Sie sind auf Seite 1von 26

1

PENDAHULUAN

DEMAM BERDARAH DENGUE Penyakit demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan di Indonesia, hal ini tampak dari kenyataan yang ada. Seluruh wilayah di Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit demam berdarah dengue, sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas di perumahan penduduk maupun fasilitas umum diseluruh Indonesia. Demam dengue (D ! dan demam berdarah dengue"D#D (Dengue $emorragi% ever " D$ ! adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

dengue yang dibawa oleh nyamuk genus Aedes (terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus!. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. &amun, data terakhir menyebutkan bahwa virus dengue ini menginfeksi manusia dengan perantara nyamuk Aedes aegypti. Pada musim penghujan ini kasus infeksi demam berdarah pada manusia semakin meningkat. (1! 1. Virus Penyebab Demam Berdarah Demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti. Demam #erdarah Dengue (D#D! atau Dengue $aemorrhagi% ever (D$ ! adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dari famili Flaviviridae, dengan genusnya adalah Flavivirus. (1!

'

1.1 Struktur dan Si at Virus Den!ue 1.1.1 Struktur Virus Den!ue

(irus

Dengue

merupakan

virus

)&*

untai

tunggal,

mempunyai empat serotipe yakni virus dengue tipe 1 (D+&,1!, virus dengue tipe ' (D+&,'!, virus dengue tipe - (D+&,-!, dan virus dengue tipe . (D+&,.!. (1! Struktur antigen ke,. serotipe ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing,masing serotipe tidak dapat saling memberikan perlindungan silang. (ariasi genetik yang berbeda pada ke,. serotipe ini tidak hanya menyangkut antar serotipe, tetapi juga didalam serotipe itu sendiri tergantung waktu dan daerah penyebarannya. (irus Dengue yang genomnya mempunyai berat molekul 11 /b tersusun dari protein struktural dan non,struktural. Protein struktural yang terdiri dari protein envelope (+!, protein pre,membran (pr0! dan protein %ore (1! merupakan '23 dari total protein, sedangkan protein non,struktural merupakan bagian yang terbesar (423! terdiri dari &S,1 , &S,2. Dalam merangsang pembentukan antibodi diantara protein struktural, urutan imunogenitas tertinggi

adalah protein +, kemudian diikuti protein pr0 dan 1. Sedangkan pada protein non,struktural yang paling berperan adalah protein &S,1.(1! ".1.# Si at Virus Den!ue Sifat dari virus dengue yang sulit dideteksi dan berbeda untuk setiap area kadang menjadi kesulitan tersendiri untuk mendiagnosa virus tersebut. Selain itu, pembentukan antibodi pada saat infeksi salah satu serotipe virus dengue tidak menjamin serotipe virus dengue yang lain tidak dapat pula menginfeksi, bahkan bisa lebih memperparah proses infeksinya. Struktur antigen keempat serotipe (D+&,1, D+&,', D+&,- dan D+&,.! ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing,masing serotipe tidak dapat saling

memberikan perlindungan silang.(1! (ariasi genetik yang berbeda pada keempat serotipe ini tidak hanya menyangkut antar serotipe, tetapi juga di dalam serotipe itu sendiri tergantung waktu dan daerah penyebarannya.(1! "". Nyamuk Aedes aegypti "".1. $%asi ikasi Nyamuk (4! /ingdom ilum 1lass 6rdo amili Subfamili 5 *nimalia 5 *rthropoda 5 Inse%ta 5 Diptera 5 1uli%idae 5 1uli%inae
7ambar &yamuk Aedes aegypti

7enus Spe%ies "".# M&r &%&!i '()

5 *edes 5 Aedes aegypti

&yamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam ke%oklatan. 8ubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan garis,garis putih keperakan. Di bagian punggung tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi %iri dari spesies ini. Sisik,sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk,nyamuk tua. 9kuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. &yamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih ke%il dari betina dan terdapatnya rambut,rambut tebal pada antena nyamuk jantan. /edua %iri ini dapat diamati dengan mata telanjang. "".* Si at dan Sik%us Hidu+ '() Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. $al itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. &yamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. :enis ini menyenangi area yang

gelap dan benda,benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak,anak karena anak,anak %enderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.
7ambar metamorphosis nyamuk Aedes aegypti

Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan probos%isnya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. *kibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar. Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. 6leh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang

dengan A. albopictus yang %enderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas!. &yamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih se%ara individual. 8elur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. 8elur menetas dalam 1 sampai ' hari menjadi larva. 8erdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar . memerlukan waktu sekitar 2 hari. Setelah men%apai instar ke,., larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama ' hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 4 hingga < hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung. 8elur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. :ika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang %ukup untuk perkembangannya. /ondisi larva saat berkembang dapat mempengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai %ontoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang %enderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk,nyamuk.

""". Pat&!enesis ' #, -)

(irus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus. 6rgan sasaran dari virus adalah organ )+S meliputi sel kuffer hepar, endotel pembuluh darah, nodus limfati%us, sumsum tulang serta paru,paru. Dalam peredaran darah, virus tersebut akan difagosit oleh sel monosit perifer Data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa respon imun mempunyai peranan besar pada infeksi ini. )espon imun yang diketahui berperan dalam patog=nesis D#D adalah 5 a. )espon humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam proses netralisasi virus sitolisis yang dimediasi antibodi. *ntibodi terhadap virus dengue berperan dalam memper%epat replikasi virus pada monosit atau makrofag. $ip>tesis ini disebut antibodi dependent enhancement (*D+!. b. ?imfosit 8 baik 8 helper (1D.! dan 8 sitotoksik (1D<! berperan dalam respon imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi 8 helper yaitu 8$1 akan memproduksi interferon gamma, I?,' dan limfokin sedangkan 8$' memproduksi I?,., I?,2, I?,; dan I?,1@. %. 0onosit dan makrofag berperan dalam fagositosis virus dengan opsonisasi antibodi. &amun proses fagositosis ini menyebabkan peningkatan replikasi virus dan sekresi sitokin oleh makrofag. d. *ktivasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan terbentuknya 1-b dan 12a.

<

(irus ini dapat tetap hidup di alam melalui dua mekanisme. 0ekanisme pertama, transmisi vertikal dalam tubuh nyamuk. Dimana virus dapat ditularkan oleh nyamuk betina pada telurnya yang nantinya akan menjadi nyamuk. (irus ini juga dapat ditularkan dari nyamuk jantan pada nyamuk betina melalui kontak seksual. 0ekanisme kedua, transmisi virus dari nyamuk ke dalam tubuh makhluk A vertebrata A dan sebaliknya. Bang dimaksud dengan makhluk vertebrata disini adalah manusia dan kelompok kera tertentu. &yamuk mendapatkan virus ini pada saat melakukan gigitan pada manusia (makhluk vertebrata! yang pada saat itu sedang mengandung virus dengue didalam darahnya (viraemia!. (irus yang sampai kedalam lambung nyamuk akan mengalami replikasi (meme%ah diri"kembang biak!, kemudian akan migrasi yang akhirnya akan sampai di kelenjar ludah. (irus yang berada di lokasi ini setiap saat siap untuk dimasukkan ke dalam kulit tubuh manusia melalui gigitan nyamuk. (irus memasuki tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang menembus kulit. Setelah itu disusul oleh periode tenang selama kurang lebih . hari, dimana virus melakukan replikasi se%ara %epat dalam tubuh manusia. *pabila jumlah virus sudah %ukup maka virus akan memasuki sirkulasi darah (viraemia!, dan pada saat ini manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala panas.

Dengan adanya virus dengue dalam tubuh manusia, maka tubuh akan memberi reaksi. #entuk reaksi tubuh terhadap virus ini antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dapat berbeda, dimana perbedaan reaksi ini akan memanifestasikan perbedaan penampilan gejala klinis dan perjalanan penyakit. Pada prinsipnya, bentuk reaksi tubuh manusia terhadap keberadaan virus dengue adalah sebagai berikut 5 1! #entuk reaksi pertama 8erjadi netralisasi virus, dan disusul dengan mengendapkan bentuk netralisasi virus pada pembuluh darah ke%il di kulit berupa gejala ruam (rash!. '! #entuk reaksi kedua 8erjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai akibat dari penurunan jumlah dan kualitas trombosit yang menimbulkan manifestasi perdarahan.

1@

-! #entuk reaksi ketiga 8erjadi kebo%oran pada pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya komponen plasma darah dari dalam pembuluh darah menuju ke rongga perut berupa gejala as%ites dan rongga selaput paru berupa gejala efusi pleura. *pabila tubuh manusia hanya memberi reaksi bentuk 1 dan ' saja maka orang tersebut akan menderita demam dengue, sedangkan apabila ketiga bentuk reaksi terjadi maka orang tersebut akan mengalami demam berdarah dengue. "V. Mani estasi $%inis '.) Infeksi virus dengue pada manusia menimbulkan suatu spe%trum manifestasi klinik yang bervariasi antara penyakit yang paling ringan ,Dengue fever, D#D dan Dengue Sho%k Syndrome (DSS!. Seperti pada infeksi virus lain, maka D#D juga merupakan self limiting infection diseaser yang akan berakhir sekitar ',4 hari. a. 0asa inkubasi Sesudah nyamuk mengigit penderita dan memasukkan virus dengue ke dalam kulit, berlangsung masa laten selama .,2 hari diikuti timbulnya gejala demam , sakit kepala, dan malaise. b. Demam Demam terjadi se%ara mendadak selama ',4 hari kemudian turun menjadi suhu normal atau lebih rendah (Sumarmo,1CC@!. Pada fase awal ditandai dengan demam mendadak tinggi dengan sebab yang tidak jelas dan hampir tidak bereaksi terhadap pemberian antipiretik (mungkin hanya

11

turun sedikit kemudian naik kembali!. 7ejala lain yang mun%ul yaitu muka kemerahan, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, muntah, nyeri ulu hati. Selanjutnya timbul bintik merah di kulit yang mirip gigitan nyamuk. #ila tidak disertai syok maka panas akan turun dan penderita sembuh sendiri (self limiting). 7ejala,gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia, nyeri punggung, nyeri tulang dan persendian, serta merasa lemah. %. Perdarahan Perdarahan biasanya terjadi pada hari kedua demam, umumnya terjadi di kulit yang dapat berupa uji turniket yang positif atau perdarahan spontan, mudah terjadinya perdarahan pada tempat pengambilan darah vena, petekia halus yang tersebar di anggota gerak, wajah, aksila, sering kali dijumpai pada awal demam. Selain itu juga dapat dijumpai purpura, epistaksis dan perdarahan gusi lebih jarang dijumpai, hematemesis, melene,perdarahan saluran %erna biasanya timbul setelah renjatan yang tidak dapat diatasi . d. $epatomegali Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit, bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba ( just palpable) sampai ',. %m di bawah lengkung iga kanan, derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit. 9ntuk menemukan pembesaran hati ,harus dilakukan perabaan setiap hari. &yeri tekan di daerah hati sering kali ditemukan dan pada sebagian ke%il kasus dapat disertai

1'

ikterus. &yeri tekan di daerah hati tampak jelas pada anak besar dan ini berhubungan dengan adanya perdarahan. e. Dengue Sho%k Syndrome (DSS! Dengue Sho%k Syndrome adalah syok yang terjadi pada penderita D#D. Dengue Sho%k Syndrome bukan saja merupakan suatu

permasalahan kesehatan masyarakat yang menyebar dengan luas dan tiba, tiba, tetapi juga merupakan suatu permasalahan klinis, karena -@,2@3 penderita D#D mengalami renjatan yang berakhir dengan suatu kematian terutama bila tidak ditangani se%ara dini dan adekuat. ase syok merupakan fase kritis D#D. Pada saat ini suhu badan %enderung turun, penderita terlihat lemah, gelisah, dan berkeringat. /aki tangan terasa dingin dan denyut nadi sukar diraba. Syok pada D#D terjadi karena kebo%oran pembuluh darah sehingga %airan plasma darah dapat merembes keluar dari pembuluh darah dan berkumpul di rongga, rongga tubuh yaitu ronga perut dan rongga dada. *kibatnya pembuluh darah menjadi kolaps dan jalan mengatasinya ialah dengan infus f. :umlah leukosit :umlah leukosit dapat normal, tetapi biasanya menurun dengan dominasi sel neutrofil. Selanjutnya pada akhir fase demam, jumlah leukosit dan sel neutrofil bersama D sama menurun sehingga jumlah sel limfosit se%ara relatif meningkat. Peningkatan jumlah sel lifosit atipikal atau limfosit plasma biru E12 3 dapat dijumpai pada hari sakit ketiga, sebelum suhu tubuh turun atau sebelum syok terjadi ($adinegoro,1CC@!.

1-

g. 8rombositopenia Penurunan jumlah trombosit menjadi F1@@.@@@" mm- atau kurang dari 1,' trombosit " lapangan pandangan besar (lpb! dengan rata,rata pemeriksaan dilakukan pada 1@ lpb, pada umumnya trombositopenia terjadi sebelum ada peningkatan hematrokit dan terjadi sebelum suhu turun .jumlah trombosit F1@@.@@@ "mm-, biasanya ditemukan antara hari sakit ketiga sampai ketujuh. Pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bahwa jumlah trombosit dalam batas normal atau menurun. Pemeriksaan dilakukan pertama pada saat pasien diduga menderita D#D, bila normal maka diulang pada hari sakit ketiga, tetapi bila perlu diulangi setiap hari sampai suhu turun h. Derajat berat penyakit dan diagnosis 0engingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat erat kaitanya dengan pengelolaan dan pronogsa,maka G$6 membagi D#D dalam . derajat setelah %riteria laboratorik terpenuhi seperti ter%antum dibawah ini5 Derajat I 5 Demam mendadak ',4 hari disertai gejala tidak khas dan satu satunya manifestasi perdarahan ialah uji torniHuet positif Derajat II 5Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain. Derajat III 5 Derajat II disertai kegagalan sirkulasi ringan yaitu nadi %epat lemah, tekanan nadi menurun (F'@ mm$g! atau hipotensi (tekanan

1.

sistolik menurun sampai <@ mm$g atau kurang! disertai kulit yang dingin, lembab dan penderita menjadi gelisah. Derajat I( 5 Derajat III ditambah syok berat dengan nadi yang tak teraba dan tekanan darah yang tak terukur dapat disertai dengan penurunan kesadaran , sianois dan asidosis. Derajat I dan II disebut D#D tanpa renjatan sedangkan derajat III dan I( disebut D#D dengan renjatan atau DSS Diagnosis D#D harus didasarkan atas gejala demam disertai satu atau lebih gejala klinik lain, dan ditambah dengan adanya trombositopenia dan hemokonsentrasi. i. 7ejala klinik lain &yeri epigastrium, muntah,muntah, diare maupun obstipasi dan kejang,kejang. /eluhan nyeri perut yang hebat seringkali menunjukkan adanya perdarahan gastrointestinal dan syok V. Dia!n&sis '1) Perubahan patofisiologi pada infeksi dengue menentukan perbedaan perjalanan penyakit antara D#D dengan DD. Perubahan patofisiologis tersebut adalah kelainan hemostasis dan perembesan plasma. /edua kelainan tersebut dapat diketahui dengan adanya trombositopenia dan peningkatan hematokrit. 6leh karena itu, trombositopenia dan hemokonsentrasi merupakan kejadian yang selalui dijumpai. Diagnosis D#D ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut G$6 tahun 1CC4 yang terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris.

12

/riteria klinis5 1. Demam tinggi mendadak tanpa diketahui penyebab yang jelas dan berlangsung terus menerus selama ',4 hari. '. 8erdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan5 a. 9ji tourniHuet positif b. Pete%hie, e%himosis, purpura %. Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi d. $ematemesis dan atau melena -. Pembesaran hati .. Syok, ditandai nadi %epat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah. /riteria ?aboratoris adalah5 1. 8rombositopenia (1@@.@@@"mm- atau kurang! '. $emokonsentrasi, peningkatan hematokrit '@3 atau lebih. Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia dan

hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit %ukup untuk menegakkan diagnosis klinis D#D. +fusi pleura dan atau hipoalbuminemia dapat memperkuat diagnosis terutama pada pasien anemia dan atau terjadi perdarahan. Pada kasus syok, peningkatan hematokrit dan adanya

trombositopenia mendukung diagnosis D#D. Penyakit D#D sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. $al ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan D#D bisa bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya.

1;

V". /bat0&bat untuk DBD 6bat D obat pada penyakit Demam #erdarah Dengue terdiri dari beberapa golongan, yaitu 5 1. 6bat rehidrasi 1airan diberikan untuk mengurangi rasa haus dan dehidrasi akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah. Penderita perlu %airan sebanyak banyaknya (1 D ' liter dalam '. jam ! berupa air teh dengan gula ,sirup susu atau oralit. Indikasi pemberian %airan intra vena ialah5 a. *pabila penderita terus menerus muntah, sehingga tidak mungkin dilakukan pemberian se%ara oral b. $ematokrit bertendensi terus meningkat pada pemeriksaan rutin. :umlah %airan yang diberikan, disesuaikan dengan kebutuhan %airan pada tiap pasien. (berupa %airan ringer la%tat yang tersedia dalam bentuk sediaan infuse dan diberikan kepada pasien se%ara parenteral! %. plasma atau ekspander plasma diberikan bila penderita dengan syok berat tidak dapat diatasi dengan ringer la%tat. '. *nalgetik *ntipiretik #ila suhu lebih dari .@@ % berikan antipiretik golongan asetaminofen (parasetamol ! -. *ntikonvulsi #ila penderita kejang dapat diberikan luminal .. *ntibiotik *ntibiotik diberikan bila terdapat syok yang berkepanjangan atau terdapat komplikasi infeksi bakteri ( am%ilin, kloramfenikol, ba%trim

14

Dari uraian diatas maka pada prinsipnya pengobatan Demam #erdarah Dengue dapat dilakukan dengan menkonsumsi obat, obat antipiretik, misalnya parasetamol. Sebaiknya memilih obat demam bukan 7olongan Salisilat , sebab obat demam golongan ini bisa memperburuk proses perdarahan yang sedang berlangsung V"". Penatalaksanaan Penderita 1. Diet makanan lunak, atau makanan biasa tanpa bahan perangsang. 2. Infus Ringer Lactate atau Ringer Acetate atau NaCl 0,9 !engan

tetesan 20 cc" #g $$ " %am !igu&ur, atau secara praktis ' 1 1,5 liter di guyur (cor(,selan)utn&a * cc " #g $$ " %am atau *0 cc " #g $$ " 2+ )am, atau secara praktis 40 tetes/menit, sebagai kebutuhan cairan rumatan. Cairan ,ral seban&ak mungkin. Larutan -ralit lebih baik .. #ea!aan klinis !i m,nit,r ' /D, Na!i, 0ernafasan tiap .0 menit, 1uhu 2minimal 2 kali sehari, pagi !an s,re !an !icatat pa!a grafik suhu pa!a status(,)umlah urine per)am 2sebaikn&a 3 *0 cc " )am(. +. -bat4,bat simt,matik han&a !iberikan bila benar4benar !iperlukan, seperti parasetam,l atau 5&l,mi!,n"N,6algin in)eksi bila suhu

tubuh 3 .7,*0C !an 8et,kl,prami!e bila ter)a!i muntah4muntah. *. $ila /D sist,lik menurun 3 20 mm9g, atau Na!i 3 110 : " menit, atau tekanan na!i 2/D sist,l ; /D !iast,l < 20 mm9g(, atau )umlah urine < +0 cc " )am, pertan!a a!an&a keb,c,ran plasma 2 plasma

1<

leakage( = tambahkan cairan infus gu&ur * cc " #g$$ " %am sampai kea!aan kembali stabil. 1etelah /ekanan !arah !an na!i stabil, kembali ke tetesan rumatan

>. 8,nit,r Lab,rat,rium tergantung kea!aan klinis. $ila ter)a!i penurunan /D, peningkatan Na!i, atau penurunan 6,lume urine &ang berlan)ut, atau ter)a!i per!arahan masif, atau penurunan kesa!aran, perlu !i periksa 9b, 9t, /r,mb,sit. 0enurunan )umlah tr,mb,sit perlu !ipantau secara lab,rat,rium !an k,n!isi klinis. Dan bila !iperlukan periksa 9aem,rrhagic test. ?. $ila selama pemantauan lebih !ari 12 )am, kea!aan klinis makin memberat atau resp,ns pemberian cairan minimal, maka pen!erita !in&atakan untuk !iru)uk 2bila !ira@at !i 0uskesmas atau klinik atau rumah sakit !aerah( atau !ilakukan tin!akan &ang lebih intensif, kalau perlu !i ra@at !i ICA. 7. Infus tr,mb,sit !iberikan bila a!a penurunan )umlah tr,mb,sit &ang men&,l,k !isertai !engan tan!a4tan!a per!arahan masif. $ila ter)a!i per!arahan &ang masif !engan penurun ka!ar 9b !an 9t, segera beri tansfusi Bh,le bl,,!. 9. $ila kea!aan s&,k masih belum teratasi !engan pemberian cairan &ang cukup sesuai perhitungan, tan!a4tan!a per!arahan ti!ak n&ata, !an pemantauan lab,rat,rium ti!ak menun)ukkan perbaikan,

1C

maka pilihan kita a!alah pemberian CC0 2Cresh Cr,Den 0lasma( atau 0lasma biasa. 10. $ila kea!aan klinis stabil, pemeriksaan ulangan lab,rat,rium pa!a fase pen&embuhan. Pasien dikirim ke ruang rawat DBD/dirujuk bila selama dida ati ! 1. /er)a!i per!arahan masif 2. /r,mb,sit terus menurun sampai E *0.000" mm. .. Dengan pemberian cairan !iatas, ter)a!i perburukan k,n!isi klinis. +. /er)a!i k,mplikasi atau kea!aan klinis &ang ti!ak laDim, seperti ke)ang, penurunan kesa!aran, !an lainn&a. """" Hubun!an An!kak den!an Demam Berdarah Den!ue V"". 1 An!kak da%am menin!katkan tr&mb&sit '*, -, 1) Di Indonesia, banyak pasien demam berdarah dengue (D#D! yang mengkonsumsi angkak sebagai obat atau suplemen untuk menaikkan trombosit. Se%ara empiris, banyak yang membuktikan bahwa pasien D#D yang mengonsumsi angkak akan mengalami jumlah trombosit se%ara %epat. $ubungan angkak dengan demam berdarah dengue telah diper%obakan pada hewan %oba tikus putih. 8rombosis tikus per%obaan meningkat lebih sepauhnya, yaitu ;43 setelah pemberian angkak sebanyak @,1 gram"ekor setiap hari selama satu minggu. :umlah trombosis meningkat dua kali lipat ketika dosis angkak dinaikkan menjadi @,2 gram"ekor setiap hari. emantauan

'@

(irus dengue

)espon humoral

netralisasi virus

1it,lisis Sitotoksik

komplemen antibodi

)espon seluler

8$1 8$'

Interferon J,I?,',?imfokin Disfungsi sel endotel I?,.,I?2,I?,;,I?,1@ /ebo%oran plasma

*ngkak

?ovastatin

6ksidasi ?D? 0erangsang monosit dan makrofag /e ruang endotelium

Pembekuan darah

8rombosit K makrofaga

Dia!ram A%ir Hubun!an An!kak terhada+ DBD *ngkak dalam menangani D#D memiliki Iat aktif yaitu Lovastatin. /andungan lovastatin di dalam angkak yang dikonsumsi akan mengoksidasi ?D?. ?D? tersebut kemudian bersinergi dengan protein perangsang kinetika monosit dan megakaryosit (monocyte and megakaryocyte chemotactic protein-1! merangsang regenerasi dan pengumpulan monosit dan

megakaryosit untuk bermigrasi ke ruang endothelium dan berubah, masing, masing menjadi makrofaga dan trombosit aktif. 0onosit dan makrofaga yang merupakan produk yang berperan dalam proses fagositosis virus dengan opsonisasi antibodi. 8rombosit yang terbentuk akan berfungsi dalam proses pembekuan darah pada pembuluh darah akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti.

'1

V".# An!kak seba!ai imun&stimu%at&r Imunostimulator adalah Iat,Iat yang mempengaruhi reaksi biologis tubuh terhadap Iat,Iat asing sehingga fungsi system imun dapat distimulasi. Pada penyakit demam berdarah akibat inveksi virus dengue, system imun tubuh sangat direndahkan, yaitu dimana terjadinya diferensiasi pada sel 8 yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada permeabilitas pembuluh darah yang akhirnya dapat menyebabkan perdarahan. Pada pembahasan sebelumnya dimana angkak dapat

meningkatkan trombosit, lovastatin pada angkak dapat merangsang produksi makrofag. Perangsangan makrofag ini dengan bantuan neutrofil dan monosit akan berperan dalam proses fagositosis dan melontarkan sejumlah proses tangkis, seperti reaksi peradangan, pelepasan mediator dan demam. 0akrofag merombak antigen (protein! yang telah ditangkapnya menjadi peptida. /emudian peptida diikat se%ara komplek dengan molekul 0$1 pada membrannya. /ompleks 0$1 yang terbentuk disajikan pada limfo,# dan limfo,8 yang dapat mengenali antigen. Sel 8,helper diaktivasi dan melalui khususnya I?,1 mendorong pembentukan antibodi oleh sel,#. #ila antigen yang dipresentasikan adalah virus dengue, sel,sel sitotoksik (1D<! diaktivasi, virus dengue akan ditangani melalui rute 0$1,II dan antibodi. *ntigen Presenting 1ell (*P1!, yaitu makrofag, monosit, dendrosit dan sel ?angerhans berdaya mengikat antigen pada 0$1,nya. #ila perlu

''

sel,sel ini menguraikan antigen menjadi peptide ke%il, yang kemudian bersama molekul,$?* disajikan pada 8.,helper%ells dan #,%ells. *kibatnya, sel,# dan sel,8 akan memperbanyak diri yang disusul oleh maturasi selanjutnya. Selain lovastatin, angkak juga mengandung ubiHuinon, yaitu merupakan Iat aktif yang berasal dari organism aerob. Dalam hal ini, ubiHuinon pada angkak dihasilkan oleh %endawan yaitu onascus purpureus.

9biHuinon berperan dalam oksidasi glukosa, lemak dan protein. Selain itu, Iat ini bersifat antioksidan kuat dengan menangkap radikal bebas, juga memperkuat sistem imun dengan menstimulasi perbanyakan limfo,8, meningkatkan produksi Ig7 dan aktivitas makrofag. V".* Peman aatan An!kak ba!i Pasien Demam Berdarah Den!ue V".*.1 D&sis Seperti yang diketahui bahwa dampak klinis yang paling membahayakan dari penderita D#D adalah terjadinya penurunan jumlah trombosit. &amun, pembuktian se%ara empiris, trombosit dapat dinaikkan dengan %epat dengan mengonsumsi angkak. Dalam penggunaannya untuk D#D, angkak diseduh dengan air panas. 9ntuk memperbaiki rasa dan aromanya maka perlu ditambahkan gula pasir atau madu se%ukupnya. Pada umumnya, tidak ada dosis pasti, tetapi diusahakan untuk mempeoleh warna merah yang %ukup pekat dan diminum sebanyak tiga kali sehari. V".*.# "ndikasi '*)

'-

Indikasi pemanfaatan angkak dengan kandungan lovastatin adalah sebagai berikut5 Pasien Demam #erdarah akibat virus Dengue. Diupayakan diberikan sebelum hari ke,- setelah Demam Dengue. Diberikan bersamaan dengan pengobatan antibiotik, jadi angkak dalam hal ini sebagai pengobatan pendamping. Diberikan sampai dokter menyatakan penderita telah sembuh total dari Demam #erdarah Dengue. V".*.* Pen!&%ahan An!kak '*) A. Penyia+an Bahan Baku *ngkak dapat dimanfaatkan dengan berbagai %ara dalam menangani penderita demam berdarah, tetapi pengolahan yang %ukup efektif dan efisien adalah dengan meminum air rebusan angkak. ?angkah, langkah yang harus dilakukan dalam penyiapan angkak adalah 5 1. Pilih beras yang tidak pulen dan bersihkan dari kotoran. Pembersihan dapat dilakukan dengan %ara ditampi. '. )endam beras satu malam, lalu tiriskan. -. 0asukkan beras dalam botol selai (jam! dan sisakan ruang kosong sebagai tempat oksigen. .. 8utup botol dengan kertas roti. /emudian kukus botol untuk sterilisasi selama ' jam.
1 .

'.

B.

Pr&ses 2ermentasi Proses fermentasi merupakan tahap utama dari proses pembuatan

angkak. Proses fermentasi merupakan tahap utama dari proses pembuatan angkak. Proses fermentasi untuk pembuatan angkak dilakukan dalam fermentasi fasa padat, dimana beras (yang telah mengalami perendaman dan pengukusan! sebagai satu,satunya sumber nutrisi, langsung diinokulasi dengan kapang onascus purpureus. ?angkah,langkah yang dilakukan

dalam proses fermentasi adalah 5 1. 0asukkan inokulum ke dalam botol fermentasi yang telah diisi bahan baku dan sterilisasi. '. *duk bahan hingga inokulum ter%ampur rata dengan beras. -. 8utup kembali botol dengan kertas roti. .. #iarkan hingga 1@,1. hari. 3. Penya4ian An!kak

7ambar *ngkak dan air rebusan angkak

#erikut ini adalah proses penyajian angkak. o #ahan,bahan5 , *ngkak ' sendok makan

'2

, ,

*ir hangat sebanyak '2@ %% (L 1 gelas!. 0adu 1,' sendok the

o 1ara membuat 5 , , , , Direbus angkak dengan air hingga warnanya pekat. Diaduk hingga merata dan agak dingin /emudian dimasukkan ke dalam gelas. Ditambahkan madu.

D&sis 5 diminum * ka%i sehari.

';

D#$%#& P'(%#)# 1. D)unae!i,D),ni.2200>( Demam 8uhamma!i&ah 8alang. 8alang. Berdarah*Ani6ersitas

2. 1umarm, 1.0.1. 1999. Infeksi Virus Dengue. $uku A)ar Infeksi !an 0en&akit /r,pis. 9ip,krates. %akarta .. /isna!)a)a, D)a)at. 200?. Bebas Kolesterol dan Demam Berdarah dengan Angkak. 0enebar 1@a!ana. %akarta +. Balf,r!,%. 197+. Developments in Food Colours-2*Flse6ier Applie! 1cience 0ublishers. Ne@ G,rk.1>+41>*. *. 1u!,&,, Aru, !kk. 200>. Ilmu Pen akit Dalam. %ili! .. %akarta' 0usat 0enerbitan Departemen Ilmu 0en&akit Dalam Cakultas #e!,kteran Ani6ersitas In!,nesia. >. /)a&,/an 9,an !an #irana Rahar!)a. 2002. !bat-obat Penting. F!isi H. 0/ Fle: 8e!ia #,mputin!, #el,mp,k Irame!ia. %akarta. 4. http5""id.wikipedia.org"wiki"*edesMaegypti <. http5""etd.eprints.ums.a%.id"'''@"1"/1@@@@@1;<.pdf

Das könnte Ihnen auch gefallen