Sie sind auf Seite 1von 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Lingkungan permukiman dan perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan determinan kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan hampir separuh hidup manusia akan berada di rumah, sehingga kualitas rumah akan sangat berdampak terhadap kondisi kesehatannya (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1999). Rumah seharusnya menjadi tempat yang bebas dari gangguan, rasa kebersamaan. Rumah yang sehat mampu melindungi dari panas dan dingin yang ekstrim, hujan dan matahari, angin, hama, bencana seperti banjir dan gempa bumi, serta polusi dan penyakit (Wicaksono, 2009). Rumah sehat menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005), merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Berdasarkan penelitian sebelumnya, didapatkan bahwa kondisi perumahan yang tidak sehat berhubungan dengan kejadian penyakit. Keman (2005) menyatakan bahwa berdasar Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan tuberkulosis erat kaitannya dengan kondisi sanitasi perumahan yang tidak sehat. Penyediaan air bersih dan dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat menjadi faktor risiko terhadap penyakit diare

Universitas Sumatera Utara

(penyebab kematian urutan nomor empat) dan penyakit kecacingan yang menyebabkan produktivitas kerja menurun. Adnani dan Mahastuti (2006), menyatakan bahwa ada hubungan kondisi rumah dengan penyakit tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Karangmojo II Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2003-2006. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa risiko untuk menderita tuberkulosis paru 6 -7 kali lebih tinggi pada penduduk yang tinggal pada rumah yang kondisinya tidak sehat. Yusup dan Sulistyorini (2005) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sanitasi fisik rumah dengan kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita di Kelurahan Penjaringan Sari Kecamatan Rungkut Surabaya. Sanitasi rumah secara fisik yang memiliki hubungan dengan kejadian ISPA pada balita meliputi kepadatan penghuni, ventilasi, dan penerangan alami. Persentase keluarga yang menghuni rumah sehat merupakan salah satu indikator Indonesia Sehat 2010 dan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Target rumah sehat yang akan dicapai dalam Indonesia Sehat 2010 telah ditentukan sebesar 80% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003). Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2007, persentase rumah sehat Indonesia pada tahun 2007 adalah 50,79%. Jumlah ini masih dibawah target yang ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2007 yaitu 75% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Kondisi ini juga terjadi di Sumatera Utara. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2008) menyatakan bahwa peningkatan persentase rumah sehat cenderung mengalami stagnasi selama kurun waktu 6 tahun terakhir. Bila

Universitas Sumatera Utara

stagnasi peningkatan ini terus berlanjut, diprediksikan presentase rumah sehat di Provinsi Sumatera Utara tidak akan mampu mencapai target 80% pada tahun 2010. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Langkat Tahun 2008 persentase rumah sehat telah mencapai angka 75,33% (Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat, 2009). Meskipun persentase tersebut hampir mencapai target Indonesia Sehat 2010, penyebaran rumah sehat di 23 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Langkat masih belum merata. Hal ini terlihat dari masih adanya kecamatan dengan persentase rumah sehat yang masih rendah. Salah satunya adalah Kecamatan Selesei dengan persentase rumah sehat sebesar 32,05%. Kecamatan Selesei menduduki peringkat ketiga kecamatan dengan jumlah rumah terbanyak di Kabupaten Langkat, yaitu sebanyak 11.277 rumah, setelah Kecamatan Tanjung Pura (15.897 rumah) dan Batang Serangan (12.761 rumah). Di Kecamatan Selesei, jumlah rumah terbanyak terdapat di Kelurahan Pekan Selesei. Menurut Sastra (2005), salah satu kendala dalam pembangunan perumahan dan permukiman yang terjadi di Indonesia antara lain berupa, kondisi sosial ekonomi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Kondisi ini diperparah lagi dengan kurang pahamnya masyarakat akan pentingnya pemeliharaan lingkungan yang bersih bagi kesehatan mereka. Penelitian Riana (2008) juga menunjukkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepemilikan rumah sehat di Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur Tahun 2008, yaitu pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, sikap, dan peran petugas kesehatan. Dari beberapa faktor di atas, faktor pengetahuan merupakan variabel yang paling dominan mempengarui kepemilikan rumah sehat.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan latar belakang yang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, dan Sikap Kepala Keluarga dengan Kepemilikan Rumah Sehat di Kelurahan Pekan Selesei Kecamatan Selesei Kabupaten Langkat Tahun 2010.

1.2 Perumusan Masalah Persentase keluarga yang memiliki rumah sehat di Kecamatan Selesei masih rendah yaitu 32,05%, Angka ini masih jauh dari target yang ingin dicapai dalam Indonesia sehat 2010 sebesar 80%. Perumusan masalah yang dapat diajukan yaitu belum diketahuinya hubungan karakteristik, pengetahuan, dan sikap kepala keluarga dengan kepemilikan rumah sehat di Kelurahan Pekan Selesei Kecamatan Selesei Kabupaten Langkat.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan, dan sikap kepala keluarga dengan kepemilikan rumah sehat di Kelurahan Pekan Selesei Kecamatan Selesei Kabupaten Langkat pada tahun 2010. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik kepala keluarga (status pekerjaan, pendapatan, pendidikan) dengan kepemilikan rumah sehat di Kelurahan Pekan Selesei. 2. Untuk mengetahui pengetahuan kepala keluarga mengenai kepemilikan rumah sehat di Kelurahan Pekan Selesei.

Universitas Sumatera Utara

3. Untuk mengetahui sikap kepala keluarga mengenai kepemilikan rumah sehat di Kelurahan Pekan Selesei. 4. Untuk mengetahui persentase rumah sehat di Kelurahan Pekan Selesei. 5. Untuk mengetahui hubungan karakteristik kepala keluarga (status pekerjaan, pendapatan, pendidikan) dengan kepemilikan rumah sehat di Kelurahan Pekan Selesei. 6. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan kepala keluarga dengan kepemilikan rumah sehat di Kelurahan Pekan Selesei. 7. Untuk mengetahui hubungan sikap kepala keluarga dengan kepemilikan rumah sehat di Kelurahan Pekan Selesei.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat dan dinasdinas serta lembaga yang terkait dalam meningkatkan keberadaan rumah sehat. 2. Sebagai bahan masukan bagi dinas terkait untuk membuat kebijakan penyehatan rumah. 3. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat Kecamatan Selesei untuk meningkatkan pengetahuan tentang rumah sehat. 4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya mengenai kepemilikan rumah sehat.

Universitas Sumatera Utara

Das könnte Ihnen auch gefallen