Sie sind auf Seite 1von 0

41

AKSELERASI PENYELESAIAN PROYEK AKHIR MAHASISWA


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FT UNY
MELALUI APLIKASI METODE KAWAKITA JIRO


Sigit Yatmono dan Zamtinah
s_yatmono@yahoo.com
Dosen Universitas Negeri Yogyakarta


Abstract: This research aims to: help student accelerate the
compiling final project report through implementation of Kawakita
Jiro method; to know the effectiveness of Kawakita Jiro method;
and to improve the quality of students final project in PSTE FT
UNY. This research conducted through Class Action Research
method using Kurt Lewin model. Data collected through
questionnaire, observation, and investigation of relevant
documentation. Population of this research is 42 students of
Electrical Engineering Education department who are taking a
course of Final Project, which was then taken as a whole the
research samples. The data obtained are further analyzed using
descriptive percentage. Results of research indicate that: students
who follow the program consist of 3 classes: the 2004 as 6 students
(18.18%), the 2005 is 19 students (57.57%) and the 2006 is 8
students (24.25%). Beyond of all participants only 5 students or
15.15%, which already has a final project title and supervisor,
while most of the 28 students (84.85%) did not have a final project
title and supervisor. Based on monitoring using Kawakita Jiro
cards, the constraints faced by students in finishing final project
are: a) most of students have no final project title when they take a
final project course, or only 3 % of the participant of final project
accelerating class; b) less intensive of guidance process; c) There is
no special room for student to finish the final project in campus; d)
No punishment for student who do not fulfill the agreement when
they assign in final project class. Among 42 students who join the
final project acceleration class, has stated that 8 students or 19%
have passed the final project examination, while 2 students (5%)
still in progress to conduct the final project examination; 24
students (57%) had collected final project proposal and until the
end of research there were 8 students (19%) had not been
collecting final project proposal.

Key words : final project acceleration ; Kawakita Jiro method

Program Studi Teknik Elektro (selanjutnya disebut dengan PSTE) jenjang D3
merupakan salah satu program studi yang ada di FT UNY, yang dibuka sejak

42 Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 41 - 52


Tahun Akademik 1997/1998 bertujuan untuk menghasilkan tenaga profesional di
bidang teknik elektro yang mempunyai pengetahuan, sikap, dan keterampilan
teknik yang memadai, serta wawasan usaha mandiri untuk menciptakan lapangan
kerja. Sejak diberlakukannya Kurikulum 2002 PSTE bertekad bahwa muara dari
semua upaya perbaikan PBM adalah peningkatan IP mahasiswa, pemendekan
masa studi,dan pemendekan masa tunggu dalam mendapatkan pekerjaan.
Akan tetapi meraih prestasi belajar (indeks prestasi) yang tinggi bukanlah
perkara yang mudah. Banyak hal yang perlu diupayakan untuk mencapai indeks
prestasi yang tinggi, dan kenyataan di lapangan mengatakan banyak mahasiswa
PSTE mempunyai indeks prestasi belajar yang rendah bahkan harus drop out atau
mengambil jalan turun jenjang karena tidak mampu menyelesaikan studinya.
Selain itu mahasiswa PSTE merupakan mahasiswa yang masa studinya paling
lama dibandingkan dengan jurusan lain di FT seperti terlihat pada Grafik 1,
sehingga dalam pelaksanaan pendidikan, PSTE mengalami hambatan dalam
meluluskan mahasiswanya.










Grafik 1. Perkembangan rata-rata IPK berdasarkan program studi
(Sumber: Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Universitas Negeri
Yogyakarta, 2004)

Sebagaimana terlihat pada Grafik 1, indeks prestasi mahasiswa Program
Studi Teknik Elektro (2,54 pada semester genap tahun 2003) adalah paling rendah
jika dibandingkan dengan rata-rata indeks prestasi kumulatif mahasiswa dari
jurusan lain (Elektronika 2,83; Mesin 2,78; Otomotif 2,99; Bangunan 2,62 dan
PKK 2,96). Hal ini tentu sangat memprihatinkan terutama bagi kalangan pendidik
di perguruan tinggi (dosen), karena tiap dosen tentu menginginkan mahasiswanya
lulus mata kuliah yang diampunya dengan nilai yang memuaskan sebagai
cerminan keberhasilan kerja dosen dalam mengajar mahasiswa.
Kenyataan lain menyatakan pula bahwa lama studi mahasiswa PSTE
tergolong lama dibandingkan dengan lama studi mahasiswa jurusan lain, demikian
pula dengan IPK rata-rata lulusan mahasiswa PSTE yang tergolong rendah
dibandingkan dengan IPK rata-rata lulusan mahasiswa jurusan lain, sebagaimana
terlihat pada Grafik 2 dan Grafik 3.


2
.
6
9
2
.
6
5
2
.
5
4
2
.
7
42
.
8
1
2
.
8
3
2
.
8
7
2
.
9
3
2
.
7
8
2
.
7
5
2
.
5
9
2
.
9
9
2
.
7
2
2
.
7
6
2
.
6
2
2
.
9
33
.
0
0
2
.
9
6
2.30
2.40
2.50
2.60
2.70
2.80
2.90
3.00
3.10
Genap 2001 Genap 2002 Genap 2003
Semester
I
n
d
e
k
s

P
r
e
s
t
a
s
i

M
a
h
a
s
i
s
w
a
Elektro
Elektronika
Mesin
Otomotif
Bangunan
PKK

Sigit Yatmono, Akselerasi Penyelesaian Proyek . 43















Grafik 2 Lama studi mahasiswa berdasarkan program studi
(Sumber: Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Universitas Negeri
Yogyakarta, 2004)















Grafik 3: IPK Rata-rata lulusan berdasarkan program studi
(Sumber: Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Universitas Negeri
Yogyakarta, 2004)

Kenyataan di atas bertolak belakang dengan sumber daya mahasiswa yang
dimiliki oleh PSTE, dimana mahasiswa PSTE merupakan mahasiswa dengan row
input skor UMPTN yang paling tinggi jika dibandingkan dengan jurusan lain di
FT. Berdasarkan data yang mencerminkan nilai minus dari hasil prestasi belajar
PSTE di atas, setelah dilakukan wawancara dan dialog dengan para mahasiswa,
diperoleh keterangan bahwa yang menjadi sebab lambatnya penyelesaian studi
para mahasiswa PSTE adalah terletak pada saat menempuh Mata Kuliah Proyek
Akhir.
Mata Kuliah Proyek Akhir merupakan mata kuliah wajib tempuh bagi
mahasiswa PSTE. Mata kuliah ini merupakan salah satu syarat yang harus
diselesaikan setiap mahasiswa PSTE untuk memperoleh gelar ahli madya. Data di
1
0
6
0
50
0 0
2
0
1
0 0
3
0
28
2
0
5
0
15
0 0
7
0
28
0
10
20
30
40
50
60
3. 01-3. 50 3. 51- 4. 00 4. 01- 4. 50 4. 51-5. 00 > 5. 00
L ama St ud i (T ahun)
J
u
m
l
a
h

L
u
l
u
s
a
n
E lek tro
E lek tronik a
Mesin
B angunan
P KK
2
.
9
3
.
0
3
2
.
9
4
2
.
8
8
2
.
8
3
2
.
8
2
3
.
1
23
.
1
8
3
.
1
4
2
.
9
3
3
.
0
5
3
.
1
6
3
.
2
3
.
1
8
3
.
2
2. 6
2. 7
2. 8
2. 9
3. 0
3. 1
3. 2
3. 3
2001/ 2002 2002/ 2003 200/ 2004
Ta hun Aka de mi k
I
P
K

R
a
t
a
-
r
a
t
a

L
u
l
u
s
a
n
Elektro
Elektronika
Mesin
Bangunan
PKK

44 Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 41 - 52


atas menunjukkan bahwa rerata mahasiswa dalam menyelesaikan mata kuliah
Proyek Akhir lebih dari 3 (tiga) semester, sehingga masa penyelesaian studinya
lebih dari 8 (delapan) semester.
Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar kesulitan mahasiswa
dalam menyelesaikan mata kuliah Proyek Akhir adalah menemukan topik/ judul,
penyusunan proposal, dan aktivitas dosen-mahasiswa selama proses
pembimbingan (Istanto, 2002).
Berkaitan dengan pemecahan masalah tentang penyelesaian Proyek Akhir
sebenarnya pihak dosen telah melakukan berbagai upaya, diantaranya melalui
bimbingan terstruktur dan sudah memberikan hasil yang positif. Akan tetapi yang
menjadi permasalahan selanjutnya adalah bahwa meskipun telah melaksanakan
berbagai upaya, namun ternyata target yang ditetapkan jurusan berkaitan dengan
pemendekan masa studi dan peningkatan IP, secara siginifikan belum terpenuhi.
Oleh sebab itu perlu dicarikan solusinya melalui berbagai metode untuk
melengkapi metode yang pernah dilakukan.
Salah satu metode percepatan (akselerasi) penyelesaian Proyek Akhir yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kawakita Jiro, yang
menurut Nakamura, metode ini menduduki peringkat 2 dari 15 metode yang
digunakan di Jepang pada tahun 1989 yang mampu menumbuhkan kreativitas
namun tetap memprioritaskan sifat manusiawi, solidaritas dalam komunikasi
kelompok, pemecahan masalah, dan sebagainya (http://www.triz-
journal.com/achives/2001/02/e/).

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian dan Latar Belakang Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Teknik Elektro, Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Pendekatan penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas (classroom Action Research). Subyek penelitian
ini adalah semua mahasiswa PSTE jenjang Diploma III yang mengambil mata
kuliah Proyek Akhir pada Tahun Akademik 2007/2008.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain/
model proses dalam bentuk putaran yang mengacu pada proses tindakan yang
dideskripsikan oleh Kemmis & Mc Taggart, yang meliputi perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Jumlah siklus dilakukan berdasarkan atas perubahan yang
terjadi sesuai dengan maksud penelitian yang ingin dicapai. Untuk dapat melihat
kelemahan mahasiswa dalam penyusunan Proyek Akhir dilakukan observasi awal.

Model Tindakan
Berdasarkan refleksi awal tersebut, kemudian dilakukan penelitian kelas
dengan prosedur : perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action),
observasi (observation), dan refleksi (reflection). Beberapa kegiatan yang
dilakukan untuk mendukung penelitian ini, antara lain Strategi menemukan
domain kemampuan mahasiswa melalui kartu Kawakita Jiro (KJ), selanjutnya
langkah yang ditempuh adalah berdasarkan MKJ Komulatif seperti gambar 1.

Sigit Yatmono, Akselerasi Penyelesaian Proyek . 45














Gambar 1: Implementasi MKJ Komulatif
Setelah menerapkan MKJ Komulatif, langkah selanjutnya adalah proses
pembuatan proposal dengan kegiatan mencari Strategi menemukan sumber
informasi untuk Proyek Akhir, Pelatihan penyusunan proposal Proyek Akhir,
Strategi perencanaan, pembuatan, dan pengujian produk Proyek Akhir, Strategi
menyusun laporan Proyek Akhir, dan Strategi bimbingan, Strategi menghadapi
ujian Proyek Akhir. Model tindakan di atas dapat ditampilkan melalui Gambar 2
berikut :












Gb.2 Metode Tindakan

Dengan metode tindakan seperti di atas, proses bimbingan dilakukan pada
setiap tindakan sesuai rancangan yang diajukan mahasiswa dengan cara : (1)
memberi arahan, (2) memberi tugas, (3) meminta mahasiswa mempresentasikan
tugas yang diberikan, (4) memberi umpan-balik, dan (5) penyempurnaan materi.
Proses bimbingan ini dilakukan melalui tatap-muka secara terjadwal selama 2
jam/ minggu dalam 1 (satu) semester (16 tatap muka).






Eksplorasi
Konsep &
Domain
mahasiswa
Koleksi fakta
& data
melalui
Kartu KJ
Diagnosis &
Formulasi
Permasalahan
Pencatatan
solusi dg
kartu KJ
Studi kelayakan
Thd. temuan
permasalahan
Strategi perencanaan,
pembuatan, dan pengujian
PA
Strategi menyusun laporan
PA
Strategi
menemukan
sumber informasi
Menyusun
proposal Proyek
Akhir (PA)
Laporan akhir
PA
Produk PA

Proses Bimbingan

46 Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 41 - 52


Skenario Tindakan
a. Pra-penelitian (observasi awal)
1) Menyampaikan angket untuk mengetahui hambatan-hambatan yang
dihadapi mahasiswa dalam menyusun Proyek Akhir.
2) Mengindentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapi mahasiswa yang
diperoleh dari angket.
3) Membagikan Instrumen Domain Mahasiswa, kemudian mengelompokkan
mahasiswa kedalam kelompok kecil sesuai minat, bidang, dan interst
mahasiswa dalam membuat Proyek Akhir.
b. Siklus 1, 2, 3, dst.
1) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan model tindakan di atas. Pada tahap
ini peneliti dan dosen pembimbing melakukan bimbingan terjadwal dan
terstruktur, dan mahasiswa mengikuti kegiatan secara intensif.
2) Melaksanakan MKJ sebagai salah satu metode akselerasi penyelesaian
Proyek Akhir, dengan menentukan kelompok kecil sesuai hasil analisis
domain mahasiswa
3) Mengobservasi setiap tindakan di atas. Di sini peneliti melakukan
pencatatan atas kelemahan-kelemahan mahasiswa.
4) Melakukan refleksi berdasarkan hasil observasi sehingga diperoleh hasil
sesuai dengan maksud penelitian.

Penyiapan Alat Penelitian
a. Angket observasi awal
b. Instrumen Domain Mahasiswa
c. Kartu Kelompok untuk menentukan interest mahasiswa dalam membuat
rencana Proyek Akhir
d. Lembar observasi selama tindakan
e. Lembar bimbingan

Personel yang Dilibatkan
Dosen pembimbing Proyek Akhir dan beberapa rekan sejawat merupakan
personel yang dilibatkan dalam penelitian ini sebagai perencana sekaligus sebagai
pelaksana tindakan, selain itu dilibatkan pula dua orang mahasiswa sebagai
observer.

Data dan Cara Pengumpulan Data
1. Data yang diperoleh dari penelitian berupa data kemampuan awal
mahasiswa, data domain atau interes PA yang diminatai mahasiswa,
aktivitas mahasiswa selama mengikuti perkuliahan PA, jumlah proposal
Proyek Akhir, dan jumlah mahasiswa yang telah menyelesaikan Proyek
Akhir sampai dengan akhir penelitian ini dilakukan.
2. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, pelatihan dan
bimbingan oleh peneliti dan dosen pembimbing.

Sigit Yatmono, Akselerasi Penyelesaian Proyek . 47


Analisis Data dan Refleksi
1. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.
2. Refleksi proses : setiap tahap tindakan dinyatakan berhasil jika
menghasilkan produk yang diharapkan pada setiap kegiatan, misalnya pada
strategi menemukan sumber informasi, maka mahasiswa harus menemukan
topik Proyek Akhir. Produk lain berupa proposal Proyek Akhir, diagram
rangkaian alat, laporan Proyek Akhir, dan seterusnya.
3. Kreteria keberhasilan : penelitian ini dinyatakan berhasil jika 60 %
mahasiswa dari subyek penelitian telah menyelesaikan Proyek Akhir
selama penelitian ini dilaksanakan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Observasi Awal
Pada pertemuan pertama hadir sebanyak 21 mahasiswa dari 55 mahasiswa
yang telah mendaftar untuk mengikuti program akselerasi penyelesaian proyek
akhir. Pada pertemuan tersebut dibagikan angket kartu kawakita jiro untuk
mengetahui apa yang menjadi sebab lamanya penyelesaian proyek akhir dan
bidang atau jenis proyek akhir yang diminati. Hasil observasi dapat diketahui
beberapa hal sebagai berikut :
1. Mahasiswa yang mengikuti program akselerasi terdiri dari 3 angkatan yaitu
angkatan 2004 sebanyak 6 orang (18,18 %), angkatan 2005 sebanyak 19 orang
(57,57 %) dan angkatan 2006 sebanyak 8 orang (24,25 %).
2. Dari semua peserta hanya 5 orang mahasiwa atau 15,15 % yang sudah
mempunyai judul dan pembimbing proyek akhir sedangkan sebagian besar
yaitu 28 orang mahasiswa (84,85 %) belum mempunyai judul dan
pembimbing proyek akhir.
3. Teridentifikasi bidang proyek akhir yang diminati mahasiswa sebagai dasar
pengumpulan judul proyek akhir dari dosen-dosen di jurusan Pendidikan
Teknik Elektro FT UNY.

Kegiatan Pra Tindakan
Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan
penelitian yaitu:
a. Memberikan pengantar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan proyek
akhir yaitu mengenai bentuk proyek akhir, cara pengajuan dan format
proposal proyek akhir, format penulisan laporan proyek akhir dan trik untuk
mendapatkan tema atau judul proyek akhir.
b. Menyampaian kesepakatan dengan mahasiswa tentang syarat-syarat mengikuti
kegiatan kelas akselerasi proyek akhir dalam bentuk surat kesanggupan dan
jadwal kegiatan kelas akselerasi proyek akhir.





48 Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 41 - 52


Siklus I
1. Rancangan Tindakan
Dalam siklus pertama ini diinginkan suatu data tentang penyebab lamanya
pelaksanaan proyek akhir dari masukan mahasiswa menggunakan angket kartu
kawakita jiro yaitu berupa pertanyaan : Menurut anda apa yang menjadi sebab
lamanya penyelesaian PA/TA di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro? Selain itu
juga ingin diketahui informasi tentang peminatan mahasiswa terhadap bidang
proyek akhir yang ditawarkan sebagai bahan penawaran judul proyek akhir
dengan bentuk pertanyaan :
Pilih salah satu bidang / jenis proyek/tugas akhir yang ingin dibuat dari beberapa
pilihan berikut dengan memberi tanda silang :
Aplikasi sistem kendali berbasis mikrokontroler
Aplikasi sistem kendali berbasis PC
Aplikasi sistem kendali berbasis PLC
Sistem informasi data base
Analisa sistem ketenagaan
Prototype sistem instrumentasi
Simulasi komputer
......................................

2. Keterlaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan pengumpulan data dengan angket kartu kawakita jiro,
awalnya hanya sejumlah 21 mahasiswa yang hadir dan mengisi kartu angket
baru pada hari berikutnya ada sekitar 12 mahasiswa lagi yang sudah mendaftar
ikut mengisi kartu angket tersebut. Hal ini dikarenakan mahasiswa tersebut
berhalangan hadir pada saat pertemuan pertama karena bersamaan dengan
jadwal kuliah.
3. Observasi Hasil
Pada tahap kegiatan ini dilakukan pengumpulan data kartu angket dan
dilakukan analisa menggunakan metode kawakita jiro untuk pertanyaan
mengenai penyebab lamanya penyelesaian proyek akhir. Sedangkan untuk data
bidang peminatan hanya dilakukan pengelompokan pemintan mahasiswa
terhadap bidang yang sama untuk proses penentuan tawaran judul dan
penentuan dosen pembimbing proyek akhir.
Dalam membuat diagram kawakita jiro (affinity diagram) peneliti
menggunakan bantuan program PathMaker 5.5 untuk emenntukan pelabelan
hasil metode kawakita jiro. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menjalankan program PathMaker 5.5
b. Memasukkan ide / tanggapan mahasiswa terhadap pertanyaan : Menurut
anda apa yang menjadi sebab lamanya penyelesaian PA/TA di Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro ?
c. Mengelompokkan masukan mahasiswa menjadi set kartu kawakita jiro
yang seide.




Sigit Yatmono, Akselerasi Penyelesaian Proyek . 49


Refleksi tindakan
Dari pengelompokan kartu kawakita jiro yang telah dilakukan diatas
terlihat ada beberapa label yang bisa dikatakan sebagai penyebab lamanya
penyelesaian proyek akhir dari masukan mahasiswa. Penyebab yang bisa
disimpulkan antara lain adalah kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap
proyek akhir, mencari komponen untuk penyelesaian proyek akhir, interaksi
dosen dan mahasiswa, pendanaan, nilai kuliah yang masih jelek, kebiasaan dan
sikap mahasiswa, dan belum punya judul proyek akhir.
Dari beberapa label penyebab diatas, penyebab yang akan dicoba untuk
sebagai acuan rancangan tindakan pada siklus kedua adalah tentang kurangnya
pemahaman mahasiswa terhadap proyek akhir, interaksi dosen dan mahasiswa
serta belum punya judul proyek akhir. Sedangkan penyebab yang lain dianggap
merupakan faktor internal diri mahasiswa sendiri yang hanya perlu penambahan
motivasi belajar.
Terlihat bahwa data mencerminkan kesesuaian antara bidang proyek akhir
dengan konsentrasi yang ada di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro yaitu kendali
industri dan listrik industri. Bidang yang berhubungan dengan sistem informasi
komputer dan data base kurang diminati karena memang tidak didukung oleh
mata kuliah konsentrasi, demikian juga untuk sistem instrumentasi.

Siklus Kedua
1. Perencanan Tindakan
Dari hasil refleksi siklus pertama, peneliti merencanakan suatu tindakan
berupa pemberian wawasan tentang proyek akhir yang lebih rinci yang akan
diberikan oleh beberapa dosen yang dianggap mampu memberikan wawasan serta
tawaran judul-judul proyek akhir. Ada empat orang dosen diluar tim peneliti yang
akan diminta untuk memberikan penjelasan serta diminta untuk memberikan
tawaran judul proyek akhir dimana beliau sekaligus sebagai dosen
pembimbingnya. Adapun dosen tersebut adalah Bapak Totok Heru TM, M.Pd dan
Bapak Herlambang Sigit P, ST dari konsentrasi kendali industri dan Bapak Sukir,
MT serta Bapak Joko Laras BT,M.Pd dari konsentrasi listrik industri.
Untuk lebih mengintensifkan hubungan antara dosen pembimbing dengan
mahasiswa bimbingannya direncanakan disediakan suatu ruangan khusus sebagai
embrio ruang proyek akhir dimana mahasiswa dapat mengerjakan proyek akhir di
kampus dengan tingkat monitoring dari pembeimbing yang lebih intensif. Juga
dijadwalkan pertemuan antar dosen dan mahasiswa bimbingannya minimal satu
kali sesuai kesepakatan dengan difasilitasi pihak jurusan untuk menyediakan
ruangan.

2. Keterlaksanaan Tindakan
Dari hasil diskusi dengan tim dosen pembimbing yang terlibat dalam
penelitian berhasil dikumpulkan sejumlah 42 judul proyek akhir yang bisa diambil
oleh mahasiswa serta ada komitmen dari dosen pembimbing untuk memonitor
mahasiswa bimbingannya dengan lebih intensif berdasarkan kesepakatan jadwal
dengan mahasiswa.

50 Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 41 - 52


Judul-judul yang tersedia ditawarkan ke mahasiwa melalui suatu
pertemuan antara dosen pembimbing dan mahasiswa dimana dosen pembimbing
menjelaskan ide dasar, konsep dan rancangan judul yang ditawarkan. Mahasiswa
yang tertarik pada salah satu judul yang ditawarkan bisa menghubungi dosen yang
menawarkan untuk dibimbing mulai dari penulisan proposal proyek akhir ,
pelaksanaan proyek akhir hingga penulisan laporan.
Mengenai rencana untuk menyediakan ruangan khusus untuk mahasiswa
mengerjaan proyek akhir masih terkendala jumlah ruangan yang terbatas. Ruang
bengkel proyek yang sedianya disediakan ternyata tidak bisa optimal karena
adanya pemakaian oleh dua jurusan yaitu jurusan pendidikan teknik elektro dan
jurusan pendidikan teknik elektronika.

3. Observasi
Masih ada sejumlah mahasiswa yang belum memilih judul proyek akhir
yang ditawarkan atau menyampaiakan ide judul yang ia dapatkan sendiri ke
koordinator tugas akhir. Hal ini ditandai dengan masih sedikitnya proposal yang
disetujui oleh koordinator tugas akhir untuk ditindak lanjuti mahasiswa.

4. Refleksi
Dengan kegagalan penyediaan ruangan khusus untuk tempat pengerjaan
proyek akhir mahasiswa di kampus mengakibatkan proses pembimbingan intensif
yang direncanakan menjadi tidak terjadi. Proses hubungan interaksi antar dosen
dan mahasiswa bimbingannya menjadi kembali ke pola lama dimana mahasiswa
yang akan bimbingan proyek akhir akan datang menemui dosen pembimbingnya
tanpa jadwal yang pasti atau rutin. Sedangkan proses yang direncanakan justru
sebaliknya, jika mahasiswa mengerjakan proyek akhir di ruangan khusus di
kampus, dosen pembimbing yang akan datang ke ruangan tersebut untuk
memonitor perkembangan mahasiswa bimbingnannya dengan lebih intensif.

Pembahasan
Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh hasil bahwa ada sejumlah 42
mahasiswa yang secara intensif mengikuti Kelas Akselerasi Proyek Akhir. Ini
berarti hanya sekitar 76% dari semua pendaftar yang semula berjumlah 55
mahasiswa.
Selanjutnya dari 42 mahasiswa tersebut di atas, yang dinyatakan sudah
ujian dan lulus sebanyak 8 mahasiswa atau 19%; sedangkan yang dalam persiapan
ujian sebanyak 2 mahasiswa (5%); yang sudah mengumpulka proposal PA
sebanyak 24 mahasiswa 57%; dan mahasiswa yang sampai berakhirnya kegiatan
penelitian belum mengumpulkan proposal sebayak 8 mahasiswa atau 19%.
Delapan mahasiswa yang sudah lulus, yang mendapat nilai A ada tiga
mahasiswa, A- ada dua mahasiswa, B+ ada satu mahasiswa, dan yang mendapat
nilai B ada dua mahasiswa. Ini berarti bahwa nilai yang dipersyaratkan minimal B
untuk mata kuliah Proyek Akhir sudah dapat dipenuhi.
Selanjutya bersar persentase data di atas dapat dilihat bahwa persentase
terbesar justru ada pada kategori mahasiswa yang baru mengumpulkan proposal
atau yang proses pembuatan PA masih membutuhkan waktu yang panjang.

Sigit Yatmono, Akselerasi Penyelesaian Proyek . 51


Beberapa alasan yang menjadi kedala adalah setelah mahasiswa mengumpulkan
proposal kemudia ditindaklanjuti dengan penentuan dosen pembimbing.
Setelah mendapat dosen pembimbing kemudian mahasiswa secara
individual mengkonsultasikan PA-nya kepada dosen pembimbingnya. Di dalam
proses inilah sebagian besar mahasiswa menemui kendala, di samping karena
kesibukan dosen pembimbing, faktor ketersediaan ruangan khusus penyelesaian
PA juga belum tersedia. Kendala lain yang tidak kalah menyulitkan mahasiswa
adalah ketersediaan komponen baku yang belum tentu tersedia di pasaran
Yogyakarta atau harus ke kota lain untuk mendapatkan komponen yang
diperlukan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Mahasiswa yang mengikuti program akselerasi terdiri dari 3 angkatan yaitu
angkatan 2004 sebanyak 6 orang (18,18 %), angkatan 2005 sebanyak 19 orang
(57,57 %) dan angkatan 2006 sebanyak 8 orang (24,25 %).
2. Dari semua peserta hanya 5 orang mahasiwa atau 15,15 % yang sudah
mempunyai judul dan pembimbing proyek akhir sedangkan sebagian besar
yaitu 28 orang mahasiswa (84,85 %) belum mempunyai judul dan
pembimbing proyek akhir.
3. Teridentifikasi bidang proyek akhir yang diminati mahasiswa sebagai dasar
pengumpulan judul proyek akhir dari dosen-dosen di jurusan Pendidikan
Teknik Elektro FT UNY.
4. Berdasarkan pemantauan dengan menggunakan Kartu Kawakita Jiro, kendala
yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan Proyek Akhir adalah: a)
Mahasiswa banyak yang belum punya judul pada saat mengambil mata kuliah
PA, atau baru 3% dari seluruh peserta kelas akselerasi; b) kurang intensifnya
proses bimbingan; c) Belum ada fasilitas ruangan yang khusus digunakan
untuk mengerjakan PA; d) Belum ada sangsi tegas bagi mahasiswa yang tidak
menepati janji perkuliahan PA.
5. Dari 42 mahasiswa peserta kelas akselersai PA, yang dinyatakan sudah ujian
dan lulus sebanyak 8 mahasiswa atau 19%; sedangkan yang dalam persiapan
ujian sebanyak 2 mahasiswa (5%); yang sudah mengumpulka proposal PA
sebanyak 24 mahasiswa 57%; dan mahasiswa yang sampai berakhirnya
kegiatan penelitian belum mengumpulkan proposal sebanyak 8 mahasiswa
atau 19%.
6. Delapan mahasiswa yang sudah lulus, yang mendapat nilai A ada tiga
mahasiswa, A- ada dua mahasiswa, B+ ada satu mahasiswa, dan yang
mendapat nilai B ada dua mahasiswa. Ini berarti bahwa nilai yang
dipersyaratkan minimal B untuk mata kuliah Proyek Akhir sudah dapat
dipenuhi.





52 Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 41 - 52


Saran
1. Berdasarkan data yang menyatakan bahwa proses pembimbingan PA belum
efektif karena keterbatasan ruang, maka disarankan perlunya ruangan khusus
untuk mengerjakan PA di kampus secara terjadwal, agar pertemuan
mahasiswa dengan dosennya serta pemantauan dari dosen pembimbing lebih
efektif.
2. Pelaksanaan PA disinergikan dengan mata kuliah lain agar tujuan percepatan
PA dapat tercapai, misalnya disinergikan dengan mata kuliah Karya Tulis
Ilmiah. Di dalam mata kuliah KTI diharapkan outputnya adalah proposal PA
yang siap ditindaklanjuti dengan kegiatan penyusunan dan pembimbingan
kegiatan PA .

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. 1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta:
Rineka Cipta
Istanto WD. 2003. Upaya Mempercepat Proyek Akhir Melalui Bimbingan
Terstruktur. Laporan Penelitian FT UNY
Pangesti W.2004. Kontribusi Metode Kawakita Jiro dalam Pemecahan Suatu
Masalah.
Reigeluth, CM. 1983. Instructional design theories and model: An overview of
their current status. Hillsdale: Lawrence Erbaum Associates.
Sukamto. 1988. Perencanaan dan pengembangan kurikulum pendidikan
teknologi dan kejuruan. Jakarta : Depdikbud.

Das könnte Ihnen auch gefallen