Sie sind auf Seite 1von 17

Alergi dan Intoleransi Berkaitan Dengan Makanan

I. Definisi Alergi makanan adalah reaksi abnormal dari sistem imun tubuh terhadap komponen makanan (protein) dan menimbulkan gejala yang merugikan tubuh. Semua zat yang menyebabkan reaksi imunologi disebut alergen. Apabila alergen masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan membentuk antibodi yang selanjutnya akan menyerang alergen tersebut sehingga memicu reaksi alergi (gatal-gatal, bengkak lidah atau bibir, pusing, pingsan, dan dalam kasus yang parah, kematian). Gejala alergi berlangsung dengan cepat setelah mengkonsumsi alergen. Pada orang yang sangat sensiti , konsumsi sedikit saja makanan alergen dapat memicu alergi. Alergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap makanan. !alam beberapa kepustakaan alergi makanan dipakai untuk menyatakan suatu reaksi terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensiti itas tipe " dan hipersensiti itas terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensiti itas tipe """ dan "#. Alergi makanan adalah reaksi imunologis (kekebalan tubuh) yang menyimpang karena masuknya bahan penyebab alergi dalam tubuh. Sebagian besar reaksi ini melalui reaksi hipersensiti itas tipe $. Potensi terjadinya alergi makanan pada seseorang sering merupakan keturunan. %eberapa makanan yang sering menimbulkan alergi pada anak-anak adalah susu, kacang dan telur sementara pada orang de&asa adalah kerang. Alergi bisa hilang dengan bertambahnya usia. Sebagai contoh, alergi protein susu pada anak bisa menghilang ketika anak de&asa. "ntoleransi makanan merupakan reaksi negati terhadap makanan dan menimbulkan beberapa gejala (cenderung berhubungan dengan pencernaan, seperti kram, diare, gas dan kembung), namun tidak melibatkan sistem imun tubuh. Penyebab intoleransi makanan adalah karena sistim pencernaan penderita kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk mencerna zat tertentu dalam makanan. 'ontoh intoleransi adalah intoleransi laktosa dan penyakit celiac. "ntoleransi laktosa terjadi pada orang yang kekurangan enzim laktase di saluran cernanya sehingga tidak bisa minum susu (kecuali jika laktosanya telah dihilangkan), sementara penderita penyakit celiac tidak bisa mengkonsumsi produk yang mengandung terigu karena penderita tidak dapat mencerna gluten yang terdapat didalam terigu. "ntoleransi makanan adalah reaksi makanan nonimunologik dan merupakan sebagian besar penyebab reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan. (eaksi ini dapat disebabkan oleh zat yang terkandung dalam makanan karena kontaminasi toksik (misalnya toksin yang disekresi oleh Salmonella, 'ampylobacter dan Shigella, histamine pada keracunan ikan), zat armakologik yang terkandung dalam makanan misalnya tiramin pada keju, ka ein pada kopi

atau kelainan pada pejamu sendiri seperti de isiensi lactase, maltase atau respon idiosinkrasi pada pejamu. )enurut cepat timbulnya reaksi maka alergi terhadap makanan terbagi dua macam, yaitu * $. (eaksi cepat ("mmediate +ipersensiti,ity-rapid onset reaction) * reaksi ini terjadi berdasarkan reaksi kekebalan tubuh tipe tertentu. .erjadi beberapa menit sampai beberapa jam setelah makan atau terhirup pajanan alergi. /. (eaksi lambat (delayed onset reaction) * reaksi ini terjadi lebih dari 0 jam setelah makan bahan penyebab alergi. (eaksi simpang makanan (Ad,erse ood reactions) adalah stilah umum untuk reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan yang ditelan. (eaksi ini dapat merupakan reaksi sekunder terhadap alergi makanan atau intoleransi makanan. .idak semua reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan merupakan reaksi alergi murni, tetapi banyak dokter atau masyarakat a&am menggunakan istilah alergi makanan untuk semua reaksi yang tidak diinginkan dari makanan, baik yang imunologik atau non imunologis. (eaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari. (eaksi tersebut dapat diperantarai oleh mekanisme yang bersi at imunologi, armakologi, toksin, in eksi, idiosinkrasi, metabolisme serta neuropsikologis terhadap makanan. !ari semua reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan dan zat aditi makanan sekitar /12 disebabkan karena alergi makanan.

http*--3.bp.blogspot.com-45Sa6)1A7db&-.'(%t8u0eG"-AAAAAAAAA39-#:;j0(G '<S&-s$=11-alergi.jpg

II. Mekanisme Terjadinya Alergi Makanan Struktur lim oepiteal usus yang dikenal dengan istilah GA6. (Gut-Associated 6ymphoid .issues) terdiri dari tonsil, patch payer, apendiks, patch sekal dan patch koloni. Pada keadaan khusus GA6. mempunyai kemampuan untuk mengembangkan respon lokal bersamaan dengan kemampuan untuk menekan induksi respon sistemik terhadap antigen yang sama. Pada keadaan normal penyerapan makanan,merupakan peristi&a alami seharihari dalam sistem pencernaan manusia. >aktor- aktor dalam lumen intestinal (usus), permukaan epitel (dinding usus) dan dalam lamina propia bekerja bersama untuk membatasi masuknya benda asing ke dalam tubuh melalui saluran cerna. Sejumlah mekanisme non imunologis dan imunologis bekerja untuk mencegah penetrasi benda asing seperti bakteri, ,irus, parasit dan protein penyebab alergi makanan ke dinding batas usus (sa&ar usus). Pada paparan a&al, alergen maknan akan dikenali oleh sel penyaji antigen untuk selanjutnya mengekspresikan pada sel-. secara langsung atau melalui sitokin. Sel . tersensitisasi dan akan merangsang sel-% menghasilkan antibodi dari berbagai subtipe. Alergen yang intake akan diserap oleh usus dalam jumlah

cukup banyak dan mencapai sel-sel pembentuk antibodi di dalam mukosa usus dan orgalim oid usus. Pada umumnya anak-anak membentuk antibodi dengan subtipe "gG, "gA dan "g). Pada anak atopi terdapat kecenderungan lebih banyak membentuk "g<, selanjutnya mengadakan sensitisasi sel mast pada saluran cerna, saluran napas, kulit dan banyak organ tubuh lainnya. Sel epitel intestinal memegang peranan penting dalam menentukan kecepatan dan pola pengambilan antigen yang tertelan. Selama terjadinya reaksi yang dihantarkan "g< pada saluran cerna, kecepatan dan jumlah benda asing yang terserap meningkat. %enda asing yang larut di dalam lumen usus diambil dan dipersembahkan terutama oleh sel epitel saluran cerna dengan akibat terjadi supresi (penekanan) sistem imun atau dikenal dengan istilah toleransi. Antigen yang tidak larut, bakteri usus, ,irus dan parasit utuh diambil oleh sel ) (sel epitel khusus yang melapisi patch peyeri) dengan hasil terjadi imunitas akti dan pembentukan "gA. "ngesti protein diet secara normal mengakti kan sel supresor .'!0? yang terletak di jaringan lim oid usus dan setelah ingesti antigen berlangsung cukup lama. Sel tersebiut terletak di limpa. Akti,asi a&al sel-sel tersebut tergantung pada si at, dosis dan seringnya paparan antigen, umur host dan kemungkinan adanya lipopolisakarida yang dihasilkan oleh lora intestinal dari host. >aktor- aktor yang menyebabkan absorpsi antigen patologis adalah digesti intraluminal menurun, sa&ar mukosa terganggu dan penurunan produksi "gA oleh sel plasma pada lamina propia. .erdapat 3 aktor penyebab terjadinya alergi makanan, yaitu * , Faktor Genetik Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek-nenek pada penderita . %ila ada orang tua menderita alergi kita harus me&aspadai tanda alergi pada anak sejak dini. %ila ada salah satu orang tua yang menderita gejala alergi maka dapat menurunkan resiko pada anak sekitar /1@ A12, ke dua orang tua alergi resiko meningkat menjadi A1 - 012. Sedangkan bila tidak ada ri&ayat alergi pada kedua orang tua maka resikonya adalah B @ $B2. Pada kasus terakhir ini bisa saja terjadi bila nenek, kakek atau saudara dekat orang tuanya mengalami alergi. %isa saja gejala alergi pada saat anak timbul, setelah menginjak usia de&asa akan banyak berkurang. , Imaturitas Usus Alergi makanan sering terjadi pada usia anak dibandingkan pada usia de&asa. >enomena lain adalah bah&a se&aktu bayi atau usia anak mengalami alergi makanan tetapi dalam pertambahan usia membaik. +al itu terjadi karena belum sempurnanya saluran cerna pada anak. Secara mekanik integritas mukosa usus dan peristaltik merupakan pelindung masuknya alergen ke dalam tubuh. Secara kimia&i asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi allergen. Secara imunologik "gA pada permukaan mukosa dan lim osit pada lamina propia dapat menangkal allergen masuk ke dalam tubuh. Pada usus imatur (tidak matang) sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal ber ungsi sehingga memudahkan alergen masuk ke dalam tubuh. Pada bayi baru lahir sel yang mengandung "gA, "munoglobulin utama di sekresi eksternal, jarang

ditemui di saluran cerna. !alam pertambahan usia akan meningkat sesuai dengan maturasi (kematangan) sistem kekebalan tubuh. !ilaporkan persentasi sampel serum yang mengandung antibodi terhadap makanan lebih besar pada bayi berumur kurang 3 bulan dibandingkan dengan bayi yang terpapar antigen setelah usia 3 bulan. Penelitian lain terhadap A01 anak yang diikuti secara prospekti dari lahir sampai usia 3 tahun. Sebagian besar reaksi makanan terjadi selama tahun pertama kehidupan. , Pajanan Alergi Pajanan alergi yang merangsang produksi "g< spesi ik sudah dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan. !iketahui adanya "g< spesi ik pada janin terhadap penisilin, gandum, telur dan susu. Pajanan juga terjadi pada masa bayi. Pemberian AS" eksklusi mengurangi jumlah bayi yang hipersensiti terhadap makanan pada tahun pertama kehidupan. %eberapa jenis makanan yang dikonsumsi ibu akan sangat berpengaruh pada anak yang mempunyai bakat alergi. Pemberian PAS" meningkatkan angka kejadian alergi.

III. Penyebab dan Pencetus Alergi Makanan Penyebab alergi di dalam makanan adalah protein, glikoprotein atau polipeptida dengan berat molekul lebih dari $0.111 dalton, tahan panas dan tahan ensim proteolitik. Sebagian besar alergen pada makanan adalah glikoprotein dan berkisar antara $A.111 sampai A1.111 dalton. )olekul-molekul kecil lainnya juga dapat menimbulkan kepekaan (sensitisasi) baik secara langsung atau melalui mekanisme hapten-carrier. Perlakuan isik misalnya pemberian panas dan tekanan dapat mengurangi imunogenisitas sampai derajat tertentu. Pada pemurnian ditemukan allergen yang disebut sebagai Peanut-$ suatu glikoprotein dengan berat molekul $01.111 dalton. Pemurnian pada udang didapatkan allergen-$ dan allergen-/ masing-masing dengan berat molekul /$.111 dalton dan /11.111 dalton. Pada pemurnian alergen pada ikan diketahui allergen- ) sebagai determinan &alau jumlahnya tidak banyak. C,omukoid ditemukan sebagai alergen utama pada telur. Pada susu sapi yang merupakan alergen utama adalah %etalaktoglobulin (%6G), Al lalaktalbumin (A6A), %o,in ><(D) Albumin (%SA) dan %o,in Gama Globulin (%GG). Albumin, pseudoglobulin dan euglobulin adalah alergen utama pada gandum. !iantaranya %6G adalah alergen yang paling kuat sebagai penyabab alergi makanan. Protein kacang tanah alergen yang paling utama adalah arachin dan conarachi. %eberapa makanan yang berbeda kadang menimbulkan gejala alergi yang berbeda pula, misalnya pada alergi ikan laut menimbulkan gangguan kulit berupa urtikaria, kacang tanah menimbulkan gangguan kulit berupa papula (bintik kecil seperti digigit serangga) atau urunkel (bisul). Sedangkan buah-

buahan menimbulkan gangguan batuk atau pencernaan. +al ini juga tergantung dengan organ yang sensiti pada tiap indi,idu. )eskipun demikian ada beberapa pakar alergi makanan yang berpendapat bah&a jenis makanan tidak spesi ik menimbulkan gejala tertentu. .imbulnya gejala alergi bukan saja dipengaruhi oleh penyebab alergi, tapi juga dipengaruhi oleh pencetus alergi. %eberapa hal yang menyulut atau mencetuskan timbulnya alergi disebut aktor pencetus. >aktor pencetus tersebut dapat berupa aktor isik seperti tubuh sedang terin eksi ,irus atau bakteri, minuman dingin, udara dingin, panas atau hujan, kelelahan, akti itas berlebihan terta&a, menangis, berlari, olahraga. >aktor psikis berupa kecemasan, sedih, stress atau ketakutan. +al ini ditunjukkan pada seorang penderita autisme yang mengalami in eksi saluran napas, biasanya gejala alergi akan meningkat. Selanjutnya akan berakibat meningkatkan gangguan perilaku pada penderita. >enomena ini sering dianggap penyebabnya adalah karena pengaruh obat. >aktor pencetus sebetulnya bukan penyebab serangan alergi, tetapi menyulut terjadinya serangan alergi. .anpa paparan alergi maka aktor pencetus tidak akan terjadi. %ila anak mengkonsumsi makanan penyebab alergi disertai dengan adanya pencetus maka keluhan atau gejala alergi yang timbul jadi lebih berat. .etapi bila tidak mengkonsumsi makanan penyebab alergi meskipun terdapat pencetus, keluhan alergi tidak akan muncul. +al ini yang dapat menjelaskan kenapa suatu ketika meskipun dingin, kehujanan, kelelahan atau akti itas berlebihan seorang penderita asma tidak kambuh. 8arena saat itu penderita tersebut sementara terhindar dari penyebab alergi seperti makanan, debu dan sebagainya. 7amun bila anak mengkonsumsi makanan penyebab alergi bila terkena dingin atau terkena pencetus lainnya keluhan alergi yang timbul lebih berat. Eadi pendapat tentang adanya alergi dingin pada anak adalah tidak sepenuhnya benar.

I . Gejala Alergi Makanan Alergi pada anak tidak sesederhana seperti yang pernah kita ketahui. Sebelumnya kita sering mendengar dari dokter spesialis penyakit dalam, dokter anak, dokter spesialis yang lain bah&a alergi itu gejala adalah batuk, pilek, sesak dan gatal. Padahal alergi dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi. %elakangan terungkap bah&a alergi menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya, karena alergi dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan ungsi otak. 8arena gangguan ungsi otak itulah maka timbul ganguan perkembangan dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga autism. 8eluhan alergi sering sangat misterius, sering berulang, berubah-ubah datang dan pergi tidak menentu. 8adang minggu ini sakit tenggorokan, minggu berikutnya sakit kepala, pekan depannya diare selanjutnya sulit makan hingga

berminggu-minggu. %agaimana keluhan yang berubah-ubah dan misterius itu terjadi. Ahli alergi modern berpendapat serangan alergi atas dasar organ sasaran pada organ tubuh. %erikut akan dijelaskan gambaran klinis yang dapat ditemukan pada alergi makanan yang diperantarai "g< dan non-"g<. F Alergi Makanan yang Di!erantarai Ig" #Ig" Mediated Food Allergy$ !iagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis menyeluruh berdasarkan keluhan-gejala yang ada. (eaksi alergi umumnya timbul dalam 31 menit setelah menelan alergen, dan menimbulkan satu-lebih tanda dan gejala berikut* kulit gastrointestinal saluran napas kardio,askular * * * * eritema, urtikaria, angioedema muntah, diare, nyeri perut batuk, suara serak, stridor hipotensi, pingsan

F Alergi Makanan yang Tidak Di!erantarai Ig" #%on Ig" Mediated Food Allergy$ .anda dan gejala tinbul beberapa jam-hari setelah menelan alergen. )acamnya adalah* $. Sindrom enterokolitis yang dipicu oleh protein makanan. 8elainan ini timbul pada bayi yang mengkonsumsi susu sapi atau susu kedelai, atau makanan seperti sereal beras. Gejala timbul dalam $ @ 3 jam setelah menelan alergen, berupa muntah terus-menerus cairan ber&arna empedu. +ipotensi terjadi pada $B2 kasus, dengan gejala pucat dan lemas, sehingga sering disalahdiagnosiskan sebagai sepsis. .idak jarang gejala berulang sampai akhirnya diketahui alergi makanan sebagai penyebabnya. /. <nteropati yang dipicu oleh protein makanan. Gejala muncul pada bayi berupa diare, muntah, dan gagal tumbuh. Paling sering akibat protein susu sapi, dapat juga secara tidak langsung dari kedelai, telur, gandum, beras, ayam, dan ikan. F Alergi Makanan &am!uran Ig" dan %on Ig" #Mi'ed Ig" and %on Ig" Mediated Food Allergy$ Penyakit alergi lain yang dialami oleh kelompok ini* $. <so agitis <osino ilik Alergika (Allergic <osinophilic <sophagitis). )uncul pada bayi sampai remaja, dengan gejala re luks gastroeso agus kronik yang tidak pulih dengan obat-obatan anti re luks, yakni* muntah, tidak mau makan, nyeri perut, dan re&el.

/. Gastritis <osino ilik Alergika (Allergic <osinophilic Gastritis). !apat timbul pada bayi sampai remaja, dengan gejala setelah makan seperti mual, muntah, nyeri perut dan tidak mau makan, sampai obstruksi-sumbatan saluran cerna. 3. Gastroenteritis <osino ilik Alergika (Allergic <osinophilic Gastroenteritis). .erjadi pada semua umur dengan gejala gagatumbuh ( ailure to thri,e), berat badan turun, dan gejala-gejala eso agitis dan gastritis. A. Proktokolitis <osino ilika (<osinophilic Proctocolitis). .imbul pada bayi akibat masuknya protein makanan melalui AS" atau pada susu ormula sapi-kedelai. !itemukan darah pada tinja, namun bayi tidak tampak sakit dengan pertumbuhan baik. . Manifestasi (linik 8eluhan alergi sering sangat misterius, sering berulang, berubah-ubah datang dan pergi tidak menentu. 8adang minggu ini sakit tenggorokan, minggu berikutnya sakit kepala, pekan depannya diare selanjutrnya sulit makan hingga berminggu-minggu. %agaimana keluhan yang berubah-ubah dan misterius itu terjadi. Ahli alergi modern berpendapat serangan alergi atas dasartarget organ (organ sasaran). (eaksi alergi merupakan mani estasi klinis yang disebabkan karena proses alergi pada seseorang anak yang dapat menggganggu semua sistem tubuh dan organ tubuh anak. Crgan tubuh atau sistem tubuh tertentu mengalami gangguan atau serangan lebih banyak dari organ yang lain. )engapa berbeda, hingga saat ini masih belum banyak terungkap. Gejala tergantung dari organ atau sistem tubuh , bisa terpengaruh bisa melemah. Eika organ sasarannya paru bisa menimbulkan batuk atau sesak, bila pada kulit terjadi dermatitis atopik. .ak terkecuali otakpun dapat terganggu oleh reaksi alergi. Apalagi organ terpeka pada manusia adalah otak. Sehingga dapat dibayangkan banyaknya gangguan yang bisa terjadi. .abel /. )ani estasi yang sering menyertai penderita alergi pada bayi baru lahir hingga $ tahun C(GA7-S"S.<) .D%D+ G<EA6A !A7 .A7!A $ Sistem Pernapasan %ayi lahir dengan sesak (.ransient .achipneu C .he ne&born), cold-like respiratory congestion (napas berbunyi-grok-grok). sering re&el-colic malam hari, hiccups (cegukan), sering GngedenH, sering mulet, meteorismus, muntah, sering latus, berak ber&arna hitam atau hijau, berak timbul &arna darah. 6idah sering ber&arna putih. +ernia umbilikalis, scrotalis atau inguinalis.

/ Sistem Pencernaan

3 .elinga +idung

Sering bersin, +idung berbunyi, kotoran hidung

.enggorok

berlebihan. 'airan telinga berlebihan. .angan sering menggaruk atau memegang telinga. Palpitasi, lushing (muka ke merahan), nyeri dada, colaps, pingsan, tekanan darah rendah <rthema toksikum. !ermatitis atopik, diapers dermatitis. urticaria, insect bite, berkeringat berlebihan.

3 Sistem Pembuluh !arah dan jantung A 8ulit

B Sistem Saluran 8emih Sering kencing, nyeri kencing, bed &etting (ngompol) >reIuent, urgent or pain ul urinationJ inability to control bladderJ bed&ettingJ ,aginal dischargeJ itching, s&elling, redness or pain in genitalsJ pain ul intercourse. = Sistem Susunan Sara Pusat K )ata Sensiti , sering kaget dengan rangsangan suara-cahaya, gemetar, bahkan hingga kejang. )ata berair, mata gatal, kotoran mata berlebihan, bintil pada mata, conjungti,itis ,ernalis.

)ani estasi yang sering menyertai penderita alergi pada anak usia lebih dari $ tahun C(GA7-S"S.<) .D%D+ G<EA6A !A7 .A7!A $ Sistem Pernapasan %atuk, pilek, bersin, mimisan, hidung buntu, sesak(astma), sering menggerakgerakkan -mengusap-usap hidung 7yeri perut, sering buang air besar (L3 kali-perhari), gangguan buang air besar (kotoran keras, berak, tidak setiap hari, berak di celana, berak ber&arna hitam atau hijau, berak ngeden), kembung, muntah, sulit berak, sering latus, saria&an, mulut berbau +idung * +idung buntu, bersin, hidung gatal, pilek, post nasal drip, epitaksis, salam alergi, rabbit nose, nasal creases .enggorokan * tenggorokan nyeri-kering-gatal, palatum gatal, suara parau-serak, batuk pendek (berdehem),

/ Sistem Pencernaan

3 .elinga +idung .enggorok

.elinga * telinga terasa penuhbergemuruh-berdenging, telinga bagian dalam gatal, nyeri telinga dengan gendang telinga kemerahan atau normal, gangguan pendengaran hilang timbul, terdengar suara lebih keras, akumulasi cairan di telinga tengah, pusing, gangguan keseimbangan. 3 Sistem Pembuluh !arah dan jantung Palpitasi, lushing (muka ke merahan), nyeri dada, colaps, pingsan, tekanan darah rendah, Sering gatal, dermatitis, urticaria, bengkak di bibir, lebam biru kehitaman, bekas hitam seperti digigit nyamuk, berkeringat berlebihan. 7yeri, urgent atau sering kencing, nyeri kencing,bed &etting (ngompol)J tidak mampu mengintrol kandung kemihJ mengeluarkan cairan di ,aginaJ gatal, bengkak atau nyeri pada alat kelamin. Sering timbul in eksi saluran kencing 7<D(CA7A.C)"S *Sering sakit kepala, migrain, kejang gangguan tidur. 7<D(CA7A.C)"S >"S"C6CG"S* Gangguan perilaku * emosi berlebihan, agresi , impulsi,e, o,erakti , gangguan belajar, gangguan konsentrasi, gangguan koordinasi, hiperakti hingga autisme. = Earingan otot dan tulang K )ata 7yeri tulang, nyeri otot, bengkak di leher

A 8ulit

B Sistem Saluran 8emih dan kelamin

= Sistem Susunan Sara Pusat

)ata berair, mata gatal, sering belekan, bintil pada mata. Allergic shiner (kulit di ba&ah mata tampak ke hitaman).

I. Penatalaksanaan !iagnosis alergi makanan dibuat berdasarkan diagnosis klinis, yaitu anamnesa (mengetahui ri&ayat penyakit penderita) dan pemeriksaan yang cermat tentang ri&ayat keluarga, ri&ayat pemberian makanan, tanda dan gejala alergi makanan sejak bayi dan dengan eliminasi dan pro,okasi.

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mencari penyebab alergi sangat banyak dan beragam. %aik dengan cara yang ilmiah hingga cara alternati , mulai yang dari yang sederhana hingga yang canggih. !iantaranya adalah uji kulit alergi, pemeriksaan darah ("g<, (ASt dan "gG), Pemeriksaan lemak tinja, Antibody monoclonal dalam sirkulasi, Pelepasan histamine oleh baso il (%aso il histamine release assay-%+(), 8ompleks imun dan imunitas seluler, "ntestinal mast cell histamine release (")'+(), Pro,okasi intra gastral melalui endoskopi, biopsi usus setelah dan sebelum pemberian makanan. Selain itu terdapat juga pemeriksaan alternati,e untuk mencari penyebab alergi makanan diantaranya adalah kinesiology terapan (pemeriksaan otot), Alat #ega (pemeriksaan kulit elektrodermal), )etode (e leks .elinga Eantung, 'ytoto;ic >ood .esting, <6"SA-A'., Analisa (ambut, "ridology dan .es 7adi. !iagnosis pasti alergi makanan tidak dapat ditegakkan hanya dengan tes alergi baik tes kulit, (AS., "mmunoglobulin G atau pemeriksaan alergi lainnya. Pemeriksaan tersebut mempunyai keterbatasan dalam sensiti itas dan spesi itas, Sehingga menghindari makanan penyebab alergi atas dasar tes alergi tersebut seringkali tidak menunjukkan hasil yang optimal. Dntuk memastikan makanan penyebab alergi harus menggunakan Pro,okasi makanan secara buta (!ouble %lind Placebo 'ontrol >ood 'halenge M !%P'>'). !%P'>' adalah gold standard atau baku emas untuk mencari penyebab secara pasti alergi makanan. )engingat cara !%P'>' tersebut sangat rumit dan membutuhkan biaya dan &aktu yang tidak sedikit. %eberapa pusat layanan alergi anak melakukan modi ikasi terhadap metode pemeriksaan tersebut. 'hildren >amily 'linic (umah Sakit %unda Eakarta melakukan modi ikasi dengan melakukan )"liminasi Pro*okasi Makanan Terbuka +eder,ana-. !alam diet sehari-hari dilakukan eliminasi atau dihindari beberapa makanan penyebab alergi selama /-3 minggu. Setelah 3 minggu bila keluhan alergi dan gangguan perilaku menghilang maka dilanjutkan dengan pro,okasi makanan yang dicurigai. Setelah itu dilakukan diet pro,okasi $ bahan makanan dalam $ minggu bila timbul gejala dicatat. !isebut sebagai penyebab alergi bila dalam 3 kali pro,okasi menimbulkan gejala. Penanganan alergi makanan dengan gangguan Spektrum Autisme harus dilakukan secara holistik. %eberapa disiplin ilmu kesehatan anak yang berkaitan harus dilibatkan. %ila perlu harus melibatkan bidang 7eurologi anak, Psikiater anak, .umbuh 8embang anak, <ndokrinologi anak, Alergi anak, Gastroenterologi anak dan lainnya. Seringkali pendapat dari beberapa ahli tersebut bertentangan sedangkan mani estasi alergi lainnya jelas pada anak tersebut. )aka tidak ada salahnya kita lakukan penatalaksanaan alergi makanan dengan Geliminasi terbukaH. <liminasi makanan tersebut die,aluasi setelah 3 minggu dengan memakai catatan harian. %ila gejala dan gangguan perilaku penderita Autism tersebut terdapat perbaikkan maka dapat dipastikan bah&a gangguan tersebut dapat diperberat atau dicetuskan oleh alergi makanan. Selanjutnya dilakukan eliminasi pro,okasi untuk mencari penyebab alergi makanan tersebut satu persatu. )asih banyak perbedaan dan kontro,ersi dalam penanganan alergi makanan sesuai dengan pengalaman klinis tiap ahli atau peneliti. Sehingga

banyak tercipta pola dan ,ariasi pendekatan diet yang dilakukan oleh para ahli dalam menangani alergi makanan dan autisme. %anyak kasus pengendalian alergi makanan tidak berhasil optimal, karena penderita menghindari beberapa penyebab alergi makanan hanya berdasarkan pemeriksaan yang bukan merupakan baku emas atau GGold StandardH. Penanganan autisme dengan disertai adanya alergi makanan haruslah dilakukan secara benar, paripurna dan berkesinambungan. Pemberian obat terus menerus bukanlah jalan terbaik dalam penanganan alergi makanan. Paling ideal adalah menghindari penyebab yang bisa menimbulkan keluhan alergi tersebut. Pemberian obat anti alergi, anti jamur dan anti bakteri jangka panjang berarti terdapat kegagalan dalam mengendalikan penyebab alergi makanan.

II. Diagnosis N Alergi Makanan yang Di!erantarai Ig"

Adanya antibodi "g< makanan tertentu dapat dideteksi dengan uji kulit Prick (Prick Skin .est-PS.) atau pemeriksaan darah ((AS. @ (adioallergosorbent test) yang mengukur kadar antibodi "g< alergen tertentu di kulit atau darah. Dji kulit Prick sederhana, cepat, dan tidak terlalu mahal, namun harus dilakukan oleh dokter yang terlatih dalam metodologi dan pembacaan-interpretasi hasil, mengingat hasil positi palsu ( alse positi,e) cukup sering. +asil negati pemeriksaan ini cukup dapat dipercaya (jarang terjadi negati palsu). Sedangkan uji (AS. lebih mahal, dengan keterbatasan jumlah akergen yang dapat diperiksa dalam satu &aktu. +asil pemeriksaan juga baru dapat diperoleh dalam satu minggu. !iagnosis de initi -pasti alergi makanan ditegakkan dengan melihat reaksi segera dari pemaparan makanan yang bertahap (graded ood challenge). Pengujian ini tidak boleh dilakukan di rumah, jika ada kecurigaan alergi makanan yang diperantarai oleh "g<. )asih ada beberapa teknik lain pengujian terhadap alergi makanan, namun belum memiliki pegangan ilmiah yang diakui, mahal, dan dapat berdampak pada pemantangan terhadap makanan-minuman yang tidak seharusnya. N Alergi Makanan yang Tidak Di!erantarai Ig"

%elum ada pemeriksaan penunjang-diagnostik spesi ik terhadap sindroma hipersensiti,itas makanan yang tidak diperantarai "g<. Satu-satunya cara adalah penghindaran-pemantangan jenis makanan tertentu, diikuti oleh pemaparan kembali ( ood challenge). Penghindaran makanan ini dilakukan dengan penga&asan dokter yang berkompetensi dalam alergi, dan untuk memastikan asupan gizi juga tercukupi.

Pada sindroma campuran "g<-non-"g<, uji kulit Prick dapat digunakan. <ndoskopi dan biopsi saluran cerna dapat menunjang pemeriksaan, jika melibatkan tandagejala keterlibatan saluran cerna.

III. Prognosis )eskipun tidak bisa hilang sepenuhnya, tetapi alergi makanan biasanya akan membaik pada usia tertentu. Setelah usia / tahun biasanya imaturitas saluran cerna akan membaik. Sehingga setelah usia tersebut gangguan saluran cerna karena alergi makanan juga akan ikut berkurang. %ila gangguan saluran cerna akan membaik maka biasanya gangguan perilaku yang terjadipun akan berkurang. Selanjutnya pada usia di atas B atau K tahun alergi makananpun akan berkurang secara bertahap. Perbaikan gejala alergi makanan dengan bertambahnya usia inilah yang menggambarkan bah&a gejala autismepun biasanya akan tampak mulai berkurang sejak periode usia tersebut. )eskipun alergi makanan tertentu biasanya akan menetap sampai de&asa, seperti udang, kepiting atau kacang tanah.

I.. &onto, Gangguan Alergi Makanan $. Ana ilaksis- gangguan tipe $. "stilah anan alaksis (ana * kembali atau berbalikJ ilaksis * proteksi) berasal dari paradoksal ini. (eaksi-reaksi pada manusia sudah ditemukan pada a&al abad ini dan tetap merupakan bentuk respon alergi yang timbul paling cepat dan berbahaya. (eaksi sistemik akut umumnya timbul setelah penyuntikan antigen kuat (alergen) ke orang yang sangat peka , &alaupun kadang @kadang terjadi dengan menelan agen tersebut. !ahulu, antiserum yang diperoleh dari spesies lain (khususnya kuda) paling sering bertanggung ja&ab atas reaksi-reaksi ini* belakangan ini penyuntikan penisilin serum-A'.+, insulin menjadi penyebab utama, dan obat-obatan lain lebih jarang dikaitkan. (eaksi-reaksi juga timbul setelah sengatan serangga dan lebih jarang berupa serang oleh makhluk berbisa pada penderita yang sudah disensitisasikan sebelumnya. (eaksi sistemik akut umumnya mulai timbul beberapa menit setelah masuknya elergenJ reaksi tipe lambat yang lebih lama dari $ jam sangat jarang terjadi. Pada kepekaan yang ekstrem, penyuntikan alergen dapat menyebabkan reaksi letal atau hampir subletal, disertai respon hebat maksimal yang paling cepat timbul. Crang yang terkena merasakan keadaan tidak tenang, dengan cepat diikuti dengan rasa ringan dikepala, yang mengakibatkan sinkop (kehilangan kesadaran), sering dirasakan gatal ditelapak tangan dan kulit kepala dan dapat mendahului urtikaria dan menutupi sebagian besar kulit. Pembekakan jaringan lokal (angioudema) dapat timbul dalam beberapa menit dan khususnya dapat mengubah bentuk kelopak mata, bibir, lidah, tangan, kaki, dan genetalia. Pembengkakan (udema) u,ula dan laryn; kurang nyata.

Semua bukti yang berlaku mengesankan bah&a ana ilaksis baik pada manusia dan he&an melibatkan suatu reaksi alergen muilti okal yang mendadak dengan "g< spesi ik yang terikat-mast sel, disusul oleh respon jaringan yang tersebar luas pada inspeksi tetapi khususnya nyata pada ana ilksis pada manusia dan dapat menyebabkan kematian karena obstruksi pernapasan. Ddema laryn; menyebabkan rasa haus yang nyata, gangguan onasi, suara napas keras, batuk bernada tinggi. 8esulitan bernapas dapat juga disebabkan oleh penyempitan bronkus, disertai stridor yang mirip sama asma spontan. Semua bukti yang berlaku mengesankan bah&a ana laksis baik pada manusia maupun pada he&an melibatkan suatu reaksi allergen multi okal yang mendadak denga "g< spesi ik yang terikat-mast sel, disusul oleh respon jaringan yang tersebar luas terhadap zat-zat mediator (misalnya histamine, S(-A) yang sudah dilepaskanJ aktor- aktor lain tampak hanya bersi at sekunder. %anyak gambaran respon ini yang berupa urtikaria dapat ditimbulkan oleh penyuntikan agen-agen yang secara langsung melepaskan mast- sel in ,i,o, &alaupun tidak oleh histamine parenteral. (eaksi-reaksi sistemik terhadap agen tertentu yang disuntikan (misalnya, media kontras sinar O) dapat merupakan contoh pelepasan mediator imonologik seperti itu. Pengobatan ana ilaksis yang e ekti memerlukan pertama, jaminan adanya udara yang paten. Cbser,asi yang teliti dan kontinyu adalah penting karna intubasi oro aryn; atau lebih sering trakeostomi mungkin perlu untuk mencegah as iksia oleh udema laryn;. +ipotensi jika parah dan atau lama, yang dapat mengakibatkan kerusakan otak, ginjal atau jantung, hanya merupakan ancaman yang tidak membahayakan. Pada beberapa orang, dapat terjadi reaksi-reaksi sistemik, seperti yang dapat ditimbulkan oleh obat dan serum. Setelah gigitan serangga (lebah dan sebangsanya) dan kadang-kadang lalat kerbau. (espon-respon ini kelihatannya diperantarai oleh "g< dan dapat berakhir dengan kematian.

/. Penyakit Atopik Sensitisasi an ilaktik pada manusia umumnya memerlukan penyuntikan allergen yang kuat, &alaupun parasit tertentu saluran cerna dan pernapasan juga menimbulkan respon "g< yang menyelok. Selain itu banyak orang yang mempunyai respon "g< spesi ik terhadap kontak mukosa ( yaitu dengan inhalasi atau menelan) denga bahan-bahan yang sama sekali tidak berbahaya termasuk makanan, tepung sari, dan bahan yang berasal dari he&an. Adanya "g< alergen spesi ik yang terikat pada jaringan dapat dibuktikan dengan mudah dengan melakukan tes kulit dan melihat timbulnya kemerahan lokal (eritema) dalam B sampai $B menit sering disertai rasa gatal ditengahnya. Sebagian orang yang mudah disensitikasi terhadap respon tipe $ (dengan perantaraan "g<) seperti ini bila mukosanya terkena "g<, juga menunjukkan satu atau lebih yang berkaitan, jenis yang paling sering dijumpai rhinitis alergika, asma alergika (ekstrinsik), dan dermatitis atropik. Alergi makanan dapat juga mempengaruhi organ-organ yang jauh termasuk kulit dan bronkus, keadaan seperti ini sering disebut penyakit atopik dan predisposisi yang mempermudah timbulnya penyakit atopik

yang disebut atopi. !asar pato isiologi atopi belum jelas seluruhnya, namun pembentukan "g< yang menyolok dari mukosa yang terkena alergen kelihatannya merupakan penyebab utama. Antibodi "g< yang terikat pada jaringan, yang terbentuk dengan cara ini sering disebut reagen atopik.

3. (hinitis Alegi Alergi hidung adalah keadaan atopik yang paling sering dijumpai, yang merupakan /1 2 penyakit anak-anak tertentu dan populasi de&asa-muda di Amerika Dtara dan <ropa %arat. !itempat lain, keadaan atopik dan penyakit atopik lainnnya kelihatannya lebih rendah, &alaupun data pre,alensi sering tidak lengkap. Crang dengan rhinitis elergika mengalami hidung tersumbat yang menyolok, sekresi hidung yang berlebihan, dan bersin yang terjadi berulang dan cepat. Pruritus mukosa hidung, tenggorakan, telinga itu sering mengganggu dan disertai dengan kemerahan konjukti,a, pruritus mata, dan lakrimasi. :alapun rhinitis alergika abadi jarang merupakan merupakan sumber gejala yang dramatis, obstruksim parsial hidung yang menetap dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada kebanyakan kejadian, penderita rhinitis kronis terpaksa bernapas melalui mulut dengan mendengkur dan kekeringan oro aring. Sering timbul lingkaran gelap dan jaringan berlebihan di ba&ah mataJ yang secara popular dikenal sebagai Gmata bengkak alergisH, perubahan ini dapat mencerminkan obstruksi hidung yang sudah berjalan lama oleh sebab apapun. )ukosa yang bengkak dengan mudah terin eksi bakteri, dan sering dijumpai obstruksi muara sinus paranasalis, mengakibatkan sinus sitis rekuren atau sinusitis kronis. 8hususnya pada in eksi rekuren, mukosa hidung yang bengkak mudah terbentuk tonjolan lokal, atau polip, yang akan menyumbat jalan udar lebih lanjut. (i&ayat klinis dari gejala akibat kontak dengan suatu alergen petunjuk yang paling nyata penyebab alergi pernapasan. #ariasi gejala selama dan setelah perjalanan perlu mendapat perhatian khusus, dan dapat dicari pengaruh kontak yang nyata terhadap agen-agen termasuk debu dalam rumah, produk he&an bulu binatang, bulu, biji-bijian, sutera, dan serat kapuk. Eika obser,asi-obser,asi yang sepintas ini tidak cukup, ri&ayat klinik dapat dibuat denga menambah atau mengurangi kontak dengan alergen tertentu, seperti tehadap makanan atau he&an piaraan, dalam &aktu singkat untuk melihat hasil yang diperoleh. Selain itu, &aktu dan tempat timbulnya gejala dapat melengkapi petunjuk etiologis yang tidak nyata pada penderita. .iga pertimbangan pokok menguasai penanganan alergi pernapasan seperti rhinitis alergika* $. /. Dsaha untuk mengurangi kontak dengan alergen. Pengobatan supresi untuk mengurangi gejala-gejala secara nonspesi ik.

3. +oposentisasi khusus untuk mengurangi respon terhadapo alergen yang tidak dapat dihindari. .indakan penghindaran adalah paling mudah dilakukan untuk alergen yang berhubungan dengan rumah tangga dan pekerjaaan, seperrti debu, dalam rumah, zat yang berasal dari he&an dan hasil-hasil pertanian.

DAFTA/ PU+TA(A

Ari ianto.&&&.sehatgroup.&eb.id-guidelines-isiGuide.aspPguide"!M3$ diunduh pada tanggal 3 September /11A Eudar&anto,:idodo.&&&.gizi.net-makalah-do&nload-alergi2/1autisme.pd diunduh pada bulan September /11B Eudar&anto, :idodo.&&&.childrenallergyclinic.&ordpress.com-/115-13-/B-alergimakanan-komplikasi-dan-permasalahannya- diunduh pada tanggal /B maret /115 Price, Syl,ia Anderson. $551. 8onsep 8linik Proses-Proses Penyakit. Eakarta * 8edokteran <G' Syamsir, <l,ira. &&&. id.sh,oong.com-medicine-and-health-$5K$1K0-alergi-danintoleransi-makanan- diunduh pada tanggal B Cktober /1$1

Das könnte Ihnen auch gefallen