Sie sind auf Seite 1von 20

Manfaat Jangka Pendek Tonsilektomi Pada Pasien Dewasa Dengan Faringitis Berulang:

a randomized controlled trial

Faringitis berulang masalah kesehatan umum penggunaan berulang antibiotik & absen dari sekolah ataupun bekerja sering ditangani dengan tonsilektomi Menurut review Cochrane : Tonsilektomi/adenotonsilektomi - mengurangi jumlah episode dan lama sakit tenggorokan pada anak - manfaat tonsilektomi pada orang dewasa masih terbatas

Alho dkk menunjukkan bahwa orang dewasa dengan faringitis streptokokus berat berulang mendapat manfaat besar dari tonsilektomi dalam waktu yang singkat
Swab tenggorokan tidak harus dilakukan secara rutin dalam manajemen perawatan primer faringitis akut Tujuan penelitian ini menentukan efektivitas tonsilektomi dalam mengurangi jumlah episode faringitis berat pada pasien dewasa dengan faringitis berulang

Metode

Tipe penelitian
Dilakukan secara acak, terkontrol, dengan paralel-kelompok pada pusat pelayanan kesehatan tersier telinga, hidung, dan tenggorokan.
Semua pasien diberi surat persetujuan tertulis.

Protokol penelitian telah disetujui oleh komite etik Oulu University Hospital.

Peserta Pasien yang dirujuk untuk tonsilektomi karena faringitis berulang dari 29 Oktober 2007 - 30 Juni 2010

Kriteria Inklusi
Terdapat 3 atau lebih episode faringitis dalam 12 bulan terakhir Episode ini harus mematikan, mencegah fungsi normal, cukup berat bagi pasien sehingga mencari bantuan medis, dan dianggap melibatkan tonsil palatina. Tidak diperlukan kultur atau tes antigen untuk menunjukkan infeksi streptokokus grup A

Kriteri Eksklusi
Usia kurang dari 13 tahun, Riwayat abses peritonsillar, tonsilitis kronis Dalam pengobatan antibiotik, Tinggal di luar wilayah Oulu, Hamil Memiliki riw penyakit sebelumnya yang kontraindikasi operasi

Intervensi
Kelompok kontrol
dimasukan dalam daftar tunggu untuk tonsilektomi yang akan menjalani operasi setelah 5 sampai 6 bulan (dalam pengawasan);

Kelompok tonsilektomi

menjalani operasi sesegera mungkin

Pembedahan dilakukan dengan pengangkatan total ekstrakapsular kedua tonsil palatina di bawah anestesi umum

PROTOKOL PENELITIAN

Setelah dimasukan ke salah satu kelompok pasien menjalani pemeriksaan mengumpulkan data latar belakang mengikuti penelitian selama setidaknya 5 bulan
Pasien disarankan untuk mengunjungi dokter spesialis atau dokter umum setiap kali mengalami gejala akut sugestif faringitis. Pada kunjungan akut pasien menjalani pemeriksaan klinis menyeluruh termasuk swab tenggorokan, tes darah untuk mengukur kadar serum protein C - reaktif Tes darah diulang 3 hari kemudian. Semua laboratorium dan analisis mikrobiologi dilakukan oleh staff blinded sebagai data klinis

PROTOKOL PENELITIAN

Notebook penelitian diberikan kepada pasien yang memuat informasi tentang penelitian dan untuk menulis instruksi dokter untuk mereka, Pasien mendapat pengobatan yang diresepkan oleh dokter (dokter peneliti jika tersedia), yang mencatat tanggal, lokasi, diagnosis, dan pengobatan episode akut pada notebook Pasien pada kelompok tonsilektomi, notebook penelitian juga berisi kuesioner Glasgow

Benefit Inventory healthrelated quality-of-life

Pasien menggunakan buku harian untuk mencatat gejala yang timbul dan tingkat keparahan (ringan, sedang atau berat) Gejala akut berupa: nyeri tenggorokan, batuk, rhinitis, demam, dan ketidak hadiran di sekolah atau bekerja. Gejala yang berlangsung lebih dari 30 hari dianggap kronis dan tidak dimasukkan dalam analisis

HASIL

Hasil utama: perbedaan dalam jumlah pasien yang mendapat episode faringitis berat dalam waktu 5 bulan dan pasien mengalami gejala sakit tenggorokan akut Hasil sekunder: perbedaan dalam jumlah pasien dengan setiap episode faringitis (sakit tenggorokan yang berlangsung 2 hari) dan episode dengan konsultasi medis selama 5 bulan follow up

ANALISIS STATISTIK

Data deskriptif : standar deviasi atau median dengan rentang inter-kuartil Uji MannWhitney U untuk membandingkan variabel. Kami Kurva survival <-- terkait dengan kelompok perlakuan dengan metode Kaplan-Meier, uji log-rank untuk menguji perbedaan antar kelompok Kami menghitung perbedaan mutlak dan confidence intervals (CIs) 95 % dalam proporsi kekambuhan antar kelompok selama 5 bulan . Kami menentukan jumlah episode faringitis, lama gejala dan absen dari sekolah ataupun bekerja per orang-tahun menggunakan data yang diperoleh selama masa follow up. Dalam skoring kuisioner Glasgow Benefit Inventory, kami merata-ratakan jawaban 18 pertanyaan untuk memberikan setiap pertanyaan bobot yang sama. Kami kemudian mengubah skor rata-rata ke skala continual benefit mulai dari -100 sampai 100, skor 100 berarti kerugian maksimal, skor 0 berarti tidak ada perubahan, dan skor 100 menyarankan manfaat maksimal untuk kualitas hidup.

Peserta dan pendaftaran

Pengacakan pasien pertama dilakukan pada Oktober 2007, dan pasien terakhir menyelesaikan penelitian pada Desember 2010. Semua pasien di follow-up (5,7 0,7 mo untuk kelompok kontrol, 6,2 0,5 mo untuk kelompok tonsilektomi) Hampir semua pasien dalam kelompok kontrol menjalani operasi pada tanggal yang dijadwalkan; 3 pasien dioperasi sebelum batas 5 bulan karena gejala yang memberat Dua pasien, satu pada tiap kelompok kehilangan buku harian gejala namun mereka tidak berkonsultasi dengan dokter untuk sakit tenggorokannya. Pasienpasien ini diasumsikan tidak memiliki gejala selama masa penelitian. Tidak terdapat perbedaan klinis penting pada karakteristik awal antara 2 kelompok

MANFAAT PENELITIAN

Selama follow-up (6,0 0,7 mo) tingkat keseluruhan faringitis dan seringnya nyeri tenggorokan, demam, rhinitis dan batuk secara signifikan lebih jarang pada kelompok tonsilektomi dibandingkan kelompok kontrol (Tabel 3) Pasien dalam kelompok tonsilektomi secara signifikan lebih jarang absen dalam pekerjaan maupun sekolah mereka dibandingkan pada kelompok kontrol. Menurut kuisoner kualitas hidup post-operatif, pasien pada kelompok tonsilektomi bahagia dengan operasi yang telah mereka jalani

DISKUSI

Pasien yang menjalani tonsilektomi memiliki sedikit episode faringitis secara keseluruhan dan nyeri tenggorokan < kelompok kontrol kunjungan medis lebih sedikit kualitas hidup mereka membaik . Morbiditas yang paling penting yang terkait dengan operasi adalah nyeri tenggorokan post-operasi dan resiko kecil pendarahan pasca operasi

Review Cochreane : tonsilektomi untuk rekurent tonsillitis pada orang dewasa yang terinfeksi faringitis streptococcal grup A berulang
Dalam penelitian ini, melibatkan usia dewasa dengan rekuren faringitis etiologi apapun, dimana setengah diantaranya memiliki episode streptokokus dalam 6 bulan terakhir sebelum dilakukan randomisasi

Dalam kedua percobaan, pasien menunjukkan manfaat yang sama dari tonsilektomi. Dalam penelitian sebelumnya, Alho dkk menemukan perbedaan absolut dari 30% pasien yang memiliki faringitis dengan konsultasi medis dan 25% pasien yang memiliki faringitis tanpa konsultasi medis antara kelompok yang menjalani operasi dan kontrol.3 Dalam penelitian kali ini, perbedaan tersebut 38% dan 41%, masing-masing. Hasilnya sangat mirip, mengingat periode pengamatan adalah 5 bulan dalam penelitian sekarang, dan hanya 3 bulan dalam penelitian sebelumnya. Pasien rekuren faringitis usia dewasa memerlukan konsultasi dengan dokter yang sama, tanpa memperhatikan penyebab faringitis episode sebelumnya. Disimpulkan bahwa, pasien yang dilakukan tonsilektomi memiliki peningkatan kualitas hidup dan sesuai dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya.

KESIMPULAN
Setelah pada pasien faringitis berulang tonsilektomi, pasien mengalami episode faringitis lebih jarang dan sakit tenggorokan yang berkurang kunjungan medis serta absens dari pekerjaan maupun sekolah jauh berkurang.

Tonsilektomi untuk pencegahan faringitis dan nyeri tenggorokan jarang dan mungkin untuk etiologi oleh virus
Morbiditas dan komplikasi yang berhubungan dengan tonsilektomi harus dipertimbangkan ketika dokter dan pasien memutuskan apakah manfaat klinis lebih besar daripada risiko operasi.

TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen