Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Gambar 1. Gross Hematuria dan Microscopic Hematuria Evaluasi yang tepat dan waktu yang cepat sangat penting, karena setiap derajat hematuria dapat menjadi tanda dari penyakit genitourinari yang serius.4,
5
Ada 3 tipe hematuria, yaitu: 1. Initial hematuria, jika darah yang keluar saat awal kencing. 2. Terminal hematuria, jika darah yang keluar saat akhir kencing. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya tekanan pada akhir kencing yang membuat pembuluh darah kecil melebar. 3. Total hematuria, jika darah keluar dari awal hingga akhir kencing. Hal ini kemungkinan akibat darah sudah berkumpul dari salah satu organ seperti ureter atau ginjal.
ETIOLOGI
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Kelainan-kelainan yang berasal dari luar sistem urogenitalia antara lain adalah: Kelainan pembekuan darah (Diathesis Hemorhagic), SLE, Penggunaan antikoagulan, atau proses emboli pada fibrilasi atrium jantung maupun endokarditis. (Wim de Jong, dkk, 2004)
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
PENYEBAB POSITIF PALSU PADA TES HEMATURIA HEME POSITIF Hemoglobin Mioglobin HEME NEGATIF Obat-Obatan Chloroquine Deferoxamine
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Penyebab hematuria dapat dilihat pada tabel Sumber hematuria dari saluran kemih bagian atas berasal dari nefron (glomerulus, tubulus kontortus dan interstisium). Hematuria di saluran kemih bagian bawah berasal dari sistem pelvokaliks, ureter, kandung kemih dan uretra. Hematuria yang berasal dari nefron seringkali tampak sebagai urin berwarna coklat, coklat cola, atau merah keunguan, disertai proteinuria (>100 mg/dL dengan dipstick), terdapat cast SDM dan akantosit atau kelainan bentuk SDM lain pada pemeriksaan mikroskopik urin. Hematuria yang berasal dari tubulus kontortus dapat dilihat dari keberadaan cast leukosit atau sel epitel tubulus renal. Hematuria dari saluran kemih bagian bawah umumnya
dihubungkan dengan hematuria berat, hematuria terminal (hematuria terjadi pada saat aliran urin Pendidikan Dokter 12 Skenario 2
Glomerular Hematuria
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
A. Anamnesis Dalam mencari penyebab hematuria perlu dicari data yang terjadi pada saat episode hematuria, antara lain: a. Bagaimanakah warna urine yang keluar? b. Apakah diikuti dengan keluarnya bekuan-bekuan darah? c. Di bagian manakah pada saat miksi urine berwarna merah? d. Apakah diikuti dengan perasaan sakit? (Mellisa C Stoppler, 2010)
Perlu ditanyakan juga, beberapa faktor risiko untuk kanker urothelial pada pasien dengan hematuria mikroskopis Riwayat merokok Kerja paparan bahan kimia atau pewarna (benzenes atau aromatic amine) Riwayat gross hematuria sebelumnya Usia di atas 40 tahun Riwayat gangguan berkemih, nyeri saat berkemih, dan infeksi saluran kemih Penyalahgunaan analgetik Riwayat radiasi panggul
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
C. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah yang dilakukan yakni penentuan kadar kreatinin, ureum dan elektrolit untuk mengetahui faal ginjal; fosfatase asam yang mungkin meningkat pada metastase prostat, dan fosfatase alkali yang dapat meningkat pada setiap jenis metastase tulang. Kadar kalsium, fosfat, asam urat dan hormon paratiroid ditentukan bila terdapat kemungkinan urolithiasis. Pemeriksaan urine dilakukan untuk pemeriksaan mikroskopik, bakteriologik dan sitologik. Pemeriksaan urinalisis dapat mengarah kepada hematuria yang disebabkan oleh faktor glomeruler ataupun non glomeruler. Pemeriksaan hapusan darah tepi dapat menunjukkan proses mikroangiopati yang sesuai dengan sindrom hemolitik-uremik, trombosis vena ginjal, vaskulitis, atau SLE. Pada keadaan terakhir, adanya autoantibodi dapat ditunjukkan dengan reaksi Coombs positif, adanya antibodi antinuclear, leukopenia dan penyakit multisistem. Trombositopenia dapat diakibatkan oleh berkurangnya produksi trombosit (pada keganasan) atau peningkatan konsumsi trombosit (SLE, purpura trombositopenik idiopatik, sindrom hemolitik-uremik, trombosis vena ginjal). Walaupun morfologi SDM urin dapat normal pada perdarahan saluran kemih bawah dan dismorfik pada perdarahan glomerular, morfologi sel tidak secara pasti berhubungan dengan lokasi hematuria. Pada pemeriksaan pH urine yang sangat alkalis menandakan adanya infeksi organisme pemecah urea di dalam saluran kemih, sedangkan pH urine yang sangat asam mungkin berhubungan dengan batu asam urat. Pendidikan Dokter 12 Skenario 2
vaskularisasinya walaupun sering digunakan CT-Scan karena lebih aman dan informative. Bagian atas saluran kemih dapat dilihat dengan cara uretrografi retrograd atau punksi perkutan. Payaran radionuklir digunakan untuk menilai faal ginjal, misalnya setelah obstruksi dihilangkan Pemeriksaan endoskopi uretra dan kandung kemih memberikan gambaran jelas dan kesempatan untuk mengadakan biopsy Sistometrografi biasanya digunakan untuk menentukan perbandingan antara isi dan tekanan di buli-buli Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi (URS) dikerjakan jika pemeriksaan penunjang di atas belum dapat menyimpulkan penyebab hematuria. (Wim de Jong, dkk, 2004)
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
dari prostat: ukuran prostat meningkat, volume> 40 g, meningkatkan ukuran lobus median prostat PSA uroflowmetry dengan ultrasonografi kandung kemih: puncak laju aliran rendah, volume residual tinggi postvoid
Urinary tract infection Anamnesis dysuria, meningatnya frekuensi berkemih, volume urine sedikit saat berkemih, nocturia, nyeri suprapubic , pernah menderita isk sebelumnya dan mendapatkan Pendidikan Dokter 12 Skenario 2 demam, nyerio tekan suprapubic, bladder distention pada retensio urine, cystocele pada pemeriksaan panggul urinalysis: (+) leukocyte esterase, (+) nitrite, pyuria (>10 WBC per HPF), bacteriuria Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan lainnya
Pemeriksaan lainnya
renal ultrasound : pembesaran renal , hypoechoic parenchyma with loss of corticomedullary differentiation
Nyeri pinggang, demam, menggigil, Nyeri ketok mual, muntah, sakit perut, nyeri kostovertebral, nyeri suprapubik,
esterase, positive nitrite, pyuria (>10 WBC/HPF), bacteriuria urine culture and sensitivity: >10,000 colony forming unit/mL urine
contrast CT abdomen: heterogeneous uptake of contrast (lobar nephronia), oedematous renal parenchyma, perinephric stranding, intraparenchymal gas in emphysematous pyelonephritis
suprapubik, hx dari demam, nefrolitiasis, ISK dan diabetes, imunosupresi penurunan bising usus
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
urinalysis: dysmorphic red cells, red cell casts, proteinuria, microalbuminuri a urea and creatinine: creatinine >2.0, urea >20 24-hour urine collection for protein : >1 gram/24 hours
skin biopsy: positive immunohistochemistr y renal biopsy: diffuse thickening and splitting of the basement membrane, focal glomerulosclerosis and tubular atrophy; negative immunohistochemistr y
Kanker Buli Anamnesis hematuria tanpa rasa sakit, disuria, frekuensi, urgensi, usia > 50, hx iradiasi panggul, hx merokok, penurunan berat badan, paparan Pemeriksaan fisik massa panggul, nyeri tekan sudut kostovertebral dari obstruksi; sering tidak ada kelainan terdeteksi
Pemeriksaan penunjang
urinalysis: RBCs urine cytology: atypical or malignant cells, signified by increased clustering, increased cellularity, or altered nuclear morphology CT abdomen/IVU : ureteral or renal collecting system mass or filling defect cystoscopy: bladder tumour
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Kanker Prostate Anamnesis Pemeriksaan fisik Pada rectal lanjut usia, riwayat keluarga dengan kanker, gejala obstruktif berkemih, penurunan berat badan toucher ditemukan pembesaran prostat, dengan konsistensi keras dan permukaan yang berbenjolbenjol
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
PSA: meningkat, PSA> 0,75 mikrogram / L per tahun (0,75 ng / mL per tahun)
Batu Ginjal Anamnesis nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke selangkangan, hematuria, mual, muntah, hx sebelumnya kalkuli, riwayat keluarga dengan kanker dari Pendidikan Dokter 12 Nyeri ketok costovertebral angle
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
urinalysis : haematuria, pyuria, crystalluria, cysteine crystals, acidic or alkaline pH non-contrast CT abdomen: urolithiasis, hydronephrosis Skenario 2
Instrumentasi pada sal.kemih Anamnesis Riwayat cystoscopy, ureteroscopy, prostat biopsi jarum Pemeriksaan fisik Adanya kateter uretra, kateter suprapubik, stent ureter dengan string dalam uretra Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
Trauma Ginjal Anamnesis trauma tumpul pada pinggang, menembus panggul atau luka perut (tembakan atau tikaman), patah tulang rusuk yang lebih rendah hypotension, takikardia, nyeri panggul, memar panggul, nyeri perut, perut kembung Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang CT abdomen: laserasi pada parenkim ginjal, sistem pengumpulan, dan pembuluh ginjal; hematoma perinephric, perdarahan aktif, dan ekstravasasi urin BNO IVP: menegaskan fungsi ginjal kontralateral Pemeriksaan lainnya
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Trauma urethral Anamnesis Trauma genitalia eksterna, straddle injury, bilateral pubic rami fracture and Malgaigne's fracture, perineal lacerations, tidak bisa berkemih, riwayat intervensi kolorektal atau ginekologi Perdarahan OUE, hematom scrotum, floating prostat, eimosis pada batang penis, butterflyecchymosis pada perineum
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Coagulopathy Anamnesis mudah memar, kecenderunga n untuk berdarah, epistaksis berulang, riwayat keluarga dengan kanker dari diastesis perdarahan, hx sirosis ecchymoses, perdarahan memanjang
Pemeriksaa n fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
LFTs: hypoalbuminaemia von Willebrand factor antigen (whole blood): reduced in von Willebrand's
disease ristocetin cofactor activity (whole blood): reduced in von Willebrand's disease
FBC: thrombocytopenia
factor VIII, IX activity (whole blood): reduced in haemophilia, VIII reduced in von Willebrand's disease
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
sering tanpa gejala, panggul nyeri, diri terbatas hematuria, infeksi saluran urin, ginjal kolik
Arterial-venous malformation Anamnesis Pemeriksaan fisik Hipertensi, gumpalan berbentuk ulat, nyeri pinggang, cardiomegaly, bruit (+) pada panggul dan abdomen Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
renal angiography: pengisian simultan dari sistem arteri dan vena, nephrogram tertunda
Renal vein thrombosis Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan fisik penunjang Pemeriksaan lainnya
CT abdomen: kehilangan diferensiasi corticomedullary, trombus pada vena ginjal, pembesaran ginjal dengan kekeruhan parenkim
Doppler ultrasonography: membesar, edema ginjal, echogenic dengan sinyal vena absent
BNO IVP: tertunda ekskresi kontras dari ginjal, pembesaran ginjal karena kongesti
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Pemeriksaan lainnya
Nyeri saat berkemih, nokturia, hx dari pajanan TB, hx cystitis tidak responsif terhadap antibiotik, hx dari epididimitis, ISK berulang . orchalgia dengan reaktif hidrokel, rectal toucher prostat nodular
Benign familial haematuria (thin basement membrane nephropathy) Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
Berulang dan terus menerus hematuria mikroskopik atau gross hematuria, oedema and hipertensi
proteinuria, mikroalbuminuria urea and creatinine: creatinine >2.0, urea >20 24-hour urine collection for protein : >1 gram/24 hours
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Pemeriksaan lainnya
tiba-tiba timbul edema, kelemahan, malaise, hematuria gross, sakit kepala, 1 sampai 2 minggu postpharyngitis, 2 sampai 4 minggu setelah dermatitis streptokokus, yang paling umum dari usia 2 sampai 10 tahun periorbital and peripheral oedema, hipertensi, rash kulit
Membranoproliferative glomerulonephritis Anamnesis tiba-tiba timbuledema dependen atau periorbital, kelelahan, hematuria gross, sakit kepala, oliguria periorbital and peripheral oedema, Hipertensi, konjungtiva pucat, drusen retina
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
urinalysis: dysmorphic red cells, red cell casts, proteinuria, microalbuminuria urea and creatinine: creatinine >2.0, urea >20 24-hour urine collection for protein : >1 gram/24 hours
renal biopsy: hypercellular glomeruli, mesangium diperluas, imunofluoresensi positif, deposito padat elektron
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
urinalysis: dysmorphic red cells, red cell casts, proteinuria, microalbuminuria urea and creatinine: creatinine >2.0, urea >20
Pemeriksaan lainnya
rulang makroskopik hematuria terkait dengan infeksi saluran pernapasan Pada umumnya asimtomatik ,hipertensi
urinalysis: RBC casts, mild proteinuria urea and creatinine: creatinine >2.0, urea >20
renal bx: adanya IgA pada mesangium, proliferative crescents pada kasus berat
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
urinalysis: pyuria, RBCs, granular casts, proteinuria urea and creatinine: creatinine >2.0, urea >20
anoreksia, mual, vagina, penurunan berat badan, kejang, fotosensitifitas vaskulitis retina, murmur sistolik
Renal cancer Anamnesis Nyeri pinggang, hx merokok, riwayat keluarga dengan kanker karsinoma sel ginjal, penyakit ginjal polikistik, paparan kimia karsinogen Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
Grawitz tumor Anamnesis nyeri pinggang, hematuria dan massa pada pinggang merupakan tanda tumor dalam stadium lanjut, nyeri pada sisi ginjal yang terkena , penurunan bisa diraba/dirasakan benjolan di perut Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang PIV biasanya dikerjakan atas indikasi adanya hematuria tetapi jika diduga ada massa pada ginjal, pemeriksaan dilanjutkan dengan CT scan atau MRI. Dalam hal ini USG hanya dapat
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Tumor Wilms Anamnesis tumor abdomen, Hematuri (makroskopis) Hipertensi anemia, penurunan berat badan, infeksi saluran kencing, demam, malaise dan anoreksia nyeri perut yang bersifat kolik Massa abdomen IVP tampak distorsi sistem pielokalises dan berguna untuk mengetahui fungsi ginjal. pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal. kadar lactic dehydrogenase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas normal Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan lainnya
Urethral cancer Anamnesis lebih umum pada wanita putih dan pada mereka> 50 usia, frekuensi, keraguan, gejala kencing obstruktif Teraba massa, stricture
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Pemeriksaan lainnya
MRI/CT pelvis
Bladder stone Anamnesis suprapubik nyeri, hematuria, gejala saluran kandung kemih obstruktif, operasi sebelumnya Nyeri tekan suprapubic
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
Cytotoxic medications Anamnesis hx dari penggunaan analgesik atau penyalahgunaan, aminoglikosida, cyclophosphamide, cyclosporine, penisilin, sulfonamid, non-steroid anti-inflamasi, hematuria berulang, nyeri pinggang, disuria hypotension, oedema, suprapubic pain
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainnya
urinalysis: dismorfik merah sel, gips sel merah, proteinuria, mikroalbuminuria FBC: peripheral blood eosinophilia serum creatinine: elevated
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Pemeriksaan penunjang
.Exercise-induced haematuria Anamnesis Setelah olahraga berat Pemeriksaan fisik Normal Pemeriksaan penunjang
urinalysis: RBCs
Loin pain haematuria syndrome Anamnesis perempuan muda, hematuria intermiten, panggul nyeri intermiten mulai dari yang ringan sampai parah, penggunaan kontrasepsi oral low-grade fever Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
Medication Anamnesis penggunaan obat seperti Pyridium, rifampin, fenitoin, levodopa, metildopa, dan kina
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Normal
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
Normal
PENATALAKSANAAN
Jika terdapat gumpalan darah pada buli-buli yang menimbulkan retensi urine, coba dilakukan kateterisasi dan pembilasan buli-buli dengan memakai cairan garam fisiologis, tetapi Pendidikan Dokter 12 Skenario 2
Kesimpulan
Hematuria merupaan suatu gejala yang penting pada berbagai penyakit ginjal dan salurannya, sedangkan proteinuria lebih memilii arti dalam hal diagnostic dan prognostic penyakit. Pemeriksaan harus dilakuan dengan teliti dan terarah supaya jangan sampai ada hal penting yang terlewatkan sedangkan pemeriksaan-pemeriksaan yang tidak perlu sebaiknya dihindarkan. Penemuan klinis sering di dapatkan pada populasi orang dewasa, dengan prevalensi yang mulai dari 2,5% menjadi 20,0% .1,2 Secara visual terdapatnya sel-sel darah merah di dalam urine dibedakan dalam 2 keadaan, yaitu: Hematuria makroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah, mungkin tampak pada awal miksi atau pada akhirnya yang berasal dari daerah posterior uretra atau leher kandung kemih. (Wim de Jong, dkk, 2004) Hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata tidak dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan mikroskopik diketemukan lebih dari 2 sel darah merah per lapangan pandang. (Mellisa C Stoppler, 2010). Urological Association (AUA) mendefinisikan hematuria mikroskopis klinis yang signifikan karena terdapat sampai 3 minggu.3 Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam sistem urogenitalia atau kelainan yang berada di luar sistem urogenitalia. Penyebab paling umum dari hematuria pada populasi orang dewasa termasuk saluran kemih infeksi, batu saluran kemih, Pendidikan Dokter 12 Skenario 2 lebih dari 3 sel darah merah (sel darah merah) pada
lapangan pandang besar pada 2 dari 3 spesimen urin dikumpulkan dengan selama 2
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
menimbulkan kelainan patologis glomerulus dengan mekanisme yang masih belum jelas. Pada anak kebanyakan kasus glomerulonefritis akut adalah pasca infeksi, paling sering infeksi streptokokus beta hemolitikus grup A. Dari perkembangan teknik biopsi ginjal per-kutan, pemeriksaan dengan mikroskop elektron dan imunofluoresen serta pemeriksaan serologis, glomerulonefritis akut pasca streptokokus telah diketahui sebagai salah satu contoh dari penyakit kompleks imun. Penyakit ini merupakan contoh klasik sindroma nefritik akut dengan awitan gross hematuria, edema, hipertensi dan insufisiensi ginjal akut. Walaupun penyakit ini dapat sembuh sendiri dengan kesembuhan yang sempurna, pada sebagian kecil kasus dapat terjadi gagal ginjal akut sehingga memerlukan pemantauan. Di negara berkembang, glomerulon akut pasca infeksi streptokokus (GNAPS) masih sering dijumpai dan merupakan penyebab lesi ginjal non supuratif terbanyak pada anak. Glomerulonefritis akut pasca infeksi streptokokus dapat terjadi secara epidemik atau sporadik,15 paling sering pada anak usia sekolah yang lebih muda, antara 5-8 tahun.5 Perbandingan anak laki-laki dan anak perempuan 2 : 1. Gambaran Klinis Lebih dari 50 % kasus GNAPS adalah asimtomatik. Kasus klasik atau tipikal diawali dengan infeksi saluran napas atas dengan nyeri tenggorok dua minggu mendahului timbulnya sembab. Periode laten ratarata 10 atau 21 hari setelah infeksi tenggorok atau kulit. Hematuria dapat timbul berupa gross hematuria maupun mikroskopik. Gross hematuria terjadi pada 30-50 % pasien yang dirawat. Variasi lain yang tidak spesifik bisa dijumpai seperti demam, malaise, nyeri, nafsu makan menurun, nyeri kepala, atau lesu. Pada pemeriksaan fisis dijumpai hipertensi pada hampir semua pasien GNAPS, biasanya ringan atau sedang. Hipertensi pada GNAPS dapat mendadak tinggi selama 3-5 hari. Setelah itu tekanan darah menurun perlahan-lahan dalam waktu 1-2 minggu. Edema bisa berupa wajah sembab, edem pretibial atau berupa gambaran sindrom nefrotik. Asites dijumpai pada sekitar 35% pasien dengan edem. Bendungan sirkulasi secara klinis bisa nyata dengan takipne dan dispne. Gejala gejala tersebut dapat disertai oliguria sampai anuria karena penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG).
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2
mengakibatkan pembentukan komplek imun yang bersirkulasi, kemudian mengendap dalam ginjal. Pada kasus ringan, pemeriksaan dengan mikroskop cahaya menunjukkan kelainan minimal. Biasanya terjadi proliferasi ringan sampai sedang dari sel mesangial dan matriks. Pada kasus berat terjadi proliferasi sel mesangial, matriks dan sel endotel yang difus disertai infiltrasi sel polimorfonuklear dan monosit, serta penyumbatan lumen kapiler. Istilah glomerulonefritis proliferatif eksudatif endokapiler difus digunakan untuk menggambarkan kelainan morfologi penyakit ini. Bentuk bulan sabit dan inflamasi interstisial dapat dijumpai mulai dari yang halus sampai kasar yang tipikal di dalam mesangium dan di sepanjang dinding kapiler. Endapan immunoglobulin dalam kapiler glomerulus didominasi oleh Ig G dan sebagian kecil Ig M atau Ig Pendidikan Dokter 12 Skenario 2
Pendidikan Dokter 12
Skenario 2