Sie sind auf Seite 1von 13

ABSTRAK

Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari. Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi. Pengaruh bangunan terhadap laju infiltrasi tanah. Rancangan resapan air ini akan dibuat untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat pembangunan didaerah yang telah padat oleh gedung-gedung dan untuk menanggulangi berkurangnya sumber air tanah atau menurunnya tinggi muka air tanah. Dengan dibuatnya rancangan resapan ini, kondisi tanah di daerah tersebut dapat terjaga struktur tanah dan daya permeabilitasnya sehingga masyarakat di lingkungan tersebut dapat terhindar dari bahaya banjir akibat dari daya serap tanah yang masih cukup besar. Sumur-sumur resapan ini dibuat dibeberapa tempat dihitung dari jumlah kapasitas air resapan yang dapat ditampung dan menginduk di satu resapan induk. Rancangan resapan air ini menggunakan rumus Darcy dan Manning. Kata kunci : Bangunan, Rancangan, Resapan Air, Infiltrasi, Kondisi Tanah.

[Type text]

Hal 1

ABSTRAC
Infiltration is the process of the seep water or process water seep from the soil surface through the pores of the soil. Of the hydrologic cycle, it is clear that the rain water that falls on the soil surface will be partially absorbed into the ground, sabagian will fill the basin surface and the rest is overland flow. While the definition of the infiltration (Fp) is the maximum possible infiltration rate, determined by the condition of the surface including the top layer of soil. The magnitude of the infiltration expressed in mm / hr or mm / day. Infiltration rate (Fa) is the infiltration rate is really happening is influenced by rainfall intensity and infiltration capacity. Building effects of the condition of the recharge ground. Design of the recharge will be made to reduce the impacts caused by development in areas that NTC has solid by the buildings and to overcome the lack of ground water or ground water level decline. With a design made of this infiltration, the soil conditions in the area, can be sustained soil structure and permeability so that the community resources in the environment can be protected from the danger of flooding due to ground absorption, which is still quite large. Infiltration wells are made in some places is calculated from the amount of water absorption capacity that can fit on a single recharge and have as great in one catchment. This recharge calculations using Darcy's law and Manning formula. Keywords: Buildings, Design, Infiltration Water, Infiltration, Soil Conditions.

[Type text]

Hal 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Umumnya di kota-kota besar akibat adanya peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan infrastruktur terutama pemukiman meningkat, sehingga merubah sifat dan karakteristik tata guna lahan. Untuk daerah perkotaan kecendrungan kapasitas saluran drainase menurun akibat perubahan tata guna lahan. Kebutuhan fasilitas bangunan saat ini makin meningkat, terutama pembangunan di kawasan padat penduduk atau perkotaan. Salah satu fasilitas yang akan dibangun dalam rangka untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten bagi pengoperasian PLTN yaitu gedung NTC (Nuclear

Training Centre). NTC ini terdiri dari beberapa gedung yaitu gedung A dengan fasilitas 3 lantai, gedung B dengan fasilitas 3 lantai dan gedung C dengan fasilitas 2 lantai. Gedung A dipergunakan untuk pelatihan, sedangkan gedung B untuk penginapan dan gedung C untuk olah raga atau senam. Penggunaan lahan dengan adanya pembangunan gedung gedung ini dapat menimbulkan dampak berkurangnya resapan air hujan kedalam tanah. Dengan makin berkurangnya lahan untuk penyerapan air, daerah tadah hujan dan makin banyaknya bangunan menyebabkan koefisien resapan tanah menjadi berkurang. Ini semua menyebabkan banjir dan berkurangnya sumber air tanah. Dimana air tanah saat ini masih menjadi andalan sumber mata air andalan bagi masyarakat. Di bumi terdapat kira-kira 1,3 1,4 milyard km3 air, 97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap di udara. Air di bumi ini mengulangi terus menerus sirkulasi [3]. Sebagian air hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan masuk kedalam tanah (inflitrasi). Bagian lain yang merupakan kelebihan akan mengisi lekuk-lekuk permukaan tanah, kemudian mengalir kedataran rendah, masuk sungai-sungai kemudian mengalir kelaut. Sebagian menguap (evaporasi) dan prosipitasi.
[Type text] Hal 3

Kapasitas infiltrasi curah hujan dari permukaan tanah kedalam permukaan tanah sangat berbeda-beda tergantung kondisi tanah. Permeabilitas tanah ditentukan oleh tekstur dan butir-butir tanah. Tetapi perbedaan tekstur dan struktur menentukan juga kapasitas menahan kelembaban tanah. Salah satu pemanfaatan air tanah adalah untuk rumah tangga, sehingga air tanah memegang peranan yang sangat penting, maka air tanah harus dijaga supaya penggunaannya tidak berlebihan (boros) dan juga harus diperhatikan cara pengawetan (koservasi) air tanah. Cara pemompaan air tanah yang berlebihan akan mengakibatkan : 1. 2. 3. Air tanah akan menjadi kering tiba-tiba. Penurunan permukaan tanah. Penerobosan air asin.

Untuk mencegah dampak di atas harus dibuat suatu teknik untuk pengawetan air tanah yang berupa pengisian kembali secara buatan (artificial recharge) melalui resapan. Cara ini mempunyai efek yang langsung terhadap ketersediaan air tanah yang kita butuhkan dan mengurangi banjir. 1.2 Rumusan Masalah Perubahan penggunaan lahan akan sejalan dengan pertambahan penduduk dan semakin meningkatkan kesejahteraan serta kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu dalam penelitian kali ini ingin dikaji hubungan tata guna lahan untuk Bangunan Gedung terhadap laju infiltrasi tanah. Selain itu masalah-masalah umum yang ada kaitannya adalah sebagai berikut : 1. Apa pengaruh penggunaan lahan untuk pembangunan gedung terhadap laju infiltrasi tanah? 2.

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan penelitian ini antara lain : 1. Mengetahui hubungan antara tata guna lahan terhadap hujan (banjir) dan aliran permukaan pada Kota Kediri. 2. Mengetahui penyebab tidak mengalirnya air dari badan jalan ke saluran drainase sehingga cenderung terjadi genangan air pada saat musim penghujan pada Kota Kediri.
[Type text] Hal 4

3. Mengetahui pola tata guna lahan yang dapat meminimalkan besarnya aliran permukaan pada saat musim penghujan pada kota Kediri. 4. Merumuskan solusi penanganan limpasan drainase berupa upaya konservasi air yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Setempat pada Kota Kediri.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi masyarakat setempat dapat menentukan standar dimensi saluran drainase yang digunakan pada kota Kediri. 2. Bagi masyarakat setempat dapat membuat sadar akan lingkunngan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan (di sekitar saluran drainase). 3. Bagi Pemerintah dapat merumuskan solusi penanganan limpasan air permukaan dengan upaya konservasi yang sesuai dengan kondisi yang ada. 4. Bagi peneliti dapat menerapkan aplikasi ilmu Hidrologi padakehidupan nyata seharihari.

1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini adalah untuk mendapatkan hubungan antara tata guna lahan terhadap hujan (banjir) dan aliran permukaan (surface run off) di sekitar kota Kediri, Jawa Timur. Karena luasnya permasalahan, keterbatasan kemampuan, dan keterbatasan kamampuan biaya, maka penelitian ini kami batasi dengan batasan-batasan sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada daerah sekitar Kota Kediri, Jawa Timur. 2. Menganalisa tata guna lahan pada wilayah perkotaan Kediri, Jawa Timur terhadap hujan (banjir) dan aliran permukaan akibat sistem drainase yang kurang baik. 3. Membuat solusi yang maksimal dengan upaya konservasi pada daerah sekitar Kota Kediri, Jawa Timur.

1.6 Sistematika Penyusunan Karya ilmiah ini terdiri dari 5 (lima) bab yang sistematika penyusunannya terdiri dari sebgai berikut : 1. Bab I Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penyusunan.
[Type text] Hal 5

2. Bab II Tinjauan Pustaka yang berisikan tentang kajian teori dan rumusan hipotesis. 3. Bab III Metodologi Penelitian yang memuat mengenai cara pembuatan karya ilimah. 4. Bab IV Hasil Penelitian yang berisikan tentang hasil-hasil dan data empiris yang didapatkan dari proses penelitian. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran.

[Type text]

Hal 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA


1.2 Kajian Teori 1.2.1 Dasar Teori Perkembangan fisik perkotaan mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan lahan dari lahan terbuka menjadi lahan terbangun. Perubahan penggunaan lahan tersebut cenderung mengubah lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian, sehingga mengakibatkan luas lahan pertanian di kota semakin berkurang dan luas lahan non-pertanian semakin bertambah (Sunartono, 1995). Perubahan penggunaan lahan akan terus berlangsung sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, sehingga di masa mendatang diperkirakan perubahan penggunaan lahan kota akan terus terjadi dengan kecepatan tinggi (Djunaedi, 1990). Menurut Suryantoro (2002) cepatnya perubahan penggunaan lahan dapat menimbulkan kesulitan dalam pengendalian tata ruang, dan pada gilirannya mengakibatkan terjadinya ketidaksesuaian di dalam penggunaan lahan kota.

1.2.2 Menghitung Suhu Tanah Naik turunnya suhu tanah dipengaruhi oleh : Jumlah panas yang masuk kedalam atau keluar dari permukaan tanah. Kapasitas panas tanah dan konduktifitas panas yaitu panas jenis tanah, kerapatan, kadar kelembaban tanah dan sifat-sifat fisis tanah. Demikian pula radiasi yang diterima permukaan tanah dipengaruhi oleh: Gradien tanah Warna tanah Tumbuh-tumbuhan yang ada dipermukaan tanah

[Type text]

Hal 7

1.2.3 Curah Hujan Curah hujan yang diperlukan untuk pembuatan rancangan drainasi berdasarkan volume debit yang disebabkan oleh curah hujan dari daerah pengaliran yang kecil seperti perhitungan debit banjir, saluran drainasi, gorong-gorong, selokan. Ini semua menggunakan curah hujan jangka waktu pendek. Intensitas curah hujan jangka waktu pendek yaitu 2 jam dirubah menjadi intensitas curah hujan perjam dan disebut intensitas curah hujan. Makin pendek jangka waktu curah hujan makin kecil intensitasnya. Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata-rata diseluruh daerah yang bersangkutan. Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah/daerah dan dinyatakan dalam mm. Curah hujan ini harus diperkirakan dari pengamatan curah hujan dibeberapa titik pengamatan curah hujan. R = 1/n ( R1 + R2 ....+Rn ) ...........[3] Dimana : R = curah hujan wilayah/daerah n = jumlah pengamatan R1, R2 = curah hujan dititik pengamatan (mm).

1.2.4 Evaporasi Faktor faktor yang mempengaruhi evaporasi/penguapan adalah: Suhu air Suhu udara Kelembaban Kecepatan angin Tekanan udara Sinar matahari

E = 0,35 (ea ed) (1 + V/100) ........[3]

[Type text]

Hal 8

Dimana : E = evaporasi ea = tekanan uap jenuh pada suhu rata-rata harian (mm/Hg) ed = tekanan uap (mm/Hg) v = kecepatan angin pada ketinggian 2 meter di atas permukaan tanah (mile/hr).

1.2.5 Infiltrasi Infiltrasi adalah proses masuknya air hujan ke dalam lapisan permukaan tanah dan turun ke permukaan air tanah. Air ini diabsorbsi untuk meningkatkan kelembaban tanah, selebihnya akan turun ke permukaan air tanah dan mengalir ke samping. Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi: Banyaknya air genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan jenuh. Kelembaban tanah Pemampatan oleh curah hujan Penyumbatan oleh bahan-bahan yang halus. Pemampatan oleh orang dan hewan Struktur tanah Tumbuh-tumbuhan Udara yang terdapat dalam tanah Pengurangan kelembaban tanah oleh transpirasi melalui tanaman. Variasi kekentalan air dalam tanah akibat suhu tanah. Efek-efek pembekuan.

[Type text]

Hal 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.1 Tahapan Pelaksanaan Kajian Proses pelaksanaan studi dalam penelitian ini adalah sebagi berikut : 1. Tahap pengumpulan data meliputi tata guna lahan kota Kediri dan data curah hujan. 2. Analisa data curah hujan harian maksimum diusahakan menggunakan data yang berasal dari stasiun hujan yang terdekat dengan lokasi studi. Untuk menghitung curah hujan harian maksimum setiap periode ulang tertentu dapat digunakan beberapa metode distribusi statistik. Dapat menggunakan metode Talbot, Ishiguro, dan Sherman. 3. Analisa debit banjir menggunakan Metode rasional. 4. Analisa penyebab terjadinya genangan aliran pada permukaan dengan memperhatikan kemiringan dan tata guna lahan, serta pengamatan yang ada di lapangan. 5. Alternatif penanganan dengan menggunakan beberapa metode yang bertujuan untuk memperkecil genangan yang terjadi saat curah hujan maksimum terjadi, dikaitkan dengan rencana tata ruang wilayah dan sistem drainase kota Kediri, Jawa Timur.

[Type text]

Hal 10

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1.1 Pengaruh Penggunaan Lahan Kemampuan tanah dalam meresapkan air ditentukan oleh sifat tanah dan kondisi permukaan tanah. Jika tanah memiliki sifat relatif sama, maka kapasitas infiltrasi ditentukan oleh faktor kondisi permukaan tanah terutama penggunaan lahan (Haan et al., 1982). Dimensi serapan didapat dari rumus Manning:

Q = b x h x 1/n x R2/3 x S1/2 ........ [2]

v Untuk resapan 1 yaitu rancangan resapan untuk gedung A dan B. dengan area 4500 m2 Q = 1468 m3/dt Didapat saluran resapan dengan dimensi: b = 5 m, h = 3,0 m

Pada resapan 1 ini diperlihatkan di dalam resapan terdapat lapisan batu koral setinggi 20 cm dan lapisan pasir setinggi 20 cm. Kedua lapisan ini mempunyai daya serap yang cukup tinggi. Dengan adanya disain resapan 1 ini, kawasan atau daerah pembuangan air hujan untuk area gedung A dan B dapat tertampung didalam saluran resapan 1.

Untuk saluran lingkungan didapat: h =240 cm, b = 100 cm, dengan asumsi Pemakaian air rata-rata= 144 l/org/hari v untuk resapan 2 yaitu rancangan resapan untuk gedung C dengan area 1250 m2 Q = 436,26 m3/dt

Didapat saluran resapan dengan dimensi: b = 3 m, h = 3 m


[Type text] Hal 11

Pada resapan 2 ini diperlihatkan di dalam resapan terdapat lapisan batu koral setinggi 20 cm dan lapisan pasir setinggi 20 cm. Kedua lapisan ini mempunyai daya serap yang cukup tinggi. Untuk resapan 2 ini diharapkan dapat menampung semua air hujan dari area gedung C dan sekitarnya.

v Resapan 3 berfungsi sebagai saluran induk yaitu induk dari saluran 1 dan saluran 2, dibuat resapan dengan dimensi b = 5 m, h = 3,5 m

Pada resapan 3 ini diperlihatkan di dalam resapan terdapat lapisan batu koral setinggi 20 cm dan lapisan pasir setinggi 20 cm. Kedua lapisan ini mempunyai daya serap yang cukup tinggi.

v Untuk saluran lingkungan yaitu saluran disekeliling lingkungan gedung NTC didisain dengan dimensi: h = 240 cm, b = 100 cm, dengan asumsi: Pemakaian air rata-rata= 144 liter/org/hari ...................... [1]

Saluran lingkungan ini untuk menampung limbah air kebutuhan sehari-hari dari seluruh gedung yang bukan berasal dari air hujan. Bahan-bahan yang digunakan pada rancangan resapan air ini mudah didapat dan sederhana tetapi mempunyai dampak yang sangat berarti bagi lingkungan dan masyarakat.

BAB V

[Type text]

Hal 12

KESIMPULAN DAN SARAN


Dengan dibuatnya resapan-resapan air ini diharapkan dapat mencegah dampak yang timbul akibat dari penggunaan lahan untuk pembangunan gedung NTC yang cukup luas yaitu 6000 m2. Saluran resapan ini merupakan salah satu cara untuk pengawetan air tanah yaitu berupa pengisian kembali secara buatan (artificial recharge) dan ini mempunyai efek langsung terhadap ketersediaan air tanah yang kita butuhkan dan dapat mengurangi banjir, sebagai akibat dari penurunan muka tanah dan pengosongan atau berkurangnya air tanah. Dengan adanya pengisian air kembali secara buatan ini maka kondisi dan sifat-sifat fisis dari tanah antara lain daya permeabilitas, struktur tanah dan kelembaban tanah tetap terjaga. Disain atau rancangan resapan ini menggunakan pasangan batu bata yang selain murah juga mempunyai daya serap terhadap air dan di dalam saluran juga terdapat bahan-bahan yang mempunyai daya serap air cukup tinggi (lapisan pasir dan lapisan batu koral) sehingga dapat memaksimalkan fungsi saluran sebagai resapan. Dengan demikian dampak dari pembangunan gedung NTC terhadap kondisi resapan tanah dapat dihindari atau seminimal mungkin.

[Type text]

Hal 13

Das könnte Ihnen auch gefallen