Sie sind auf Seite 1von 35

Pertemuan I BAHAN AJAR 1. PENDAHULUAN A.

Deskripsi singkat Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti serta memahami dan dapat menjelaskan konsep dasar ilmu gizi B. Relevansi Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa materi ini merupakan materi awal pada pelajaran ilmu gizi C. Tujuan Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa dapat memahami dasar-dasar ilmu gizi 2. PENYAJIAN 1. Beberapa Pengertian a. Ilmu gizi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata gizi berasal dari bahasa arab ghidza, yang berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi lain berkaitan dengan tubuh manusia. b. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energy, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses proses kehidupan. c. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan kedalam tubuh. d. Pangan adalah istilah umum untuk suatu bahan yang dapat dijadikan makanan. e. Bahan makanan adalah makanan dalam bentuk mentah. Dalam bahasa Inggris hanya digunakan satu kata untuk menyatakan makanan, pangan, dan bahan makanam yaitu food. f. Status gizi adalah keadan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih.

2. Sejarah Perkembangan Gizi Ilmu gizi merupakan ilmu yang relatife baru. Pengnakuan pertama ilmu gizi sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri terjadi pada tahun 1926, ketika Mary Swartz Rose dikukuhkan sebagai Profesor Ilmu Gizi pertama di Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat. Namun, perhatian yang mengenai hal-hal yang berkaitan dengan makanan sesungguhnya sesungguhnya sudah terjadi sejak lama. Makanan di zaman purba dan zaman Yunani Sejak zaman purba manusia telah menyadari pentingnya makanan untuk kelangsunganan hidup. Manusi kemudian mempunyai ide-ide yang masih kabur tentang makanan, yang berwujud tabu, kekuatan magis dan nilai-nilai penyembuhan. Pada tahun 400 SM, Hipokrates, Bapak Ilmu kedokteran mengibaratkan makanan sebagai panas yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu mereka membutuhkan banyak makan. Ia juga mengatakan bahwa orang gemuk kecenderungan umurnyan lebih pendek daripada orang kurus. Baru pada abad ke16 konsep-konsep ilmu faal dibicarakan. 3. Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan a. Penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen Salah satu fungsi hati adalah menyimpan dan mengeluarkan glukosa sesusi kebutuhan tubuh. Kelebihan glukosa akan disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen. Bila persediaan glikosa dalam darah menurun, hati akan mengubah sebagian glukogen glukosa dan mengeluarkannya kedalam aliran darah. b. Penggunaan glukosa dalam darah Bila glukosa memasuki sel, enzim-enzim akan memecahnya menjadi bagianbagian kecil yang pada akhirnya akan menghasikan energy, karbon dioksida dan air. Bagian-bagian ini dapat pula disusun kembali menjadi lemak. c. Perubahan glukosa menjadi lemak Kelebihan karbohidrat dalamtubuh diubah menjadi lemak. Perunahan itu terjadi dalam hati. Lemak ini kemudian dibawa kedalam sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam jumlah tidak terbatas. d. Glukosa darah

Agar dapat berfungsi secara optimal, tubuh hendaknya dapat mempertahankan konsentrasi darah gula dalam batas-batas tertentu, yaitu 70-120 mg/100 ml dalam keadaan puasa. REFERENSI Buku Utama 1. Sediaoetama Achmad Djaeni, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Dien Rakyat, Jakarta 2. Karyadi Darwin Et All, 1986, Kecukupan Gizi, Gramedia, Jakarta. 3. Lipi, 1993, Karya Pangan dan Gizi, Presiding, Jakarta Buku Anjuran 1. Muhyi, 1990, Ilmu Gizi, Brahata, Jakarta 2. Perinasia, 2002, Manajemen Laktasi, Jakarta 3. Wiston Eva, Et all, 1979, Priciple of Nutrition, New York 4. For the Filippines Melrian School Ofice Supply, 1990, Corps, Manila 5. Lo Pipes Peggy, 1989, Nutrition invancy and childhood times, Mirrors/mosby collage Publishing, USA 6. BK-PPASI, 1998, Manajemen Laktasi, FKUI, Jakarta 7. Anonimous, 2002, Buku Penilaian Status Gizi, EGC, WHO, Jakarta 8. Departement or Healty and Human Service, 1990, Nutrition during Prenances, National Academy Press, USA

Pertemuan II BAHAN AJAR 1. PENDAHULUAN A. Deskripsi singkat Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti serta memahami manfaat zat-zat gizi bagi wanita sepanjang daur kehidupan B. Relevansi Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa materi ini merupakan kelanjutan dari materi yang sebelumnya C. Tujuan Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa dapat memahami manfaat zat-zat gizi bagi wanita sepanjang daur kehidupan 2. PENYAJIAN 1. Karbohidrat bagi kehidupan Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organic yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Kadar karbohidrat di dalam makanan tidak di tentukan secara langsung. Disini karbohidrat mencakup yang dapat dicerna dan tidak dapat dicerna. a. Fungsi karbohidrat dalam tubuh : merupakan salah satu sumber utama energy. Dari tiga sumber utama energy yaitu karbohidtat, lemak dan protein. Karbohidrat juga merupakan bagian dari struktur sel. Simpanan oenergi dalam otot dan hati terdapat seabgai glikogen, salah satu bentuk karbohidrat yang mudah dimobilisasikan bila badan memerlukan banyak energy. Cadangan karbohidrat ini tidak begitu besara, sehingga cepat menjadi susut. b. Fungsi karbohidrat dalam hidangan : yaitu memudahkan pemberian bentuk kepada makanan, misaknya dalam bentuk kue. Dalam preoses fermentasi, karbohidrat penting sekali dan mempunyai sifat-sifat khusus untuk mendapatkan hasil oleh yang disukai oleh konsumen. Jika dipanaskan dalam suhu tinggi, karbohidrat menjadi caramel yang mempunyai aroma khusus. Mono dan disakarida berfungsi sebagai pemanis didalam makanan. Rasa manis merupakan kualitas kecakapan yang disukai oleh manusia sejak lahir.

2. Lemak dan efeknya bagi kehidupan Lemak adalah sekelompok ikatan oraganik yang terdiri dari unsure-unsur carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu seperti pelroleum benzene, ether. Lemek yang mempunyau titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar disebut lemak atau gaji, sedangkan yang pada suhu kamar disebut minyak 3. Protein dan efeknya bagi kehidupan Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Semua hayat hidup sel berhubungan dengan zat gizi protein. Sumber protein terdapat dari hewani yang terdapat dalam daging dan alat-alat dalam seperti hati, pancreas, ginjal, paru-paru, jantung dan jerohan. Susu dan telur termasuk juga sumber protein hewani berkualitas tinggi. Fungsi protein dalam tubuh berhubungan dengan hidup sel. Dapat dikatakan setiap gerak hidup sel selalu bersangkutan dengan fungsi protein. 4. Vitamin dan efeknya bagi kehiduidupan Fungsi vitamin secara umum berhubunganerat dengan fungsi enzim, terutama vitamin vitamin kelompok B. enzim merupakan katalisator organic yang menjalankan dan mengatur reaksi-reaksi biokimiawi didalam tubuh. Peranan dari hamper seluruh kelompok vitamin B telah diketahui fungsinya di dalam ko-enzim. Tidak demikian halnya dengan vitamin-vitamin yang larut lemak. Vitamin yang larut lemak yaitu : (1) vitamin A. Fungsinya untuk proses melihat, metabolism umum dan proses reproduksi. (2) vitamin D. Fungsinya untuk proses pro hormone, yaitu untuk mendapakan aktivitasnya sebagai hormone harus mengalami 2 kali hydroksilasi. (3) vitamin E. fungsi vitamin E dikelompokkan sesuai dengan sifatnya yang penting yaitu berhubungan dengan sifatnya sebagai anti oksidan alamiah dan berhubungan dengan meabolisme selenium. 5. Mineral dan efeknya bagi kehidupan Sekitar 4% dari tubuh kita terdiri dari mineral, yang dalam analisis bahan makanan tertinggal sebagai kadar abu yaitu sisa yng tertinggal bila suatu sampel makanan dibakar sempuna didalam suatu tungku. Kadar abu ini menunjukkan banyaknya mineral yang tidak terbakar menjadi zat yang dapat meguap.berdasarkan kuantumnya mineral dibagi menjadi 2 yaitu: (1) makro elemen : berfungsi sebagai bagian zat yang aktif dalam metabolism atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan

yang berfungsi didalam cairan tubuh. (2) mikro elemen : berfungsi berhubungan dengan enzim, bahkan jodium merupakan bagian dari struktur hormone. 6. Keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh Caira tubuh berkaitan erat dengan mineral yang terlarut didalamnya. Semua proses kehidupan berlangsung didalam cairan tubuh yang mengandung mineral. Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi hanya beberapa tanpa air. Air atau cairran tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa-lemak. Cairan tubuh merupakan semua media reaksi kimia dalam sel. Tiap sel mengandung cairan didalam sel yang komposisinya paling cocok untuk sel tersebut dan berada didalam cairan yang cocok pula. Fungsi air dibagi dalam proses vital tubuh yaitu : pelarut dan alat angkut, katalisator, pelumas, fasilitas pertumbuhan, pengatur suhu, peredam benturan.

REFERENSI Buku Utama 1. Sediaoetama Achmad Djaeni, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Dien Rakyat, Jakarta 2. Karyadi Darwin Et All, 1986, Kecukupan Gizi, Gramedia, Jakarta. 3. Lipi, 1993, Karya Pangan dan Gizi, Presiding, Jakarta Buku Anjuran 1. Muhyi, 1990, Ilmu Gizi, Brahata, Jakarta 2. Perinasia, 2002, Manajemen Laktasi, Jakarta 3. Wiston Eva, Et all, 1979, Priciple of Nutrition, New York 4. For the Filippines Melrian School Ofice Supply, 1990, Corps, Manila 5. Lo Pipes Peggy, 1989, Nutrition invancy and childhood times, Mirrors/mosby collage Publishing, USA 6. BK-PPASI, 1998, Manajemen Laktasi, FKUI, Jakarta 7. Anonimous, 2002, Buku Penilaian Status Gizi, EGC, WHO, Jakarta 8. Departement or Healty and Human Service, 1990, Nutrition during Prenances, National Academy Press, USA

Pertemuan III BAHAN AJAR 1. PENDAHULUAN A. Deskripsi singkat Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti serta memahami dan dapat menjelaskan konsep gizi seimbang dan gizi seimbang bagi wanita hamil B. Relevansi Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa materi ini merupakan lanjutan dari materi sebelumnya C. Tujuan Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa dapat memahami dan dapat menjelaskan konsep gizi seimbang dan gizi seimbang bagi wanita hamil 2. PENYAJIAN 1. Pedoman menu gizi seimbang Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna memelihara dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan. Susunan hidangan yang disajikan diatas meja suatu keluarga dipengaruhi oleh banyak factor. Untuk masyarakat awam susunan hidangan lebih ditentukan oleh kebiasaan turun menurun kebutuhan kepuasan psikis. Untuk masyarakan yang berpendidikan dan cukup pengetahuan tentang nilai gizi, kebutuhan pertimbangan fisiologik lebih menonjol dibandingkan tdengan kebutukan psikologis. Tetapi pada umunya akan terjadi kompromi antara kebutuhan psikis dan kebutuhan fisiologi tubuh. Di Indinesi susunan yang demikian disebut susunan yang seimbang atau susunan hidangan adekuat, dan dinyatakan dengan selogan empat sehat lima sempurna. Hidangan yang terdiri dari makana pokok, lauk pauk, sayur dan buahbuahan. Hidangan yang memperlihatan adanya keempat komponen ini dalam kuantum yang mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang

Dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) susunan makanan yang dianjurkan adalah yang menjamin keseimbangan zat-zat gizi. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan tiap hari. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat-zat gizi yang dikandungnya. Pengelompokan bahan makanan disederhanakan yaitu : didasarkan pada tiga fungsi utama zat-zat gizi yaitu sebagai : 1) Sumber energy, 2) Sumber Zat pembangun, 3) Sumber Zat pengatur. Untuk mencapai gizi seimbang hendaknya susunan makanan sehari terdiri dari campuran ketiga kelompok bahan makanan tersebut. Dari tiap kelompok dipilih satu atau lebih jenis bahan makanan sesuai dengan ketersediaan bahan makanan tersebut di pasar, keadaan social ekonomi, nilai gizi dan kebiasaan makanan. Ketiga golongan bahan makanan tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut dengan urutan menurut banyaknya digunakan dalam hidangan sehari-hari. Dasar kerucut menggambarkan sumber energy yaitu golongan bahan makanan yang paling banyak dimakan, bagian tengah menggambarkan sumber zat pengatur, sedangkan bagian atasmenggambarkan sumber zat pembangun yang secara relative paling sedikit dimakan tiap hari.

3.

Prinsip gizi bagi wanita hamil Perencanaan gizi untuk ibu hamil sebaiknya mengacu pada RDA. Dibandingkan ibu yang tidak hamil, kebutuhan protein meningkat sampai 68%, asam folat 100%, kalsium 50%, dan zat besi 200-300%. Bahan pangan yang digunakan harus meliputi enam kelompok, yaitu : 1) Makanan yang mengandung protein (nabati/hewani), 2) Susu dan olahannya, 3) Roti dan bijjan, 4) Buah dan sayur yang kaya akan vitamin C, 5) Sayuran berwarna hijau tua, 6) Buah dan sayur lain. Jika keenam bahan makanan ini digunakan, seluruh zat gizi yang dibutuhkan oleh ibu akan terpenuhbi kecuali zat besi dan asam folat. Itulah sebabnya mengapa suplementasi kedua zat ini tetap diperlukan meskipun status gizi ibu hamil itu terposisi pada jalur hijau pada KMS ibu hamil.

4. Factor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil

Status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh (1) keadan social ekonomi ibu sebelum hamil, (2) keadaan kesehatan dan gizi ibu, (3) jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama, (4) paritas, (5) usia kehamilan pertama. Riwayat kesehatan dan penggunaan obat membantu dokter dalam menyiapkan gizi khusus.

5. Pengaruh status gizi pada kehamilan Adapun penagaruhnya yaitu :1) Cukup kalori untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin, serta plasenta, 2) Makanan padat kaloridapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak, 3() Untuk memenuhi pertambahan berat baku selama hamil, 4) Mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, 5) mengurangi reaksi yang tidak diinginkan seperti : mual dan muntah, 6) Dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi selama kehamilan (diabetes hidup. kehamilan), 7) mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik dapat diajarkan kepada anaknya selama

6. Menu seimbang untuk wanita hamil Bahan pangan yang digunakan harus meliputi enam kelompok 1. Makanan yang mengandung protein (hewan atau nabati) 2. Susu dan olahannya 3. Roti dan biji-bijian 4. Buah dan sayur yang kaya vitamin C 5. Sayuran berwarna hijau tua 6. Buah dan sayur lain

REFERENSI Buku Utama

1. Sediaoetama Achmad Djaeni, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Dien Rakyat, Jakarta 2. Karyadi Darwin Et All, 1986, Kecukupan Gizi, Gramedia, Jakarta. 3. Lipi, 1993, Karya Pangan dan Gizi, Presiding, Jakarta Buku Anjuran 1. Muhyi, 1990, Ilmu Gizi, Brahata, Jakarta 2. Perinasia, 2002, Manajemen Laktasi, Jakarta 3. Wiston Eva, Et all, 1979, Priciple of Nutrition, New York 4. For the Filippines Melrian School Ofice Supply, 1990, Corps, Manila 5. Lo Pipes Peggy, 1989, Nutrition invancy and childhood times, Mirrors/mosby collage Publishing, USA 6. BK-PPASI, 1998, Manajemen Laktasi, FKUI, Jakarta 7. Anonimous, 2002, Buku Penilaian Status Gizi, EGC, WHO, Jakarta 8. Departement or Healty and Human Service, 1990, Nutrition during Prenances, National Academy Press, USA

Pertemuan IV BAHAN AJAR 1. PENDAHULUAN A. Deskripsi singkat Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti serta memahami dan dapat menjelaskan gizi ibu menyusui dan bayi B. Relevansi Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa materi ini merupakan lanjutan dari materi sebelumnya C. Tujuan Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa dapat memahami gizi ibu menyusui dan bayi 2. PENYAJIAN 1. Prinsip gizi untuk ibu menyusui Ibu menyusui sesungguhnya tidak perlu diet yang sangat sempurna. Ada beberapa zat gizi yang harus banyak dimakan selama menyusui. Ibu menyusui juga dianjurkan untuk memperbanyak minum serta cukup istirahat. Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama pascapartum mencapai 500 kkal. Rekomendasi ini didasarkan pada asumsi bahwa tiap 100 cc ASI berkemampuan memasok 67-77 kkal. Selama menyusui, ibu membutuhkan tambahan protein di atas kebutuhan normal sebesar 20

gr/hari. Dasar ketentuan ini adalah bahwa setiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gr protein. Dengan demikian , 850 cc ASI mengandung 10 gr protein. 2. Factor-faktor yang mempengaruhi gizi pada ibu menyusui Gangguan proses pemberian ASI pada prinsipnya pengetahuan, rasa percaya diri berakar pada kurangnya serta kurangnya dukungan dari keluarga dan

lingkungan. Selain itu juga dipengaruhi oleh persiapan peng-ASIan, ketercanduan pada rokok dan alcohol akan mempengaruhi ASI ibu menyusui.

3. Pengaruh status gizi pada ibu menyusui Jika status gizi seorang ibu menyusui baik maka ASI yang akan dihasilkan akan cukup sehingga seorang ibu menyusui tidak perlu memberikan susu botol lagi kepada anaknya. 4. Prinsip gizi bagi bayi Kebutuhan bayi akan zat-zat gizi adalah yang paling tinggi bila dinyatakan dalam satuan berat badan, karena bayi sedang ada dalam periode pertumbuhan yang sangat pesat. Bayi sehat yang dilahirkan dengan berat badan cukup sekitar 2,5-3,5 kg akan mencapai kelipatan berat badannya dalam waktu enam bulan. Taksiran kebutuhan energy selama 2 bulan pertama yaitu pada masa pertumbuhan cepat adalah 120 kkal/kg BB/hari. Secara umum, selama 6 bulan pertama kehidupan bayi memerlukan energy sebesar kira-kira 115-120 kkal/kg/hari yang kemudian berkurang menjadi sekitar 105-110 kkal/kg/hari pada 6 bulan sesudahnya. Jumlah air yang dibutuhkan bayi lebih besar adalah 50% kebutuhan orang dewasa. Air susu ibu memasok sekitar 40-50% energy sebagai lemak (3-4 gr/100cc). Dari air susu ibu bayi menyerap sekitar 85-90% lemak. 5. Macam-macam makanan bagi bayi Makanan bayi yang utama adalah ASI (Air Susu Ibu). ASI cocok sekali untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal : karbohidrat dalam ASI berupa laktosa, lemaknya banyak mengandung polyunsaturated fatty acid (asam lemak tak jenuh ganda), protein utamanya lactalbumin yang mudah dicerna, kandungan vitamin dan

mineralnya banyak, rasio kalsium-fosfat sebesar 2:1 yang merupakan kondisi yang ideal bagi penyerapan penyerapan kalsium. Selain itu, ASI juga mengandung zat antiinfeksi. Kolostrum adalah ASI yang keluar pertama kali, berwarna jernih kekuningan dan kaya akan zat antibody seperti : Faktor bifidus SIgA, IgM, IgA Faktor antistafilokokus Laktoferin Laktoperoksidase Komplemen : C3, C4 Interferon Lisozim Protein pengikat B12 Limfosit makrofag factor lipid,asam lemak,dan monogliserida.

Jumlah kolostrum yang tersekresi bervariasi antara 10-100 cc (rata-rata 30 cc) sehari. Sekresi ASI meningkat secara bertahap dan mencapai komposisi matang pada 30-40 jam seusai melahirkan. Setelah memasuki usia 4-6 bulan, bayi telah siap menerima makanan bukan cair karena gigi telah tumbuh dan lidah tidak lagi menolak makanan setengah padat. Di samping itu, lambung juga telah lebih baik mencerna zat tepung. Menjelang usia 9 bulan, bayi telah pandai menggunakan tangan untuk memasukkan benda kedalam mulut. Makanan sapihan yang ideal harus mengandung : Makanan pokok (pangan yang paling banyak dikonsumsi oleh

keluarga, biasanya makanan yang mengandung tepung, seperti : beras, gandum, kentang, tepung maizena), ditambah dengan bahan lain. Kacang, sayuran berdaun hijau atau kuning Buah Daging hewan

Minyak atau lemak

6. Cara pengelolaan makanan bayi Kemudian bahan-bahan tadi dibuat menjadi bubur untuk kemudian sebagai peneman ASI, disuapkan pada bayi. Makanan pokok direbus dalam air, atau susu, sampai menjadi bubur yang kental dan tidak terlalu cair. Bubur tersebut kemudian diperkaya dengan sedikit minyak atau lemak. Bayi sebaiknya disuapi dengan cangkir atau sendok. Dibutuhkan waktu beberapa hari untuk menyukai (lalu menggemari) cita rasa makanan baru tersebut. Pada perkenalan pertama jika bayi mau memakan makanan asing sesendok atau dua sendok saja, itu sudah cukup. Kira-kira dua minggu kemudian, bayi akan terbiasa dengan makanan baru itu. Begitu bayi telah terbiasa, jumlah suapan ditambah sedikit demi sedikit. Di samping itu, diperkenalkan pula makanan jenis lain. Yang terakhir ini harus dicincang halus, lalu dicampur dengan makanan pokok, atau diberikan secara terpisah. Pola Campur makanan Sapihan 1. Campuran Sederhana Makanan pokok + Kacang-kacangan, atau Makanan pokok + hewan, atau Makanan pokok + Sayuran

2. Campuran Majemuk a. Menggunakan 3 bahan : Makanan pokok + kacang-kacangan + hewan, atau Makanan pokok + kacang-kacangan + sayuran, atau Makanan pokok + hewan + sayuran Makanan pokok + kacang-kacangan + hewan + sayuran.

b. Menggunakan 4 bahan :

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan Jumlah kalori dan ASI yang diberikan kepada bayi dimana ASI berangsurangsur dikurangi sedangkan makanan tambahan secara bertingkat ditambah, sehingga akhirnya ASI dihentikan dan bayi mendapat makanna dewasa pada umur dua tahun. 8. Pengaruh status gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan

Jika dihitung dari saat kelahiran, berat bayi akan bertambah dua kali lipat pada bulan IV, dari 3,2 kg menjadi 6,4 kg. Setelah itu, pertumbuhan akan sedikit melambat. Berat badan bayi hanya akan bertambah sebanyak 2,3 kg setahun. Kelambatan ini berlangsung sampai usia remaja. Setelah itu, BB akan bertambah secara mencengangkan. Meskipun tidak sedramatis berat, tinggi badan juga bertambah dari hanya 50 cm ketika lahir menjadi 75 cm setelah berusia 1 tahun. Di tahun Ke II kehidupan, tinggi hanya bertambah 12-13 cm, untuk seterusnya semakin lambat hingga mencapai usia remaja. Pada saat itu, tinggi akan bertambah sebanyak 16-20 cm selama 2-2 tahun. Oleh karena itu, jelaslah bahwa gizi yang baik akan membuat pertumbuhan dan perkembangan tubuh bayi akan semakin baik.

REFERENSI Buku Utama 1. Sediaoetama Achmad Djaeni, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Dien Rakyat, Jakarta 2. Karyadi Darwin Et All, 1986, Kecukupan Gizi, Gramedia, Jakarta. 3. Lipi, 1993, Karya Pangan dan Gizi, Presiding, Jakarta Buku Anjuran 1. Muhyi, 1990, Ilmu Gizi, Brahata, Jakarta 2. Perinasia, 2002, Manajemen Laktasi, Jakarta 3. Wiston Eva, Et all, 1979, Priciple of Nutrition, New York 4. For the Filippines Melrian School Ofice Supply, 1990, Corps, Manila 5. Lo Pipes Peggy, 1989, Nutrition invancy and childhood times, Mirrors/mosby collage Publishing, USA 6. BK-PPASI, 1998, Manajemen Laktasi, FKUI, Jakarta 7. Anonimous, 2002, Buku Penilaian Status Gizi, EGC, WHO, Jakarta 8. Departement or Healty and Human Service, 1990, Nutrition during Prenances, National Academy Press, USA

Pertemuan V BAHAN AJAR 1. PENDAHULUAN A. Deskripsi singkat Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti serta memahami dan gizi seimbang bagi balita dan remaja B. Relevansi Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa materi ini merupakan materi lanjutan dari materi sebelumnya. C. Tujuan Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa dapat memahami gizi seimbang bagi balita dan remaja 2. PENYAJIAN 1. Prinsip gzi bagi balita dan anak remaja Pada prinsipnya kelompok ini pola makannnya harus sesuai dengan pola empat sehat lima sempurna. Namun, khusus pada nalita perlu diperhatikan pada kecukupan vitamin A dan Zat besinya. Karena di Indonesia anak kelompok BALITA menunjukkan prevalensi paling tinggi untuk penyakit KKP dan defisiensi Fe. Sedangkan pada kelompok remaja menunjukkan fase pertumbuhan yang cepat

memerlukan zat-zat gizi yang relative besar jumlahnya. Khusus bagi remaja laki-laki kegiatan jasmaniah sangat meningkat maka diperlukan vitamin-vitamin, sedangkan pada remaja perempuan mulai terjadi menarche dan mensis disertai pembuangan sejumlah Fe oleh karena itu sangat dibutuhkan zat besi (Fe). 2. Cara mengelola makanan balita Zat gizi yang esensial bagi perkembangan dan pemeliharaan gigi meliputi : vitamin A, C, D dan mineral, kalsium, fosfor serta fluor. Adapun makanan nonkariogenik yang berkemampuan protektif bagi enamel gigi adalah susu, kalsium, fosfor, magnesium dan vitamin D yang terkandung di dalam susu yang mengkondisi lingkungan protektif terhadap kemungkinan karies.

3.Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan Adapun factor-faktor yang mempengaruhinya adalah : Masalah Gizi anak Berat badan berlebih Pica Berat badan kurang Alergi Peningkatan kebutuhan akan energy dan zat gizi sekaligus memerlukan tambahan vitamin di atas kebutuhan semasa bayi dan anak. asupan thiamin, Riboflavin, dan niacin harus harus ditambah sejajar dengan pertambahan energy. Vitamin diketahui berperan dalam proses pelepasan energy dan karbohidrat. Percepatan sintesis jaringan mengisyaratkan pertambahan asupan vitamin B6, B12, dan asam folat. Ketiga jenis vitamin ini berperan dalam sintesis RNA dan DNA. Untuk menjaga agar sel dan jaringan baru tidak cepat rusak , asupan vitamin A, C, dan E juga perlu ditingkatkan selain vitamin D karena perannya dalam proses pembentukan tulang. Kadar vitamin C dalam serum remaja cukup rendah , terutama mereka yang memantangkan sayur dan buah, serta perokok. 5.Kebutuhan gizi seimbang

4.Pengaruh status gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan

Banyaknya yang dibutuhkan oleh remaja dapat diacu pada table RDA.secara garis besar, remaja putra memerlukan lebih banyak energi dibandingkan remaja putrid.Pada usia 16 tahun remaja putra membutuhkan sekitar 3.470 kkal per hari, dan menurun menjadi 2.900 pada usia 16-19 tahun.Kebutuhan remaja putri memuncak pada usia 12 tahun (2.550 kkal), untuk kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18 tahun.Perhitungan ini didasarkan pada stadium perkembangan fisiologis, bukan usia kronologis. Wait dkk menganjurkan penggunaan kkal per cm tinggi badan sebagai penentu kebutuhan akan energi yang lebih baik.perkiraan energy untuk remaja putra berusia 1118 tahun, yaitu 13-23 kkal/cm, sementara remaja putri dengan usia yang sama, yaitu 10-19 kkal/cm.Penghitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola tumbuh,bukan usia kronologis.Untuk remaja putra, kisaran besarnya kebutuhan ini ialah 0,29 0,32 gr/cm tinggi badan.Sementara remaja putri hanya0,27 0,29gr/cm.Kebutuhan akan semua jenis mineral juga meningkat.Peningkatan kebutuhan akan besi dan kalsium paling mencolok karena kedua mineral ini merupakan komponen penting pembentuk tulang dan otot.Asupan kalsium yang dianjurkan sebesar 800 mg (praremaja) sampai 1.200 mg (remaja). 6.Pengaruh status gizi terhadap system reproduksi Masalah kesehatan remaja boleh jadi berawal pada usia yang sangat dini. Gejala sisa infeksi dan malnutrisi ketika kanak-kanak misalnya akan menjadi beban pada usia remaja. Mereka yang dapat selamat dari penyakit diare dan infeksi kronis saluran nafas yang terkait dengan malnutrisi semasa bayi, tidak akan mungkin tumbuh (termasuk perkembangan mental dan psikososial) sempurna menjadi remaja normal yang akhirnya menjadi tenaga kerja yang kurang produktif. Penyakit lain, seperti penyakit jantung, rematik, tuberculosis yang pernah diderita semasa anak-anak, sering kambuh pada usia remaja. Perempuan yang fisiknya tidak pernah tumbuh sempurna beresiko melahirkan bayi berberat badan rendah. Jika janin yang mereka kandung tumbuh normal, jalan lahir kemudia menjadi masalah karena panggul mereka sempit yang selanjutnya menyebabkan partus macet. Di tempat yang jauh dari fasilitas kesehatan atau keluarga yang bersangkutan memang tidak mampu mengakses fasilitas itu, ketidakberhasilan janin melewati lorong kelahiran secara alami tak jarang menyebabkan kematian.

REFERENSI Buku Utama 1. Sediaoetama Achmad Djaeni, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Dien Rakyat, Jakarta 2. Karyadi Darwin Et All, 1986, Kecukupan Gizi, Gramedia, Jakarta. 3. Lipi, 1993, Karya Pangan dan Gizi, Presiding, Jakarta Buku Anjuran 1. Muhyi, 1990, Ilmu Gizi, Brahata, Jakarta 2. Perinasia, 2002, Manajemen Laktasi, Jakarta 3. Wiston Eva, Et all, 1979, Priciple of Nutrition, New York 4. For the Filippines Melrian School Ofice Supply, 1990, Corps, Manila 5. Lo Pipes Peggy, 1989, Nutrition invancy and childhood times, Mirrors/mosby collage Publishing, USA 6. BK-PPASI, 1998, Manajemen Laktasi, FKUI, Jakarta 7. Anonimous, 2002, Buku Penilaian Status Gizi, EGC, WHO, Jakarta 8. Departement or Healty and Human Service, 1990, Nutrition during Prenances, National Academy Press, USA

Pertemuan VI BAHAN AJAR 1. PENDAHULUAN A. Deskripsi singkat 1. Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti serta memahami dan dapat menjelaskan gizi dan fertilisasi, hubungan status gizi dengan menarche, menstruasi, usia menopause dan ibu hamil. B. Relevansi Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa materi ini merupakan lanjutan dari materi sebelumnya. C. Tujuan Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa dapat memahami dan dapat menjelaskan gizi dan fertilisasi, hubungan status gizi dengan menarche, menstruasi, usia menopause dan ibu hamil. 2. PENYAJIAN 1. Zat gizi pendukung fertilitas
Fertilitas adalah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan bayi hidup dari suami yang mampu menghamilinya. Sedangkan infertilitas adalah kemampuan reproduksi terganggu, artinya meski bisa terjadi pembuahan, tetapi kehamilan terganggu dalam

perjalanannya dan berakhir dengan keguguran atau lahirnya bayi yang mati. Infertilitas tidak sama dengan kemandulan, kemandulan atau sterilitas adalah perempuan yang rahimnya telah diangkat atau laki-laki yang telah dikebiri (dikastrasi). Penyebab Infertilitas Berdasarkan catatat WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 6%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 40%. Ini artinya sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi. Standard American Diet (SAD) mensinyalir penyebab naiknya angka infertilitas wanita sebanyak 30% dalam 50 tahun ini disebabkan pola makan tinggi lemak dan gula, namun rendah kandungan nutrisi lain serta diperburuk dengan bahan kimia tambahan pada makanan, serta gaya hidup rentan stres. Bila pasutri memang mendambakan kelahiran bayi, maka harus bisa menjalankan gaya hidup sehat, termasuk diet dan olahraga. Maka itu, ada baiknya Anda : 1. Daging dan alternatifnya. Berbagai daging, unggas dan ikan, telur, kacang-kacangan (kacang polong atau kedelai), kacang tanah dan biji-bijian seperti biji bunga matahari atau labu. 2. Buah dan sayuran terutama yang mentah. Makanan segar lebih baik dari yang beku. Namun, makanan beku masih lebih baik dari makanan kalengan. Jus buah atau sayuran, buah kering, kismis, kurma atau buah ara.

3. Roti dan sereal. Pilihlah yang tidak diolah, seperti roti, bubur, makanan kering dari biji-bijian atau gandum, spageti, dan beras merah. 4. Susu dan produk olahannya. Yogurt termasuk salah satu produk olahan susu. Pilihlah yang alami dan tanpa gula. Keju juga termasuk salah satunya. Hindari keju olahan dan keju oles, karena telah bercampur dengan bahan lain. Pada dasarnya diet untuk menambah kesuburan sama dengan diet pada umumnya, rendah lemak, cukup protein, memperbanyak buah, sayur, dan padi. Selain menghindari kopi, alkohol, dan rokok, lakukan juga olahraga teratur, menghindari stress, dan memilih waktu untuk hamil yang tepat.

2. Hubungan status gizi dengan menstruasi Sindrom Prahaid (PMS) ini mengganggu sekitar 30-40% perempuan usia reproduksi. Gejala PMS meliputi pengurangan energy, mudah marah, nafsu makan tinggi, banyak pertumbuhan jerawat serta perut kembung. Adapun dugaan etiologi PMS adalah : Kelebihan estrogen Kekurangan progesterone Alergi hormone endogen Metab prostaglandin abnormal Depresi terhadap siklus haid Kekurangan serotonin Kekurangan Vitamin/ mineral Infeksi Toksin endometrium Hiperprolaktinemia Retensi cairan Hipoglikemia Psikogenik Untuk menangani PMS yaitu :

Tidak pernah melewatkan waktu makan. Agar kadar gula darah tidak mengalami fluktuatif, akan lebih baik jika penderita PMS mengkonsumsi makanan bervolume lebih kecil tetapi dengan frekuensi lebih sering. Harus diperhatikan bahwa kebutuhan akan kalori bertambah sebesar 500 kkal ketika orang telah berada fase prahaid Makanlah 2 kali camilan per hari sebagai penambah 3 kali santap utama Mengkonsumsi protein pada setiap makan malam dan santap malam Pertahankan konsumsi susu dan hasil olahannya serendah mungkin Mengurangi konsumsi lemak dan gula Meminum 8 gelas air sehari Memastikan anda mengkonsumsi paling sedikit 3 porsi buah dan sayuran, sebaiknya yang berdaun hijau Menjauhi penggunaan refined sugar dalam jumlah besar, misalnya permen, kue kering dan biscuit Minimalkan asupan garam Memastikan kalau makanan anda cukup mengandung magnesium, besi, seng, kromium, asam lemak esensial, dan vitamin B, C, serta E. Menyantap ikan paling sedikit 2 kali seminggu Menambah asupan karbohidrat kompleks Menghindari kafein yang biasanya terkandung didalam kopi, teh, minuman kola dan coklat.

3. Hubungan gizi dengan menarche Pada remaja perempuan mulai terjadi menarche dan mensis disertai pembuangan sejumlah Fe. Remaja puteri kelompok ini sering sangat sadar akan bentuk badannya, sehingga banyak yang membatasi konsumsi makanannya. Bahkan banyak yang berdiit tanpa nasihat atau pengawasan seorang ahli kesehatan dan gizi sehingga pola konsumsinya sangat menyalahi kaidah-kaidah ilmu gizi. Banyak pantang yang ditentukan sendiri berdasarkan pendengaran dari kawannya yang tidak kompeten dalam soal ilmu gizi dan kesehatan, sehingga terjadi berbagai gejala dan keluhan yang sebenarnya merupakan gejala-gejala kelainan gizi.

4. Prinsip gizi pada usia menopause Jenis Zat Gizi Energi Protein Lemak Lemak jenuh Air Kalsium Besi Tembaga Chromium Magnesium Selenium Asam folat Seng Vitamin A Riboflavin Vitamin B12 Vitamin C Vitamin D Vitamin E Vitamin K Besaran 1,4 1,8 kali BMR 0,9 1,1 g/kg BB/ hari 30% - 35 % 8% 30 CC/ kg BB/ hari 800 1200 mg/ hari 10 mg/ hari 1,3 1,5 mg/ hari 50 g/ hari 225 180 mg/ hari 50 70 g/ hari 400 g/ hari ..4,2 14,0 mg/ hari : ..3,0 9,8 mg/ hari ..700 g RE/ hari : ..600 g RE/ hari ..1,3 mg/ hari : ..1,1 mg/ hari 2,5 g/ hari 60 100 mg/hari 10 - 20 g/ hari 100 400 IU/ hari 60 90 mg/ hari

5. Kebutuhan gizi ibu hamil Perencanaan gizi untuk ibu hamil sebaiknya mengacu pada RDA. Dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil, kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%, asam folat 100%, kalsium 50%, dan zat besi 200 300%. bahan pangan yang digunakan harus meliputi 6 kelompok yaitu : Makanan yang mengandung protein ( hewani dan nabati), Susu dan olahannya Roti dan bebijian Buah dan sayuran yang kaya akan vitamin C Sayuran berwarna hijau tua Buah dan sayur lain Jika keenam bahan makanan ini digunakan, seluruh zat gizi yang dibuthkan oleh ibu hamil akan terpenuhi, kecuali zat besi dan asam folat. Itulah sebabnya mengapa suplementasi kedua zat ini tetap diperlukan meskipun status gizi ibu yang hamil itu terposisi pada jalur hijau KMS ibu hamil.

6. Status gizi ibu hamil Status gizi saat konsepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : keadaan sosial ibu dan ekonomi ibu sebelum hamil, keadaan kesehatan dan status gizi ibu, jarak kelahiran dari anak sebelumnya, usia kehamilan pertama dan paritas.

7. Prinsip diet bagi ibu hamil dengan hypertensi, pre eklamsi dan eklamsi, konstipasi, DM, anemia, dan obesitas Gizi pada ibu hamil dengan Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan hormon insulin secara absolut atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani dan perubahan perilaku tentang makanan. Penyakit diabetes terdapat pada sekitar 1% wanita usia reproduksi dan 1-2 % diantaranya akan menderita diabetes gestasional.

Tujuan Diet Tujuan diet penyakit DM adalah membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik. Yang perlu diperhatikan dalam pengaturan diet wanita hamil adalah kebutuhan kalori pada wanita hamil tidak sama dengan wanita normal sekalipun wanita hamil tersebut menderita kencing manis. Jumlah kalori untuk diet = berat badan ideal wanita hamil x (2530)kalori + ekstra 200 300 kalori dengan perincian minimal 200 gr hidrat arang dan protein (1,5 2) gr/kg BB ideal. Penatalaksanaan Diet yang dianjurkan pada bumil DMG adalah 30-35 kal/kg BB, 150-200 gr karbohidrat, 125 gr protein, 60-80 gr lemak dan pembatasan konsumsi natrium. Penambahan berat badan bumil DMG tidak lebih 1,3-1,6 kg/bln. Dan konsumsi kalsium dan vitamin D secara adekuat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam diet diabetes mellitus a. Diit DM harus mengarahkan BB ke berat normal b. Diit diberikan dengan cara tiga kali makan utama dan tiga kali makanan antara (snack) dengan interval tiga jam. c. Buah yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis, misalnya pepaya, pisang, apel, tomat, semangka, dan kedondong. d. Pedoman 3J e. Penentuan jumlah kalori Contoh Menu Sehari Diet DM 1900 kkal Bahan Waktu Pagi makanan Nasi 1P 1 Gls 1 btr Nasi Telur dadar Penukar Urt Menu

Telur ayam 1 P Tempe 1P

1 ptg sdg Oseng-oseng tempe 1 sdm Sop oyong + tomat

Sayuran A S Minyak Pukul 10.00 Buah 2P 1P

1 ptg sdg Pepaya

Siang

Nasi Ikan Tempe

2P 1P 1P

1 gls

Nasi

1 ptg sdg Pepes ikan 2 ptg sdg Tempe goreng 1 gls bh sdg 1 sdm 1 bh Lalapan kacang panjang + kol Nenas Pisang

Sayuran B 1 P Buah Minyak Pukul 16.00 Malam Nasi 2P Buah 1P 2P 1P

1gls

Nasi

Ayam tanpa 1 P kulit Tahu Sayuran B Buah Minyak 1P 1P 1P 2P

1 ptg sdg Ayam bakar bumbu kecap 1 bh bs 1 gls Tahu bacem Setup buncis + wortel

1 ptg sdg Pepaya 1 sdm

2. Gizi Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi Kehamilan dengan hipertensi adalah keadaan hipertensi yang diimbas oleh kehamilan. Istilah ini diadopsi oleh The American College of Obstetrician and Gynecologist untuk mengganti istilah Pre-eklampsi dan Eklampsi. Sindrom ini terdiri dari trias, yaitu : hipertensi, proteinuria, edema. Hipertensi jenis ini lazim menjangkiti primigravida (kehamilan minggu XX) berusia antara 20-35 tahun yang berasal dari lapisan sosial ekonomi tingkat bawah dan menderita malnutrisi.Untuk mencegah timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang berlebih.

Penyebab yang pasti dari hipertensi jenis ini belum diketahui. Kekurangan kalsium dan zat gizi lain, faktor predisposisi genetis dan immunologis diduga melatarbelakangi keadaan ini. Peningkatan zat gizi apa yang menyebabkannnya belum diketahui. Kepada pasien biasanya dianjurkan untuk menjalankan diet seimbang dengan makanan Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) sebesar 75-80 gr protein sehari, disertai kalsium yang tinggi pula. Makanan yang dipilih sebaiknya berasal dari bahan yang bernilai biologi tinggi (misalnya, daging, telur, ikan unggas, susu dan hasil olahannya yang mengandung kalsium dan sekali-kali jangan mengkonsumsi junk food. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut : Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang. Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita. Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet. Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari - sendok teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium. Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari. Contoh Makanan Sehari Pembagian Makanan Sehari

Bahan Makanan Pagi : Nasi

Berat (garm)

URT

250

1 gls 1 btr/3 sdk mkn 1 ptg 1 gls

Telor ayam/susu skim 55/45 Tempe/tahu Sayuran Jam 10.00 : Buah Siang : Nasi Daging/ayam Tempe/tahu Sayuran Buah Minyak utk menggoreng Jam 16.00 : Buah Malam : Nasi Ikan Tempe/tahu Sayuran 200 50 50 200 250 50 50 100 150 15 100 50 100

1 ptg bsr

1 gls 1 ptg 1 ptg 1 gls 1 ptg bsr 1 sdm

2 ptg bsr

1 gls 1 ptg 1 ptg

Buah

100

1 gls 1 ptg bsr 1 sdm

Minyak untuk menumis 150 Catatan : konsumsi garam dapur tidak lebih dari - sendok teh/hari. 15

REFERENSI Buku Utama 1. Sediaoetama Achmad Djaeni, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Dien Rakyat, Jakarta 2. Karyadi Darwin Et All, 1986, Kecukupan Gizi, Gramedia, Jakarta. 3. Lipi, 1993, Karya Pangan dan Gizi, Presiding, Jakarta Buku Anjuran 1. Muhyi, 1990, Ilmu Gizi, Brahata, Jakarta 2. Perinasia, 2002, Manajemen Laktasi, Jakarta 3. Wiston Eva, Et all, 1979, Priciple of Nutrition, New York 4. For the Filippines Melrian School Ofice Supply, 1990, Corps, Manila 5. Lo Pipes Peggy, 1989, Nutrition invancy and childhood times, Mirrors/mosby collage Publishing, USA 6. BK-PPASI, 1998, Manajemen Laktasi, FKUI, Jakarta 7. Anonimous, 2002, Buku Penilaian Status Gizi, EGC, WHO, Jakarta 8. Departement or Healty and Human Service, 1990, Nutrition during Prenances, National Academy Press, USA

Pertemuan VII BAHAN AJAR 1. PENDAHULUAN A. Deskripsi singkat Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti serta memahami dan menyusun menu sesuai dengan tingkat kebutuhan B. Relevansi Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa materi ini merupakan lanjutan dari materi sebelumnya C. Tujuan Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa dapat memahami dan menyusun menu sesuai dengan tingkat kebutuhan. 2. PENYAJIAN 1. Pendidikan kesehatan menyusun menu

Ilmu gizi merupakan ilmu yang sangat mudah, jadi terus melakukan penelitian dan pengembangan yang menghasilkan berbagai teori dan pendapat. Hasil penemuanpenemuan ini harus disampaikan kepada masyarakat untuk diterapkan dan diambil manfaatnya. kegiatan memperbaiki keadaan gizi masyarakat maupun perorangan memerlukan tenaga ahli gizi yang masih terus harus dilatih dan ditingkatkan pengetahuan maupun keterampilannya. Karena itu upaya pendidikan gizi merupakan suatu keharusan dalam kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesehatan gizi masyarakat itu. Pendidikan gizi harus meliputi seluruh lapisan masyarakat, karena semua warga masyarakat harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip gizi yang baik. 2. Memilih bahan makanan Bahan makanan sering disebut dengan bahan pangan, dan dalam perdagangan disebut komoditi pangan adalah apa yang kita produksi atau perdagangkan, misalnya daging, sayur, buah dan sebagainya. Seseorang tidak membeli karbohidrat atau protein tetapi membeli beras sebagai sumber karbohidrat dan daging sebagai sumber protein. Yang dibeli, diolah dan disusun menjadi hidangan adalah bahan makanan dan bukan zat makanan. Jika kita mengkonsumsi suatu makanan, misalnya sesuap nasi, maka kita menelan campuran dari berbagai zat gizi. Dalam susunan hidangan Indonesia, berbagai jenis bahan makanan dapat dikelompokkan ke dalam : 1. Bahan makanan pokok 2. Bahan makanan lauk-pauk 3. Bahan makanan sayur 4. Bahan makanan buah-buah. Susunan hidangan yang mengandung keempat jenis kelompok bahan makanan tersebut, masing-masing dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan empat sehat, kalau ditambah dengan susu dalam jumlah yang mencukupi, menjadi lima sempurna. 3. Mengelola bahan dan menyajikan makanan Sebelum dikonsumsi, sebagian besar bahan makanan diolah dahulu didapur sehingga menjadi hidangan yang bercita rasa lezat. Hal ini akan menimbulkan nafsu makan dan menghadapi hidangan merupakan sesuatu yang menyenangkan. Dengan memasaknya bahan makanan menjadi lebih mudah dicerna dan zat-zat makanan menjadi tersedia

untuk diserap dan dipergunakan oleh tubuh. Tetapi mengolah dan memasak bahan makanan dapat pula menyebakan kehilangan sebagian dari zat-zat gizi, terutama vitamin-vitamin. Beberapa jenis vitamin mudah larut di dalam air pencuci sehingga hilang terbuang dan beberapa lagi dapat rusak oleh pemanasan dan penyinaran matahari. Penanganan ketika memasak bahan makanan terdiri atas membuang bagian yang tidak dapat dimakan, memotong-motong dan mencucinya, sebelum dilakukan pemasakan yang sebenarnya untuk membuat hidangan. Bagian yang tidak dapat dimakan misalnya bagian kulit dan biji-biji tertentu bonggol jagung juga termasuk bagian yang tidak dapat dimakan, hanya sedikit saja mengandung zat-zat gizi yang berguna, sehingga tidak terlalu merugikan. Cara penanganan bahan makanan yang tidak benar akan lebih banyak menyebabkan zat-zat makanan terbuang percuma. Pada cara menangani dan memasak makanan yang umum dikerjakan oleh para ibu rumah tangga, ternyata cukup baik dan tidak terlalu banyak zat gizi yang ikut terbuang atau rusak percuma. Setelah dimasak makanan dihidangkan bdan didistribusikan diantara para anggota keluarga untuk dikonsumsi. Menghidangkan makanan harus menarik, sehingga mereka yang menyantapnya akan merasa senang dan puassehingga meningkatkan selera dan gairah untuk makan. Hidangan harus dapat merangsang secara menarik sebanyak mungkin panca indera agar timbul selera dan nafsu makan. Distribusi makanan diantara para anggota keluarga ada yang dijatahkan tetapi ada pula yang secar bebas dapat memilih dan mengambil makanan yang disukainya sendiri. Pada umumnya anak balita mendapat makanannya secara dijatah dan tidak memilih serta mengambil sendiri mana yang disukainya. Semakin banyak pengetahuan gizinya, semakin diperhitungkan jenis dan kwantum makanan yang dipilih untuk dikonsumsinya. awam yang tidak mempunyai cukup pengetahuan gizi, akan memilih makanan yang paling menarik pancaindera dan tidak mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan. sebaliknya mereka yang semakin banyak pengetahuan gizinya, lebih banyak mempergunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan tersebut. 4. Observasi/pemantauan pendidikan kesehatan Pendidikan gizi kepada masyarakat dapat kita lihat dari dua segi, segi makro dan segi mikro. Pendidikan gizi makro menyangkut masyarakat secara umum, sedangkan pendidikan gizi mikro bersangkutan dengan keluarga dan individu, para anggota keluarga tersebut.

Terdapat hubungan yang erat antara dan keluarga serta para individu anggota keluarga tersebut. Hubungan ini tercermin pada apa yang disebut gaya hidup, jelasnya ada hubungan erat antara gaya hidup masyarakat, keluarga dan perorangan anggota keluarga tersebut. Menilai kesehatan gizi perorangan pada dasarnya sama dengan menilai kesehatan umum di klinik. Pada pemeriksaan diperhatikan ada tidaknya gejala-gejala yang menjadi parameter penyakit, dalam hal ini penyakit gizi. Pada pemeriksaan kesehatan umum dilakukan pemeriksaan diagnostic fisik, pemeriksaan laboratorik terhadap darah, urine dan tinja serta cairan badan lain bila diperlukan, serta pemeriksaan khusus mempergunakan peralatan elektronika yang modern, bila tedapat indikasi untuk itu. 5. Kolaborasi dan rujukan

REFERENSI Buku Utama 1. Sediaoetama Achmad Djaeni, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Dien Rakyat, Jakarta 2. Karyadi Darwin Et All, 1986, Kecukupan Gizi, Gramedia, Jakarta. 3. Lipi, 1993, Karya Pangan dan Gizi, Presiding, Jakarta Buku Anjuran 1. Muhyi, 1990, Ilmu Gizi, Brahata, Jakarta 2. Perinasia, 2002, Manajemen Laktasi, Jakarta 3. Wiston Eva, Et all, 1979, Priciple of Nutrition, New York 4. For the Filippines Melrian School Ofice Supply, 1990, Corps, Manila 5. Lo Pipes Peggy, 1989, Nutrition invancy and childhood times, Mirrors/mosby collage Publishing, USA 6. BK-PPASI, 1998, Manajemen Laktasi, FKUI, Jakarta 7. Anonimous, 2002, Buku Penilaian Status Gizi, EGC, WHO, Jakarta 8. Departement or Healty and Human Service, 1990, Nutrition during Prenances, National Academy Press, USA

Das könnte Ihnen auch gefallen