Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PHYTOCHEMISTRY
alkaloid
Merupakan senyawa metabolit sekunder terbesar Mencakup senyawa bersifat basa yg mengandung satu atau lebih atom N sbg bagian sistem siklik Seringkali beracun, namun banyak yg mempunyai aktifitas fisiologis yg menonjol, sbg obat, dan biasanya berasa pahit
piperina
SEBAGAI BAGIAN DALAM MATA KULIAH KIMIA ORGANIK 2 F. TEKNOBIOLOGI UBAYA OLEH: RESTU K W
Klasifikasi alkaloid (berdasarkan (berdasarkan asal mula kejadian dan hubungannya dgn asam amino (Cordell, 1981))
Klasifikasi alkaloid (berdasarkan (berdasarkan struktur nitrogen yang dikandungnya (Hesse, Hesse, 1978))
1. Alkaloid heterosiklis, atom N dalam cincin heterosiklis A. pirolidin (dlm cincin anggota 5 jenuh), mis: higrin B. indol (mgd kromofor indol), mis: triptamin C. piperidin (N dlm cincin anggota 6 jenuh), mis: koniin D. piridin (mgd inti piridina), mis: nikotin E. tropan (mgd inti tropinon), mis: atropin F. histamin, imidazol, guanidin (2 N dlm cincin anggota 5 atau 6), mis: histamin
koniin triptamin higrin
1. True alkaloid, bersifat basa dan toksik, mempunyai keaktifan fisiologi besar, mengandung nitrogen di dalam cincin heterosiklis dan diturunkan dari asam amino 2. Protoalkaloid, mempunyai struktur amina sederhana namun atom nitrogen asam amino tidak berada di dalam cincin heterosiklis dan bersifat basa 3. Pseudoakaloid, bersifat basa dan tidak diturunkan dari asam amino sebagai senyawa asal
nikotin
atropin
histamin
Kegunaan beberapa alkaloid Alkaloid Aktropina Kafeina Kokaina Kodeina Morphina Emitina Ergonovina Kuinina Reserpina Skopalamina Tobokuraxina Berberina Palmatina Sumber tumbuhan Belladona Kopi Daun koka Opium Opium Akar ipesak Ergot Kulit kayu sinkona Rauwalfia Datura Kondrodendon Berberis Fibraurea kloroleuka Kegunaan Obat mata Pemacu jantung Anestesi lokal Mengurangi rasa sakit Narkotika Anti muntah Kebidanan Anti malaria Obat penenang Narkotika Melumpuhkan syaraf Anti bakteri, anti keguguran Antibiotik, anti jamur, anti keguguran
ALKALOIDA
Sampel segar (~4 gram) digerus dalam lumpang bersama sedikit pasir dan kloroform (~10 mL). Pindahkan sebagian ekstrak kloroform (dengan bantuan pipet dan kapas) ke dalam dua lubang plat tetes (untuk uji terpenoida/ steroida). Kemudian ke dalam sisa ekstrak kloroform dalam lumpang ditambah kloroform amoniak 0,05 M (~5 mL) sambil digerus beberapa lama. Selanjutnya ekstrak kloroform amoniak disaring (dengan bantuan pipet dan kapas) ke dalam tabung reaksi berukuran sedang, lalu tambahkan H2SO4 2 N (10-20 tetes) dan kocok campuran perlahan dengan cara membolak-balikkan tabung reaksi. Biarkan sejenak sehingga terbentuk lapisan asam (atas) dan lapisan kloroform (bawah).
PEMBUATAN PEREAKSI
Pipetkan lapisan asam ke dalam dua tabung reaksi kecil, lalu uji dengan perekasi Mayer (1-2 tetes) dan perekasi Dragendrof (1-2 tetes). Uji positip alkaloida ditandai adanya endapan putih yang relatif banyak (+4), kabut putih tebal (+3), kaput putih tipis (+2) dan kabut putih sangat tipis (+1) untuk uji dengan pereaksi Mayer. Uji dengan pereaksi Dragendorf yang positif memberikan endapan jingga-merah coklat.
MAYER HgCl2 (1,36 gram) dilarutkan dalam air (60 mL), dan KI (5 gram) dilarutkan dalam air (10 mL). Kedua larutan dicampur dan diencerkan sampai 100 mL dengan air, kemudian disimpan dalam botol coklat bertutup asah. DRAGENDORF Bi(NO3)3.5H2O (0,85 gram) dilarutkan dalam asam nitrat (20 mL), dan KI (27,2 gram) dilarutkan dalam air (50 mL). Kedua larutan dicampur dan jika terbentuk endapan disaring atau didekantasi, kemudian disimpan dalam botol coklat bertutup asah.
Rf (x 100)*)
kertas KLT
Di bawah sinar UV Biru Menyerap Tak tampak Menyerap Tak tampak Menyerap
Fluoresensi kuning
03 07 08 14 15 16 25 30 32 37 46 56
32 57 62 34 52 35 07 22 41 18 52 26
303 260 284 284 228 254 284 258 250 268
Kuantitatif: HPLC
Pengembang pd kertas= n-BuOH asam sitrat dlm air (870 ml : 4,8g asam sitrat dlm 130 ml air); pada silika gel = MeOH NH4OH (200:3)