Sie sind auf Seite 1von 4

Fraktur Collum Femur A.

DEFINISI Fraktur collum femur merupakan fraktur intrakapsular yang terjadi pada bagian proksimal femur. Yang termasuk collum femur adalah mulai dari bagian distal permukaan kaput femoris sampai dengan bagian proksimal dari intertrokanter. Klasifikasi Pauwel Klasifikasi ini berdasarkan sudut dari horisontal. Type I: 30 derajat Type II: 50 derajat Type III:70 derajat

Increasing shear forces with increasing angle lead to more fracture instability. Peningkatan tenaga geser dengan meningkatkan sudutakan menyebabkan fraktur lebih tidak stabil

Garden Klasifikasi ini berdasarkan sudut dari displacement valgus. Tipe I: inkomplit / impaksi valgus Tipe II: komplit dan non displaced pada AP dan lateral view Tipe III: komplit dengan displacement sebagian Tipe IV: total displace

B. STANDARD DIAGNOSIS Pemeriksaan klinis : Pasien dengan patah tulang leher femur yanag displaced biasanya adalah nonambulatory pada presentasi, dengan shortening dan rotasi eksternal ekstremitas bawah. Pasien dengan fraktur yang terkena dampak atau stres mungkin namun menunjukkan temuan halus, seperti kapsul anterior nyeri, nyeri dengan kompresi aksial, kurangnya cacat, dan mereka mungkin dapat menanggung berat badan.

Nyeri jelas pada rentang gerak pinggul, dengan kemungkinan nyeri tekan aksial dan bengkak pada palpasi pangkal paha. Riwayat yang akurat penting dalam fraktur rendah energi yang biasanya terjadi pada orang tua. Adanya riwayat kehilangan kesadaran, episode syncopal sebelumnya, riwayat kesehatan, nyeri dada, nyeri pinggul sebelumnya (fraktur patologis), dan status rawat preinjury sangat penting dan kritis dalam menentukan pengobatan yang optimal dan disposisi.

Harus menilai pergelangan tangan dan bahu pada orang tua karena 10% telah terkait cedera ekstremitas atas.

C. RADIOLOGIS anteroposterior (AP) view panggul dan AP dan cross table lateral view pada femur proksimal yang terlibat. Internal Rotation view pada pinggul terluka dapat membantu untuk lebih memperjelas pola fraktur. Technetium bone scan atau sebaiknya magnetic resonance imaging digunakan untuk memperjelas penampaan jika dari plain radiologis tidak terlihat.

D. TERAPI Tujuan pengobatan adalah untuk meminimalkan ketidaknyamanan pasien, mengembalikan fungsi pinggul, dan memungkinkan mobilisasi yang cepat dengan mendapatkan pengurangan anatomi awal dan fiksasi internal yang stabil atau penggantian prostetik. Pengobatan Nonoperative untuk fraktur traumatik diindikasikan hanya untuk pasien yang beresiko medis ekstrim untuk operasi, juga dapat dipertimbangkan untuk nonambulators yang memiliki nyeri pinggul minimal. Awal mobilisasi dari berbaring ke duduk sangat penting untuk menghindari peningkatan risiko dan komplikasi dari tirah baring yang berkepanjangan, termasuk yang toilet paru yang buruk, atelektasis, stasis vena, dan tekanan ulserasi. TERAPI OPERATIF Reduksi Fraktur harus dilakukan pada waktu yang tepat. resiko osteonekrosis meningkat dengan bertambahnya waktu reduksi. Prinsip reduksi:

1. Manuver Reduksi: flexi hip dengan traksi dan eksternal rotasi lalu dilakukan ekstensi lambat dan internal rotasi untuk memperoleh reduksi yang tepat. Reduksi dikonfirmasi dengan AP dan lateral Radiologis 2. Reduksi yang bisa diterima: pada AP view, valgus atau anatomic alignment sudah terlihat. pada lateral view, ada posisi anteversi dan menjauhi pergeseran ke posterior dari permukaan fraktur 3. Kominutif di bagian posterior fraktur harus ditegakkan

Internal Fiksasi o Multiple screw fixation o 3 screw paralel lazim digunakan untuk fixasi o hindari penempatan screw di sebelah distal dari trochanter minor.

Sliding srew: jika digunakan, pin sekunder atau screw harus diletakkan di bagian superior Prosthetic replacement o Hemiarthroplasty Keuntungan: lebih cepat weight bearing, mengeliminasi nonunion, osteonekrosis, kegagalan fixasi Kelemahan: perdarahan banyak, resiko erosi acetabular pada individu inaktif o indikasi: kominutif, fraktur patologis, kondisi kesehatan buruk, status ambulatori yang buruk sebelum fraktur, terdapat kelainan neurologis o Kontraindikasi: Sepsis, anak muda aktif, penyakit acetabulum yang sudah ada. o implan Bipolar dan unipolar bipolar mengurangi resiko erosi acetabular bipolar memiliki resiko dislokasi post operatif yang kecil bipolar menyebabkan debris poliethilen unipolar lebih murah

o Cement dan non cemented hasil lebih fungsional dengan cement cement meningkatkan resiko hipotensi intraoperatif dan kematian.

o Total Hip Replacement indikasi: adanya penyakit degeneratif ipsilateral Orang tua yang aktif dengan fraktur colum yang displace

adanya penyakit metastasis pada acetabular ipsilateral

E. KOMPLIKASI 1. Non union 2. Osteonecrosis 3. Kegagalan fiksasi 4. Implan yang prominen dapat mengakibatkan fraktur kembali buruk dan screw yang lepas.

Das könnte Ihnen auch gefallen