Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Khutbah Pertama:
.
...
.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah.
Tiada kata yang paling pantas kita senandungkan pada hari yang berbahagia
ini melainkan kata-kata syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang
telah mencurahkan kenikmatan- kepada kita sehingga kita berkumpul dalam
majelis ini. Kita realisasikan rasa syukur kita dengan melakukan perintahNya
dan menjauhi larangan-laranganNya.
Kemudian tidak lupa kami wasiatkan kepada diri kami pribadi dan kepada
jamaah semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita,
karena keimanan dan ketaqwaan merupakan sebaik-baik bekal menuju
akhirat nanti.
.
Andai saja engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan
sedikit tertawa dan banyak menangis. (Mutafaq Alaih)
Maksudnya apabila kita tahu hakekat kematian dan keadaan alam akhirat
serta kejadian-kejadian di dalamnya niscaya kita akan ingat bahwa setelah
kehidupan ini akan ada kehidupan lain yang lebih abadi.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman, artinya, "Dan kehidupan akhirat itu
lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al-Ala: 17).
Akan tetapi kadang kita lupa akan perjalanan itu dan lebih memilih
kehidupan dunia yang tidak ada nilainya di sisi Allah.
Jamaah Jumat yang berbahagia.
.
Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah, sesungguhnya di dalam
kematian terdapat rasa sakit. (HR. Bukhari)
Ingatlah di kala nyawa kita dicabut oleh malaikat maut. Nafas kita tersengal,
mulut kita dikunci, anggota badan kita lemah, pintu taubat telah tertutup
bagi kita. Di sekitar kita terdengar tangisan dan rintihan handai taulan yang
kita tinggalkan. Pada saat itu tidak ada yang bisa menghindarkan kita dari
sakaratul maut. Tiada daya dan usaha yang bisa menyelamatkan kita dari
kematian.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya, Dan datanglah sakaratul
maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya. (QS.
Qaaf: 19)
Allah juga berfirman, artinya, Di mana saja kamu berada, kematian akan
mendapatkanmu, kendatipun kamu berada di benteng yang kuat. (QS. AnNisaa: 78)
Jamaah Jumat yang berbahagia.
Cukuplah kematian sebagai nasehat, cukuplah kematian menjadi-kan hati
bersedih, cukuplah kematian menjadikan air mata berlinang. Perpisahan
dengan saudara tercinta. Penghalang segala kenikmatan dan pemutus
segala cita-cita.
Marilah kita tanyakan kepada diri kita sendiri, kapan kita akan mati ? Di
mana kita akan mati ?
Demi Allah, hanya Allah-lah yang mengetahui jawabannya, oleh karenanya
marilah kita selalu bertaubat kepada Allah dan jangan kita menunda-nunda
dengan kata nanti, nanti dan nanti.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya, Sesungguhnya taubat di
sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejelekan
lantaran kejahilannya, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera,
maka mereka itulah yang diterima oleh Allah taubatnya, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari
orang-orang yang mengerjakan kejelekan (yang) hingga apabila datang
kematian kepada seseorang di antara mereka, mereka berkata:
Sesungguhnya aku bertaubat sekarang. (QS. An-Nisaa: 17-18)
Sidang Jumat yang berbahagia.
Marilah kita tanyakan kepada diri kita. Apa yang menjadikan diri kita
terperdaya dengan kehidupan dunia, padahal kita tahu akan
meninggalkannya. Perlu kita ingat bahwa harta dan kekayaan dunia yang
kita miliki tidak akan bisa kita bawa untuk menemui Allah Subhanahu wa
Taala. Hanya amal shalihlah yang akan kita bawa nanti di kala kita
menemui Allah.
Maka marilah kita tingkatkan amalan shaleh kita sebagai bekal nanti menuju
akhirat yang abadi.
.
Khutbah Kedua
,
: .
Marilah kita mencoba merenungi sisa-sisa umur kita, muhasabah pada diri
kita masing-masing. Tentang masa muda kita, untuk apa kita pergunakan.
Apakah untuk melaksanakan taat kepada Allah ataukah hanya bermain-main
saja ? Tentang harta kita, dari mana kita peroleh, halalkah ia atau haram ?
Dan untuk apa kita belanjakan, apakah untuk bersedekah ataukah hanya
untuk berfoya-foya? Dan terus kita muhasabah terhadap diri kita dari hari-
.
.
.
.
.
.
.
Oleh: Ustadz Agus Hasan Bashori, Lc. M.Ag