Sie sind auf Seite 1von 21

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH

PANDUAN UMUM DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH KATA SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi membuka peluang masyarakat untuk dapat meningkatkan peran serta dalam pengelolaan pendidikan. Salah satu upaya untuk mewujudkan peluang tersebut adalah melalui Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, yang mengacu kepada Undang-Undang Nomor ! "ahun #$$$ tentang Program Pembangunan Nasional %P&'P(N)S* +++, ++-. Sebagai penjabaran dari undang-undang tersebut, telah diterbitkan Keputusan .enteri Pendidikan Nasional Nomor +--/U/ ++ tanggal )pril ++ tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Dalam rangka pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah tersebut, diperlukan adanya buku P)NDU)N U.U. D(0)N P(ND1D1K)N D)N K'.1"( S(K'2)3 yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan bagi semua elemen masyarakat yang akan membentuk Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah atau memperluas peran, 4ungsi, dan keanggotaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yang telah ada. Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah diharapkan dapat memacu usaha pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan, selaras dengan konsepsi partisipasi berbasis masyarakat (community-based participation) dan manajemen berbasis sekolah (school-based management) yang kini tidak hanya menjadi wacana, tetapi telah mulai dilaksanakan di 1ndonesia. 5uku Panduan ini disusun oleh "im Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah Direktorat 6enderal Pendidikan Dasar dan .enengah, yang komposisinya meliputi unsur Departemen Pendidikan Nasional %Ditjen Dikdasmen, Ditjen P2SP, 5iro 3ukum dan 'rganisasi, 5alitbang Diknas*, Departemen Dalam Negeri %Ditjen 5ina 5angda*, Departemen )gama %Ditjen Kelembagaan )gama 1slam*, 5appenas %Direktorat )gama dan Pendidikan*, para pakar, dan praktisi pendidikan. Kami menyambut baik penerbitan 5uku Panduan ini. Semoga penerbitan 5uku Panduan Umum ini dapat mendorong semangat dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan peningkatan mutu pendidikan yang demokratis, transparan, dan akuntabel. Direktur 6enderal Pendidikan Dasar dan .enengah,

Dr. Ir. Indra Djati Sidi N1P #7+89 ##!

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH PENGANTAR


Satuan pendidikan merupakan jantung masyarakat. Di sana anak-anak generasi muda bangsa memperoleh bekal pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk hidup berharkat dan bermartabat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk dapat memberikan layanan pendidikan yang berkualitas, satuan pendidikan harus dapat menjalin kerja sama secara sinergis dengan keluarga dan masyarakat. Kerja sama secara sinergis itu diperlukan untuk menciptakan proses pengajaran dan pembelajaran yang kondusi4 dan menyenangkan, agar peserta didik menjadi manusia yang berpendidikan %well-educated*, warga negara yang produkti4 %productive citizens*. 6ika seluruh komponen masyarakat dapat bekerja sama untuk mendukung proses pengajaran dan pembelajaran yang demikian, niscaya peserta didik akan berhasil dalam menempuh pendidikannya, bukan hanya dalam mencapai jenjang pendidikan yang dicita-citakan tetapi juga berhasil dalam kehidupannya. Untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran serta keluarga dan masyarakat secara akti4 dalam penyelenggaraan pendidikan, dalam era otonomi daerah sekarang ini diperlukan wadah organisasi yang mandiri, yang di dalam Undang-undang Nomor ! "ahun ++ tentang Program Pembangunan Nasional %Propenas* +++- ++- disebut Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Panduan Umum Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah ini disusun sebagai acuan utama yang diperlukan oleh petugas sosialisasi dan 4asilitasi, serta warga masyarakat peduli pendidikan untuk membentuk Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Selain itu panduan ini dapat digunakan untuk memulai kegiatan roda organisasi Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dalam rangka penyelenggaraan pendidikan dan upaya peningkatan mutu pendidikan. 6akarta, .ei ++ "im Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penyelenggaraan otonomi daerah harus diartikan sebagai upaya pemberdayaan daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam segala bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan, diperlukan wadah yang dapat mengakomodasi pandangan, aspirasi, dan menggali potensi masyarakat untuk menjamin demokratisasi, transparansi, dan akuntabilitas. Salah satu wadah tersebut adalah Dewan Pendidikan di tingkat kabupaten/kota dan Komite Sekolah di tingkat satuan pendidikan. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah merupakan amanat rakyat yang telah tertuang dalam UU Nomor ! "ahun +++ tentang Program Pembangunan Nasional %Propenas* +++ , ++-. )manat rakyat ini selaras dengan kebijakan otonomi daerah, yang telah memposisikan kabupaten/kota sebagai pemegang kewenangan dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di daerah tidak hanya diserahkan kepada kabupaten/kota, melainkan juga dalam beberapa hal telah diberikan kepada satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Dengan kata lain, keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah propinsi, kabupaten/kota, dan pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat atau stakeholder pendidikan. 3al ini sesuai dengan konsep partisipasi berbasis masyarakat (community-based participation) dan manajemen berbasis sekolah (schoolbased management), yang kini tidak hanya menjadi wacana, tetapi telah mulai dilaksanakan di 1ndonesia. Untuk melaksanakan amanat rakyat tersebut, pada tahun anggaran ++# Pemerintah telah melaksanakan rintisan sosialisasi pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah di Propinsi Sumatera 5arat, 5ali, dan 6awa "imur masing-masing satu kabupaten/kota. Selain itu ada beberapa kabupaten/kota yang telah membentuk Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah berdasarkan inisiati4 sendiri. 5erdasarkan hasil sosialisasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa keberadaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah memang dipandang sangat strategis sebagai wahana untuk meningkatkan mutu pendidikan di 1ndonesia. 5eberapa kalangan masyarakat yang diundang untuk memberikan masukan tentang pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, pada umumnya sangat antusias dan mendukung sepenuhnya gagasan ini. Sesuai dengan aspirasi berbagai kalangan masyarakat tersebut, maka proses pembentukan Dewan Pendidikan di tingkat kabupaten/kota dan Komite Sekolah di tingkat satuan pendidikan memerlukan program sosialisasi dengan perencanaan yang matang. )gar program sosialisasi dapat dilaksanakan dengan baik, diperlukan: %#* materi sosialisasi berupa Panduan Umum Dewan Pendidikan

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH


dan Komite Sekolah, % * petugas sosialisasi, dan %7* koordinasi dengan pemerintah propinsi dan kabupaten/kota. B. Dasar H k ! Dasar hukum yang digunakan sebagai pegangan dalam pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, termasuk pelaksanaan program kegiatan sosialisasi dan 4asilitasi, adalah sebagai berikut:

1. Undang-undang Nomor "ahun #$;$ tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-undang Nomor "ahun #$$$ tentang Pemerintahan Daerah. 3. Undang-undang Nomor ! "ahun +++ tentang Program Pembangunan 4. 5. 6. 7.

Nasional %Propenas* +++ , ++-. Peraturan Pemerintah Nomor 7$ "ahun #$$ tentang Peran serta .asyarakat dalam Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor ! "ahun +++ tentang Kewenangan Pemerintah 8. dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah 'tonom. 9. Keputusan .enteri Pendidikan Nasional Nomor +--/U/ ++ tentang Dewan 10. Pendidikan dan Komite Sekolah. 11. Keputusan Direktur 6enderal Pendidikan Dasar dan .enengah Nomor 12. !!$/</Kep/P=/ ++ tentang "im Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite #7. Sekolah Direktorat 6enderal Pendidikan Dasar dan .enengah. <. "ujuan Panduan Panduan ini diharapkan menjadi buku acuan utama yang akan digunakan untuk membentuk Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dan/atau memperluas peran, 4ungsi, dan keanggotaan lembaga sejenis yang telah ada, serta untuk menjalankan roda organisasi. 0alaupun demikian, panduan ini bukanlah merupakan satu-satunya rujukan. Pihak pemerintah kabupaten/kota dan sekolah dapat memperkaya dari sumber lain yang rele>an. D. Sasaran Panduan Umum ini akan digunakan oleh pihak-pihak sebagai berikut : #. Para pejabat %eksekuti4 dan legislati4* yang terkait dalam bidang pendidikan di setiap kabupaten/kota yang akan memberikan dukungan dalam proses pembentukan atau memperluas peran, 4ungsi, dan keanggotaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. . 'rang tua siswa, warga masyarakat peduli pendidikan, dan pihak lain yang berkepentingan dengan proses pembentukan atau perluasan peran, 4ungsi, dan keanggotaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. 7. Para 4asilitator yang akan memberikan 4asilitasi di kabupaten/kota dan satuan pendidikan.

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH

-. Para petugas yang akan melaksanakan sosialisasi di kabupaten/kota dan satuan pendidikan.

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH

BAB II DE"AN PENDIDIKAN


A. Pengertian dan Na!a #. Pengertian 5erdasarkan prinsip desentralisasi pendidikan, sekolah mendapat kewenangan untuk menyusun program yang akan diterapkan. Di samping itu sekolah juga memperoleh kewenangan untuk mengelola segala sarana dan prasarana yang tersedia, mengelola SD. yang dimiliki, serta melibatkan kepedulian stakeholder dalam pelaksanaan pendidikan. Untuk merealisasikan pasal 7# UUD #$-! setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran yang bermutu, dan juga untuk mencapai tujuan diserahkannya pengelolaan pendidikan dasar dan menengah kepada pemerintah daerah seperti yang tertuang dalam konsideran Undang-undang Nomor "ahun #$$$, model pengelolaan sekolah yang bernuansa .anajemen 5erbasis Sekolah %.5S* perlu diterapkan. Pengelolaan sekolah model .5S bertumpu pada kebutuhan, >isi, harapan, dan kewajiban masyarakat untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran yang pelaksanaannya diserahkan kepada sekolah. .ekanisme pelaksanaan pendidikan model ini adalah sebagai berikut. a. Peran serta masyarakat untuk memberikan pelayanan pendidikan yang rele>an, bermutu, berwawasan keadilan dan pemerataan perlu terus ditingkatkan. Peran lebih akti4 ini merupakan realisasi dari bentuk demokrasi berkeadilan yang bermakna bahwa masyarakat tidak hanya mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu namun juga melekat kewajiban untuk ikut serta mengadakannya baik dalam menyediakan dana untuk pengadaan, pengembangan dan/atau pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan maupun kepakaran atau keahlian yang diperlukan dalam penyusunan program serta implementasi mulai dari yang berskala mikro hingga yang berskala makro. b. Penyaluran aspirasi serta kontribusi masyarakat yang beragam melalui institusi yang demokratis sebagai mana yang tertuang dalam Undangundang Nomor ! "ahun +++ tentang Program Pembangunan Nasional %P&'P(N)S* +++- ++-, di tingkat kabupaten/kota dinamakan Dewan Pendidikan dan di tingkat sekolah dinamakan Komite Sekolah. Dewan Pendidikan adalah badan yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan e4isiensi pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota. )da beberapa asumsi pentingnya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah. Pertama, menggunakan pengalaman sekolah swasta yang memiliki ketergantungan sangat rendah, sehingga sekolah cenderung lebih berorientasi kepada kemampuan yang memungkinkan keterlibatan orang tua/masyarakat secara lebih bermakna dalam penyelenggaraan pendidikan.

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH

Kedua, penyelenggaraan pendidikan di daerah akan lebih e4ekti4 bila didukung oleh sistem berbagi kekuasaan % power sharing*, antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan pendidikan. 2. Na!a dan R ang Lingk $ Dewan Pendidikan adalah nama generik. )rtinya, nama badan dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing, seperti Dewan Pendidikan, .ajelis Pendidikan, atau nama lain yang disepakati. ?ang dimaksud dengan pendidikan di sini adalah pendidikan prasekolah, pendidikan sekolah, dan pendidikan luar sekolah. B. Ked d kan dan Si%at #. Ked d kan "ujuan dikeluarkannya Undang-undang tentang Pemerintahan Daerah Nomor "ahun #$$$ adalah untuk memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggungjawab kepada Daerah dan masyarakat sehingga memberi peluang kepada Daerah dan masyarakat agar leluasa mengatur dan melaksanakan kewenangannya atas prakarsa sendiri sesuai dengan kepentingan masyarakat setempat dan potensi setiap daerah. Penyelenggaraan pendidikan memerlukan dukungan masyarakat yang memadai. Sebagai langkah alternati4 dalam mengupayakan perolehan dukungan masyarakat untuk sektor pendidikan ini adalah dengan menumbuhkan keberpihakan konkret dari semua lapisan masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, mulai dari pimpinan negara, sampai aparat yang paling rendah, termasuk masyarakat yang bergerak dalam sektor swasta dan industri. Keberpihakan konkret itu perlu disalurkan secara politis menjadi suatu gerakan bersama %collective action) yang diwadahi Dewan Pendidikan yang berkedudukan di kabupaten/kota. Dalam kondisi dan kebutuhan tertentu, misalnya untuk pelaksanaan otonomi khusus, atau pertimbangan lain, Dewan Pendidikan dapat dibentuk di tingkat propinsi. &. Si%at Dewan Pendidikan merupakan badan yang bersi4at mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan dinas pendidikan kabupaten/kota maupun dengan lembaga-lembaga pemerintah lainnya. Posisi Dewan Pendidikan maupun dinas pendidikan kabupaten/kota maupun lembaga-lembaga pemerintah lainnya mengacu pada kewenangan %otonomi* masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku Dewan Pendidikan dibentuk berdasarkan kesepakatan yang tumbuh dari akar budaya, sosio demogra4is dan nilai-nilai daerah setempat, sehingga lembaga tersebut bersi4at otonom yang menganut asas kebersamaan menuju ke arah peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan di daerah yang diatur oleh )nggaran Dasar dan )nggaran &umah "angga. Kondisi ini hendaknya dijadikan dasar pertimbangan oleh masing-masing pihak atau stakeholder pendidikan di daerah agar tidak terjadi adanya pelanggaran hukum

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH


administrasi negara yang mengakibatkan adanya konsekuensi hukum baik perdata maupun pidana di kemudian hari. '. T j an Dewan Pendidikan merupakan organisasi masyarakat pendidikan yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan kualitas pendidikan di daerah. Dewan Pendidikan yang dibentuk dapat dikembangkan secara khas dan berakar dari budaya, demogra4is, ekologis, nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai potensi daerah setempat. 'leh karena itu, Dewan Pendidikan yang dibangun harus merupakan pengembangan kekayaan 4iloso4is masyarakat di daerah secara kolekti4. )rtinya, Dewan Pendidikan mengembangkan konsep yang berorientasi kepada pengguna % client model*, berbagai kewenangan (power sharing and advocacy model* dan kemitraan %partnership model* yang di4okuskan pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan di daerah. )dapun tujuan dibentuknya Dewan Pendidikan sebagai suatu organisasi masyarakat pendidikan adalah sebagai berikut.

1. .ewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam


melahirkan kebijakan dan program pendidikan. 2. .eningkatkan tanggung jawab dan peran serta akti4 dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. 7. .enciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu. D. Peran dan ( ngsi #. Peran Keberadaan Dewan Pendidikan harus bertumpu pada landasan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di daerah. 'leh karena itu, pembentukannya harus memperhatikan pembagian peran sesuai posisi dan otonomi yang ada. )dapun peran yang dijalankan Dewan Pendidikan adalah sebagai berikut.

a. Pemberi pertimbangan %advisory body* dalam penentuan dan pelaksanaan


kebijakan pendidikan.

b. Pendukung %supporting agency*, baik yang berwujud 4inansial, pemikiran


maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan. c. Pengontrol %controlling agency* dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan. d. .ediator antara pemerintah %eksekutif* dan Dewan Perwakilan &akyat Daerah %legislatif* dengan masyarakat. &. ( ngsi

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH


Untuk menjalankan perannya itu, Dewan Pendidikan memiliki 4ungsi sebagai berikut. a. .endorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. b. .elakukan kerja sama dengan masyarakat %perorangan/organisasi*, pemerintah dan DP&D berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. c. .enampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat. d. .emberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada pemerintah daerah/DP&D mengenai: #* kebijakan dan program pendidikan@ * kriteria kinerja daerah dalam bidang pendidikan@ 7* kriteria tenaga kependidikan, khususnya guru/tutor dan kepala satuan pendidikan@ -* kriteria 4asilitas pendidikan@ dan !* hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan. e. .endorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan. 4. .elakukan e>aluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan. E. )rganisasi #. Keangg*taan De+an Pendidikan Keanggotaan Dewan Pendidikan terdiri atas unsur masyarakat dan dapat ditambah dengan unsur birokrasi/legislati4. Unsur masyarakat dapat berasal dari komponen-komponen sebagai berikut: a. 2embaga Swadaya .asyarakat %2S.* bidang pendidikan. b. "okoh masyarakat %ulama, budayawan, pemuka adat, dll*. c. )nggota masyarakat yang mempunyai perhatian pada peningkatan mutu d. pendidikan atau yang dijadikan 4igur di daerah. e. "okoh dan pakar pendidikan yang mempunyai perhatian pada peningkatan . mutu pendidikan. !. ?ayasan penyelenggara pendidikan %sekolah, luar sekolah, madrasah,pesantren*. ". Dunia usaha/industri/asosiasi pro4esi %pengusaha industri, jasa, asosiasi,dan lain-lain*. #. 'rganisasi pro4esi tenaga kependidikan %P=&1, 1SP1, dan lain-lain*. j. Perwakilan dari Komite Sekolah yang disepakati. Unsur birokrasi, misalnya dari unsur dinas pendidikan setempat dan dari unsur legislati4 yang membidangi pendidikan, dapat dilibatkan sebagai anggota Dewan Pendidikan maksimal --! orang. 6umlah anggota Dewan Pendidikan sebanyak-banyaknya berjumlah #9 %tujuh belas* orang dan jumlahnya harus gasal. Syarat-syarat, hak, dan kewajiban, serta masa bakti keanggotaan Dewan Pendidikan ditetapkan di dalam )D/)&".

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH


&. Ke$eng r san De+an Pendidikan Pengurus Dewan Pendidikan ditetapkan berdasarkan )D/)&" yang sekurangkurangnya terdiri atas seorang ketua, sekretaris, bendahara. )pabila dipandang perlu, kepengurusan dapat dilengkapi dengan bidang-bidang tertentu sesuai kebutuhan. Selain itu dapat pula diangkat petugas khusus yang menangani urusan administrasi. Pengurus dewan dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis. Khusus jabatan ketua dewan bukan berasal dari unsur pemerintahan daerah dan DP&D. Syarat-syarat, hak, dan kewajiban, serta masa bakti kepengurusan Dewan Pendidikan ditetapkan di dalam )D/)&". .ekanisme kerja pengurus Dewan Pendidikan dapat diidenti4ikasi sebagai berikut:

a. Pengurus Dewan Pendidikan terpilih bertanggungjawab kepada b. musyawarah anggota sebagai 4orum tertinggi sesuai )D dan )&". c. Pengurus Dewan Pendidikan menyusun program kerja yang disetujui
melalui di daerah. e. )pabila pengurus Dewan Pendidikan terpilih dinilai tidak produkti4 dalam masa jabatannya, maka musyawarah anggota dapat memberhentikan dan mengganti dengan kepengurusan baru. . Pembiayaan kegiatan operasional Dewan Pendidikan ditetapkan melalui !. musyawarah anggota. ". Untuk melaksanakan kegiatan operasional, Dewan Pendidikan dapat #. menyelenggarakan rapat yang jenis dan mekanismenya ditetapkan di dalam )D/)&". ,. Anggaran Dasar dan Anggaran R !a- Tangga Dewan Pendidikan wajib memiliki )D/)&". )nggaran Dasar sekurang-kurangnya memuat: a. b. c. d. e. 4. Dasar, tujuan, dan kegiatan. Keanggotaan dan kepengurusan. 3ak dan kewajiban anggota dan pengurus. Keuangan. .ekanisme kerja dan rapat-rapat. Perubahan )D/)&" dan pembubaran organisasi. )nggaran &umah "angga sekurang-kurangnya memuat: a. b. c. d. e. .ekanisme pemilihan dan penetapan anggota dan pengurus. &incian tugas anggota dan pengurus. .asa bakti keanggotaan dan kepengurusan. Kerja sama dengan pihak lain. Pertanggungjawaban pelaksana program kerja.

d. musyawarah anggota yang ber4okus pada peningkatan mutu pendidikan

(. Pe!.ent kan De+an Pendidikan

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH


#. Prinsi$ Pe!.ent kan Pembentukan Dewan Pendidikan harus dilakukan secara transparan, akuntabel, dan demokratis. ?ang dimaksud transparan dalam hal ini adalah bahwa Dewan Pendidikan harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, proses sosialisasi oleh panitia persiapan, kriteria calon anggota, proses seleksi calon anggota, pengumuman calon anggota, proses pemilihan, dan penyampaian hasil pemilihan. )dapun akuntabel berarti bahwa panitia persiapan hendaknya menyampaikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dana kepanitiaan. Sedangkan demokratis mempunyai makna bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mu4akat. 6ika dipandang perlu pemilihan anggota dan pengurus dapat dilakukan melalui pemungutan suara. &. Mekanis!e Pe!.ent kan Pembentukan Dewan Pendidikan diawali dengan pembentukan panitia persiapan yang dibentuk oleh bupati/walikota dan/atau masyarakat. Panitia persiapan berjumlah sekurang-kurangnya ! %lima* orang yang terdiri atas kalangan praktisi pendidikan %seperti guru, kepala sekolah, penyelenggara pendidikan* dan pemerhati pendidikan %2S. peduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan industri*. Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Dewan Pendidikan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. .engadakan 4orum sosialisasi kepada masyarakat %termasuk .ajelis Pendidikan Kejuruan Daerah, Komite Kabupaten, Komite Pendidikan 2uar Sekolah* tentang Dewan Pendidikan menurut keputusan ini. b. .enyusun kriteria dan mengidenti4ikasi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat. c. .enyeleksi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat. d. .engumumkan nama-nama calon anggota kepada masyarakat. e. .enyusun nama-nama anggota terpilih. 4. .em4asilitasi pemilihan pengurus dan anggota Dewan Pendidikan. g. .enyampaikan nama pengurus dan anggota kepada 5upati/0alikota. Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah bupati/walikota menetapkan Dewan Pendidikan. ,. Peneta$an Pe!.ent kan De+an Pendidikan <alon anggota Dewan Pendidikan yang disepakati dalam musyawarah atau mendapat dukungan suara terbanyak melalui pemungutan suara secara langsung menjadi anggota Dewan Pendidikan sesuai dengan jumlah anggota yang disepakati dari masing-masing unsur. Dewan Pendidikan ditetapkan untuk pertama kali dengan Surat Keputusan 5upati/0alikota, dan selanjutnya diatur dalam )D dan )&". .isalnya dalam )nggaran Dasar dan )nggaran &umah "angga disebutkan bahwa pemilihan anggota dan pengurus Dewan Pendidikan ditetapkan oleh musyawarah anggota Dewan Pendidikan. Pengurus dan anggota dewan terpilih dilaporkan kepada pemerintah daerah dan dinas pendidikan setempat. Untuk memperoleh kekuatan hukum,

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH


pengurus dan anggota Dewan Pendidikan dapat dikukuhkan dengan Surat Keputusan bupati/walikota. G. Tata H . ngan Antar*rganisasi Pelimpahan wewenang pengelolaan pendidikan pada daerah otonom pada jalur sekolah maupun luar sekolah sesuai dengan jenjang dan jenis, baik negeri maupun swasta, telah diatur melalui perundang-undangan serta perangkat peraturan yang mengikutinya. Selain itu setiap penyelenggaraan pendidikan dibina oleh instansi yang berwenang. Dengan demikian, kondisi tersebut berimplikasi terhadap tatanan dan hubungan baik >ertikal maupun horiAontal yang baku antara Dewan Pendidikan dengan instansi lain. 3ubungan-hubungan tersebut bisa berupa laporan, konsultasi, koordinasi, pelayanan, dan kemitraan. "ata hubungan antara Dewan Pendidikan dengan dinas pendidikan daerah otonom dan lembaga-lembaga pemerintahan lainnya yang bertanggungjawab dalam pengelolaan pendidikan, termasuk dengan Komite-komite Sekolah bersi4at koordinati4.

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH

BAB III K)MITE SEK)LAH

A.

Pengertian dan Na!a #. Pengertian Partisipasi yang berlaku pada masyarakat kita, masih belum diartikan secara uni>ersal. Para perencana pembangunan mengartikan partisipasi sebagai dukungan terhadap rencana atau proyek pembangunan yang direncanakan dan ditentukan oleh pemerintah. Ukuran partisipasi masyarakat diukur oleh berapa besar sumbangan yang diberikan masyarakat untuk ikut menanggung biaya pembangunan, baik berupa uang maupun tenaga yang diberikan kepada pemerintah. Partisipasi yang berlaku secara uni>ersal adalah kerja sama yang erat antara perencana dan rakyat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan, dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Sebagai konsekuensi perluasan makna partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, maka perlu dibentuk suatu wadah untuk menampung dan menyalurkannya yang diberi nama Komite Sekolah. Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan e4isiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah. Komite Sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non pro4it dan non politis, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stakeholder pendidikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan. &. Na!a Ditinjau dari perspekti4 sejarah persekolahan pada tingkat SD, S2"P, dan S.U/S.K di 1ndonesia, masyarakat sekolah, khususnya orang tua siswa, telah memerankan sebagian 4ungsinya dalam membantu penyelenggaraan pendidikan. Sebelum tahun #$9- masyarakat orang tua siswa di lingkungan masing-masing sekolah telah membentuk Persatuan 'rang "ua .urid dan =uru %P'.=*. Sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan jalur sekolah semakin meningkat, maka P'.= pada awal tahun #$9- dibubarkan dan dibentuk suatu badan yang dikenal dengan 5adan Pembantu Penyelenggara Pendidikan %5P7*. Pasang surut perkembangan penyelenggaraan pendidikan jalur dan jenis sekolah, tidak dapat dilepaskan dari partisipasi masyarakat, khususnya orang tua peserta didik termasuk keberadaan 5P7.

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH


Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dan hasil pendidikan yang diberikan oleh sekolah, dan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional melalui upaya peningkatan mutu, pemerataan, dan e4isiensi penyelenggaraan pendidikan, dan tercapainya demokratisasi pendidikan, perlu adanya dukungan dan peran serta masyarakat untuk bersinergi dalam suatu wadah yang lebih sekedar lembaga pengumpul dana pendidikan dari orang tua siswa. Pada saat ini, selain adanya 5P7 dibentuk pula Komite Sekolah %di beberapa sekolah yang memperoleh program khusus*, beranggotakan kepala sekolah sebagai ketua dan salah seorang guru, ketua 5P7, ketua 2K.D dan tokoh masyarakat sebagai anggota. Pembentukan komite dimaksudkan untuk menangani pelaksanaan rehabilitasi bangunan sekolah %SD dan .1*, dan pembangunan unit sekolah baru %S2"P dan ."s*, sedangkan di S.K, selain terdapat 5P7 dibentuk juga .ajelis Sekolah yang mempunyai peran menjembatani sekolah dengan industri dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem =anda %PS=*, dan 5ursa Kerja Khusus %5KK* yang merupakan kerja sama sekolah dengan Depnaker dalam pemasaran lulusan. Kondisi nyata tersebut dalam memasuki era .anajemen 5erbasis Sekolah %.5S* perlu dibenahi selaras dengan tuntutan perubahan yang dilandasi kesepakatan, komitmen, kesadaran, dan kesiapan membangun budaya baru dan pro4esionalisme dalam mewujudkan B.asyarakat SekolahC yang memiliki loyalitas pada peningkatan mutu sekolah. Untuk terciptanya suatu masyarakat sekolah yang kompak dan sinergis, maka Komite Sekolah merupakan bentuk atau wujud kebersamaan yang dibangun melalui kesepakatan %SK .endiknas Nomor +--/U/ ++ *. Komite Sekolah adalah nama badan yang berkedudukan pada satu satuan pendidikan, baik jalur sekolah maupun luar sekolah, atau beberapa satuan pendidikan yang sama di satu kompleks yang sama. Nama Komite Sekolah merupakan nama generik. )rtinya, bahwa nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing satuan pendidikan, seperti Komite Sekolah, Komite Pendidikan, Komite Pendidikan 2uar Sekolah, Dewan Sekolah, .ajelis Sekolah, .ajelis .adrasah, Komite "K, atau nama lainnya yang disepakati. Dengan demikian, organisasi yang ada tersebut dapat memperluas 4ungsi, peran, dan keanggotaannya sesuai dengan panduan ini atau melebur menjadi organisasi baru, yang bernama Komite Sekolah %SK .endiknas Nomor +--/U/ ++ *. Peleburan 5P7 atau bentuk-bentuk organisasi lain yang ada di sekolah, kewenangannya akan berkembang sesuai kebutuhan dalam wadah Komite Sekolah. B. Ked d kan dan Si%at #. Ked d kan Komite Sekolah berkedudukan di satuan pendidikan, baik sekolah maupun luar sekolah. Satuan pendidikan dalam berbagai jenjang, jenis, dan jalur

pendidikan, mempunyai penyebaran lokasi yang amat beragam. )da sekolah tunggal dan ada sekolah yang berada dalam satu kompleks. )da sekolah negeri

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH


dan ada sekolah swasta yang didirikan oleh yayasan penyelenggara pendidikan. 'leh karena itu, maka Komite Sekolah dapat dibentuk dengan alternati4 sebagai berikut:

Pertama, Komite Sekolah yang dibentuk di satu satuan pendidikan. Satuan pendidikan sekolah yang siswanya dalam jumlah yang banyak, atau sekolah khusus seperti Sekolah 2uar 5iasa, temasuk dalam ketegori yang dapat membentuk Komite Sekolah sendiri. Kedua, Komite Sekolah yang dibentuk untuk beberapa satuan pendidikan sekolah yang sejenis. Sebagai misal, beberapa SD yang terletak di dalam satu kompleks atau kawasan yang berdekatan dapat membentuk satu Komite Sekolah. Ketiga, Komite Sekolah yang dibentuk untuk beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenis dan jenjang pendidikan dan terletak di dalam satu kompleks atau kawasan yang berdekatan . Sebagai misal, ada satu kompleks pendidikan yang terdiri dari satuan pendidikan "K, SD, S25, dan S.U, dan bahkan S.K dapat membentuk satu Komite Sekolah. Keempat, Komite Sekolah yang dibentuk untuk beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenis dan jenjang pendidikan milik atau dalam pembinaan satu yayasan penyelenggara pendidikan , misalnya sekolah-sekolah di bawah lembaga pendidikan .uhammadiyah, )l )Ahar, )l 1Ahar, Sekolah Katholik, Sekolah Kristen, dsb. &. Si%at Komite Sekolah merupakan badan yang bersi4at mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan sekolah maupun lembaga pemerintah lainnya. Komite Sekolah dan sekolah memiliki kemandirian masing-masing, tetapi tetap sebagai mitra yang harus saling bekerja sama sejalan dengan konsep manajemen berbasis sekolah %.5S*. '. T j an Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar adanya suatu organisasi masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan kualitas sekolah. Komite Sekolah yang dibentuk dapat dikembangkan secara khas dan berakar dari budaya, demogra4is, ekologis, nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai potensi masyarakat setempat. 'leh karena itu, Komite Sekolah yang dibangun harus merupakan pengembangan kekayaan 4iloso4is masyarakat secara kolekti4. )rtinya, Komite Sekolah mengembangkan konsep yang berorientasi kepada pengguna % client model*, berbagai kewenangan (power sharing and advocacy model * dan kemitraan %partnership model* yang di4okuskan pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan.

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH


)dapun tujuan dibentuknya Komite Sekolah sebagai suatu organisasi masyarakat sekolah adalah sebagai berikut. 1. .ewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan. 2. .eningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. 7. .enciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan. D. Peran dan ( ngsi #. Peran Keberadaan Komite Sekolah harus bertumpu pada landasan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil pendidikan di sekolah. 'leh karena itu, pembentukannya harus memperhatikan pembagian peran sesuai posisi dan otonomi yang ada. )dapun peran yang dijalankan Komite Sekolah adalah sebagai berikut. a. Pemberi pertimbangan %advisory agency* dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan. b. Pendukung %supporting agency*, baik yang berwujud 4inansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. c. Pengontrol %controlling agency* dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. d. .ediator antara pemerintah %eksekuti4* dengan masyarakat di satuan pendidikan. &. ( ngsi Untuk menjalankan perannya itu, Komite Sekolah memiliki 4ungsi sebagai berikut. a. .endorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. b. .elakukan kerja sama dengan masyarakat %perorangan/organisasi/ dunia usaha/dunia industri* dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. c. .enampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat. d. .emberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai: #* kebijakan dan program pendidikan@ * &encana )nggaran Pendidikan dan 5elanja Sekolah %&)P5S*@ 7* kriteria kinerja satuan pendidikan@ -* kriteria tenaga kependidikan@ !* kriteria 4asilitas pendidikan@ dan 8* hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan. d. .endorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH e. .enggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan
4. penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. .elakukan e>aluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

Komite Sekolah sesuai dengan peran dan 4ungsinya, melakukan akuntabilitas sebagai berikut. a. Komite Sekolah menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program sekolah kepada stakeholder secara periodik, baik yang berupa keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program sekolah. b. .enyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyarakat baik berupa materi %dana, barang tak bergerak maupun bergerak*, maupun non materi %tenaga, pikiran* kepada masyarakat dan pemerintah setempat. E. )rganisasi #. Keangg*taan K*!ite Sek*laKeanggotaan Komite Sekolah berasal dari unsur-unsur yang ada dalam masyarakat. Di samping itu unsur dewan guru, yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan, 5adan Pertimbangan Desa dapat pula dilibatkan sebagai anggota. )nggota Komite Sekolah dari unsur masyarakat dapat berasal dari komponen-komponen sebagai berikut: a. Perwakilan orang tua/wali peserta didik berdasarkan jenjang kelas yang dipilih secara demokratis. b. "okoh masyarakat %ketua &"/&0/&K, kepala dusun, ulama, budayawan, pemuka adat*. c. )nggota masyarakat yang mempunyai perhatian atau dijadikan 4igur dan mempunyai perhatian untuk meningkatkan mutu pendidikan. d. Pejabat pemerintah setempat %Kepala Desa/2urah, Kepolisian, Koramil, Depnaker, Kadin, dan instansi lain*. e. Dunia usaha/industri %pengusaha industri, jasa, asosiasi, dan lain-lain*. . Pakar pendidikan yang mempunyai perhatian pada peningkatan mutu pendidikan. !. 'rganisasi pro4esi tenaga pendidikan %P=&1, 1SP1, dan lain-lain*. ". Perwakilan siswa bagi tingkat S2"P/S.U/S.K yang dipilih secara demokratis berdasarkan jenjang kelas. i. Perwakilan 4orum alumni SD/S2"P/S.U/S.K yang telah dewasa dan mandiri. )nggota Komite Sekolah yang berasal dari unsur dewan guru, yayasan/ lembaga penyelenggara pendidikan, 5adan Pertimbangan Desa sebanyakbanyaknya berjumlah tiga orang. 6umlah anggota Komite Sekolah sekurang-kurangnya $ %sembilan* orang dan jumlahnya harus gasal. Syarat-syarat, hak, dan kewajiban, serta masa keanggotaan Komite Sekolah ditetapkan di dalam )D/)&". &. Ke$eng r san K*!ite Sek*la-

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH


Pengurus Komite Sekolah ditetapkan berdasarkan )D/)&" yang sekurangkurangnya terdiri atas seorang ketua, sekretaris, bendahara, dan bidangbidang tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pengurus komite dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis. Khusus jabatan ketua komite bukan berasal dari kepala satuan pendidikan. 6ika diperlukan dapat diangkat petugas khusus yang menangani urusan administrasi Komite Sekolah dan bukan pegawai sekolah, berdasarkan kesepakatan rapat Komite Sekolah. Pengurus Komite Sekolah adalah personal yang ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut.

a. Dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis dan terbuka dalam
musyawarah Komite Sekolah. c. 6ika diperlukan pengurus Komite Sekolah dapat menunjuk atau dibantu oleh tim ahli sebagai konsultan sesuai dengan bidang keahliannya. .ekanisme kerja pengurus Komite Sekolah dapat diidenti4ikasikan sebagai berikut :

b. .asa kerja ditetapkan oleh musyawarah anggota Komite Sekolah.

a. Pengurus komite Sekolah terpilih bertanggungjawab kepada

musyawarah anggota sebagai 4orum tertinggi sesuai )D dan )&".

b. Pengurus Komite Sekolah menyusun program kerja yang disetujui


melalui musyawarah anggota yang ber4okus pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan peserta didik. c. )pabila pengurus Komite Sekolah terpilih dinilai tidak produkti4 dalam masa jabatannya, maka musyawarah anggota dapat memberhentikan dan mengganti dengan kepengurusan baru. d. Pembiayaan pengurus Komite Sekolah diambil dari anggaran Komite Sekolah yang ditetapkan melalui musyawarah. ,. Anggaran Dasar dan Anggaran R !a- Tangga Komite Sekolah wajib memiliki )D/)&". )nggaran Dasar sekurang-kurangnya memuat: Nama dan tempat kedudukan. Dasar, tujuan, dan kegiatan. Keanggotaan dan kepengurusan. 3ak dan kewajiban anggota dan pengurus. Keuangan. .ekanisme kerja dan rapat-rapat. g. Perubahan )D dan )&", serta pembubaran organisasi. )nggaran &umah "angga sekurang-kurangnya memuat: a. .ekanisme pemilihan dan penetapan anggota dan pengurus Komite Sekolah. b. &incian tugas Komite Sekolah. c. .ekanisme rapat. d. Kerja sama dengan pihak lain.

a. b. c. d. e. .

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH


e. Ketentuan penutup. Pe!.ent kan K*!ite Sek*la#. Prinsi$ Pe!.ent kan Pembentukan Komite Sekolah harus dilakukan secara transparan, akuntabel, dan demokratis. Dilakukan secara transparan adalah bahwa Komite Sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, proses sosialisasi oleh panitia persiapan, kriteria calon anggota, proses seleksi calon anggota, pengumuman calon anggota, proses pemilihan, dan penyampaian hasil pemilihan. Dilakukan secara akuntabel adalah bahwa panitia persiapan hendaknya menyampaikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dana kepanitiaan. Dilakukan secara demokratis adalah bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mu4akat. 6ika dipandang perlu pemilihan anggota dan pengurus dapat dilakukan melalui pemungutan suara. &. Mekanis!e Pe!.ent kan Pembentukan komite Sekolah diawali dengan pembentukan panitia persiapan yang dibentuk oleh kepala satuan pendidikan dan/atau oleh atau oleh masyarakat. Panitia persiapan berjumlah sekurang-kurangnya ! %lima* orang yang terdiri atas kalangan praktisi pendidikan %seperti guru, kepala satuan pendidikan, penyelenggara pendidikan*, pemerhati pendidikan %2S. peduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan industri*, dan orang tua peserta didik. Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Komite Sekolah dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. .engadakan 4orum sosialisasi kepada masyarakat %termasuk pengurus/anggota 5P7, .ajelis Sekolah, dan Komite Sekolah yang sudah ada* tentang Komite Sekolah menurut keputusan ini. b. .enyusun kriteria dan mengidenti4ikasi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat@ c. .enyeleksi anggota berdasarkan usulan dari masyarakat@ d. .engumumkan nama-nama calon anggota kepada masyarakat@ e. .enyusun nama-nama anggota terpilih@ . .em4asilitasi pemilihan pengurus dan anggota Komite Sekolah@ !. .enyampaikan nama pengurus dan anggota Komite Sekolah kepada kepala satuan pendidikan. h. Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Komite Sekolah terbentuk. ,. Peneta$an Pe!.ent kan K*!ite Sek*la<alon anggota Komite Sekolah yang disepakati dalam musyawarah atau mendapat dukungan suara terbanyak melalui pemungutan suara secara langsung menjadi anggota Komite Sekolah sesuai dengan jumlah anggota yang disepakati dari masing-masing unsur. Komite Sekolah ditetapkan untuk pertama kali dengan Surat Keputusan kepala satuan pendidikan, dan selanjutnya diatur dalam )D dan )&". .isalnya dalam )nggaran Dasar dan

(.

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH


)nggaran &umah "angga disebutkan bahwa pemilihan anggota dan pengurus Komite Sekolah ditetapkan oleh musyawarah anggota Komite Sekolah. Pengurus dan anggota komite terpilih dilaporkan kepada pemerintah daerah dan dinas pendidikan setempat. Untuk memperoleh kekuatan hukum, Komite Sekolah dapat dikukuhkan oleh pejabat pemerintahan setempat. .isalnya Komite Sekolah untuk SD dan S2"P dikukuhkan oleh <amat dan Kepala <abang Dinas Pendidikan Kecamatan@ S.U/S.K dikukuhkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota dan 5upati/0alikota. G. Tata H . ngan Antar*rganisasi Penyelenggaraan pendidikan jalur sekolah sesuai dengan jenjang dan jenis, baik negeri maupun swasta, telah diatur melalui perundang-undangan serta perangkat peraturan yang mengikutinya. Selain itu setiap penyelenggaraan persekolahan dibina oleh instansi yang berwenang. Dengan demikian, kondisi tersebut berimplikasi terhadap tatanan dan hubungan baik >ertikal maupun horiAontal yang baku antara sekolah dengan instansi lain. 3ubungan-hubungan tersebut bisa berupa laporan, konsultasi, koordinasi, pelayanan, dan kemitraan. "ata hubungan antara Komite Sekolah dengan satuan pendidikan, Dewan Pendidikan, dan institusi lain yang bertanggungjawab dalam pengelolaan pendidikan dengan Komite-komite Sekolah pada satuan pendidikan lain bersi4at koordinati4.

DEWAN PENDIDIK DAN KOMITE SEKOLAH

BAB I/ PENUTUP

Panduan ini merupakan acuan utama untuk membentuk dan/atau memperluas peran, 4ungsi, dan keanggotaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Dalam membentuk badan tersebut, pemrakarsa dapat berkonsultasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dapat diatur melalui Peraturan Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota. Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dapat di4asilitasi oleh "im Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah : alamat : Direktorat 6enderal Pendidikan Dasar dan .enengah, =edung ( 2antai !, 6alan 6enderal Sudirman Senayan, 6akarta, telepon : %+ #* !9 !8#7, !9 !8+;, D)E %+ #* !9 !8+;, 0eb-site : depdiknas.go.id@ e-mail : dpksFdepdiknas.go.id@ dpkp ++ Fyahoo.com

Das könnte Ihnen auch gefallen