Sie sind auf Seite 1von 9

Simulasi Aliran Ammonia dengan Menggunakan CFD (Computational Fluid Dynamic) pada Closed House di Unit Lapangan Cikabayan,

Bogor Simulation Using CFD (Computational Fluid Dynamics) of Ammonia Flow Pattern in Closed House at Cikabayan Field Unit, Bogor Farid Fachrudin 1), Kudang Boro Seminar 2)
1)

Mahasiswa Pascasarjana IPB, 2)Dosen Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Abstarct As the breeding place for chickens (broilers), a chicken cage should be appropriately designed in order to expect high productivity in meat production. closed house system is used as an alternative for breeding chickens (broilers). The principles of a closed
house are to provide sufficient oxygen to the chickens and to immediately remove dangerous gases such as carbon monoxide and ammonia. One of the most important matter on the use of a closed house is how to analyze the flow of these dangerous gases, especially ammonia. Therefore, simulations are needed to determine the flow pattern of ammonia which then can be used as a basis for the design and management of the cage. The objective of this simulation is to analyze the flow pattern of ammonia in a closed house. This simulation is done using the Solidworks 2007 software which is equipped with cosmosfloworks that is used to analyze the flow with the CFD (Computational Fluid Dynamics) program. From the simulation results, it was found that ammonia flow pattern tends to spread evenly, especially in the middle section of the cage. The amount of ammonia decreases with height, meaning that the higher the location, the less amount of ammonia reside. The average amount of ammonia in a simulated closed house is 1.88664 ppm. This shows that the ammonia is being lifted out of the closed house, meaning that the condition in the closed house can be considered safe as a habitat for chickens.

Key word: Closed House, Ammonia ,Simulation -------------------------------------------------PENDAHULUAN Salah satu sumber penghasil daging sebagai protein hewani adalah ayam. Ayam merupakan unggas yang biasa dipelihara orang untuk dimanfaatkan sebagai sumber penghidupannya (Fadilah, 2007). Dalam perkembangannya ayam semakin diminati mengingat tekstur dagingnya yang halus, enak untuk dimakan dan mudah diolah Dalam perkembangannya beternak ayam pedaging mengalami perkembangan teknologi, antara lain dalam bidang pemeliharaan, pemberian pakan, vaksinasi, manajemen SDM, dan desain kandang. Desain kandang ini menjadi salah satu tolak ukur dalam kesuksesan sebuah peternakan. Oleh karena itu perlu adanya teknologi yang digunakan dalam pembuatan kandang. Salah satu teknologi yang digunakan yaitu dengan menggunakan kandang tertutup (Closed house). Kandang tertutup memiliki kelebihan antara lain terjadinya sedikit kontak antara ayam dengan lingkungan luar sehingga produktivitas ayam dapat meningkat. Selain itu operator lebih mudah dalam mengontrol kebutuhan ayam. Salah satu prinsip utama dalam membangun kandang tertutup yaitu tersedianya oksigen yang cukup bagi ayam dan mengeluarkan sesegera mungkin gasgas berbahaya seperti

karbondioksida dan ammonia atau dapat melakukan pergantian udara secara lancar (anonim, 2007). Untuk mengetahui hal tersebut maka perlu dilakukan simulasi sehingga tahu sebaran aliran udara pada kandang tersebut. Simulasi dilakukan dengan menganalisa aliran udara (yaitu ammonia) mulai dari inlet (tempat masuknya udara) hingga ke outlet (tempat keluarnya udara) didasarkan pada kualitas udara yang telah ditetapkan. Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa pola aliran udara khususnya ammonia pada closed house didasarkan pada kualitas udara yang harus terpenuhi. Analisa ini dilakukan dengan menggunakan teknik simulasi CFD (Computational Fluid Dynamic). METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian
mula i Pembuatan geometri (part)

Penelitian dilakukan di closed house ayam broiler, Cikabayan, Bogor. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari Pendefinisian bulan Maret 2009 sampai dengan bulan material geometri September 2009 dan bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan Januari 2012. Ruang Lingkup
Penyusunan struktur geometri (assembly)

Dalam penelitian ini dilakukan simulasi dengan menggunakan model matematis. Pengecekan Pendekatan ini didasarkan pada variabel-variabel yang menjadi titik acuan pengukuran, geometri seperti suhu, kelembaban, kecepatan angina, dan karakteristik bahan. Dalam penelitian ini digunakan program Solidwork 2007 sebagai tools yang digunakan dalam melakukan pemodelan tersebut. tidak Metode
Geometri baik ? ya

1. Metode Percobaan Pengecekan geometri Metode ini digunakan untuk mengukur parameter-parameter yang dibutuhkan dalam simulasi. Parameter-parameter yang diukur set kondisiantara lain kadar ammonia, suhu litter, suhu kandang, RH kandang, kecepatan aliran udara inlet, kecepatan aliran umum udara outlet. Dalam melakukan pengukuran kadar ammonia dilakukan dengan mengambil sampel berdasarkan titik-titik yang diinginkan. set domain, boundary 2. Metode Simulasi condition dan goals Simulasi CFD dimulai dengan menggambar geometri kandang. Geometri digambar dengan solidworks dan telah ditentukan domain dan kondisi batas yang Input fluida (jenis dibutuhkan dalam simulasi. Penggambaran geometri meliputi dinding, atap, lantai, & sifat) saluran inlet dan outlet, serta properti dalam ruangan. Setelah dilakukan penggambaran dianalisis dengan software solidworks. Secara umum alur simulasi ditunjukkan pada Gambar 1. Proses numerik
(solver = run) dengan pers ya Meshing & iterasi error ? tidak

Pre- Processor

Plot kontur, grafik dan data dari goal, serta validasi

selesai

Solving

Post- Processor Gambar 1. Alur simulasi ammonia dalam closed house.

Gambar 1. Alur simulasi ammonia dalam closed house

HASIL DAN PEMBAHASAN Peningkatan produktivitas ditandai dengan penurunan tingkat mortalitas pada saat panen. Pada kandang konvensional tingkat mortalitas mencapai 10%, sedangkan pada closed house mencapai 2 %. Hal ini dikarenakan pada closed house pertukaran udara terjadi secara terus menerus sehingga udara kotor pada kandang tergantikan dengan udara baru yang lebih sehat. Udara yang lebih sehat yaitu udara yang tidak mengandung

gas-gas berbahaya seperti ammonia dan karbonmonoksida. Ammonia merupakan salah satu gas yang membahayakan bagi makhluk hidup. Efek yang ditimbulkan dari adanya ammonia yaitu terjadinya iritasi pada mata dan gangguan pernafasan, baik bagi ayam maupun pekerja. Sehingga dalam melakukan budidaya ayam broiler perlu diperhatikan kadar ammonia tersebut, maka perlu dilakukannya manajemen kandang. Hal yang perlu dilakukan antara lain dengan melakukan sirkulasi udara sebaik dan secepat mungkin, sehingga gas-gas berbahaya seperti ammonia cepat dikeluarkan. Simulasi dilakukan dengan mendefinisikan input data yang akan menjadi parameter dalam melakukan simulasi. Input data antara lain suhu kandang, suhu litter, RH kandang, kecepatan udara evaporative cooling, kecepatan udara exhaust fan, dan kadar ammonia. Pada Tabel 1 memperlihatkan data hasil pengukuran di kandang yang dilakukan pada tengah hari pada 2 hari setelah panen pada ayam berumur 38 hari. Pengukuran dilakukan berdasarkan koordinat x, y, maupun z. Tabel 1. Kadar ammonia pada closed house. Titik x (cm) y (cm) 1 2800 40 2 2800 150 3 2800 40 4 7100 40 5 7100 150 6 7100 40 7 9400 40 8 9400 150 9 9400 40 z (cm) 940 580 400 940 580 400 940 580 400 hasil uji (ppm) 0.55 0.50 0.41 0.70 0.80 0.90 1.28 1.50 3.22

Tahapan awal dalam melakukan simulasi adalah dengan menggambarkan bentuk geometri kandang, geometri kandang digambarkan dengan skala 1:1. Geometri kandang ditunjukkan pada Gambar 2, dimana terdapat komponen kandang antara lain evaporative cooling dan exhaust fan. Luasan closed house yang digunakan yaitu 120 m x 12 m.
Habitat ayam Exhaust fan

Evaporative cooling

Gambar 2. Geometri Closed House. Pada Gambar 3 dan 4 menggambarkan sebaran ammonia dalam closed house berdasarkan ketinggian dari lantai. Gambar 3 memperlihatkan sebaran ammonia pada ketinggiian 0.4 m mewakili ketinggian ayam pada umur panen. Terlihat bahwa pada inlet sebaran ammonia sangatlah kecil, hal ini dikarenakan sedikit ayam yang berada disana dan ammonia akan terbawa oleh exhaust fan sehingga semakin menjauhi inlet

maka kadar ammonia akan semakin besar. Pada jarak 40 m dari inlet atau 1/3 dari luasan kandang terlihat bahwa sebaran ammonia merata, hal ini dipengaruhi oleh kerja exhaust fan yang bagus sehingga aliran udara mampu mengalir dengan lancar. Pada jarak 40 m berikutnya terjadi peningkatan kadar ammonia hingga dua hingga 2 kali lipat dan semakin mendekati exhaust fan kadar ammonia mencapai maksimum. Hal ini dapat ditunjukkan berdasarkan warna. Warna merah memperlihatkan nilai maksimal sedangkan semakin menuju warna biru akan makin menurun kadar ammonianya. Dari pola aliran ini mengisyaratkan bahwa kinerja exhaust fan memadai dalam melakukan sirkulasi udara.

Gambar 3. Cut plot profil kadar ammonia pada ketinggian 0.4m dari lantai Berbeda halnya dengan Gambar 3, Gambar 4 menunjukkan sebaran ammonia yang makin merata mengingat ammonia yang menguap dari lantai akan langsung terhisap oleh exhaust fan, sehingga semakin tinggi akan semakin rendah tingkat ammonianya. Profil aliran pada tiap ketinggian relatif tetap mengingat kondisi batas pada closed house didefinisikan sebagai ruangan tanpa penghalang.

Gambar 4. Cut plot profil kadar ammonia pada ketinggian 1.5m dari lantai Sedangkan Gambar 5 dan Gambar 6 memperlihatkan profil ammonia pada tampak samping dan tampak depan. Dari tampak samping pada Gambar 5 terlihat bahwa pada umumnya kondisi aliran udara ammonia tertarik secara cepat pada posisi setelah mencapai luasan kandang. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata-rata kadar ammonia dalam closed house yaitu 1.88664 ppm. Profil aliran antara kondisi sisi kanan dan sisi kiri kandang terdapat kesamaan. Hal ini terlihat pada keseragaman warna antara sisi kanan dan sisi kandang yang terlihat pada Gambar 6. Kejadian ini dipengaruhi oleh kecepatan aliran yang relatif konstan, sehingga proses pengangkatan ammonia menjadi lebih merata. Dapat terlihat pula bahwa semakin mendekati outlet maka kadar ammonia akan semakin meningkat dan akan makin merata untuk nantinya dapat terhisap oleh exhaust fan.

(a)

(b)

(c) Gambar 5. Cut plot profil ammonia pada tampak samping (a) 1m, (b) 6m (c) 9m dari dinding kiri.

(a)

(b)

(c)

(d) Gambar 6. Cut plot profil kadar ammonia pada tampak depan (a) 20m, (b) 60m, (c) 90m dari ujung inlet dan (d) exhaust fan. Dari hasil simulasi tersebut dapat terlihat bahwa terjadi akumulasi ammonia mulai pada jarak sekitar 15 meter dari outlet. Kondisi ini merupakan tempat yang tidak aman sebagai habitat ayam sehingga perlu adanya pengosongan pada daerah tersebut. Sehingga dalam kondisi di dalam kandang, jumlah ayam yang mendekati exhaust fan akan lebih sedikit dibandingkan daerah lainnya. Hal-hal yang mempengaruhi pergerakan gas ammonia yaitu bobot molekul ammonia (NH3) dan sifatnya yang mudah menguap. Bobot molekul ammonia dapat dilihat dari Tabel sistem periodik unsur, dimana bobot molekul ammonia yaitu 17.03 g/mol. Sehingga ammonia dapat mudah bergerak sesuai sistem yang telah dibuat.

Ammonia pada ayam dihasilkan dari feces/kotoran ayam. Feces ini akan bereaksi sehingga menghasilkan gas dimana gas tersebut akan senantiasa diam jikalau tidak ada udara yang berhembus ataupun panas yang dihasilkan cahaya matahari. Oleh karena itu dalam closed house dibuatlah sistem hembusan angin sehingga ammonia dapat terangkat dan dibawa menuju lingkungan luar melalui exhaust fan. Hal ini dapat terlihat pada sekam yang berada pada kandang, dimana yang awalnya basah akibat feces dan air minum, maka akan kering dengan adanya hembusan angin tersebut. Tahapan terakhir dari simulasi ini yaitu dilakukannya validasi. Validasi dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat keakuratan hasil simulasi yang telah dilakukan. Validasi dilakukan dengan menghitung error dari simulasi tersebut. Error didefinisikan sebagai hasil bagi dari selisih nilai simulasi terhadap nilai hasil pengukuran dengan nilai hasil pengukuran dan memiliki satuan %. Pada simulasi, validasi disesuaikan terhadap titik-titik pengukuran sampel yang telah diambil. Titiktitik tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Titik-titik validasi ammonia. Hasil validasi dapat ditunjukkan pada Tabel 2. Didapatkan error rata-rata simulasi ini sebesar 18.52%. Hal ini disebabkan data sampel yang terambil berjumlah sembilan dan belum bisa mewakili kandang dengan luasan 120 m x 12 m tersebut. Keterbatasan pengambilan sampel ini didasari salah satunya pada mahalnya untuk dilakukannya pengambilan sampel tersebut dan kurang tersedianya peralatan yang mendukung untuk dilakukan pengambilan sampel secara portabel. Sehingga pengambilan sampel dilakukan pada titik-titik yang dianggap mewakili untuk dapat dilakukan simulasi ammonia ini.

Tabel 2. Validasi ammonia dari hasil simulasi dengan hasil pengamatan Geometri Hasil simulasi Hasil pengamatan Error (%) x (m) y (m) z (m) 20 0.4 9.4 0.60 0.55 9.42 28 1.5 5.8 0.60 0.50 20.82 28 0.4 4.0 0.51 0.41 23.26 60 0.4 2.6 0.92 0.70 31.85 71 1.5 6.2 0.80 0.80 0.17 71 0.4 8.0 0.95 0.90 5.68

94 94 94

0.4 1.5 0.4

2.6 6.2 8.0

1.79 1.88 2.89

1.28 1.50 3.22 Rata-rata

40.11 25.15 10.21 18.52

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian simulasi pola aliran ammonia pada closed house ini antara lain: 1. Simulasi telah berhasil memperlihatkan bahwa pola aliran ammonia pada closed house cenderung merata khususnya pada bagian tengah closed house. Kadar ammonia rata-rata pada closed house yaitu 1.88664 ppm. 2. Dalam aplikasinya simulasi ini dapat digunakan sebagai rujukan terhadap evaluasi kandang, tata letak ayam, dan mengetahui kinerja kandang. Didapatkan bahwa akumulasi ammonia terjadi mulai pada jarak 15 meter dari outlet. Sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi tersebut tidak aman sebagi habitat ayam. Saran Adapun saran yang mampu direkomendasikan sebagai bahan perbaikan simulasi antara lain: 1. Pada penelitian terlihat bahwa aliran pada exhaust fan didefinisikan sebagai aliran yang lurus, sehingga didapat hasil belum maksimal. Oleh karena itu diperlukan adanya pendifinisian general setting, khususnya pada turbulensi aliran udara dan kecepatan angular/swirl pada fan serta diperlukan pendefinisian panas jenis di atap dan dinding. 2. Pengambilan sample sebaiknya dilakukan pada saat closed house terisi dengan ayam. Sehingga diperlukan alternatif dalam melakukan pengambilan sampel, yaitu dengan disediakannya alat untuk pengambilan kadar ammonia secara portable (portable measuring unit). Selain untuk mempermudah pengambilan sample, jumlah sampel yang terambil lebih banyak dan mampu terambilnya sampel pada titik-titik yang lebih strategis sehingga semakin menunjang keakuratan simulasi.

DAFTAR PUSTAKA Anderson, John David Jr. 1995. Computational Fluid Dynamics : The Basics With Applications. McGraw-Hill. Singapore. Anonim. 2007. Panduan Membuat Closed House. Majalah Poultry Indonesia, September 2007. Jakarta. Fadillah, Roni. 2007. Panduan Lengkap Sukses Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka, Jakarta. Farrrel, D. J. 1979. Pengaruh dari Suhu Tinggi terhadap Kemampuan Biologis dari Unggas. Laporan Seminar Ilmu dan Industri Perunggasan II hal. 98-113. Bogor. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP 03/MENKHL/II/1991. Law, Averill M. 1991. Simulation Modelling and Analysis. New York: Mc Graw- Hill. Liu, Zifei, Lingjuan W., David B.B. 2007. Modelling Ammonia Emission from Broiler Litter with A Dynamic Flow through Chamber System . Pp: 074090, ASABE Annual International Meeting, Minneapolis, Minnesota. Muflihati, Upi. 2006. Analisis Pola Aliran Udara dan Suhu pada Kandang Ayam Pedaging Beratap Monitor Menggunakan Teknik Computational Fluid Dynamic (CFD). Skripsi. Departemen Teknik Pertanian, IPB. Bogor. Prayitno, Martono A. 1996. Membuat Kandang Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta. Standart Nasional Indonesia. SNI 19-7119.1-2005 tentang udara ambient (udara bebas) bagian satu, yaitu cara uji kadar ammonia (NH3) dengan menggunakan indofenol menggunakan spektrofotometer. Tuakia, Firman. 2008. Dasar-dasar CFD Menggunakan Fluent. Informatika Bandung. Bandung. Versteeg H.K. and W. Malalasekera. 1995. An Introduction to Computational Fluid Dynamics The Finite Volume Method. John Wiley & Sons Inc. New York . Zhang, Y. 2005. Indoor Air Quality Engineering. CRC Press. Boca Raton. Florida.

Das könnte Ihnen auch gefallen