Sie sind auf Seite 1von 10

ASTRONOMI

1.

Apa itu Astronomi

Astronomi yaitu berasal dari bahasa yunani yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang jagad raya. Ilmu ini berhubungan dengan objek-objek langit seperti planet, bulan, bintang, galaksi dan juga struktur skala besar dari jagad raya secara keseluruhan. Astronomi lebih bersifat ilmu observasional (pengamatan) daripada eksperimental atau laboratorium. Kalau fisikiawan atau ahli kimia dapat menyiapkan eksperimen dalam laboratorium dibawah kondisi yang sudah diketahui, mengubah kondisinya, mengukur keluaran, akan tetapi bagi astronomi ini tidak bisa, misalkan menambahkan tekanan pada bintang untuk melihat apa yang akan terjadi.

Astronomi merupakan ilmu yang multidisipliner, dimana memerlukan banyak ilmu lain: bukan hanya Fisika, matematika melainkan juga kimia dan biologi serta ilmu yang lainnya untuk menginterpretasi dan memahami hasil pengamatan yang diperoleh. Para Astronom (ahli Astronomi) memangfaatkan instrumentasi (alat) bertekhnologi tinggi dan detektor model mutakhir yang sangat sensitif. contohnya Hubble Space Telescope, sehingga mereka mampu melihat sumber cahaya seredup cahaya lilin yang ditaruh di bulan.

2.

Tokoh-Tokoh Astronomi

Selama berabad-abad telah ada inovator tak terhitung jumlahnya yang telah memberi kontribusi pada perkembangan dan kemajuan astronomi. Disini saya akan bahas tentang tokoh-tokoh yang melakukan penelitian astronomi, diantaranya adalah: a. Nicolaus Copernicus (1473-1543)

Nicolaus Copernicus merupakan orang berkebangsaan Polandia yang ahli dalam bidang astronomi, matematika, kedokteran, hukum dan juga ekonomi. Salah satu sumbangan terbesarnya dalam Astronomi yaitu teori heliosentris yaitu sebuah teori tentang pergerakan planet-planet yang mengelilingi matahari sebagai pusatnya (pusat tatasurya). Teori heliosentris ini yang mematahkan teori

sebelumnya yaitu bumi sebagai pusat tatasurya (geosentris). Karena teori heliosentris ini Copernicus dikenal sebagai bapak Astronomi Modern karena telah mampu menumbangkan teori salah (geosentris) yang sudah dianut sekian lamanya. b. Tycho Brahe (1546-1601)

Tycho Brahe merupakan seorang bangsawan Denmark yang dikenal sebagai seorang Astronom dan ahli Al-kemiawan (kimia waktu itu belum disebut sebagai ilmu, melainkan sebuah magic). Tycho merupakan astronom pengamat paling menonjol di zaman pra-teleskop. Tycho telah merancang dan membangun alat mesin cetak dari sesuatu yang telah dikembangkan sebelumnya. Dia menggunakan alat ini untuk mempetakan posisi planet-planet dan benda langit lainnya dengan ketelian tinggi. Asistennya yang paling terkenal adalah Johannes Kepler. Setelah kematian Tycho, catatan-catatan pemetaan mengenai gerak Planet mars membuat Kepler menemukan tiga hukum pergerakan planet yang menyokong teori heliosentris.

c.

Johannes Kepler (1571-1630)

Johannes Kepler, yaitu seorang berkebangsaan jerman yang menjadi tokoh penting dalam revolusi ilmiah (yaitu masa saat gagasan baru dalam bidang sains berkembang dengan pesat dan menjadi dasar ilmu pengetahuan modern), selain itu juga Kepler dikenal sebagai astronom dan matematikawan dan dia juga dirujuk sebagai astrofisikiawan teoritik pertama. Johannes Kepler merupakan murid dari Tycho Brahe dan melanjutkan penelitiannya sehingga menemukan tiga hukum pergerakan planet, yaitu: 1) 2) 3) Planet-planet bergerak dengan lintasan elips dan matahari sebagai pusatnya. Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama. Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-

ratanya dari Matahari. d. Galileo Galilei (1564-1642)

Galileo Galilei adalah fisikiawan itali yang juga ahli dalm bidang astronomi dan filsafat. Sumbangannya dalam bidang Astronomi yaitu antara lain adalah penyempurnaan teleskop dan dia yang menjadi orang pertama yang

menggunakan teleskop untuk mempelajari secara detail benda-benda langit. Dan dia juga yang memploklamirkan pertama tentang kemungkinan komposisi bulan sama dengan bumi, orang pertama yang melaporkan adanya gunung dan lembah di bulan dan memberikan kesimpulan bulan itu kasar dan tidak rata. Dia juga yang pertama melihat permukaan matahari yang berubah (pengamatan bintik matahari), dia juga yang pertama kali melihat 4 satelit milik planet jupiter serta fase dari planet venus. e. Isaac Newton (1642-1727)

Isaac Newton adalah seorang fisikiawan, matematikawan, Astronom, filsuf alam, dan al-kimiawan yang berasal dari Inggris. Isaac Newton dianggap sebagai pemikir ilmiah sepanjang masa, Newton tidak hanya menyimpulkan hukum grafitasi tetapi juga membuat tipe baru matematika (yang disebut sebagai kalkulus) untuk mendiskripsikannya. Penemuan dan teori Newton ini digunakan rujukan ilmu pengetahuan lebih dari 200 tahun dan juga sebagai pengantar dalam era Astronomi Modern. f. Albert Einstein (1879-1955)

Albert Einstein adalah seorang ilmuwan fisika teoretis yang dipandang sebagai ilmuwan terbesar pada abad ke-20. Albert Einstein ini terkenal dengan konsep pemberharu teori relativitas klasik, teori relativitasnya Einstein yaitu teori relativitas khusus (sebagai pemberharu teori relativitas klasik galileo dan hukum kedua dari Newton) dan teori relativitas umum (sebagai pemberharu teori gravitasi Newton). Formula yang terkenal dari Einstein yaitu E=mc^2 dimana menyatakan hubungan antara massa dan energi, formula ini juga dipandang sangat penting dalam bidang astronomi yaitu sebagai dasar memahami bagaimana proses fusi hidrogen menjadi helium sebagai energi di matahari atau bintang. g. Edwin Hubble (1889-1953)

Edwin Hubble adalah astrofisikawan amerika. Selama karirnya, Hubble menjawab 2 pertanyaan terbesar yang mengganggu pemikiran astronom pada saat itu. Dia menjelaskan apa yang disebut sebagai nebula spiral, buktinya, galaksi lain membuktikan bahwa alam semesta jauh melampau galaksi kita. Kemudian Hubble menindak lanjuti tentang penelitian pembuktian bahwa galaksi-galaksi lain bergerak menjauhi kita dengan kecepatan yang sebanding dengan jarak.

h.

Stephen Hawking (1942- sekarang)

Stephen Hawking merupakan ahli fisika teoritis dan menjadi profesor dalam bidang matematika di Universitas Cambridge. Sangat sedikit ilmuan yang hidup saai ini dimana telah memberikan kontribusi lebih untuk kemajuan sains melebihi Stephen Hawking. Karyanya secara signifikan telah meningkatkan pengetahuan kita tentang lubang hitam, fenomena eksotis benda-benda langit, alam semesta dan penciptaanya.

3.

Cabang-Cabang Ilmu Astronomi

Ada dua cabang utama dari ilmu Astronomi: Astronomi Optika (yaitu mempelajari benda-benda langit pada pita terlihat) dan Astronomi non-optika (yaitu mempergunakan alat untuk mempelajari benda-benda langit dengan memanfaatkan panjang gelombang sinar gamma). a. Astronomi Optika

Pada saat ini,ketika kita berfikir tentang Astronomi Optika, kita sering langsung memvisualisasikannya dengan gambar yang sangat mengagumkan yang telah diabadikan oleh Hubble Space Telescope (HST), atau close-up gambar planetplanet yang diambil oleh berbagai pesawat antariksa. Banyak orang tidak menyadari bahwa gambar-gambar ini juga menghasilkan banyak informasi tentang sifat, struktur dan evolusi benda di alam semesta ini. b. Astronomi non-Optika

Kadang-kadang teleskop optik dianggap hanya instrumen murni untuk melakukan penelitian astronomi, akan tetapi ada jenis lain dari pengamatan yang berkontribusi secara signifikan dalam pemahaman kita tentang alam semesta. Alat ini telah mebuktikan pada kita untuk menciptakan gambaran alam semesta kita yang mencakup keseluruhan spektrum elektromagnetik (dari spektrum energi signal terendah Radio sampai dengan energi super tinggi Sinar Gamma). Alat ini telah memberikan informasi pada kita tentang evolusi dan harta karun terbesar tentang alam semesta, contohnya seperti bintang neutron dan lubang hitam (Black Hole).

4.

Objek Astronomi

Ada banyak objek yang para astronom pelajari, dimana dalam artikel ini akan saya bagi menjadi beberapa objek seperti berikut: a. Planetaria

Para peneliti pada bagian ini fokus pada pembelajaran tentang planet, baik didalam maupun diluar tatasurya kita, serta benda-benda langit seperti asteroid dan komet. b. Matahari

Matahari sudah dipelajari selama berabad-abad dan ada sejumlah penelitian besar yang masih aktif dilakukan. Khusunya, para ilmuan tertarik belajar bagaimana perubahan dari matahari dan mencoba untuk mengetahui dan memahami bagaimana pengaruh perubahan ini tehadap bumi. c. Bintang

Secara sederhananya. Astronomi bintang adalah studi tentang bintang, termasuk evolusi penciptaan bintang dan akhir riwayat bintang (supernova). Para astronom menggunakan alat untuk mempelajari objek berbeda disemua panjang gelombangdan menggunakan informasi tersebut untuk memodelkan fisik bintangbintang. d. Galaksi

Galaksi Bimasakti merupakan sebuah sistem yang sangat kompleks menegani bintang, nebula dan debu (dust). Para astronomi mempelajari pergerakan dan evolusi Bimasakti untuk mengetahui bagaimana galaksi terbentuk. e. Ekstra Galaksi

Para astronom mempelajari galaksi lain di alam semesta untuk mempelajari bagaimana galaksi dikelompokkan dan berinteraksi dalam skala besar. Sekian dari paparan saya tentang Astronomi, kalau ada kesalahan dalam pemahaman saya, mohon kritik dan sarannya. Penggunaan istilah "astronomi" dan "astrofisika" Secara umum baik "astronomi" maupun "astrofisika" boleh digunakan untuk menyebut ilmu yang sama. Apabila hendak merujuk ke definisi-definisi kamus yang baku, "astronomi" bermakna "penelitian benda-benda langit dan materi di luar atmosfer Bumi serta sifat-sifat fisika dan kimia benda-benda dan materi

tersebut" sedang "astrofisika" adalah cabang dari astronomi yang berurusan dengan "tingkah laku, sifat-sifat fisika, serta proses-proses dinamis dari bendabenda dan fenomena-fenomena langit". Dalam kasus-kasus tertentu, misalnya pada pembukaan buku The Physical Universe oleh Frank Shu, "astronomi" boleh dipergunakan untuk sisi kualitatif dari ilmu ini, sedang "astrofisika" untuk sisi lainnya yang lebih berorientasi fisika. Namun demikian, penelitian-penelitian astronomi modern kebanyakan berurusan dengan topik-topik yang berkenaan dengan fisika, sehingga bisa saja kita mengatakan bahwa astronomi modern adalah astrofisika. Banyak badan-badan penelitian yang, dalam memutuskan menggunakan istilah yang mana, hanya bergantung dari apakah secara sejarah mereka berafiliasi dengan departemendepartemen fisika atau tidak. Astronom-astronom profesional sendiri banyak yang memiliki gelar di bidang fisika. Untuk ilustrasi lebih lanjut, salah satu jurnal ilmiah terkemuka pada cabang ilmu ini bernama Astronomy and Astrophysics (Astronomi dan Astrofisika). Astronomi observasional Seperti diketahui, astronomi memerlukan informasi tentang benda-benda langit, dan sumber informasi yang paling utama sejauh ini adalah radiasi

elektromagnetik, atau lebih spesifiknya, cahaya tampak. Astronomi observasional bisa dibagi lagi menurut daerah-daerah spektrum elektromagnetik yang diamati: sebagian dari spektrum tersebut bisa diteliti melalui permukaan Bumi, sementara bagian lain hanya bisa dijangkau dari ketinggian tertentu atau bahkan hanya dari ruang angkasa. Keterangan lebih lengkap tentang pembagian-pembagian ini bisa dilihat di bawah: Astronomi radio Astronomi observasional jenis ini mengamati radiasi dengan panjang gelombang yang lebih dari satu milimeter (perkiraan). Berbeda dengan jenis-jenis lainnya, astronomi observasional tipe radio mengamati gelombang-gelombang yang bisa diperlakukan selayaknya gelombang, bukan foton-foton yang diskrit. Dengan demikian pengukuran fase dan amplitudonya relatif lebih gampang apabila dibandingkan dengan gelombang yang lebih pendek.

Gelombang radio bisa dihasilkan oleh benda-benda astronomis melalui pancaran termal, namun sebagian besar pancaran radio yang diamati dari Bumi adalah berupa radiasi sinkrotron, yang diproduksi ketika elektron-elektron berkisar di sekeliling medan magnet. Sejumlah garis spektrum yang dihasilkan dari gas antarbintang (misalnya garis spektrum hidrogen pada 21 cm) juga dapat diamati pada panjang gelombang radioBeberapa contoh benda-benda yang bisa diamati oleh astronomi radio: supernova, gas antarbintang, pulsar, dan inti galaksi aktif (AGN - active galactive nucleus). Astronomi inframerah Astronomi inframerah melibatkan pendeteksian beserta analisis atas radiasi inframerah (radiasi di mana panjang gelombangnya melebihi cahaya merah). Sebagian besar radiasi jenis ini diserap oleh atmosfer Bumi, kecuali yang panjang gelombangnya tidak berbeda terlampau jauh dengan cahaya merah yang tampak. Oleh sebab itu, observatorium yang hendak mengamati radiasi inframerah harus dibangun di tempat-tempat yang tinggi dan tidak lembap, atau malah di ruang angkasa. Spektrum ini bermanfaat untuk mengamati benda-benda yang terlalu dingin untuk memancarkan cahaya tampak, misalnya planet-planet atau cakram-cakram pengitar bintang. Apabila radiasinya memiliki gelombang yang cenderung lebih panjang, ia dapat pula membantu para astronom mengamati bintang-bintang muda pada awan-awan molekul dan inti-inti galaksi sebab radiasi seperti itu mampu menembus debu-debu yang menutupi dan mengaburkan pengamatan astronomis. Astronomi inframerah juga bisa dimanfaatkan untuk mempelajari struktur kimia benda-benda angkasa, karena beberapa molekul memiliki pancaran yang kuat pada panjang gelombang ini. Salah satu kegunaannya yaitu mendeteksi keberadaan air pada komet-komet. Astronomi optikal Teleskop Subaru (kiri) dan Observatorium Keck (tengah) di Mauna Kea, keduanya contoh observatorium yang bisa mengamati baik cahaya tampak atau cahaya hampir-inframerah. Di kanan adalah Fasilitas Teleskop Inframerah NASA, yang hanya beroperasi pada panjang gelombang hampir-inframerah.

Dikenal juga sebagai astronomi cahaya tampak, astronomi optikal mengamati radiasi elektromagnetik yang tampak oleh mata telanjang manusia. Oleh sebab itu, ini merupakan cabang yang paling tua, karena tidak memerlukan peralatan.[38] Mulai dari penghujung abad ke-19 sampai kira-kira seabad setelahnya, citra-citra astronomi optikal memakai teknik fotografis, namun sebelum itu mereka harus digambar menggunakan tangan. Dewasa ini detektor-detektor digitallah yang dipergunakan, terutama yang memakai CCD (charge-coupled devices, peranti tergandeng-muatan). Cahaya tampak sebagaimana diketahui memiliki panjang dari 4.000 sampai 7.000 (400-700 nm).[38] Namun demikian, alat-alat pengamatan yang dipakai untuk mengamati panjang gelombang demikian dipakai pula untuk mengamati gelombang hampir-ultraungu dan hampir-inframerah. Astronomi ultraungu Ultraungu yaitu radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih kurang 100 sampai 3.200 (10-320 nm). Cahaya dengan panjang seperti ini diserap oleh atmosfer Bumi, sehingga untuk mengamatinya harus dilakukan dari lapisan atmosfer bagian atas, atau dari luar atmosfer (ruang angkasa). Astronomi jenis ini cocok untuk mempelajari radiasi termal dan garis-garis spektrum pancaran dari bintang-bintang biru yang bersuhu sangat tinggi (klasifikasi OB), sebab bintangbintang seperti itu sangat cemerlang radiasi ultraungunya penelitian seperti ini sering dilakukan dan mencakup bintang-bintang yang berada di galaksi-galaksi lain. Selain bintang-bintang OB, benda-benda langit yang kerap diamati melalui astronomi cabang ini antara lain nebula-nebula planet, sisa-sisa supernova, atau inti-inti galaksi aktif. Diperlukan penyetelan yang berbeda untuk keperluan seperti demikian sebab cahayanya mudah tertelan oleh debu-debu antarbintang. Astronomi sinar-X Benda-benda bisa memancarkan cahaya berpanjang gelombang sinar-X melalui pancaran sinkrotron (berasal dari elektron-elektron yang berkisar di sekeliling medan magnet) atau melalui pancaran termal gas pekat dan gas encer pada 107 K. Sinar-X juga diserap oleh atmosfer, sehingga pengamatan harus dilakukan dari atas balon, roket, atau satelit penelitian. Sumber-sumber sinar-X antara lain

bintang biner sinar-X (X-ray binary), pulsar, sisa-sisa supernova, galaksi elips, gugusan galaksi, serta inti galaksi aktif. Astronomi sinar-gamma Astronomi sinar-gamma mempelajari benda-benda astronomi pada panjang gelombang paling pendek (sinar-gamma). Sinar-gamma bisa diamati secara langsung melalui satelit-satelit seperti Observatorium Sinar-Gamma Compton (CGRO), atau dengan jenis teleskop khusus yang disebut teleskop Cherenkov (IACT). Teleskop jenis itu sebetulnya tidak mendeteksi sinar-gamma, tapi mampu mendeteksi percikan cahaya tampak yang dihasilkan dari proses penyerapan sinargamma oleh atmosfer. Kebanyakan sumber sinar-gamma hanyalah berupa ledakan sinar-gamma, yang hanya menghasilkan sinar tersebut dalam hitungan milisekon sampai beberapa puluh detik saja. Sumber yang permanen dan tidak sementara hanya sekitar 10% dari total jumlah sumber, misalnya sinar-gamma dari pulsar, bintang neutron, atau inti galaksi aktif dan kandidat-kandidat lubang hitam. Astronomi teoretis Terdapat banyak jenis-jenis metode dan peralatan yang bisa dimanfaatkan oleh seorang astronom teoretis, antara lain model-model analitik (misalnya politrop untuk memperkirakan perilaku sebuah bintang) dan simulasi-simulasi numerik komputasional; masing-masing dengan keunggulannya sendiri. Model-model analitik umumnya lebih baik apabila peneliti hendak mengetahui pokok-pokok persoalan dan mengamati apa yang terjadi secara garis besar; model-model numerik bisa mengungkap keberadaan fenomena-fenomena serta efek-efek yang tidak mudah terlihat. Para teoris berupaya untuk membuat model-model teoretis dan menyimpulkan akibat-akibat yang dapat diamati dari model-model tersebut. Ini akan membantu para pengamat untuk mengetahui data apa yang harus dicari untuk membantah suatu model, atau memutuskan mana yang benar dari model-model alternatif yang bertentangan. Para teoris juga akan mencoba menyusun model baru atau memperbaiki model yang sudah ada apabila ada data-data baru yang masuk. Apabila terjadi pertentangan/inkonsistensi, kecenderungannya adalah untuk membuat modifikasi minimal pada model yang bersangkutan untuk

mengakomodir data yang sudah didapat. Kalau pertentangannya terlalu banyak, modelnya bisa dibuang dan tidak digunakan lagi. Topik-topik yang dipelajari oleh astronom-astronom teoretis antara lain: dinamika dan evolusi bintang-bintang; formasi galaksi; struktur skala besar materi di alam semesta; asal usul sinar kosmik; relativitas umum; dan kosmologi fisik (termasuk kosmologi dawai dan fisika astropartikel). Relativitas astrofisika dipakai untuk mengukur ciri-ciri struktur skala besar, di mana ada peran yang besar dari gaya gravitasi; juga sebagai dasar dari fisika lubang hitam dan penelitian gelombang gravitasional. Beberapa model/teori yang sudah diterima dan dipelajari luas yaitu teori Dentuman Besar, inflasi kosmik, materi gelap, dan teori-teori fisika fundamental. Kelompok model dan teori ini sudah diintegrasikan dalam model Lambda-CDM. Beberapa contoh proses: Proses fisik Alat eksperimen Model teoretis Efek Nordtvedt (sistem gravitasi yang mandiri) Yang dijelaskan/dipre diksi Lahirnya sebuah tata bintang Bagaimana bintang berpijar; bagaimana logam terbentuk (nukleosintesis). Usia alam semesta Masalah kerataan alam semesta (flatness problem) Sekumpulan lubang hitam di pusat Galaksi Andromeda.

Gravitasi

Teleskop radio

Fusi nuklir

Spektroskopi

Evolusi bintang

Dentuman Besar (Big Bang) Fluktuasi kuantum Keruntuhan gravitasi Siklus CNO pada bintang-bintang

Teleskop luar angkasa Hubble, COBE

Alam semesta yang mengembang Inflasi kosmik

Astronomi sinarX

Relativitas umum

Wacana yang tengah hangat dalam astronomi pada beberapa tahun terakhir adalah materi gelap dan energi gelap penemuan dan kontroversi mengenai topik-topik ini bermula dari penelitian atas galaksi-galaksi.

Das könnte Ihnen auch gefallen