Sie sind auf Seite 1von 10

BAB I PENDAHULUAN

Trauma okuli adalah trauma atau cedera yang terjadi pada mata yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata, dan rongga orbita, kerusakan ini akan memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi mata sebagai indra penglihat.1 Trauma mata merupakan penyebab kebutaan unilateral pada anak dan dewasa muda, dimana biasanya kelompok usia ini mengalami cedera mata yang parah. Dewasa muda terutama pria merupakan kelompok yang kemungkinan besar mengalami cedera tembus mata.2 Trauma tembus pada mata dapat mengenai kornea sehingga mengganggu fungsi penglihatan karena fungsi kornea sebagai media refraksi. Selain itu, trauma tembus kornea juga dapat menyebabkan prolaps iris.1 Prolaps iris dapat terjadi saat perforasi kornea akibat beberapa sebab, yaitu setelah trauma, setelah operasi, akibat perforasi ulkus kornea atau corneal melt. Saat prolaps iris telah keluar dari luka pada sklera maka akan tampak seperti massa berwarna yang terletak dibawah konjungtiva.3 Berikut ini dilaporkan kasus ruptur kornea dengan prolaps iris oculi dextra dengan riwayat trauma sebelumnya pada laki-laki usia 44 tahun yang berobat ke poliklinik Mata RSUD Ulin Banjarmasin.

BAB II LAPORAN KASUS

IDENTITAS Nama Jenis Kelamin Usia Alamat : Tn. S : Laki-laki : 44 tahun : Desa Wonorejo Rt. 06 Kec. Kusan Hilir Kab. Tanah Bumbu Pekerjaan ANAMNESIS Hari/tanggal Keluhan Utama : Rabu, 22 Januari 2014 : Mata kanan kabur : Wiraswasta

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengalami KLLD 1 minggu yang lalu, kepala pasien terbentur dan mata kanan terkena pecahan kaca. Satu hari sebelum masuk rumah sakit, pasien merasa mata kanan kabur mendadak setelah dokter mencoba mengeluarkan pecahan kaca tersebut. Keluar darah (-), keluar cairan dari bola mata (+), mata merah (+), silau (+), keluar cairan seperti putih telur (-), keluar jaringan berwarna cokelat kehitaman (+), nyeri mata (+). Pasien telah dirawat di RSUD Tanah Bumbu kemudian dirujuk ke RSUD Ulin.

Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien menyangkal pernah menderita sakit mata sebelumnya

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Kompos mentis

Status Generalis : Dalam batas normal TD : 110/70 mmHg Nadi : 86 x/menit RR : 20 x/menit Status Lokalis : OS 5/50 Kedudukan sentral Hitam Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-) Hiperemis (-) Hiperemis (+) Hiperemis (-) Jernih Sedang Kripta normal Bulat, sentral, reflex

OD 1/300 Kedudukan sentral Hitam Hiperemis (+), Edem (+) Hiperemis (+), Edem (+) Hiperemis (+) Hiperemis (+) Hiperemis (+) Hiperemis (+) Keruh, ruptur (+) Dangkal Prolaps (+) Sde

VISUS KOREKSI SKIASKOPI BULBUS OKULI SUPERSILIA PARESE/PARALISE PALPEBRA SUPERIOR PALPEBRA INFERIOR CONJUNCTIVA PALPEBRA CONJUNCTIVA FORNICES CONJUNCTIVA BULBI SCLERA CORNEA CAMERA OCULI ANTERIOR IRIS PUPIL

Sde -

LENSA FUNDUS REFLEKS CORPUS VITREUM TENSIO OCULI SISTEM CANALIS LACRIMALIS

cahaya (+) Jernih -

DIAGNOSIS KLINIS OD ruptur kornea dengan prolaps iris PENATALAKSANAAN -Gentamisin tetes mata 3 x 1 tetes/ hari -Amoxicilin tablet 3 x 500 mg -Asam Mefenamat tablet 3 x 500 mg

BAB III DISKUSI

Struktur bola mata terbentuk cukup baik untuk melindungi mata dari trauma. Bola mata terletak pada permukaan yang dikelilingi oleh tulang-tulang yang kuat. Kelopak mata dapat menutup dengan cepat untuk mengadakan perlindungan dari benda asing, dan mata dapat mentoleransi tabrakan kecil tanpa kerusakan.1 Walaupun demikian, trauma dapat merusak mata, terkadang sangat parah dimana terjadi kehilangan penglihatan bahkan mata harus di keluarkan. Kebanyakan trauma mata adalah ringan, namun karena luka memar yang luas pada sekeliling struktur mata, maka dapat terlihat lebih parah dari sebenarnya.1 Ada 2 jenis trauma okuli, yaitu : 1. Trauma okuli non perforans, yaitu trauma okuli dengan ciri-ciri : Tidak menembus dinding orbital (kornea dan sklera masih utuh) Mungkin terjadi robekan konjungtiva Adanya perlukaan kornea dan sklera Kontaminasi intra okuli dengan udara luar tidak ada

2. Trauma okuli perforans, yaitu trauma okuli dengan ciri-ciri : Adanya dinding orbita yang tertembus Adanya kontaminasi intra okuli dengan udara luar Prolaps bisa muncul, bisa tidak.

Perforasi bola mata merupakan keaadaan yang gawat untuk bola mata karena pada keadaan ini kuman mudah masuk ke dalam bola mata, selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan susunan anatomi dan fungsional jaringan intraokuler. Trauma tembus dapat berbentuk perforasi sklera, prolaps iris, prolaps badan kaca maupun prolaps badan siliar.1 Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien ini didiagnosis ruptur kornea dengan prolaps iris oculi dextra. Dari anamnesa didapatkan keluhan utama yaitu mata kanan kabur mendadak. Pasien juga mengeluh silau, nyeri disertai keluar cairan dari bola mata. Nyeri dirasakan karena kornea memiliki banyak serabut nyeri, kebanyakan lesi kornea yang superficial maupun dalam, akan menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. Rasa sakit ini diperhebat oleh gesekan palpebra (terutama palpebra superior) pada kornea dan menetap sampai sembuh. Karena kornea berfungsi sebagai jendela bagi mata dan membiaskan berkas cahaya, lesi kornea umumnya agak mengaburkan penglihatan, terutama kalau letaknya di pusat. Apabila erosi terdapat didepan area pupil, pasien akan mengeluh penurunan tajam penglihatan yang buruk. Pada pemeriksaan fluorescein, akan tampak defek epitel kornea yang berwarna hijau.1 Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan fluorescein. Dari pemeriksaan fisik didapatkan ruptur kornea dan konjungtiva hiperemis. Selain itu juga didapatkan COA dangkal karena humor aquos mengalir keluar melalui ruptur kornea tersebut, sklera hiperemis, dan iris yang prolaps. Kornea menempati pertengahan dari rongga bola mata anterior yang terletak diantara sklera. Biasan cahaya terutama terjadi di permukaan anterior dari

kornea. Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea akan mengganggu pembentukan bayangan di retina. Oleh karenanya kelainan sekecil apapun di kornea, dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat terutama bila letaknya di daerah pupil. 4 Kornea memiliki permukaan posterior lebih cembung daripada anterior sehingga rata-rata mempunyai ketebalan sekitar 11,5 mm (untuk orang dewasa). Kornea memiliki lima lapisan yang berbeda dari anterior ke posterior, yaitu : epitel, membran Bowman, stroma, membrane Descman, dan endotel. Kornea mendapat suplai makan dari humor aqous, pembuluh-pembuluh darah sekitar limbus, dan air mata. Transparansi kornea karena strukturnya yang seragam, avaskularitasnya, dan deturgenisnya.4

Gambar 1. Lapisan kornea5

Iris merupakan jaringan yang sensitif pada mata. Jika terjadi prolaps iris maka pasien sering mengeluhkan nyeri. Prolaps iris merupakan kondisi serius yang jika tidak ditangani dapat menyebabkan infeksi dan hilangnya bola mata. Jika prolaps iris itu tereksposur, seperti pada laserasi kornea, tindakan bedah

segera diperlukan, karena infeksi dapat menyebar melalui iris menuju bola mata. Jika prolaps iris tertutupi oleh konjungtiva, misal pada luka post operasi, maka intervensi bedah segera tidak terlalu diperlukan.3 Pada mata kanan pasien tampak iris yang prolaps berwarna cokelat kehitaman menembus konjungtiva.

Gambar 2. Prolaps Iris6

Pada prolaps iris perifer, iris akan tampak seperti lempengan jaringan berwarna, akibat sinekia parsial perifer. Saat prolaps terjadi di sentral maka seluruh tepi pupil akan prolaps sehingga terjadi sinekia anterior total. Pada pasien dengan perforasi kornea, prolaps iris akan tereksposur. Tampilan iris dapat bermacam-macam tergantung dari lamanya prolaps. Pada prolaps iris yang baru saja terjadi iris masih viable, namun seiring berjalannya waktu iris akan mengering dan akan menjadi non viable. Saat prolaps iris telah keluar dari luka pada sklera maka akan tampak seperti massa berwarna yang terletak dibawah konjungtiva. Pada kasus ini iris akan tetap viable dalam waktu yang lama.3 Pasien diterapi dengan pemberian antibiotik topikal dan sistemik. Diberikan gentamisin tetes mata 3 x 1 tetes/ hari dan amoxicillin tablet 3 x 500 mg untuk pencegahan dan pengobatan infeksi. Sebagai analgetik diberikan asam mefenamat dengan dosis 3 x 500 mg. Pasien direncanakan USG mata untuk mengetahui apakah ada benda asing dan tingkat kerusakan bola mata yang selanjutnya direncanakan hecting kornea dan iridektomi dengan lokal anastesi.

BAB IV PENUTUP

Telah dilaporkan kasus ruptur kornea dengan prolaps iris pada penderita laki-laki usia 44 tahun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Penatalaksanaan pada pasien ini dengan pemberian antibiotik topikal dan sistemik yaitu gentamisin tetes mata dan amoxicilin tablet. Untuk mengurangi nyeri diberikan asam mefenamat tablet. Pasien direncanakan USG mata kemudian hecting kornea dan iridektomi dengan lokal anastesi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata edisi 3. FK-UI. Jakarta. 1998. 2. Vaughan D. Oftalmologi Umum Edisi 14. Wdya Medika. Jakarta. 1999. 3. G Guruswami, Hampton Roy. Iris http://emedicine.medscape.com/article/1209310-medication#showall Prolapse.

4. Perhimpunan Dokter Spesislis Mata Indonesia. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, edisi ke 2. Sagung Seto. Jakarta. 2002 5. A. K. Khurana. Comprehensive Ophthalmology Fourth Edition. New Age International. New Delhi. 2007. 6. Schlote T. Pocket Atlas of Ophthalmology. Stuttgart. Georg Thieme Verlag. 2006.

10

Das könnte Ihnen auch gefallen