Sie sind auf Seite 1von 9

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT PURUN SEBAGAI SUATU KAJIAN FILSAFAT ILMU

OLEH : ZUINGLI SANTO BANDASO

1. PENDAHULUAN Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai implikasi hakikat dari ilmu, ilmu. yang Bidang termasuk ini di mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, menjelaskan, bagaimana ilmu dapat serta memperkirakan

2. LANDASAN AKSIOLOGI DALAM PENELITIAN Aksiologi, yaitu berada dalam wilayah nilai. Kata Aksiologi berasal dari Yunani, yaitu axion yang artinya nilai dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian, aksiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai etika seorang ilmuwan. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain: untuk apa pengetahuan ilmu itu digunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaannya dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihanpilihan moral? Bagaimana kaitan metode ilmiah yang digunakan dengan norma-norma moral dan profesional? . hal yang menjadi landasan aksiologi dalam penelitian ini karena Komposit merupakan salah satu jenis material di dalam dunia teknik yang dibuat dengan menggabungkan dua macam bahan yang mempunyai sifat berbeda menjadi satu material baru dengan sifat yang berbeda pula. Komposit serat mempunyai sifat yang kuat dan mempunyai berat yang lebih ringan bila dibandingkan dengan logam. Pengembangan bahan komposit telah banyak dilakukan terutama yang berkaitan dengan komposit penguatan serat alam yang berbahan 1

memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri. Dalam makalah ini penelitian dilandaskan atas 3 aspek,yakni : 1. Landasan aksiologi 2. Landasan ontologis 3. Landasan epistemologi

matrik polimer. Keuntungan yang mendasar yang dimiliki oleh serat alam salah satunya bersal dari serat purun yang merupakan objek serat yang digunakan pada penelitian ini di antaranya adalah jumlahnya berlimpah, harganya murah, berserat, ringan, mudah terbiodegrasi (degradability) dan tahan abrasi. 3. LANDASAN ONTOLOGIS DALAM PENELITIAN

berbeda digabungkan dan serat merupakan ciri khasnya. Keuntungan bahan komposit adalah mempunyai kualitas yang baik dengan sifatsifat material yang diperbaiki antara lain: kekuatan, kekakuan, kekuatan fatik, Berat, kondukfitas panas,sifat suhu,ketahanan aus dan ketahanan korosi. Serat Purun merupakan helaian serat-serat

yang berwarna putih kehijauan, bersifat kaku, ulet (tidak mudah putus), lentur dan tidak mudah rapuh. Walaupun demikian, purun mempunyai kelemahan yaitu tidak tahan terhadap api. Purun merupakan termasuk keluarga yang Cyperaceae, tumbuhan

Cabang Ontologi, yaitu berada dalam wilayah ada. Kata Ontologi berasal dari Yunani, yaitu onto yang artinya ada dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian, ontologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang keberadaan. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain: apakah objek yang ditelaah ilmu? Bagaimanakah hakikat dari objek itu? Bagaimanakah hubungan antara objek tadi. dengan daya tangkap manusia yang

tumbuh liar, biasanya di daerah yang memiliki asupan kandungan air yang banyak utamanya di rawa-rawa. 3.2 Latar Belakang Penelitian Perlakuan kimia serat yang sering dilakukan adalah perlakuan alkali seperti NaOH karena lebih ekonomis dan dapat meningkatkan sifat mekanik komposit. Perlakuan alkali bertujuan untuk melarutkan lapisan yang menyerupai lilin di permukaan serat, seperti lignin, hemiselulosa, dan kotoran lainnya. Dengan hilangnya lapisan lilin ini maka ikatan antara serat dengan matrik menjadi lebih kuat sehingga sifat mekanik komposit menjadi lebih tinggi. Namun perlakuan NaOH yang lebih lama dapat menyebabkan kerusakan pada unsur selulosa degradasi signifikan. 2 yang merupakan pada unsur serat utama secara pendukung serat sehingga akan menyebabkan kekuatan

membuahkan pengetahuan dan ilmu?. untuk melihat landasan ontologis dari penelitian ini maka segala aspek apa dan mengapa penelitaian ini dilakukan diuraiakan sebagai berikut: 3.1 Objek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini yakni komposit dan serat purun sebagai elemen penguat dalam bahan komposit.
Komposit dikembangkan dari gagasan sederhana dan praktis di mana dua atau lebih material homogen dengan sifat yang sangat

Berdasarkan paparan di atas kami akan melakukan penelitian dengan perlakuan alkali pada beberapa konsentrasi dan pada beberapa selang waktu perendaman pada perlakuan alkali yang menggunakan larutan NaOH dengan judul Pengaruh Perlakuan Alkali Terhadap Sifat Mekanik Komposit Serat Purun Sebagai suatu kajian Filsafat Ilmu. 3.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu perendaman serat purun dalam larutan NaOH (3% dan 5%) terhadap kekuatan dan ketangguhan komposit. Selain itu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan perendaman alkali NaOH) %) terhadap komposit ketangguhan (3% dan 5% kekuatan serta dan untuk

prosedurnya? Untuk hal ini, kita akan mengarah ke cabang fisafat metodologi. Jadi landasan Epistemologi dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
4.1 METEODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Timbangan digital untuk mengukur berat serat purun, gelas ukur untuk mengukur volume resin dan serat,jangka sorong,pelat seng untuk cetakan,pisau,matras,lem, amplas,kikir, alat uji tarik untuk menguji kekuatan tarik spesimen dan alat pengujian impak untuk menguji kekuatan impak spesimen. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Resin yang digunakan sebagai matriks dari bahan komposit,katalis atau hardener sebagai media pengeras matriks, larutan NaOH sebagai alkali dan serat purun. Gambar Spesimen uji Adapun gambar spesimen uji tarik berdasarkan standar ASTM D 3039

menganalisis penguatan serat purun terhadap sifat mekanik komposit. 4. LANDASAN EPISTEMOLOGI

DALAM PENELITIAN

Epistemologi, yaitu berada dalam wilayah pengetahuan. Kata Epistemologi berasal dari Yunani, yaitu episteme yang artinya cara dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian, epistemologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang bagaimana seorang ilmuwan akan membangun ilmunya. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain: bagaimanakah proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan menjadi ilmu? Bagaimanakah

Gambar 1. Spesimen Uji Tarik

komposit yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis pengujian, yakni: 1. Pengujian tarik 2. Pengujian Impact. Gambar 2. Bentuk spesimen pengujian dengan Serat. Diagram alir penelitian Adapun diagram alir untuk penelitian ini seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini Dalam pengujian tarik kita menegenal titik yang dialami bahan sampai putus. Titik-titik ini menentukan batas batas dari tegangan yang diperoleh dari bahan tersebut. Batas ini antara lain adalah batas proporsional, batas luluh, batas tegangan maksimum, dan batas di mana bahan mulai putus. Hukum Hooke dinyatakan dalam batas Pengujian Tarik Pengujian tarik adalah suatu pengukuran bahan untuk mengetahui kekuatan suatu bahan terhadap tegangan tertentu serta pertambahan panjang yang dialami oleh bahan tersebut.

modulus Elastisitas.

(N/mm2) .........................................(1) Dimana: = F/A (Kg/mm2) ...............................(2) = L/L ............................................(3) = Tegangan (Kg/mm2) = Regangan F= Gaya (N) A= Luas Penampang (mm2) L= Perubahan panjang (mm) Gambar 3. Gambar Diagram Alir Penelitian Metode Pengujian: Sifat mekanik suatu bahan meliputi: kekuatan, kekerasan, elastisitas,keuletan,ketangguhan. 4 Pengujian sifat kekuatan mekanik material L= Panjang Awal (mm)

dipasang secara horisontal dengan kedua ujungngya diayunkan. Berikut Gambar. 4 Diagram Tegangan-Regangan cara menghitung usah yang diberi tumpuan, kemudian ditumbukkan dengan sebuah bandul yang

dibutuhkan Sumber: D.J.George,Djaprie Sriati(2000) Pengujian Impact Kekuatan impak dari suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut untuk menerima beban impak yang diukur dengan besarnya energi yang dibutuhkan untuk mematahkan suatu spesimen. Suatu spesimen dengan kekuatan tarik yang sama belum tentu memiliki kekuatan impak atau ketangguhan yang sama.

untuk

mematahkan

spesimen

dengan metode charpy

Gambar 5. Metode perhitungan pengujian impak a. Tinggi beban sebelum dilepaskan(h1) h1 = R + R sin ( 90) (m) dimana: R= Jari-jari bandul = Sudut simpangan awal bandul b. Beban dalam satuan kg Uk = m.g.h (Joule) c. Tinggi beban kalibrasi (hk) hk=Uk/(m.g) dimana: Uk = Usaha kalibrasi alat g = Gravitasi (9,81 m/s2) d. Tinggi beban setelah dilepaskan (h2) h2 = R R sin (90-) dimana: = Sudut simpangan akhir bandul e. Tinggi beban perhitungan (hs) 5

V1= dimana :

(Joule/mm2)......................(4)

V1= Kekuatan impact (Joule/mm2) A = Luas Penampang spesimen (mm2) U = Usaha (Joule) Untuk mengetahui ketangguhan bahan ada dua metode yang bisa digunakan pada pengujian impak,yaitu: a. Metode Charpy (USA) b. Metode Izod (Inggris) Pada penelitian ini, metode yang akan digunakan dalam pengujian impact yakni, metode Charpy, dimana spesimen yang diuji

hs = h1 h2 - hk f. Usaha yang dilakukan untuk mematahkan spesimen (Us) Us = m.g.hs g. Kekuatan Impak (Ui) Ui = Us/A dimana: A = Luas penampang spesimen

Hasil

Pengujian

Tegangan

Tarik

&

Diagram Tegangan Maksimum.

4.2 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel hasil pengujian tarik Gambar 6. Grafik Hasil Pengujian

Tegangan Tarik & Diagram Tegangan Maksimum.

Dari Grafik 1 dan Diagram 2 di atas Tabel hasil pengujian impact menunjukkan bahwa kekuatan tarik dan regangan komposit serat purun mengalami peningkatan meskipun terlihat tidak signifikan. 6

Dapat pula terlihat bahwa perlakuan 5% NaOH pada perendaman selama 4 jam memiliki kekuatan tarik tertinggi dibanding perlakuan lainnya (Perendaman 2 jam dan 0 jam) yakni 22,13 N/mm2, sehingga merupakan perlakuan paling efektif untuk meningkatkan kekuatan tarik dan regangan komposit serat purun sebab pada spesimen uji tarik ini pengaruh perlakuan NaOH mengakibatkan antara regangan dan tegangan berbanding lurus karena apabila tegangan naik,regangan naik pada posisi yang bersamaan. Hal ini disebabkan serat purun berfungsi sebagai penahan sebagian gaya yang bekerja pada komposit. 1.1 Perbandingan Waktu Perendaman

persentase perlakuan 5% NaOH meskipun selama perendaman 2 jam hingga 4 jam modulus elastisitas mengalami penurunan tetapi tingkat elastisitasnya lebih tinggi dibanding perlakuan serat pada perendaman 3% NaOH. Artinya pengaruh antara waktu perendaman dengan modulus elatisitas berbanding terbalik. Hal ini dipengaruhi oleh efek degradasi sifat mekanis serat yang disertai tidak sempurnanya ikatan antara serat dengan resin yang menimbulkan peluang terjadinya cacat ataupun rongga-rongga udara di dalam material komposit. Ini berarti bahwa persentase perlakuan alkali yang tepat yaitu pada perendaman serat pada perlakuan 5% NaOH.

Dengan Modulus Elastisitas \

1.2 Hasil Pengujian Impact Test

Gambar 7. Grafik Waktu perendaman Vs Modulus Elastisitas Dalam Grafik diatas terlihat bahwa modulus elastisitas mengalami bahan komposit serat purun dengan penurunan seiring

Gambar 8. Grafik Hasil Pengujian Impact Test Dalam Grafik di atas dapat dilihat bahwa pengaruh vaiasi waktu perendaman terhadap nilai ketangguhan komposit diperoleh hasil bahwa apabila 50% serat yang dicampurkan ke dalam resin dan diberi perlakuan alkali NaOH, maka kemampuan material komposit untuk menahan beban tiba-tiba (Impact) relatif meningkat. Seperti terlihat pada grafik, pengaruh perendaman terhadap ketangguhan 7

penambahan waktu perendaman NaOH. Pada persentase 3% dari 2 jam hingga 4 jam dapat dilihat nilai modulus 5% elastisitas NaOH. serat Pada mengalami penurunan, demikian pula dengan persentase perlakuan

impak berbanding lurus. Pada 50% serat yang tidak mengalami perlakuan NaOH memiliki ketangguhan komposit yang terendah yakni 0,26 J/mm .
2

semakin

menurun,

tetapi

modulus

elastisitas komposit serat purun pada persentase 5% NaOH lebih tinggi dibanding persentase 5% NaOH. 5.2 Saran 1. Komposisi pada penelitian ini hanya terbatas pada fraksi 50% serat. Perlu diadakan penelitian lanjut untuk menemukan varian komposisi yang mampu menghasilkan sifat mekanik yang lebih baik lagi. 2. Persentase NaOH dalam penelitian ini hanya terbatas pada persentase NaOH 3% dan 5%, demikian pula waktu perendaman hanya terbatas pada selang 0,2 dan 4 jam. Perlu diadakan penelitian lanjut dengan persentase NaOH dan waktu perendaman yang bervariasi agar mampu menghasilkan kekuatan bahan komposit serat yang lebih baik lagi. 3. Diperlukan suatu alat pengaduk khusus untuk mengaduk campuran resin dan katalisnya agar komposisi keduanya terditribusi merata sehingga tidak terjadi porositas celah yang besar. 4. Penulis lagi, berharap terutama agar untuk penggunaan penggunaan bahan alami serat dapat dikembangkan sebagai fiber dalam material komposit. 6. PUSTAKA 1. American Standard Bahan. 8 Society Test For Testing For and Bahans (ASTM) D 3039/D 3039M,1961.

Kemudian

pada

persentase

perlakuan 5% NaOH selama 4 jam nilai ketangguhan komposit mengalami kenaikan tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan alkali NaOH terhadap nilai ketangguhan spesimen impact komposit serat purun sangat kuat dan berpengaruh pada variasi penambahan waktu selama 4 jam dengan persentasi NaOH 5% 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil Penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Persentase perendaman 5% NaOH sangat efektif dan baik diberikan pada komposit serat purun dibandingkan dengan NaOH 2. Kondisi optimum kekuatan pengujian impact dicapai pada spesimen dengan persentase impak dicapai persentase perendaman 0,71 5% NaOH Kondisi tarik dengan NaOH selama 4 jam dengan nilai kekuatan yaitu pada J/mm2. optimum kekuatan pengujian 5% persentase perendaman 3%

spesimen

perendaman

selama 4 jam dengan nilai kekuatan tarik yaitu 22,13 N/mm2. 3. Modulus elastisitas komposit lama serat waktu purun berbanding terbalik dengan waktu perendaman. perendaman Semakin maka elastisitasnya

Method

Tensile

Properties of Polymer Matriks Composite

2. Bambang Mekanika Bandung.

Kismono Struktur

Hadi Komposit.

(2000). ITB,

3. Callister Jr., W.D., (2000). Science and Engineering-An Introduction. John Wiley & Sons New York. 4. Clauser Hendry R. (1975. Industrial and Engineering , McGraw-Hill,Inc United States of America. 5. D.j George, Djaprie Mekanik. Sriati. (2000).

Metalurgi

(Terjemahan)

Erlangga,Jakarta. 6. Hancox,N.L. (1981). Fibre to Composite Hybrid. Applied Science Publishers Ltd. London 7. Tata dan Saito,Shinroku, (1999).

Pengetahuan Bahan Teknik. PT. Pradnya Paramita,Jakarta. 8. Van Vlack Lawrence H; Djaprie Sriati, (1991). Ilmu dan Teknologi Bahan Terjemahan),Erlangga,Jakarta

Das könnte Ihnen auch gefallen