Sie sind auf Seite 1von 51

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Blok Tumbuh Kembang dan Geriatri adalah blok kesembilan belas pada semester 6 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan Tutorial Studi Kasus Skenario C yang memaparkan kasus Syahbudin, usia 12 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa duduk dan merangkak, bisa tengkurap pada usia 10 bulan, tapi belum bisa berbalik sendiri. Sampai saat ini belum bisa makan nasi, sehingga masih diberi bubur saring dan susu. Dia juga belum bisa makan biskuit sendiri. Dia sudah mengoceh, tapi belum bisa memanggil mama dan papa, bila menginginkan sesuatu dia selalu menangis.

1.2

Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II
1

Tutorial 1 FK UMP 2008

PEMBAHASAN

2.1

Data Tutorial Laporan Tutorial 1 Skenario C Tutor Moderator : dr. Nur Riviati, SpPD : Mely Rahmadanty

Sekretaris meja : Rizky Friska Hasanah Sekretaris Papan : Winda Afriani Waktu Rule tutorial : Selasa, 12 Juli 2011 Kamis, 14 Juli 2011 : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam 2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman 3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat 4. Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan 2.2 Skenario C Syahbudin, laki-laki, 12 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa duduk dan sudah mengoceh, tapi belum bisa memanggil mama dan papa, bila merangkak. Syahbudin bisa tengkurap pada usia 10 bulan, tapi belum bisa berbalik sendiri. Sampai saat ini belum bisa makan nasi, sehingga masih diberi bubur saring dan susu. Syahbudin juga belum bisa makan biskuit sendiri. Bila menginginkan sesuatu dia selalu menangis. Syahbudin adalah anak pertama dari ibu usia 18 tahun. Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 36 minggu. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dan periksa kehamilan ke bidan 3 kali. Segera setelah lahir tidak langsung menangis, skor APGAR 1 menit 2, menit kelima 5. Berat badan waktu lahir 2000 gram. Hingga saat ini tidak ada riwayat kejang.

Pemeriksaan fisik:
2

Tutorial 1 FK UMP 2008

Berat badan 7,2 kg, panjang badan 72 cm, lingkaran kepala 41 cm. Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak mata baik, mau melihat dan tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras. Terdapat gerakan yang tidak terkontrol.

Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik. Refleks Moro dan refleks menggenggam masih ditemukan. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk, refleks tendon meningkat. Pada waktu diangkat ke posisi vertikal kedua tungkai saling menyilang. Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki.

Hasil tes bera: respon suara telinga kanan dan kiri 30 dB.

2.3 Seven Jam Step 2.3.1 Klarifikasi Istilah 1. Merangkak Pergerakan perlahan dengan menggunakan dua telapak tangan dan lutut 2. Kejang Perubahan paroksimal dari fungsi neurologik (misalnya perilaku, sensorik, motorik, dan fungsi autonom sistem syaraf) 3. Tengkurap Berbaring dengan posisi perut dibawah 4. Lahir Spontan Pengeluaran hasil konsepsi melalui jalan lahir dengan tenaga ibu sendiri

5. Skor APGAR

Tutorial 1 FK UMP 2008

Skor yang digunakan untuk menilai bayi yang baru lahir dan membantu mengidentifikasi bayi yang memerlukan resusitasi akibat asidosis hipoksia 6. Dismorfik Gambaran defek atau malformasi tubuh 7. Refleks Moro Fleksi paha dan lutut bayi, jari-jari tangan menyebar kemudian mengepal, kedua lengan mulanya bergerak keluar kemudian bersamasama seperti hendak memeluk 8. Refleks Menggenggam Refleks yang terdiri dari gerakan menggenggam pada jari-jari tangan atau kaki sebagai akibat suatu stimulasi normal pada bayi, tetapi pada kehidupan lanjut menunjukkan lesi frontalis 9. Refleks Tendon Meningkat Meningkatnya kontraksi involunter sebuah otot setelah peregangan singkat yang dihasilkan oleh pengetukan pada tendonnya, meliputi refleks biseps, refleks triseps, dan refleks kuadriseps 10. Bubur Saring Nasi yang dihaluskan dan disaring yang diberikan pada bayi usia 6 bulan 11. Tes Bera Alat untuk mengukur fungsi pendengaran

2.3.2 Identifikasi Masalah 1. Syahbudin, laki-laki, 12 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa duduk dan merangkak. 2. Syahbudin bisa tengkurap pada usia 10 bulan, tapi belum bisa berbalik sendiri.
4

Tutorial 1 FK UMP 2008

3. Sampai saat ini belum bisa makan nasi, masih diberi bubur saring dan susu, serta belum bisa makan biskuit sendiri. 4. Sudah bisa mengoceh, tapi belum bisa memanggil mama dan papa, bila menginginkan sesuatu dia selalu menangis.

5. Syahbudin anak pertama, usia ibu 18 tahun, lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 36 minggu, periksa kehamilan ke bidan 3 kali, segera setelah lahir tidak langsung menangis, skor APGAR 1 menit 2, menit kelima 5, berat badan lahir 2000 gram, tidak ada riwayat kejang.

6. Pemeriksaan Fisik Berat badan 7,2 kg, panjang badan 72 cm, lingkaran kepala 41 cm. Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak mata baik, mau melihat dan tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras. Terdapat gerakan yang tidak terkontrol. Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik. Refleks Moro dan refleks menggenggam masih ditemukan. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk, refleks tendon meningkat. Pada waktu diangkat ke posisi vertical kedua tungkai saling menyilang. Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki. Hasil tes bera: respon suara telinga kanan dan kiri 30 dB.

2.3.3

Analisis Masalah 1. a. Bagaimana perkembangan normal bayi usia 12 bulan ? b. Apa penyebab belum bisa duduk dan merangkak ?

Tutorial 1 FK UMP 2008

c. Bagaimana cara menilai perkembangan bayi usia 12 bulan ? d. Bagaimana interpretasi dan mekanisme belum bisa duduk dan merangkak ? 2. a. Bagaimana perkembangan normal bayi usia 10 bulan ? b. Bagaimana cara menilai perkembangan bayi usia 10 bulan ? c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme bisa tengkurap tapi belum bisa berbalik sendiri ? 3. a. Apa saja nutrisi yang diberikan pada bayi usia 12 bulan ? b. Apa penyebab belum bisa makan nasi dan makan biskuit sendiri ? c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme belum bisa makan nasi dan biskuit sendiri ? 4. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme belum bisa memanggil mama papa dan menangis bila mengingkan sesuatu ? 5. a. Apa interpretasi dari riwayat kelahiran dan riwayat kehamilan ? b. Bagaimana hubungan riwayat kehamilan dengan keluhan Syahbudin ? c. Bagaimana hubungan riwayat kelahiran dengan keluhan Syahbudin ? 6. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan fisis ? 1. BBL 7,2 kg, PB 72 cm, LK 41 cm. 2. Tidak ada gambaran dismorfik, anak sadar, kontak mata baik, mau melihat dan tersenyum pada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras. Terdapat gerakan yang tidak terkontrol. 3. Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik. Refleks Moro dan refleks menggenggam masih ditemukan. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk, refleks tendon meningkat.

Tutorial 1 FK UMP 2008

Pada waktu diangkat ke posisi vertical kedua tungkai menyilang. Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki. 4. Hasil Tes Bera: respon suara telinga kanan dan kiri 30 dB. b. Bagaimana status gizi dan pertumbuhan Syahbudin ? 7. 8. 9. Bagaimana cara menegakkan diagnosis kasus ini ? Kemungkinan apa yang terjadi pada kasus ini ? Bagaimana diagnosis kerja pada kasus ini ?

10. Bagaimana patogenesis dari kasus ini ? 11. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ? 12. Apa yang terjadi apabila pengobatan ini tidak berhasil ? 13. Bagaimana prognosis pada kasus ini ? 14. Bagaimana preventif dan promotif pada kasus ini ? 15. Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus ini ? 16. Bagaimana menurut pandangan islam pada kasus ini ?

2.3.4 Kerangka Konsep dan Hipotesis

Tutorial 1 FK UMP 2008

Riwayat kehamilan

Ibu usia 18 thn P1A0 Belum matang alat reproduksi

Usia kehamilan 36 minggu, ANC 3x

Resiko prematuritas

Gangguan pada saat persalinan (lahir spontan, tidak langsung menangis, BBL 2000 gr Gangguan perkembangan motorik, bahasa dan auditorik Cerebral palsy Belum bisa duduk, merangkak dan memanggil papa mama Hasil pemeriksaan fisik

Hipotesis :

Tutorial 1 FK UMP 2008

Syahbudin, laki-laki, 12 bulan, mengalami keterlambatan motorik kasar dan bahasa serta gangguan pendengaran yang disebabkan oleh Cerebral Palsy 2.3.5 Learning Issue Pokok Bahasan Motorik Delayed What I Know Syahbudin belum bisa duduk dan merangkak, belum bisa makan nasi dan biscuit sendiri, belum bisa memanggil mama bila menginginkan sesuatu. Usia ibu 18 tahun, lahir spontan pada umur kehamilan 36 minggu, lahir tidak langsung menangis What I Dont Know (Learning Issue) 1. Embriologi 2. Skor APGAR 3. Diagnosa kerja 4. Different Diagnosa 5. Tatalaksana 6. Komplikasi 7. Prognosis 9. KDU 10. Pandangan Islam What I Have to Prove Syahbudin, 12 bulam mengalami keterlambatan motorik dan bahasa karena Cerebral Plasy How I Will Learn Text Book, Pakar Lain (internet)

papa dan menangis 8. Preventif&promotif

2.3.6 Sintesis

Tutorial 1 FK UMP 2008

1.

a. Bagaimana perkembangan normal bayi usia 12 bulan ? Jawab : PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR * Berdirinya semakin stabil dan sudah dapat tanpa berpegangan. * Dapat berjalan beberapa langkah meski masih butuh penopang untuk keseimbangan tubuhnya. Bantu bayi dengan memegangi kedua atau salah satu tangannya. * Dapat bergerak dari posisi duduk ke berdiri dengan cara berlutut; satu kakinya ditarik dan diangkat sampai akhirnya dapat berdiri. PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS * Kegemarannya memasukkan dan mengeluarkan objek dari/ke dalam wadah masih terus berlangsung. * Mengambil objek yang kecil (sebesar buah kismis) masih dengan menjimpit (dengan menggunakan jempol dan jari telunjuk). * Dapat memegang krayon dan mengarahkannya pada kertas, namun belum membuat suatu coretan. PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSI * Kesadaran akan lingkungan sekitar semakin bertambah. Hal ini merupakan pertanda baik. Ia dapat mengenali orang baru yang dijumpai. Begitu pula dengan permainan atau barang-barang di sekitarnya. * Takut pada orang asing dan takut berpisah dari ibu juga masih ditemui di usia ini. * Ada juga rasa takut lain, seperti takut ketika dicuci rambutnya, takut pada suara keras, takut pada sesuatu yang tiba-tiba bergerak, dan lainnya. Namun rasa takut ini biasanya akan hilang dalam beberapa bulan ke depan.

10

Tutorial 1 FK UMP 2008

* Bayi menolak perhatian dari orang lain dengan cara rewel atau menangis (terutama bila ada ibu di dekatnya). * Jika memegang suatu objek ia akan mengulurkannya kepada orang yang ada di dekatnya. Bukan untuk memberikan melainkan hanya memperlihatkan pada orang tersebut. PERKEMBANGAN KOGNITIF * Memperlihatkan pemahaman akan kata yang familiar. Contoh, "Ambil boneka beruangnya, Sayang!" Meski tidak langsung memberi respons dengan mengambil, bayi akan memerhatikan objek yang dimaksud. Hal ini menandakan ia mengerti "boneka beruang" yang dimaksudkan. * Memerhatikan arah gerak suatu objek yang dilemparkannya dan memerhatikandampak yang ditimbulkan dari objek yang dilempar tersebut. Ini merupakan permainan yang menarik baginya. * Sudah mengerti akan perkataan "tidak". Ia akan berhenti melakukan sesuatu atau terdiam ketika mendengar kata "tidak". * Memberi respons pada permintaan-permintaan sederhana. Umpamanya, "Ayo ke sini, Sayang." Maka ia pun memberi respons dengan mendekat. PERKEMBANGAN BAHASA * Seperti di usia sebelumnya, ia dapat mengucapkan beberapa kata sederhana seperti, "mama", "papa", "dada". Orangtua dapat menstimulasi dengan sering mengajaknya bicara. Ia akan belajar menirukan ucapan kata-kata sederhana. * Tampak berusaha berkomunikasi dengan memainkan intonasi suara dan pola melodi sehingga terdengar seperti kalimat. Suara-suara itu diarahkan pada orang yang berbicara padanya. PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN

11

Tutorial 1 FK UMP 2008

* Gerakannya dalam mengunyah dan menggigit makanan semakin baik. * Pola tidurnya mulai teratur. Tidur malamnya sekitar 12-14 jam dan bangun pada pagi hari. Namun, bayi masih mudah lelah, karena itu majukan makan siangnya sekitar pukul 11.00 agar ia bisa tidur siang sekitar 1-4 jam. * Mulai menolak makan. Perilaku ini umumnya berlanjut di usia berikutnya.

b. Apa penyebab belum bisa duduk dan merangkak ? Jawab : Keterlambatan motorik kasar a. Kerusakan pada SSP, ec: Cerebral palsy Perdarahan otak Trauma kepala yg berat Kelainan sumsum tulang belakang (spina bifida) Penyakit sst Poliomielitis Distrofia mskulorum Penyakit otot b. Kurangnya stimulasi c. Gangguan struktural d. Kelainan genetik ex: sindrom down

c. Bagaimana cara menilai perkembangan bayi usia 12 bulan ? Jawab : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

12

Tutorial 1 FK UMP 2008

Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Cara menggunakan KPSP : Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari usia anak. Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah KPSP 9 bulan. a. Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan. b. Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
o

Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : dapatkah bayi makan kue sendiri?

Perintah

kepada

ibu/pengasuh

anak

atau

petugas

untuk

melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : pada posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk c. Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan.

Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.

13

Tutorial 1 FK UMP 2008

Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban Ya atau Tidak. Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.

Interpretasi Hasil KPSP

Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadangkadang) Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)

Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S)

Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M) Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada

penyimpangan (P).

Rincilah jawaban Tidak pada nomer berapa saja.

Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)


Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik. Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.

Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang terarah.

Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.

Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)

Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan lebih sering . Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan anak.

14

Tutorial 1 FK UMP 2008

Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat perkembangannya. Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada saat anak pertama dinilai.

Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.

Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya bisa 7-8 YA. Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai KPSP kembali gunakan dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah berusia 9 bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan.

Lakukan

skrining

rutin,

pastikan

anak

tidak

mengalami

ketertinggalan lagi.

Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah sakit dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.

15

Tutorial 1 FK UMP 2008

d. Bagaimana interpretasi dan mekanisme belum bisa duduk dan merangkak ? Jawab : Syahbudin 12 bulan belum bisa duduk dan merangkak Normalnya usia 6-9 bulan sudah bisa duduk dan merangkak, sedangkan usia 12 bulan sudah dapat berjalan. Interpretasi: keterlambatan perkembangan motorik kasar Mekanisme: Faktor kehamilan ibu bayi premature dan bblr maturasi paru belum sempurna asfiksia neonatorum suplai oksigen ke organ << hilangnya autoregulasi otak kerusakan jaringan otak area precentralis gerakan pinggul dan motorik kasar belum bisa duduk dan merangkak 2. a. Bagaimana perkembangan normal bayi usia 10 bulan ? Jawab :

16

Tutorial 1 FK UMP 2008

Mengangkat badannya ke posisi berdiri Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi Dapat berjalan dengan dituntun Mengulurkan lengan/ badan untuk meraih mainan yang diinginkan Menggenggam erat pensil Memasukkan benda ke mulut Mengulang meniru bunyi yang didengar Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja Bereaksi terhadap suara perlahan atau bisikan Senang diajak bermain CILUK BA Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal.

b. Bagaimana cara menilai perkembangan bayi usia 10 bulan ? Jawab : KPSP 9 bulan 1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi clucluk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.

2. Pernahkah anda melihat bayi memindahkan mainan atau kue kering dari satu tangan ke tangan yang lain? Benda?benda panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai tidak ikut dinilai. 3. Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang, sapu tangan atau serbet, kemudian jatuhkan ke lantai. Apakah bayi mencoba mencarinya? Misalnya

17

Tutorial 1 FK UMP 2008

mencari di bawah meja atau di belakang kursi? 4. Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti mainan/kue kering, dan masingmasing tangan memegang satu benda pada saat yang sama? Jawab TIDAK bila bayi tidak pernah melakukan perbuatan ini. 5. Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah ia menyangga sebagian berat badan dengan kedua kakinya? Jawab YA bila ia mencoba berdiri dan sebagian berat badan tertumpu pada kedua kakinya. 6. Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda kecil seperti kismis, kacang?kacangan, potongan biskuit, dengan gerakan miring atau menggerapai seperti gambar ?

7. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah bayi duduk sendiri selama 60 detik?

8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri? 9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang berdiri di belakangnya, apakah ia menengok ke belakang seperti mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak ikut dihitung. Jawab YA hanya jika anda melihat reaksinya terhadap suara yang perlahan atau bisikan. 10. Letakkan suatu mainan yang dinginkannya di luar jangkauan bayi, apakah ia mencoba mendapatkannya dengan mengulurkan lengan atau badannya?

c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme bisa tengkurap tapi belum bisa berbalik sendiri ? Jawab : Usia 10 bulan bisa tengkurap tapi belum bisa berbalik sendiri. Normalnya usia 3-6 bulan anak sudah dapat berbalik dari telengkup ketelentang.

18

Tutorial 1 FK UMP 2008

Usia 9-12 bulan anak sudah belajar berdiri selama 30 detik dan berpegangan di kursi. Interpretasi: gangguan pada perkembangan motorik kasar. Mekanisme: Faktor kehamilan ibu bayi premature dan bblr maturasi paru belum sempurna asfiksia neonatorum suplai oksigen ke organ << hilangnya autoregulasi otak kerusakan jaringan otak area precentralis gerakan pinggul dan motorik kasar belum bisa berbalik sendiri

3.

a. Apa saja nutrisi yang diberikan pada bayi usia 12 bulan ? Jawab : Makanan bayi dan anak harus memenuhi persyaratan yaitu: kebutuhan zat-zat makanan terpenuhi secara adekuat, yaitu tidak berlebihan/kekurangan; mudah diterima dan dicerna, jenis makanan dan cara pemberian sesuai dengan pemberian kebiasaan makan yang sehat; terjamin kebersihannya dan bebas dari bibit penyakit; susunan menu seimbang (berasal dari 10-15% dari protein, 25-35% dari lemak, dan 5065% dari karbohidrat). Bayi memerlukan air per kilogram berat badan lebih banyak dibanding anak yang lebih besar/orang dewasa. Kebutuhan kalsium dapat terpenuhi dari ASI dan makanan tambahan. Asupan besi yang dianjurkan adalah 6 mg/hari pada 6 bulan pertama dan 10 mg/hari sampai usia 3 tahun. Pada umur 4-6 bulan pertama sebaiknya bayi hanya mendapat ASI Eksklusif. Hal ini erat hubungannya dengan umur 4-6 bulan, bayi sudah mampu melakukan koordinasi mengisap, menelan, bernafas dan bayi siap mengisap makanan yang cair saja. Disamping itu ASI masih mencukupi kebutuhan bayi sampai 4-6 bulan pertama kehidupan. Bayi juga dapat diberi buah-buahan lunak atau air buah untuk memperkenalkan makanan selain ASI juga sebagai sumber vitamin mineral dan sedikit kalori.

19

Tutorial 1 FK UMP 2008

Pada usia 6-12 bulan bayi dapat diberikan makanan lembek/nasi tim/multi mixes. Makanan lembek adalah makanan bayi yang terdiri campuran 4 komponen dasar yaitu: makanan pokok: padi-padian/umbiumbian/akar-akaran; makanan sumber protein: protein hewani (susu, telor, ikan, daging, hati, keju) dan protein nabati (kacang-kacangan, tahu, tempe); makanan sumber vitamin dan mineral: buah-buahan, syursayuran; makanan sumber energi: lemak, minyak, mentega, santan, gula. Pada bayi usia 6 bulan kita berikan makanan lembek berupa nasi tim yang disaring. Kemudian setelah 9 bulan diberikan nasi tim kasar/tanpa disaring. Pada saat ini bayi sudah bisa menutup mulutnya dengan rapat dan menggerakkan lidah ke muka belakang. Apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya, maka lidah bayi dapat memindahkan makanan tersebut ke arah belakang dan menelannya. Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor bayi mulai belajar mengunyah dengan menggerakkan rahang ke atas dan ke bawah. Demikian pula dengan kemampuan motorik halus dimana pada awalnya bayi memegang dengan kelima jari tangannya dan sudah dapat menjimpit, maka untuk mengembangkan kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan yang dapat dipegang sendiri atau makanan kecil yang dapat dijimpit seperti biskuit. b. Apa penyebab belum bisa makan nasi dan makan biskuit sendiri ? Jawab : Hilang nafsu makan Gangguan proses makan di mulut o Gerakan motorik kasar di sekitar mulut susunan saraf pusat : Penderita alergi Gangguan neurologis Penderita autism, ADHD, ADD Gangguan perilaku lainnya.

o Kelainan kongenital : Kelainan mulut, tenggorok, dan esophagus serta hidung: sumbing,
20

lidah

besar,

tenggorok

terbelah,

fistula

Tutorial 1 FK UMP 2008

trakeoesofagus, Serebral palsi

atresia

esofagus,

Laringomalasia,

trakeomalasia, kista laring, tumor, tidak ada lubang hidung

Kelainan paru, Jantung, Ginjal dan organ lainnya sejak lahir atau sejak dalam kandungan.

o Gangguan fungsi otak : Serebral palsi Infeksi Miastenia gravis Poliomyelitis

Pengaruh psikologis. c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme belum bisa makan nasi dan makan biskuit sendiri ? Jawab : Usia 12 bulan belum bisa makan nasi Normalnya : Usia 6-9 bulan: disajikan sebagai bubur saring. Usia 9-12 bulan: dalam bentuk bubur biasa. Usia 1 tahun ke atas: bisa disajikan dalam bentuk nasi lembek. Interpretasi : Usia 12 bulan belum bisa makan nasi menandakan adanya gangguan dalam feeding problem yang menandakan adanya gangguan pada oro motor Belum bisa memasukan biskuit ke mulutnya Normalnya, bayi usia 9-12 bulan sudah bisa memegang dan memasukan biskuit ke mulutnya Interpretasi: Usia 12 bulan belum bisa makan biskuit sendiri menandakan adanya gangguan dalam motorik halus dan oro motor . Mekanisme: Faktor kehamilan ibu bayi premature dan bblr maturasi paru belum sempurna asfiksia neonatorum suplai oksigen ke organ << hilangnya autoregulasi otak kerusakan jaringan otak area

21

Tutorial 1 FK UMP 2008

precentralis area motorik primer B.4 motorik halus otot atas bag.wajah lidah, mandibula, laring disfungsi oromotor kesulitan makan (gangguan menelan) tidak bisa makan nasi dan biskuit f. Bagaimana interpretasi dan cara penilaian APGAR skor ? Jawab : Evaluasi nilai APGAR KU bayi dimulai 1 menit stlh lahir dgn menggunakan nilai APGAR. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak.

Penilaian bayi dilakukan berdasakan : 1. Usaha bernafas 2. Frekuensi denyut jantung 3. Warna kulit 4. Tonus otot 5. Reaksi Penghisapan

Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar pada tahun 1950. Penilaian skor APGAR dilakukan pada: Menit ke-1 setelah kelahiran, yaitu untuk menilai kemampuan adaptasi bayi terhadap perubahan lingkungan dari intrauterine ke ekstrauterine atau untuk menilai keadaan fisiologis bayi baru lahir. Menit ke-5, untuk menilai keberhasilan tindakan resusitasi yang dilakukan serta sebagai penentu prognosis.

22

Tutorial 1 FK UMP 2008

Menit ke-10. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yg rendah berhubungan dg kondisi neurologis. Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan resusitasi.

Skor APGAR Kriteria Appearance (warna kulit) Pulse (denyut jantung) Grimace (refleks iritabilitas) Tidak ada respon Meringis Bersin atau batuk, menjauh saat saluran napas distimulasi Activity (tonus otot) Respiration Effort (pernapasan) Tidak bernapas Lumpuh Fleksi tungkai atas dan bawah Menangis lemah; terdengar seperti merengek atau mendengkur; Lambat, ireguler Interpretasi skor APGAR : 7 - 10 Bayi dalam kondisi baik (bugar) < 6 Asfiksia sedang 0 3 Asfiksia berat Baik, menangis kuat Gerakan aktif 0 Biru - abu-abu atau pucat di seluruh tubuh Tidak ada 1 Badan merah, kaki dan tangan biru < 100x/min 2 Seluruh tubuh dan anggota gerak merah > 100x/min

Skor APGAR pada Kasus :

23

Tutorial 1 FK UMP 2008

Skor APGAR 1 menit pertama 2 = Asfiksia berat Skor APGAR 5 menit pertama 5 = Asfiksia ringan

4. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme belum bisa memanggil mama papa dan menangis bila menginginkan sesuatu ? Jawab : Syahbudin 12 bulan belum bisa memanggil mama dan papa serta menangis bila menginginkan sesuatu, normalnya pada usia 12 bulan sudah bisa menyebut mama papa dan dapat meniru 2-3 kata yang kita ucapkan Interpretasi : adanya gangguan bahasa Mekanisme: Faktor kehamilan ibu bayi premature dan bblr maturasi paru belum sempurna asfiksia neonatorum suplai oksigen ke organ << hilangnya autoregulasi otak kerusakan jaringan otak area broca broadmann 44, 45 dan area auditorik primer broadmann 41, 42 terlambat perkembangan bahasa dan gangguan pendengaran belum bisa bicara 5. a. Apa interpretasi dan mekanisme dari riwayat kehamilan dan kelahiran ? Jawab : Usia ibu 18 tahun Pada usia 18 tahun organ reproduksi wanita belum matang sehingga merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadinya prematuritas dan juga mempunyai resiko tinggi birth injury karena jalan lahir yang masih sempit. Lahir spontan 36 minggu Normalnya kelahiran 37- 42 minggu

24

Tutorial 1 FK UMP 2008

Interpretasi : kelahiran < 37 minggu merupakan kelahiran preterm, faktor risiko terjadinya cerebral palsy. Pada bayi preterm mempunyai pernafasan yang abnormal yang bisa mengarah ke apneu. Apneu ini bisa menyebabkan asfiksia yang bisa berujung ke palsi serebralis. BB lahir 2000gr merupakan berat badan lahir rendah, namun menurut kurva Lubchenco berat badan ini masih sesuai dengan masa kehamilan (SMK/AGA). Namun, BBL ini kurang dari 2500 gr yang merupakan faktor risiko terjadinya Cerebral Palsys ANC 3x dan tidak ada keluhan mengindikasikan bahwa tidak ada penyulit kehamilan yang terjadi pada ibu selama mengandung, atau kalaupun ada, penyulit tersebut dapat dikontrol dengan baik sehingga tidak menimbulkan gangguan pada janin yang dikandung. Setelah lahir tidak menangis, APGAR score 1menit:2, menit kelima 5 APGAR SCORE a. Cara penilaian APGAR score Sign Heart rate Respiration Muscle tone Reflex irritability Colour 0 Absent Lemah Tidak ada respon Cyanosis atau pucat b. Interpretasi 1. Vigorous baby: skor APGAR 7-10 bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa. Score 1 <100/ menit Lambat, tidak teratur Beberapa gerakan fleksi Meringis Merah muda, ekstremitas biru 2 100/ menit Baik, menangis Bergerak aktif Batuk, bersin, menangis Seluruhnya merah muda

25

Tutorial 1 FK UMP 2008

2. Asphyxia mild-moderate (sedang). Skor APGAR 4-6, pada pemeriksaan fisik akan terlihat tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflex iritabilitas tak ada. 3. a) Asphyxia berat. Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, reflex iritabilitas tak ada. b) Asphyxia berat dengan henti jantung. Keadaan bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap, bunyi jantung menghilang postpartum. Pemeriksaan fisik lainnay sesuai dengan penderita asphyxia berat. Asphyxia yang ditemukan pada bayi dapat menyebabkan rendahnya suplai oksigen pada otak bayi pada periode lama, sehingga anak tersebut akan mengalami kerusakan otak. Angka mortalitas meningkatkan kondisi asphyxia berat, tetapi beberapa bayi yang bertahan hidup dapat menjadi cerebral palsy. Skor APGAR menit pertama menunjukkan asphyxia berat. Skor APGAR menit kelima menunjukkan bahwa Kamaru masih menderita asfiksia sedang. Tidak langsung menangis ketika lahir dan skor APGAR menit pertama 2, menit kelima 5 menandakan adanya asfiksia berat pada awal kehidupan, yang tentunya sangat berpengaruh pada pertumbuhan organorgan tubuh , terutama pertumbuhan otaknya. b. Bagaimana hubungan riwayat kehamilan dengan keluhan sekarang ? Jawab : Riwayat kehamilan dan kelahiran Syahbudin juga dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangannya. Riwayat obstetri dan kelahiran Syahbudin merupakan faktor risiko terjadinya keluhan yang dialami

26

Tutorial 1 FK UMP 2008

Syhabudin.Riwayat kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya RDS yang dtandai dengan tidak langsung menangis pada saat lahir. 1. Anak pertama Primipara memiliki risiko partus lama yang dapat meningkatkan risiko trauma kepala saat persalinan dan menyebabkan hipoksia pada bayi. 2. Ibu berusia 18 tahun Usia 18 tahun termasuk usia ekstrim muda. Pada ibu berusia muda dapat diperkirakan kurangnya pengetahuan sang ibu mengenai kehamilan dan pertumbuhan dan perkembangan anak. 3. Lahir pada usia kehamilan 36 minggu (preterm) Bayi Kurang Bulan (BKB) atau bayi premature memiliki organ-organ pernafasan yang belum sempurna. Hal ini memungkinkan terjadinya skor APGAR yang rendah. Kelahiran preterm juga merupakan faktor risiko dari cerebral palsy. c. Bagaimana hubungan riwayat kelahiran dengan keluhan sekarang ? Jawab : 1. Lahir spontan 2. Tidak langsung menangis saat lahir 3. Skor APGAR menit pertama 2 dan menit kelima 5 Tidak langsung menangis saat lahir dan skor APGAR yang rendah pada menit pertama hingga kelima memperlihatkan adanya asfiksia pada awal kehidupan, yang tentunya sangat berpengaruh pada pertumbuhan organ-organ tubuh Syahbudin, terutama pertumbuhan otaknya. 4. BBL 2000 gram Lahir dengan BBL di bawah 2500 gram merupakan berat badan lahir rendah (BBLR). Walaupun menurut kurva Lubchenco berat badan Syahbudin yang rendah masih sesuai dengan usia kehamilannya yang preterm, BBL kurang dari 2500 gram merupakan faktor risiko terjadinya Cerebral Palsy. 6. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik ? Jawab :
27

Tutorial 1 FK UMP 2008

No 1 2 3 4 5

Deskripsi Berat badan (kg) Panjang badan (cm) Lingkar kepala (cm) gambaran dismorfik Keadaan bayi

Kasus 7,2 72 41 Anak sadar, dan tersenyum

Normal 8,6-12,4 70-80,5 44,2-48,5 kontak pada

Interpretasi Rendah Rendah Mikrosefali Normal Normal

mata baik, mau melihat pemeriksa, 6 7 menoleh

ketika dipanggil Gerakan yang tidak + terkontrol Posisi tengkurap Dapat mengangkat dan Sudah menahan kepala menstabilkan beberapa detik + dapat Keterlambatan perkembangan

Refleks moro

kepala, berjalan motorik Hingga usia 4-5 Menandakan bulan adanya defek usia neurologis 5-6 Menandakan adanya defek neurologis (cerebral palsy) Cukup untuk mengatasi gravitasi Menandakan adanya defek neurologis (cerebral palsy) Adanya pada UMN Defek neurologis (CP) Normal

Refleks menggenggam

Hingga bulan

10

Kekuatan lengan dan 3 tungkai

kuat

11

Lengan dan tungkai + kaku ditekuk dan susah

12 13

Refleks tendon

Meningkat

lesi

Waktu diangkat ke Kedua tungkai saling posisi vertikal menyilang

14
28

Kelainan dan kaki

anatomi -

pada kedua tungkai

Tutorial 1 FK UMP 2008

a. Berat Badan BB 7,2 kg Berada di bawah percentile 3 BB seharusnya untuk anak laki-laki usia 12 bulan adalah 9,2 kg Berdasarkan berat badan menurut umur BB skrg x 100 % = 7,2 x 100 % = 78 % (malnutrisi sedang) 9,2 BB normal b. Panjang badan 72 cm Berada pada percentile 10 PB seharusnya anak laki-laki usia 12 bulan adalah 76 cm c. Lingkaran Kepala Lingkaran kepala 41 cm Berada dibawah 2 SD (mikrosefali) d. Tidak ada gambaran dimorfik menyingkirkan adanya sindrom down pada syahbudin karena salah satu penyebab gangguan tumbuh kembang pada bayi adalah sindrom down. e. Anak sadar, kontak mata baik, mau melihat dan tersenyum kepada pemeriksa menyingkirkan adanya autis, gangguan penglihatan, gangguan perkembangan sosialisasi dan kemandirian, gangguan pendengaran. f. Menoleh ketika dipanggil namanya tidak ada autis g. ada gerakan yang tidak terkontrol adanya dyskinetic CP h. Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik normalnya bayi mulai bisa mengangkat kepala dan menahannya (merupakan gerakan motorik kasar bayi pada usia 3 bulan) beberapa detik pada usia 3 bulan, dan hal ini menyingkirkan adanya muscular dystrophy (lumpuh otot generalisata) i. Refleks moro dan refleks menggenggam masih ditemukan menandakan bahwa refleks primitif belum hilang, yang normalnya refleks primitif akan hilang pada usia 6 bulan. Hal ini menanandakan bahwa syahbudin mengalami motor delayed yang disebabkan oleh CP. Refleks Moro
29

Tutorial 1 FK UMP 2008

Refleks ini ada pada bayi mulai sejak lahir dan menghilang pada Refleks akan menetap pada bayi yang mengalami serebral palsy. Bayi dibaringkan telentang, kemudian diposisikan setengah duduk

umur 6 bulan. Cara pemeriksaan: dan disanggah dengan kedua telapak tangan pemeriksa, secara tiba-tiba tapi hati-hati kepala dijatuhkan 300-450 . Tes positif : apabila keempat ektrimitas mengalami abduksi-ekstensi dan pengembangan jari kecuali falangs distal jari telunjuk dan ibu jari dalam keadaan fleksi. Gerakan itu segera diikuti adduksi-fleksi keempat ekstrimitas. Refleks menggenggam Refleks ini ada pada bayi mulai sejak lahir dan menghilang pada Refleks akan menetap pada bayi yang mengalami serebral palsy. umur 6 bulan. Cara pemeriksaan: Bayi dibaringkan pada posisi supinasi, kepala menghadap kedepan dan tangan dalam keadaan setengah fleksi, dengan memakai jari telunjuk pemeriksa menyentuh bagian luar telapak tangan bayi menuju ketengah telapak tangan secara cepat dan hati-hati. Tes Positif apabila: seluruh jari fleksi ( memegang tangan pemeriksa) j. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3 normalnya 5; syahbudin mengalami quadriplegi yang disebabkan oleh CP. Kekuatan otot : 0 = tidak terdeteksi adanya gerakan 1 = pergerakan lemah dan singkat atau tidak ada gerakan. 2 = pergerakan sendi mungkin bila eliminasi gravitasi 3 = bisa kontraksi otot melawan gravitasi tapi tanpa resistansi k. Lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk adanya rigiditas pada syahbudin yang merupakan tanda dari CP tipe spastic l. Refleks tendon meningkat menandakan refleks primitifnya masih ada

30

Tutorial 1 FK UMP 2008

m. Pada waktu diangkat ke posisi vertikal kedua tungkai saling menyilang adanya rigiditas pada syahbudin yang merupakan tanda dari CP tipe spastic n. Tidak ada kelainan anatomi pada tungkai dan kaki menyingkirkan adanya gangguan otot dan tulang o. Hasil Tes Bera: respon suara telinga kanan dan kiri 30 dB. Hasil tes BERA (Brainstem evoke response audiometry ): respon suara telinga kanan & kiri 30 dB ada gangguan pendengaran. Merupakan tanda adanya dyskinetic CP, athetoid CP yang merupakan tipe-tipe dari cerebral palsy menurut Illingworth Derajat ketulian menurut ISO: 0-25 dB 26-40 dB 41-60 dB 61-90 dB 90 dB Normal Tuli ringan pada kasus (30 dB) Tuli sedang Tuli berat Tuli sangat berat

b. Bagaimana status gizi dan pertumbuhan Syahbudin ? Jawab : BB 7,2 kg Berada di bawah percentile 3 BB seharusnya untuk anak laki-laki usia 12 bulan adalah 9,2 kg Berdasarkan berat badan menurut umur BB skrg x 100 % = 7,2 x 100 % = 78 % (malnutrisi sedang) 9,2 BB normal

Lingkar kepala 41 cm, normalnya 45-47 cm mikrosefali pertumbuhan otak terhambat Syahbudin termasuk mengalami KEP sedang karena berat badan idealnya 78% terhadap tinggi badan (WHO-CDC)
31

Tutorial 1 FK UMP 2008

7. Bagaimana cara menegakkan diagnosa kasus ini ? Jawab : 1. Anamnesis a. Riwayat selama kehamilan 1) Kehamilan letak sungsang 2) Kehamilan kembar 3) Riwayat infeksi pada ibu 4) Riwayat penyakit pada ibu (seperti hipertensi, DM) b. Riwayat selama melahirkan Apakah ada trauma saat lahir c. Riwayat setelah melahirkan 1) Apakah bayi lahir premature 2) Berapa berat bayi saat lahir 3) Apakah bayi mengalami asfiksia 4) Apakah bayi mengalami kejang 5) Apakah bayi mengalami hiperbilirubinemia d. Riwayat keluarga dengan kondisi serupa e. Riwayat obat-obatan f. Riwayat pembedahan g. Riwayat trauma h.Bagaimana perkembangan anak sebelum mengalami keluhan i. Sampai usia berapa ia terlihat normal j. Apakah ada riwayat kejang? Bila ada, berapa kali? 2. Pemeriksaan fisik tambahan Pemeriksaan taraf perkembangan sesuai umur kronologis (pra skrining dan skrining), terutama pada bayi berisiko tinggi CP dilakukan tiap bulan. 3. Pemeriksaan neurologis a. Tertundanya perkembangan kemampuan motorik. b. Refleks infantil (misalnya menghisap dan terkejut) tetap ada meskipun seharusnya sudah menghilang.
32

Tutorial 1 FK UMP 2008

c. Tremor otot atau kekakuan tampak dengan jelas, dan anak cenderung melipat lengannya ke arah samping, tungkainya bergerak seperti gunting atau gerakan abnormal lainnya. 4. Pemeriksaan penunjang - Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah diagnosis CP ditegakkan. - Pungsi lumbal harus dilakukan untuk menyingkirkan suatu proses - Foto kepala (X-ray) dan CTScan. - MRI untuk melihat infark yang terjadi di otak - Penilaian psikologik perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pendidikan yang diperlukan. - Pemeriksaan metabolik untuk menyingkirkan penyebab lain retardasi mental. 5. Pungsi lumbal untuk menyingkirkan penyebab suatu proses degenerative dan meningitis (pada CP : CSS normal) 6. MRI kepala menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan bawaan 7. CT scan untuk identifikasi adanya perdarahan, kelainan struktur, maupun kelainan bawaan 8. EEG berguna untuk mengevaluasi severe hypoxic-ischemic injury. EEG merupakan alat penting pada diagnosis seizure disorder. Jika CP tidak disertai kejang (epilepsy atau epileptic syndrome), EEG tidak diindikasikan. 8. Kemungkinan apa yang terjadi pada kasus ini ? Jawab : CP tipe spastic Sindrom down Jenis kelamin Laki-laki 58,3%> perempuan Lakilaki/wanita CP tipe diskinetic CP tipe ataxic DMD(duscent muscle distropy

Laki-laki Laki-laki 58,3%>peremp 53,8%>peremp uan uan

33

Tutorial 1 FK UMP 2008

Motorik kasar Terlembat dan Terlambat/no Terlambat dan Terlambatdan Normal/sedikit (duduk dan statis rmal statis statis terlambat merangkak) padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif Motorik kasar Terlembat dan Terlambat/no Terlambat dan Terlambatdan Normal/sedikit (duduk dan statis rmal statis statis terlambat merangkak) padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif Usia 75% Aterm 75% 75% aterm kehamilan aterm/preterm aterm/preterm aterm/preterm Motorik kasar Terlembat dan Terlambat/no Terlambat dan Terlambatdan Normal/sedikit (duduk dan statis rmal statis statis terlambat merangkak) padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif APGAR Asfiksia berat -/+ Asfiksia berat Asfiksia berat -/+

Motorik halus(belum bisa makan nasi)

terlambat

Normal/+ klo Terlambat ada kelainan kongengital lain

terlambat

Bicara bahasa Resiko terganggu bertambah pada quadriplegi pertumbuhan Terganggu -/+ karna gangguan otot pencernaan (otot orofaring),susa h menelan +

Bisaa terjadi normal karena otot orofaring terkena Terganggu normal karena gangguan otot pencernaan(oto t orofaring) -

Normal/sedikit terlambat padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif Terganggu

-/+

Gambaran dismorfik

34

Tutorial 1 FK UMP 2008

Gerakan yang _ tidak terkontrol (choreoathetosi s Refleks + primitif (moro, menggenggam, tendon meningkat) Kekuatan menurun kedua lengan dan tungkai Lengan dan + rigiditas tungkai kaku + rigiditas dan susah untuk ditekuk Kedua tungkai rigiditas saling menyilang pada posisi vertical

-/+

-/+

-/+

Normal/menu Menurun run -/+ -/+ _ _ _ _

menurun

Menurun

_ _ _

-/+ -/+ _

9. Bagaimana diagnosis kerja pada kasus ini ? Jawab : a. Cerebral palsy

Epidemiologi

35

Tutorial 1 FK UMP 2008

Insidensinya kurang lebih 5,5 tiap 1000 kelahiran hidup dan tersebar merata pada kedua jenis kelamin, segala ras dan berbagai negara (Garrison, 1995). Di Inggris 1,7 per 1000 menurut Ashner & Schonell, 1950 dikutip oleh (Pearson, 1972), 1,9 per 1000 menurut Woods, 1956 & Ingram, 1964 dikutip oleh (Pearson, 1972). Di Indonesia sendiri angka kejadian cerebral palsy belum dapat dikaji secara pasti. Klasifikasi 1. Tipe spastik (50% dari semua kasus cerebral palsy), dengan ciri-ciri otot-otot menjadi kaku, kekakuan yang terjadi dapat berupa : quadriplegi (kedua lengan dan kedua tungkai), diplegi (kedua tungkai), hemiplegi (lengan dan tungkai pada salah satu sisi tubuh) 2. Tipe diskinetik (koreoathethoid, 20% dari semua kasus cerebral palsy), dengan ciri-ciri otot-otot lengan dan badan secara spontan bergerak perlahan, menggeliat dan tak terkendali tetapi bisa juga timbul gerakan kasar dan mengejang 3. Tipe ataksik (10 % dari semua kasus cerebral palsy), terdiri dari tremor, langkah goyah dengan kedua lengan terpisah jauh, gangguan koordinasi dan gerakan abnormal 4. Tipe campuran (20% dari semua kasus cerebral palsy). Resiko terkena cerebral palsy meningkat tajam seiring dengan berat badan lahir rendah, dilaporkan bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah kurang dari 1000 gram mempunyai resiko tinggi 40 kali lipat dibandingkan dengan bayi dengan berat badan lahir normal Etiologi Penyebab cerebral palsy dapat dibagi dalam tiga periode, yaitu: 1) Pranatal : a) Malformasi kongenital. b) Infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainan janin (misalnya; rubela, toksoplamosis, sifihis, sitomegalovirus, atau infeksi virus lainnya). c) Radiasi. d) Tok gravidarum.
36

Tutorial 1 FK UMP 2008

e) Asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa, anoksi maternal, atau tali pusat yang abnormal). 2) Natal : a) Anoksialhipoksia. b) Perdarahan intra kranial. c) Trauma lahir. d) Prematuritas. 3) Postnatal : a) Trauma kapitis. b) Infeksi misalnya : meningitis bakterial, abses serebri, tromboplebitis, ensefalomielitis. c) Kern icterus b. KEP derajat II KEP adalah gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan atau kalori, serta sering disertai dengan kekurangan zat gizi lain. Klasifikasi : kwashiorkor; marasmus; marasmus-kwashiorkor (klinis) Menurut WHO - KEP ringan - KEP sedang : > 80-90% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC) : > 70-80% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC)

- KEP berat : < 70% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC) c. Mikrosefali Mikrosefali adalah lingkar kepala < 42 cm atau kurang dari standar deviasi 3 dibawah angka rata-rata/tidak tumbuhnya jaringan otakdengan gejala retardasi, ukuran kepala lebih kecil daripada normal akan tetapi bentuk masih normal. Secara patologis terdapat kelainan seperti hipoplasia serebri, pakirigia, mikrogiria, porensefali, atrofi serebri dan sebagainya. Etiologi Genetik; Antenatal pada morbili, penyinaran, sifilis, toksoplasmosis, kelainan sirkulasi darah janin atau tidak diketahui penyebabnya, intranatal akibat perdarahan atau anoksia; pascanatal dini setelah ensefalitis, trauma kepala dan sebagainya.
37

Tutorial 1 FK UMP 2008

Diagnosis Kerja Cerebral Palsy Tipe Campuran Quadriplegia, KEP derajat II, Mikrosefali, dan Tuli Ringan. 10. Bagaimana patogenesis dari kasus ini ? Jawab :

38

Tutorial 1 FK UMP 2008

Ibu usia 18 tahun Alat reproduksi blm matang Premature (< 37 minggu)

primipara

----------------------

BBLR

Maturasi paru belum sempurna


APGAR skor

Asfiksia neonatorum Suplai O2 ke organ << Hilang Autoregulasi otak


Reflex Moro

---------- 1menit=2 -5menit=5

Reflex menggenggam

Reflex primitive (+)

Otak tidak berkembang scr baik

Kerusakan jaringan otak

Cerebral Palsy

Area precentralis

Area Broca Brodmann 44,45


Area premotor ik

Lobus temporalis

Kerusakan noktus piramidalis Hilangnya inhibisi kegiatan otot Spatisitas (kontraksi terus) Sulit ditekuk Reflex tendon meningkat Tungkai menyilang

Area motorik primer B.4 Gerakan halus

Area gyrus precentralis plg tinggi Gerakan2 pinggul

Terlambat perkembangan bahasa

Area auditorik primer Brodmann 41 & 42 Ggn. pendengaran Tes Bera= 30dB = Tuli ringan

Motorik kasar

Belum bisa bicara

Blm bs berbalik sendiri Blm bs merangkak Blm bs duduk

Otot atas bag. wajah, lidah, mandibula, laring Tidak bisa makan nasi, biscuit sendiri

Feeding problem

KEP

Butuh energy banyak

BB/TB

Mikrosefali

39

Tutorial 1 FK UMP 2008

11. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ? Jawab : Cerebral Palsy Penderita Cerebral palsy mempunyai banyak kelainan sesuai dengan lesi yang terjadi di otak, bersama-sama dengan gangguan motorik. Dengan kondisi tersebut penanganan penderita CP memerlukan kerjasama yang baik dan merupakan satu tim yang terdiri atas dokter anak, neurolog, psikiater, dokter mata, dokter THT, ahli ortopedi, fisioterapis, okupasional terapis, dokter gigi dan ahli gizi. Tujuan utama terapi adalah meminimalisasi kecacatan dan meningkatkan kemampuan untuk beraktifitas mandiri, fungsi sosial dan intelektual. Tujuan pengobatan bukan membuat anak menjadi seperti anak normal lainnya, tetapi mengembangkan sisa kemampuan yang ada pada anak tersebut seooptimal mungkin, sehingga diharapkan anak dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa bantuan atau dengan sedikit bantuan. Dalam menangani penderita CP, harus memperhatikan berbagai aspek dan diperlukan kerjasama multidisiplin seperti disiplin anak, saraf, mata, THT, bedah ortopedi, bedah saraf, psikologi, rehabilitasi medis, ahli wicara, pekerja social, guru sekolah luar bisaa. Disamping itu juga harus disertakan peranan orang tua dan masyarakat. Prinsip manajemen : a. Komunikasi-Informasi-Edukasi b. Terapi nutrisi c. Stimulasi d. Fisioterapi e. Farmakologi f. Operatif Aspek medis a. Aspek medis umum: - Gizi: gizi yang baik perlu bagi setiap anak, khususnya bagi penderita ini. Karena sering terdapat kelainan pada gigi, kesulitan menelan, sukar

40

Tutorial 1 FK UMP 2008

untuk

menyatakan

keinginan

untuk

makan.

Pencatatan

rutin

perkembangan BB anak perlu dilaksanakan. - Nutrisi diberikan per oral dalam bentuk yang tidak perlu diproses mekanik. Untuk rentang usia 1-3 tahun, Kebutuhan energi 100 kkal/kgBB/hari, kebutuhan protein 2 gr/hari. - Hal-hal lain yang sewajarnya perlu dilaksanakan, seperti imunisasi, perawatan kesehatan, dan lain-lain. - Terapi dengan obat-obatan Sesuai kebutuhan anak (tergantung gejala), seperti obat-obatan untuk relaksasi otot (untuk spastisitas bisa diberikan baclofen dan diazepam; bila gejala berupa rigiditas bisa diberikan levodopa; Botolinum toxin (Botox) intramuskuler bisa mengurangi spastisitas untuk 3-6 bulan. Hal ini akan meningkatkan luas gerak sendi (ROM), menurunkan deformitas, meningkatkan respon terhadap fisioterapi dan okupasional terapi dan mengurangi tindakan operasi untuk spastisitas.), anti kejang, athetosis, ataksia, psikotropik, dan lain-lain. Skeletal muscle relaxant Baclofen merupakan analog GABA yang menginhibisi influks Ca ke terminal presinaptik dan mensupresi neurotransmitter eksitasi 10-15 mg/hari PO dinaikkan 5 mg/hari. Tidak > 60 mg/hari Dantrolene 0,5 mg/kg PO , dimulai dari 25 mg/hari, dapat dinaikkan sampai 40 mg/hari Benzodiazepine untuk memicu relaksasi otot, tidak direkomendasikan untuk > 6 bln, diazepam 0,8-0,12 mg/kg PO Dosis 12 U/kg, max 400U, masing-masing otot kecil menerima 1-2 U/kg dan otot besar 4-6 U/kg, injeksi, Usia > 12 tahun: 1,25-2,5 ml (0,05-0,1 ml tiap 3-4 bulan)Apabila belum berhasil dosis berikutnya dinaikkan 2 x/tidak lebih 25 ml perkali atau 200 ml perbulan - Terapi rehabilitasi i. Teknik tradisional : latihan luas gerak sendi, stretching, latihan penguatan dan peningkatan daya tahan otot, latihan duduk, latihan

41

Tutorial 1 FK UMP 2008

berdiri, latihan pindah, latihan jalan. Contohnya adalah teknik dari Deaver. ii. Motor function training dengan menggunakan system khusus, yang umumnya dikelompokkan sebagai neuromuscular facilitation exercise. Dimana digunakan pengetahuan neurofisiologi dan neuropatologi dari refleks didalam latihan, untuk mencapai suatu postur dan gerak yang dikehendaki. Secara umum konsep latihan ini berdasarkan prinsip bahwa dengan beberapa bentuk stimulasi akan ditimbulkan reaksi otot yang dikehendaki, yang kemudian bila ini dilakukan berulang-ulang akan berintegrasi ke dalam pola gerak motorik yang bersangkutan. - okupasional terapi terutama untuk latihan melakukan aktivitas sehari-hari, evaluasi penggunaan alat-alat bantu, latihan keterampilan tangan dan aktivitas bimanual. Latihan bimanual ini dimaksudkan agar menghasilkan pola dominan pada salah satu sisi hemisfer otak. - Ortotik Dengan penggunaan bracing, bertujuan untuk mengurangi beban aksial, stabilisasi serta untuk pencegahan dan koreksi deformitas. - Terapi wicara Gangguan bicara disini dapat berupa disfonia, disritmia, disartria, disfasia, dan bentuk campuran. Bertujuan untuk mengembangkan anak dapat berbahasa secara pasif dan aktif. b. Aspek non medis a. Pendidikan Mengingat selain kecacatan motorik, juga sering disertai kecacatan mental, maka pada umumnya pendidikannya memerlukan pendidikan khusus (SLB). b. Pekerjaan Tujuan yang ideal dari suatu usaha rehabilitasi adalah agar penderita dapat bekerja secara produktif, sehingga dapat berpenghasilan untuk membiayai hidupnya. Mengingat kecacatannya, sering kali tujuan tersebut sulit dicapai. Tetapi meskipun dari segi ekonomis tidak

42

Tutorial 1 FK UMP 2008

menguntungkan, pemberian kesempatan kerja tetap diperlukan, agar dapat menimbulkan harga diri bagi penderita yang bersangkutan. c. Problem sosial Bila terdapat masalah social, diperlukan pekerja social untuk membantu menyelesaikannya. d. Lain-lain Hal-hal lain seperti rekreasi, olahraga, kesenian dan aktifitas-aktifitas kemasyarakatan perlu juga dilaksanakan oleh penderita ini. KEP Prinsip dasar penanganan 10 lanhkah utama (diutamakan penanganan kegawatan) - penanganan hipoglokemi, hipotermi, dan dehidrasi - koreksi gangguan keseimbangan elektrolit - pengobatan infeksi - pemberian makanan - fasilitas tumbuh kembang - koreksi defisiensi nutrisi mikro - melakukan stimulasi sensorik dan perbaikan mental - penrencanaan tindak lanjut setelah sembuh Mikrosefali Dilakukan fisioterapi, speech therapy, dan sebagainya. Mikrosefali tidak dapat diobati, sehingga pencegahan sangat penting. Pencegahan meliputi bimbingan dan penyuluhan genetika, pencegahan bahaya infeksi terutama selama kehamilan, obat-obatan. Tuli Ringan Dalam usaha meningkatkan kemampuan anak, dibutuhkan tim yang solid yang terdiri dari guru, speech language pathologist, audiologist, dan orang tua tentunya. Namun sebelumnya dokter anak akan mengidentifikasi gangguan komunikasi apa yang dialami anak tersebut, salah satunya dengan

43

Tutorial 1 FK UMP 2008

mencek fungsi pendengaran anak bekerja sama dengan dokter Ahli Telinga Hidung Tenggorokan. Speech-language pathologist akan membantu anak dengan gangguan komunikasi dengan cara memberikan terapi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik anak tersebut. Dia juga akan mengkonsultasikan kondisi anak dengan guru disekolah sehingga diharapkan pihak sekolah dapat mengakomodasi situasi belajar yang paling maksimal yang dapat mendukung kemampuan komunikasi anak; juga bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mendiskusikan teknik-teknik terapi yang paling efektif dan paling cocok diterapkan untuk masalah spesifik anak tersebut. Penggunaan alat bantu dengar sangat bermakna bagi anak dengan gangguan dengar sedang sampai berat. Anak yang tuli membutuhkan stimulasi dini yang konsisten dan juga alat bantu komunikasi lain seperti sign language, finger spelling, bahasa isarat dan juga tentunya alat bantu dengar tersebut. Teknologi yang canggih juga banyak membantu anak anak yang mengalami gangguan bicara/bahasa akibat keterbatasan fisik. Penggunaan media komunikasi elektronik dapat membantu individu berkomunikasi tanpa bicara langsung sehingga mereka tetap dapat mengkomunikasikan isi pikirannya. 12. Apa yang terjadi apabila pengobatan ini tidak berhasil ? Jawab : Pulmonal aspirasi, disfungsi oromotor, bronchopulmonary dysplasia GI refluks, disfagia Retardasi Mental, Skoliosis dan Kifosis, Dislokasi sendi panggul, Osteoporosis, dll 13. Bagaimana prognosis pada kasus ini ? Jawab : Quo at vitam: Dubia Quo at fungsionam: Dubia

44

Tutorial 1 FK UMP 2008

14. Bagaimana preventif dan promotif pada kasus ini ? Jawab : Pencegahan yang dapat dilakukan oleh ibu atau keluarga antara lain: 1) Hindari pernikahan pada usia < 20 tahun atau > 35 tahun yang merupaka faktor resiko bayi prematur dan hipoksia. 2) Sebelum mengandung, ibu harus menjaga kondisi tubuh dan mengelola gangguan kesehatan dengan baik . 3) Saat ibu mengandung, ibu melakukan kontrol rutin dan melakukan perawatan kesehatan dengan baik sesuai dengan anjuran dokter kandungan. 4) Mengontrol diabetes, anemia, hypertension, seizures, and nutritional deficiencies selama mengandung dapat mencegah beberapa kelahiran prematur yang dalam beberapa kasus dapat mengakibatkan CP. 5) Setelah bayi dilahirkan, orang tua mengurangi resiko untuk kerusakan otak seperti tidak menggoncang-goncangkan bayi dan menjaga keamanan bayi saat dalam kendaraan. 6) Selalu peduli/waspada dengan keadaan di rumah. 7) Memberikan imunisasi tepat waktu untuk melawan infeksi yang serius. 15. Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus ini ? Jawab : 3b Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis anak yang relevan (kasus gawat darurat).

16. Bagaimana menurut pandangan islam pada kasus ini ? Jawab :


45

Tutorial 1 FK UMP 2008

Hukum Yang Bertalian dengan Menikah Dini Menikah dini hakikatnya adalah menikah juga, hanya saja dilakukan oleh mereka yang masih muda dan segar, seperti mahasiswa atau mahasiswi yang masih kuliah. Maka dari itu hukum yang berkaitan dengan nikah dini ada yang secara umum harus ada pada semua pernikahan, namun ada pula hukum yang memang khusus yang bertolak dari kondisi khusus, seperti kondisi mahasiswa yang masih kuliah yang mungkin belum mampu memberi nafkah. Hukum umum tersebut yang terpenting adalah kewajiban memenuhi syaratsyarat sebagai persiapan sebuah pernikahan. Kesiapan nikah dalam tinjaun fiqih paling tidak diukur dengan 3 (tiga) hal : Pertama, kesiapan ilmu, yaitu kesiapan pemahaman hukum-hukum fiqih yang berkaitan dengan urusan pernikahan, baik hukum sebelum menikah, seperti hukum khitbah (melamar), pada saat nikah, seperti syarat dan rukun aqad nikah, maupun sesudah nikah, seperti hukum nafkah, thalak, dan ruju`. Syarat pertama ini didasarkan pada prinsip bahwa fardhu ain hukumnya bagi seorang muslim mengetahui hukum-hukum perbuatan yang sehari-hari dilakukannya atau yang akan segera dilaksanakannya. Kedua, kesiapan materi/harta. Yang dimaksud harta di sini ada dua macam, yaitu harta sebagai mahar (mas kawin) (lihat QS An Nisaa` : 4) dan harta sebagai nafkah suami kepada isterinya untuk memenuhi kebutuhan pokok/primer (al hajat al asasiyah) bagi isteri yang berupa sandang, pangan, dan papan (lihat QS Al Baqarah : 233, dan Ath Thalaq : 6). Mengenai mahar, sebenarnya tidak mutlak harus berupa harta secara materiil, namun bisa juga berupa manfaat, yang diberikan suami kepada isterinya, misalnya suami mengajarkan suatu ilmu kepada isterinya. Adapun kebutuhan primer, wajib diberikan dalam kadar yang layak (bi al maruf) yaitu setara dengan kadar nafkah yang diberikan kepada perempuan lain semisal isteri seseorang dalam sebuah masyarakat (Abdurrahman Al Maliki, 1963, As Siyasah Al Iqtishadiyah Al Mutsla, hal. 174-175).

46

Tutorial 1 FK UMP 2008

Ketiga,

kesiapan

fisik/kesehatan khususnya

bagi

laki-laki,

yaitu

maksudnya mampu menjalani tugasnya sebagai laki-laki, tidak impoten. Imam Ash Shanani dalam kitabnya Subulus Salam juz III hal. 109 menyatakan bahwa al ba`ah dalam hadits anjuran menikah untuk para syabab di atas, maksudnya adalah jima. Khalifah Umar bin Khaththab pernah memberi tangguh selama satu tahun untuk berobat bagi seorang suami yang impoten (Taqiyuddin An Nabhani, 1990, An Nizham Al Ijtimai fi Al Islam). Ini menunjukkan keharusan kesiapan fisik ini sebelum menikah. Ini adalah kesiapan menikah yang berlaku umum baik untuk yang menikah dini maupun yang tidak dini. Sedang hukum-hukum khusus untuk pernikahan dini dalam konteks pernikahan yang terjadi saat mahasiswa masih kuliah, adalah sebagai berikut : Hukum Menikah Bagi Mahasiswa, Sedang Dia Masih Dapat Menjaga Dirinya Mahasiswa yang masih kuliah, berarti mereka sedang menjalani suatu kewajiban, yaitu menuntut ilmu. Sedangkan menikah hukum asalnya adalah tetap sunnah baginya, tidak wajib, selama dia masih dapat memelihara kesucian jiwa dan akhlaqnya, dan tidak sampai terperosok kepada yang haram meskipun tidak menikah. Karena itu, dalam keadaan demikian harus ditetapkan kaidah aulawiyat (prioritas hukum), yaitu yang wajib harus lebih didahulukan daripada yang sunnah. Artinya, kuliah harus lebih diprioritaskan daripada menikah. Jika tetap ingin menikah, maka hukumnya tetap sunnah, tidak wajib, namun dia dituntut untuk dapat menjalankan dua hukum tersebut (menuntut ilmu dan menikah) dalam waktu bersamaan secara baik, tidak mengabaikan salah satunya, disertai dengan keharusan memenuhi kesiapan menikah seperti diuraikan di atas, yakni kesiapan ilmu, harta, dan fisik. Hukum Menikah Bagi Mahasiswa, Sedang Dia Tidak Dapat Menjaga Dirinya Sebagian mahasiswa mungkin tidak dapat menjaga dirinya, yaitu jika tidak
47

Tutorial 1 FK UMP 2008

segera menikah maka dia akan terjerumus kepada perbuatan maksiat, seperti zina. Maka jika benar-benar dia tidak dapat menghindarkan kemungkinan berbuat dosa kecuali dengan jalan menikah, maka hukum asal menikah yang sunnah telah menjadi wajib baginya.

48

Tutorial 1 FK UMP 2008

BAB III KESIMPULAN Syahbudin, laki-laki, 12 bulan, mengalami gangguan perkembangan motorik dan bahasa karena cerebral palsy tipe campuran quadriplegia, KEP derajat II, mikrosefali, dan tuli ringan.

49

Tutorial 1 FK UMP 2008

DAFTAR PUSTAKA
Hasan, R dan Alatas, H. 1991. Neurologi Dalam Ilmu Kesehatan Anak, Buku Jilid II, Jakarta, , Infomedia, 847-884. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja , Edisi Pertama. 2002. Jakarta: Pengurus Pusat IDAI. Konsil Kedokteran Indonesia, Standar Kompetensi Dokter, Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia, 2006, h. 44; 81. Supono, Ilmu Kebidanan Bagian Patologi, Ed. 1, Palembang : Bagian Obstetri dan Ginekologi RSU FK Universitas Sriwijaya, 1982, h. 303 308. Salim, A. 1996. Pendidikan Bagi Anak Cerebral Palsy. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Assjari, M. 1995. Ortopedagogik Anak Tunadaksa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Narendra, M. B. 2003. Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jakarta: EGC. http://medicastore.com/penyakit/975/Cerebral_Palsy.html

50

Tutorial 1 FK UMP 2008

51

Tutorial 1 FK UMP 2008

Das könnte Ihnen auch gefallen