Sie sind auf Seite 1von 5

Kriteria Skizofrenia Menurut Kurt Schneider Skizofrenia merupakan kumpulan gejala klinis yang bervariasi namun sangat menggangu,

psikopatologi yang melibatkan kognitif, emosi, persepsi, dan aspek lain dari tingkah laku. Manifestasi yang terlihat sangat bervariasi pada tiap pasien, tetapi efek penyakit tersebut selalu berat dan biasanya berlangsung lama. Gangguan biasanya dimulai sebelum usia 25 tahun dan bias berlangsung seumur hidup serta merusak semua tingkatan social manusia. Baik pasien maupun keluarganya sering mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan bahkan dikucilkan dari masyarakat dikarenakan ketidaktahuan tentang penyakit secara luas. Walaupun skizofrenia dianggap sebagai suatu penyakit yang berdiri sendiri, tetapi masih memungkinkan adanya keterlibatan berbagai gangguan dengan penyebab yang bervariasi, dan itu termasuk penderita dengan tampilan klinis penyakit, respon terapi dan tentu saja berbagai penyakit yang mendasarinya. Kurt Scheneider (1887-1967) lahir di Crailsheim, Kerajaan Wuttemberg, dan sekolah kedokteran di Berlin dan Tubingen. Ia mengikuti wajib militer pada PErang Dunia I dan kemudian memperoleh gelar pasca sarjana dalam bidang psikiatri. Pada tahun 1931 ia menjadi direktur Psychiatric Research Institute di Munich, which yang sebelumnya didirikan oleh Emil Kraepelin. Ketidaksukaannya terhadap perkembangan egenetika psikiatri yang dilakukan oleh PArtai Nazi, Scheneider meninggalkan institute tersebut dan mengabdi sebagai dokter selama Perang DUnia II. Setelah perang tersebut, rezim anti-Nazi ditunjuk untuk membangun kembali institusi medical Jerman dan Schneider diberikan jabatan sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Heidelberg. Scheneider pensiun pada tahun 1955.

Schenider menaruh perhatiannya pada perbaikan metode diagnosis dalam psikiatri. Seperti Karl Jaspers, ia mencoba membuat diagnosis berdasarkan bentuk kelainan, daripada tanda dan gejala dari kelainan tersebut. Schneider menyumbang gambaran first-rank symptoms dengan menekankan ketidak

spesifik dari skizofrenia juga tidak kaku untuk digunakan tetapi sangat membantu dalam membuat diagnose. Dia menekankan pada pasien yang tidak menunjukkan first-rank symptoms, gangguan dapat ditegakkan secara khusus berdasarkan second-rank symptoms dan tampilan klinis khas. Klinisi sering mengabaikan peringatan dan terkadang tidak melihat first-rank symptoms selama pemeriksaan dengan hanya melihat bahwa seseorang tersebut tidak pernah diketahui menderita skizofrenia. Kurt Schneider menambahkan keterangan terhadap pengalaman yang tidak normal yang membentuk "first-rank symptoms". Dia mempertimbangkan gejala utama tersebut sebagai patognomonis dari skizofrenia, dimana tidak memiliki keterikatan dengan keadaan lain ataupun penyebab organik. Pengalaman tidaak normal lainnya dapat dimasukkan kedalam diagnosis yang disebut "second-rank symptoms". sebuah diagnosis skizofrenia juga dapat ditentukan ketika hanya gejala dari second-rank yang terlihat. Ada atau tidak adanya gejala utama atau tambahan tidak akan membawa perubahan teori atau prognosis yang signifikan. 1. First-rank symptoms a. Halusinasi pendengaran b. Voices arguing or discussing or both c. Voices commenting d. Somatic passivity experiences e. Thought withdrawal and other experiences of influenced thought

f. Thought broadcasting g. Delusional perceptions h. All other experiences involving volition made affects, and made impulses 2. Second-rank symptoms a. Other disorders of perception b. Sudden delusional ideas c. Perplexity d. Depressive and euphoric mood changes e. Feelings of emotional impoverishment Terdapatnya satu saja first-rank symptom telah cukup untuk mempertimbangkan diagnosis. Prevalensi dari first-rank symptoms telah diinvestigasi dalam berbagai penelitian. Frekuensi dari first-rank symptom pada pasien bervariasi pada tiap antar penelitian, rentang dari 28% hingga 72%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka first-rank symptoms bukan merupakan patognomis dari skizofrenia, tetapi hal tersebut mungkin mengalami depresi atau episode manik pada sebagian besar pasien. Diagnosis psikiatri oleh kurt Schneider berdasarkan gambaran klinis. Schneider membedakan antara abnormalitas fisik dengan penyakit. Penyakit terbagi kedalam psikosis dengan tampilan etiologi organic, siklofrenia dan skizofrenia. Berdasarkan deskripsi fenomena psikopatologi, Schneider membedakan antara abnormal pengalaman dan abnormal ekspresi. Pengalaman yang abnormal mengarah pada gangguan persepsi, sensasi, perasaan, impuls, serta kemauan. Ekspresi abnormal menunjukkan gangguan perhatian dalam berbahasa, menulis, mimik dan pergerakan. Bagi Schneider, diagnosis skizofrenia harus berdasarkan keutamaan

pengalaman abnormal, dengan sejumlah keterangan pengalaman spesifik yang ditentukan sebagai first-rank symptoms, dengan mempertimbangkan patognomis dari penyakit. Gambaran first-rank symptoms oleh Schneider mungkin berhubungan dengan gejala pada pasien dengan epilepsy parsial kompleks dan mungkin menggambarkan tampilan kerusakan pada lobus temporal seperti pada pasien skizofrenia. Standar diagnosis skizofrenia yang paling banyak digunakan adalah metode diagnosis yang berasal dari American Psychiatric Association's Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, versi DSM-IV-TR, dan World Health Organization's International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems, ICD-10. Kriteria ICD-10 digunakan oleh negara-negara Eropa, sedangkan kriteria DSM banyak dipakai di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia. Kriteria ICD-10 lebih menekankan pada first rank symptons yang dibuat oleh Schneider.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan & Saddocks. 2007. Synopsis of psychiatry. 10 th ed. Lippincott Williams & Wilkins 2. Maj M, Sartorius N. 2002. Schizofrenia. 2nd ed. Wiley. 3. Anonymous. Kurt Schneider. Available at en.wikipedia.com. 4. Anoymous. Schizophrenia. Available at en.wikipedia.com.

Das könnte Ihnen auch gefallen