Sie sind auf Seite 1von 2

Menduga Produksi Padi dengan Teknologi Citra Satelit

Teknologi penginderaan jauh citra satelit Landsat Thematic Mapper dapat digunakan untuk menduga luas dan produksi padi secara cepat dan akurat. Kunci utama interpretasi citra Landsat untuk mengenali lahan sawah adalah mengetahui fase-fase pertumbuhan tanaman padi.

didominasi oleh daun yang berwarna hijau akan digantikan dengan butir-butir padi yang berwarna kuning pucat pada TCC. Fase panen. Pada fase ini lahan menjadi bera selama jangka waktu tertentu. Pada kondisi ini lahan sawah akan tampak berwarna coklat kemerahan pada komposisi warna TCC. Perkiraan Panen Padi Perkiraan masa panen padi dapat dilakukan dalam tiga periode pemantauan, yaitu: Januari-April: untuk perkiraan panen bulan Februari, Maret, April, dan Mei. Mei-Agustus: untuk perkiraan panen bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. September-Desember: untuk perkiraan panen bulan Oktober, November, Desember, dan Januari. Dengan pemantauan yang berurutan dan mengacu kepada umur padi yang berkisar antara 110-120 hari, maka fase (masa) panen dapat diperkirakan. Fase panen dapat diperkirakan apabila awal masa tanam sudah dapat terpantau, yaitu adanya perubahan dari fase bera menjadi fase air (pengolahan tanah/ penggenangan), dan lebih yakin lagi bila diikuti oleh perubahan dari fase air menjadi fase vegetatif. Prediksi panen padi dapat dilakukan sampai 3 bulan sebelum panen. Perkiraan masa panen padi ditentukan berdasarkan umur padi yang diperoleh dari hasil transformasi nilai indeks vegetasi menjadi umur padi. Nilai indeks vegetasi tersebut diperoleh dari hasil analisis digital citra Landsat. Perkiraan panen padi 1 bulan sebelum panen ditentukan berdasarkan umur padi lebih dari 13 minggu. Panen padi 2 bulan yang akan datang ditentukan berdasarkan umur padi antara 812 minggu, sedangkan panen padi 3 bulan yang akan datang ditentukan berdasarkan umur padi antara 5-7 minggu. Panen padi yang terjadi 1 bulan sebelumnya diten-

enduga luas panen padi sangat penting untuk mengetahui potensi luas panen dan produksi padi di suatu daerah. Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh citra satelit Landsat Thematic Mapper (TM) merupakan alternatif yang tepat untuk wilayah Indonesia dalam usaha memperoleh informasi sumber daya pertanian, khususnya luas tanaman pertanian secara cepat dan akurat. Satelit Landsat TM dilengkapi dengan sensor yang dapat merekam setiap objek di permukaan bumi yang memantulkan atau memancarkan energi elektromagnetik dari ketinggian tertentu. Satelit tersebut merekam daerah yang sama setiap 16 hari sekali dengan cakupan wilayah 185 km x 185 km. Rekaman tersebut setelah diproses menghasilkan data digital yang dapat diinterpretasi dengan perangkat komputer, atau berupa data visual citra tercetak yang sangat mirip dengan foto berwarna yang dapat diinterpretasi secara manual. Pemantauan Fase-fase Pertumbuhan Padi Kunci interpretasi citra Landsat yang paling penting untuk mengenali lahan sawah adalah mengetahui fasefase pertumbuhan tanaman padi. Lahan sawah mempunyai ciri-ciri yang unik sehingga mudah dibedakan dengan lahan lainnya. Lahan sawah berbentuk petakan-petakan, memerlukan genangan air, umumnya terletak pada daerah yang relatif datar. Di daerah yang berlereng, lahan sawah selalu berteras, petakannya memanjang mengikuti kontur, dengan tanaman utama padi dan sebagian diselingi dengan ta-

naman palawija atau tebu dan tembakau. Dari ciri-ciri yang terlihat dalam citra Landsat tersebut, lahan sawah dapat dibedakan dengan penggunaan lahan yang lain. Pengenalan jenis penutup lahan seperti padi, kedelai, dan jagung pa-da citra Landsat dilakukan dengan mempelajari karakteristik reflektan (spectral signature) dari pertumbuhan tanaman yang akan diidentifikasi. Vegetasi/tanaman yang berbeda akan memantulkan energi elektromagnetik (spectral reflectance) yang berbeda sehingga gambar yang terekam (image) dan tampak pada citra Landsat juga berbeda. Karakteristik reflektan tersebut merupakan suatu pola tingkatan intensitas reflektan suatu objek yang dinyatakan dalam nilai pixel (picture element) pada citra satelit. Dengan demikian, nilai pixel merupakan unsur interpretasi utama dalam mengenali objek, termasuk tanaman pertanian, yang direkam citra Landsat. Fase-fase kondisi penutupan lahan selama masa pertumbuhan tanaman padi dan kenampakannya pada citra Landsat dapat dijelaskan sebagai berikut. Fase awal pertumbuhan padi, di mana lahan sawah didominasi oleh air karena penggenangan. Pada citra Landsat TM dengan komposisi warna true color composite (TCC), lahan sawah akan tampak berwarna biru. Fase pertumbuhan vegetatif, ditandai dengan semakin lebatnya daun tanaman padi yang menutupi seluruh lahan sawah. Pada fase ini, penutupan lahan didominasi oleh warna hijau. Warna hijau ini akan tampak hijau pada citra. Fase pertumbuhan generatif, di mana lahan sawah yang semula

tukan berdasarkan kenampakan lahan bera pada citra Landsat. Pendugaan Produksi Padi dan Luas Panen Fase generatif merupakan fase pertumbuhan optimum tanaman padi, yaitu pada saat padi berumur 1113 minggu setelah tanam. Pada saat itu, tanaman padi mempunyai nilai indeks vegetasi yang optimum pada citra satelit yang dinyatakan dengan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Tanaman padi yang mempunyai nilai NDVI optimum tersebut kemudian pada waktu panen diubin atau dihitung produksinya untuk mengetahui produktivitasnya (ton per hektar). Berdasarkan data ubinan tersebut maka untuk daerah lain yang mempunyai nilai NDVI yang sama dapat diduga pula produktivitasnya.

Untuk menduga luas areal pa-nen dilakukan dengan cara menghi-tung jumlah pixel yang mempunyai warna kuning pucat pada komposisi warna TCC. Satu pixel berukuran 30 m x 30 m di lapangan merupa-kan satuan luasan terkecil yang dapat terekam dalam citra Landsat. Dengan mempertimbangkan terjadinya risiko kekeringan maupun serangan hama dan penyakit, maka padi muda yang berumur kurang dari 5 minggu tidak digunakan untuk perkiraan luas panen, terutama pada musim kemarau. Perhitungan luas areal panen dapat dilakukan berdasarkan batas wilayah provinsi atau kabupaten, sehingga dapat diketahui informasi luas panen padi untuk setiap provinsi dan kabupaten di Indonesia (Wahyunto dan Hikmatullah).

Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Jln. Ir. H. Juanda No. 98 Bogor 16123 Telepon : (0251) 323012 Faksimile : (0251) 311256 E-mail : csar@indosat.net.id

Das könnte Ihnen auch gefallen