Sie sind auf Seite 1von 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian adalah suatu proses untuk mendapatkan jawaban suatu pertanyaan, penyelesaian suatu permasalahan atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena secara sistematis dan didukung oleh data. Penelitian pendidikan adalah penelitian untuk mendapatkan jawaban, penyelesaian masalah atau pemahaman mendalam tentang pendidikan melalui metode ilmiah, yaitu sistematis, rasional dan empiris. Menurut Arief (2011), penelitian pendidikan merupakan hal yang sulit untuk dipelajari. Pertama karena konsep penelitian itu sukar. Kedua karena banyaknya teori dalam pendidikan yang kadang-kadang bertentangan. Ketiga karena penelitian pendidikan melibatkan faktor manusia yang merupakan variabel yang sangat sukar untuk dikontrol. Namun demikian penelitian sangat penting untuk dilakukan, karena untuk memperbaiki pendidikan indonesia kita tidak hanya dapat mengandalkan intuisi dan pengalaman saja. Untuk melakukan penelitian ini, maka dibutuhkan metode penelitian. Metode penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh peneliti agar penelitiannya lebih terarah. Para peneliti dapat memilih berjenis-jenis metode dalam melaksanakan penelitiannya. Sudah jelas metode yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Menurut Nazir (2013), prosedur memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian. Teknik penelitian mengatakan alat-alat pengukur apa yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Sedangkan metode penelitian memandu si peneliti tentang urutan bagaimana penelitian dilakukan. Ada beberapa jenis metode penelitian, diantaranya metode sejarah, metode deskriptif, metode eksperimental, grounded research, metode penelitian tindakan. Untuk metode deskriptif memiliki beberapa jenis, yaitu penelitian survei, penelitian deskriptif

berkesinambungan, penelitian studi kasus, penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas, penelitian tindakan, penelitian perpustakaan dan dokumenter dan penelitian evaluasi. Makalah ini akan membahas lebih dalam tentang penelitian deskriptif dengan jenis penelitian survei dan penelitian evaluasi.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Sebutkan prinsip penelitian deskriptif, penelitian survei dan penelitian evaluasi? 2. Jelaskan desain, pelaksanaan dan pelaporan penelitian survei dan penelitian evaluasi? 3. Bagaimana contoh permasalahan yang dipecahkan melalui penelitian penelitian survei dan penelitian evaluasi?

1.3 Tujuan Makalah Makalah ini bertujuan untuk : 1. Menyebutkan prinsip penelitian deskriptif, penelitian survei dan penelitian evaluasi. 2. Menjelaskan desain, pelaksanaan dan pelaporan penelitian survei dan penelitian evaluasi. 3. Menjelaskan contoh permasalahan yang dipecahkan melalui penelitian penelitian survei dan penelitian evaluasi.

1.4 Manfaat Makalah Adapun manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah : 1. Masukkan/informasi bagi mahasiswa pascasarjana tentang penelitian deskriptif, penelitian survei dan penelitian evaluasi. 2. Masukkan/informasi bagi mahasiswa pascasarjana tentang permasalahan yang dapat diselesaikan melalui penelitian survei dan penelitian evaluasi.

3. Masukkan/informasi bagi penulis tentang penelitian deskriptif, penelitian survei dan penelitian evaluasi.

1.5 Ruang Lingkup Makalah Adapun ruang lingkup penelitian hanya terbatas pada penjelasan tentang prinsip, desain, pelaksaan dan pelaporan penelitian deskriptif, penelitian survei dan penelitian evaluasi serta contoh permasalahan bagi masing-masing penelitian.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penelitian Deskriptif A. Pengertian Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif adalah penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. Menurut John dalam Arief (2011), penelitian deskriptif adalah melukkiskan dan menafsirkan keadaan yang ada sekarang. Penelitian ini berkenaan dengan kondisi atau hubungan yag ada: praktek-praktek yang sedang berlaku; keyakinan, sudut pandang, atau sikap yang dimiliki; proses-proses yang sedang berlangsung; pengaruh yang sedang dirasakan; atau kecendrungan yang sedang brekembang. Sedangkan menurut Zainal (2012), penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab persoalan-persolan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini.

B. Tujuan Penelitian Deskriptif Menurut Zainal (2012), tujuan penelitian deskriptif, yaitu untuk menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu, membuat komparasi atau evaluasi, mengetahui apa yang dikerjakan orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama, dan agar dapat belajar untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan. Sehingga dapat juga dikatakan bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian.
4

C. Prinsip Penelitian Deskriptif Adapun prinsip penelitian deskriptif adalah : a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang aktual, masa sekarang, atau yang sedang terjadi. b. Data yang terkumpul kemudian disusun, dianalisis, dan ditafsirkan. c. Variabel yang diteiliti bisa tunggal, atau lebih dari satu variabel, bahkan dapat juga mendeskripsikanhubungan beberapa variabel

D. Desain Penelitian Deskriptif Desain Penelitian Deskriptif bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik Orang, Tempat dan Waktu. Variabel Orang :

Orang sebagai individu mempunyai Variabel yang tak terhingga banyaknya, sehingga untuk mengadakan pengamatan terhadap semua variabel tersebut sangat tidak mungkin. Beberapa Variabel Utama yang dapat digunakan sebagai indikator untuk

mengidentifikasi seseorang, diantaranya adalah : Umur, Jenis Kelamin, Suku Bangsa/Etnis, Pendidikan, Status Perkawinan, Status Ekonomi, Status Marital, dsb. Variabel Tempat :

Faktor Tempat atau Distribusi Geografis memegang peranan yang sangat penting dalam penelitian, karena pada geografis yang berbeda akan berbeda pula pola permasalahan yang dihadapai (pola penyakitnya). Variabel Waktu :

Variabel Waktu sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang dilaksanakan, misalnya suatu survey yang dilakukan pada Waktu atau Musim yang berbeda, dapat menghasilkan Pola Penyakit yang berbeda pula. Perubahan Waktu yang perlu mendapatkan perhatian antara lain : Kecenderungan Sekuler ; Variasi Siklik ; Variasi Musim ; Variasi Random. Deskripsi tersebut dapat terjadi pada lingkup Individu di suatu daerah tertentu atau lingkup Kelompok pada masyarakat di daerah tertentu.

E. Contoh Masalah Penelitian Deskriptif Contoh permasalahan yang sering dihadapi dibidang pendidikan adalah :
a.

Studi mengenai peranan suatu metode terhadap pemahaman konsep yang bertujuan hanya untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas dari metode tersebut.

b. Penelitian mengenai taraf serap siswa-siswa Sekolah Menengah. c.

Studi laporan mengenai hasil nilai tes di suatu sekolah

F. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Deskriptif a. Merumuskan masalah yang terkait dengan variabel yang akan diteliti yang terjadi pada saat ini kemudian dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya kemudian dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian. Untuk masalah yang bersifat menghubungkan gunakan hipotesis penelitian. b. Menentukan jenis data yang diperlukan yang terkait dengan data kuantitatif atau data kualitatif. c. Menentukan prosedur pengumpulan data yang terkait dengan alat pengumpul data/instrumen penelitian (tes, wawancara, observasi, angket, sosiometri) dan sumber data/ sampel/subyek penelitian (dari mana informasi/data itu diperoleh). d. Menentukan prosedur pengolahan data: data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisa (sering disebut metode analitis). e. Pengolahan data terkait dengan jenis data yang dikumpulkan. Untuk data kuantitatif, maka pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. f. Prosedur yang dilakukan antara lain: pemeriksaan data; klasifikasi data ; tabulasi data; menghitung frekuensi data; perhitungan selanjutnya sesuai dengan statistik deskriptif yang sesuai (persen, rata-rata, SD, atau korelasi); memvisualisasikan data (tabel, grafik); dan menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian. g. Menarik kesimpulan penelitian.

2.2 Penelitian Survei A. Pengertian Penelitian Survei Penelitian survei adalah suatu jenis penelitian untuk mengumpulkan data (satu atau beberapa variabel) dari anggota populasi untuk menentukan status populasi pada waktu dilakukan penelitian. Penelitian survei bersifat menyeluruh dan meluas dalam mengungkapkan masalahnya, tanpa mengkhususkan perhatiannya pada gejala atau aspek tertentu didalamnya. Informasi yang diperoleh dari penelitian survei dapat dikumpulkan dari seluruh populasi dan dapat pula dari sebagian populasi. Survei yang dilakukan kepada semua populasi dinamakan penelitian sensus sedangkan jika pengumpulan data hanya dilakukan pada sebagian dari populasi disebut sebagai survei sampel.

B. Tujuan Penelitian Survey Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb. Melakukan evaluasi serta perbandingan terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara sampel Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan

C. Prinsip Penelitian Survei Yang menjadi prinsip dari penelitian survei adalah untuk pengumpulan data hanya menggunakan instrumen kuesioner. Sehingga karakter penelitian survei adalah selfreport artinya responden melaporkan dirinya ke peneliti (spesifik).

D. Desain penelitian survei Penelitian survey berdasarkan lingkup dan fokus dibedakan menjadi dua jenis yaitu : Survey Sensus, yaitu Penelitian survey yang melibatkan seluruh populasi dalam penelitian. Survey Sample, yaitu Penelitian survey yang tidak melibatkan seluruh populasi melainkan menarik sampel dari populasi tersebut. Adapun desain penelitian survei adalah : Cross Sectional Design : Cross-sectional Survei digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang suatu populasi pada satu waktu tertentu . Contoh survei cross sectional adalah penelitian mengenai bagaimana pendapat orang tua apabila terdapat penyaringan internet. Successive independent samples Design : Dalam successive independent samples design sampel yang berbeda dari responden dari populasi mengisi survei selama periode waktu. Successive independent samples design memungkinkan peneliti untuk mempelajari perubahan pada populasi dari waktu ke waktu. Longitudinal Design : survei longitudinal mengumpulkan data selama periode waktu. peneliti kemudian dapat menganalisis perubahan dalam populasi dan berusaha untuk menggambarkan dan / atau menjelaskannya.

E. Pelaksanaan/Langkah-langkah Dalam Penelitian Survey 1. Menentukan Permasalahan Mencari masalah apa yg akan di angkat. Bisa melalui observasi, pengalaman atau melalui bantuan media. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Uraian perumusan masalah tidak harus dalam bentuk pertanyaan.

Misalnya: Yang kita ketahui mahasiswa pascasarjana lebih senang ke perpustakaan induk dari pada ke perpustakaan pascasarjana. Pertanyaannya: Mengapa mahasiswa pascasarjana kurang berminat untuk ke perpustakaan pascasarjana? 2. Hipotesis Adalah menebak secara ilmiah dan logis tentang pemecahan suatu masalah penelitian atau dugaan sementara yang memerlukan jawaban secara ilmiah. 3. Menentukan Tujuan Penelitian Penetapan tujuan survey dilakukan dalam rangka menunjukkan fokus perhatian dan upaya yang akan dilakukan. 4. Menentukan Tipe Survey Mempertimbangkan tipe, ruang lingkup dan karakteristik komunitas. Peneliti perlu memahami secara mendalam tentang tipe, ruang lingkup dan karakteristik komunitas. Hal ini diperlukan sebagai pertimbangan peneliti dalam rangka mengatasi masalah yang menyangkut personil, keuangan, perlengkapan, akomodasi, dan sebagainya. 5. Sample Design Menyeleksi personil yang akan dilibatkan dalam kegiatan survei. Personil yang akan dilibatkan dalam kegiatan survai perlu diseleksi sesuai dengan tingkat kepakaran yang dimilikinya, misalnya kemampuan dan pengalaman mereka mengenai teknik survai, penguasaan teknik pengumpulan data dari lokasi survai melalui wawancara, observasi, kuesioner, dan sebagainya. 6. Menentukan Besarnya Sample Jumlah sample yang sesuai dengan penelitian yang telah mencerminkan seluruh populasi (sample harus sesuai dengan permasalahan yang akan di teliti). 7. Membuat Pertanyaan dan Memilih Alat Tes Apa Yang Akan Digunakan Alat tes terdiri dari tiga macam yaitu : Kuesioner, Skala (Likert-type scale), dan Tes. 8. Menentukan Bentuk Data Collection Sesuai Definisi Konseptual Alat Penelitian Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik :
9

a. Kuesioner Terstruktur : Sudah tersedia jawabannya

Tidak Terstruktur : Responden mengemukakan jawaban secara bebas. b. Observasi : Peneliti ikut langsung ke lokasi penelitian dan terlibat dalam

group penelitian. c. Wawancara : Peneliti mewawancarai langsung responden (bertemu langsung). 9. Memproses Data Dari perumusan masalah, hipotesis, dan data sample di kaitkan menjadi satu sehingga menghasilkan data. 10. Melakukan Analysis Data Mengkaji data dari hasil memproses data sebelumnya. 11. Pembahasan Hasil Menarik kesimpulan dari penelitian yang telah di lakukan dan sudah dapat menjawab hipotesis yang telah di buat tadi.

F.

Teknik Pengumpulan Data Pada Penelitian Survey

1. Melalui Surat (mail-questionare) Merupakan cara untuk menguji tanggapan responden melalui

mengiriman kuesioner via pos. Kelebihan dari mail-questionare adalah hemat biaya, hemat waktu, responden bisa memilih waktu yang tepat baginya untuk mengisi kuesioner, ada jaminan kerahasiaan (anonymity) yang lebih besar, keseragaman kata (tidak dibacakan lagi), tidak ada bias pewawancara, serta banyak responden yang dapat dicapai (dibandigkan dengan pengiriman pewawancara ke banyak tempat). Sedangkan kekurangannya adalah tidak rate), fleksibel, hanya terdapat

kecenderungan rendahnya tanggapan (response

perilakuverbal yang

tercatat, idak ada kendali atas lingkungan (ribut, diganggu), tidak ada kendali atas urutan pertanyaan, bisa menyebabkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab, tidak bisa merekam jawaban secara spontan, kesulitan untuk membedakan antara tidak menjawab

10

(non-response) dengan salah alamat, tidak ada kendali atas waktu pengembalian, tidak dapat menggunakan format yang kompleks, dan bisa mendapatkan sample yang bias. 2. Metode wawancara tatap muka (face-to-face interview) Merupakan cara untuk menguji tanggapan responden dengan bertemu muka atau berhadapan langsung. Kelebihan dari penelitian face-to-face

interview adalah fleksibilitas, tingkat respon (response rate) yang baik, memungkinkan pencatatan perilaku non verbal, kendali atas lingkungan waktu menjawab, kemampuan untuk mengikuti urutan pertanyaan dan pencatatan jawaban seecara spontan, responden tidak bisa curang dan harus menjawab sendiri, terjaminnya kelengkapan jawaban dan pertanyaan yang dijawab, adanya kendali atas waktu menjawab pertanyaan, serta dapat digunakan untuk kuesioner yang kompleks. Sedangkan, kelemhannnya adalah biayanya yang mahal, waktu yang dibutuhkan untuk bertanya dan untuk berkunjung ke lokasi, bias pewawancara, tidak ada kesempatan bagi responden untuk mengecek fakta, mengganggu responden, kurang menjamin kerahasiaan, kurangnya keseragaman pertanyaan, serta kurang bisa diandalkan untuk mencapai banyak responden. 3. Wawancara telepon (telephone interview) Merupakan dari telephone cara menguji tanggapan tingkat respondenvia (Respon telepon. rate) Kelebihan tinggi

interview adalah

respon

lebih

dari mail atau self administered. memnungkinkan untuk menjangkaugeografis yang luas/ jauh, waktu lebih singkat, dapat mengontrol tahapan pengisian kuesioner, dapat melakukan pertanyaan lanjutanprobing, dan memungkinkan untuk format pertanyaan yang lebih kompleks. Sedangkan, kekurangannya adalah biaya tinggi, panjang wawancara terbatas, terbatas untuk responden yang memiliki telepon,

mengurangi anonimitas, memungkinkan bias pewawancara, sulit untuk pertanyaan terbuka, membutuhkan bantuan visual, serta hanya dapat mencatat hal-hal tertentu dari latar belakang suara atau intonasi suara.

11

4. Alat Survey 1. Kuesioner Dalam penggunaan alat ini, penelitian banyak mendapatkan data secara faktual. Yes No question atau skala dikotomus adalah pilihan jawaban hanya terdiri dari 2 pilihan Contoh : Apakah anda sudah menikah? Ya atau Tidak Forced choice adalah pertanyaan yang memaksa kita untuk menjawab walaupun pilihannya tidak begitu sesuai dengan keadaan kita (jadi, kita memilih pilihan yang paling mendekati dengan keadaan kita) Contoh: Saat berlibur saya lebih suka pergi ke pantai atau mall Pilihan ganda adalah pertanyaan dimana responden dapat memilih jawaban sesuai dengan pilihan yang tersedia Contoh : saya berstatus sebagai a. single b. bertunangan c.menikah Open ended question adalah pertanyaan dimana responden dapat menjawab pertanyaannya dengan kalimatnya sendiri, jawaban responden terbuka Contoh : bagaimana pendapat anda tentang fakultas psikologi ? 2. Skala (Likert-type scale) Dalam penggunaan alat ini, jawaban dari subjek akan lebih bersifat konseptual sesuai dengan self-concept masing-masing individu, adanya peran interpretasi dalam menjawab pertanyaan. Bertujuan untuk mengetahui ciri-ciri atau karakteristik sesuatu hal berdasarkan suatu ukuran tertentu sehingga dapat dibedakan. Contoh: Bagaimana menurut anda mengenai jadwal kuliah yang akan di padatkan?
SS S
S S S

KS

TS

STS

3. Tes Dalam penggunaan alat ini, pertanyaan yang di ajukan sudah memiliki standardisasi dan norma yang berlaku terhadap jenis tes yang di gunakan sebagai alat tes.

12

Achievement test : Tes mengenai kemampuan kita terhadap pengetahuaan umum, biasa di sebut tes prestasi. Aptitude test : Tes yang memberikan informasi tentang potensi seseorang, biasa di sebut tes kemampuan atau ability test. Personality test 4. Interview Guide

Pedoman wawancara mencakup beberpa hal, diantaranya adalah : Tujuan wawancara Topik yang akan digali Kemungkinan urutan topik yang akan disampaikan Susunan kata kata untuk pertanyaan khusus Catatan kapan konteks dan transisi akan dilakukan Kemungkinan urutan pertanyaan dalam masing masing topik 5. Observation Checklist Lembar observasi adalah pedoman terperinci yang berisi langkah langkah melakukan observasi, mulai dari perumusan masalah , kerangka teori untuk menjabarkan hal yang akan diobservasi, prosedur dan teknik perekaman, dan kriteria analisis dan interpretasi. G. Contoh Kasus Yang Menggunakan Penelitian Survey Seorang tamu asing yang mengamati para tukang becak di malioboro yang menawarkan jasa kepada para turis dengan bahasa Inggris, dna ucapannya cukup baik. Timbul minat dalam diri tamu untuk meningkatkan kemampuan para tukang becak tersebut agar terbuka kesempatan bagi mereka untuk mencari lapangan kerja lain. Memang turis yang satu ini tergolong ilmuwan yang mempunyai kegemaran meneliti, sekaligus seorang sosiawan. Tamu yang tinggal beberapa hari ditempat itu sempat melakukan penelitian. Disusunlah rencana penelitian sederhana, dan dirumuskankanlah beberapa problematika penelitian antara lain :

13

1) Ada beberapa tukang becak yang berminat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris? 2) Seberapa tinggi tingkat penguasaan berbahasa Inggris para tukang becak ini? 3) Berapa orangkah ( atau berapa persen) di antara mereka yang berminat mengikuti kursus tambahan bahasa Inggris andaikata kepada mereka diberi kesempatan kursus secara cuma-cuma? 4) Adakah kemungkinan mereka menghidupi diri (mungkin dnegn keluarga mereka) dengan mata pencaharian lain, misalnya pramuwisata atau penerjemah? 5) Ada berapa orangkah yang berminat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris agar dapat melayani turis secara lebih baik? Dengan mengetahui pendapat umum para tukang becak, peneliti dapat memberikan saran kepada pihak pemerintah atau badan swasta yang berminat untuk menyelenggarkan kursus bahasa Inggris atau pembinaan lain. Sekurang-kurangnya Dinas Pariwisata dengan hasil semacam ini dapt terbantu dat yang sangat berharga guna menentukan tindakan lebih lanjut.

2.3 Penelitian Evaluasi A. Pengertian Penelitian Evaluasi Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu aktivitas, program, atau proyek dengan cara membandingkan dengan tujuan yg telah ditetapkan, dan bagaimana cara pencapaiannya (Mulyono 2009). Sedangkan menurut Rika Dwi K. (2009) Evaluasi adalah sebuah proses dimana keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan seperangkat keberhasilan yang diharapkan. Perbandingan ini kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh pada kegagalan dan keberhasilan. Evaluasi program adalah proses untuk mendeskripsikan dan menilai suatu program dengan menggunakan kriteria tertentu dengan tujuan untuk membantu merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik. Pertimbangannya adalah untuk
14

memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan menilai komponen-komponen yang dinilai, apakah sesuai dengan ketentuan atau tidak (Edison, 2009). Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 222) penelitian evaluasi dapat diartikan suatu proses yang dilakukan dalam rangka menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilainilai positif dan keuntungan suatu program, serta mempertimbangkan proses serta teknik yang telah digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Berdasarkan beberapa uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian evaluasi merupakan suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek (efektifitas suatu program) sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak, dengan cara mengumpulkan, menganalisis dan mengkaji pelaksaaan program yang dilakukan secara objektif. Kemudian merumuskan dan menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program.

B. Tujuan Penelitian Evaluasi Pada prinsipnya tujuan evaluasi program harus dirumuskan dengan titik tolak tujuan program yang akan dievaluasi. Ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum biasanya diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan pada tiap-tiap komponen dari program. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian evaluasi untuk mengevaluasi komponenkomponen program dan program secara menyeluruh. Penelitian evaluasi juga memiliki dua fungsi, yaitu evaluasi sumatif yang difungsikan sebagai pengumpulan data pada waktu pendidikan masih berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif yaitu difungsikan jika program kegiatan sudah selesai dilaksanakan. Ini dapat dianggap bahwa luasnya sasaran penilaian sumatif merupakan gabungan dari sasaran penilaian formatif.

15

C. Perbedaan penelitian evaluasi dengan evaluasi pendidikan Ditinjau dari tujuan, penelitian evaluasi dengan evaluasi pendidikan memilik tiga perbedaan, yaitu: a. Penelitian evaluasi dilaksanakan untuk mengambil keputusan sedangkan evaluasi pendidikan dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Tentu saja maksud yang kedua, yaitu setelah hipotesis terbukti, tetap tidak menutup kemungkinan bahwa hasilnya juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. b. Penelitian evaluasi dilaksanakan dengan tujuan terbatas. Terkadang

pengambilan keputusan hanya tertarik pada aspek yang sempit saja, sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan. Sedangkan evaluasi pendidikan biasanya peneliti lebih banyak tertarik pada prinsip-prinsi yang dapat diberlakukan untuk lingkup yang lebi luas. c. perbedaan yang ketiga berhubungan dengan pertimbangan makna atau nilai. Para peneliti biasany berpikir dari segi manfaat dan nilai yang menyangkit gejala-gejala pendidikan.

D. Desain Penelitian Evaluasi Desain penelitian evaluasi adalah rencana yang menunjukkan bila evaluasi akan dilakukan dan dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan selama evaluasi berlangsung. Desain ini terbagai atas dua yaitu Desain dalam evaluasi sumatif dan Desain dalam evaluasi formatif. Elemen dalam desain Evaluasi a. Kelompok Eksperimen Yaitu kelompok yang menerima perlakuan, dan untuk mengetahui pengaruh program, maka perlu adanya kelas kontrol. b. Kelompok Kontrol Yaitu kelompok yang telah diukur dan sama dengan kelompok eksperimen tetapi tidak mendapatkan perlakuan seperti yang dilakukan pada kelompok eksperimen.
16

c. Kelompok Kontrol ekuivalen Kelompok ini dibentuk dengan di random. Desain evaluasi menghasilkan hasil yang terbaik jika menggunakan kelompok ekuivalen karena hasil yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain , kecuali karena perlakuan. d. Kelompok control non ekuivalen Kelompok ini dipilih karena sama dengan kelompok eksperimen, tidak melalui pengacakan. yang disebut juga kelompok pembanding. e. Postest Yaitu pengukuran yang dilakukan pada akhir eksperimen. Hasilnya merupakan variabel terikat. f. Pre-test Yaitu setiap nilai tes atau pengukuran yang dilakukan sebelum program dilaksanakan. Uraian diatas dapat dijadikan seperti tabel dibawah :

Tabel diatas memperlihatkan bagaimana elemen elemen itu dapat dikombinasikan untuk membentuk enam desain sebagai berikut : The True Control group : Desain postest-pretest The True Control group : Desain Posttest saja Non-equivalent Control group : Desain Postest dan Postest The Single Group Time series Desaign
17

The time series whit Non-Equivalent Control group : Desain Postest saja Before and After Design

E. Pelaksanaan Penelitian Evaluasi Seperti halnya pelaksanaan penelitian yang lain, penelitian evaluasi melalui prosedur sebagai berikut : 1. Peneliti mengadakan pengkajian terhadap buku-buku, lapanag dan menggali informasi dari pakar untuk memperoleh gambaran tentang permasalahn yang akan diteliti. 2. Peneliti merumuskan problematika penelitian dalam bentuk pertanyan penelitian setelah terlebih dahulu mengkaji sumber yang relevan untuk memperoleh ketajama problematika. 3. Peneliti menyusun proposal penelitian. 4. Peneliti mengatur perencanaan penelitian, menyusun instrumen, menyiapkan kancah penelitian dan melaksanakan ujicoba instrumen. 5. Pelaksanaan penelitian dalam bentuk yang disesuaikan dengan model penelitian yang telah dipilih. 6. Peneliti mengumpulkan data dengan instrumen yang telah disusun berdasarkan rincian komponen yang akan dievaluasi. 7. Menganalisis data yang terkumpul dengan menerapkan tolak ukur yang telah dirumuskan oleh peneliti sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pengelola program. 8. Menyimpulkan hasil penelitianberdasarkan gambaran tentang sejauh mana data sesuai dengan tolok ukur. 9. Informasi mengenai hasil penelitian disampaikan kepada pengelola program atau pihak yang diminta bantuan kepada peneliti evaluasi.

18

F. Contoh Permasalahan Penelitian Evaluasi Variabel yang sering dicermati oleh peneliti dengan menggunakan penelitian evaluasi adalah mengenai gejala pendidikan. Didalam kegiatan formal objek penilaian yang dicermati oleh peneliti dapat dipandang sebagai komponen suatu program, yaitu : 1. Pendekatan atau strategi pengajaran : metode penemuan untuk IPA kelas I, metode braiwashing untuk bahasa Inggris di SMP kelas I, pendekatan micro leading untuk perkuliahan manajeme dan sebagainya. 2. Bahan kurikulum : Paket belajar, film slide, perangkat tutorial, buku pengajaran berprograma dan sebagainya. 3. Program pengajaran : program pengadaan guru Sekolah Dasar, pemberia keterampilan para lulusan SMA, paket program pendidikan keterampilan, pendidikan komputer dan sebagainya. 4. Organisasi pendidikan : Taman Kanak-kanak Tempat Pembinaan Keterampilan (TPK), kursus bahasa Inggris, dan sebagainya. 5. Pelaksana pendidikan : guru kelas, guru bidang studi, petugas bimbingan, tutor dan sebagainya. 6. Subjek didik : siswa Sekolah Dasar, siswa Sekolah Pendidikan Luar Biasa, anak berkemampuan unggul, mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dan sebagainya. Dengan contoh-contoh objek evaluasi tersebut dapat dikemukakan disini bahwa kegiatan penilaian dapat memfokuskan salah satu dari komponen yang telah disebutkan.

19

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

mengungkapkan fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses, dan manusia secara apa adanya pada waktu sekarang atau jangka waktu yang masih memungkinkan dalam ingatan responden. Yang termasuk dalam metode penelitian deskriptif adalah penelitian survei dan penelitian evaluasi. Penelitian survei adalah suatu jenis penelitian untuk mengumpulkan data (satu atau beberapa variabel) dari anggota populasi untuk menentukan status populasi pada waktu dilakukan penelitian sedangkan penelitian evaluasi merupakan suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek. Terdapat perbedaan antara penelitian evaluasi dengan evaluasi pendidikan ditinjau dari segi tujuan yaitu; dalam pengambilan hasil keputusan atau hipotesis, dalam hal penggeneralisasian hasil yang diperoleh dan dalam pertimbangan makna atau nilai.

3.2 Saran Mengingat kelebihan dan kelemahan baik penelitian survei atau penelitian evaluasi tidak terdapat dalam makalah ini, maka diharapkan untuk penulis selanjutnya agar menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan masing-masing penelitian ini.

20

DAFTAR PUSTAKA

Nazir, Moh. 2013. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Furchan, H. Arief. 2011. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyono. 2009. Penelitian Eveluasi Kebijakan, (Online), (http:// mulyono. staff.uns .ac.id /2009/ 05/13/penelitian-evaluasi-kebijakan/, diakses 12 September 2013) Rika Dwi Kurniasih. 2009. Teknik Evaluasi Perencanaan, (Online), (http:// images.rikania09.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SUdfiwoKCF8AAD uyo-81/Rika%20Eva.doc?nmid=148657139, diakses 12 September 2013)

Edison. 2009. Penelitian dan Evaluasi Dalam Bidang Pendidikan:Evaluasi CIPP, (Online), (http://ed150n5.blogspot.com/2009/04/evaluasi-cipp.html, 11 April 2011) Suharsimi Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

21

Das könnte Ihnen auch gefallen