Sie sind auf Seite 1von 59

AVAILABILITAS SISTEM DENGAN WAKTU

PERBAIKAN SINGKAT
Skripsi
Disusun untuk melengkapi syarat-syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Sains
ZULFIKAR
3125071802
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
LEMBAR PERSETUJUAN HASIL SIDANG SKRIPSI
AVAILABILITAS SISTEM DENGAN WAKTU PERBAIKAN
SINGKAT
Nama : Zulkar
No. Registrasi : 3125071802
Nama Tanda Tangan Tanggal
Penanggung Jawab
Dekan : Dra. Marheni, M.Sc. ............. .............
NIP. 19500606 197412 2 001
Wakil Penanggung Jawab
Pembantu Dekan I : Dr.rer.nat.Apriliana L.F,MS,M.Ed. ............. .............
NIP. 19600408 199003 2 002
Ketua : Dra. Widyanti Rahayu, M.Si. ............. .............
NIP. 19661103 200112 2 001
Sekretaris : Ratna Widyati, S.Si, M.Kom. ............. .............
NIP. 19750925 200212 2 002
Penguji : Drs. Sudarwanto, M.Si, DEA. ............. .............
NIP. 19650325 199303 1 003
Pembimbing I : Prof. Dr. Suyono, M.Si. ............. .............
NIP. 19671218 199303 1 005
Pembimbing II : Vera Maya Santi, M.Si. ............. .............
NIP. 19790531 200501 2 006
Dinyatakan lulus ujian skripsi tanggal: 13 Maret 2012
ABSTRAK
ZULFIKAR, 3125071802. Availabilitas Sistem dengan Waktu Per-
baikan Singkat. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Jakarta. 2012.
Anggap sebuah sistem yang komponennya dalam keadaan rusak dapat diperbaiki
atau diganti. Pada setiap waktu t sistem akan berada pada salah satu keadaan,
yakni bekerja atau rusak. Probabilitas sistem bekerja pada sebarang waktu t
disebut availabilitas sistem. Skripsi ini membahas suatu praktek masalah dalam
pemeliharaan sistem dimana waktu perbaikan sistem yang singkat (kurang dari
nilai kritis perbaikan) tidak berpengaruh pada sistem, yakni efek atau pengaruh-
nya dapat diabaikan dan sistem dianggap tetap bekerja selama waktu perbaikan.
Pertama akan diasumsikan nilai kritis waktu perbaikan berupa konstanta. Model
ini kemudian digeneralisasi dengan nilai kritis waktu perbaikan berupa variabel
acak non negatif. Akan dirumuskan availabilitas seketika dan keadaan mantap
availabilitas dari sistem tersebut. Beberapa contoh numerik dibahas pada bagian
akhir skripsi ini untuk mengilustrasikan hasil yang telah diperoleh.
Kata kunci : Availabilitas, Nilai Kritis Perbaikan, Model Baru.
ABSTRACT
ZULFIKAR, 3125071802. Availability System with Repair Time Omis-
sion. Thesis. Faculty of Mathematics and Natural Science Jakarta
State University. 2012.
Consider a system whose components in failed state can be repaired or
replaced. At any time t the system will be in one state, ie, working or fail. The
probability of the system to work at any time t is called the system availability.
This paper discusses a practical problem in the maintenance of the system where
the system repair time is short (less than a critical repair time value) had no eect
on the system, namely the eect or eects are considered negligible and the system
continued to work during the time of repair. The rst will be assumed critical value
of the repair time constants. This model is then generalized to the critical value
of the repair time in the form of non-negative random variable. Instantaneous
availability and steady state availability of the system will be formulated . Some
numerical examples are discussed at the end of this paper to illustrate the results
have been obtained.
Keyword : Availability, Critical Repair Time Value, New Model.
Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan
(QS. Alam Nasyroh: 5-6)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Taala,
Rabb Yang Maha Menguasai Ilmu manusia, karena dengan ijin, rahmat, dan
hidayah-Nya skripsi yang berjudul Availabilitas Sistem dengan Waktu Perbaikan
Singkat ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Shalawat serta salam penulis
sampaikan kepada suri teladan umat manusia pilihan Allah yang membawa dan
mengajarkan manusia dari zaman kebodohan kepada zaman yang penuh dengan
ilmu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, beserta keluarga, sahabat,
dan umatnya.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah banyak memberikan arahan, bantuan pemikiran, doa, semangat dan lain se-
bagainya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Suyono, M.Si selaku Dosen Pembimbing I, sekaligus Ketua
Jurusan Matematika FMIPA UNJ, dan Dosen Pembimbing Akademik. Te-
rima kasih atas segala nasihat, arahan, bimbingan, saran, dan dukungannya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan terarah.
2. Ibu Vera Maya Santi, M.Si selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih untuk
setiap waktu yang telah diluangkan untuk membimbing dan membantu saya
dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Ratna Widyati, S.Si, M.Kom selaku Ketua Program Studi Matematika
FMIPA UNJ.
iii
iv
4. Bapak/Ibu dosen Jurusan Matematika, terima kasih atas segala ilmu dan
pengetahuan yang telah diberikan. Serta staf-staf Jurusan Matematika
dan Fakultas MIPA yang telah memberikan informasi dan bantuan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Kedua orang tua, Bapak, Ibu, kakak dan adik. Terima kasih atas doa,
dorongan, semangat, kepercayaan, nasehat, serta bantuan baik secara moril
maupun materil.
6. Rekan-rekan mahasiswa Matematika 2007, Izudin, Fahrir, Idris, Husam,
Nanda, Aris, Badar, Rahmat, Buana, Fahrul, dan semua teman-teman
math07. Semoga persahabatan kita tetap terjalin.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis memohon maaf atas keterbatasa-keterbatasan, kekurangan dan kesala-
han yang dimiliki, baik dari segi penguasaan materi, pengalaman, dan cara-cara
penyajian tulisan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berman-
faat, terutama bagi penulis sendiri serta bagi pembaca.
Jakarta, Maret 2012
Zulkar
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.3 Pembatasan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.4 Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.5 Manfaat Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.6 Metode Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
II LANDASAN TEORI 5
2.1 Konvolusi Variabel Acak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.2 Transformasi Laplace . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
2.3 Proses Renewal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.3.1 Alternating Renewal Process . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
III PEMBAHASAN 16
3.1 Availabilitas Sistem . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
v
vi
3.2 Availabilitas Sistem dengan Nilai Kritis Perbaikan . . . . . . . . . 27
3.2.1 Nilai Kritis Perbaikan Berupa Konstanta . . . . . . . . . 27
3.2.2 Nilai Kritis Perbaikan Berupa Variabel Acak Non-negatif 32
3.3 Contoh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
IVPENUTUP 40
4.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
4.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
DAFTAR PUSTAKA 42
LAMPIRAN 44
DAFTAR GAMBAR
2.1 Waktu renewal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
3.1 Pergantian keadaan sistem, bekerja dan rusak . . . . . . . . . . . 17
3.2 Perbandingan antara sistem asli dan model baru . . . . . . . . . . 26
3.3 Model baru bekerja pada waktu t tetapi sistem asli sedang diperbaiki 29
3.4 Kurva availabilitas dari sistem asli dan model baru dengan = 0.6 36
3.5 Kurva availabilitas sistem baru dengan berdistribusi exponensial 38
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Interval waktu singkat dikenal dalam bidang biokimia yakni dalam teori
Ion-Channel. Dalam beberapa saluran ion, perjalanan ion-ion yang bergerak
melalui pori-pori diatur oleh suatu gerbang yang dapat membuka dan menutup
dengan seketika. Tetapi selang atau interval waktu membuka dan menutupnya
gerbang ini sangat pendek atau singkat untuk dapat teramati pada proses pen-
catatan, sehingga disebut interval waktu yang singkat. Hal ini memberikan sebuah
ide untuk memodelkan suatu sistem yang dapat diperbaiki dengan interval waktu
yang singkat.
Anggap suatu sistem mulai bekerja pada waktu t = 0, setelah bekerja
selama T
1
satuan waktu, komponen tersebut rusak dan segera diperbaiki selama
R
1
satuan waktu sehingga komponen tersebut dapat bekerja kembali seperti kom-
ponen yang baru. Setelah bekerja lagi selama T
2
satuan waktu komponen rusak
lagi dan diperbaiki kembali selama R
2
satuan waktu. Proses ini berlangsung terus
menerus dan setiap kali selesai dilakukan perbaikan komponen dianggap seperti
baru lagi. Oleh karena itu, pada sebarang waktu t sistem berada pada salah
satu keadaan yaitu bekerja atau rusak dalam sistem seperti ini. Probabilitas su-
atu sistem bekerja pada sebarang waktu t, dinotasikan dengan A(t) dinamakan
availabilitas sistem pada waktu t. Misalnya sebuah sistem memiliki availabilitas
99% pada waktu t, maka dapat diinterpretasikan dalam seratus kali sistem terse-
1
2
but digunakan pada waktu t, diharapkan hanya sekali sistem tersebut mengalami
kegagalan.
Pada setiap waktu sistem akan berganti keadaan antara bekerja atau
rusak. Keadaan ini dipandang seperti sebuah gerbang dalam saluran ion, yakni
membuka dan menutup. Sebuah sistem yang dimodelkan dengan interval waktu
yang singkat yakni suatu sistem dengan selang atau interval waktu perbaikan
yang singkat. Pada sistem seperti ini diasumsikan bahwa waktu yang diperlukan
untuk memperbaiki sistem yang rusak sehingga sistem dapat bekerja kembali
sangat cepat atau singkat sehingga efek atau pengaruh perbaikan dapat diabaikan.
Sistem akan tetap dianggap dalam keadaan bekerja selama waktu perbaikan.
Asumsi ini sejalan dengan suatu praktek masalah dalam pemeliharaan
sistem yang ada, yakni ketika suatu sistem rusak dan sedang diperbaiki maka
sistem tidak selalu dianggap dalam keadaan rusak selama perbaikan dilakukan.
Hal ini tergantung dari lamanya waktu perbaikan, sistem tetap dianggap dalam
keadaan bekerja jika waktu perbaikan sangat cepat atau singkat sedemikian hing-
ga sistem dapat bekerja kembali seperti semula. Maka terdapat suatu nilai kri-
tis atau nilai batas waktu perbaikan yang dinotasikan dengan dimana 0,
sedemikian hingga sistem dengan waktu perbaikan yang singkat yakni kurang
dari nilai maka dianggap tidak akan mempengaruhi kerja sistem, yakni efek
atau pengaruhnya bisa diabaikan sehingga sistem dianggap tetap bekerja selama
waktu perbaikan tersebut. Sebagai contoh, sebuah generator atau mesin pemasok
air guna memenuhi kebutuhan suatu penduduk. Jika mesin rusak maka dengan
segera perbaikan dilakukan. Waktu perbaikan yang dibutuhkan untuk memper-
baiki generator sehingga dapat berfungsi kembali sangat singkat atau cepat se-
hingga dapat dianggap mesin tetap bekerja selama perbaikan tersebut, hal ini
karena air yang disediakan dalam bak penampung masih cukup bagi penduduk
3
untuk digunakan.
Probabilitas suatu sistem dapat mempertahankan kekonsistenan kemam-
puan atau kerja disebut reliabilitas. Ukuran reliabilitas yang akan dibahas pada
model ini ialah availabilitas sistem, probabilitas sistem bekerja pada sembarang
waktu t. Akan dilihat perbedaan antara model sistem dengan asumsi asli dan mo-
del sistem yang baru dengan mempertimbangkan waktu perbaikan yang singkat,
yakni kurang dari nilai kritis perbaikan .
Beberapa penulis sebelumnya telah mencoba membahas mengenai avai-
labilitas sistem pada kasus yang berbeda. Naidzaly (2008) membahas menge-
nai availabilitas sistem kompleks, sedangkan Yuliana (2010) melakukan penelitian
mengenai penentuan perawatan sistem berdasarkan nilai availabilitas pada sistem
karbamat PT. Pupuk Kaltim.
Pada skripsi ini, penulis tertarik untuk membahas availabilitas sistem
dengan asumsi waktu perbaikan yang singkat.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas
dalam skripsi ini adalah
1. Bagaimana formulasi availabilitas sistem jika diberikan nilai kritis waktu
perbaikan berupa konstanta.
2. Bagaimana formulasi availabilitas sistem jika diberikan nilai kritis waktu
perbaikan berupa variabel acak non-negatif.
4
1.3 Pembatasan Masalah
Pada penulisan skripsi ini masalah yang akan dibahas dibatasi sebagai
berikut
1. Waktu bekerja dan waktu perbaikan sistem berdistribusi eksponensial.
2. Nilai kritis perbaikan berdistribusi eksponensial.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk
mengetahui formulasi availabilitas sistem dengan kasus diberikan nilai kritis waktu
perbaikan . Dengan waktu perbaikan yang singkat atau cepat yakni kurang dari
nilai kritis perbaikan sedemikian hingga tidak berpengaruh pada kerja sistem
dan sistem dianggap tetap bekerja selama waktu perbaikan tersebut.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan skripsi ini, yaitu :
1. Mengetahui formulasi availabilitas sistem dengan waktu kritis perbaikan.
2. Sebagai referensi dan informasi tambahan untuk melakukan penelitian dan
kajian lebih lanjut.
1.6 Metode Penelitian
Skripsi ini merupakan kajian teori dalam bidang teori reliabilitas yang
didasarkan pada buku-buku dan jurnal-jurnal tentang teori masalah availabilitas
sistem.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konvolusi Variabel Acak
Anggap X dan Y adalah dua peubah acak diskret yang independen de-
ngan fungsi massa peluang f
X
(x) = P(X = x) dan f
Y
(y) = P(Y = y), dimana x
dan y adalah bilangan-bilangan bulat. Misal Z = X + Y dengan fungsi peluang
f
Z
(z) = P(Z = z). Anggap bahwa X = k, maka Z = z jika dan hanya jika
Y = z k. Kejadian
{X +Y = z} =
_
k
({X = k} {Y = z k})
merupakan gabungan dari pasangan kejadian-kejadian yang saling lepas. Oleh
karena itu
P(X +Y = z) =

k
P(X = k, Y = z k) =

k
P(X = k).P(Y = z k)
Denisi 2.1.1. Misal X dan Y adalah dua peubah acak diskret yang independen
dengan fungsi massa peluang f
X
(x) dan f
Y
(y) dimana x dan y adalah bilangan-
bilangan bulat. Maka konvolusi f
X
f
Y
adalah
(f
X
f
Y
)(z) =

k
f
X
(k)f
Y
(z k)
5
6
Fungsi f
Z
(z) = f
X
f
Y
(z) adalah fungsi massa peluang dari peubah acak Z =
X +Y .
Denisi 2.1.2. Misal X dan Y adalah dua peubah acak kontinu yang saling in-
dependen dengan fungsi kepadatan peluang berturut-turut f(x) dan g(y). Maka
konvolusi f g dari f dan g adalah fungsi yang didenisikan dengan
(f g)(z) =
_
+

f(z y)g(y)dy
=
_
+

g(z x)f(x)dx
Teorema 2.1.1. Misal X dan Y adalah dua peubah acak kontinu yang independen
dengan fungsi kepadatannya f
X
(x) dan f
Y
(y). Maka Z = X + Y adalah peubah
acak dengan fungsi kepadatan f
Z
(z), dimana f
Z
adalah konvolusi dari f
X
dan f
Y
Bukti: Misalkan
Z = X +Y
dimana X memiliki fungsi kepadatan f
X
(x) dan Y memiliki fungsi kepadatan
f
Y
(y). Fungsi kepadatan bersama dari Z dan X adalah
f(z, x) = f(z|x)f
X
(x)
dimana f(z|x) adalah fungsi kepadatan bersyarat dari Z diberikan X = x. Per-
hatikan bahwa
F
Z
(z) = P(Z z) = P(X +Y z)
= P(X +Y z|X = x)P(X x)
= P(X +Y z|X = x)F
X
(x)
7
=
_

P[X +Y z|X = x]f


X
(x)dx
=
_

P[x +Y z]f
X
(x)dx
=
_

F
Y
(z x)f
X
(x)dx
Karena kejadian Z = z dengan syarat X = x ekuivalen dengan kejadian Y = zx,
maka
f(z|x) = f
Y
(z x)
Sebagai akibatnya dengan menggunakan peluang marginal, f(z) dapat dituliskan
sebagai
f(z) =
_
f(z|x)f
X
(x)dx
=
_
f
Y
(z x)f
X
(x)dx
= f
X
f
Y
= f
Z
2.2 Transformasi Laplace
Jika f(t) merupakan fungsi yang didenisikan pada interval [0, ) maka
transformasi Laplace dari f(t) didenisikan sebagai berikut

f(s) =
_

0
e
st
f(t)dt
8
jika integral tersebut ada nilainya. Transformasi Laplace Stieltjes dari fungsi F
didenisikan sebagai
F

(s) =
_

0
e
st
dF(t)
Lemma 2.2.1. Hubungan antara transformasi Laplace dan transformasi Laplace
Stieltjes dari fungsi distribusi kumulatif F diberikan oleh

F(s) =
1
s
F

(s)
Bukti: Perhatikan bahwa

F(s) =
_

0
F(t)e
st
dt
=
1
s
_

0
F(t)d(e
st
)
=
1
s
[F(t)e
st
|

0

_

0
e
st
d(F(t))]
=
1
s
[0 F

(s)]
=
1
s
F

(s)
Lemma 2.2.2. Fungsi X dan Y non-negatif dan saling independen, dan Z =
X +Y . Maka

F
Z
(s) =

F
X
(s)

f
Y
(s)
dimana F
Z
merupakan fungsi distribusi kumulatif dari Z, F
X
fungsi distribusi
kumulatif dari X dan f
Y
merupakan fungsi kepadatan peluang dari Y .
9
Bukti: Perhatikan bahwa

F
Z
(s) =
_

0
e
st
[F
Z
(t)]dt
=
_

0
e
st
[P(X +Y t)]dt
=
_

0
e
st
_ _

0
P(X +Y t|Y = y)dF
Y
(y)
_
dt
=
_

0
e
st
_ _

0
P(X +y t)dF
Y
(y)
_
dt
=
_

0
e
st
_ _

0
F
X
(t y)dF
Y
(y)
_
dt
=
_

0
e
st
_ _

0
F
X
(t y)f
Y
(y)dy
_
dt
=
_

0
e
sx
e
sy
_

0
F
X
(x)f
Y
(y)dydx
=
_

0
e
sx
F
X
(x)dx
_

0
e
sy
f
Y
(y)dy
=

F
X
(s)

f
Y
(s)
Teorema 2.2.1. Misalkan F
n
adalah fungsi distribusi kumulatif dari S
n
=

n
i=1
X
i
dimana X
1
, X
2
, . . . , X
n
saling independen dan berdistribusi identik dengan fungsi
distribusi kumulatif F. Maka transformasi Laplace dari F
n
diberikan oleh

F
n
(s) =
1
s
[F

(s)]
n
Bukti: Akan dibuktikan dengan menggunakan induksi matematika. Ambil n = 1
maka

F
1
(s) =
1
s
[F

(s)]. Selanjutnya anggap pernyataan benar untuk n 1, yaitu

F
n1
(s) =
1
s
[F

(s)]
n1
dimana F
n1
adalah distribusi kumulatif dari S
n1
= X
1
+X
2
+. . . +X
n1
. Akan
10
dibuktikan

F
n
(s) =
1
s
[F

(s)]
n
Perhatikan bahwa
F

(s) =
_

0
e
st
dF(t)
=
_

0
e
st
f(t)dt
=

f(s)
Karena S
n
= S
n1
+ X
n
dengan S
n1
dan X
n
independen, maka dengan meng-
gunakan Lemma (2.2.2) diperoleh

F
n
(s) =

F
n1
(s)

f(s)
=
1
s
[F

(s)]
n1
F

(s)
=
1
s
[F

(s)]
n
Jadi terbukti bahwa

F
n
(s) =
1
s
[F

(s)]
n
untuk semua n bilangan asli.
2.3 Proses Renewal
Misalkan X
1
, X
2
, . . . merupakan barisan variabel acak yang menyatakan
waktu-waktu antar kedatangan yang berurutan dan saling independen dan berdis-
tribusi identik. Misalkan
S
n
=
n

i=1
X
i
; n 1 dan S
0
= 0
11
Gambar 2.1: Waktu renewal
dimana S
n
menyatakan waktu kejadian ke-n, yakni S
1
= X
1
adalah waktu renewal
pertama, S
2
= X
1
+ X
2
adalah waktu renewal pertama ditambah waktu antara
renewal pertama dan kedua, dan seterusnya. Banyaknya kejadian sampai waktu t
sama dengan nilai n terbesar sedemikian hingga S
n
t. Maka banyaknya kejadian
sampai waktu t diberikan oleh:
N(t) = max{n 0 : S
n
t} (2.1)
Denisi 2.3.1. Proses stokastik N = {N(t), t 0} yang didenisikan pada per-
samaan (2.1) dinamakan proses renewal.
Untuk menentukan distribusi dari N(t), hal pertama yang penting diper-
hatikan adalah bahwa banyaknya renewal pada waktu t n jika dan hanya jika
renewal ke-n terjadi sebelum atau pada waktu t. Oleh karena itu,
N(t) n S
n
t
Dari hubungan ini diperoleh
P[N(t) = n] = P[N(t) n] P[N(t) n + 1]
= P[S
n
t] P[S
n+1
t]
Misalkan F menyatakan fungsi distribusi dari X dan F
n
menyatakan
12
fungsi distribusi dari S
n
, maka
P[N(t) = n] = F
n
(t) F
n+1
(t) (2.2)
Fungsi renewal m(t) didenisikan sebagai
m(t) = E[N(t)]
Hubungan antara m(t) dan F diberikan pada Proposisi berikut ini
Proposisi 2.3.1.
m(t) =

n=1
F
n
(t)
Bukti: Perhatikan bahwa,
N(t) =

n=1
I
n
dimana
I
n
=
_
_
_
1, jika renewal ke-n terjadi pada [0, t];
0, selainnya.
Kemudian
E[N(t)] = E
_

n=1
I
n
_
=

n=1
E[I
n
]
=

n=1
P{I
n
= 1}
13
=

n=1
P{S
n
t}
=

n=1
F
n
(t)
Lemma 2.3.1. Fungsi renewal m(t) memenuhi persamaan integral sebagai berikut
m(t) = F(t) +
_
t
0
m(t x)dF(x)
Bukti: Perhatikan bahwa,
m(t) = E(N(t)) = E(E[N(t)|X
1
])
Karena,
E[N(t)|X
1
= x] = 0 jika t < x
dan
E[N(t)|X
1
= x] = 1 +E[N(t x)] jika t x
maka
m(t) =
_

0
E[N(t)|X
1
= x]f
x
(x)dx
=
_
t
0
E[N(t)|X
1
= x]f
x
(x)dx +
_

t
E[N(t)|X
1
= x]f
x
(x)dx
=
_
t
0
(1 +E[N(t x)])f
x
(x)dx
= F(t) +
_
t
0
m(t x)dF(x)
14
Teorema 2.3.1. Transformasi Laplace dari fungsi renewal m(t) diberikan oleh
m(s) =
F

(s)
s[1 F

(s)]
Bukti: Perhatikan bahwa,
m(s) =
_

0
m(t)e
st
dt
=
_

0

n=1
F
n
(t)e
st
dt
=

n=1
_

0
F
n
(t)e
st
dt
=

n=1

F
n
(s)
=

n=1
1
s
[F

(s)]
n
=
1
s

n=1
[F

(s)]
n
=
F

(s)
s[1 F

(s)]
2.3.1 Alternating Renewal Process
Perhatikan sebuah sistem yang pada sebarang waktu dapat dikategorikan
dalam salah satu keadaan, yakni bekerja atau gagal. Anggap bahwa sistem be-
kerja selama waktu T
1
, kemudian sistem gagal dan diperbaiki selama waktu R
1
.
Setelah itu sistem bekerja lagi selama T
2
dan kemudian gagal lagi dan diperbaiki
lagi selama R
2
. Proses ini berlangsung terus-menerus, dan setiap sistem selesai
diperbaiki sistem dianggap seperti baru lagi.
Anggap barisan (T
n
, R
n
), n 1, merupakan vektor acak yang saling in-
15
dependen dan berdistribusi identik. Kedua barisan peubah acak (T
n
) dan (R
n
)
tersebut saling independen dan berdistribusi identik, tetapi T
n
dan R
n
mungkin
tidak saling bebas. Dengan kata lain, proses akan mulai seperti awal lagi, keti-
ka sistem selesai diperbaiki, dan lama waktu perbaikannya mungkin tergantung
waktu bekerja sebelumnya. Dengan asumsi-asumsi ini, proses (T
n
, R
n
), n 1 di-
namakan proses renewal alternating.
Misalkan Z
n
= T
n
+ R
n
, n = 1, 2, . . . dan S
n
=

i=1
Z
i
, n 1 maka
proses (N(t), t 0) dengan
N(t) = max{n 0 : S
n
t}
merupakan proses renewal, dan disini menyatakan banyaknya perbaikan yang di-
lakukan pada interval waktu [0, t].
Pada sebarang waktu t, keadaan sistem yang digambarkan dengan pro-
ses renewal alternating, dapat dikategorikan sebagai sedang bekerja atau dalam
perbaikan yang dinotasikan
(x) =
_
_
_
1, jika sistem bekerja;
0, jika sistem rusak.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Availabilitas Sistem
Perhatikan sebuah sistem yang dipandang sebagai satu komponen. Sis-
tem mulai bekerja pada waktu t = 0, setelah bekerja selama T
1
satuan waktu,
komponen tersebut rusak dan segera diperbaiki selama R
1
satuan waktu sehingga
komponen tersebut dapat bekerja kembali seperti komponen yang baru. Setelah
bekerja lagi selama T
2
satuan waktu komponen rusak lagi dan diperbaiki kembali
selama R
2
satuan waktu. Proses ini berlangsung terus menerus dan setiap kali
selesai dilakukan perbaikan komponen dianggap seperti baru lagi. Jadi pada se-
tiap waktu t sistem akan berada pada salah satu keadaan yaitu bekerja atau rusak.
Misalkan (T
k
), k N menyatakan lama waktu sistem bekerja dan (R
k
), k
N menyatakan lama waktu sistem dalam perbaikan. Diasumsikan bahwa (T
k
) dan
(R
k
) adalah barisan variabel acak positif yang saling independen dan berdistribusi
identik. Notasikan fungsi distribusi dari T
k
dan R
k
masing-masing dengan F dan
G. Barisan
T
1
, R
1
, T
2
, R
2
, . . .
16
17
Gambar 3.1: Pergantian keadaan sistem, bekerja dan rusak
membentuk alternating renewal process.
Denisikan
S
n
= T
1
+
n1

k=1
(R
k
+T
k+1
), n N,
dan
S
o
n
=
n

k=1
(T
k
+R
k
), n N.
Dengan ketentuan S
0
= S
o
0
= 0. S
n
menyatakan waktu kegegalan ke-n dan S
o
n
menyatakan waktu sistem selesai diperbaiki pada periode ke-n.
Barisan S
n
membentuk proses renewal N dengan fungsi renewal M.
Waktu antara pertama memiliki fungsi distributif F dan waktu-waktu antara
berikutnya memiliki distribusi F G (konvolusi dari F dan G). Misalkan H
(n)
menyatakan fungsi distribusi dari S
n
, maka
H
(n)
= F (F G)
(n1)
,
18
dimana B
n
menyatakan konvolusi n kali lipat dari distribusi B dan B
0
sama
dengan fungsi distribusi dengan masa 1 pada 0. Perhatikan bahwa
M(t) =

n=1
H
(n)
(t)
Barisan S
o
n
membentuk proses renewal N
o
dengan fungsi renewal M
o
.
Waktu antara T
k
+R
k
memiliki distribusi F G. Misal H
o(n)
menyatakan fungsi
distribusi dari S
o
n
. Maka
H
o(n)
= (F G)
n
dan
M
o
(t) =
n1

n=1
H
o(n)
(t)
Probabilitas sistem bekerja pada sebarang waktu t yang dinotasikan dengan A(t),
dinamakan availabilitas sistem pada waktu t, yakni
A(t) = P(sistem bekerja pada waktu t)
Availabilitas sistem A(t) memenuhi persamaan integral sebagaimana diberikan
dalam teorema berikut.
Teorema 3.1.1. Availabilitas A(t) diberikan sebagai berikut
A(t) =

F(t) +
_
t
0

F(t x)dM
o
(x)
dimana

F(t) = 1 F(t) = P{T > t} dan M
o
(x) =

n1
n=1
H
o(n)
(x)
19
Bukti: Dengan mengkondisikan pada Z = T
1
+R
1
, diperoleh:
A(t) = P(sistem bekerja pada waktu t)
= P(sistem bekerja pada waktu t, T
1
> t) +P(sistem bekerja pada
waktu t, T
1
t)
= P(T
1
> t) +P(sistem bekerja pada waktu t, Z t)
=

F(t) +
_
t
0
P(sistem bekerja pada waktu t, T
1
t|Z = x)dF
Z
(x)
=

F(t) +
_
t
0
A(t x)dF
x
(x)
=

F(t) +
_
t
0
A(t x)d(F G)(x) (3.1)
Teorema 3.1.2. Misalkan H merupakan fungsi yang terbatas pada interval ber-
hingga dan F merupakan fungsi distribusi dari waktu bekerja sistem. Persamaan
(t) = H(t) +
_
t
0
(t x)dF(x)
mempunyai penyelesaian tunggal di dalam kelas fungsi yang terbatas pada interval
berhingga. Penyelesaian ini dapat dinyatakan sebagai
(t) = H(t) +
_
t
0
H(t x)dm(x)
dimana m merupakan fungsi renewal, yakni m(t) =

n=1
F
n
(t)
Bukti: Jika h : [0, ) R, konvolusi h m dan h F didenisikan sebagai
berikut
(h m)(t) =
_
t
0
h(t x)dm(x), (h F)(t) =
_
t
0
h(t x)dF(x)
20
Perhatikan bahwa
(h m) F = h (m F)
m = F +m F
F
k+1
= F
k
F = F F
k
kemudian dapat dituliskan sebagai = H +H m. Konvolusikan dengan F
maka diperoleh
F = H F +H m F = H F +H (mF)
= H m = H
Jika H merupakan fungsi terbatas pada interval berhingga maka
sup
0tT
|(t)| sup
0tT
|H(t)| + sup
0tT

_
t
0
H(t x)dm(x)

[1 +m(T)] sup
0tT
|H(t)| <
dan juga terbatas pada interval berhingga. Untuk menunjukkan bahwa
mempunyai penyelesaian tunggal, anggap bahwa
1
merupakan solusi terbatas
yang lain dimana (t) = (t)
1
(t), merupakan fungsi terbatas. Untuk =
F, akan dibuktikan bahwa = F
k
untuk k 1 yang mengakibatkan
|(t)| F
k
(t) sup
0ut
|(u)| untuk k 1
Ambil k untuk melihat bahwa |(t)| = 0 untuk semua t, karena
F
k
(t) = P(N(t) k) 0, k
21
maka terbukti.
Dengan menggunakan Teorema (3.1.2) maka persamaan (3.1) menjadi
A(t) =

F(t) +
_
t
0

F(t x)dM
o
(x)
Selanjutnya untuk memperoleh rumus availabilitas A(t) digunakan transformasi
Laplace sebagai berikut
Teorema 3.1.3. Transformasi Laplace dari A(t) diberikan oleh
_

0
A(t)e
st
dt =
1 F

(s)
s[1 F

(s)G

(s)]
(3.2)
dimana F

(s) dan G

(s) berturut-turut merupakan transformasi Laplace Stieltjes


dari fungsi F dan G.
Bukti: Perhatikan bahwa

A(s) =
_

0
A(t)e
st
dt
=
_

0

F(t)e
st
dt +
_

0
_
t
0

F(t x)dM
o
(x)e
st
dt
=
_

0
[1 F(t)]e
st
dt +
_

t=0
_
t
x=0

F(t x)e
st
dM
o
(x)dt
=
1
s


F(s) +
_

x=0
_

t=x

F(t x)e
st
dtdM
o
(x)
=
1
s

1
s
F

(s) +
_

x=0
_

y=0

F(y)e
s(y+x)
dydM
o
(x)
=
1
s
[1 F

(s)] +
_

x=0
e
sx
dM
o
_

y=0
[1 F(y)]e
sy
dy
=
1
s
[1 F

(s)] +M
o
(s)[1

F(s)]
=
1
s
[1 F

(s)] +
1
s
[1 F

(s)]M
o
(s)
22
=
1
s
[1 F

(s)][1 +M
o
(s)]
=
1
s
[1 F

(s)][1 +s.

M
o
(s)]
=
1
s
[1 F

(s)]
_
1 +s.
(F G)

(s)
s[1 (F G)

(s)]
_
=
1
s
[1 F

(s)]
_
1 +
F

(s)G

(s)
1 F

(s)G

(s)
_
=
1
s
[1 F

(s)]
_
1
1 F

(s)G

(s)
_
=
1 F

(s)
s[1 F

(s)G

(s)]
Sistem dengan Waktu Bekerja dan Waktu Perbaikan Berdistribusi Eks-
ponensial
Misalkan sebuah sistem yang dipandang sebagai satu komponen memi-
liki waktu bekerja T berdistribusi eksponensial dengan parameter dan waktu
perbaikan R berdistribusi eksponensial dengan parameter . Variabel acak T
memiliki fungsi kepadatan peluang
f
T
(x) = e
x
, x > 0
dan fungsi distribusi kumulatif dari T adalah
F
T
(x) = 1 e
x
, x > 0
Transformasi Laplace-Stieltjes dari fungsi distribusi kumulatif F
T
(x) adalah
F

(s) =
_

0
e
sx
dF
T
(x)
=
_

0
e
sx
e
x
dx
23
=
_

0
e
(s+)x
dx
=

s +
(3.3)
Dengan cara yang sama jika G
R
(x) adalah fungsi distribusi kumulatif dari R
berdistribusi eksponensial dengan parameter yakni
G
R
(x) = 1 e
x
, x > 0
maka transformasi Laplace-Stieltjes dari G
R
(x) adalah
G

(s) =
_

0
e
sx
dG
R
(x)
=
_

0
e
sx
e
x
dx
=
_

0
e
(s+)x
dx
=

s +
(3.4)
Substitusikan persamaan (3.3) dan (3.4) ke persamaan (3.2), maka diperoleh
transformasi Laplace dari A(t) sebagai berikut
_

0
A(t)e
st
dt =
1

s+
s[1

s+

s+
]
=
s
s+
s[
s
2
+s+s
s
2
+s+s+
]
=
s
s +
s
2
+s +s +
s(s
2
+s +s)
=
s +
s(s + +)
+
+
=
s +
2
+s +
s( +)(s + +)
24
=
(s + +) +s
s( +)(s + +)
=

s( +)
+

( +)(s + +)
Dengan menginversi transformasi Laplace di atas menggunakan software Maple
(lihat Lampiran 2) maka diperoleh
A(t) =

+
+

+
e
(+)t
(3.5)
Model sistem dengan keadaan di atas disebut sebagai model sistem asli. Asumsi-
asumsi pada model asli ini adalah
1. Sistem mulai bekerja pada waktu t = 0.
2. Ketika sistem bekerja dan kemudian rusak maka dengan seketika perbaikan
dimulai.
3. Lamanya waktu bekerja dan waktu perbaikan saling independen.
4. Waktu bekerja berdistribusi eksponensial dengan rate dan waktu per-
baikan berdistribusi eksponensial dengan rate .
5. Sistem yang selesai diperbaiki menjadi kembali baru seperti baru.
Untuk selanjutnya anggap sistem berada pada keadaan 0 jika sistem
dalam keadaan rusak dan berada pada keadaan 1 jika sistem bekerja. Maka
keadaan sistem merupakan proses stokastik {X(t), t 0}, dimana
X(t) =
_
_
_
1, sistem bekerja pada waktu t;
0, sistem rusak pada waktu t.
25
Selanjutnya akan dikonstruksi suatu model sistem yang baru berdasarkan
model sistem asli tersebut dalam keadaan yang berbeda. Model sistem baru
ini merupakan pengembangan dari model sistem asli dengan mempertimbangkan
waktu perbaikan yang singkat. Model ini didasarkan pada suatu praktek masalah
dalam pemeliharaan sistem yang ada yakni ketika sistem bekerja dan kemudian
rusak dan sedang diperbaiki, maka sistem tidak selalu dianggap dalam keadaan
rusak selama perbaikan dilakukan. Hal ini tergantung dari lamanya waktu per-
baikan sistem. Terdapat nilai batas atau nilai kritis perbaikan yang dinotasikan
dengan ( 0) sedemikian hingga jika waktu perbaikan sistem pada waktu t
singkat yakni tidak lebih besar dari , maka sistem dianggap tetap dalam keadaan
bekerja selama perbaikan dilakukan. Sebaliknya, jika waktu perbaikan lebih besar
dari , sistem dianggap dalam keadaan rusak selama waktu perbaikan. Sebagai
contoh, sebuah generator atau mesin pemasok air guna memenuhi kebutuhan
suatu penduduk. Jika mesin rusak maka dengan segera perbaikan dilakukan.
Waktu perbaikan yang dibutuhkan untuk memperbaiki generator sehingga dapat
berfungsi kembali sangat singkat atau cepat sehingga mesin dapat dianggap tetap
bekerja selama perbaikan tersebut, hal ini karena air yang disediakan dalam bak
penampung masih cukup bagi penduduk untuk digunakan. Contoh lain yaitu su-
atu sistem dengan frekuensi pekerjaan yang tidak terlalu sering, sehingga besar
kemungkinan tidak menganggap atau mengabaikan waktu perbaikan sistem yang
singkat. Sistem tetap dianggap dalam keadaan bekerja pada saat perbaikan di-
lakukan.
Gambar (3.2) menggambarkan kemungkinan kejadian dari kedua model
sistem, model sistem asli dan model sistem baru.
26
Gambar 3.2: Perbandingan antara sistem asli dan model baru
Berikut ini adalah asumsi-asumsi dari model sistem baru tersebut:
1. Model sistem baru bekerja ketika sistem asli bekerja.
2. Model sistem baru bekerja ketika sistem asli rusak, dengan syarat waktu
perbaikan sistem asli pada waktu t tidak lebih besar dari .
3. Model sistem baru akan rusak ketika sistem asli rusak jika waktu perbaikan
sistem asli lebih besar dari .
Hal ini jelas bahwa model sistem baru akan mempunyai availabilitas yang
sama dengan sistem asli saat = 0. Bilamana = maka model baru
dianggap tidak pernah rusak.
Model ini dapat digeneralisasi dengan menganggap bukan konstanta tetapi
merupakan variabel acak non negatif berdistribusi H().
4. Untuk setiap interval perbaikan, nilai dari waktu kritis adalah independen
dari distribusi H().
Serupa dengan keadaan pada model sistem asli di atas, model sistem baru ini
juga terdiri dari dua keadaan, keadaan 0 yang berarti sistem rusak dan keadaan
27
1 berarti sistem bekerja. Keadaan dari model sistem baru ini dapat dituliskan
sebagai proses stokastik {

X(t), t 0}, dengan

X(t) =
_
_
_
1, sistem baru bekerja pada waktu t;
0, sistem baru rusak pada waktu t.
Dari uraian di atas selanjutnya akan dicari formulasi availabilitas sistem
dari model sistem baru tersebut dengan nilai kritis waktu perbaikan berupa
konstanta dan berupa variabel acak non negatif berdistribusi H().
3.2 Availabilitas Sistem dengan Nilai Kritis Perbaikan
Misalkan A(t) dan X(t) berturut-turut menyatakan availabilitas dan pro-
ses stokastik dari model sistem asli. Misalkan A merupakan keadaan mantap
availabilitas dari model sistem asli. Selanjutnya misalkan

A(t) dan

X(t) berturut-
turut menyatakan availabilitas dan proses stokastik dari model sistem baru, serta

A merupakan keadaan mantap availabilitas dari model sistem baru.


3.2.1 Nilai Kritis Perbaikan Berupa Konstanta
Proposisi 3.2.1. Diasumsikan bahwa nilai kritis waktu perbaikan berupa kons-
tanta, maka availabilitas seketika model sistem baru

A(t) memenuhi persamaan
berikut:

A(t) = A(t) +
_
min(t,)
0
A(t s)P(s < Y < )ds (3.6)
Bukti: Berdasarkan asumsi-asumsi pada model sistem baru di atas, availabilitas
28
seketika

A(t) dapat diperoleh sebagai berikut:

A(t) = P(model sistem baru bekerja pada waktu t)


= P
_

X(t) = 1
_
= P
_

X(t) = 1, X(t) = 1
_
+P
_

X(t) = 1, X(t) = 0
_
,
dimana P
_

X(t) = 1, X(t) = 1
_
merupakan probabilitas model sistem baru
bekerja saat model sistem asli bekerja. Jadi P
_

X(t) = 1, X(t) = 1
_
merupakan
probabilitas model sistem asli bekerja pada waktu t atau availabilitas model sistem
asli A(t) itu sendiri. Maka persamaan di atas dapat dituliskan kembali sebagai
berikut

A(t) = A(t) +P
_

X(t) = 1, X(t) = 0
_
. (3.7)
Karena A(t) merupakan availabilitas model sistem asli dengan waktu
bekerja dan waktu perbaikan sistem berdistribusi eksponensial, maka dari per-
samaan (3.5) diperoleh A(t) sebagai berikut
A(t) =

+
+

+
e
(+)t
(3.8)
Oleh karena itu, pada persamaan (3.7) hanya perlu dicari bagian P
_

X(t) =
1, X(t) = 0
_
.
Probabilitas P
_

X(t) = 1, X(t) = 0
_
adalah probabilitas model sistem
baru bekerja saat model sistem asli rusak. Model sistem baru akan dianggap tetap
bekerja saat sistem asli rusak dengan syarat waktu perbaikan kurang dari waktu
kritis perbaikan . Sistem asli yang bekerja dan kemudian mengalami kerusakan
maka sistem berpindah dari keadaan 1 ke keadaan 0 dengan laju kerusakan sistem
berdistribusi eksponensial dengan rate . Selang waktu saat sistem mulai rusak
29
Gambar 3.3: Model baru bekerja pada waktu t tetapi sistem asli sedang diperbaiki
ke waktu t dinotasikan dengan s dan sistem bertransisi dari keadaan 1 ke keadaan
0 pada interval waktu (t s, t s +ds).
Waktu perbaikan sistem lebih besar dari s tetapi kurang dari atau
dalam interval (s, ). Lebih lanjut s harus lebih kecil dari dan t (min(t, )).
Jadi A(t s)P(s < Y < ) menyatakan besarnya peluang sistem bekerja pada
saat sistem berpindah dari keadaan 1 ke keadaan 0 pada waktu (t s, t s +ds),
dengan waktu perbaikan sistem Y berdistribusi eksponensial dengan rate dalam
interval (s, ). Dengan demikian diperoleh
P
_

X(t) = 1, X(t) = 0
_
=
_
min(t,)
0
A(t s)P(s < Y < )ds (3.9)
Selanjutnya P
_

X(t) = 1, X(t) = 0
_
dapat dihitung sebagai berikut
P
_

X(t) = 1, X(t) = 0
_
=
_
min(t,)
0
A(t s)P(s < Y < )ds
=
_
min(t,)
0
1
+
_
+e
(+)(ts)
_
(e
s
e

)ds
30
=

+
_
min(t,)
0
( +e
(+)(ts)
)(e
s
e

)ds
=

+
_
min(t,)
0
_
e
s
+e
(+)t
e
s
e

e
(+)(ts)
_
ds
=

+
_
e
s
+e
(+)t
e
s
e

s

+
e

e
(+)t
e
(+)s

s=min(t,)
s=0
_
=

+
_
1 e
min(t,)
+e
(+)t
e
min(t,)
e
(+)t
min(t, )e


+
e
(+)t
e
(+) min(t,)
e

+

+
e
(+)t
e

_
=

+
_
1 e
min(t,)
+e
(+)t
_
e
min(t,)
1
_
e

_
min(t, ) +

+
e
(+)t
e
(+)min(t,)
e
(+)t
__
=

+
__
1 e
min(t,)
_
+e
(+)t
_
e
min(t,)
1
_
e

_
min(t, ) +
e
(+)t
+
_
e
(+)min(t,)
1
___
. (3.10)
Untuk t < persamaan (3.10) menjadi
P
_

X(t) = 1, X(t) = 0
_
=

+
__
1 e
(+)t
_
e

_
t +

+
_
1 e
(+)t
_
__
=

+
_
1 e
(+)t
e

_
t +

+


+
e
(+)t
__
=

+
_
1 e
(+)t
e

_
1

+


+
e
(+)t
+t
__
=

+


+
e
(+)t


+
e

+

( +)
2
e

+

2
( +)
2
e

e
(+)t

t
+
e

= 1
_

+
+

+
e
(+)t
_


+
e

+

+
e

31
_

+
+

+
e
(+)t
_

t
+
e

= 1 A(t)

+
e

+

+
e

A(t)
t
+
e

= (1 A(t))
_
1

+
e

t
+
e

. (3.11)
Untuk t > persamaan (3.10) menjadi
P
_

X(t) = 1, X(t) = 0
_
=

+
_
1 e

+e
(+)t
(e

1)
e

_
+
e
(+)t
+
_
e
(+)
1
_
__
. (3.12)
Availabilitas seketika model sistem baru

A(t) dengan berupa konstanta
dapat diperoleh dari persamaan (3.7), (3.8), (3.11) dan (3.12). Dari persamaan
(3.8) dan (3.12) diperoleh keadaan mantap availabilitas model sistem baru

A
sebagai berikut

A = lim
t

A(t)
= A + lim
t
P
_

X(t) = 1, X(t) = 0
_
= A +

+
[1 (1 +)e

]
=

+
+

+


+
(1 +)e

= 1

+
(1 +)e

(3.13)
32
3.2.2 Nilai Kritis Perbaikan Berupa Variabel Acak Non-negatif
Proposisi 3.2.2. Diasumsikan nilai kritis waktu perbaikan berupa variabel acak
non negatif dengan fungsi distribusi H(). Availabilitas seketika model sistem baru

A(t) memenuhi persamaan integral sebagai berikut:

A(t) = A(t) +
_

0
_
min(t,)
0
A(t s)P(s < Y < )dsdH(). (3.14)
Bukti: Sejalan dengan analisis pada model sistem baru dengan berupa kons-
tanta, maka dapat diperoleh

A(t) = P(model baru bekerja pada waktu t)


= P
_

X(t) = 1
_
= P
_

X(t) = 1, X(t) = 1
_
+P
_

X(t) = 1, X(t) = 0
_
,
= A(t) +P
_

X(t) = 1, X(t) = 0
_
,
dimana
A(t) =

+
+

+
e
(+)t
Probabilitas P
_

X(t) = 1, X(t) = 0
_
merupakan probabilitas model sis-
tem baru bekerja ketika sistem asli rusak. Analisis sistem dengan berupa vari-
abel acak non negatif ini sejalan dengan berupa konstana. Pada kasus dengan
berupa variabel acak non negatif, distribusi H() memiliki nilai > 0. Dengan
demikian diperoleh
P
_

X(t) = 1, X(t) = 0
_
=
_

0
_
min(t,)
0
A(t s)P(s < Y < )dsdH()
33
Persamaan (3.14) dapat dituliskan kembali sebagai berikut

A(t) = A(t) +
_
t
0
_

0
A(t s)P(s < Y < )dsdH()
+
_

t
_
t
0
A(t s)P(s < Y < )dsdH(). (3.15)
Selanjutnya persamaan (3.15) tersebut baru dapat dihitung jika dike-
tahui fungsi distribusi H(). Jika kontinu maka dH() = h()d dimana h()
adalah fungsi kepadatan peluang dari . Dari persamaan (3.13) dan (3.14) diper-
oleh keadaan mantap availabilitas dari model sistem baru sebagai berikut

A = A + lim
t
P
_

X(t) = 1, X(t) = 0
_
= A +

+
_

0
[1 (1 +)e

]dH()
= A +

+
_ _

0
dH()
_

0
e

dH()
_

0
_

de

d
_
_
= A +

+
_
1 h

() +
dh

()
d
_
, (3.16)
dimana h

() merupakan Transformasi Laplace-Stieltjes dari distribusi H(), yakni


h

() =
_

0
e

dH()
3.3 Contoh
Contoh 1: Sebuah mesin pemasok air memiliki waktu hidup X berdistribusi
eksponensial dengan mean 5 jam dan waktu perbaikan Y mesin berdistribusi eks-
ponensial dengan mean 1.4 jam . Jika mesin sedang bekerja dan kemudian rusak
maka dengan seketika perbaikan dimulai. Waktu perbaikan mesin tersebut sa-
34
ngat cepat atau singkat, hal ini mengakibatkan mesin tidak selalu dianggap dalam
keadaan rusak selama perbaikan dilakukan. Mesin baru dikatakan dalam keadaan
rusak bila telah melewati waktu kritis perbaikan yang telah ditetapkan yakni
sebesar 0.6. Perusahaan ingin mengetahui berapakah availabiitas sebenarnya pa-
da sistem tersebut. Ketepatan penentuan nilai availabilitas sistem suatu mesin
sangat penting guna menentukan kebijakan yang akan diambil perusahaan terse-
but.
Dari masalah di atas diketahui sistem memiliki waktu bekerja berdis-
tribusi eksponensial dengan mean 5, karena E[X] =
1

maka = 0.2 dan waktu


perbaikan berdistribusi eksponensial dengan mean 1.4 (E[Y ] =
1

) maka = 0.7.
Sebelumnya akan dicari availabilitas dengan asumsi model sistem asli. Dengan
menggunakan persamaan (3.5) diperoleh availabilitas dari model sistem asli seba-
gai berikut
A(t) =

+
+

+
e
(+)t
=
0.7
0.9
+
0.2
0.9
e
(0.9)t
= 0.778 + 0.222e
0.9t
dan limit availabilitas sistem asli
A = lim
t
A(t) = 0.778
Selanjutnya untuk model sistem baru, menggunakan persamaan (3.11)
dan (3.12) dengan nilai waktu kritis perbaikan = 0.6 maka diperoleh nilai
availabilitas sistem sebagai berikut
35
Untuk t < 0.6

A(t) = A(t) + (1 A(t))


_
1

+
e

t
+
e

= (0.778 + 0.222e
0.9t
) + (0.222 0.222e
0.9t
))
_
1
0.2
0.9
e
0.42
_

(0.14)(t)
0.9
e
0.42
= 0.968 + 0.032e
0.9t
0.102t
dan untuk t > 0.6

A(t) = A(t) +

+
_
1 e

+e
(+)t
(e

1)
e

_
+
e
(+)t
+
_
e
(+)
1
_
__
= (0.778 + 0.222e
0.9t
) +
0.2
0.9
_
1 e
0.42
+e
(0.9)t
(e
0.12
1)
e
0.42
_
0.42 +
0.2e
(0.9)t
0.9
_
e
(0.9)(0.6)
1
_
__
= 0.793 + 0.227e
0.9t
Dengan menggunakan persamaan (3.13) diperoleh limit availabiltas atau keadaan
mantap model sistem baru sebagai berikut

A = 1

+
(1 +)e

= 1
0.2
0.9
(1 + 0.42)e
0.42
= 0.793
Dari hasil di atas diperoleh keadaan mantap availabilitas sistem asli
A = 0.778 dan sistem model baru

A = 0.793. Plot grak availabilitas dapat dilihat
pada Gambar (3.4). Dari grak tersebut terlihat perbedaan nilai availabilitas
36
Gambar 3.4: Kurva availabilitas dari sistem asli dan model baru dengan = 0.6
antara model sistem asli dan model sistem baru terhadap waktu. Sebagai contoh
pada waktu t = 5 nilai availabilitas pada model sistem asli menunjukkan nilai
A(t) = 0.78, namun berdasarkan formulasi availabilitas pada model sistem baru
diperoleh nilai

A(t) = 0.796. Selanjutnya untuk nilai yang lain misal = 0.1
maka diperoleh hasil sebagai berikut
Untuk t < 0.1

A(t) = 0.954 + 0.046e


0.9t
0.145t
dan untuk t > 0.1

A(t) = 0.778 + 0.222e


0.9t
37
dan keadaan mantap availabilitas

A = 0.778. Kemudian misal = 5 maka
diperoleh hasil sebagai berikut
Untuk t < 5

A(t) = 0.999 + 0.001e


0.9t
0.005t
dan untuk t > 5

A(t) = 0.970 + 0.471e


0.9t
dan keadaan mantap availabilitas

A = 0.970. Dari hasil-hasil tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa hubungan antara nilai dan

A(t) yakni berbanding
lurus.
Selanjutnya misal berupa variabel acak non negatif berdistribusi eks-
ponensial dengan parameter , maka fungsi distribusi kumulatif H() adalah
H() = 1 e

, > 0
Misal = 1 maka H() = 1 e

dan h() = e

. Substitusikan persamaan
(3.11) dan (3.12) ke persamaan (3.15), dan dengan bantuan software Maple 13
(lihat Lampiran 3) untuk kalkulasi integral tersebut diperoleh nilai availabilitas
seketika dari model sistem baru sebagai berikut

A(t) = 0.815 + 0.245e


0.9t
0.061e
1.7t
38
Gambar 3.5: Kurva availabilitas sistem baru dengan berdistribusi exponensial
dan keadaan mantap availabilitas

A = 0.815
Untuk nilai = 0.6 yakni h() = 0.6e
0.6
maka diperoleh availabilitas

A(t)

A(t) = 0.842 + 0.282e


0.9t
0.124e
1.3t
Keadaan mantap availabilitas dari sistem dapat diinterpretasikan sebagai
proporsi waktu rata-rata sistem dalam keadaan bekerja selama periode tertentu.
Dari contoh di atas diperoleh limit availabilitas dari model sistem asli A = 0.778,
39
maka dalam jangka waktu yang lama proporsi waktu sistem asli bekerja adalah
A = 0.778
_
tahun
tahun
_
= 0.778 8760
_
jam
tahun
_
6815
_
jam
tahun
_
Artinya, dalam jangka panjang, model sistem asli diharapkan dapat berfungsi
selama 6815 jam per tahun. Dengan cara yang sama untuk model sistem baru
dengan konstan diperoleh

A = 0.793 maka dalam jangka waktu yang lama
proporsi waktu sistem baru bekerja adalah
A = 0.793
_
tahun
tahun
_
= 0.793 8760
_
jam
tahun
_
6947
_
jam
tahun
_
yang berarti dalam jangka panjang model sistem baru ini diharapkan dapat berfungsi
rata-rata sekitar 6947 jam per tahun.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kes-
impulan sebagai berikut:
1. Availabilitas model sistem asli dengan waktu bekerja berdistribusi eksponen-
sial dengan rate dan waktu perbaikan berdistribusi eksponensial dengan
rate diberikan oleh
A(t) =

+
+

+
e
(+)t
2. Besarnya availabilitas pada model sistem baru

A(t) dengan mempertim-
bangkan waktu perbaikan sistem yang singkat, dengan nilai kritis waktu
perbaikan berupa konstanta dapat diperoleh sebagai berikut

A(t) = A(t) +
_
min(t,)
0
A(t s)P(s < Y < )ds
Untuk berupa variabel acak non negatif berdistribusi H() maka diper-
oleh

A(t) sebagai berikut

A(t) = A(t) +
_

0
_
min(t,)
0
A(t s)P(s < Y < )dsdH().
3. Keadaan mantap availabilitas dari sistem dapat diinterpretasikan sebagai
40
41
proporsi waktu rata-rata sistem dalam keadaan bekerja. Berdasarkan ilus-
trasi pada pembahasan diperoleh nilai keadaan mantap availabilitas model
sistem baru dengan berupa konstanta sebesar

A = 0.793, yang berarti
dalam jangka waktu satu tahun proporsi waktu sistem baru bekerja adalah
sebesar 6947 jam per tahun.
4.2 Saran
1. Pada pembahasan skripsi ini, sistem yang dibahas adalah sistem yang terdiri
dari satu komponen. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mencari
bagaimana formula untuk sistem dengan n komponen.
2. Ukuran reliabilitas yang dibahas pada skripsi ini ialah availabilitas sistem,
probabilitas sistem bekerja pada sembarang waktu t. Penelitian lebih lanjut
mungkin dapat mencakup ukuran yang lain seperti waktu kegagalan, sistem
dengan banyak keadaan atau dengan mempertimbangkan faktor struktur
sistem guna memperluas model.
DAFTAR PUSTAKA
Aven, Terje., Jensen, Uwe. 1998. Stochastic Models in Reliability, New York:
Springer.
Grimmett, G. R., Stirzaker, D. R. 1997. Probability and Random Processes Third
Edition, New York: Oxford University Press.
Grinsted, C. M., Snell, J.L. 1997. Introduction to Probability Second Revisied
Edition. New York: American Mathematical Society.
Naidzaly. 2008. Availabilitas Sistem Kompleks. Jakarta: Universitas Negeri Jakar-
ta.
Ross, S. M. 2000. Introduction to Probability Models Seventh Edition, San Diego:
Academic Press.
Spiegel, Murray R. 1985. Schaums Outlines: Laplace Transforms. New York:
McGraw Hill.
Yuliana., Kurniati, Nani. 2010. Penentuan Interval Perawatan berdasarkan Nilai
MTBF dan Analisis Availabilitas Standby Sistem dengan Metode Continous
Time Markov Chain di Sistem Karbamat K-1 PT. Pupuk Kaltim. Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Z.H. Zheng, L.R. Cui, A.G. Hawkes, A study on a single-unit Markov repairable
system with repair time omission, IEEE Transactions on Reliability, 2006,
Vol.55, No.2, pp.182-188.
42
43
http://www.statisticalengineering.com/sums of random variables.htm
Sums of Random Variables. 5 Juli 2011, pkl 11.15 WIB.
http://www.postech.ac.kr/class/ie272/ie666 temp/Renewal.pdf
Renewal Theory. 7 Juli 2011, pkl 14.00 WIB.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Notasi-notasi
A = keadaan mantap availabilitas dari model sistem asli

A = keadaan mantap availabilitas dari model baru


A(t) = availabilitas pada waktu t dari sistem asli

A(t) = availabilitas pada waktu t dari model baru


F(x) = distribusi eksponensial dengan parameter
G(y) = distribusi eksponensial dengan parameter
H() = fungsi distribusi dari variabel acak non negatif
h() = fungsi kepadatan dari H().h() = dH()/d
h

(s) =
_

0
e
s
dH().Transformasi Laplace-Stieltjes dari H()
X(t) = proses stokastik dari model sistem asli

X(t) = proses stokastik dari model sistem baru


Y = waktu perbaikan dengan distribusi G(y)
t = skala waktu
= nilai kritikal waktu perbaikan
= parameter distribusi eksponensial
44
45
LAMPIRAN 2
Invers Transformasi Laplace A(t)
Hasil invers transformasi Laplace dengan menggunakan Maple adalah sebagai
berikut:
A := mu/((lambda+mu)*s)+lambda/((s+lambda+mu)*(lambda+mu));

( +)
+

(s + +)( +)
inttrans[invlaplace](A, s, t);
+e
(+)t
+
46
LAMPIRAN 3

A(t) untuk Berdistribusi Eksponensial H()


A := mu/(lambda+mu)+lambda*exp(-(lambda+mu)*t)/(lambda+mu);

+
+
e
(+)t
+
f := eval(A, {mu = .7, lambda = .2});
0.7777777778 + 0.2222222222e
0.9t
B := lambda*(1-exp(-(lambda+mu)*t)-exp(-mu*tau)*mu*t-lambda*
exp(-mu*tau)/(lambda+mu)+lambda*exp(-(lambda+mu)*t)*
exp(-mu*tau)/(lambda+mu))/(lambda+mu);

_
1 e
(+)t
e

t
e

+
+
e
(+)t
e

+
_
+
g := eval(B, {mu = .7, lambda = .2});
0.2222222222 0.2222222222e
0.9t
0.1555555555e
0.7
t 0.4938271604e
0.7
+0.4938271604ee
0.9t
e
0.7
C :=lambda*(1-exp(-mu*tau)+exp(-(lambda+mu)*t)*exp(lambda*tau)-
exp(-(lambda+mu)*t)-exp(-mu*tau)*mu*tau-lambda*exp(-(lambda+mu)*
t)*exp(-mu*tau)*exp((lambda+mu)*tau)/(lambda+mu)+lambda*
exp(-(lambda+mu)*t)*exp(-mu*tau)/(lambda+mu))/(lambda+mu);
47

_
1 e

+e
(+)t
e

e
(+)t
e


e
(+)t
e

e
(+)
+
+
e
(+)t
e

+
_
+
h := eval(C, {mu = .7, lambda = .2});
0.2222222222 0.2222222222e
0.7
+ 0.2222222222e
0.9t
e
0.2
0.2222222222e
0.9t
0.1555555555e
0.7
0.04938271604e
0.9t
e
0.7
e
0.9
+ 0.04938271604e
0.9t
e
0.7
m := exp(-tau);
e

fm :=.2222222222*exp(-tau)-.2222222222*exp(-tau)*exp(-.9*t)-
.1555555555*exp(-.7*tau)*t*exp(-tau)-0.4938271604e-1*exp(-.7*
tau)*exp(-tau)+0.4938271604e-1*exp(-.7*tau)*exp(-tau)*exp(-.9*t);
0.2222222222e

0.2222222222e

e
0.9t
0.1555555555e
0.7
te

0.04938271604e
0.7
e

+ 0.04938271604e
0.7
e

e
0.9t
gm := .2222222222*exp(-tau)-.2222222222*exp(-.7*tau)*exp(-tau)+
.2222222222*exp(-tau)*exp(-.9*t)*exp(.2*tau)-.2222222222*
exp(-tau)*exp(-.9*t)-.1555555555*tau*exp(-.7*tau)*exp(-tau)-
0.4938271604e-1*exp(-.7*tau)*exp(-tau)*exp(-.9*t)*exp(.9*tau)+
0.4938271604e-1*exp(-.7*tau)*exp(-tau)*exp(-.9*t);
48
0.2222222222e

0.2222222222e
0.7
e

+ 0.2222222222e

e
0.9t
e
0.2
0.2222222222e

e
0.9t
0.1555555555e
0.7
e

0.04938271604e
0.7
e

e
0.9t
e
0.9
+ 0.04938271604e
0.7
e

e
0.9t
f+int(gm, tau = 0 .. t)+int(fm, tau = t .. infinity);
0.8156778162 + 0.2448758170e
0.9t
0.06055363322e
1.7t
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta:
Nama : Zulkar
No. Registrasi : 3125071802
Jurusan : Matematika
Program Studi : Matematika
Menyatakan bahwa skripsi ini yang saya buat dengan judul Availabilitas
Sistem dengan Waktu Perbaikan Singkat adalah :
1. Dibuat dan diselesaikan oleh saya sendiri.
2. Bukan merupakan duplikat skripsi yang pernah dibuat oleh orang lain atau
jiplakan karya tulis orang lain.
Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan saya bersedia menang-
gung segala akibat yang timbul jika pernyataan saya tidak benar.
Jakarta, Maret 2012
Yang membuat pernyataan
Zulkar

Das könnte Ihnen auch gefallen