Sie sind auf Seite 1von 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pestisida berasal dari bahasa Latin yaitu pestis dan caedo yang bila diterjemahkan secara bebas berarti racun untuk mengendalikan jasad pengganggu.1 Pestisida mempunyai arti yang sangat luas, yang mencakup sejumlah istilah lain yang lebih tepat, karena pestisida lebih banyak berkenaan dengan hama dan digolongkan ke dalam senyawa racun yang mempunyai nilai ekonomis dan diidentifikasikan sebagai senyawa kimia yang dapat digunakan untuk mengendalikan, mencegah, menangkis, mengurangi jasad renik pengganggu.2,3 Pertanian merupakan salah satu sektor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas kesehatan. Masalah kesehatan atau penyakit akibat kerja (PAK) yang dihadapi di bidang pertanian tidak terlepas dari penggunaan tekhnologi yang digunakan untuk mengolah lahan pertaniaan. Dalam perspektif kesehatan, penerapan tekhnologi adalah suatu health risk. Ketika terjadi perubahan ataupun pemilihan sebuah teknologi, secara implisit akan terjadi perubahan faktor resiko kesehatan. Teknologi mencangkul digantikan dengan traktor, pemberantasan hama dengan predator digantikan dengan penggunaan pestisida, akan mengubah faktor resiko kesehatan yang dihadapi.4 Petani merupakan kelompok kerja terbesar di Indonesia, meski ada kecenderungan menurun, angkatan kerja yang bekerja pada sektor pertanian masih berjumlah 42 juta orang atau sekitar 40% dari angkatan kerja. Faktor resiko kesehatan pada sektor pertanian sangat kompleks dan saling terkait sehingga perlu penaganan yang komprehensif.5 Semakin meluasnya penggunaan bahan kimia pertanian dalam proses produksi pangan mengakibatkan adanya paparan terhadap residu pestisida melalui makanan yang dikonsumsi. Dari hasil studi kesehatan agrikultural yang dilakukan pada keluarga para petani yang terpapar pestisida, menunjukkan bahwa para petani yang menggunakan insektisida pertanian sering menegeluhkan adanya nyeri kepala, lemah, insomnia, tremor pada tangan dan berbagai gejala neurologi lainnya. Fakta menyebutkan bahwa anak-anak merupakan kelompok yang rentan terkena efek samping paparan pestisida, meliputi efek terhadap perkembangan neurologinya. Orang-orang bisa terpapar pestisida di berbagai tempat termasuk di rumah, sekolah, rumah sakit dan tempat kerja.6
1

Data yang dikumpulkan WHO menunjukkan 500.000-1.000.000 orang per tahun di seluruh dunia telah mengalami keracunan pestisida dan sekitar 500-1000 orang per tahun diantaranya mengalami dampak yang sangat fatal seperti kanker, cacat, kemandulan dan gangguan pada hepar.7 Penggunaan pestisida yang tidak terkendali akan menimbulkan bermacam-macam masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan. Penggunaan pestisida yang dipengaruhi oleh daya racun, volume dan tingkat pemajanan secara signifikan mempengaruhi dampak kesehatan. Semakin tinggi daya racun pestisida yang digunakan semakin banyak tanda gejala keracunan yang dialami petani.7,8

1.2 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui manajemen dan dampak dari keracunanan pestisida. Selain itu, dari tulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai penggunaan pestisida.

Das könnte Ihnen auch gefallen