Sie sind auf Seite 1von 3

1

ALKALINITAS
Bagi setiap penyuluh perikanan, istilah alkalinitas bukanlah merupakan hal yang aneh. Namun ada baiknya jika kita menyegarkan kembali ingatan kita tentang seluk beluk alkalinitas ini. Seperti kita ketahui, kualitas air di tambak ikan ditentukan oleh interaksi berbagai reaksi kimia, biologi dan fisika di dalam air. Alkalinitas sebagai salah satu komponen kimiawi yang berpengaruh terhadap produktivitas tambak dapat kita sebut juga sebagai jumlah basa yang terdapat dalam air. Jenis basa yang terdapat di dalam air tersebut meliputi karbonat (CO32-), bikarbonat (HCO3-) dan hidroksida (OH-). Satuan alkalinitas adalah miligram /liter (mg/L) atau part per million (ppm) kalsium karbonat (CaCO 3) . Kisaran alkalinitas yang optimal untuk pertumbuhan ikan adalah 75 200 mg/l CaCO3). Fungsi Alkalinitas Alkalinitas mempunyai 2 fungsi penting, yaitu : 1. Sumber karbon untuk proses fotosintesis. 2. Sistem buffer (penyangga) perubahan pH. Alkalinitas dan Proses Fotosintesis Fitoplankton sebagai tumbuhan berukuran kecil yang hidup di air, berfungsi sebagai penghasil oksigen (O2) dan sumber makanan alami bagi ikan. Alkalinitas sebagai sumber karbon bagi fitoplankton, dibutuhkan dalam melakukan proses fotosintesis. Oleh karena itu peningkatan alkalinitas sudah barang tentu dapat menambah ketersediaan CO2 untuk proses ini. Jika fitoplankton menggunakan CO2 dalam proses fotosintesis, maka pH air menjadi naik. Mengapa demikian ? Hal ini terjadi disebabkan oleh sifat CO2 yang asam. Dari uraian tersebut diketahui bahwa jika kondisi air pekat dapat dipastikan nilai alkalinitasnya cepat sekali menurun, dikarenakan banyaknya CO 2 yang digunakan. Alkalinitas dan Sistem Buffer Sistem buffer (penyangga) perubahan pH pada intinya merupakan proses penggantian CO 2 yang digunakan untuk proses fotosintsis. Perubahan pH sebetulnya tidak berpengaruh langsung terhadap ikan, akan tetapi berpengaruh langsung terhadap reaksi kimia dalam air. Perubahan (fluktuasi) pH yang tinggi antara pagi dan siang dapat menyebabkan kesetimbangan dalam air terganggu, sehingga pada akhirnya mempengaruhi kualitas air secara keseluruhan. Nilai pH yang ideal untuk kehidupan ikan adalah 7.5 8.5. Pada siang hari, fitoplankton memanfaatkan CO2 untuk proses fotosintesis. Proses berkurangnya CO2 oleh fitoplankton ini biasanya lebih cepat dibandingkan dengan proses penggantiannya. Terjadinya pengurangan CO 2 juga mengakibatkan adanya peningkatan pH air. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan dalam reaksi kesetimbangan (lihat persamaan reaksi kesetimbangan). Jika CO2 berkurang, maka HCO3- akan bereaksi menghasilkan CO2 untuk proses fotosintesis. Proses ini dapat menghindarkan terjadinya peningkatan pH secara drastis. Jika HCO3- berkurang, maka CO32- akan bereaksi untuk menghasilkan CO2 dan H2O. Pada malam hari, saat proses fotosintesis berhenti, proses respirasi hewan, mikroba dan fitoplankton berlangsung dan akan menghasilkan CO2. Selanjutnya proses tersebut bereaksi dengan H+ menjadi HCO3-. Proses penguraian H+ dari CO32- akan mencegah penurunan pH. Persamaan reaksi sistem buffer ini adalah : CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3H+ + CO3-

Reaksi tersebut bersifat dinamis tergantung keberadaan komponen penyusun alkalinitas yakni HCO 3-, CO32-, OH(Avault, 1996). Sumber Alkalinitas Untuk menjaga agar alkalinitas tambak kita tetap berada pada kisaran optimal bagi pertumbuhan ikan, maka kita perlu mengetahui sumber alkalinitas , yaitu kimiawi, biologis dan fisika (lihat skema). Kimiawi Untuk mempertahankan dan menaikkan alkalinitas secara kimiawi yang biasa dilakukan di tambak adalah dengan pengapuran khususnya dolomit. Cara pengapuran yang baik adalah dengan menebar rata di seluruh dasar tambak atau permukaan air. Jenis kapur yang biasa kita gunakan adalah CaCO 3 (kalsium karbonat), CaMg(CO3)2 (dolomit), CaO (kalsium oksida), Ca(OH) 2 (kalsium hidroksida). Karena semua jenis kapur yang
D:\1\aqua\Alkalinitas.doc

2 digunakan umumnya mengandung unsur Ca (kalsium) yang penting bagi pembentukan kulit ikan, maka alkalinitas ini juga sering dikaitkan dengan proses pembentukan kulit ikan setelah molting. Biologis Selain berfungsi sebagai pesaing (kompetitor) bagi bakteri lain yang tidak menguntungkan, ternyata probiotik juga bermanfaat sebagai mesin penghasil CO2. Hal ini karena proses dekomposisi atau perombakan bahan organik oleh bakteri, juga dihasilkan CO2. Fisika Walaupun secara alami, CO2 di udara dapat mengalami proses difusi ke dalam air, namun proses tersebut dipengaruhi juga oleh suhu dan salinitas. Semakin rendah salinitas dan suhu air tambak, semakin tinggi tingkat kelarutan CO2 (Boyd, 1990). Skema Sumber Alkalinitas

Kimia

Biologi

Fisika

Pengapuran

CO2(udara)

AIR

Respirasi Ikan

Respirasi Fitoplankton

Respirasi Bakteri Probiotik

CO2 + H2O H2CO3 HCO3

H2CO3 H++ HCO3H++ CO32+

CaCO3 + CO2 + H2O CaMg(C3) 2 + CO2 + H2O CaO + 2 CO2 + H2O Ca (OH)2 + 2 CO2

Ca2+ + HCO3Ca2+ + Mg2+ + 4 HCO3Ca2+ + 2 HCO3Ca2+ + 2 HCO3-

D:\1\aqua\Alkalinitas.doc

D:\1\aqua\Alkalinitas.doc

Das könnte Ihnen auch gefallen