Sie sind auf Seite 1von 24

ACARA 5 PENYARIAN MINYAK ATSIRI DENGAN METODE ENFLEURAGE PANAS

A. TUJUAN Mahasiswa mampu memahami prinsip dan dapat melakukan penyarian minyak atsiri dari bunga mawar (Rosa sp.) dengan metode enfleurage panas dan melakukan control kualitas

B. DASAR TEORI Minyak atsiri adalah zat berbau atau biasa disebut dengan minyak esential, minyak eteris karena pada suhu kamar mudah menguap di udara terbuka tanpa mengalami penguraian. Istilah esential atau minyak yang berbau wangi dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman penghasilnya. Dalam keadaan murni dan segar biasanya minyak atsiri umumnya tidak berwarna atau kekuning-kuningan dengan rasa dan bau yang khas. Namun dalam penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resi serta warnanya berubah menjadi lebih gelap. Sumber minyak atsiri dapat diperoleh dari setiap bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji, batang, akar, ataupun rimpang. Selain itu dapat larut baik dalam etanol dan pelarut organik, namun sukar larut dalam air dan kurang larut dalam etanol yang kadarnya kurang dari 70 %. Umumnya zat organik pada minyak atsiri tersusun dari unsur C, H, dan O, berupa senyawa alifatis atau aromatis meliputi kelompok hidrokarbon, ester, eter, aldehid, keton, alkohol dan asam. Secara kimia minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang secara

garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propan. Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada awal terjadinya minyak atsiri di dalam tanaman. Terpenoid berasal dari suatu unit sederhana yang disebut sebagai isoprena. Sehingga dapat dikatakan komponen minyak atsiri termasuk senyawa isoprenoid, karena molekul- molekulnya tersusun dari unit-unit isopren. Sementara fenil propan terdiri dari gabungan inti benzen dan propana. Penyusun minyak atsiri dari kelompok terpenoid dapat berupa monoterpen dan seskuiterpen yang merupakan komponen utama minyak atsiri. Minyak atsiri dapat digunakan sebagai: 1. Menarik serangga (penyerbukan) 2. Untuk kosmetik / parfum 3. Penolak serangga 4. Sebagai bumbu masak 5. Antiseptik (obat) 6. Karminativum

Sifat- Sifat Minyak Atsiri Adapun sifat-sifat minyak atsiri adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. Tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa Bau khas Rasa getir, tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai

panas atau justru dingin bila terasa di kulit 4. 5. 6. Dalam keadaan murni mudah menguap pada suhu kamar Tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak menjadi tengik Tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik oleh

oksigen, matahari atau panas 7. Indeks bias umumnya tinggi dan bersifat optis aktif (memiliki

atom C asimetrik) 8. 9. Kelarutannya sangat kecil di dalam air Mudah larut dalam pelarut organik

Keberadaan Minyak Atsiri dalam Tanaman Minyak atsiri terkandung dalam bernagai organ, seperti di dalam rambut kelenjar, dalam sel-sel parenkim, di dalam saluran minyak, di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen ataupun terkandung dalam semua jaringan. Minyak atsiri dapat terbentuk langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian lapisan resin dari dinding sel atau hidrolisis dari glikosida tertentu. Peranan utama minyak atsiri pada tumbuhan itu sendiri adalah sebagai pengusir serangga (mencegah bunga dan daun rusak), serta sebagai pengusir hewan pemakan daun lainnya. Namun sebaliknya minyak atsiri juga berfungsi sebagai penarik serangga guna membantu penyerbukan silang dari bunga Metode Isolasi Minyak Atsiri Metode isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1. Penyulingan (destilasi) adalah proses pemisahan komponen berdasarkan

Penyulingan

perbedaan titik didihnya. Prinsip dasar penyulingan adalah cairan dirubah menjadi uap pada titik didihnya, kemudian uap tersebut dikondensasikan lagi ke dalam bentuk cairan dengan proses pendinginan Penyulingan dapat dilakukan dengan bebagai cara, yaitu : a. Penyulingan dengan air b. Penyulingan dengan air dan uap c. Penyulingan dengan uap 2. Ekstraksi/ penyarian dengan pelarut organik (mudah menguap)

yang sesuai Prinsipnya adalah melarutkan minyak atsiri yang terdapat dalam simplisia dengan pelarut organik yang mudah menguap yang sesuai. Metode penyarian digunakan untuk minyak-minyak atsiri yang tidak tahan dengan pemanasan. Metode ini banyak digunakan karena

rendahnya kadar minyak dalam tanaman, selain itu cara ini dianggap paling efektif karena sifat minyak atsiri yang larut sempurna di dalam bahan pelarut organik nonpolar. 3. Enflurage Prinsipnya adalah metode perlekatan bau dengan menggunakan media lilin dan memanfaatkan aktivitas enzim yang diyakini masih aktif selama sekitar 15 hari sejak bahan minyak atsiri dipanen. Metode ini digunakan karena ada beberapa jenis bunga yang setelah dipetik enzimnya masih menunjukkan kegiatan dalam menghasilkan minyak atsiri sampai beberapa minggu, misalnya bunga melati. Diperlukan perlakuan khusus secara langsung agar tidak mengubah aktivitas enzim . Enfleurasi absolut dan chassis absolut pada dasarnya satu sama lain adalah pelengkap, sebab masing-masing merupakan minyak yang dihasilkan dari satu bungayang sama, yaitu bunga mawar. Untuk pemasarannya, kedua minyak ini dijual secara terpisah karena harga chassis absolut lebih rendah dibanding dengan harga enfleurasiabsolut. Tapi walaupun begitu setidaknya sisa proses enfleurasi ini (kelopak bungamawar) dapat dijual sehingga meningkatkan nilai tambahnya daripada langsungdibuang dan hanya menjadi limbah yang dapat merusak lingkungan. Chassis absolutmemberikan hasil terbaik dalam campuran parfum, khususnya dalam campurannyadengan zat aromatik sintesis (Guenther, 1987).Prinsip kerja enfleurasi cukup sederhana. Jenis bunga tertentu (sedap malamdan melati misalnya) setelah dipetik, masih meneruskan aktivitas fisiologisnya,sehingga memproduksi minyak dan mengeluarkan bau wangi. Lemak mempunyaidaya absorpsi tinggi dan jika dicampur kemudian kontak dengan bunga yang berbauwangi, maka minyak akan mengabsorpsi minyak yang

dikeluarkan bunga tersebut.Pada proses ini bunga dijaga agar bunga tetap hidup dengan cara memberikan O2secukupnya agar minyak atsiri yang dikandung dapat diabsorpsi pada suhu ruang (25-300) (Guenther, 1987). .

4.

Penyarian dengan lemak padat

Biasanya untuk memperoleh minyak atsiri dari bunga-bungaan a. b. tanpa pemanasan (enfleurage) dengan lemak panas (maserasi)

5.

Pemerasan

Umumnya dilakukan terhadap bahan berupa buah atau kulit buah dari tanaman yang termasuk keluarga Citrus karena minyak atsirinya rusak oleh penyulingan (tidak stabil dan idak tahan pemanasan). Karena tekanan pada pemerasan, sel-sel yang mengandung minyak lemak pecah dan minyak atsiri keluar dan mengalir ke permukaan. Metode ini hanya cocok untuk minyak atsiri yang rendamannya relatif besar. 6. Penyarian dengan gas CO2

Metode berdasarkan pada kelarutan minyak atsiri yang baik dalam CO2.

C. ALAT DAN BAHAN Alat : Beker glass Kompor Waterbath Rotary evaporator Penyaring Batang pengaduk Kertas alumunium foil

Bahan : Bunga mawar merah segar Korsvet / lemak Etanol 95% Aquades

D. CARA KERJA Penyarian minyak atsiri 250 g lemak

Beker glass

Dipa

Lemak cair
30g mawar segar

Ditutup aluminium foil Disimpan 1 hari Lemak padat + mawar

Lemak cair + mawar disaring Lemak cair 30g mawar segar

diganti bunga

Ditutup aluminium foil Disimpan 1 hari Lemak padat

Pemisahan minyak atsiri Lemak padat berisi minyak atsiri


be

Lemak cair berisi minyak atsiri Diaduk

Etanol 95%

dibuang Lapisan atas Lapisan bawah

Diambil

Etanol 95%+minyak atsiri

Di rotary evaporator Minyak atsiri

E. HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan dari percobaan ini adalah penyarian minyak atsiri dengan menggunakan metode enfleurage panas. Enfleurasi

merupakan metode pengambilan (ekstraksi) minyak atsiri denhan bantuan lemak sebagai adsorbennya. Lemak atau minyak lemak dapat menembus jaringan, menyerap, melarutkan dan mengikat minyak atsiri yang tersimpan pada kelenjar tanaman penghasil minyak atsiri, terutama minyak atsiri dalam bunga. Alasan penggunaan metode ini karena bunga mawar akan menghentikan aktivitas biologinya setelah pemetikan / pemanenan sehingga dibutuhkan lemak panas untuk mengekstraksi minyak atsiri yang terkandung dalam bunga mawar. Pada metode ini digunakan lemak yang tidak berbau agar tidak mempengaruhi bau dari munyak atsiri. Lemak yang sudah ditimbang kemudian dipanaskan hingga cair, kelopak bunga mawar yang masih segar dimasukkan dalam beker glass yang berisi lemak cair dan ditutup dengan alumunium foil agar minyak atsiri tidak menguap. Kemudian hasilnya disimpan selama 24jam. Setelah 24 jam dilakukan penggantian bunga dengan cara gelas bekker berisi lem

rusak. Kemudian disaring untuk memisahkan lemak cair dengan bunga. Lemak cair yang didapat sudah mengandung minyak atsiri walaupun dalam jumlah kecil. Dalam keadaan cair kelopak bunga mawar dimasukkan hingga senua tertutupi dan disimpan selama 24 jam. Begitu seterusnya samapa 3-4 kali penggantian hingga terbentuk pomade. Setelah proses ekstraksi dilakukan proses pemisahan miyak atsiri dengan lemak. Pomade selanjutnya diekstrak dengan alkoholyang berkonsentrasi tinggi, alkohol akan melarutkan minyak bunga yang ada dalam pomade. Alkohol yang telah dipakai mengekstraksi minyak bunga dari lemak disebut ekstrait. Pada

proses ini digunakan alkohol 95%. Minyak atsiri yang larut dalm etanol akna berada di lapisan atas kemudian diambil dengan pipet. Untuk memisahkan minyak atsiri dan atanol dilakukan proses pemissahan dengan rotary evaporator dan kemudian dihasilkan minyak atsiri. Dari 110g bunga mawar dengan 3x penggantian didapatkan minyak atsiri 7,1 g. Dan dihitung rendemennya dengan rumus: Rendemen = = = 6,45% Minyak atsiri yang diddapatkan ialah cairan bening berwarna coklat namun tidak berbau seperti mawar. Seharusnya minyak atsiri berbau harum seperi bau bunga mawar segar. Hal ini mungkin dikarenakan suhu yang atsirinya sudah rusak. x 100% x 100%

F. KESIMPULAN Penyarian minyak atsiri bunga mawar dilakukan dengan metode enfleurae panas karena biologinya bunga mawar akan

menghentikan

aktivitas

setelah

pemanenan

sehingga dibutuhkan lemak panas untuk mengekstraksi minyak atsirinya. Dari 110 gram mawarsegar yang diperlukan didapatkan hasil 7,1 gram minyak atsiri dengan rendemen 6,45%

G. DAFTAR PUSTAKA Guenther E. 1987.Minyak Atsiri Jilid I www.scribd.com

ACARA 6 KONTROL KUALITAS

A. TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu melakukan control kualitas terhadap minyak atsiri

B. DASAR TEORI Indeks Bias Alat yang digunakan untuk memeriksa indeks bias suatu senyawa disebut refraktometer (Tim Dosen Kimia Analisis Instrumen. 2008).

Adapun prinsip kerja dari refractometer dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Dari gambar dibawah ini terdapat 3 bagian yaitu : Sample, Prisma dan Papan Skala. Refractive index prisma jauh lebih besar dibandingkan dengan sample. 2. Jika sample merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sample besar. Maka pada papan skala sinar a akan jatuh pada skala rendah. 3. Jika sample merupakan larutan pekat / konsentrasi tinggi, maka sudut refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sample kecil. Dari penjelasan di atas jelas bahwa konsentrasi larutan akan berpengaruh secara proporsional terhadap sudut refraksi.

Pada prakteknya Refractometer akan ditera pada skala sesuai dengan penggunaannya (www.dunia analitika.com). Bobot Jenis Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25 C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bobot jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot zat dengan bobot air dalam piknometer, kecuali dinyatakan lain dalam monografi, keduanya ditetapkan pada suhu 25 C (Anonim.1995). Alat yang digunakan untuk mengukur bobot jenis suatu antara lain : piknometer (untuk zat padat & zat cair), aerometer (untuk zat cair), densimeter (untuk menentukan bobot jenis zat cair secara langsung). Piknometer digunakan untuk mengukur bobot jenis suatu zat cair dan zat padat. Kapasitas volumenya antara 10 ml-25 ml. Bagian tutup mempunyai lubang berbentuk saluran kecil. Bobot jenis dapat digunakan untuk : mengetahui kepekaan suatu zat, mengetahui kemurnian suatu zat, mengetahui jenis zat. o o = 1 o o o o > 1 < 1 z pulvis. Neraca Mohr

Westphal : untuk mengukur bobot jenis zat cair. Tabel bobot jenis air (PH V hal 723) Suhu 20 25 30 Bobot per L (g / l) 997,17 996,03 994,65 Bobot jenis (g / ml) 0,99718 0,99632 0,99462

Piknometer Massa jenis suatu zat dapat ditentukan dengan berbagai alat, salah satunya adalah

denganm e n g g u n a k a n adalah suatu alat

piknometer. ya n g terbuat

Piknometer dari kaca,

b e n t u k n ya menyerupai botol parfum atau sejenisnya. Jadi dapat diartikan disini, piknometer merupakan alatyang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida.Terdapat beberapa macam ukuran dari

piknometer, tetapi biasanya volume piknometer yang banyak digunakan adalah 10 ml dan 25 ml, dimana nilai volume ini valid pada temperature yangtertera pada piknometer tersebut.

Prinsip Kerja atau Cara Menggunakan Piknometer, 1. B e r i k u t tata cara m e n g g u n a k a n piknometer

untuk menentukam massa jenis suatu zat: 2. M e l i h a t berapa volume dari p i k n o m e t e r n ya

( t e r t e r a p a d a b a g i a n t a b u n g u k u r ) , b i a s a n ya a d a yang bervolume 25 ml dan 50 ml. 3. Menimbang piknometer dalam keadaan kosong. 4. Memasukkan fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam piknomeer tersebut. 5. Menutup piknometer apabila volume yang diisikan sudah tepat. 6. Menimbang massa piknometer yang berisi fluida tersebut.

7. M e n g h i t u n g dengan cara

massa

fluida

ya n g

dimasukkan pikno

mengurangkan

massa

b e r i s i fluida dengan massa pikno kosong. 8. S e t e l a h mendapat kita () f data dapat massa dan : volume nilai o () =

f l u i d a n ya , rho/masssa

menentukan

m/V=(massa pikno+isi) - (massa pikno kosong) / v o l u m e . A d a p u n s a t u a n ya n g biasanya di gunakan yaitu massa dalam satuan gram (gr) dan volume dalam satuan ml = cm 9. M e m b e r s i h k a n d a n m e n g e r i n g k a n p i k n o m e t e r .

KLT (Kromatografi Lapis Tipis) Kromatografi ditemui olehMichael Tswett, seorang ahli botani diUniversiti Warsaw(Poland), pada tahun1906. Perkataan kromatografi berasal daripada

perkataanYunani"warna" dan "tulis"Kromatografi terbentuk apabila terdapat satu fasa diam dan satu fasa bergerak.Fasa diam biasanya ialah padatanataucair an manakala fasa

bergerak biasanya ialah cecair ataugas. Setiapmolekulyang berbeza akan terjerap kepada fasa pegun dengan kekuatan yang berbeza. Pada masa yang sama, dua molekul yang berlainan jugamempunyai keterlarutan yang berbeza dalam fasa bergerak.Katakan kita mempunyai campuran dua bahan A dan B. A akan terjerapkepada fasa pegun dengan kuat manakala B tidak. A juga mempunyai keterlarutandalam fasa bergerak yang lebih rendah berbanding dengan B. Jesteru, apabilacampuran A dan B dibiarkan melalui satu lajur kromatografi, B dapat bergerak denganlebih cepat

berbanding dengan A kerana A mengalami rintangan yang kuat dalam perjalanannya Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinyamenjadi bentuk kromatografi komponen-komponennya. bekerja Seluruh yang

berdasarkan prinsip

sama.Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairanyang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama.Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.Kafein ialah senyawa kimia yang dijumpai secara alami di dalam

makanancontohya biji kopi, teh, biji kelapa, buah kola (Cola nitida), guarana, dan mat. Iaterkenal dengan rasanya yang pahit dan berlaku sebagai perangsang sistem saraf pusat, jantung, dan pernafasan. AKafein juga bersifat diuretik (dapat dikeluarkanmelalui air kencing).

Skema molekul kafeinKromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan komponen-komponenatas dasar

perbedaan adsorpsi atau partisi oleh pase diam dibawah gerakan pelarut pengembang. Pada dasarnya KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas , terutama pada cara pelaksanaannya. Perbedaan nyatanya terlihat pada fase diamnya atau media pemisahnya, yakni digunakan lapisan tipis adsorben sebagai pengganti kertas.Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel, alumina danserbuk selulosa. Partikel selika gel mengandung gugus hidroksil pada permukaannyayang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul polar air. Fase diam

untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung

substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.

C. ALAT DAN BAHAN Alat : Piknometer Reflaktometer Plat KLT silica gel GF 254 Lemari asam Alat penyemprot Oven

Bahan : Aquadest Fase gerak n heksan : etilaset 7 :3 Anisaldehid-asam sulfat

Gambar alat utama

Piknometer

refraktometer

D. CARA KERJA

UJI INDEKS BIAS

Refraktometer dihidupkan Refraktometer siap dimasukkan Aquades diblanko Indeks bias disamakan dengan parameter

Sampel minyak atsiri Disesuaikan gelap terang Indeks bias

UJI BOBOT JENIS


Piknometer

Timbangan digital

piknometer

air

Timbangan digital

piknometer

Minyak atsiri

Timbangan digital

Dicatat hasil pengamatan

UJI KLT
Plat klt Etanol 50 %

Diukur
Plat klt Minyak atsiri

Ditotolkan diencerkan
Bejana berisi n heksan:etil asetat 7:3

Dimasukkan
bercak

Diamati
Plat klt

Dilihat di UV

Plat klt

Dilihat d UV

disemprot
Diukur Rf

Anisaldehide asam sulfat

E. HASIL DAN PEMBAHASAN a) Hasil Hasil Indeks Bias 1,34625 1,349 Hasil Bobot Jenis Berat piknometer : 6,12 g Piknometer + air :13 g Piknometer + minyak atsiri : 11,6 g Massa minyak atsiri : 11,6 g 6,12 g = 5,48 g Bobot jenis minyak = = = 1,096 g/ml Massa air : 13g 6,12 g : 6,88 g Bobot jenis air = = = 1,3 g/ml Jadi bobot jenis air lebih besar daripada bobot jenis minyak. KLT Pada jarak 7cm tidak ada bercak. Di semprot dengan anisaldehid-asam sulfat dan dilihat di sinar UV 254 366 juga tidak ada bercak.

b) Pembahasan Indeks bias Indeks kecepatan bias suatu dalam zat adalah perbandingan dibanding

cahaya

hampa

udara

kecepatan cahaya dalam zat tersebut.Uji indeks bias menggunakan alat refraktometer.Refraktometer adalah

alat dengan sinar putih yang telah ditara sehingga dapat menyatakan indeks bias yang menggunakan sinar natrium pada panjang gelombang 589,3 nm. Cara pengerjaan uji indeks bias adalah dengan

meneteskan ekstrak yang akan diuji ke dalam prisma kemudian skala prisma diatur sedemikian rupa sehingga minyak atsiri berada ditengah-tengah tanda silang yang ada dalam alat refraktometer.Setelah minyak atsiri berada ditengah-tengah tanda silang yang ada dalam alat refraktometer skala yang ada dibaca dan dicatat.Skala yang terdapat dalam alat refraktometer yaitu 1,346251,349. Bobot Jenis Bobot jenis adalah massa per satuan volume pada suhu kamar tertentu 25oC yangditentukan dengan alat piknometer atau alat lainnya.Tujuannya memberikan batasan tentang besarnya massa per satuan volume yang merupakan parameter khusus ekstrak cair sampa ekstrak kental yang masih bisa dituang dan memberikan gambaran kandungan kimia terlarut. Dalam praktikum ini untuk melakukan uji indeks bias hal pertama bobot yang harus dilakukan adalah

menimbang

piknometer

kosong,Kemudian

piknometer dikalibrasikan menggunakan air hingga luber.Usahakan tidak ada rongga udara dalam tutup piknometer agar kerapatan nya sempurna.Setelah itu pinometer yang berisi air ditimban dan dicatat berapa bobot piknometer yang berisi air tersebut.Selanjutnya piknometer diisikan minyak atsiri samapai penuh dan ditimbang bobot atsiri.Bobot piknometer atsiri yang berisi diperoleh minyak dengan

minyak

megurangkan bobot piknometer yang berisi minyak atsiri

dengna bobot piknometer kosong.Sedangkan bobot jenis minyak atsiri diperoleh dengan membagi bobot minyak atsiti dengan volume piknometer (5 ml).Data yang diperoleh adalah sebagai berikut : Berat piknometer kosong Piknometer + air Piknometer + minyak atsiri Massa minyak atsiri g Massa air : 13 g 6,12 g = 6,88 g : 6,12 g : 13 g : 11,6 g : 11,6 g 6,12 g = 5,48

Bobot jenis minyak atsiri dapat dihitung dengan rumus: =

Dan diperoleh hasil bobot jenis minyak atsiri adalah sebesar 1,096 mg/g dan bobot jenis dari air sebesar 1,3 ml/g.J .H

dengan teori bahwa berat jenis air lebih besar dari pada berat jenis minyak atsiri ini dapat dilihat apabila kita mencampur air dengan minyak maka minyak ada di lapisan atas sedang air berada di bawah. Ini

membuktikan bahwa berat jenis air lebih besar daripada berat jenis minyak. KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

Pada praktikum kali ini kami mengidentifikasi hasil ekstraksi minyak atsiri dari mawar dengan mwnggunakan kromatografi lapis tipis. pada praktikum ini digunakan fase diam berupa silika gel GF 254. G menunjukkan sebagai binder dan F menunjukkan

fluoresensi. Sedangkan fase gerak yang digunakan adalah campuran n-heksan : etil asetat dengan

perbandingan 7:3. Pada praktikum ini digunakan eluen sebanyak 10ml. Sebelum minyak atsiri ditotolkan ke plat KLT, terlebih dahulu dibuattbatas atas dan batas bawah dengan menggunakan pensil, hal ini bertujuan untuk mengetahui dimana pentetesan sampel itu, dan

memudahkan untuk menhitung Rf minyak atsiri tersebut, dalam penandaan tidak digunakan tinta karena pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk. Hal ini dapat mempengaruhi proses

pengelusian senyawa sampel. Kemudian minyak atsiri yang sebelumnya telah diencerkan dengan etanol 50% ditotolkan pada plat klt dan dimasukkan dalam bejana berisi eluen. Ketika pelarut mulai membasahi plat / lempengan, pelarut pertama-tama akan

melarutkansenyawa-senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis dasar. Senyawa-senyawa akan cenderung bergerak pada lempengan kromatografi sebagaimana halnya pergerakan pelarut. Disi akan kita liahat mulai akan ada bercak terpisah-pisah,

inidikarenakan setelah sampel dilarutkan eluen maka sampel akan ikut berinteraksi jugadengan silika yang ada dilempengan, senyawa yang terperangkap dibagian paling bawah menunjukan bahwa senyawa tersebut paling tinggi kepolarannya, Senyawa inidapat

membentuk ikatan hidrogen yang akan melekat pada

silika lebih kuat dibandingsenyawa lainnya. Kita dapat mengatakan bahwa senyawa ini terjerap lebih kuat darisenyawa yang lainnya. Penjerapan merupakan

pembentukan suatu ikatan dari satusubstansi pada permukaan. Pada sampel minyak atsiri ini sampai garis finish yang ditentukan tidak terdapat bercak apapun. Dilihat di sinar UV pun juga tidka tampak bercak. Kemudian dilakukan penyemprotan dengan reagen anisaldehid-asam sulfat pada plat klt kemudian

dikeringkan dengan oven selama 5 menit dan kemudian dilihat dengan sinar UV 254 dan 366, namun tidak ada bercak yang nampak pada plat klt. Hal ini berarti sample yang ditotolkan pada plat klt tidak mengandung senyawa minyak atsiri. Hal ini mungkin dikarenakan saat proses ekstraksi suhu yang digunakan terlalu tinggi sehingga minyak atsiri menjadi rusak. Dapat juga dikarenakan pada penyimpanan minyak atsiri menguap karena minyak atsiri bersifat volatil. Hal ini terbukti pada pemeriksaan organooleptis aroma minyak atsiri tidak menyerupai aroma bunga mawar.

F. KESIMPULAN Indeks bias yang di dapat untuk minyak atsiri bunga mawar sebesar 1,34625 1,349 Bobot jenis bertujuan untuk memberikan batasan tentang besarnya massa per satuan volume yang merupakan parameter khusus ekstrak cair sampa ekstrak kental yang masih bisa dituang dan

memberikan gambarann kandungan kimia terlarut. Hasil yang didapat saat bobot jenis adalah bobot jenis minyak sebesar 1,096 g/ml dan bobot jenis dari air

sebesar 1,3 g/ml. Jadi bobot jenis air lebih besar dari bobot jenis minyak atsiri. Pada uji KLT tidak ditemukan bercak pada plat KLT , baik dilihat di sinar UV maupun setelah disemprot reagen anisaldehid-asma sulfat. Minyak atsiri dalm hal ini tidak terdeteksi kemungkinan karena minyak atsiri menguap saat penyimpanan, atau minyak atsiri rusak karen apemanasan berlebih

G. DAFTAR PUSTAKA Anonim.1979.Pharmakope Belanda.Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Anonim.1995.Farmakope Indonesia edisi

IV.Jakrta:Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tim Dosen Kimia Analisis Instrumen. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Analisis Instrumen. Makassar:

Laboratorium Kimia FMIPA UNM. www.dunia analitika.com www.scribd.com

Das könnte Ihnen auch gefallen