Sie sind auf Seite 1von 27

DIARE, DISENTRI DAN kolera

DIARE o Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. o Diare dapat menjadi masalah berat. Diare yang ringan dapat pulih dalam beberapa hari. Namun, diare yang berat dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah gizi yang parah.

Penyebab Diare 1. Infeksi dari berbagai bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun air minum; 2. Infeksi berbagai macam virus; 3. Alergi makanan, khususnya susu atau laktosa (makanan yang mengandung susu); 4. Parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang kotor.

Pencegahan Diare 1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting: sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan; 2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi; 3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain); 4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.

Penanganan terhadap diare


1. Mengubah apa yang kita makan. Beberapa jenis makanan dapat mengakibatkan diare, dan yang lain dapat membantu menghentikannya. 2. Pengobatan. Obat dipakai untuk mengobati diare tergantung pada jenisnya. Dokter tidak dapat meresepkan obat tanpa dia mengetahui penyebab diare kita. 3. Terapi alternatif untuk diare. Peppermint, jahe dan pala dianggap membantu masalah pencernaan, jadi teh peppermint atau jahe, atau soda dengan jahe adalah pilihan yang baik untuk diare.

Pengobatan diare
1. Kemoteraupetika Untuk terapi kausal, yakni memberantas bakteri penyebab diare, seperti antibiotika, sulfonamida, kinolon, dan furazolidon. 2. Obstipansia Untuk terapi simtomatis, yang dapat menghentikan diare dengan beberapa cara, yaitu: - Zat-zat penekan peristaltik, ex: candu dan alkaloidanya, derivat-derivat petidin (difenoksilat dan loperamid), dan antikolenergika (atropin, ekstrak belladona)

- Adstringensia, menciutkan selaput lendir usus, ex : asam samak (tanin), tannalbumin, garam-garam bismut, dan aluminium - Adsorbensia, ex : carbo adsorbens (yang pada permukaan dapat menyerap toksin yang dihasilkan oleh bakteri), mucillagines (zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan suatu lapisan pelindung, ex: kaolin, pektin) 3. Spasmolitika zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang sering menyebabkan nyeri perut, ex: papaverin, dan oksifenonium.

Keterangan masing-masing obat


1. Candu MK : menurunkan gerakan peristaltik Dosis lazim : 3 dd 50-100 mg Tidak boleh digukan sembarangan karena pengaruhya terhadap SSP 2. Difenoksilat Derivat dari narkotik petidin dan menyebabkan ketagihan. MK : menurunkan gerakan peristaltik Biasanya dikombinasi dengan atropin. ES : mengantuk, pusing, mulut kering, dan mual Dosis : 3-4 dd 1-2 tablet, maksimal 12 tablet sehari dari difenoksilat 2,5 mg + atropinsulfat 0,025 mg. Anak-anak 36 bulan maksimal 3 mg sehari, 8-12 tahun 2-4 dd 1 tablet

3. Loperamida Merupakan derivat difenoksilat dgn khasit obstipasi yang 2-3 kali lebih kuat tetapi tanpa penngaruh terhadap SSP. Mulai kerjanya lebih cepat dan bertahan lebih lama. 4. Furazolidone Berkhasit bakterisid terhadap banyak bakteri gram positif dan negatif. ES : mual, sakit kepala, tetapi jarang terjadi. Air seni menjadi berwarna gelap 5. Tanin MK : meringankan diare dengan menciutkan selaput lendir usus (adstringensia) Dosis : 3 dd 0,5-1 g, anak-anak sesuai berat badan

6. Karbo adsorben Memiliki daya serap pada permukaannya yang kuat, terutama terhadap zat-zat yang molekulnya besar, misalnya alkaloida, toksin bakteri, atau zatzat beracun yang berasal dari makanan. Dosis : 3-4 dd 0,5-1 g 7. Kaolin Biasanya dikombinasi dengan karbo adsorben atau dengan pektin. Dosis : 3 dd 50-100 g sebagai suspensi dalam air

8. Bismut subkarbonat Selain berkhasiat sebagi obstipasi, juga dapat membentuk suatu lapisan pelindung untuk menutupi luka-luka di dinding usus akibat peradangan. Senyawa bismut lain yang juga biasa digunakan yaitu bismut subsalisilat. Dosis : 3 dd 0,5-1 g

Disentri
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah. Berdasarkan penyebabnya, diare dibedakan atas: - Disentri amuba, infeksi parasit Entamoeba histolytica - Disentri basiler, infeksi bakteri golongan Shigella

Parasit Entamoeba hystolytica hidup dalam usus besar, parasit tersebut mempunyai dua bentuk, yaitu: - bentuk yang tidak bergerak, tidak menimbulkan gejala . - bentuk bergerak dapat menyebabkan mulas, perut kembung, suhu tubuh meningkat, serta diare yang mengandung darah dan bercampur lendir, namun diarenya tidak terlalu sering.

Disentri basiler biasanya menyerang secara tiba tiba sekitar dua hari setelah kemasukan kuman/bakteri Shigella. Gejalanya yaitu demam, mual dan muntahmuntah, diare dan tidak nafsu makan. Bila tidak segera diatasi, dua atau tiga hari kemudian keluar darah, lendir atau nanah dalam feses penderita. Pada disentri basiler, penderita mengalami diare yang hebat yaitu mengeluarkan feses yang encer hingga 20-30 kali sehari sehingga menjadi lemas, kurus dan mata cekung karena kekurangan cairan tubuh (dehidrasi). Gejala lainnya yaitu perut terasa nyeri dan mengejang.

Penanganan - mencegah terjadinya dehidrasi, dapat diatasi dengan pemberian cairan elektrolit (oralit) untuk mengganti cairan yang hilang akibat diare dan muntah-muntah. - Apabila dehidrasi cukup berat, setelah diberi oralit atau larutan campuran gula dan garam sebagai pertolongan pertama, sebaiknya penderita di bawa ke rumah sakit untuk diberikan perawatan.

Pengobatan Kebanyakan disentri bersifat self-limiting dan sembuh sendiri sesudah 2-7 hari. Pada anakanak di bawah usia 2 tahun dan lansia bisa berakhir fatal bila terjadi dehidrasi dan tanpa pengobatan infeksi tak jarang kambuh lagi. Obat yang digunakan adalah tetrasiklin 4 dd 250 mg, kotrimoksazol 2 dd 960 mg atau siprofloksasin 2 dd 500 mg, semuanya selama 3-5 hari. Juga sebagai single-dose 1x500 mg setelah 3 hari diare cair sudah berhenti.

Langkah Pencegahan - memperhatikan pola hidup sehat dan bersih, seperti selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kontaminasi kotoran dan serangga pembawa kuman - menjaga kebersihan lingkungan - membersihkan tangan secara baik sesudah buang air besar atau menjelang makan atau ketika memegang makanan yang akan dimakan.

KOLERA Definisi Kolera adalah penyakit diare akut, yang disebabkan oleh infeksi usus akibat terkena bakteria Vibrio Cholerae. Bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi serta tinja orang yang telah terinfeksi. Penyakit ini tidak menular dari orang ke orang karena itu, kontak biasa dengan penderita tidak merupakan resiko penularan.

Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi.Karena bakteri sensitif terhadap asam lambung, maka penderita kekurangan asam lambung cenderung menderita penyakit ini.

Epidemiologi Kolera ditemukan di Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, India dan bagian benua Afrika di sebelah selatan gurun Sahara (sub-Sahara). Di daerah-daerah tersebut, wabah biasanya terjadi selama musim panas dan banyak menyerang anak-anak. Di daerah lain, wabah bisa terjadi pada musim apapun dan semua usia bisa terkena.

Gejala Gejala dimulai dalam 1-3 hari setelah terinfeksi bakteri, mulai dari diare ringan-tanpa komplikasi sampai diare berat-yang bisa berakibat fatal.
Pada kasus yang berat : penderita mengalami sakit yang berat dengan gejala diare yang sangat encer, muntah-muntah, sehingga menyebabakan kehilangan cairan tubuh dan akhirnya terjadi dehidrasi disertai rasa haus yang hebat, kram otot, lemah dan penurunan produksi air kemih. Banyaknya cairan yang hilang dari jaringan menyebabkan mata menjadi cekung dan kulit jari-jari tangan menjadi keriput.

Jika tidak diobati, ketidakseimbangan volume darah dan peningkatan konsentrasi garam bisa menyebabkan gagal ginjal, syok, koma dan kematian dalam beberapa jam. Gejala biasanya menghilang dalam 3-6 hari. Kebanyakan penderita akan terbebas dari organisme ini dalam waktu 2 minggu, tetapi beberapa diantara penderita menjadi pembawa dari bakteri ini.

Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan terhadap apusan rektum atau contoh tinja segar. Diagnosa Gejala Kolera : - Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus. - Feces (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk. - Feces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalangumpalan putih.

- Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak. - Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya. - Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.

Pencegahan 1. Penjernihan cadangan air dan pembuangan tinja yang memenuhi standar (sangat penting dalam mencegah terjadinya kolera). 2. Minum hanya air minum yang telah dimasak atau tambahi kaporit (chlorine) atau yodium. 3. Makan hanya makanan yang telah benar-benar dimasak dan masih panas, atau buah-buahan yang Anda kupas sendiri. 4. Hindari ikan atau kerang-kerangan mentah atau setengah matang, termasuk salad udang mentah (ceviche). 5. Hindari jajanan di pinggir jalan. 6. cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik. 7. cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan). 8. Pemberian vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita.

Pengobatan
1. Sebagai langkah awal : memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare. Pasien dapat diberikan larutan oralit. Namun di dalam kasus yang parah, pengobatan dilakukan melalui penggantian cairan dengan jalan infus, Sepeti : infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang mencampur keduanya (Dextrose Saline). Di daerah wabah, kadang-kadang cairan diberikan melalui selang yang dimasukkan lewat hidung menuju ke lambung.

2. Selanjutnya adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan Vibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi.

Das könnte Ihnen auch gefallen