Sie sind auf Seite 1von 0

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan
upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.
Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang
mempengaruhi fertilitas. (Prawirohardjo, 2006)
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi
dengan menggunakan alat atau obat-obatan. Keluarga berencana adalah
suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai kontrasepsi. (Mochtar, 1998)
Kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma. (BKKBN,1999)
a. Macam-macam metode Kontrasepsi
1) Metode Sederhana
a) Tanpa alat
(1) KB alamiah
Yaitu : metode kalender (ogino-knaus), metode suhu
basal (termal), metode lendir serviks (billings), metode
simpto-termal
7
(2) Coitus interuptus
b) Dengan alat
(1) Mekanis (barrier)
Yaitu : kondom pria, barier intra-vaginal (seperti
diafragma, kap serviks, spon, kondom wanita.
(2) Kimiawi
Yaitu : Spermisid (seperti vaginal cream, vaginal busa,
vaginal jelly, vaginal suppositoria, vaginal foam,
vaginal soluble film)
2) Metode Modern
a) Kontrasepsi hormonal
(1) Per-oral
Yaitu : pil oral kombinasi (POK), mini-pil, morning-
after pil.
(2) Injeksi atau suntikan (DMPA, NET-ET)
(3) Sub-kutis (implan)
b) Intra uterine devices (IUD, AKDR)
c) Kontrasepsi mantap (MOP, MOW)
b. Tujuan kontrasepsi
1) Untuk menunda kehamilan
2) Untuk menjarangkan kehamilan
3) Untuk menghentikan kehamilan / mengakhiri kehamilan /
kesuburan
8
(Hartanto, 2004)
c. Syarat
Syarat-syarat yang harus dipenuhi
1) Efek samping yang merugikan tidak ada
2) Lama kerja dapat diatur menurut keinginan
3) Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
4) Sederhana, sedapat-dapatnya tidak perlu dikerjakan oleh seorang
dokter.
5) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas.
6) Dapat diterima pasangan suami istri
7) Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang terlambat
selama penatalaksanaan.
d. Sasaran
1) Pasangan usia subur
Semua Pasangan Usia Subur yang ingin menunda,
menjarangkan kehamilan dan mengatur jumlah anak.
2) Ibu yang mempunyai banyak anak
Dianjurkan memakai kontrasepsi untuk menurunkan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi yang disebabkan karena
faktor multiparitas (banyak melahirkan anak).
3) Ibu yang mempunyai resiko tinggi terhadap kehamilan
9
Ibu yang mempunyai penyakit yang bisa membahayakan
keselamatan jiwanya jika dia hamil, maka ibu tersebut
dianjurkan memakai kontrasepsi.
e. Faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi
1) Faktor pasangan-motivasi
a) Umur
Wanita usia subur yang dapat menggunakan kontrasepsi
progestin, sedangkan wanita yang sudah menopause tidak
dianjurkan menggunakan kontrasepsi progestin, sehingga
dapat mempengaruhi seseorang untuk memilih metode
kontrasepsi.
b) Gaya hidup
Wanita yang gaya hidupnya suka merokok (perokok),
menderita anemia (kekurangan zat besi) boleh
menggunakan kontrasepsi progestin karena tidak ada efek
samping bagi wanita perokok dan penderita anemia.
c) Frekuensi sanggama
Kontrasepsi progesteron dapat digunakan pada wanita
yang sering ataupun yang jarang melakukan hubungan
seksual dengan suaminya, karena tidak mengganggu pada
hubungan seksual.
10
d) Jumlah keluarga yang diinginkan
Salah satu tujuan dari kontrasepsi ini adalah untuk
menjarangkan kehamilan, jadi wanita yang ingin mengatur
jumlah anak ataupun yang ingin menjarangkan kehamilan
sehingga jumlah anak dalam keluarga sesuai keinginan
dapat menggunakan kontrasepsi.
e) Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu
Wanita yang dahulunya pernah menggunakan salah satu
jenis kontrasepsi, dia merasa nyaman dan merasa
mendapat keuntungan dari kontrasepsi itu. Maka dia pasti
akan menggunakan kontrasepsi itu lagi.
2) Faktor kesehatan-kontra indikasi absolut dan relatif
a) Status kesehatan
Wanita yang mempunyai penyakit jantung dapat
menggunakan kontrasepsi progesteron, karena mengandung
esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung.
b) Riwayat haid
Semua wanita yang siklus haidnya panjang atau pendek
dapat menggunakan kontrasepsi progesterone, sedangkan
wanita yang pernah mengalami perdarahan pervaginam
11
yang belum jelas penyebabnya tidak boleh menggunakan
kontrasepsi progesteron.
c) Riwayat keluarga
Wanita yang dalam keluarganya mempunyai riwayat kanker
payudara dan diabetes mellitus disertai komplikasi tidak
dapat menggunakan kontrasepai progestin.
d) Pemeriksaan fisik
Wanita yang pada pemeriksaan fisik terdapat varises tidak
dapat menggunakan kontrasepsi progestin.
3) Faktor metode kontrasepsi-penerimaan dan pemakaian
berkesinambungan.
a) Efektifitas
Efektifitas kontrasepsi progestin tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal
penyuntikkannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal
yang telah ditentukan.
b) Efek samping minor
Efek samping hanya sedikit (gangguan siklus
haid,perubahan berat badan, keterlambatan kembalinya
kesuburan dan osteoporosis pada pemakaian jangka
panjang)
12
c) Kerugian
Kerugian hanya sedikit dan jarang terjadi pada wanita yang
mengunakan kontrasepsi progesteron ini, perubahan berat
badan merupakan kerugian tersering.
d) Komplikasi-komplikasi yang potensial
Wanita yang menggunakan kontrasepsi progesterone tidak
ditemukan adanya komplikasi-komplikasi yang potensial.
e) Biaya.
Biaya kontrasepsi progesteron sangat terjangkau, siapa saja
bisa menjangkaunya. (Hartanto, 2004)
2. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik
a. Pengertian
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang
berisi hanya hormon progesteron disuntikkan ke dalam tubuh wanita
secara periodik. (BKKBN, 1999)
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikkan
kedalam tubuh dalam jangka waktu tertentu kemudian masuk
kepembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang
berguna untuk mencegah kemungkinan timbulnya kehamilan (Bazad,
2002)
13
Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang
pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut
pada wanita subur (tempo.com)
b. Macam-macam KB suntik
1) Golongan progestin
Tersedia 2 jenis kontrasepsi yang hanya mengandung
progestin, yaitu :
a) Depo provera (Depo Medroksi Progesteron Asetat)
mengandung 150 mg Depo Medroksi Progesteron Asetat
b) Depo Noristerat (Depo Noretisteron Enantat)
mengandung 200 mg Noretindron Enantat
2) Golongan progestin dengan campuran esterogen propionat
Cyclo provera (nama dagang : cyclofem) mengandung 50 mg
Progesteron dan 5 mg komponen esterogen
c. Cara Kerja KB suntik DMPA
Mekanisme kerja komponen progesteron atau derivate testosteron
adalah :
1) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi
pelepasan ovum.
2) Mengentalkan lendir serviks, sehingga sulit ditembus
spermatozoa
14
3) Perubahan peristaltik tuba fallopi, sehingga konsepsi
dihambat.
4) Mengubah endometrium, sehingga tidak sempurna untuk
implantasi hasil konsepsi. (Manuaba, 1998)
d. Waktu Pemberian KB suntik DMPA
1) Pasca persalinan
a) Dapat diberikan suntikan KB pada hari ke 3-5 post
partum atau sesudah Air Susu Ibu berproduksi
b) Sebelum ibu pulang dari rumah sakit
c) 6-8 minggu pasca bersalin, asal dipastikan bahwa ibu
tidak hamil atau belum melakukan koitus
2) Pasca Keguguran
a) Dapat diberikan segera setelah selesai kuretase atau
sewaktu ibu hendak pulang dari rumah sakit
b) 30 hari pasca keguguran, asal ibu belum hamil lagi
3) Saat menstruasi, pada hari pertama sampai hari ke 5.
(Mochtar, 1998)
e. Jadwal waktu suntikan
Jadwal suntikkan menurut Manuaba, (1998) adalah sebagai
berikut:
1) Depo provera : interval 12 minggu
2) Norigest : interval 8 minggu
3) Cyclofem : inreval 4 minggu
15
f. Keuntungan KB suntik DMPA
1) Sangat efektif
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung
5) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
6) Sedikit efek samping
7) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
8) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik
9) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang
panggul
(Saifuddin, 2006)
g. Kerugian KB suntik DMPA
1) Perdarahan tidak teratur atau bercak atau amenore
2) Keterlambatan kembali subur sampai 1 tahun
3) Berat badan meningkat
4) Dapat berkaitan dengan osteoporosis pada pemakaian jangka
panjang.
(Everett, 2007)
16
h. Kontra Indikasi KB suntik DMPA
1) Kehamilan
2) Perdarahan saluran genital yang tidak terdiagnosis
3) Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini
4) Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral
kombinasi yang bukan disebabkan oleh estrogen.
5) Adanya penyakit hati (kanker hati)
6) Penyakit sistemik kronik, misalnya kanker ganas, TBC
7) Kanker bergantung steroid seks, misal kanker payudara
8) Depresi berat.
(Everett, 2007)
i. Yang bisa menggunakan suntikan KB Depo-Provera
1) Usia reproduksi
2) Nulipara dan yang telah memiliki anak
3) Menghendaki kontarsepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektivitas tinggi
4) Wanita menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6) Setelah abortus atau keguguran
7) Telah banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi
8) Wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi estrogen
9) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
17
10) Wanita yang menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan
barbiturat) atau obat tuberculosis (rifampisin)
(Saifuddin, 2006)
3. Perubahan Berat Badan
a. Pengertian
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan
gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap
perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang
infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan
yang dikonsumsi. (Supariasa, 2002)
Pada pemakaian KB jenis suntik DMPA terdapat salah satu
efek samping yang mengakibatkan perubahan berat badan. Kenaikan
berat badan yang berlebihan merupakan salah satu efek samping dari
penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan (jenis Depoprovera). Namun
tidak semua akseptor akan mengalami kenaikan berat badan, karena
efek dari obat tersebut tidak selalu sama pada masing-masing
individu. (Hartanto,2004)
b. Gejala dan keluhan
18
1) Berat badan bertambah atau naik
Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar,
bervariasi antara kurang dari 1 kg-5 kg pada tahun pertama.
Meskipun begitu, tidak semua akseptor mengalami kenaikan
berat badan secara berlebih, tergantung reksi tubuh akseptor
tersebut terhadap metabolisme progesteron. Kenaikan berat
badan rata-rata untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3-2,9 kg
(menurut hasil penelitian Depo Provera dari DepKes RI)
2) Berat badan kurang atau turun
Setiap tahun rata-rata penurunan berat badan antara 1,6-1,9 kg.
(menurut hasil penelitian Depo Provera dari DepKes RI)
c. Penyebab
Terjadinya kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena
hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan
gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit bertambah,
selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan
bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian
suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.
d. Penggunaan dan pengobatan
1) KIE
a) Jelaskan sebab terjadinya
19
b) Penambahan ini bersifat sementara dan individu (tidak
terjadi pada semua pemakai suntikan, tergantung reaksi
tubuh wanita itu terhadap metabolisme progesteron).
Sebagian klien malah menganggap hal ini sebagai
keuntungan.
2) Tindakan medis
a) Berat badan Meningkat
(1) Bila kenaikan berat badan ini tidak mengganggu, tidak
perlu di beri obat apapun. Dan pastikan bahwa
penambahan berat badan bukan karena kehamilan.
(2) Anjurkan klien untuk melakukan diet rendah kalori
dan olah raga yang proporsional untuk menjaga berat
badannya.
(3) Bila cara tersebut di atas tidak menolong dan berat
badan bertambah terus, pemakaian suntikan
dihentikan dan ganti cara kontrasepsi lain yang non-
hormonal (Misal,AKDR)
b) Berat badan menurun
(1) Bila penurunan berat badan ini tidak mengganggu,
tidak perlu diberi obat apapun. Dan pastikan bahwa
20
penurunan berat badan bukan karena penyakit kronis
(seperti kanker ganas, TBC)
(2) Anjurkan klien untuk melakukan diet tinggi protein
dan kalori, serta olah raga teratur.
(3) Bila cara di atas tidak menolong dan berat badan
menurun terus, pemakaian suntikan dihentikan dan
ganti cara kontrasepsi lain yang non-hormonal (Misal,
AKDR)
(Hartanto, 2004)
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan
1) Faktor genetik
Penemuan terbaru mengatakan bahwa faktor genetik
memegang peranan sebesar 33% dalam menentukan berat
badan seseorang tapi angka ini bisa berada dari 1 orang ke
orang lain.
2) Faktor sosial ekonomi
Wanita dengan golongan sosial ekonomi lemah yang
mengalami kegemukan jumlahnya dua kali lipat di banding
dengan wanita sosial ekonomi tinggi, penyebab tidak
diketahui pasti. Wanita dengan sosial ekonomi tinggi
mempunyai lebih banyak waktu dan biaya untuk melakukan
diet atau latihan kebugaran.
21
3) Faktor psikologis
Jenis gangguan emosi yang merupakan masalah serius
dengan persepsi diri yang negatif, merasa ketidaknyamanan
dalam pergaulan.
4) Faktor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel lemak atau keduanya
akan menambah jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh,
organ-organ dengan obesitas terutama mereka yang menjadi
obesitas dalam masa kanak-kanak bisa mempunyai jumlah sel
lemak 5 kali lebih banyak dibanding orang dengan berat
badan abnormal karena jumlah selnya bisa tidak bisa
dikurangi, maka mengurangan berat badan, maka mengurangi
berat badannya hanya bisa dilakukan dengan mengurangi
jumlah lemak dalam setiap sel.
5) Aktivitas fisik
Berkurangnya aktivitas fisik mungkin merupakan faktor
utama peningkatan kasus obesitas. Orang-orang dengan
kehidupan yang mapan memerlukan lebih sedikit kalori.
Peningkatan aktifitas fisik menyebabkan orang dengan berat
22
badan normal, makan lebih banyak, tapi tidak pada orang-
orang dengan obesitas.
6) Hormonal
Belum begitu jelas atau jarang sekali menjadi faktor
penyebabnya tetapi kemungkinan pada hormon progesteron
memerlukan terjadinya perubahan karbohidrat dan gula
menjadi lemak sehingga lemak di bawah kulit bartambah,
selain itru hormon progesteron menyebabkan nafsu makan
bertambah dan menurunnya aktifitas fisik sehingga
pemakaian suntikan KB progesteron dapat menyebabkan
berat badan bertambah.
7) Obat-obatan
Sejumlah obat yang sering digunakan bisa menyebabkan
penambahan berat badan, termasuk kostico steroid.
Antidepresan dan sebagian besar obat yang digunakan untuk
menangani kelainan psikiatri. (Waluyo, 2002)
23
B. Kerangka Teori
Sumber : modifikasi Everett (2007), dan hartanto (2004)
C. Kerangka Konsep
Pemakaian KB suntik DMPA
Berat badan ibu yang
menggunakan KB suntik
DMPA
Kontrasepsi Hormonal
Suntikan
Pemakaian suntik KB Depo
Medroxy Progesteron Asetat
(DMPA)
Pendarahan tidak
teratur/bercak/
amenore
Efek KB suntik Depo
Medroxy Progesteron
Asetat (DMPA)
Keterlambatan
kembali subur
Berat badan
meningkat
Osteoporosis pada
pemakaian jangka
panjang

Das könnte Ihnen auch gefallen