Sie sind auf Seite 1von 8

TUGAS KEPERAWATAN ANAK I TINDAKAN POSTURAL DRAINAGE PADA ANAK

DISUSUN OLEH : NETTY HARTINI OLIVIA MELI TAMAYA RATIH NABILA PUTRI M. ARDIANSYAH JULIAN FAHLENZAH TINGKAT : 2.A2

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN KEPERAWATAN 2011/2012

POSTURAL DRAINAGE

1.Definisi Fisioterapi dada adalah suatu metode terapi untuk membuka jalan nafas dan mengencerkan dahak dengan cara penguapan, pemanasan, pemijatan, postural drainage, latihan bernafas dan suction. Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan, misalnya penyakit paru obstruksi kronis (bronkitis kronis, asma, dan emfisema). Tindakan drainase postural merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di saluran pernapasan. Tindakan drainase postural diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrasi. Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan getaran (vibrasi) tangan pada daerah dada. Dalam memberikan fisioterapi pada anak harus diingat keadaan anatomi dan fisiologi anak seperti pada bayi yang belum memiliki mekanisme batuk yang baik sehingga mereka tidak dapat membersihkan jalan nafas secara sempurna. Sebagai tambahan dalam memberikan fisioterapi harus didapat kepercayaan dari anak-anak karena anak-anak sering tidak kooperatif.

a.Perkusi Perkusi atau disebut juga clapping adalah pukulan kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk. Tujuannya dalah secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkus.

b.Vibrasi Vibrasi adalah getaran kuat secara serial yang dihasilan oleh tangan perawat yang diletakkan datar pada dinding dada klien.Vibrasi ini digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekskresi danh melepaskan mukus yang kental.

c.Postural drainage Postural drainage yaitu salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai sekmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik untuk melakukannya adalah sekitar satu jam sebelum sarapan pagi dan sekitar satu jam sebelum tidur malam. Postural drainase dilakukan tiga sampai empat kali sehari dan lebih efektif jika dilanjutkan dengan terapi pernapasan lainnya, seperti pengobatan bronkodilator dan/atau nebulisasi.

2. Tujuan a.Untuk mencegah dan mengatasi hipoksis b.Untuk mengeluarkan secret yang tertampung c.Untuk mencegah akumulasi secret agar tidak terjadi atelektasis d.Memperbaiki pergerakan dan aliran sekret

3. Indikasi dan kontaindikasi 1. Indikasi a. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada : Pasien yang memakai ventilasi Pasien yang melakukan tirah baring yang lama Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau bronkiektasis Pasien dengan batuk yang tidak efektif .

b.Mobilisasi sekret yang tertahan : Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret Pasien dengan abses paru Pasien dengan pneumonia Pasien pre dan post operatif Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk

2. Kontarindikasi a. Mutlak 1. kegagalan jantung 2. status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif 3. peningkatan tekanan intra kranial b. Relatif 1. infeksi paru berat 2. patah tulang atau luka baru bekas operasi 3. tumor paru dengan kemungkinan adanya keganasan serta adanya kejang rangsang.

4. Alat dan Bahan


a. Stetoskop b. Selimut c. Bantal d. Segelas air hangat e. Sputum pot f.

Handuk kecil

g. Tempat duduk atau kursi

5. Kompetensi Dasar yang Harus Dimiliki Dalam melakukan fisioterapi dada perawat perlu mengetahui anatomi dari sistem saluran pernapasan. Sebelum dilakukan fisioterapi dada perlu dilakukan auskultasi untuk melihat dimana letak secret berhubungan dengan postural drainage.

6.Anatomi sistem pernapasan Sistem pernapasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan paru.

a.Hidung Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.

b.Faring Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan.

c.Laring Laring terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus. Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago arytenoidea serta membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis.

d.Trakea Trakea adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. Trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang menjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot

e.Bronkus Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh sel yang sama. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah. Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih 1 mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang

disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.

f.Paru Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.

7. Aspek Keamanan dan Keselamatan


a. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah yang mudah terjadi cedera, seperti

mammae, sternum, dan ginjal


b. Saat melakukan tindakan perkusi dan vibrasi pada anak harus diperhatikan

tekanannya jangan sampai menimbulkan fraktur


c. Sebelum melakukan fisioterapi dada sebaiknya apabila anak belum minum air hangat

anjurkan untuk minum air hangat untuk membantu mengencerkan sekretnya.

8. Prosedur Tindakan
a. Cuci tangan b. Jelaskan prosedur pada anak c. Kaji status anak; analisa kelayakan prosedur; modifikasi rencana bila diperlukan d. Sediakan bantal, percussion device (pada bayi), nebulizer jika dibutuhkan. e. Pilih postural drainage yang tepat yaitu dengan melakukan auskultasi bagian paru

anak untuk melihat letak sputum. Atur posisi anak dengan menempatkan anak pada diatas pangkuan dan letakkan handuk atau bantal dibawah punggung anak
f.

Lakukan teknik perkusi dan clapping dengan cara memposisikan telapak tangan seperti mangkuk selama kurang lebih selama 1-2 menit

g. Minta anak menarik nafas dan lakukan vibrasi saat mengeluarkan nafas, ulangi

sampai pernapasan 3 kali. Jika anak sudah mengerti perintah berikan pujian.

h. Minta anak untuk tarik nafas dalam dan batuk untuk mengeluarkan secret. Jika dalam

posisi berbaring tidak bisa batuk ganti dalam posisi duduk (untuk anak yang sudah mengerti perintah).
i. j.

Auskultasi kembali untuk memastikan pembersihan secret Reposisi, perkusi dan vibrasi area dada pada posisi drainage sesuai ketentuan hasil auskultasi tersebut dimana letak secret.

k. Tindakan dapat diulangi setelah anak istirahat

9.Hal penting yang Harus Diperhatikan


a. Postural drainage yang diberikan disesuaikan dengan letak secret di saluran nafas b. Untuk bayi teknik perkusi dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu yaitu

masker oksigen kecil

10.Hal penting yang Harus Dicatat


a. Banyaknya sputum b. Warna sputum c. Respon anak d. Lamanya tindakan

DAFTAR PUSTAKA

http://ml.scribd.com/doc/79729296/LP-ANAK-INHALASI

Anonim. (2009). Terapi Inhalasi. Jakarta: Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. http://repository.ui.ac.id/ (Diakses pada

contents/koleksi/11/7001abad927d536232531639aaf2b156d9e1ea62.pdf. tanggal 5 mei 2011; pukul 21.10 WIB).

Curley, M.A.Q dan Harmon, P.M. (2001). Critical Care Nursing of Infant and Childrens. Philadelphia: W.B Saunders Company.

Greenberg, V.R. (2008). Pediatric Nursing Procedures. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Hidayat, A.A. (2007). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Potter, P. A. dan Perry, A. G. (2005). Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and Practice, 6th Ed. St. Louise: Elsevier Mosby, Inc.

Das könnte Ihnen auch gefallen