Sie sind auf Seite 1von 2

Surviving Disruption Disruptive innovations merupakan salah satu ancaman yang serius bagi suatu produk.

Setelah menebar ancaman , kemudian Disruptive innovations annihilated targetnya. Sebagai contoh adalah amzon dan apple store yang menyerang tower records dan musicland. Disruptive innovations kadang sangat cepat dalam menyerang , kadang juga bisa sangat lambat . Disruptive innovations sendiri merupakan inovasi yang muncul dari competitor yang akan memakan market dari produk yang sudah eksis, dengan cara yang destruktif. Untuk menangkal disruptive innovations ini ada beberapa cara. Antara lain adalah mengidentifikasi kekuatan dari bisnis model disrupter, mengidentifikasi advantages yang dimiliki oleh perusahaan, dan mengevaluasi kondisi yang kira- kira akan membantu atau juga yang akan menghindarkan perusahaan dari disrupter yang akan mengambil advantages dari perusahaan dikemudian hari. Untuk membantu perusahaan dalam memahami kekuatan dari disrupter, digunakan extendable core , yaitu aspek yang mendukung performa dari disrupter dalam mendapatkan cutomer lebih banyak lagi. Disruptive innovations menurut Michael Raynor berasal dari pengembangan teknologi dan model bisnis yang bisa menjelma menjadi disruptive move untuk mencari lebih banyak permintaan dari customer. Pada awalnya disruptive innovations bisa memaintain advantage ketika sedang melakukan peningkatan performansi. Namun tidak semua advantage tersebut overpowering, kadang malah memiliki disadvantage. Melalui identifikasi apa yang orang butuhkan dan apakah kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara yang lebih mudah, conveniently or affordably, disrupter dapat lebih banyak menarik customer dari perusahaan yang merupakan competitor . Jadi ketika disruptive innovations menawarkan lebih banyak

keuntungan dan hampir tidak memiliki kelemahan maka disruption bisa dikatakan sudah komplit. Namun sebaliknya jika memiliki kelemahan dan keuntungannya tidak signifikan maka disruption akan berjalan lambat. Ada lima jenis barrier untuk disruption yaitu: momentum barrier, tech implementation barrier, ecosystem barrier, new technolog barrier dan business model barrier. semakin sulit barrier atau semakin tangguh lawan yang dihadapi oleh disrupter maka customer akan tetap pada incumbents. Jadi barrier inilah yang akan menangkal dari disrupter. Untuk itu perusahaan jangan terlalu mengoverestimate disrupter karena akan menghasilkan cost yang lebih tinggi dari

pada mengacuhkannya. untuk itu cobalah untuk barrier ini bekerja terlebih dahulu untuk mengatasi disrupter. Sebagai contoh adalah retail online yang telah menghancurkan bisnis dari retail tradisional. Karena teori dari disruption mengatakan bahwa entrants akan meningkatkan kecepataan mereka dalam melakukan pengiriman barang kepada konsumen dan juga meningkatkan kualitas dari produk mereka dengan melakukan seleksi yang ketat, dan menambah fitur-fitur yang ada dibandingkan cara tradisional. Dalam hal ini Amazon menawarkan harga diskon untuk produk-produknya jika mengambil automatic replenishment service, fitur ini tentunya menjadi keunggulan tersendiri bagi online retail seperti amazon dibandingkan tradisional retail. Jadi ketika orang membuka amazon secara online maka yang paling menonjol adalah penawaran diskon dari produk mereka sehingga konsumen menanggap bahwa ini merupakan salah satu cost saving dibandingkan mereka harus pergi ke tradisional retail. Namun disisi lain retail online harus memikirkan bagaimana mengantarkan barang agar sampai tepat kepada konsumen yang memesan. Logistic chain inilah dalam online retail yang merupakan salah satu hal yang kompleks untuk dikoordinasikan. Selain itu keterbatasan dari staff pada online retail dan juga kurangnya customer service dapat menjadi disadvantages tersendiri bagi online retail. Untuk mengatasi ancaman dari online retail, tradisional retail harus memahami apa saja yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen terhadap suatu retail. Sehingga lebih mudah mengevaluasi apakah advantages yang harus ditonjolkan oleh perusahaan untuk compete dengan disrupter. Salah satunya adalah kelebihan dari tradisional retail adalah memiliki kelebihan dalam produk yang memiliki tingkat emergensi yang tinggi, karena online retail membutuhkan waktu untuk pengiriman yang menjadi salah satu kelemahannya. Sehingga ini dikatakan sebuah barrier tersendiri bagi tradisional retail. Sehinngga pada akhirnya, semakin berkembangnya online retail dengan penawaran diskonnya, dan eksklusif distribusi dari pengiriman barangnya, akan membuat retail tradisional semakin tersudut. Untuk itu retail tradisional juga harus mampu mengembangkan inovasi dalam berkompetisi dengan online retail sebagai disrupter.

Das könnte Ihnen auch gefallen