai dan sesuai dengan perkembangan teknologi. Sedangkan program pendidikan/ pelatihan dan penyuluhan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan statistik dari petugas pengumpul data dan mitra statistik, serta memasyarakatkan statistik.

XXVI/5

B. 1.

PELAKSANAAN DAN HASIL PEMBANGUNAN TAHUN KEEMPAT REPELITA VI Sistem Informasi a. 1) Program Pokok Program Pengembangan Sistem Informasi

Program pengembangan sistem informasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan efektifitas pengelolaan pembangunan nasional, yang dilaksanakan melalui penyelenggaraan sistem informasi dan pendayagunaan informasi dalam berbagai aspek dan sektor pembangunan. Pada tahun keempat Repelita VI, sistem informasi makin berkembang dan makin maju. Upaya peningkatan koordinasi dan keterpaduan telah menyebabkan berkurangnya duplikasi dan tumpang tindih kegiatan. Kemajuan lain terlihat dalam penggunaan TI yang lebih efektif, tersedianya data dan informasi yang lebih akurat dan cepat, serta berkembangnya infrastruktur informasi seperti jaringan komunikasi data. Selain itu, telah terbangun loket pelayanan informasi di beberapa sektor, sehingga masyarakat luas dapat memperoleh dan memanfaatkan informasi secara lebih mudah. Sebagai pusat informasi bisnis, telah dikembangkan KADIN-Net, yaitu jaringan informasi di antara para pengusaha nasional untuk memperluas jangkauan usaha. Pelaksanaan program pengembangan sistem informasi serta hasil-hasil yang dicapai di berbagai sektor pada garis besarnya adalah sebagai berikut. Badan Kerjasama Otomatisasi Administrasi Negara (Bakotan) telah ikut berperan dalam peningkatan kualitas SDM, XXVI/6

penyebaran informasi dan penataan kelembagaan. Pada tahun 1997/98 telah dimantapkan penyusunan kode lokasi nasional, diciptakan sistem dan metoda akreditasi sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan dan latihan (diklat) TI, diselenggarakan diklat sistem informasi bagi pejabat struktural maupun pranata komputer, serta menata organisasi pembina sistem informasi pada instansi pemerintah. Sampai tahun 1997/98, pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian Republik Indonesia (SIMKRI) yang dibangun oleh BAKN telah berhasil menghimpun dan melakukan editing 4.110.575 data pegawai negeri sipil (PNS). Implementasi SIMKRI antara lain mencakup pemasukan data PNS, perekaman data historis dari 860.475 PNS, operasional perangkat keras dan aplikasi perangkat lunak di Kantor Pusat dan uji coba di 5 Kantor Wilayah (Kanwil), serta uji coba jaringan komunikasi data antar Kanwil BAKN dan Kantor Pusat. Dalam rangka efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pengawasan keuangan negara dan pembangunan, pengembangan sistem informasi di bidang pengawasan (SIM-Was) oleh BPKP dilanjutkan, seperti basis data obyek pengawasan BUMN/BUMD, basis data obyek pengawasan satuan kerja dan proyek-proyek, serta aplikasi pelaporan hasil pengawasan di Kantor Pusat. Pengembangan sistem informasi di bidang kearsipan (SIMANRI) diarahkan pada terciptanya Sistem Jaringan Informasi Kearsipan Nasional. Untuk itu, dilakukan penyusunan program manajemen arsip, pembentukan kelembagaan kearsipan sebagai simpul-simpul jaringan, serta penyiapan arsiparis sebagai pengolah informasi dan penyaji arsip. Pada tahun 1997/98 ditingkatkan peralatan untuk jaringan informasi ANRI Pusat dan ANRI Wilayah XXVI/7

Sulawesi Selatan, D.I. Aceh, dan Jawa Tengah; dilaksanakan diklat basis data dan akses on-line; serta disusun standar elemen data SIM kearsipan statis dan model SIM kearsipan dinamis. Sistem informasi di bidang administrasi negara (SIMLAN) dikembangkan oleh LAN seperti sistem informasi kepegawaian, keuangan, sistem informasi Spamen, serta sistem informasi aparatur negara dan widyaiswara. Pada tahun 1997/98 sistem informasi tersebut dimantapkan, serta dibuat prototype sistem informasi mengenai kualitas aparatur dan informasi mengenai organisasi lembaga pemerintah. Dalam pengembangan sistem informasi statistik (SIS) telah dikembangkan basis data statistik dan sistem diseminasi data secara on-line. Pada tahun 1997/98 telah diselesaikan pembangunan gedung pusat pelatihan komputer, serta diperluas sarana jaringan komunikasi data dan pemasangan perangkat komputer di seluruh Kantor Statistik Propinsi dan Kabupaten. Pengembangan sistem informasi di sektor perindustrian dan perdagangan telah menghasilkan aplikasi basis data: produksi, ekspor-impor, direktori perusahaan industri, investasi, serta statistik industri dan perdagangan. Penyebarluasan informasi dilakukan dengan media CD-ROM dan homepage. Melalui kerjasama antara Departemen Perindustrian dan Perdagangan de- ngan PT.Pos Indonesia telah dikembangkan 14 Warung Informasi Industri dan Pedagang Kecil (Warsi) di 14 propinsi, sebagai media penghubung dengan pasar dan penyedia sumber daya. Dalam rangka menunjang pengolahan dan penyajian data/informasi pangan, pengembangan sistem informasi pangan terpadu (SI-Padu) oleh Kantor Menteri Negara Urusan Pangan, XXVI/8

Badan Urusan Logistik (Bulog), bekerja sama dengan Departemen Pertanian dan BPS dilanjutkan. Dalam pengembangan SIM-Bulog antara lain disempurnakan sistem aplikasi penyaluran dan penebusan gula pasir, untuk meningkatkan keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan secara menyeluruh dari pusat sampai ke daerah (Dolog). Dalam pengembangan sistem informasi ketenagakerjaan (SIM-TK), telah dibangun loket informasi ketenagakerjaan di setiap Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Tenaga Kerja, serta penyebaran informasi melalui publikasi buku Situasi Ketenagakerjaan di Indonesia dan buku Profil Sumber Daya Manusia. Pada tahun 1997/98, kegiatan tersebut mencakup pula pengembangan jaringan lokal di Kantor Pusat dan pembangunan sistem on-line antara Kantor Pusat dengan Kanwil. Selain itu, dikembangkan proyek percontohan local labor market information system (LLMIS) di propinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara; basis data statistik ketenagakerjaan; serta sistem informasi bursa tenaga kerja. Pengembangan sistem informasi di sektor transportasi (SIMHub) antara lain mencakup penyajian informasi melalui publikasi buku Data Operasional Bulanan Sektor Transportasi, serta buku Informasi Bandara dan Kepelabuhan. Telah pula dikembangkan aplikasi basis data transportasi darat, laut dan udara; serta sistem informasi geografi (SIG) yang menghasilkan peta jaringan sarana dan prasarana darat, laut, dan udara di wilayah Jabotabek. Untuk kebutuhan pimpinan, dibangun sistem informasi eksekutif yang didukung dengan perluasan jaringan lokal dan sistem komunikasi secara on-line dengan Kanwil, serta dibangun homepage.

XXVI/9

Dalam pengembangan sistem informasi di sektor pekerjaan umum (SIMPU), telah dihasilkan sistem informasi yang bersifat fasilitatif dan sistem informasi eksekutif; peta orientasi ruang geografi tingkat propinsi, kabupaten, dan kota; serta peta tematik yang terdiri atas peta kerjasama ekonomi sub regional, peta kawasan pengembangan ekonomi terpadu, peta pengembangan kawasan pembangunan dan peta pengembangan sektor pariwisata, serta peta pengembangan sektor pertanian dan industri. Selain itu, dihasilkan peta prasarana untuk tingkat nasional, 5 pulau, 27 propinsi, 243 kabupaten, dan 58 perkotaan. Untuk meningkatkan pelayanan informasi kepada masyarakat dikembangkan homepage, loket pelayanan informasi pekerjaan umum (LPI-PU) dan jaringan intranet (PU-Net). Dalam pengembangan sistem informasi manajemen perumahan dan permukiman terpadu (SIM-Rukimdu) telah disusun rumusan konsep perolehan data primer melalui mekanisme Sensus Penduduk 2000, penanganan data sekunder melalui kemitraan dengan instansi terkait, serta pendistribusian kamus data perumahan dan permukiman. Selain itu, dibangun homepage Simnas-Rukim sebagai media penghubung antara industri perumahan dengan para pelaku pembangunan serta sebagai penyedia informasi peraturan dan kebijaksanaan di bidang perumahan dan permukiman. Pengembangan sistem informasi di sektor pertanian (SIMTan) telah menghasilkan basisdata: tanaman pangan, hortikultura, perikanan, peternakan, teknologi dan agroekosistem, agribisnis, diklat, Bimas, peternakan, investasi dan kemitraan, serta disusun kamus data sektor pertanian dan dikembangkan homepage. Sementara itu, sistem informasi kehutanan dan perkebunan (SIMHutbun) terus dikembangkan antara lain SIG sektor kehutanan, basis data perkebunan, basis data regional kehutanan, serta XXVI/10

homepage dan jaringan komunikasi data antara Departemen Kehutanan dengan Dinas Kehutanan. Sistem informasi manajemen transmigrasi (SIM-Trans) terus dikembangkan seperti sistem pelaporan, basis data, sistem aplikasi, dan jaringan komunikasi data, serta dimantapkan unit organisasi sebagai simpul informasi. Selain itu, diupayakan penyebaran informasi mengenai pelaksanaan program, perkembangan UPT, tingkat kesejahteraan transmigran, pengerahan transmigran, serta perencanaan permukiman termasuk potensi sumber daya. Partisipasi masyarakat ditingkatkan dengan kemudahan memperoleh informasi melalui loket pelayanan informasi (LPI), pusat informasi bisnis daerah transmigrasi (PIBDT) di 21 propinsi, dan melalui pembangunan homepage. Sistem informasi di sektor pertambangan dan energi (SIMDPE) terus dikembangkan, yang didukung dengan jaringan komunikasi data dan homepage. Telah dikembangkan basis data geologi dan geofisika, sistem informasi sumber daya mineral, SIG pertambangan, sistem informasi statistik pertambangan umum, pusat data minyak dan gas (migas), serta disusun kamus istilah dan pertukaran format data eksplorasi minyak dan gas bumi. Sementara itu, PLN telah membangun basis data kelistrikan dan SIG yang menghasilkan peta kelistrikan Indonesia dengan skala 1:250.000, sistem informasi manajemen pengusahaan di bidang produksi, serta sistem informasi energi. Sedangkan di Pertamina telah diimplementasikan komputerisasi untuk pemantauan kegiatan laboratorium minyak, kearsipan elektronik, aplikasi turn-around kilang minyak, paket HYSIM untuk proses kilang, serta gas network information system.

XXVI/11

Pengembangan sistem informasi Keuangan (SIK) ditingkatkan keterpaduannya melalui penerbitan buku pedoman perencanaan dan standar teknologi informasi serta komunikasi data terintegrasi. Selain itu disempurnakan aplikasi : DIP, DIK, SKO, ABLN, IKN, SPM, P6-P7, nota debet kredit, paket debt management & financial analysis system, master file pajak, SPT, pajak bumi dan bangunan, custom fast release system, sistem perencanaan penerimaan, fasilitas pengembalian dan pembebasan pungutan negara, aplikasi pelayanan ekspor, inventarisasi berkas kasus piutang negara dan barang jaminan, harga lelang, data keuangan BUMN, serta sistem akuntasi pemerintah. Telah dilaksanakan pula pertukaran data elektronik (EDI) kepabeanan untuk menunjang penyelesaian dokumen impor, yang diterapkan di Bandara Soekarno Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk menunjang proses perencanaan pembangunan khususnya evaluasi serta sinkronisasi usulan proyek pembangunan, telah disempurnakan sistem aplikasi daftar usulan proyek (DUP) sebagai awal pengembangan sistem informasi perencanaan pembangunan nasional (SIM-Renas). Selain itu, disempurnakan basis data pembangunan nasional yang terdiri atas basis data anggaran pembangunan, data makro, sektoral, dan regional, dibangun SIG daerah tingkat II dan perdesaan; serta disempurnakan homepage untuk menyebarluaskan informasi yang terkait dengan perencanaan pembangunan dan kebijaksanaan di bidang ekonomi, keuangan dan industri (Ekuin). Di lingkungan Bank Indonesia telah dikembangkan dan diimplementasikan sistem informasi untuk mendukung kebijaksanaan moneter seperti: laporan secara elektronis dari Bank Umum dan laporan survey kegiatan dunia usaha di seluruh Indonesia, pusat informasi pasar uang, pusat informasi kredit, serta XXVI/12

administrasi pinjaman luar negeri. Sistem informasi yang telah dikembangkan untuk mendukung kebijaksanaan perbankan adalah: laporan finansial dari Bank Umum dan BPR, pemantauan posisi saldo giro wajib minimum seluruh bank, sistem pengawasan dini untuk memantau tingkat kesehatan bank, serta sistem informasi kredit untuk memantau kredit nasabah bank. Selain itu, dikembangkan sistem informasi untuk mendukung kebijaksanaan sistem pembayaran seperti: sistem otomasi kliring, sistem transfer antarkantor Bank Indonesia, serta sistem akunting rekapitulasi untuk memantau posisi ketersediaan uang. Dalam pengembangan sistem informasi di sektor penanaman modal, melalui kerjasama antara BKPM dengan Departemen Dalam Negeri telah dikembangkan sistem informasi manajemen penanaman modal (SIM-Pedal), antara lain untuk menunjang upaya peningkatan investasi daerah. Selain itu, dibangun homepage untuk menyajikan informasi bagi masyarakat khususnya dunia usaha di dalam dan di luar negeri. Dalam pengembangan sistem informasi di sektor koperasi dan usaha kecil telah disempurnakan rancangan sistem pemantauan dan pelaporan mengenai kelembagaan, keuangan, dan usaha, serta dibangun fasilitas jaringan komunikasi data. Penyebaran informasi diupayakan melalui penyusunan statistik koperasi dan pengusaha kecil, serta ditingkatkan keterpaduan penerapan sistem basis data koperasi dan pengusaha kecil. Pengembangan sistem informasi di sektor pariwisata, seni, dan budaya mencakup penataan dan penyempurnaan standar basis aplikasi dan program sistem informasi dalam angka, serta pembangunan homepage. Sedangkan di sektor Pos dan telekomunikasi, telah dirumuskan "Nusantara 21" yaitu konsep jaringan dan sistem informasi, yang mencakup pembangunan XXVI/13

infrastruktur informasi nasional, pengembangan aplikasi jaringan, dan layanan informasi. Untuk menunjang sistem ini dilanjutkan pembangunan infrastruktur informasi, dimana penyedia layanan koneksi ke internet (internet service provider) dan penyedia jasa satelit (VSAT) makin berkembang. Selain penyediaan fasilitas Telkom-Net, pengembangan jaringan Wasantara-Net telah mencapai 94 kota di daerah tingkat II, pengembangan Warung Pos Internet (Warposnet) di kantor pos setempat, serta pelayanan hybrid mail bagi masyarakat yang tidak mempunyai fasilitas internet di 10 kota. Sistem informasi manajemen Departemen Dalam Negeri (SIM-Dagri), terus dikembangkan seperti: sistem informasi pembangunan daerah (SIM-Bangda), sistem informasi sepuluh sukses, sistem informasi potensi desa, sistem informasi pajak pembangunan-1 (SIM-PPb1), sistem informasi manual pendapatan daerah (Mapatda), aplikasi SIG dan data pokok pembangunan daerah, serta sistem informasi kependudukan (SIM-Duk). Semua sistem tersebut ditingkatkan keterpaduannya sejalan dengan rencana induk pengembangan SIM-Dagri yang telah ditetapkan pada tahun 1997/98. Untuk mendukung implementasi berbagai aplikasi tersebut, dibangun sistem jaringan komunikasi Depdagri (Siskomdagri), dan homepage khusus Puslahta dan Data Pokok. Dalam rangka pengembangan sistem informasi terpadu Departemen Luar Negeri (SIT-Deplu), telah disusun kerangka umum rencana induk pengembangan sistem informasi. Untuk pemasyarakatan informasi tentang politik luar negeri Indonesia, dikembangkan media center mandala luar negeri sebagai wahana penerangan terpadu melalui homepage, dan mirrorsite homepage Perwakilan RI di Washington DC. Dikembangkan pula sistem informasi dan manajemen kepegawaian, perlengkapan, dan XXVI/14

keuangan khususnya Perwakilan RI di luar negeri, serta aplikasi jabatan fungsional diplomat. Pengembangan sistem informasi di sektor pendidikan dan kebudayaan antara lain mencakup pengembangan basis data pokok SD-MI, basis data kebudayaan, serta basis data pada Kanwil DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Sistem informasi pada Kanwil DI Yogyakarta dimantapkan dalam rangka pembinaan permuseuman dan benda cagar budaya, pembinaan peninggalan sejarah purbakala, serta pembinaan generasi muda dan keolahragaan. Sedangkan di Kanwil Jawa Barat dan Jawa Timur dikembangkan sistem informasi dalam rangka pembinaan pendidikan masyarakat. Penyebaran informasi ditingkatkan melalui pengembangan homepage Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta beberapa Perguruan Tinggi. Pengembangan sistem informasi di sektor kesehatan (SIK) terus dilanjutkan, baik melalui publikasi buku Profil Kesehatan Indonesia, Propinsi, dan Kabupaten/Kotamadya, serta informasi tentang pelayanan kesehatan di rumah sakit, tenaga kesehatan, pemetaan masalah manajemen program pemberantasan penyakit menular, informasi iptek kesehatan, serta pengembangan sistem informasi manajemen puskesmas maupun melalui pengembangan homepage. Dikembangkan pula infrastruktur intranet Departemen Kesehatan berupa jaringan komputer lokal di Kantor Pusat, 6 Kanwil, serta jaringan surat elektronik antara Kantor Pusat dengan seluruh Kanwil di 27 propinsi. Di sektor kependudukan dimantapkan penyelenggaraan sistem informasi kependudukan dan keluarga (SIDUGA), serta penyempurnaan sub sistem informasi manajemen pembangunan keluarga sejahtera (SSIM-PKS). Selain itu, dikembangkan program XXVI/15

aplikasi pengolahan data sampai tingkat kabupaten/kotamadya, aplikasi data Takesra/Kukesra dan anak balita, jaringan komunikasi data antara Kantor Pusat dengan Kantor BKKBN propinsi, disusun profil kependudukan serta dikembangkan homepage. Pengembangan sistem informasi Departemen Agama (SIDA) dilanjutkan, seperti sistem informasi pendidikan agama Islam (SIPendais), serta sistem informasi haji terpadu (Siskohat) melalui kerja sama dengan bank-bank pemerintah, dan PT.Garuda Indonesia. Sistem aplikasi beserta perangkat pendukungnya telah diterapkan di beberapa propinsi, dan telah disusun instrumen pengumpulan data yang baku. Pengembangan sistem informasi di bidang kesejahteraan sosial (SIKS) mencakup pengumpulan dan pengolahan data primer tentang penyandang masalah kesejahteraan sosial, potensi kesejahteraan sosial, prasarana dan sarana usaha, dan pelaksanaan hasil kegiatan pembangunan secara terpadu. Untuk itu, telah disusun 4 paket pengembangan data dasar dan validasi data, 5 paket buku tentang data dan informasi kesejahteraan sosial, pemasangan perangkat komputer di 174 Kanwil/Dinas Sosial Dati I dan Dati II, serta pengembangan jaringan di gedung induk Kantor Pusat. Pengembangan sistem informasi ilmiah berbasis literatur oleh LIPI melalui Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) ditingkatkan dengan pelayanan melalui homepage dan pemesanan artikel melalui e-mail, serta akses basis data literatur di luar negeri maupun basis data koleksi perpustakaan beberapa pusat dokumentasi dan pusat informasi instansi pemerintah dan universitas-universitas di Indonesia termasuk 6 LPND Ristek, seperti Bakosurtanal, Batan, BPPT, BPS, Lapan dan LIPI. Untuk itu, ditingkatkan kualitas dan kuantitas kandungan informasi dalam sistem jaringan tersebut. XXVI/16

Jaringan komunikasi data iptek (Ipteknet) terus disempurnakan, antara lain kapasitas bandwidth ke internet ditingkatkan menjadi 512 kbps untuk meningkatkan kecepatan moda transfer data. Sampai bulan Maret 1998 telah ada 35 penyedia/situs informasi yang memanfaatkan fasilitas Ipteknet, serta 41 anggota sebagai simpul pengguna yang terdiri atas perguruan tinggi, instansi pemerintah, lembaga penelitian, dan industri di Jakarta, Bandung, Bogor, Yogyakarta, Surabaya, dan Ujungpandang. Pengembangan sistem informasi untuk menunjang pembangunan iptek di BPPT antara lain sistem informasi manajemen dengan aplikasi untuk pengelolaan SDM, sistem logistik, dan keuangan; serta aplikasi TI dan elektronika untuk mendukung industri TI yaitu penguasaan iptek dalam bidang komputasi, dan pengkajian TI kedirgantaraan. Telah dikembangkan pula SIG dan penginderaan jarak jauh untuk membantu pemantauan data statistik pertanian, pengelolaan sumber daya alam, dan klimatologi; serta pengembangan sistem manajemen pengelolaan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk mendukung program layanan jasa teknologi. Pengembangan sistem informasi kedirgantaraan (SID) dilaksanakan oleh Lapan dengan memanfaatkan pusat-pusat informasi di dalam maupun luar negeri. Untuk itu, telah dibangun basis data administrasi, serta informasi teknik kedirgantaraan yang didukung dengan sistem jaringan komputer lokal dan jaringan antar kantor Pusat dengan Satuan Kerja Lapan di daerah. Pengembangan sistem informasi litbang iptek nuklir (SILIN) yang dilaksanakan oleh Batan terdiri atas: pengembangan jasa analisis, komputasi dan aplikasi; pengembangan dokumentasi dan publikasi ilmiah, antara lain melalui partisipasi dalam International XXVI/17

Nuclear Information System (INIS); pengembangan basis data; pengembangan jaringan komunikasi data di Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA) Serpong dan PPTA Pasar Jumat; serta beroperasinya simpul dan homepage Batan untuk mendukung pertukaran informasi dan surat elektronik dengan lingkungan masyarakat iptek. Pengembangan SIG oleh Bakosurtanal dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, yaitu : pelatihan SIG; pembentukan simpul SIG di Departemen PU; pengembangan jaringan intranet untuk mendukung penyediaan data spasial; pembuatan peta dijital rupabumi darat dan laut; penyusunan konsep pusat data dan model basis data perencanaan di beberapa daerah tingkat II; serta penyusunan standar katalog sumber daya alam, kamus istilah survey dan pemetaan. Selain itu, telah disebarkan peta rupabumi skala 1:50.000 ke 27 daerah tingkat II di pulau Sumatera, dan diselesaikan peta rupabumi seluruh kepulauan Indonesia; peta radar Sumatera; peta foto Kalimantan; peta lingkungan pantai Jawa, Bali dan Sulawesi; data dijital kelautan untuk 10 daerah prioritas skala 1:250.000 dan 1:50.000, dan data digital kelautan wilayah nasional skala 1:500.000; serta diterapkan Land Resource Evaluation and Planning Project II (LREP-II) di 18 propinsi. Untuk mempermudah pertukaran data spasial dengan sistem yang beragam, dikembangkan perangkat lunak standar pertukaran data. Pengembangan sistem informasi di bidang pertanahan dilaksanakan oleh BPN terdiri dari aplikasi proses pelayanan pertanahan, pemetaan (SIG), administrasi pertanahan, dan aplikasi pendaftaran tanah tekstual maupun spasial. Sedang dibangun pula sistem komputerisasi kantor pertanahan dengan bantuan dana dari Pemerintah Spanyol; dan dikembangkan jaringan komputer di Kantor Pusat, 8 Kanwil dan 12 Kantor Pertanahan Dati II. XXVI/18

Pengembangan sistem informasi di sektor lingkungan hidup mencakup pengembangan berbagai aplikasi antara lain: basis data spasial/non-spasial skala nasional untuk daerah yang cepat perubahannya dan rawan bencana; paket aplikasi SIG untuk laporan kualitas lingkungan; Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nasional (NKLN) dan daerah (NKLD); serta petunjuk teknis pertukaran data, dan katalogisasi basis data. Selain itu dikembangkan aplikasi daftar perusahaan dan mitra kerja Bapedal, kebijaksanaan dan peraturan di bidang lingkungan hidup, dan basis data dokumen Amdal. Disusun pula meta basis data dijital lingkungan, serta dibangun homepage Kantor Meneg KLH dan Bapedal. Dalam rangka menunjang pengendalian dampak kebakaran hutan dan lahan, bersama Bapedal, Lapan, BMG, dan instansi terkait lainnya telah dikembangkan basis data melalui pemanfaatan SIG dan penginderaan jarak jauh. Sistem informasi di bidang hukum mencakup pengembangan sistem informasi manajemen Departemen Kehakiman (SIMDK) dan sistem informasi Kejaksaan Agung Republik Indonesia (SIMKARI). Berdasarkan rencana induk SIMDK, pada tahun 1997/98 pelaksanaan sistem informasi ditingkatkan melalui penyempurnaan sistem informasi fasilitatif dan pengembangan sistem informasi substantif seperti: hukum dan perundang-undangan, hak cipta, paten dan merek, peradilan umum dan tata usaha negara, pemasyarakatan dan narapidana, keimigrasian, pembinaan hukum nasional, serta pengembangan sistem jaringan dokumentasi dan informasi (SJDI) hukum. Kemampuan SDM dalam pengembangan SIMKARI ditingkatkan melalui diklat bagi pegawai di Kantor Pusat (Kejagung) dan seluruh Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati). Untuk menyempurnakan sistem yang telah dibangun, dilakukan rekondisi perangkat komputer. XXVI/19

Pengembangan dan implementasi sistem informasi untuk menunjang pembangunan penerangan, komunikasi dan media massa diselenggarakan melalui program serambi depan informasi (SDI) yang terdiri dari: tingkat pusat melalui Pusat Informasi Nasional (PIN), tingkat regional melalui serambi depan informasi di setiap propinsi, serta tingkat daerah melalui 283 pusat penerangan masyarakat (Puspenmas) di tingkat kabupaten/ kotamadya. Selain itu, dilakukan pengembangan data induk teknologi komunikasi dan informasi bidang satelit penyiaran; penyebaran informasi hasil litbang penerangan; peningkatan sistem pelayanan dokumentasi dan informasi; penyusunan paket modul sistem pengolahan Dokumentasi dan Perpustakaan penerangan; peningkatan informasi pembangunan melalui PIN, SDI dan Puspenmas; serta peningkatan pendayagunaan jaringan komunikasi data lokal. Pengembangan sistem informasi di bidang pertahanan dan keamanan negara (Sisinfo-Hankamneg) diselenggarakan di lingkungan Departemen Hankam dan ABRI. Selain aplikasi sistem informasi di bidang administrasi (SI-Min), sistem Informasi di bidang operasional (SI-Ops), serta sistem informasi sumber daya Hankamneg yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya buatan, sarana dan prasarana nasional, wilayah negara, dan iptek; juga telah dikembangkan aplikasi pers, inventarisasi kekayaan negara, keuangan, dan K3I. Untuk menunjang pelaksanaannya dilakukan penambahan perangkat keras, serta diklat di bidang TI.

XXVI/20

b. 1)

Program Penunjang Program Pemasyarakatan Sistem Informasi

Program pemasyarakatan sistem informasi bertujuan untuk menciptakan manusia dan masyarakat informasi yang mengetahui mengenai TI dan mempunyai kemampuan untuk mendayagunakan informasi secara optimal untuk memperoleh nilai tambah, menghargai data dan informasi, serta untuk menanamkan budaya sadar informasi. Pemasyarakatan sistem informasi untuk meningkatkan wawasan masyarakat dilakukan melalui kegiatan pameran, penyuluhan, pemberian informasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik, serta seminar dan lokakarya. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh lembaga pemerintah, organisasi profesi, dan asosiasi usaha di bidang TI. Seiring dengan perkembangan TI yang pesat dan upaya dalam pemasyarakatan sistem informasi, kesadaran masyarakat mengenai manfaat TI makin meningkat, sehingga pasar TI juga berkembang, terlihat dari meningkatnya nilai pemasaran komputer seperti perangkat keras, perangkat lunak, dan jasa profesional di bidang sistem informasi, baik jasa konsultasi, jasa pendidikan dan pelatihan, maupun jasa untuk pemeliharaan. Nilai pemasaran TI (komputer) pada tahun 1997 meningkat 134,9 persen dari akhir Repelita V dan meningkat 18,1 persen dari tahun 1996. Dari jumlah tersebut, 67,9 persen adalah untuk perangkat keras, sedangkan untuk perangkat lunak adalah sebesar 20,4 persen, dan jasa profesional 11,6 persen. Nilai pasar jasa profesional juga telah makin baik, yaitu meningkat 173,3 persen dari akhir Repelita V dan meningkat 5,2 persen dari tahun 1996 (Tabel XXVI-1). XXVI/21

Sementara itu, pasar perangkat lunak komputer meningkat 132,9 persen dari tahun 1996, antara lain karena meningkatnya kebutuhan dan terdapat kecenderungan meningkatnya pembelian perangkat lunak orisinal. Hal ini menunjukkan bahwa apresiasi masyarakat terhadap hak cipta perangkat lunak komputer semakin baik, walaupun belum sebagaimana yang diharapkan karena kemampuan daya beli khususnya akibat krisis ekonomi. Apabila dilihat dari penggunaannya, pasar untuk aplikasi bidang keuangan tetap dominan, dimana pada tahun 1997 adalah 30,5 persen dari nilai pemasaran, sedangkan untuk aplikasi umum 28,0 persen, aplikasi produksi 21,7 persen dan sisanya untuk aplikasi distribusi 19,8 persen. 2) Program Pembinaan Industri Teknologi Informasi

Program pembinaan industri TI bertujuan untuk meningkatkan kemampuan industri TI, baik perangkat keras maupun perangkat lunak komputer yang dapat memenuhi kebutuhan informasi di dalam negeri dan mampu memanfaatkan peluang pasar internasional. Dalam rangka pengembangan industri TI, ditingkatkan upaya mendorong peran serta dunia usaha. Beberapa kebijaksanaan deregulasi di bidang investasi dan pemberian insentif telah menciptakan iklim yang mendukung, seperti: penyederhanaan ketentuan investasi dan pemberian kesempatan bagi investor asing untuk melakukan investasi di dalam negeri; pembebasan bea masuk atas impor bahan baku/sub komponen untuk pembuatan komponen elektronika serta PC, mikro komputer, dan beberapa peripheral; serta pemberian kemudahan pelayanan bagi perusahaan eksportir TI.

XXVI/22

BPPT telah membangun Pusat Komputasi Nasional Kinerja Tinggi guna membantu industri dalam mengembangkan produk baru yang unggul, mempersiapkan SDM yang menguasai teknologi komputasi dan komputer mutakhir, mempersiapkan penguasaan teknologi perangkat keras komputer mutakhir, memasyarakatkan teknologi komputasi ilmiah, serta melembagakan kegiatan pemanfaatan fasilitas komputasi yang berfungsi sebagai fasilitator antara lembaga riset dan industri. Selain itu, dilakukan studi pembangunan kawasan khusus telematika yang akan dibangun di kawasan industri Medan, dan pembangunan pusat riset pengembangan teknologi telematika di sekitar daerah Bandung. Industri perangkat keras komputer seperti motherboard, monitor, keyboard, dan peripheral makin berkembang dan telah memberikan sumbangan terhadap ekspor hasil industri elektronika. Pada tahun 1997, produksi komputer mikro (PC) meningkat 678,3 persen dari akhir Repelita V dan meningkat 10 persen dari tahun 1996. Produksi komponen komputer seperti IC meningkat 76,1 persen dari akhir Repelita V dan 10 persen dari tahun 1996, sedangkan produksi resistor meningkat 84,9 persen dari akhir Repelita V dan 15,2 persen dari tahun 1996. Nilai produksi industri pengolahan data pada tahun 1997 meningkat 238,9 persen dari akhir Repelita V dan 20 persen dari tahun 1996, sementara nilai produksi industri telekomunikasi meningkat 17,1 persen dari tahun 1996. Nilai ekspor industri pengolah data dan industri telekomunikasi pada tahun 1997 masing-masing meningkat sekitar 20 persen dari tahun 1996 ( Tabel XXVI-2). Industri perangkat lunak sudah mulai berkembang di dalam negeri antara lain aplikasi di bidang perbankan, pemetaan, reservasi tiket pesawat udara, pasar swalayan, dan kepegawaian. Sementara XXVI/23

itu, upaya yang telah dilakukan oleh Aspiluki sebagai asosiasi di bidang perangkat lunak komputer antara lain adalah pemasyarakatan dan penyuluhan tentang hak atas kekayaan intelektual (HAKI) khususnya yang terkait dengan pelanggaran hak cipta program komputer, survey penggunaan perangkat lunak orisinal, serta pengembangan kerjasama dengan organisasi/usaha internasional. Namun demikian, perkembangan industri perangkat lunak komputer belum sebagaimana yang diharapkan. 3) Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Sistem Informasi

Program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan sistem informasi bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga profesional di bidang sistem/teknologi informasi agar dapat mendukung pembangunan sistem informasi secara efektif dan efisien. Sejak awal Repelita VI, pengembangan SDM yang profesional di bidang TI diberikan perhatian yang lebih besar, karena jumlah dan kualitas tenaga yang tersedia masih belum memadai untuk mendukung kebutuhan pengembangan sistem informasi dan TI yang terus berkembang. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan sistem informasi terus ditingkatkan, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal, seperti pelatihan/kursus dan bimbingan teknis bagi para pegawai di tingkat pusat maupun daerah, serta mengikutsertakan pada berbagai konferensi, seminar, dan lokakarya untuk menambah wawasan dan mengikuti perkembangan TI. Kegiatan pendidikan sekolah di bidang TI di perguruan tinggi maupun pendidikan luar sekolah dalam bentuk kursus komputer XXVI/24

telah meningkat. Dari Tabel XXVI-3 terlihat bahwa pada tahun 1997/98, terdapat 8 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang menyelenggarakan program studi informatika dan komputer, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Brawijaya, dan Universitas Hasanudin. Jumlah mahasiswa yang terdaftar meningkat 203,7 persen dari akhir Repelita V dan hanya meningkat 1,5 persen dari tahun 1996/97, sedangkan jumlah lulusannya meningkat 13,9 persen dari tahun 1996/97. Perguruan Tinggi Swasta (PTS), baik Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, maupun Akademi yang menyelenggarakan program studi informatika dan komputer adalah 95 pada tahun 1997/98. Jumlah mahasiswa PTS tersebut meningkat 31,8 persen dari akhir Repelita V dan meningkat 2 persen dari tahun 1996/97, sedangkan lulusannya meningkat 160 persen dari akhir Repelita V dan 2 persen dari tahun 1996/97. Tenaga profesional dengan jabatan fungsional pranata komputer pada instansi pemerintah terus berkembang. Pada tahun 1997/98 terdapat 966 orang pejabat pranata komputer yang tersebar di 24 instansi pemerintah di tingkat pusat dan 2 Pemerintah Daerah Tingkat I, yaitu DKI Jakarta dan Propinsi Jawa Tengah. Apabila dibandingkan dengan akhir Repelita V jumlahnya meningkat 16,1 persen, dan hanya meningkat 3,3 persen dari tahun 1996/97. Dilihat dari penyebarannya berdasarkan pangkat/golongan, jumlah pranata komputer terdiri atas 61,7 persen golongan II, dan 37,2 persen golongan III, serta 1,1 persen golongan IV. 4) Program Pembinaan Kelembagaan

Program pembinaan kelembagaan bertujuan untuk memanXXVI/25

tapkan tatanan kelembagaan yang dapat mendorong pemanfaatan yang optimal atas sumber daya informasi, dan meningkatkan kelancaran penyelenggaraan sistem informasi, serta mempercepat penguasaan kemampuan di bidang TI. Sejak awal Repelita VI penataan kelembagaan dilakukan secara intensif dengan meningkatkan kedudukan, fungsi dan peran unit kerja yang menangani data dan informasi, terlihat dengan bertambahnya jumlah unit kerja pengelola data dan informasi setingkat Eselon II pada instansi pemerintah. Demikian pula pengembangan kelembagaan di daerah, dilakukan melalui pembentukan dan pemberdayaan unit-unit pengolahan data seperti Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) di Daerah Tingkat I dan II di bawah koordinasi Departemen Dalam Negeri. Sampai tahun 1997/98 telah terbentuk 27 KPDE Daerah Tingkat I dan 171 KPDE Daerah Tingkat II, sementara 94 KPDE Daerah Tingkat II sedang dalam proses pengajuan dan pengesahan. Upaya koordinasi dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan sistem informasi ditingkatkan antara lain melalui berbagai forum, kelompok kerja tetap, dan tim koordinasi, sehingga sistem informasi di berbagai sektor makin terpadu. Dalam era persaingan global, pembangunan dan pemanfaatan telematika yang merupakan sinergi telekomunikasi dan informatika menjadi makin penting, sehingga diperlukan koordinasi yang mantap untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Untuk itu telah dibentuk Tim Koordinasi Telematika Indonesia berdasarkan Keppres No. 30 Tahun 1997, guna melaksanakan kegiatan di bidang prasarana, aplikasi, dan sumber daya telematika. Serangkaian pertemuan dalam rangka penyusunan kegiatan telah dilaksanakan, dan telah dirumuskan kebijaksanaan pengembangan telematika Indonesia, serta dilakukan persiapan untuk pengembangan Ri-Net. XXVI/27

Pembangunan di bidang sistem informasi pada umumnya telah memenuhi rencana dalam Repelita VI, namun demikian masih dihadapi berbagai masalah. Meskipun kemampuan SDM informasi sudah mulai meningkat namun masih belum memadai dibandingkan dengan kebutuhan dan perkembangan TI yang pesat. Industri TI dalam negeri masih belum dapat memenuhi kebutuhan, sehingga ketergantungan pada barang impor masih besar. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun keempat Repelita VI menyebabkan meningkatnya harga peralatan TI, sehingga keterbatasan prasarana sistem informasi semakin dirasakan. Akibatnya aktivitas pengembangan sistem informasi semakin berkurang apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan cukup banyak kegiatan yang tertunda pelaksanaannya. Hal ini ditanggulangi dengan meningkatkan koordinasi dan keterpaduan antarinstansi pemerintah maupun dengan swasta, melakukan penyesuaian atau perampingan lingkup kegiatan, serta pemanfaatan secara bersama sumber daya terutama prasarana sistem informasi yang ada seoptimal mungkin. 2. STATISTIK a. Program Pokok

Pada dasarnya program pokok yang dilaksanakan dalam tahun ke empat Repelita VI merupakan program lanjutan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. dengan berbagai penyempurnaan yang dilakukan secara berkesinambungan.

XXVI/27

1)

Program Statistik

Penyempurnaan

dan

Pengembangan

Berbagai kegiatan dalam program penyempurnaan dan pengembangan statistik dalam Repelita VI yang telah dilaksanakan, antara lain: peningkatan dan pengembangan data statistik; pengkajian dan analisis statistik; serta penyempurnaan sarana, prasarana dan kelembagaan statistik telah mampu meningkatkan mutu, kelengkapan, dan kecepatan penyajian data statistik. Sebagai hasil dari Program Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik adalah makin beragamnya data statistik yang dihasilkan dan digunakan untuk mendukung perencanaan, pemantauan, dan evaluasi hasil pembangunan nasional, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Sejalan dengan jenis data dan kegiatan statistik yang dilakukan, jumlah jenis publikasi yang dihasilkan setiap tahunnya makin berkembang. Pada tahun ke empat Repelita VI, publikasi yang dihasilkan mencapai 225 jenis (Tabel XXVI-4). Selain itu untuk mendukung keperluan data pada Sidang Kabinet setiap bulan BPS menyajikan data perkembangan ekspor dan impor, data perkembangan harga/inflasi serta berbagai data lainnya. a) Peningkatan dan Pengembangan Data Statistik

Peningkatan dan pengembangan data statistik mencakup kegiatan penyempurnaan dan pengembangan metode pengumpulan, pengolahan serta penyajian data dari berbagai jenis statistik, yang terdiri dari: (1) statistik produksi dan distribusi, (2) statistik sosial dan kependudukan, (3) statistik neraca nasional, serta (4) statistik potensi wilayah/desa.

XXVI/28

(1)

Statistik Produksi dan Distribusi

Sampai dengan tahun 1993/94, kegiatan ini mencakup antara lain: Survei Pertanian; Sensus Pertanian; Survei Industri; Survei Konstruksi; Survei Perusahaan Pertambangan Besar; Survei Listrik, Gas, dan Air Minum; Survei Harga Perdagangan Besar; Survei Harga Konsumen; Survei Monitoring Harga Produsen Gabah; Survei Volume Penjualan Eceran Beras; Survei Statistik Harga-harga di Perdesaan; Survei Keuangan Daerah; Kompilasi Data Statistik Perdagangan Luar Negeri; Survei Hotel dan Wisatawan; serta Survei dan Kompilasi Data Statistik Perhubungan. Selama Repelita VI, kegiatan peningkatan data statistik produksi dan distribusi mencakup: pengolahan data Sensus Pertanian 1993 (ST93); pelaksanaan Sensus Ekonomi 1996 (SE96); serta Survei Lembaga Keuangan Bukan Bank. (a) Survei Pertanian

Salah satu upaya mendapatkan statistik pertanian adalah pelaksanaan Survei Pasca Panen Musim Tanam 1995/96, untuk mengevaluasi kembali besaran nilai susut saat panen dan pasca panen, serta faktor konversi jemur dan konversi giling untuk tingkat nasional (propinsi potensi padi) tahun 1987/88. Dalam rangka memperbaiki data pertanian pangan, khususnya padi diselenggarakan survei pengumpulan data luas tanaman padi dengan pendekatan rumahtangga tani di Jawa pada tahun 1997/98 dan mencakup sekitar 180 ribu rumahtangga dan dilaksanakan di empat propinsi di pulau Jawa (kecuali DKI Jakarta). Survei ini bertujuan untuk mendapatkan data dan keterangan yang akurat mengenai luas (baku sawah, tanaman padi, panenan, kerusakan sawah), pola tanam, konversi galengan XXVI/29

(pematang sawah), produksi tanaman padi/palawija dan sarana produksi yang digunakan oleh petani. Salah satu hasil sementara menunjukkan turunnya konversi galengan sawah dari hasil survei tahun ini dibandingkan konversi yang didapatkan dari survei tahun 1970, tercatat sebesar 0,36 persen, 0,90 persen, 1,15 persen, dan 0,93 persen masing-masing untuk propinsi-propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Publikasi hasil survei pertanian yang telah diterbitkan antara lain: Produksi Padi di Indonesia, Survei Susut Gabah Beras 1996, Hasil Pencacahan Survei Perkebunan Kopi Rakyat 1996, Hasil Pencacahan Survei Perkebunan Karet Rakyat 1996, Struktur Ongkos Usaha Peternakan 1996, dan Survei Luas Tanaman Padi dengan Pendekatan Rumahtangga di Jawa 1996. (b) Sensus Pertanian

Pada tahun 1993/94, dilaksanakan Sensus Pertanian (ST1993) melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap (sensus lengkap) dan pencacahan sampel dan persiapannya telah dilakukan sejak 1991/92. Jumlah rumah-tangga pertanian di seluruh pelosok Indonesia yang dicacah adalah 10 juta rumahtangga dan yang bertempat-tinggal di daerah perdesaan adalah 7,7 juta. Dari daerah perdesaan sebanyak 1,2 juta rumah-tangga dipilih untuk dicacah dengan kuesioner yang lebih rinci. Pada tahun 1994/95, kegiatan ST1993 terus dilanjutkan, sedangkan kegiatan pengolahan dan penyajian datanya dilaksanakan dalam kurun Repelita VI. Hasil ST93 yang telah dipublikasikan diantaranya: Direktori KUD, Laporan Hasil Pendaftaran Rumahtangga Subsektor Palawija dan Hortikultura, Subsektor Perikanan dan Peternakan, Uraian Hasil Sensus Sampel Rumahtangga Pertanian Pengguna Lahan, serta Analisis Profil Rumahtangga Pertanian (Indonesia dan 27 propinsi).

XXVI/30

(c)

Survei Industri

Dalam upaya untuk menghasilkan informasi statistik yang semakin andal, informasi yang dikumpulkan juga makin beragam dan luas, sejalan dengan bertambah kompleksnya kegiatan industri di dalam perekonomian nasional. Pada akhir Repelita V, survei ini mencakup 57.309 responden termasuk industri kecil dan rumahtangga yang berjumlah sekitar 30 ribu. Pelaksanaan survei industri pada tahun 1997/98 mencakup 37.014 responden terdiri dari industri besar dan sedang. Dalam pada itu, survei industri kecil dan rumahtangga telah dipadukan dengan kegiatan Sensus Ekonomi 1996 (Tabel XXVI-5). Beberapa publikasi dari hasil survei industri yang telah diterbitkan diantaranya: Statistik Industri Besar dan Sedang, Direktori Industri Besar dan Sedang, Indikator Industri Besar dan Sedang, serta Statistik Industri Kecil dan Kerajinan Rumahtangga. (d) Survei Konstruksi

Survei konstruksi ini dilakukan secara triwulanan dan tahunan di seluruh propinsi serta mencakup perusahaan anggota Asosiasi Konstruksi Indonesia (AKI) dan non-anggota AKI. Data dari sektor konstruksi yang dikumpulkan mencakup statistik kon- struksi gedung seperti gedung tempat tinggal; konstruksi bangunan sipil seperti bangunan jalan, jembatan dan landasan, bangunan jalan dan jembatan kereta api, dan bangunan sipil lainnya; serta konstruksi bangunan khusus seperti pemasangan pondasi dan pilar, pengeboran air bersih, penyiapan lahan, instalasi gedung, dan sebagainya.

XXVI/31

Pelaksanaan survei konstruksi dengan menggunakan sampel sebesar 20 persen dari seluruh perusahaan berbadan hukum secara berkesinambungan terus ditingkatkan mutunya, khususnya pada metode pengumpulan datanya, sehingga dapat diperoleh data yang lengkap, akurat, dan tepat waktu. Publikasi dari hasil survei konstruksi diantaranya adalah : Statistik Bangunan/Konstruksi Anggota AKI dan Non AKI, Indikator Konstruksi serta Statistik Pembangunan Perumahan di Indonesia. (e) Survei Perusahaan Pertambangan Besar

Sasaran dari survei ini ialah perusahaan pertambangan kategori golongan A dan B (bahan tambang strategis dan bahan tambang vital) yang merupakan perusahaan pertambangan besar dengan teknologi tinggi. Pelaksanaan survei ini ditujukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan struktur perusahaan pertambangan besar, seperti tenaga kerja, struktur ongkos, pemasaran, permodalan dan indeks produksi. Survei ini diselenggarakan di 20 propinsi di Indonesia dengan metode pencacahan lengkap dengan kunjungan langsung (canvassing system). Beberapa publikasi yang telah diterbitkan adalah: Statistik Pertambangan Migas, dan Statistik Pertambangan Non-Migas. (f) Survei Listrik, Gas dan Air Minum

Sasaran dari survei ini ialah perusahaan-perusahaan penyedia listrik, gas, dan air minum. Pelaksanaan survei ini ditujukan untuk mendapatkan data mengenai tenaga kerja, upah dan gaji, produksi, penggunaan bahan bakar, struktur ongkos, dan pembentukan barang-barang modal melalui jasa pos (mailing system). Di samping itu, data sekunder dan data primer penggunaan energi yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Listrik dan Energi pada Departemen XXVI/32

Pertambangan dan Energi turut dikumpulkan. Beberapa publikasi yang diterbitkan diantaranya: Statistik Listrik (yang dikelola PLN), Statistik Gas (di Kota), Statistik Air Minum, serta Statistik Neraca Energi. (g) Survei Harga Perdagangan Besar

Sasaran survei ini ialah perusahaan besar terpilih yang meliputi produsen, pedagang besar utama, eksportir dan importir di 126 kota besar di Indonesia. Pelaksanaan survei ini ditujukan untuk menyusun indeks harga perdagangan besar (IHPB) pada tingkat propinsi dan tingkat nasional. Selain itu, hasil dari survei ini juga dapat digunakan untuk memantau perkembangan tingkat harga umum untuk membantu perhitungan deflator dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pemilihan sampel survei ini (perusahaan/pedagang besar) dilakukan secara purposive. Beberapa publikasi yang diterbitkan diantaranya: Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Indonesia, Harga Perdagangan Besar, dan Harga Perdagangan Besar DKI Jakarta. (h) Survei Harga Konsumen

Sejalan dengan perkembangan ekonomi yang pesat, pola konsumsi masyarakatpun berubah dengan cepat. Upaya pemutakhiran pola konsumsi masyarakat dilakukan dengan pelaksanaan Survei Biaya Hidup (SBH) yang merupakan salah satu dari kegiatan survei harga konsumen. Pemutakhiran perhitungan inflasi terus diupayakan. Untuk memutahirkan pola konsumsi masyarakat, pada tahun 1996 dilaksanakan Survei Biaya Hidup (SBH1996). Kegiatan ini diawali XXVI/33

dengan kegiatan terbatas (pilot) pada tahun 1995/96, guna menghasilkan metodologi dan instrumen yang teruji keandalannya. SBH1996 dilakukan di 27 ibukota propinsi dan 17 ibukota kabupaten/kotamadya yang berkembang pesat (44 kota). Hal ini berarti pengembangan dari SBH1988. Selain penambahan jumlah kota, SBH1996 ini juga mencakup lebih banyak jenis barang dan jasa yang dikonsumsi (antara 249 sampai 353 jenis). Selain itu sejak April 1998, perhitungan inflasi dalam suatu kurun waktu juga diubah dari metoda kumulatif menjadi metoda point to point. Dengan demikian, angka inflasi lebih mencerminkan tingkat perubahan biaya hidup masyarakat. Publikasi yang diterbitkan antara lain adalah: Harga Konsumen Beberapa Barang dan Jasa di Ibukota Propinsi, IHK di Ibukota Propinsi dan IHK di 17 Kota Tingkat II di Indonesia, Kurs Valuta Asing dan Harga Emas di Jakarta, Harga 9 Bahan Pokok dan Barang-barang Penting lainnya, serta Diagram Timbangan Hasil Survei Biaya Hidup dan Survei Biaya Hidup 1996. (i) Survei Monitoring Harga Produsen Gabah

Survei ini ditujukan untuk memantau harga dasar gabah di tingkat produsen atau petani di wilayah yang potensial padi. Untuk memperoleh tingkat harga pada tingkat produsen, kegiatan pengumpulan data dilakukan di seluruh Indonesia kecuali beberapa propinsi seperti DKI Jakarta, Bengkulu dan Maluku. Pengumpulan data harga dasar gabah dilakukan antara tanggal 10 dan 15 setiap bulan termasuk masa-masa panen raya dan pencacahannya dilakukan seminggu sekali. Hasil pengumpulan dan pengolahan data survei ini disajikan dalam bentuk Laporan Harga Produsen Gabah Menurut Kelompok Kualitas, yang merupakan XXVI/34

informasi dini bagi instansi terkait dalam pengamanan harga dasar gabah yang ditetapkan oleh pemerintah. (j) Survei Volume Penjualan Eceran Beras

Survei volume penjualan eceran beras ini bertujuan untuk memperoleh data volume penjualan beras menurut varitas dan kualitas yang diperjual-belikan disetiap pasar di kota terpilih. Hasil survei ini juga digunakan sebagai penimbang baru dalam perhitungan harga beras umum tertimbang di kota maupun sebagai dasar analisis pasar seperti operasi pasar untuk menjaga kesinambungan pasokan pasar. Sampel dari survei ini dirancang dalam dua tahapan. Tahap pertama adalah memilih pasar secara purposive dan Tahap kedua adalah memilih sejumlah pedagang beras secara sistematik dari hasil pendaftaran seluruh pedagang beras di pasar terpilih di Ibukota propinsi. Publikasinya yang sudah diterbitkan adalah Laporan Hasil Survei Volume Penjualan Beras Eceran. (k) Survei Statistik Harga-harga di Perdesaan

Pengumpulan data statistik ini dilakukan secara sampel dengan unit sampelnya adalah petani dan pedagang di pasar kecamatan yang dipilih. Informasi yang diperoleh dari survei ini dapat digunakan sebagai dasar perhitungan deflator sektor pertanian, indeks harga yang dibayar petani dan yang diterima petani dan indeks nilai tukar petani (NTP) serta indeks 9 bahan pokok (Sembako) di daerah perdesaan. Pada tahun 1994/95 pemutakhiran diagram timbangan telah dilakukan dan hasilnya telah digunakan pada perhitungan indeks NTP sejak tahun 1995/96 sehingga dihasilkan indeks NTP yang lebih akurat. XXVI/35

Beberapa publikasinya yang telah diterbitkan adalah: Nilai Tukar Petani dan Indeksnya di Jawa dan 10 Propinsi di Luar Jawa, Statistik Harga Produsen Sektor Pertanian, Statistik Upah Buruh Tani di Perdesaan, Statistik Harga Konsumen di Perdesaan, Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Sektor Pertanian di Jawa dan Madura, serta Indeks Harga 9 Bahan Pokok di Perdesaan Jawa dan di Luar Jawa. (l) Survei Keuangan Daerah

Survei keuangan pemerintah daerah dilakukan secara lengkap di seluruh propinsi (Dati I) dan kabupaten/kotamadya (Dati II) di Indonesia. Sedangkan survei keuangan pemerintah desa senantiasa dilakukan dengan jumlah sampel yang makin meningkat. Pada tahun 1978/79, jumlah desa yang dicakup meningkat dari 4.000 desa menjadi 6.000 desa. Melalui systematic sampling, jumlah desa mencakup sekitar 10 persen dari seluruh desa/kelurahan di Indonesia pada tahun 1980/81. Beberapa publikasi yang diterbitkan antara lain adalah: Statistik Keuangan Pemerintah Pusat, Statistik Keuangan Pemda Tingkat I, Statistik Keuangan Pemda Tingkat II, dan Statistik Keuangan Pemerintah Desa. (m) Kompilasi Data Statistik Perdagangan Luar Negeri Perkembangan kompilasi data ditunjukkan melalui cara pencatatan statistik yang diubah dari yang semula menggunakan klasifikasi komoditi Custom Cooperation Council Nomenclature (CCCN) menjadi klasifikasi Harmonized System (HS) resmi dimulai tahun 1989. Dalam 5 tahun terakhir ini, pencatatan statistik

XXVI/36

perdagangan luar negeri ini telah dilakukan berdasarkan HS maupun SITC (Standard International Trade Classification). Upaya peningkatan mutu statistik ekspor dan impor ini terus dilaksanakan antara lain berupa percepatan pengolahan datanya pada tahun 1995/96. Pada tahun 1996/97, informasi impor barang pada kawasan berikat Batam, kawasan berikat lainnya, atau kawasan Entreport Produksi Tujuan Ekspor (EPTE) diperoleh melalui pelaksanaan survei khusus. Statistik perdagangan luar negeri ini dipublikasikan secara bulanan pada Buletin Statistik Ekspor dan Buletin Statistik Impor maupun secara tahunan seperti Statistik Ekspor dan Statistik Impor. (n) Survei Hotel dan Wisatawan

Sejak tahun 1995, kegiatan pengumpulan data hotel dan wisatawan dilaksanakan secara berkesinambungan, seperti kegiatan inventarisasi akomodasinya di 27 propinsi di Indonesia. Dalam pada itu, pengumpulan data mengenai kedatangan wisatawan asing melalui pelabuhan-pelabuhan utama di Indonesia didasarkan pada hasil pengolahan kartu E/D (Embarkasi/Disembarkasi) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Departemen Kehakiman. Beberapa publikasi tahunan yang diterbitkan diantaranya: Tingkat Hunian Kamar Hotel, Statistik Kunjungan Tamu Asing ke Indonesia, Statistik Hotel dan Akomodasi Lainnya, serta Direktori Hotel dan Akomodasi Lainnya. (o) Survei dan Kompilasi Data Statistik Perhubungan Statistik angkutan telah diperluas cakupannya sejak tahun XXVI/37

1982 dan mencakup 15 propinsi. Statistik perhubungan laut, pengumpulan datanya dilakukan bersama Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada Departemen Perhubungan. Sedangkan statistik komunikasi, datanya dihimpun pada instansi yang bersangkutan. Jenis publikasinya yang diterbitkan diantaranya: Lalulintas Angkutan Barang dan Penumpang, Statistik Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Indonesia, Statistik Pengapalan Barang, Direktori Pelabuhan Laut, dan Statistik Angkutan Udara. (p) Sensus Ekonomi

Pada tahun 1994/95 kegiatan awal dari SE1996 antara lain pengadaan studi-studi penunjang, pemutakhiran wilayah pencacahan (wilcah), maupun penyusunan direktori terpadu perusahaan. Khusus penyusunan direktori terpadu perusahaan ditujukan untuk memadukan berbagai direktori perusahaan yang telah ada dari berbagai sumber data dan hasil penelitian lapangan. Kegiatan SE1996 pada tahun 1995/96 diutamakan untuk melaksanakan pendaftaran perusahaan/badan usaha guna memperkirakan cakupan populasinya dan memutakhirkan direktori terpadu perusahaan yang telah disusun pada tahun sebelumnya. Dalam tahun itu, pembuatan sketsa peta wilcah konsentrasi usaha, studi pencacahan jaringan perusahaan pusat dan cabang, serta evaluasi pasca sensus (Post Enumeration Survey/PES) juga dilaksanakan. Kegiatan utama SE1996 pada tahap ketiga (tahun 1996/97) terdiri dari: pelaksanaan Sensus Sampel Perusahaan Non Direktori (tidak berbadan hukum) atau Usaha Rumahtangga (PND/URT), XXVI/38

Evaluasi Pasca Sensus (PES) Pencacahan Usaha PND/URT, persiapan Pemutakhiran Direktori Terpadu Perusahaan, pelaksanaan Pilot Pencacahan Perusahaan Direktori SE1996, serta Gladi Bersih Pencacahan Perusahaan Direktori SE1996. Pelaksanaan Evaluasi Pasca Sensus/PES Pencacahan Usaha PND/URT yang ditujukan untuk mengetahui tingkat kesalahan yang diakibatkan bukan karena rancangan sampel (non-sampling error) dengan menghitung kesalahan cakupan (coverage error) dan kesalahan isiannya (content error). Dalam tahun 1997/98 juga dilaksanakan finalisasi pengolahan hasil pencacahan kelompok PND/URT. Penyajian data hasil pencacahan kelompok PND/URT dan direktori perusahaan PD telah diselesaikan pada akhir tahun anggaran ini, sedangkan data hasil pencacahan kelompok PD diharapkan dapat disajikan dalam tahun 1998/99. Pada kurun waktu dari tahun 1994/95 sampai dengan 1997/98, SE 1996 mencakup masing-masing sekitar 400 ribu, 78 ribu, 1,1 juta perusahaan, dan 400 ribu unit usaha setiap tahunnya (Tabel XXVI-5). (q) Pengumpulan Data Statistik Lembaga Keuangan Bukan Bank

Kompilasi data statistik lembaga keuangan bukan bank (LKBB) ditujukan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik kegiatan usaha di lembaga keuangan bukan bank. Hasilnya adalah laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi/laba tiap kegiatan untuk masing-masing jenis usaha dan hasil transaksi usahanya. Responden dari kompilasi ini adalah seluruh kantor pusat LKBB yang ada di pulau Jawa dan Bali, dan XXVI/39

perusahaan penggadaian yang mencakup kantor-kantor pusat, daerah dan cabang. Jenis publikasi yang telah diterbitkan diantaranya adalah: Statistik Lembaga Keuangan 1996. (2) Statistik Sosial dan Kependudukan

Statistik ini merupakan sumber utama dari data tingkat kesejahteraan rumahtangga di Indonesia. Hingga tahun 1997/98, penyelenggaraan statistik sosial dan kependudukan dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), Survei Upah, Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), serta Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS). (a) Sensus Penduduk (SP) Kegiatan tahap akhir SP1990 terutama berkaitan dengan upaya pendayagunaan hasil SP melalui penyusunan proyeksi penduduk 1990-2000, trend fertilitas, mortalitas dan migrasi, Profil Statistik Pemuda dan kajian hasil SP1990 dilakukan melalui kerjasama dengan beberapa lembaga penelitian universitas. Sampai dengan tahun 1993/94, publikasi yang telah diterbitkan adalah mengenai: jumlah dan karakteristik kependudukan seperti pendidikan, perumahan dan ketenagakerjaan dari tiap kabupaten, propinsi dan tingkat nasional, serta proyeksi angkatan kerja 1991-2000 dan Kerangka Contoh Induk (KCI) SP1990. Dalam tahun 1997/98, beberapa kegiatan persiapan pelaksanaan SP2000 meliputi: penyusunan rencana teknis, penyusunan pedoman pemutakhiran sketsa peta wilayah cacah dan XXVI/40

pembuatan sketsa peta wilayah cacah blok sensus, penyusunan kuesioner dan buku pedoman, serta uji coba dan evaluasi pelaksanaan di lapangan. Kegiatan-kegiatan ini menjadi masukan yang berharga untuk memastikan hasil yang lebih akurat dan penyajian yang lebih tepat-waktu dari SP2000. (b) Survei Penduduk Antar Sensus (Supas)

Jika SP dilakukan sepuluh tahun sekali, maka untuk dapat menjembatani keperluan data kependudukan di antara dua sensus penduduk diperlukan suatu survei kependudukan yang disebut Survei Penduduk Antar Sensus (Supas). Kegiatan survei yang dimaksud yang terakhir adalah SUPAS 1995. (c) Survei Upah

Pelaksanaan survei upah ditujukan untuk mendapatkan data upah minimun, rata-rata upah, trend dan indeks upah serta diferensiasi upah regional maupun sektoral. Dalam tahun 1997/98 pelaksanaan pra-ujicoba survei diferensiasi upah diarahkan untuk meningkatkan mutu statistik upah. Dengan cara ini, statistik upah akan dapat dibedakan menurut daerah maupun jenis pekerjaan sehingga hasilnya dapat lebih diperbandingkan dan digunakan sebagai dasar kebijaksanaan upah nasional. Jenis publikasi yang telah diterbitkan diantaranya : Upah Buruh Menurut Jenis Pekerjaan, Distribusi Buruh Menurut Upah, Rata-rata Upah Pekerja Perkebunan, Perkembangan Upah Pekerja Perkebunan, Statistik Upah Karyawan Perkebunan, dan Statistik Upah Triwulanan.

XXVI/41

(d)

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Sejak pelaksanaan kegiatan Susenas 1992, data mengenai kondisi sosial ekonomi rumahtangga dikumpulkan melalui dua kegiatan yaitu Susenas-Inti dan Susenas-Modul. Susenas-Inti dilaksanakan setiap tahun bersamaan dengan pengumpulan informasi dari salah satu modul dari Susenas-Modul. Informasi SusenasInti yang dikumpulkan meliputi data karakteristik demografi, pendidikan, angkatan kerja, kesehatan balita, fertilitas, mortalitas, konsumsi, perumahan dan pemukiman serta akses terhadap media massa. Mulai pelaksanaan kegiatan Susenas 1993, yang dilakukan pada tahun anggaran 1992/93, telah dilakukan perluasan sampel mencapai sekitar 65 ribu rumahtangga untuk memungkinkan estimasi kondisi sosial ekonomi sampai tingkat kabupaten/ kotamadya. Sejak pelaksanaan kegiatan Susenas 1993 hingga Susenas 1998, sampel pencacahan telah diperluas menjadi lebih dari 202 ribu rumahtangga. Jenis publikasi yang telah diterbitkan diantaranya meliputi Profil Statistik Ibu dan Anak di Indonesia, Statistik Kesejahteraan Rakyat (tahunan), Statistik Kesejahteraan Rumahtangga di Indonesia, Analisa Pendidikan Putus Sekolah di tingkat SD dan SMTP, Statistik Kesejahteraan Rakyat, Statistik Perumahan dan Lingkungan Hidup, Statistik Sosial Budaya, dan Statistik Kriminal. (e) Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

Pada awalnya, survei ini merupakan bagian dari kegiatan Susenas yang dilaksanakan setiap tahun. Namun mulai tahun 1986 Sakernas dilaksanakan secara triwulanan dan terpisah dari Susenas, XXVI/42

hal ini disebabkan data angkatan kerja tahunan masih dirasakan kurang menggambarkan fluktuasi musiman. Dari kajian yang dilakukan beberapa tahun kemudian, terlihat bahwa Sakernas triwulanan tidak mempunyai fluktuasi musimannya (triwulanan), sehingga sejak tahun 1994 Sakernas dilaksanakan secara semesteran. Sebagai contoh, pada semester pertama, tepatnya pada bulan Pebruari tahun anggaran 1994/95, data tersebut dapat dikumpulkan melalui Susenas-Inti, dan pada semester kedua di bulan Oktober tahun anggaran 1995/96, data tersebut dapat dikumpulkan melalui Sakernas. Sejak tahun 1996/97, kegiatan Sakernas telah dilaksanakan kembali sebagai survei tersendiri. Publikasinya yang diterbitkan diantaranya Keadaan Angkatan Kerja Nasional, dan Keadaan Pekerja. (3) Statistik Neraca Nasional

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, kegiatan penyusunan statistik/neraca ini diarahkan untuk meningkatkan mutu data dan menyajikan jenis neraca secara berkala antara lain: studi penyusunan matrik produsen dan pengguna komoditi ( make and use) serta pengujian matrik impor 1995, penyusunan Tabel InputOutput Indonesia 1995 berikut Tabel-Tabel pendukungnya, studi penyusunan Tabel Input-Output Antar Pulau, penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), studi penyusunan neraca lembaga nir-laba, serta studi khusus penyusunan sistem neraca lingkungan dan ekonomi terpadu. Pada tahun anggaran 1997/98, untuk menunjang penyusunan neraca ini, dilakukan beberapa beberapa kegiatan, yaitu Studi Khusus Perbaikan Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor Perdagangan dan Jasa, Studi Khusus Penyusunan Sistem Neraca XXVI/43

Lingkungan dan Ekonomi Terpadu, Studi Percobaan Sektor Ekonomi dalam rangka Aplikasi System of National Account (SNA) 1993, dan Studi Penyusunan Neraca Lembaga Non Profit (LNP). Jenis publikasi yang telah diterbitkan antara lain adalah: Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Perbaikan PDB Sektor Perdagangan dan Jasa, Komponen Tabel Input-Output 1995, Laporan Studi Percobaan Dalam Rangka Aplikasi SNA 1993 pada Sektor Pertanian dan Penggalian, PDRB dari 27 Propinsi Menurut Lapangan Usaha dan Menurut Penggunaan 1996, Matriks Investasi Pemerintah, Laporan Survei Khusus Lembaga Nir-laba 1996, dan Laporan Studi Penyusunan Neraca Rumah tangga Indonesia 1996. (4) Statistik Potensi Wilayah/Desa

Dengan menggunakan data Podes 1990 telah dirintis penggunaan data komunitas untuk menentukan desa-desa tertinggal sebagai penerima dana program IDT. Data ini dimutakhirkan pada pertengahan tahun 1993 dengan menyempurnakan variabel-variabel digunakan. Pada tahun 1994/95, penggunaan data Podes untuk menentukan desa-desa tertinggal disempurnakan kembali dengan mengevaluasi relevansi dan kepekaan variabel baru, serta menyempurnakan klasifikasi jawaban, sistem pemberian skor, dan kriteria penentuan desa tertinggal. Dengan hanya mencakup beberapa variabel penting saja, pelaksanaan survei Podes Inti 1994 dan 1995 ditujukan untuk meningkatkan pemantauan pembangunan desa di seluruh Indonesia. Pada tahun 1996, pelaksanaan Podes Inti 1996 dipadukan dengan pelaksanaan SE1996. Pelaksanaan Podes tahun 1998 nanti, juga akan dipadukan ke dalam pelaksanaan Sensus Penduduk 2000 (SP2000). XXVI/44

Publikasinya yang telah diterbitkan diantaranya adalah Penyempurnaan Metode Penentuan Desa Tertinggal, dan Peta Indeks Desa Tertinggal di 27 Propinsi. B) Pengkajian dan Analisis Statistik

Kegiatan pengkajian dan analisis statistik yang dilakukan dalam Repelita VI antara lain Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar, Pendataan dan Analisis Kelompok Masyarakat, Penyempurnaan Sistem Pemantauan Beberapa Indikator Dini, Pendugaan Kesalahan Sampling Dalam Survei Usaha Rumah tangga, dan Studi Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia. Pada tahun 1997/98, serangkaian kegiatan pengkajian dan analisis statistik telah dilaksanakan yakni Studi Kebijaksanaan Tenaga Kerja, Penyempurnaan dan Pembinaan Teknik Analisis dan Pelaporan Statistik, Studi Pengentasan Kemiskinan, Studi Khusus Sampel Wilayah Kecil serta analisis dampak usaha Pokmas program IDT khususnya pada desa-desa yang telah menerima 3 kali dana IDT di seluruh Indonesia. Jenis publikasinya yang telah diterbitkan antara lain: Pilot Studi Pendataan Kelompok Masyarakat, Laporan Penyempurnaan Sistem Pemantauan Beberapa Indikator Dini, Perkembangan Kesejahteraan Rakyat, Indonesia dalam Angka 1996, Keadaan Ekonomi Indonesia 1996 dan Prakiraan 1997, Ikhtisar Statistik Ekonomi, Laporan Perekonomian daerah, dan Pendugaan Kesalahan Sampling dalam Survei Usaha Rumahtangga, serta Penduduk Miskin dan Desa Tertinggal 1993: Tinjauan Metodologi dan Analisis.

XXVI/45

C)

Penyempurnaan Kelembagaan Statistik

Suatu kemajuan penting dalam penyempurnaan kelembagaan statistik dan kegiatan perstatistikan di Indonesia dalam kurun waktu lebih dari 35 tahun terakhir ini adalah diundangkannya UU No. 16 Tahun 1997 Tentang Statistik pada tanggal 19 Mei 1997. UU tersebut merupakan pengganti UU No. 6 Tahun 1960 (tentang Sensus) dan UU No. 7 Tahun 1960 (tentang Statistik), yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perkembangan perstatistikan saat ini. UU No. 16/1997 ini bersifat komprehensif, dan mengatur bahwa penyelenggaraan kegiatan statistik juga dapat dilakukan oleh pihak swasta. Pembangunan bidang statistik, berikut pengaturan kelembagaannya diharapkan dapat lebih didayagunakan dan dihasilgunakan bagi pembangunan nasional Indonesia di masa-masa yang akan datang dengan berlakunya UU tersebut. Pada tahun 1997/98, untuk melengkapi UU ini dengan peraturan operasionalnya, telah dilaksanakan persiapan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP). b. Program Penunjang

Program penunjang yang telah dilaksanakan dalam tahun 1997/98, adalah program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan statistik serta program pengembangan informasi statistik yang baru dilaksanakan dalam Repelita VI. 1) Program Pengembangan Sistem Informasi Statistik

Program ini ditujukan untuk menyebarluaskan informasi statistik bagi masyarakat yang memerlukan, di mana didalamnya mencakup beberapa kegiatan pokok diantaranya: (a) Pengkajian dan Pengadaan Teknologi Informasi, terhadap perangkat keras XXVI/46

maupun lunak, sehingga keberadaan teknologi informasi dapat digunakan dengan tepat dan optimal; (b) Pengembangan Sistem Basis Data dan Akses On-Line Jarak Jauh (Remote Access) berupa penyediaan suatu sistem basis data pada Local Area Network (LAN) di kantor-kantor Statistik dan fasilitas akses on-line jarak jauh melalui fasilitas homepage bagi para pengguna informasi di luar BPS; (c) Penerapan Informasi Pemetaan dalam bentuk pembuatan file peta wilayah beserta informasi statistik yang berhubungan dengan wilayah tersebut; serta (d) Penyempurnaan dan Pengembangan Diseminasi Data dengan penerapan sistem dan program komputerisasi pembuatan publikasi yang baku. Sampai dengan bulan Maret 1997, mencapai 225 jenis publikasi, sedangkan publikasi dari setiap Kantor Statistik di Daerah mencapai kurang lebih sebanyak 50 jenis publikasi. Sementara itu, data statistik dalam bentuk disket masih terbatas pada publikasi Indikator Ekonomi, Buletin Ringkas, Statistik Ekspor dan Impor, serta data dasar dari beberapa hasil survei dan sensus. 2) Penyempurnaan Prasarana Fisik Dan Kelembagaan Statistik

Peningkatan penyediaan prasarana fisik meliputi pembangunan, perluasan, dan rehabilitasi gedung kantor atau ruang kerja, ruang dokumen, serta pengadaan perangkat komputer dan kelengkapannya maupun penyediaan sarana mobilitas di Pusat dan di Daerah. Pada tahun 1997/98 telah diadakan kendaraan bermotor roda dua sebanyak 775 unit untuk menggantikan kendaraan yang kondisinya tidak layak lagi. Pengadaan kendaraan bermotor roda dua pada tahun keempat Repelita VI ini meningkat lebih dari 5 kali lipat dibandingkan dengan pengadaan pada akhir Repelita V (Tabel XXVI/47

XXVI-6). Disamping itu, pengadaan kendaraan operasional beroda empat disesuaikan dengan kebutuhan terutama menggantikan kendaraan yang terlampau tua atau telah rusak. Dengan menggunakan dana bantuan luar negeri dari Pemerintah Jepang, pada tahun 1997/98 dilakukan pengadaan 1.658 buah Personal Computer yang ditempatkan pada kantor-kantor statistik di Pusat, di Propinsi serta di Kabupaten dan di Kotamadya seluruh Indonesia. Dengan demikian, kebijaksanaan dekonsentrasi pengolahan data dapat dilakukan secara bertahap sehingga waktu pengolahan data dapat lebih singkat dan bebannya lebih merata. 3) Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Statistik Pengembangan keterampilan dan keahlian di bidang statistik juga mencakup tenaga teknis di bidang perencanaan dan pengendalian, pengolahan, serta analisis dan pengembangan statistik, dan teknologi informasi. Di samping itu, penyelenggaraan berbagai kursus/pendidikan juga dilakukan seperti kursus pengetahuan statistik dasar, madya dan lanjutan, pendidikan program diploma statistik, pendidikan sarjana statistik, pendidikan pasca sarjana statistik dan kursus lainnya sebagai penunjang. Dalam rangka pengembangan jumlah tenaga yang mendapatkan pendidikan statistik telah dilaksanakan berbagai kursus Pengetahuan Statistik Umum dan khusus (Tabel XXVI-7). Tenaga statistik yang sudah mendapat kursus Pengetahuan Statistik Umum pada tahun 1995/96 sebanyak 85 orang, kemudian meningkat menjadi 180 orang pada tahun 1996/97. Pada tahun 1997/98, jumlah pesertanya turun menjadi 50 orang. Hal ini menunjukkan makin sedikitnya tenaga statistik yang belum XXVI/48

mengikuti kursus tersebut. Kursus Pengetahuan Statistik Khusus pada tahun 1995/96 hanya diikuti oleh 190 tenaga statistik. Dalam pada itu, tenaga statistik di bidang administrasi/manajemen yang telah mengikuti kursus Administrasi Manajemen sebanyak 45 orang pada tahun 1995/96, dan kemudian pesertanya meningkat menjadi 147 orang pada tahun 1996/97, serta akhirnya pesertanya meningkat lagi menjadi 287 orang dalam 1997/98. Pada tahun terakhir Repelita V, telah berhasil dididik sebanyak 413 orang pada Akademi Ilmu Statistik (AIS), maka pada tahun 1997/98, jumlah ini meningkat menjadi 511 orang. Pada tahun 1997, pendidikan formal AIS telah berubah status menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS). Untuk lebih meningkatkan mutu dari tenaga statistik dengan spesifikasi Ahli Statistik mulai tahun akademi 1997/98 telah diselenggarakan pendidikan program Diploma-IV Statistik (D-IV) pada STIS. Sementara itu, tenaga statistik yang berhasil mendapatkan gelar sarjana statistik berjumlah 34 orang pada tahun yang sama. Sementara itu, penjelasan atau penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat luas, dunia usaha dan kalangan perguruan tinggi terus dilakukan terutama dalam menghadapi kegiatan besar seperti Sensus Penduduk, Sensus Pertanian, dan Sensus Ekonomi 1996.

XXVI/49

TABEL XXVI 1 PERKEMBANGAN PASAR KOMPUTER 1) 1993, 1994 1997 (juta dolar AS)

1) Angka tahunan; angka tahun kalender berdasarkan hasil pengamatan terhadap sebagian Besar perusahaan/pelaku bisnis terkemuka di bidang Teknologi informasi 2) Jumlah Menurut jenis penggunaan (1a + 1b + 1C) atau jumlah Menurut lingkup penggunaan 3) (2a + 2b + 2c + 2d) 4) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XXVI/50

TABEL XXVI 2 PERKEMBANGAN INDUSTRI TEKNOLOGI INFORMASI 1993, 1994 1997 1)

1) Angka tahunan; angka tahun kalender 2) Angka diperbaiki 3) Angka sampai dengan Desember 1997

XXVI/51

PERKEMBANGAN PERGURUAN TINGGI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

TABEL XXVI 3

DAN JUMLAH PRANATA KOMPUTER 1993/94, 1994/95 1997/98

1) 2) 3) 4)

Angka tahunan Angka sampai dengan September 1997 Angka kumulatif Data sampai dengan Maret 1998

XXVI/52

TABEL XXVI 4 JUMLAH PUBLIKASI MENURUT SATUAN KERJA 1) 1993/94, 1994/95 1997/98 (jenis)

1) Angka tahunan 2) Angka diperbaiki

XXVI/53

TABEL XXVI 5 PENYEMPURNAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK 1) 1993/94, 1994/95 1997/98

1) Angka tahunan 2) Sampel untuk pertanyaan rinci di luar sensus lengkap 3) Dinyatakan dalam satuan wilayah pencacahan 4) Untuk satu putaran 5) Tidak termasuk jumlah sample untuk survey Industri Kecil dan Kerajinan Rumahtangga 6) Diintegrasikan dengan pelaksanaan SUPAS 1995 7) Pelaksanaan Pilot 1 - Data tidak tersedia, karena kegiatan yang bersangkutan tidak dilakukan

XXVI/54

TABEL XXVI 6 PENYEMPURNAAN PRASARANA FISIK 1) 1993/94, 1994/95 1997/98 (unit)

1) Angka tahunan 2) Bantuan Luar Negeri Keterangan : - Data tidak tersedia, karena tidak dilakukan kegiatan

XXVI/55

TABEL XXVI 7 JENIS DAN JUMLAH TENAGA YANG MENDAPATKAN PENDIDIKAN STATISTIK 1) 1993/94, 1994/95 1997/98 (orang)

1) Angka tahunan 2) Yang sedang mengikuti Pendidikan Keterangan : - Data tidak tersedia karena tidak ada kegiatan

XXVI/56

Das könnte Ihnen auch gefallen