Sie sind auf Seite 1von 19

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

TEORI PERILAKU KONSUMEN


Ada 2 Pendekatan : 1. PENDEKATAN KARDINAL - Total Utilitas dan Marginal Utilitas - Tabel dan Kurva Utilitas (TU and MU) 2. PENDEKATAN ORDINAL - Kurva Indifferen (Indifference Curve) PENDEKATAN KARDINAL ahli ekonomi abad 19 : 1. William Stanley Javon 2. Jeremy Bentham 3. Heindrich Gossen Memperkenalkan konsep utilitas kardinal ( cardinal utility), yang menganggap konsumen dapat mengukur utilitas dari mengkonsumsi barangbarang dan jasa-jasa. Tabel 6.1 Analogi pernyataan satuan berat dengan satuan Utilitas Kardinal Satuan Berat Utilitas kardinal Pernyataan Berat barang X ialah 2 kali berat barang Y Konsumsi barang A menghasilkan utilitas 3.45 kali lebih besar dari konsumsi barang B

TOTAL UTILITAS DAN MARGINAL UTILITAS Utilitas adalah kepuasan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsi suatu barang ataupun jasa. Utilitas total (total utility) dari mengkonsumsi suatu komoditi adalah kepuasan total yang diperoleh mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Utilitas marginal adalah tambahan kepuasan yang diperoleh dari tambahan konsumsi 1 unit barng atau jasa.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

TOTAL DAN KURVA UTILITAS (TU AND MU) Tabel 6.2 Utilitas Total dan Utilitas Marginal yang diperoleh dari mengkonsumsi barang X Konsumsi Barang X 0 1 2 3 4 5 6 Utilitas Total (TUx) 0 20 30 36 40 40 36 Utilitas Marginal (MUx) 20 10 6 4 0 4

Gambar 6.1 Kurva Utilitas Total dan Utilitas Marginal

Tabel ada di microsoft word Dengan nama.. Kurva Utilitas Total dan Utilitas Marginal THE LAW OF DIMINISHING MARGINAL UTILITY Hukum tambahan hasil yang semakin berkurang ( the law of of diminishing marginal utility) yang menyatakan ketika seseorang konsumen mengkonsumsi suatu barang secara terusmenerus. Total utilitasnya meningkat tetapi setelah mencapai titik tertentu (titik jenuh = saturation pount), tambahan utilitas (marginal utility) yang diperoleh dari tambahan unit barang yang dikonsumsi semakin lama, semakin menurun. SYARAT PENCAPAIAN UTILITAS MAKSIMUM MUx/Px = MUy/Py MUx/MUy = Px/Py

Jika MUx/Px > MUy/Py :Konsumen akan konsumsi barang X Jika MUx/Px < My/Py : Konsumen akan konsumsi barang Y Jika MUx/Px = MUy/Py : Konsumen berada pada posisi indiferens (keseimbangan)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

Tabel 6.3 Pilihan Konsumsi untuk Memaksimumkan Utilitas Konsumen X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MUx 28 24 21 20 16 13 9 5 3 1 AY 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MUy 32 29 27 23 20 18 17 16 12 9 $ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Utilitas Total Asumsi : - Px = $1 - Py = $1 Anggaran Belanja : l = $ 13 Dengan Anggaran belanja l = $13, konsumen akan memilih mengkonsumsi barang X sebanyak 5 unit. Secara matematis hal ini dapat dinyatakan dengan : 5X + 8Y = $13 Dan memperoleh total kepuasan TU = 291 satuan utilitas. N m TU = MUx + MUy = 109 + 182 = 291 satuan utilitas i=1 j=1 Posisi Kesimbangan konsumen tercapai pada MUx/Px = Muy/Py = 16/1 = 16 Sambungan dari tabel 6.3 PENDEKATAN ORDINAL Anggapan yang diperlukan adalah : konsumen dapat menyatakan priferensinya konsumen dapat melakukan pilihan yang rasional dan konsisten jumlah barang yang lebih banyak, lebih disukai dari pada sedikit. Peralatan analisa yang digunakan dalam pendekatan ini adalah indifference curve sehingga pendekatan ini sering juga disebut dengan pendekatan indefference curve. Pilihan Konsumsi Y Y X Y X Y X X Y Y Y Y * X 16 291 MU 32 29 28 27 24 23 21 20 20 18 17 16

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

KUVA INDEFFEREN (INDEFFERENCE CURVE) Indefference curve adalah suatu kurve yang menjelaskan berbagai kemungkinan kombinasi (barang dan jasa) yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama bagi konsumen. Indefference curve ini diperkenalkan pertama kali oleh ahli ekonomi Inggris Prancis Y. Edgeworth (1845 1926).

Tabel 7.1 Kombinasi Konsumsi yang menghasilkan Utilitas yang Sama Bagi Konsumen Kombinasi A B C D Barang Y (Unit) 30 20 13 9 Barang X (Unit) 7 14 21 28

Gambar 7.1 Indifference Curve

KARAKTERISTIK INDIFFERENCE CURVE 1. Indefference Curve memiliki slope negatif Bentuk indifference curve yang berslope negatif bermakna jika konsumen mengurangi konsumsi suatu barang, maka konsumsi barang yang lain perlu ditambah dalam rangka mempertahankan kepuasan konsumen konstan. Contoh : Gerakan dari titik A ke titik B pada gambar 7.1 mengakibatkan jumlah konsumsi barang Y berkurang 10 unit, dan konsumsi barang X bertambah 7 unit sebagaimana yang terlihat pada tabel 7.2. Pengurangan konsumsi barang Y berakibat penurunan total utilitas. Penurunan total

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

utilitas yang disebabkan pengurangan konsumsi barang Y ini disebut utilitas marginal barang Y (=MUy). Sebaliknya, penambahan konsumsi barang X akan meningkatkan total utilitas. Peningkatan total utilitas yang disebabkan tambahan konsumsi barang X disebut utilitas marginal barang X (=MUx). Namun karena gerakan dari A ke B terjadi pada indifference curve U1 yang sama maka total utilitas tidak berubah. Dalam hal ini penambahan utilitas karena penambahan konsumsi barang X persis sama dengan pengurangan utilitas karena pengurangan konsumsi barang Y. Secara sistematis, hal ini dapat dinyatakan dengan : (MU x . X) = - (MU y . Y) Y/ X = - (MU x / MU y)

Slope indifference curve = - Y/ X = -dY/dX = MRSxy = - (MU x / MU y) Slope yang negatif dari indifference curve sama dengan MRSxy MRS (Marginal Rate of Substitution = tingkat substitusi marginal) adalah sejumlah barang yang bersedia diberikan konsumen untuk memperoleh tambahan satu unit barang yang lain, agar ia tetap berada pada tingkat kepuasan yang sama. Tabel 7.2 Gerakan Sepanjang Indifference Curve dan MRS Gerakan AB BC CD Perubahan Barang Y (Y) -10 -7 -4 Perubahan MRS = (Y/X) Barang X (X) 7 -1,43 7 -1,00 7 -0,57

2. Indifference curve cembung dilihat dari titik asal Bentuk yang cembung dari indifference curve mempunyai implikasi slope indifference curve semakin lama semakin kecil (dalam nilai absolut) jika kita bergerak sepanjang sebuah indifference curve, dari kiri atas ke kanan bawah. Karena slope indifference curve sama dengan tingkat substitusi marginal antar barang yang dikonsumsi (MRSxy). Hal ini bermakna MRSxy semakin menurun dengan semakin banyaknya suatu barang (misalnya barang X) yang dikonsumsi, sebagaimana terlihat pada tabel 7.2. 3. Indifference curve tidak mungkin berpotongan satu dengan yang lainnya. 4. Indifference curve yang lebih tinggi menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih besar dibanding indifference curve yang lebih rendah. Pada gambar 1.3 diperlihatkan peta preferensi ( preference map). Peta preferensi (preference map) adalah sekumpulan indifference curve yang memperlihatkan tingkat kepuasan (utilitas) yang dapat dicapai oleh

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

konsumen dari semua kombinasi konsumsi yang tersedia. Kombinasi konsumsi disepanjang indifference curve U3 menghasilkan tingkat utilitas yang lebih tinggi dari kombinasi konsumsi disepanjang indifference curve U2.

Jumlah Barang Y U3 U1

Jumlah Barang X

Garis Anggaran (Budget Line) Garis Anggaran (budget line = budget constraint) ialah suatu garis yang memperlihatkan semua kombinasi komoditi (barang dan jasa) yang dapat dibeli oleh konsumen dengan pendapatan dan harga tertentu. Misalkan : Pendapatan konsumen dinyatakan dengan I dan harga barang X dinyatakan dengan Px serta harga barang Y dinyatakan dengan Py. Jika konsumen hanya menggunakan pendapatannya untuk membeli barang X maka jumlah barang X yang dapat dibeli adalah I/Px (ini adalah titik potong/ Intercept) terhadap sumbu barang X. Demikian juga, jika konsumen hanya menggunakan pendapatannya untuk membeli barang maka jumlah barang Y yang dapat dibeli adalah I/Py. Berdasarkan ini dapat digambarkan garis anggaran konsumen. Gambar 7.3 Garis anggaran konsumen

Barang Y I/Py

I/Px

Jika konsumen membeli kedua barang tersebut, total pengeluaran untuk barang x adalah harga barang X dikali jumlah barang X yanng dibeli ( Px.X) dan total pengeluaran untuk barang Y adalah harga barang Y dikali jumlah

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

U2 Barang X

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

barang Y yang dibeli (Py.Y). Total pengeluaran untuk kedua barang adalah penjumlahan total pengeluaran untuk barang X dan total pengeluaran untuk barang Y. I = Px.X + Py.Y Slope garis anggaran = -Px/Py PERGESERAN GARIS ANGGARAN Gambar 7.4 Pergeseran Garis Anggaran
Barang Y Barang Y

I1

I2

(a)

Karena : Perubahan pendapatan konsumen, atau perubahan secara proporsional

0 Barang pergeseran X

paralel

(b)

Barang rotasi X

Karena : Perubahan harga salah satu barang

Pada gambar 7.4 (a), meningkatnya pendapatan konsumen atau menurunnya harga secara proporsional akan menggeser garis anggaran ke atas. Pada gambar 7.4 (b), jika harga barang X turun sedangkan harga barang Y dan pendapatan konsumen tidak berubah, mengakibatkan garis anggaran berotasi ke arah luar. Keseimbangan Konsumen Dengan anggaran yang tersedia, konsumen mencapai utilitas maksimum ( posisi keseimbangan ) pada saat indifference curve bersinggungan dengan garis anggaran. Pada titik singgung tersebut : Slope garis anggaran = slope indifference curve Px/Py = MUx/Muy Pada gambar 7.6, keseimbangan konsumen tercapai di titik A. Gambar 7.5 Keseimbangan konsumen

B Jumlah Barang Y Y * I2 I1 A C U2DESMIZAR,SE.MM Jumlah Barang X I3

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB


0 X *

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

Pengertian Kurva Konsumsi Pendapatan (Income Consumtion Curve- ICC) Jika pendapatan nominal konsumen berubah seangkan harga barang konstan, bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi dan utilitas konsumen? Secara umum, barang dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu barang normal dan barang inferior. Peningkatan pendapatan konsumen memiliki pengaruh yang berbeda untuk kedua jenis barang ini. Barang Normal Kurva konsumsi-pendapatan (Income-Consumption Curve, disingkat ICC) dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik keseimbangan konsumen sebagai akibat perubahan pendapatan. Kurva konsumsi-pendapatan pada gambar 7.6.a memiliki slope positif yang bermakna permintaan konsumen terhadap barang X dan barang Y meningkat sebagai reaksi peningkatan pendapatan nominal konsumen. Barang yang memiliki kecenderungan yang demikian disebut barang normal ( Normal goods). Barang normal dapat dibedakan atas 2 bagian yaitu barang kebutuhan pokok (Necessities Goods) dan barang mewah (Luxurious Goods). Ketika pendapatan nominal meningkat, permintaan terhadap barang mewah (seperti barang Y) meningkat lebih cepat, sementara permintaan terhadap barang kebutuhan pokok (seperti barang X) meningkat lebih lambat.

TEORI PERILAKU KONSUMEN


Tujuan Instruksional Khusus: Agar mahasiswa mampu memahami bagaimana konsumen membelanjakan anggarannya terhadap berbagai barang dan jasa guna memuaskan kebutuhannya. Teori perilaku konsumen mencoba menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatannya untuk memperoleh barang-barang/jasa untuk memuaskan kebutuhannya. Ada 3 asumsi yang sering dipakai dalam menjelaskan teori perilaku konsumen : 1. Konsumen harus dapat memberikan urutan preferensi terhadap berbagai jenis-jenis barang jasa yang ada. Misalkan beras lebih memberikan kepuasan daripada jagung, maka urutan preferensi beras lebih tinggi dari jagung. 2. Pemberian urutan preferensi harus konsisten atau transitive.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

ontoh : bila A>B>C maka A>C 3. Konsumen bersifat Rasional artinya semakin banyak jumlah barang yang bisa dikonsumsi (sampai jumlah tertentu) maka semakin besar kepuasan yang dapat diperoleh. Ada dua pendekatan yang dapat di gunakan dalam menjelaskan teori perilaku konsumen: 1. Pendekatan Utilitas Kardinal (Cardinal Utility Approach) 2. Pendekatan Utilitas Ordinal (Ordinal Utility Approach) A. Cardinal Utility Approach : disebut juga Teori Nilai Subyektif. Murut pendekatan Kardinal, kepuasan seseorang dapat dibandingkan dan dapat diukur. Asumsi-asumsi yang digunakan : 1. Asumsi bahwa utility barang/jasa dapat di ukur. 2. Asumsi Guna Batas (Marginal Utility = MU) dari uang konstan, sementara MU dari barang-barang/jasa menurun. 3. Asumsi bahwa anggaran pengeluaran konsumen sebatas pendapatan yang diterimanya. 4. Asumsi Total Utility (TU) bersifat additive. Beberapa pengertian dari: a. Total Utility : yaitu memperlihatkan total kepuasan yang diperoleh konsumen dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. b. Marginal Utility : yaitu tambahan kepuasan yang diperoleh konsumen sebagai akibat tambahan konsumsi satu unit barang/jasa. c. Average Utility : yaitu kepuasan rata-rata yang diperoleh konsumen dengan mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu.

Hubungan antara Total Utilitas (TU), Average Utility (AU) dan Marginal Utility (MU). TUn = MU1 + MU2 + MU3 ++ MUn .1 Atau
TUn = MUi
i=1

.1.a

Atau
TUn = AUn X n

Mencari Kepuasan Rata-rata (Average Utility).


AUn = TUn : n

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

.1.b

.2

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

Kurva konsumsi harga dapat digunakan untuk membentuk kurva Engle, yakni suatu kurva yang menjelaskan hubungan antara permintaan terhadap suatu barang dengan pendapatan konsumen. Gambar 7.6 Kurva Konsumsi-Pendapatan dan Kurva Engel untuk barang Normal

Y3

I3

Y4

I2 U2

U3

Y1

I1 U1

X1

X2

X3

I3 I2

Kurva Engel

I1

X1

X2

X3

Kurva konsumsi-pendapatan dan kurva Engel sama-sama memiliki slope positif karena barang X tergolong barang normal. Barang Inferior Barang Inferior adalah barang yang ketika pendapatan meningkat, permintaan terhadap barang tersebut justru menurun. Gambar 7.7 Kurva Engel untuk barang Inferior
Pendapatan

I3

Barang inferior

I2

Barang normal

I1

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

Z1

Z2

Z3 Barang Z

Hukum Engel adalah Proporsi pendapatan yang digunakan untuk makanan menurun ketika pendapatan meningkat. Kurva Konsumsi Harga (Price Consumption Curve) Jika harga suatu barang berubah sedangkan harga barang lain dan pendapatan nominal konsumen tidak berubah, bagaimana posisi keseimbangan dan permintaan konsumen? Kurva konsumsi-harga (PCC) dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik keseimbangan konsumen sebagai akibat perubahan harga suatu barang dengan angggapan harga barang lain dan pendapatan nominal konsumen konstan. Gambar 7.8 Kurva konsumsi-harga dan Kurva permintaan individu.

G D Kurva Konsumsi Harga Barang Y Barang Y B C

O Px E Barang X Px Px F G Kurva Permintaan Individu

X1

X2

X3

Dari kurva konsumsi harga dapat di turunkan kurva permintaan individu. Kurva permintaan individu (Individual Demand Curve) ini menghubungkan jumlah suatu barang (barang X) yang ingin dibeli individu dengan tingkat harga barang tersebut. Cara penurunan kurva permintaan individu dengan hanya memperhatikan efek total dari perubahan harga terhadap permintaan suatu barang seperti diatas mengikuti cara Marshall sehingga kurva tersebut sering juga disebut dengan Marshallian Demand Curve atau Ordinary Demand Curve. KUVA INDEFFEREN (INDEFFERENCE CURVE)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

Indefference curve adalah suatu kurve yang menjelaskan berbagai kemungkinan kombinasi (barang dan jasa) yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama bagi konsumen. Indefference curve ini diperkenalkan pertama kali oleh ahli ekonomi Inggris Prancis Y. Edgeworth (1845 1926).

Tabel 7.1 Kombinasi Konsumsi yang menghasilkan Utilitas yang Sama Bagi Konsumen Kombinasi A B C D Barang Y (Unit) 30 20 13 9 Barang X (Unit) 7 14 21 28

Gambar 7.1 Indifference Curve

KARAKTERISTIK INDIFFERENCE CURVE 2. Indefference Curve memiliki slope negatif Bentuk indifference curve yang berslope negatif bermakna jika konsumen mengurangi konsumsi suatu barang, maka konsumsi barang yang lain perlu ditambah dalam rangka mempertahankan kepuasan konsumen konstan. Contoh : Gerakan dari titik A ke titik B pada gambar 7.1 mengakibatkan jumlah konsumsi barang Y berkurang 10 unit, dan konsumsi barang X bertambah 7 unit sebagaimana yang terlihat pada tabel 7.2. Pengurangan konsumsi barang Y berakibat penurunan total utilitas. Penurunan total utilitas yang disebabkan pengurangan konsumsi barang Y ini disebut utilitas marginal barang Y (=MUy). Sebaliknya, penambahan konsumsi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

barang X akan meningkatkan total utilitas. Peningkatan total utilitas yang disebabkan tambahan konsumsi barang X disebut utilitas marginal barang X (=MUx). Namun karena gerakan dari A ke B terjadi pada indifference curve U1 yang sama maka total utilitas tidak berubah. Dalam hal ini penambahan utilitas karena penambahan konsumsi barang X persis sama dengan pengurangan utilitas karena pengurangan konsumsi barang Y. Secara sistematis, hal ini dapat dinyatakan dengan : (MU x . X) = - (MU y . Y) Y/ X = - (MU x / MU y)

Slope indifference curve = - Y/ X = -dY/dX = MRSxy = - (MU x / MU y) Slope yang negatif dari indifference curve sama dengan MRSxy MRS (Marginal Rate of Substitution = tingkat substitusi marginal) adalah sejumlah barang yang bersedia diberikan konsumen untuk memperoleh tambahan satu unit barang yang lain, agar ia tetap berada pada tingkat kepuasan yang sama. Tabel 7.2 Gerakan Sepanjang Indifference Curve dan MRS Gerakan AB BC CD Perubahan Barang Y (Y) -10 -7 -4 Perubahan MRS = (Y/X) Barang X (X) 7 -1,43 7 -1,00 7 -0,57

2. Indifference curve cembung dilihat dari titik asal Bentuk yang cembung dari indifference curve mempunyai implikasi slope indifference curve semakin lama semakin kecil (dalam nilai absolut) jika kita bergerak sepanjang sebuah indifference curve, dari kiri atas ke kanan bawah. Karena slope indifference curve sama dengan tingkat substitusi marginal antar barang yang dikonsumsi (MRSxy). Hal ini bermakna MRSxy semakin menurun dengan semakin banyaknya suatu barang (misalnya barang X) yang dikonsumsi, sebagaimana terlihat pada tabel 7.2. 3. Indifference curve tidak mungkin berpotongan satu dengan yang lainnya. 4. Indifference curve yang lebih tinggi menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih besar dibanding indifference curve yang lebih rendah. Pada gambar 1.3 diperlihatkan peta preferensi ( preference map). Peta preferensi (preference map) adalah sekumpulan indifference curve yang memperlihatkan tingkat kepuasan (utilitas) yang dapat dicapai oleh konsumen dari semua kombinasi konsumsi yang tersedia. Kombinasi konsumsi disepanjang indifference curve U3 menghasilkan tingkat utilitas

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

yang lebih tinggi dari kombinasi konsumsi disepanjang indifference curve U2.

Jumlah Barang Y U3 U1

Jumlah Barang X

Garis Anggaran (Budget Line) Garis Anggaran (budget line = budget constraint) ialah suatu garis yang memperlihatkan semua kombinasi komoditi (barang dan jasa) yang dapat dibeli oleh konsumen dengan pendapatan dan harga tertentu. Misalkan : Pendapatan konsumen dinyatakan dengan I dan harga barang X dinyatakan dengan Px serta harga barang Y dinyatakan dengan Py. Jika konsumen hanya menggunakan pendapatannya untuk membeli barang X maka jumlah barang X yang dapat dibeli adalah I/Px (ini adalah titik potong/ Intercept) terhadap sumbu barang X. Demikian juga, jika konsumen hanya menggunakan pendapatannya untuk membeli barang maka jumlah barang Y yang dapat dibeli adalah I/Py. Berdasarkan ini dapat digambarkan garis anggaran konsumen. Gambar 7.3 Garis anggaran konsumen

Barang Y I/Py

I/Px

3. Indefference Curve memiliki slope negatif Bentuk indifference curve yang berslope negatif bermakna jika konsumen mengurangi konsumsi suatu barang, maka konsumsi barang yang lain

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

U2 Barang X

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

perlu ditambah dalam rangka mempertahankan kepuasan konsumen konstan. Contoh : Gerakan dari titik A ke titik B pada gambar 7.1 mengakibatkan jumlah konsumsi barang Y berkurang 10 unit, dan konsumsi barang X bertambah 7 unit sebagaimana yang terlihat pada tabel 7.2. Pengurangan konsumsi barang Y berakibat penurunan total utilitas. Penurunan total utilitas yang disebabkan pengurangan konsumsi barang Y ini disebut utilitas marginal barang Y (=MUy). Sebaliknya, penambahan konsumsi barang X akan meningkatkan total utilitas. Peningkatan total utilitas yang disebabkan tambahan konsumsi barang X disebut utilitas marginal barang X (=MUx). Namun karena gerakan dari A ke B terjadi pada indifference curve U1 yang sama maka total utilitas tidak berubah. Dalam hal ini penambahan utilitas karena penambahan konsumsi barang X persis sama dengan pengurangan utilitas karena pengurangan konsumsi barang Y. Secara sistematis, hal ini dapat dinyatakan dengan : (MU x . X) = - (MU y . Y) Y/ X = - (MU x / MU y)

Slope indifference curve = - Y/ X = -dY/dX = MRSxy = - (MU x / MU y) Slope yang negatif dari indifference curve sama dengan MRSxy MRS (Marginal Rate of Substitution = tingkat substitusi marginal) adalah sejumlah barang yang bersedia diberikan konsumen untuk memperoleh tambahan satu unit barang yang lain, agar ia tetap berada pada tingkat kepuasan yang sama. Tabel 7.2 Gerakan Sepanjang Indifference Curve dan MRS Gerakan AB BC CD Perubahan Barang Y (Y) -10 -7 -4 Perubahan MRS = (Y/X) Barang X (X) 7 -1,43 7 -1,00 7 -0,57

2. Indifference curve cembung dilihat dari titik asal Bentuk yang cembung dari indifference curve mempunyai implikasi slope indifference curve semakin lama semakin kecil (dalam nilai absolut) jika kita bergerak sepanjang sebuah indifference curve, dari kiri atas ke kanan bawah. Karena slope indifference curve sama dengan tingkat substitusi marginal antar barang yang dikonsumsi (MRSxy). Hal ini bermakna MRSxy semakin menurun dengan semakin banyaknya suatu barang (misalnya barang X) yang dikonsumsi, sebagaimana terlihat pada tabel 7.2. 3. Indifference curve tidak mungkin berpotongan satu dengan yang lainnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

4. Indifference curve yang lebih tinggi menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih besar dibanding indifference curve yang lebih rendah. Pada gambar 1.3 diperlihatkan peta preferensi ( preference map). Peta preferensi (preference map) adalah sekumpulan indifference curve yang memperlihatkan tingkat kepuasan (utilitas) yang dapat dicapai oleh konsumen dari semua kombinasi konsumsi yang tersedia. Kombinasi konsumsi disepanjang indifference curve U3 menghasilkan tingkat utilitas yang lebih tinggi dari kombinasi konsumsi disepanjang indifference curve U2.

Jumlah Barang Y U3 U1

Jumlah Barang X

Garis Anggaran (Budget Line) Garis Anggaran (budget line = budget constraint) ialah suatu garis yang memperlihatkan semua kombinasi komoditi (barang dan jasa) yang dapat dibeli oleh konsumen dengan pendapatan dan harga tertentu. Misalkan : Pendapatan konsumen dinyatakan dengan I dan harga barang X dinyatakan dengan Px serta harga barang Y dinyatakan dengan Py. Jika konsumen hanya menggunakan pendapatannya untuk membeli barang X maka jumlah barang X yang dapat dibeli adalah I/Px (ini adalah titik potong/ Intercept) terhadap sumbu barang X. Demikian juga, jika konsumen hanya menggunakan pendapatannya untuk membeli barang maka jumlah barang Y yang dapat dibeli adalah I/Py. Berdasarkan ini dapat digambarkan garis anggaran konsumen. Gambar 7.3 Garis anggaran konsumen

Barang Y I/Py

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

I/Px DESMIZAR,SE.MM Barang X

U2

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

Jika konsumen membeli kedua barang tersebut, total pengeluaran untuk barang x adalah harga barang X dikali jumlah barang X yanng dibeli ( Px.X) dan total pengeluaran untuk barang Y adalah harga barang Y dikali jumlah barang Y yang dibeli (Py.Y). Total pengeluaran untuk kedua barang adalah penjumlahan total pengeluaran untuk barang X dan total pengeluaran untuk barang Y. I = Px.X + Py.Y Slope garis anggaran = -Px/Py PERGESERAN GARIS ANGGARAN Gambar 7.4 Pergeseran Garis Anggaran
Barang Y Barang Y

I1

I2

(a)

Karena : Perubahan pendapatan konsumen, atau perubahan secara proporsional

0 Barang pergeseran X

paralel

(b)

Barang rotasi X

Karena : Perubahan harga salah satu barang

Pada gambar 7.4 (a), meningkatnya pendapatan konsumen atau menurunnya harga secara proporsional akan menggeser garis anggaran ke atas. Pada gambar 7.4 (b), jika harga barang X turun sedangkan harga barang Y dan pendapatan konsumen tidak berubah, mengakibatkan garis anggaran berotasi ke arah luar. Keseimbangan Konsumen Dengan anggaran yang tersedia, konsumen mencapai utilitas maksimum ( posisi keseimbangan ) pada saat indifference curve bersinggungan dengan garis anggaran. Pada titik singgung tersebut : Slope garis anggaran = slope indifference curve Px/Py = MUx/Muy Pada gambar 7.6, keseimbangan konsumen tercapai di titik A. Gambar 7.5

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Bab 4 Teori Perilaku Konsumen PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen : Desmizar, SE, MM

Keseimbangan konsumen

B Jumlah Barang Y Y * I2 I1 A C U2 0 X * Jumlah Barang X I3

Pengertian Kurva Konsumsi Pendapatan (Income Consumtion Curve- ICC) Jika pendapatan nominal konsumen berubah seangkan harga barang konstan, bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi dan utilitas konsumen? Secara umum, barang dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu barang normal dan barang inferior. Peningkatan pendapatan konsumen memiliki pengaruh yang berbeda untuk kedua jenis barang ini. Barang Normal Kurva konsumsi-pendapatan (Income-Consumption Curve, disingkat ICC) dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik keseimbangan konsumen sebagai akibat perubahan pendapatan. Kurva konsumsi-pendapatan pada gambar 7.6.a memiliki slope positif yang bermakna permintaan konsumen terhadap barang X dan barang Y meningkat sebagai reaksi peningkatan pendapatan nominal konsumen. Barang yang memiliki kecenderungan yang demikian disebut barang normal ( Normal goods). Barang normal dapat dibedakan atas 2 bagian yaitu barang kebutuhan pokok (Necessities Goods) dan barang mewah (Luxurious Goods). Ketika pendapatan nominal meningkat, permintaan terhadap barang mewah (seperti barang Y) meningkat lebih cepat, sementara permintaan terhadap barang kebutuhan pokok (seperti barang X) meningkat lebih lambat.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESMIZAR,SE.MM PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Das könnte Ihnen auch gefallen