Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
a*-.--.r*
.: g'q*&;ffiiF
USTAKAAN RSIPAN
WA
TIMUR
.48
M
3
@"nAHATLMU
Oleh
ltulade Kamlana
Hak cipta o 2011 pada penutis, bP lP Hak Cipta ditindungi undang-undang. Dilarang me'mperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronls maupun mekanis, terrnasuk rnernfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis darl penerbit.
I{ata Qengantnr
GRAHA ILMU
RukoJambusari No.7A Yogyakarta 55283
Dalam perencanaan teknis bangunqn air, seperti bangunan irigasi, bangurnan drainase, bangunan sungai dan bangunan sejenis lainnyar, banyak variabel yang berpengaruh. Salah satunya adalah debit
:CI274-889836;O275889398
:O274-889457 : info@grahailmu.co.id
rencana. Sebagai variabel terikat, debit rencana tidak saja bergantung pada variabel bebas tetapi juga bergantung pada metode yang digunakan dalam perhitungannya. Besaran debit rencana akan menentukan
dimensi hidrolis bangunan air. Ketidaktepatan dimensi hidrolis dapat rnenjadi salah satu faktor pendorong terjadinya kegagalan konstruksi.
Berkenaan dengan uraian di atas, perhitungan debit rencana menjadi bagian tahapan yang penting dalanr proses perencanaan tek-
Kamiana, I
Kamlana
Made
AIR/I
2011
MAdC
Edisi- Pertama-Yogyakarta; Graha Ilmu, xviii + 218 h1m, 1 Jil.: 23 cmlSBN: 978-97 9-"1 56-774-9
Buku ini, Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air, dimaksudkan untuk membantu pembaca dalam mempelajari perhitungan debit rencana. Di samping itu, kehadiran buku ini juga dimaksudkan urrtuk melengkapi buku-buku sejenis yang sudah beredar selama ini.
Setelah rnelalui perjalanan yang cukup panjang akhirnya buku ini tlapat selesai dan cliterbitkan sesuai dengan waktu yang ditentukan. [Jntuk itu semua, penulis mengucapkan puji syukur kehadapan
Teknik
I - Judul
I I
vit
lr:iiari vang" ,Vlah;l [sa, dan mengucapkan terirnakasih keparla setnfii] 1rrli.ri... kilususnya rekan-rekan rJ*scn i:aria KeNornpok Bidarrg Kr.-rhli;.rr tK[:i[,r Sr-rnlber [.]ava Air .iurut:;an ]'eknik Sipil i-akuitas Tekrrik t,j,iiv{x{$itri!, Pai;.lng,ka [?aya yang telair l.rer[<enan n:emllerikan koreksi d;rtr m,r,uiran dalanr prosct penyLisuniirr l:uku ini. Keg:a,la p*:ncrbi1, .vang l*i;il'i nrel-nirt:rikair kr,:srrnpaian urrtu[.,. menerbi{li;ln buku ini, Jrenulis
r.rlirrrllri.apira r r teri rrial<;rs i ir yang t ak terh
i
gga.
d;ri
i4.]mprri'n*.
C)lrl-r karr.rrl;i itu, saran perbraikan akarr diterima dengarr senarrg hati.
OffiorIsi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
lMade Kamiana
PENDAHULUAN
Bangunan Air
2.1 2.2
BAB
Rencana
HUIAN RENCANA DAN INTENSITASNYA 3.1 Pengertian Hujan Rencana 3.2 Analisis Frekuensi
13 13
14
16
3.3
Teknik Perhitungon Debil R?rutuut Bonqunon Air
26 36
52
i Distribusi Probabilitas
DAN HASPERS 4.1 Metode Rasional 4.2 Metode Melchior 4.3 Metode Weduwen 4.4 Metode Haspers
BAB
B1 B1
90 96
100 105 105
rh&orf{a6ef
HIDROGRAF SATUAN
Tabel 2.1
116 124
153 153
Contoh Hubungan periode ulang dan jumlah kejadian disamai atau dilampaui dan jumlah
kejadian yang lebih kecil dari Q, Analisa kurve massa ganda untuk soal 3.1
9
19
Analisa kurve massa ganda untuk soal 3.1 setelah koreksi data stasiun A
Perhitungan konsistensi seri data dengan Metode
RAPS untuk soal 3.2
20
21
PenelusuranHidrologis
Penelusuran Hidraulik
Tabel3.3
Tabel 3.4
DAFTAR PUSTAKA
25
215
Tabel3.5 Tabel 3.6 Tabel3.7 Tabel 3.8 Tabel3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.1 1 Tabel 3.12 Tabel 3.13
27
29
32
Perhitungan Parameter Statistik Data Soal 3.6 Perhitungan Parameter Statistik Data Soal 3.7 Pengurutan data hujan dari besar ke kecil Perhitungan nilai
262
34
37
41 41
Perhitungan nilai 12 untuk distribusi Log Normal Perhitungan nilai x2 untuk distribusi Cumbel Perhitungan nilai
2g2
42 42
Type lll
vllt
Teknik Perhitungan Debit Rencono Bongunon Alr
Tabel 3.14 Rekapitulasi nilai 12 dan 12., Tabel 3.t5 Perhitungan uji distribusi dengan Metode Smirnov-Kolmogorof untuk soal 3.9 Tabel 3.t6 Perhitungan uji distribusi dengan Metode Smirnov-Kolmogorof untuk soal 3.10 Tabel 3.17 Perhitungan uji distribusi dengan Metode Smirnov-Kolmogorof untuk soal 3.1 1 Tabel 3.tB Perhitungan u.ii distribusi dengan Metode
42
tahun
68 69 70
44
45
ulang
rencana '10 tahun
Tabel 3.33 Standar deviasi rumus Talbot, lshiguro, dan Sherman untuk berbagai periode ulang Tabel 3.34 Koordinat kurve intensitas hujan
47
176
mm
73
Smirnov-Kolmogorof untuk soal 3.12 49 Tabel 3.19 Data hujan menitan dalam krrrun waktu 10 tahun 56 Tabel 3.20 Perhitungan intensitas hujan 57 Tabel 3.21 Perhitungan standar deviasi intensitas hujan 57 Tabel 3.22 Tabel 3.23
Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 5 menit dengan Metode
Tabel 3.35
untuk soal 3.15 Tabel 3.36 Perhitungan hietograf dengan cara ABM Tabel 4.1 Angka kekasaran permukaan lahan
75 79 B4
Cumbel
Tabel4.2 Tabel4.3 Tabel4.4 Tabel4.5 Tabel4.6 Tabel4.7 Tabel 5.1 Tabel5.2 Tabel5.3 Tabel5.4 Tabel5.5 Tabel5.6
Tabel
Koefisien pengaliran (C) untuk Rumus Rasional Luas Sub DAS (A), Koef limpasan (C), panjang sungai utama (L), dan kemiringan sungai utama Perhitungan Ai Ci, tc, dan
I
85
(S)
58
87
B7 92 92 93
Tabel 3.24 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 10 menit dengan Metode Cumbel 59 Tabel 3.25 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 15 menit
dengan Metode
Perkiraan lntensitas Hujan Harian Menurut Melchior Penambahan Persentase Melchior Perhitungan hidrograf satuan nyata LK Sherman Curah hujan dan limpasan langsung Curah hujan, limpasan langsung dan hidrograf satuan soal 5.2 Perhitungan total hidrograf iimpasan langsung untuk soal 5.3 Perhitungan hidrograf satuan dengan Lagging
Cumbel
60
Tabel 3.26 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 30 menit dengan Metode Cumbel 60 Tabel3.27 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 60 menit
dengan Metode
109
112
113 115 118
Gumbel
61
Tabel 3.28 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 120 menit dengan Metode Cumbel Tabel3.29 Rekapitutasi intensitas hujan rencana dengan berbagai periode ulang dan durasi hujan Tabel3.30 Perhitungan nilai tiap suku sebagai data masukan dalam perhitungan tetapan rumus Tatbot, lshiguro,
61
Method
62
Perhitungan hidrograf shtuan; durasi hujan efektif
t,'
:2
5.7
dan Sherman
66
Perhitungan hidrograf satuan ; durasi hujan efektif t,' 3 jam dengan S Hydrograph Method untuk
soal
Doltar Tabel
Teknlk furhltungon Dcblt Rencom Eongumn Alr
5.5
123
soal
5.6
Tabel 5.10 Perhitungan nilai t dan q atau HSS SCS untuk soal
5.9
Tabel 5.t t Tabel 5.12 Tabel 5.t3 Tabel 5.14 Tabel 5.15 Tabel 6.1
Perhitunian hidrograf limpasan langsung atau Iimpasan total soal 5.9 Ordinat Q, untuk soal 5.10 HSS Cama 1 untuk soal 5.10 (sebelum dikoreksi) Koreksi HSS Cama 1 untuk soal 5.10 HSS Cama 1 untuk soal 5.10 setelah koreksi Perhitungan nilai X dan K untuk soal 6.1 Perhitungan outflow untuk soal 6.2 Tinggi air di atas spillway (H), luas waduk (A), tampungan (S), dan butflow (O)soal 0.:
Perhitungan penelusuran dengan metode LPR
147
Ooftor Qam\ar
148
150
162
166
Gambar 3.1
171
172
17
19
untuk mendapatkan outflow dan H pada soal 6.3 Perhitungan outflow dengan Model Linear Reservoir pada soal 6.4
Perhitungan outflow di
Analisa kurve massa ganda soal 3.'l Analisa kurve massa ganda setelah koreksi data stasiunA
Sketsa
21
177
dengan Kertas
Probabilitas
52 53 53 63
Cambar 3.5
Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Cambar 3.9 Gambar 3.11 Gambar 5.1 Gambar 5.2 Gambar 5.3
near-Schenr e
Curve IDF
185
3 3.'14 5
73
75 76 77
106
Hubungan t dengan to, serta hubungan i dengan U 108 Prinsip superposisi hidrograf t 0B
xll
Gambar Gambar
5.4
akibat hujan efektif tunggal untuk soal Hidrograf satuan untuk soal 5.2
5.1 5.3
t0
114 114
Gambar 5.24 Sketsa superposisi hidrograf limpasan langsung untuk soal 5.9 Gambar 5.25 Bagian-bagian HSS Cama l
140
141
Hidrograf satuan, hidrograf akibat hujan 50 mm dan 30 mm, serta total hidrograf limpasan
langsung untuk soal
5.3
11
5.8 5.9
Hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif yang berbeda Hidrograf satuan akibat hujan dengan durasi t, : 1 jam dan t, : 2 jam untuk soal 5.4
117
Cambar 5.26 Lebar DAS 0,751 (WU) dan O,ZiL (WL) dari outlet 142 Cambar 5.27 Luas daerah hulu (AU) dan luas total DAS (A) 143 '151 Gambar 5.28 Kedalaman hujan dan hidrograf limpasan soal 5.10 Gambar 5.29 HSS Camma 1 dan hidrograf limpasan soal 5.10 152 Gambar 6.1 Sketsa tekrrik penelusuran aliran sungai 154 Gambar 6.2 Skema penelusuran hidrologis, aliran masuk (inflow merupakan hidrograf rencana) dan aliran Gambar
1lg
Gambar 5.10 Penjumlahan hidrograf satuan secara kumulatif 120 Gambar 5.11 Penggeseran Kurve S(t) menjadi S,(t) atau Offset
6.3
ke luar (outflow) di satu titik tinjauan Skema penelusuran hidraulik, aliran masuk (inflow merupakan hidrograf rencana) dan aliran
155
S-hidrograf
12O 121
Gambar 5.12 Hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif t,, atau U'(t)
ke luar (outflow) pada beberapa titik tinjauan '156 Skema perhitungan dengan Muskingum Method 160 Hubungan antara S kumulatif dan Xl + (1-X)
Cambar 5.13 Hidrograf satuan akibat hujan efektif dengan durasi t, : 1 jam dan t,' : 2 jam untuk soal 5.5 122 Gambar 5.14 Hidrograf satuan akibat hujan efektif dengan durasi t, : 1 jam dan t,' : 3 jam untuk soal 5.5 123 Gambar 5.15 HSS Nakayasu 125 Gambar 5.16 Hidrograf limpasan akibat hujan setinggi 25 mm, 50 mm, 15 mm, dan hidrograf limpasan total untuk soal 5.6 Gambar 5.17 Posisi L dan L. pada suatu DAS Gambar 5.18 Hidrograf satuan Snyder Standar (tp : 5,5 Gambar 5.19 Hidrograf satuan Snyder jika to I 5,5 t, Gambar 5.20 HSS Snyder untuk soal 5.2 Cambar 5.21 HSS SCS tak berdimensi Gambar 5.22 HSS SCS untuk soal 5.9 Gambar 5.23 Hidrograf limpasan langsung untuk soal
kumulatif
165
169 175 175 180 184
1BB
Hidrograf inflow rencana dan outflow untuk soal6.2 Hidrograf inflow rencana dan outflow waduk dengan metode LPR untuk soal 6.3 Ketinggian air (H), hasil penelusuran waduk
130
13
Gambar
dengan metode LPR untuk soal 6.3 Hidrograf inflow rencana dan outflow untuk
t,)
131
132 134
136 139
soal 6.4 Gambar 6.10 Pembaganan diferensi hingga persamaan (6.38) sld (6.a1)
Cambar 6.11 Hidrograf inflow rencana (l) dan outflow (e) di titik 2,3, dan 4 untuk soal 6.5
5.9
140
I)ulltu Gonbor
(iarnbar 6.12 Muka air pada saat awal (0 jam), 3 jam, 6 jam, dan 9 jam di titik 1 (0 m), titik 2 (5000 m), titik (10000 m), dan titik 4 (15000 m)
Gambar 5.13 Hidrograf debit saluran di titik i: 1,2,3, dan 4 untuk soal
189
195
6.6
Aoftor Lampiran
Qu,,,,,
d"n
Ru,n,, sisi
201
Tabel Nilai tc
(1u,,,,,)
202
203 203
2O4
Nilai Reduced Mean (Yn) Lampiran 3.4 Tabel Nilai Reduced Variate (Y,) Lampiran 3.5 Tabel Nilai Variabel reduksi Gauss Lampiran 3.6a Tabel Faktor frekuensi K, untuk Distribusi Log Pearson Type lll (C atau Cs positiO lampiran 3.6b Tabel Faktor frekuensi K, untuk Distribusi Log Pearson Type lll (C atau Cs negatifl tampiran 3.7
Lampiran 3.8 Lampiran 3.9 Lampiran 4.1 Tabel Nilai parameter Chi-Kuadrat Kritis, 12., (uji satu sisi) Tabel Nilai AP kritis
205 206
2O7
Smirnov-Kolmogorof
208
Tabel Luas Wilayah di bawah Kurve Normal 2Og 213 Grafik koefisien perbandingan curah hujan
xvt
Qenf,afiuluan
sipil umumnya
dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: kelompok bangunan air, kelompok bangunan transportasi, dan kelompok bangunan gedung.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa yang dimaksud de-
ngan bangunan air adalah bangunan sipil yang tujuan dan fungsinya untuk memanfaatkan, mengatur, dan mengendalikan air, baik aliran-
dalamnya. Bangunan air umumnya relatif lebih bersifat masif dibandingkan dengan bangunan gedung misalnya, dan bentuk permukaannya dibuat lengkung untuk menghindari kontraksi air. Kelompok bangunan air cukup banyak, diantaranya: bangunan sungai, bangunan irigasi, bangunan drainase, bendungan, pelimpah, bangunan tenaga airlPLTA.
Bangunan sungai adalah bangunan air yang berada di sungai dan dimaksudkan sebagai bangunan pengatur dan perbaikan sungai serta pengendalian banjir. Beberapa contoh bangunan sungai yang dimaksud yaitu: normalisasi, krib, perkuatan tebing sungai, tanggul, ambang, pintu air, saluran penyalur banjir/kanal banjir, kolam penampung banjir sementara, dan stasiun pompa.
di
Bangunan irigasi adalah bangunan air yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air untuk pertanian yang disalurkan dan dibagibagikan secara terencana ke persawahan atau perladangan kemudian d i buang setelah d ipergunakan sebai k-baiknya. Bangunan i rigasi terd i ri dari bangunan utama dan bangunan jaringan irigasi.
Bangunan utama irigasi dimaksudkan sebagai bangunan pengambil air kemudian untuk dialirkan ke areal persaw,ahan melalui jaringan irigasi. Bangunan utama irigasi dapat berupa bendung atau bangunan
pengambilan bebas. Jika muka air sungai lebih rendah sawahan yang akan diairi maka bangunan utama irigasi bendung. Sebaliknya jika muka air sungai lebih tinggi sawahan yang akan diairi maka bangunan utama irlgasi bangunan pengambilan bebas.
Tubuh bendungan uthma, bendungan pengelak, terowongan pengelak, dan spillway adalah merupakan komponen-komponen bangunan yang biasanya terdapat dalam suatu bendungan.
Bendungan dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu: bendungan beton dan bendungan urugan. Bendungan beton adalah bendungan yang bahan konstruksi tubuh bendungan utamanya adalah beton. Bentuk bendungan beton dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Bangunan jaringan irigasi terdiri dari saluran pembawa, saluran pembuang, bangunan sadap, dan bangunan pembagi. Di samping itu, karena terkendala topografi dan faktoi-faktor lainnya, dalam jaringan
irigasi diperlukan juga bangunan-bangunan penunjang agar air dapat dialirkan dengan lancar, seperti: bangunan terjun, talang/jembatan air, gorong-gorong, dan si pon.
Bangunan drainase adalah bangunan air yang ditujukan untuk mengendalikan kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, aliran air dari hulu dan hilir, pada suatu kawasan seperti: kawasan
bendungan gaya berat, bendungan busur, dan bendungan berpenopang. Bendungan urugan adalah bendungan yang bahan konstruksi tubuh bendungan utamanya adalah timbunan batu dan tanah.
Dalam pembangunannya, karena kondisi alam memungkinkan atau mengharuskan, maka dapat saja dalam suatu bangunan bendungan terdapat lebih dari 1 jenis bendungan. Sebagai contoh jenis
permukiman, perdagangan, perindustrian, perkantoran, bandara, Iapangan olah raga, dan kawasan pertanian. Pengendalian kelebihan air yang dimaksud dapat dilakukan melalui upaya meresapkan, menaffrpung sementara, dan mengalirkan air ke suatu tempat namun dengan tidak menimbulkan dampak negatif yang baru (dampak negatif yang baru diupayakan sekecil mungkin).
Bangunan drainase, secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: kelompok bangunan utama dan bangunan penunjang.
bandungan melengkung dapat menggabungkan kekuatan gaya berat dan busur dalam menjaga kestabilan. Bendungan yang panjang dapat dibuat dari beton pada bagian sungainya, termasuk spillway dan pintupintu air pembuangnya, sedangkan sisa panjangya merupakan sayap bendungan yang terdiri dari urugan batu dan tanah.
1.2
DEBIT RENCANA
Agar dalam tahapan pelaksanaan proyek konstruksi bangunan sipil dapat berjalan lancar dan hasilnya dapat memberikan manfaat yang seoptimal mungkin maka salah satu tahapan kegiatan yang dilakukan adalah tahapan perencanaan teknis.
Jaringan saluran drainase merupakan bangunan utama. Sedangkan bangunan terjun, talanlembatan air, gorong-gorong, sipon, kolam
Teknik Perhilungon Deltil Rt'utunu lkurgrtnrut Ait Pendohuluan
Perencanaan teknis suatu bangunan air dapat ditinjau dari beberapa aspek, diantaranya aspek sti'uktur dan aspek hidrolis. Peren-
canaan dari aspek struktur dimaksudkan agar bangunan air kokoh terhadap gaya-gaya yang beker.ia. Perencanaan dari aspek hidrolis dimaksudkan agar bangunan air mampu mengalirkan debit tertentu dengan aman tanpa menimbulkan kerusakan pada bangunan air yang
bersangkutan. Beberapa data yang diperlukan dalam perencanaan bangunan dari aspek hidrolis adalah: data karakteristik daerah pengaliran
perhitungan debit rencana. Buku ini dibagi dalam 5 bab. Masingmasing bab isinya adalah sebagai berikut:
Bab
1: Pendahuluan
Dalam bab ini dijelaskan pengertian bangunan air, jenis-jenis bangunan air dan fungsinya. Selanjutnya, dijelaskan pula bagaimana peran debit rencana dalam perencanaan suatu
air
Bab
2:
(data topografi dan data tata guna lahan), data iklim, data curah hujan,
Bab 2 akan menguraikan pengertian debit rencana serta pengertian-pengertian lainnya yang terkait dengan debit rencana. Di samping itu, Bab 2 akan menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan metode perhitungan debit rencana.
3:
Bab
4:
Metode perhitungan debit rencana cukup beragam sesuai dengan ketersediaan data. Namun dalam buku ini yang disajikan hanya
beberapa metode yang data masukannya berkaitan dengan data hujan dan data karaktersitik daerah pengaliran.
Bab
Salah satu data masukan dalam perhitungan debit rencana pada Bab 4 adalah hujan rencana dan intensitasnya. Oleh karena itu, Bab 3 akan menjelaskan cara analisa dan pengujian data hujan, cara penggunaan distribuSi probabilitas dalam perhitungan hujan rencana, cara pengujian hasil perhitungan hujan rencana, dan perhitungan intensitas hujan rencana. Metode Rasional, Weduwen, Melchior, dan Haspers. Bab 4 akan menjelaskan cara perhitungan debit puncak atau debit rencana berdasarkan metode Rasional, Weduwen, Melchior, dan Haspers. Bab inijugaakan menjelaskan batasanbatasan penggunaan masing-masing metode tersebut. Hidrograf Satuan. Bab 5 akan menjelaskan pengertian hidrograf, asumsi dan dalil yang mendasari penurunan hidrograf satuan, cara-cara menurunkan hidrograf satuan nyata dan hidrograf satuan sintetis serta cara-cara menggunakan masing-masing metode hidrograf satuan dalam perhitungan debit rencana.
5:
1.3
Buku iniditulisdengan maksud sebagaisalah satu buku pedoman bagi pembaca dalam mempelajari hidrologi terutama dalam bagian
fundohuluon
Bab
6:
Penelusuran Debit Rencana. Jika hidrograf debit rencana cara sudah diketahui pada suatu titik tinjauan di sungai atau saluran maka hidrograf debit di titik tinjauan lainnya, dalam kondisi tertentu, dapat ditentukan tanpa melakukan pengukuran langsung, yakni dengan teknik penelusuran. Bab 6 akan menjelaskan teknik peneluruan tersebut mulai dari pengertiannya hingga cara-cara yang dapat
dipergunakan untuk perhitungan. Metode penulisan isi masing-masing bab adalah: uraian mengenai pengertian dan rumus-rumus yang terkait dengan topik bab atau sr,rb bab serta contoh-contoh perhitungan secara rinci. -oo0oo-
{Penge rtian
fan Qemififran
Debit rencana (Qr) adalah debit dengan periode ulang tertentu (T) yang diperkirakan akan melalui suatu sungai atau bangunan air. Periode ulang adalah waktu hipotetik di mana suatu kejadian dengan nilai tertentu, debit rencana misalnya, akan disamai atau dilampaui 1 kali dalam jangka waktu hipotetik tersebut. Hal ini tidak berarti bahwa ke.iadian tersebut akan berulang secara teratur setiap periode ulang tersebut.
Contoh:
Misalnya debit rencana dengan periode ulang 5 tahun (Qr) : 10 m3/detik, tidak berarti debit sebesar 10 m3/detik akan terjadi secara periodik 1 kali setiap 5 tahun, melainkan setiap tahunnya ada kemungkinan terjadi 1/5 kali terjadi debit yang besarnya yang sama atau lebih dari 10 m3/detik. Artinya dalam 5 tahun ada kemungkinan 1 kali terjadi debit
yang besarnya sama atau lebih dari 10 m3/detik. Dalam 10 tahun ada
kemungkinan 2 kali terjadi debit yang besarnya sama atau lebih dari 10 m3/detik.
3.
Peluang terjadinya
L:.
berikut:
r(Q<Q,) :
(1
-1,/5) xiilu%:{]ti,i,i,
$L,'jr,:
P(Q>Qr) :
rx100%
(2.1)
x5
4 kali.
dengan P : peluang('1.);T : periode ulang (tahun); Q : debit (m3/detik); Q, : debit rencana dengan periode ulang T (m3/ detik).
i-.
Da[am kurun waktu 5 tahun, 10 tahun, dan Zt] tahur: iurnialr kejadian Q * q, dan jurmlah kejarJian Q < Q, arJ,rlah:
4. 5.
PeluangQ
P(Q
< Qrsetiap
1
2.I Contoh tlubungan periode ulang dan yirin/ah kerjadlan disamai atau dilarnp aui dan jumlah kejadian yang lt:blh kecif riuri Q
-label
< Q-) : tt 100% 1)x Risiko atau peluang Q > Q, paling tidak 1 kali dalam
tahun beru rutan adalah: P(Q
rentang n
> Q,)" :
1- (1
- 1 ;'*
T
too%
(2.3)
i . I lumiah keiaclian Q ( (1, r',-------'---'j---"*"x Ys*-- _l___ _ Q>Q. __ _- _ 20%x5:lkalr_ _t__ 4kalr laO?" yS __ 2}nloy.10 : 2kalr I 80"1,,x10 * Bkalr *_,- }i 20"1"x20:4kali Ia0?" x20: 16kali
fumiahkeiadian 'f I [
r
_ _ -.1
Contoh soal 2:
JikaQr:100
Peftanyaan:
m3/detik.
saluran atau digunakan sebagai data masukan dalam mendimensi profil melintang saluran.
Pertanyaan:
a. b.
(,"
'l tahun?
kali dalani
1 l<ali dalam
a. b. c. a.
Berapakah peluang Q > Q, setiap tahun? Berapa peluang Q < Q, setiap tahun? Berapa jumlah kejadian
kejadian
Q<
Q,
tahun?
jawaban:
a. b. c.
> Qu)': l- (1 - (1/5))1 x 1oo% : 20% > Qri': 1- (1 - (1/5))s x 100% : 67,23ot', > Qr)'o : 1- (t * (l/S))to x 100% "- 89,?.6'/o
tahun:2Oolox5:1kali.
Teknik Perhitungan Debit Rencotto Bongunon Air
2.2
l.;tN(lAfvA
l'r'rretap:rn masing-masing metode dalam perhitungan debit rt)ncana, secara umum bergantung pada ketersediaan data. Data yang climaksud antara lain data hujan, karateristik daerah aliran, dan data tiebit. Ditinjau dari ketersediaan data hujan, karateristik daerah aliran, dan data debit, terdapat 6 kelompok metode perhitungan debit rencana, yaitu:
i
4.
dalam selang 1 tahun di atas ambang tertentu dan hanya cocok untuk data yang didapat dari pos duga air: otomatik" Metode empiris. Metode ini dipergunakan apabila data hujan dan karateristik daerah aliran tersedia. Contoh metode yang termasuk dalam kelompok metode iniadalah:
"
Metode analisis probabilitas frekuensi debit banjir. Metode ini dipergunakan apabila data debit tersedia cukup panjang () 20 tahurr), sehingga analisisnya dapat dilakukan dengan distribusi probabilitas, baik secara analitis maupun grafis. Sebagai cr:ntoh distribusi probabilitas yang dimaksud adalah:
o e r e o
5.
Rasional.
Weduwen.
Haspers.
" o o
2"
Distribusi probabilitas Cumbel. Distribusi probabilitas Log Pearson. Distrihusi probabilitas Log Normal.
Metode analisis regresiMetode ini menggunakan persaman-persamaan regresi yang dihasilkan lnstitute of Hydrology (loH) dan Pusat Penelitian dan Pengernbangan Pengairan, yaitu didapat dari data hujan dan karakteristik daerah pengaliran sungai (DPS), selanjutnya untuk banjir dengan periode ulang tertentu digunakan lengkung analisis regional.
20 tahun dan
>
10 tahun maka
6.
Prinsip dari metode analisis regional adalah dalam upaya memperoleh lengkung frekuensi banjir regional. Kegunaan dari lengkung frekr-rensi banjir regional adalah untuk menentukan besarnya debit rencana pada suatu daerah pengaliran yang tidak memiliki data debit.
Model matematika. lvletode ini dipergunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan lebih panfang dari pada pengamatan data debit, selanjutnya untuk memperpanjang data aliran yang ada digunakan model matetatika kemudian besar debit banjir rencana dihitung dengan analisis frekuensi atau menggunakan distribusi probabilitas, contohnya: Cumbel, Log Pearson, dan Log Normal.
-oo0oo-
3.
Metode puncak banjir di atas ambang. Metode ini dipergunakan apabila data debit yang tersedia antara 3-10 tahun. Metode ini berdasarkan pengarnbilan puncak banjir
t0
Air
1t
dan Intensitasrqta
f{ujon funcana
3.1 PENGERTIAN HUJAN RENCANA 1. Hujan rencana (X.) adalah hujan dengan periode ulang teftentu
2.
di suatu daerah pengaliran. waktu hipotetik Periode ulang adalah di mana suatu kejadian dengan nilai tertentu, hujan rencana misalnya, akan disamai atau dilampaui 1 kali dalam jangka waktu hipotetik tersebut. Hal ini tidak berarti bahwa hujan rencana akan berulang secara teratur
(T) yang diperkirakan akan terjadi
Contoh: Misalnya hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun (Xs):10 mm, tidak berarti hujan sebesar 10 mm akan terjadi secara periodik 1 kali setiap 5 tahun, melainkan setiap tahunnya ada kemungkinan terjadi 1/5 kali terjadi hujan yang besarnya sama atau lebih dari 10 mm.
Artinya dalam 5 tahun ada kemungkinan 1 kali terjadi hujan yang besarnya yang sama atau lebih dari 10 mm. Dalam 10 tahun ada kemungkinan 2 kali terjadi hujan yang besarnya sama atau lebih dari
10 mm.
3.
Peluang terjadinya X
berikut: P(X
Berdasarkan persamaan (3.4), dapat dilihat bahwa nilai X akan makin bresar jika nilai P makin kecil. Artinya, rnisalkan X adalah hujan,
>
: X") .T (
lx 100%
(3.1)
dengan p : peluang (1");T : periode ulang (tahun); X : hujan (mm); Xr - hujan rencana dengan periode ulang T (mm).
makin besar curah hujan maka frekuensi kejadiannya makin kecil. Atau frekuensi hujan yang sangat iebat adalah lebih kecil dibandingkan dengan frekuensi hujan yang bukan lebat.
Dalam analisis frekuensi suatu kejadian (hujan atau debit) diperIukan seri data (hujan atau debit) selama beberapa tahun. pengambiran seri data untuk tujuan analisis frekuensi dapat dilakLrkan dengan 2 metode, yaitu;
4.
Peluang X
P(x
< xr) -
1oo% *,* T
(3.2)
a.
-serie-s).
5.
P(x
>
Xr)n
* roo?o - 1- (1 - l,^ T
Metode ini digunakan apabila clata yang tersedia kurang dari '10 tahun runtut waktu" Dalarn metode ini, ditetapkan dulu batas bawah suatu seri data. Kemudian semua be:;aran data yang lebih besar dari batas bawah tersebut diambil menjadi bagian serr
data.
(3.3)
6.
Pengambilan batas bawah dapat dilakukan dengan sistenr pering,kat. Caranya adalah dengan mengambil semua besaran data yang cukup besar kemudian diurut dari besar ke kecil. Data yang diambil untuk kepentingan analisis adalah sesuai dengan pan.iang clata dan diambil dari besaran yang paling besar.
b.
x
X
-] P
(3.4)
Keterangan rumus:
Metode ini digunakan apabila data yang tersedia lebih dari 10 tahun runtut waktu. Dalam metode ini, hanya data maksimum yang diambil untuk setiap tahunnyq, atau hanya ada 1 data setiap tahun.
Akibat dari metode pengam[rilan seri data maksimum tahunan adalah data terbesar ke dua dalam suatu tahun yang lebih besar
otnt dtttr lttl eutil rtsrtytt
t
14
I lrtJrut Rotx
t/.
,n
4.tll l. h-'-l.rl
rt ; it
'i irrtill
\,,
niiainya clari .lata le;[re:,ar patizr iahun ]i.llr8, ld;l) rrrerrjadi ticlak drperhrtungkan d.ti.int .rnal isis.
atau membagi data sebelum atau sesudah perubahan/patahan) dengan faktor koreksi:
3.3 PENGUJIAN
SERI DATA
g
o
Keterangan rumus:
(3.s)
Beberapa rangkaian pengujian dilakuan terhadap seri data (data hujan atau data debi0 yang terkumpul sebelum digunakan sebagai data masukan dalam analisis frekuensi, 2 diantaranya adalah uji konsistensi
: o:
B
a. . r .
Uji Konsistensi Uji konsistensi data dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran data lapangan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor:
Spesifikasi alat penakar berubah. Tempat alat ukur dipindah. Perubahan lingkungan di sekitar alat penakar.
.'/ /a
.. /B .lz-
a-'
Jika dari hasil pengujian ternyata data adalah konsisten artinya tidak terjadi perubahan lingkungan dan cara penakaran, sebaliknya jika ternyata data tidak konsisten artinya terjadi perubahan lingkungan dan cara penakaran.
A (yang diuii)
Cara pengujian konsistensi data hujan dapat dilakukan dengan beberapa cara, d iantaranya:
a.'l Metode Curve Massa Ganda Dalam metode ini nilai.kumulatif seri data yang diuji (stasiun A rnisalnya), dibandingkan dengan nilai kumulatif seri data dari stasiun referensi (stasiun B misalnya). Stasiun referensi dapat
berupa rerata dari beberapa stasiun di dekatnya.
(RApS)
Dalam metode ini, konsistensi data hujan ditunjukkan dengan nirai kumulatif penyimpangannya terhadap nilai rata-rata berdasarkan persamaan berikut:
Nilai kunrulatif seri data digambarkan pada grafik sistem koordinat kartesius (X-Y). Kurve yang terbentuk kemudian diperiksa untuk melihat perubahan kemiringan.
lika kurve berbentuk garis lurus artinya dataA konsisten. Sebaliknya
sr*
k, : Xf
i=1
V)
(3.6)
\z
Iv
H'l
(3.7)
iik.r '" ,,rl,rt.r A tidak konsisten dan perlu dilakukan koreksi (mengalikan
:0makaSu.:0
Ih
tsttyo
Jika persamaan (3.6) dibagi dengan deviasi standar (Dy) maka akan diperoleh Resca/edA diusted Partial Sums (RAPS) atau dirumuskan
Contoh soal 3.1: Diketahui pencatatan data hujan di stasiun A, B, dan C selama kurun waktu 10 tahun adalah seperti Tabel (3.1). Lakukanlah uji konsistensi data hujan stasiun A dengan Metode Kurve Massa Canda. Tabel 3.1 Analisa kurve massa ganda untuk soal 3.1
sebagai berikut:
..*
JK
su*
(3.8)
Dy
D.2: . :
l-l
igtflN
_\"
(3.e)
Tahun
Re.ala Stasiun
BdanC
Kumulatif stasiun
A
Referensi
A 2007
110 156
c
85 s9 94
73
60
76
110,00
266,O0
453.OO
72,50
r40,00
236,50 350,50
L : Y : N : Sn.. : Dy :
Su*
: nilai kumulatif
penyimpangannya terhadap nilai rata-rata. Y ke-i. nilai data nilai Yrata-rata. jumlah data Y. Resca/ed Adjusted PartialSums (RAPS). deviasi standar seri data Y.
R
t87
122
90 67
BB
99
155
7B
575,00
97
66s,00
732,00 820,00 897,00
438,00
557,50
673,sO
756,OO
2002
200'l 2000
900 800
95 65
144
167 79
19,50
116,00 82,50
77
86
Setelah nilai Su.' diperoleh untuk setiap k, tentukan nila Q dan terhitung dengan rumus:
2000
'd
L
a:
o o
lSu"l-aLs
atau R
c o
E
700
5k'. maks
Su.'min
e
o o
.A
600 5@ 400
300
Bandingkan, untuk jumlah data (N) dan derajat kepercayaan (o) tertentu, nilai-nilai di bawah ini: Q terhitung dengan Qu,n,, R terhitung dengan Ru,,,,,. Nilai Qu,,,,. dan Ru,no dapat dilihat dalam Tabel
{3.1).
2004
. ,.
g
E
3 2W
100
di
Lampiran
lika:
900
o r
Q terhitung ( Rterhitung {
Qu,.,., atau
Ru,n,,.
Rt nt
,9
Berdasarkan Cambar (3.2) perubahan kemiringan kurve terjadi setelah tahun 2005. Oleh karena itu, data stasiun A dari tahun sebelum atau sesudah tahun 2005 harus dikoreksi. Berdasarkan Cambar (3.2) diperoleh:
'6
1000 900
cr :
$ o i p
s
a
800
zoo
uoo soo
40O
_
B: _
236,5-72,5
453
0,48
E E : Y
1,17
100c
q
tl
117
0,48
2,44
Cambar 3.3 Analisa kurve massa ganda sete/ah koreksi data stasiun A Berdasarkan Cambar (3.3), terlihat tidak terjadi perubahan kemiringan kurve secara berarti, jika dibandingkan dengan Cambar (3.2). Sehingga data stasiun A pada Tabel (3.2) menjadi konsisten.
Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap data stasiun A dari 2005 sld 2OO7 dengan cara membagi data tersebut dengan faktor koreksi sehingga diperoleh data seperti Tabel (3.2) dan Cambar (3.3)'
Tabel 3.2 Analisa kurve rnassa ganda untuk soal 3.1 setelah koreksi data stasiun A
Data hujan harian maksimum
Contah soal 3.2: Diketahui seri data hujan tahunan seperti tercantum dalam kolom (2) Tabel (3.3). Tentukan apakah seri data tersebut konsisten atau tidak
berdasarkan Metode RAPS.
fahun A
2007 2006
2005
?00.4
Stasiun
Kumulatif stasiun
A
Referensi
45,1 3
c
85
59
45,13'
64,OD4
60
76
v2,io
67,50
Tabel 3.3 Perhitungan konsistensi seri data dengan Metode RAPS untuk soal 3.2
K
76,72*
122,OO
99
155
7B
94
7)
q-7
96 50 11400
B7
r
v.
Y.. Y
(3) 100 -101 7,85
su*
D2 v
(s) 86334,23 4326.16 26,54
49132 ,3
I
su*
2003
90,00 67.00
i0
2002
;
95 65
1.44
19,50 82,50
557.54
67
(1)
I 2
a
.1
(2)
1
1
(4)
!1111
88,00
77.OQ
167 79
116 00
.,rl( )f)
86
756.OO
890
227,85
17,85
767 "85
,l
t00
382,'l s
(t
-912,85
1t.\7
l'ro
t,ttsiltttrtytt
!.1
-)562,08 l.lri9,92
3,14
'I
.83
lttjott
o
Dx v
(5) (6) s** *
Kolom
(6)
Sk
So'
Y,'Y
(3) 502.1 5
sr*
(4)
%Dv
kolom (O
(1) 8 9
(2)
Q
2620
2184 3925 1470
1
terhitung
21013.21 364,69
?7
-1,21
1,1 3
lt-..1
maks
3,14.
66,15
807,1 5
l0
'I
1
)150.42
3405,51
1,09
Berdasarkan Tabel pada Lampiran (3.1), jika jumlah data adalah 13 dan derajat kepercayaan 5% maka nilai:
't2
13
2320
't678
0,00
Total
27532
5,08
r
a
* f,
:1,41f
xJG
Nirai
v- ;[N - 223: 13
-
Qterhitung(Qu,uu.
maka seri data hujan pada Tabel (3.3) adalah konsisten.
.
. . . . .
D,,
Dv
: *+ N i-r
:
:66s2s4,14.
815,63.
(665254,1410's
Kolom (3) : kolom (2)- V Kolom (4) baris pertama : persamaan (3.6) pada saat k:1 sehingga : kolom (3) baris pertama. Kolom (4) baris ke dua : kolom (4) baris pertama + kolom (3) baris ke dua. Kolom (4) baris ke tiga - kolom (4) baris ke dua + kolom (3) baris ke tiga. Kolom (4) baris ke empat : kolom (4) baris ke tiga + kolom (3) baris ke empat. Kolom (4) baris ke lima dan seterusnya, cara perhitungannya arlalah sama. Kolom (5) persamaan (-]"8).
Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah seri data yang terkumpul dari 2 stasiun pengukur yang berada di dalam suatu daerah pengaliran atau salah satu berada di luar daerah pengaliran yang bersangkutan berasal dari populasi yapt r"*.
atau bukan. Pengujian homogenitas suatu seri data dilakukan dengan Metode Uji-t, yang rumusnya sebagai berikut:
t:
E&)
11 o _+_
Nr
N2
1l)
(3.1 0)
(3.1 1)
ono clon
lr
l t, rts l l
osnyo
23
I(*,, -I,F
,,,
(3.12)
Kolom
(3) 11,63
Kolom
(4)
1
Stasiun
(Xr)
Kolom
(5) -0,93
Kolom
"'
(3.13) (3.14)
1
0\
o,85 20,0r
0,53 137,52 2,98 137,52 279,78 2.94 2330,31 390,98 29,96 199,56 913,65
2 3
120,00 't49,20
1
35,33 68,34
dk-Nr+Nz-2
Keterangan - rumus (3.10 s/d (3.14):
00,1 0
4,47
-o,73 11,73 1,73 11.73 -16,73 1,73
4
5
6
7
: Xr : X2 : Nl N2 : o S,' Sr' dk t o
40,53 20,93
variabel -tterhitung. rata-rata hitung sampel ke.l. rata-rata hitung sampel ke'2. jumlah sampel set ke-1. jumlah sampel set ke.2. deviasi standar. varian sampel set ke-l. varian sampel set ke-2. derajat kebebasan.
438,20 19s0,70
36,81 9241 ,61
1
90,00 140.00
I 1,50
9
10
11
r
44,17
-6,O7
204,50
96,'t3
-27 _97
12 13 "t4 15
-98,27
0,50
-97,87 -97,57
65,!I
12,77 4524,59
10,80
3,57
I
x
Kolom (3)
1625,50 108,37
Berdasarkan hasil perhitungan nilai t (menggunakan persamaan 3.10 s/d 3.14), akan diperoleh 2 kemungkinan yaitu:
t terhitung > t, atau t kritis; artinya kedua sampel yang diuji tidak berasal dari populasi yang sama. . t terhitung < t, atau t kritis; artinya kedua sampel yang diuji berasal dari populasi yang sama. Nilai t, dapat dilihat pada Lampiran (3.2).
Contoh soal 3.3:
(X,
X,l
Berdasarkan Tabel (4.4) diperoleh nilai-nilai: S,, 52, o, t, dan nilai dk sebagai berikut:
Diketahui data curah hujan harian maksimum (mm) dari Stasiun A dan Stasiun B, seperti tercantum dalam kolom (2) dan kolom (5)Tabel (3.4). Hitung tingkat homogenitas data hujan tersebut dengan Metode uji-t.
sr: >(*,,
&)'
N'l
1/2
71463,6133 15-1
:71 ,4461
24 Teknik Perhitungan Deblt Renunn Bongunan Air
lltt jttn
Rt,tt< tttttt
J2
Il*,, &)""
N1
1
distribusi probabilitas kontinu yang sering digunakan, yaitu: Cumbel, Normal, Log Normal, dan Log Pearson Type lll.
Penentuan jenis distribusi probabilitas yang sesuai dengan data dilakukan dengan mencocokkan parameter data tersebut dengan syarat masing-masing jenis distribusi seperti pada Tabel (3.5).
4524,5895
'''
15
:17,9773
N, s,' + N, 5r'
112
Distribusi
Cumbel
Persyaratan
N1+Nr,
15 x V1,44612 + 15 x 17 ,97732 il2
c.
Ck
: :
1,14 5.4
15+15
:53,9232
Normal
Log Normal Log Pearson
Ct=o
Cu=3
C:C3+3C
Cr:
C"u
lll
1
15
tt2
:
dk:
15 -+-
0,8451
i-1
!x,
X)'
2)(S)3
N, + N, -2
:28.
o
Koefisien kurtosis (Ck)
(n 1)(n
n'
(3.1s)
Dari Tabel Nilai t kritis untuk Distribusi-t uji dua sisi (lihat Lampiran 3.2), dapat dilihat bahwa untuk dk : 28 dan derajat kepercayaan cr, : 5"/o atau to.o, diperoleh nilai t tabel : 1 ,7O1.
Oleh karena t terhitung < t tabel maka dapat disimpulkan bahwa seri data hujan dari stasiun A dan stasiun B pada Tabel (3.4) adalah homogen atau berasal dari satu populasi.
:
(n
lX,
I
X)'
3XS)o (3.1 6)
1)(n 2)(n
n
o X:
./Ji
i-1
(3.17)
n
9.4
DISTRIBUSI PROBABILITAS
Dalam analisis Frekuensi data hujan atau data debit guna memperoleh nilai hujan rencana atau debit rencana, dikenal beberapa
leknik Perhitungon Deltit Rencano Bongunan Air
X, x),
n'l
(3.18)
27
lawaban soal 3.4: 1. Hitung paramater statistik data seperti Tabel (3.6):
Tabel 3.6 Perhitung,an Parameter Statistik
No
(1)
1
(xi-x)
(3)
(xi-x),
(4)
meyakinkan, atau jika tidak ada yang memenuhi persyaratan pada Tabel (3.5) maka peng8unaan suatu distribusi probabilitas biasanya diuji dengan metode Chi-Kuadrat atau Smirnov Kolmogorov.
2 3
a.
Distribusi Probabilitas Gumbel Jika data hujan yang dipergunakan dalam perhitungan adalah berupa sampel (populasi terbatas), maka perhitungan hujan rencana berdasarkan Distribusi Probabilitas Cumbel dilakukan dengan rumus-rumus berikut.
4
5
6
7
8
9
lo
T
83,00 125,00 1 00,30 141 ,40 B0,00 101,60 131,20 80,00 96,20 't 21,00 1059,70
4,37
25,23 25,97 -9,77 15,03
527,62 362,14 32,15 1255,29 674,44 19,10 636,55 674,44 95,45 225,90 4503,08
Xr:X+SxK
Keterangan rumus:
(3.19)
a.
\ X S : K Yt 5n Yn =
hujan rencana atau debit dengan periode ulang T. nilai rata-rata dari data hujan (X). standar deviasi dari data hujan (X). faktor Frekuensi
i-l
cumbel: K
: I= Y'
sn
1059,7 't0
(3.20)
'105,97 mm.
b.
reducedvariate:-Ln-LnT-l
T
(3.21)
Standar Deviasi
(S):
nilai Y, bisa ditentukan berdasarkan Lampiran (3.4). Reduced standard deviasi (lihat Lampiran 3.3). Reduced mean. (lihat Lampiran 3.3).
S:
4503,09'10
Diketahui data hujan harian maksimum dalam 10 tahun pengamatan seperti tercantum dalam kolom (2) Tabel (3.5). Hitunglah besarnya hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun berdasarkan Distribusi Probabilitas Cumbel.
28 Teknik Perhitungon Debit Rencona Eongunon Air
10
22,37.
29
2.
Hitung
Y.
lawaban soal3.5: 1. Hitung parameter statistik data (lihat Tabel 3.6), diperoleh: a. Harga rata-rata (X): +-
tahun didapat:
i=l
n,
1059,7
10 105,97 mm. b. Standar Deviasi
(S):
*:
3.
Yt-Yn :1,0579.
129,63 mm.
2.
S:
Hitung nilai K,
i*1
X, xF
n1
4503,0810
:22,37.
Distribusi Probabilitas Normal Perhitungan hujan rencana berdasarkan Distribusi probabilitas Normal, jika data yang dipergunakan adalah berupa sampel, dilakukan dengan rumus-rumus berikut.
Nilai Krdihitung berdasarkan nilai T dari lampiran 5, didapat untukT : 5 maka nilai Kr : 0,84.
3.
Xr:f +KrS Xr : X : S : Kr :
Keterangan rumus:
(3.22)
c.
X,
:f +KrS :
1O5,g7
22,37 x 0,84
124,76mm.
Hujan rencana dengan periode ulang T tahun Nilai rata-rata dari data hujan (X) mm. Standar deviasi dari data hujan (X) mm. Faktor Frekuensi, nilainya bergantung dari T (lihat Tabel Variabel Reduksi Causs pada Lampiran 3.5).
Distribusi Probabilitas Log Normal Perhitungan hujan rencana berdasarkan Distribusi probabilitas Log Normal, jika data yang dipergunakan adalah berupa sampel, dilakukan dengan rumus-rumus berikut.
(3.23)
Diketahui data hujan harian maksimum daram 10 tahun pengamatan seperti tercantum dalam kolom (2) Tabel (3.6). Hitunglah besarnya hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun berdasarkan Distribusi Probabilitas Normal.
Teknik Perhitungan
Keterangan rumus: Log X, nilai logaritmis hujan rencana dengan periode ulang T.
Air
31
Log X
SLogX
: :
IJ-og
il
X,
a.
(3.24)
tt-ogXl
x,
Log
Xo*
t-'l KT
x, - LosjxF
n
(3.2s)
20,1647 :10
-'l
: b.
2,O1G
n,
Xog
SLogX
2.
i-1
. X, -LogjK)'
0'5
n-1
0,0757 10- 1
Hitung K, Nilai K, dihitung berdasarkan nilai T dari Lampiran (3.5), didapat untukT : 5 maka nilai Kr : 0,84.
Hitung hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun (Xr)
lawaban soal3.6: 1. Tabet 3.7 Perhitungan parameter statistik data soal 3.6
No
(1)
I
2
3
3.
X, (mm)
(rcsx1
-Logx/
(4)
:
d.
2,09 mm.
(2)
83,00
125,O0
Jadi
X,
124,03 mm.
2.fJ969
2,001 3
100.30
141 ,40
4
5
2,1504
1.9031
80,00
101,60
131 ,20
Distribusi Probabilitas Log Pearson Type lll Perhitungan hujan rencana rencana berdasarkan Distribusi Probabilitas Log Pearson Type lll, jika data yang dipergunakan
adalah berupa sampel, dilakukan dengan rumus-rumus berikut.
6
7
2,0069
2,1179
r,9031
0,0103
I I
10
80,00 96,20
121
o,o129
0,0011
|.9832
2,0828 20.'t647
LogX, : LogX+KrxSLogX
Keterangan rumus:
Log
(3.26)
,200
o,oo44 0,0757
dengan periode
32
J]
Log X
X:
iL-
Loe
n
X,
(3.27)
a.
(LogX)
SLogX
Log x- : '-'
iJog
n
x,
Log
SLogX:
K '-t
i-/ 2lloe
i-1
o't
X, - Log X/
-1,
n-1
_
(3.28)
20,1647
10 2,0165.
: b.
variabel standar, besarnya bergantung koefisien kepencengan (Cs atau G), lihat Tabel pada Lampiran 6.
n, s,
SLogX
i-1
)Log
X, - Log X/
'
0'5
Diketahui data hujan harian maksimum dalam '10 tahun pengamatan seperti tercantum dalam kolom (2) Tabel (3.8). Hitunglah besarnya hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun berdasarkan Distribusi Probabilitas Log Pearson Type lll.
$awahan soal3.7:
'1.
n-1
o,o757 10-1
o',s
: c.
n
o,o9'17.
0,0686.
No
X, (mm)
Log X.
Eoexi -
Losxf
--
r")
("gx,
-ffi)
2.
Hitung K,
83,00 125,00
3 4 5
1,919r
2,0969
2,0013
100,30
141 .40
2,1504
1
0,0180
o,0129 0.0001 0,0103
4,0024
-0,0015 0.0000
dari
5 dan Cs
80.00
101 .60
1
.9031
2,0069
2,"t179
1
3.
(Xu)
31
.20
0,0010
-0,0015 0,0000 0,0003 0.0004
80,00 96,20
121
,9031
o,o129
0,0011
I
10
1,9832
2,OB2B
,200
20,1647
4.0044 4,0757
LogX, : Jadi X,
I r
tt t, rttl t osrtyrt
J5
3.5
Selanjutnya distribusi probabilitas yang dipakai untuk menentukan curah hujan rencana adalah distribusi probabilitas yang mempu-
Uji distribusi probabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apa.kah persamaan distribusi probabilitas yang dipilih dapat mewakili
distribusi statistik sampel data yang dianalisis.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa terdapat metode pengujian distribusi probabilitas, yaitu Metode Chi-Kuadrat (X,2) dan Metode Smi rnov-Kolmogorof.
2
nyai simpangan maksimum terkecil dan lebih kecil dari simpangan kritis, atau dirumuskan sebagai berikut:
x' I x2,,
Keterangan rumus:
(3.32)
a.
Metode Chi-Kuadrat (X2) Rumus yang digunakan dalam perhitungan dengan Metode Uji Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:
: X,,:
X'
parameter Chi-Kuadrat terhitung. parameter Chi-Kuadrat Kritis (lihat Tabel Lampiran 3.7).
Prosedur perhitungan dengan menggunakan dengan Metode Uji Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:
Ef)2
(3.29)
bf
X2
: Er :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Urutkan data dari besar ke kecil atau sebaliknya. Menghitung jumlah kelas. Menghitung derajat kebeasan (Dk) dan 12.,. Menghitung kelas distribusi. Menghitung interval kelas. Perhitungan nilai 12. Bandingkan nilai 12 terhadap 262.,.
Or : n :
Frekuensi yang diamati pada kelas yang sama. Jumlah sub kelompok.
Derajat nyata atau derajat kepercayaan (cr) tertentu yang sering diambil adalah 5%. Derajat kebebasan (Dk) dihitung dengan rumus:
dengan Metode Chi Kuadrat kesesuaian masing-masing distribusi probabilitas (Cumbel, Normal, Log Normal, dan Log Pearson Type lll) terhadap distribusi statistik sampel data yang dianalisis.
Jawaban soal 3.8:
(3.30) (3.31)
1.
: P : K : n :
Dk
Denjat kebebasan.
Banyaknya parameter, untuk uji Chi-Kuadrat adalah 2. Jumlah kelas distribusi. Banyaknya data
(mm)
83,00
2
3
125.O0
r
00,30
t25
121 ,2
14"t.40
37
Persentase 80 %
Xi diurut dari besar ke kecil
101,6 100.3
X,(mm)
80,00 101,60 131.20 80,00 96,20 121,200
P(r)
5.
B0%diperolehT:
Px
0,80
1,25 tahun.
6
7
96,2
B3
9 10
80
80
2.
Menghitung jumlah kelas. " Jumlah data (n) : 10. . Kelas distribusi (K) : 1
Menghitung interval kelas a. Distribusi ProbabilitasGumbel. Dengan jumlah data (n) - 10 maka didapatkan nilai: Yn : 0,4952 (Lampiran 3.3). Sn : 0,9497 (Lampiran 3.3).
+ 3,3 log n
Y,:-Ln-Ln,T-1
Yt-Yn
Yt - 0,4952
Sn
Sehingga:
0,9497
3.
,1"
Menghitung derajat kebeasan (Dk) dan y2,, . Parameter (p) : 2. . DerajatKebebasan (Dk) : K-(p + 1) - 5 -(2 + 1):2. o Nilai X2., dengan jumlah data (n) : 10, cr : 5% dan Dk : 2. adalah : 5,99'10 (LihatTabel pada Lampiran 3.7). Menghitung ke/as distribusi.
.
o. o
Kelas distribusi
: ' *100% : 5
2O
olo,
interval distribusi
o T:5; Yt:1,4999 maka K:1,0579. o T :2,5; Yt : 0,6717 maka K : 0,1859. r f : "1,67; Yt : 0,0907 rnaka K: -0,4259. o T - 1,25;Yt : -0,4759 maka K: -1 ,A225. Nilai X : 1A5,97 (lihat halaman 28). Nilai S : 22,37 (lihat halaman 28).
Maka lnterval Kelas: Xr : "105,97 + 22,37 xK
Sehingga:
P(x): 20%diperolehr
o o
Persentase 4o
: + : ^: : Px a'2o
Xr,
X+SK
5tahun.
P(*)
:
:
4o%diperolehT
: + : +: Px O,4O
2,stahun.
t Xs: 129,6334 mm. ' Xr,- 110,1277 mm. " X,,oz: 96,4425 mm. . X.,,rr: 83,0980 mm. b.
Distribusi Probabilitas Normal. Nilai K, berdasarkan nilai T dari lampiran 5, didapat:
Persentase 60 %
P(x)
60 % diperoleh T
:I :+ Px 0,60
1,6ztahun.
. T:
o T:
llulon
Rencorto don
2,5
maka maka
Kr Kr
: :
0,84. 0,25.
38
lnl?nsltil\nvo
J9
. T: o I Nilai X Nilai S
1,67 maka Kr : -0,25. 1,25 maka K, : -0,84. : 105,97 (lihat halam an 29). : 22,37 (lihat halaman 30). X., :X+KrS Xr :105,97 + 22,37 x K,
a)
b)
C)
T: T:
T
d)
Kr Kr
Kr Kr
: : : :
0,8379. 0,1299.
-0,1061
.
-0,2241.
lnterval Kelas:
Sehingga:
: :
. X, : 124,76 mm. . Xr,, :111,56mm. . Xr,u, : 100,38 mm. . X,,r, : 87,18 mm. c.
Distribusi Probabilitas Log Normal. Nilai K, berdasarkan nilai T dari Lampiran (3.5), didapat:
: :
LogX+KrxSLogX
2,0165 + K, xO,O917
. . . t
6"
o T:5
untuk distribusiNorma/
o,
3
-0,84.
lnterval
Ef
o,-E,
1 1 1
o,
Br)2
Ef
0,5 0,5 0,5 0,0 0,s
2,O
> 124,7594
111
2 2 2 2
2
3
,562't-124,7594
I I 2
3
100,3779-111 ,5621
87, 18A6-100,3779
5
0
1
r0
"trz
t0
y2
124,76 111,56
'100,38
lnterval
E,
o,-E,
(of
Ef
Ef)2
87,18
rnm. i
2 3
Distribusi Probabilitas Log pearson Typre lll. Nilai K, dihitung berdasarl"an nilai Ls arau fi ,:, 0,0686 rjan Nilai T untuk berbagai perioda ulang {lihat l.arn;.iiran 3.6a atau Larnpiran 3.6b) adaiah;
> 124,03A6
109,4976-1 24,0306
2
0,s
I
)
')
1
1
0
I
I
l lu
10
10
lon Ren(,no
do,
b.
lnierval
El
o,
2 2 2
o,- t,
0 0
(of
Ef
Ef)2
Metode Smirnov-Kolmogorof (secara analitis) Pengujian distribusi probabilitas dengan Metode Smirnov-Kolmogorof dilakukan dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut: Urutkan data (X,) dari besar ke kecil atau sebaliknya. Tentukan peluang empiris masing-masing data yang sudah diurut tersebut P(X,)dengan rumus tertentu, rumus Weibull misalnya.
P(x,) ' r'
>129,6334
114.1277-129 -6334 96.4425 -110,1277 83.0980-96.4425
2 2
2 3
2 2 2
I
3
I
"t2
1. 2.
<83,0980
10
lo
: n11
i
(3.33)
Keterangan rumus:
Kelas
or
3
1
(of
Q-E,
1 1
Ef)2
n : jumlah data;
Ef
o.5 0.5 0.5 0.5
2
4.O
i :
3.
I
2 3
2
2
2
2
a
1
1
1
4
5
<99,06421
2
"!2
r0
r0
4"
7.
sebalinya. Tentukan peluang teoritis masing-masing data yang sudah diurut tersebut P'(X,) berdasarkan persamaan distribusi probabilitas yang dipilih (Cumbel, Normal, dan sebagainya). Hitung selisih (AP,) antara peluang empiris dan teoritis untuk setiap data yang sudah diurut: (3.34) aP : P(X,)- P',(X,)
dan y2,,
X,O
5.
Keterangan
terhitung
2.O 2,O
6.
Tentukan apakah AP, ( AP kritis, jika "tidak" artinya Distribusi Probabilitas yang dipilih tidak dapat diterima, demikian sebaliknya. AP kritis lihat Tabel pada Lampiran (3.8).
Cumbel
1,0
4.O
8.
Berdasarkan Tabel (3.14) semua distribusi probabilitas memiliki nilai x' X'.,, maka dapat disimpulkan bahwa semua distribusi tersebutdapatditerima, namun yang paling baik untuk menganalisis
Contoh soal 3.9: Diketahui data hujan seperti tercantum dalam kolom 2 Tabel (3.6) soal 3.5. Tentukanlah apakah Distribusi Probabilitas Normal seperti yang diuraikan dalam soal 3.5 dapat diterima jika diuji dengan Metode Smirnov-Kolnrogorof.
42
I lt t j rtt
t ll..tt'
(il
tu
1 (h
lawaban soal3.9:
Kolonr (5)
Tabel 3.15 Perhitungan uii distribusi dengan Metode SmirnovKolmogorof untuk soal 3.9 (0 xi Plxii AP I P(XD
(1)
peiuang teoritis : 1-luas di haw; li ki;rve norrriai sesuai dengarr nilai f(t), yang ciitentukan dengan Tabel pada Lampiran (3.9). Contoh: .1,58 maka luas wilayah di bawah untuk nilai f(t) : kurve normaladalah 0,9429. Sehingga nilai kolom (5) baris (1) : 1 -0,9429: 0,06. Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara perh itungannya adalah sama.
''
(2).:
(3)
(4)
(5)
(6)=(sx3)
-0.03 -0,05 -0,08
-0,'t2
l4-1,4
2 3
0,09
0,18
'L58
1,1 3
0,06
0.1
o,27
0,36 o,45 0.55 o,64 o,73 0,82
0.91
4
5
l0r ,6
r00.3
96,2 83,0
6
7
. . r .
Kolom (6)
(APr)
o.67
0.85 0,88 0.88
Berdasarkan Tabel (3.15) dapat dilihat bahwa: Simpangan maksimum (AP maksimum) O,12. jumlah (derajat data 10 dan a kepercayaan)adalah 5% maka Jika dari Tabel pada Lampiran 9 didapat AP kritis 0,41.
8
9
-t,o3
1,16
80,0
80,0
r0
t.16
" . . "
: : :
nomor urut data. data hujan diurut dari besar ke kecil (mm).
persamaan
Jadi AP maksimum < AP kritis. Oleh karena itu, Distribusi Probabilitas Normal dapat diterima untuk menganalisis data hujan pada soal 3.5.
Xr:f +KrS; sehingga X, -f. : *r^ *; atau K, ,a, ------:-, ,S 5 : (0. di mana Kr
Untuk soal 3.5:
Diketahui data hujan seperti tercantum dalam kolom 2 Tabel (3.7) soal 3.6. Tentukanlah apakah Distribusi Probabilitas Log Normal seperti yang diuraikan dalam soal 3.6 dapat diterima jika diuji dengan Metode Sm i rnov-Kol mogorof.
Jawaban soal 3.10:
Nilai X Nilai S
Tabel 3.16 Perhitungan uji distibusi dengan Metode SmirnovKolmogorof untuk soal 3.t0
Log Xi
P(XD
(0
(4) 1,46
1.11
O,BB
P(xi)
(s)
AP
(6) = (s)-(3)
(1)
(2)
(3)
: 141,4-'1O5,97 :
22,37
2,1504
0,09
0,1 8
1,58.
-o,o2
2 3
2,1179 2,0969
Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara perh itungannya adalah sama.
feknik
Pt,t
2,0828
o,72
-0.10
,5
2,0069
j'l
45
.'',,
Ii;r,l'.,r
,t'rtt
r-r(I
Log Xi (2)
P(Xi) (3)
(0
(4) -o,17
P',(Xi)
AP
(6) = (s)-(3)
(1) 6 7 o 9
(s)
2,0013
9832 r,9191 r.9031 r.9031
-0,1|
-0,28
0.1 3
. . o r
Kolom (6)
(APJ
-0,36 1.06
1.24
Berdasarkan Tabel (3.16) dapat dilihat bahwa: Simparrgan maksimum (AP maksimum) 0,28. Jika jumlah data 10 dan cr (derajat kepercayaan) adalah 5% maka dari Tabel pada Lampiran 9 didapat Ap kritis 0,41.
0,o7
-0.02
l0
't,24
. o r .
nomor urut data. nilai log hujan diurut dari besar ke kecil (nrm).
persamaan
Jadi AP maksimum < Ap kritis. oleh karena itu, Distribusi Probabilitas Log Normal dapat diterima untuk menganalisis data hujan pada soal 3.6.
Weibull). untuk Distribusi Probabilitas Log Normal Log X, : L"g X + K, x S Log X; sehingga
KT:
Log
X,
- Log X
;atauK,'
LogX,
-X'
SLogX
Diketahuidata hujan sepertitercantum dalam kolom 2 Tabel (3.7)soal 3-7. Tentukanlah apakah Distribusi Probabilitas Log pearson Type lll seperti yang diuraikan dalam soal 3.7 dapat diterima jika diuji dengan Metode Sm i rnov-Kol mogorof.
Nilai LogX : 2,0165 mm (lihat halaman 31). Nilai S Log X : 0,0917 (lihat halaman 32). Contoh untuk kolom (5) baris (1):
161
l-og Xi (2\
P(xi)
(3)
f(r)
(4)
P',(Xi)
AP
_ 2,1s!!19!:1,46.
o,0917
(1)
1
(5)
(6)=(sH3)
-0.o1
2
3
Kolom
(5)
- Iuas di bawah kurve normal sesuai dengan nilai f(t), yang ditentr:kan dengan
peluang teoritis
1
4
5
6
7
B
1,46
1_r1
0,08 0,12 0,19 o,24 0,53 0,56 o,62 0,86 0,89 0.89
-0,06 -0,08
-o,12
0,88
o,72
o,10 4,17
-0,36 -1,06
1.24
0,08
0,01 -0,01
0,1 3
Tabel pada Lampiran (3.9). Contoh: untuk nilai f(t) : 1,46 maka luas wilayah di bawah kurve normal adalah 0,9429. Sehingga nilai kolom (5) baris (1) : 1 -0,9278 :0,A7
46
1,9832
1,9191 1,9031 1.9031
o,u
o,73 0,82 0,9r
9
10
o,07
-o,02
1,24
lttlrnlllt,\nw
47
r . .
o
nomor urut data. nilai log hujan diurut dari besar ke kecil (mm). peluang empiris P(X) (dihitung dengan persamaan Weibull). untuk Distribusi Probabilitas Log Pearson lll
Log
Simpangan maksimum (AP maksimum) 0,13. jumlah data 10 dan cr (derajat kepercayaan) adalah 5% maka Jika dari Tabel pada Lampiran 9 didapat AP kritis O,41.
X,
Log
f+ K, x S L<lg X; sehingga
Jadi aP maksimum < AP kritis. OIeh karena itu, Distribusi Probabilitas Log pearson Type lll dapat diterima untuk rnenganalisis data hujan pada soal 3.2.
Contoh soal 3.12: Diketahui data hujan seperti tercantum dalam kolom 2 Tabel (3.6) soal 3.4. Tentukanlah apakah Distribusi Probabilitas Cumbel seperti yang diuraikan dalam soal 3.4 dapat diterima. jika diuji dengan Metode Smirnov-Kolmogorof.
Jawaban soal 3.12:
K_:
Log
X,
- Log X
;atau*,: '
Nilai Log{ : 2,0165 mm (lihat halaman 34). Nilai S Log X : 0,0917 (lihat halaman 34).
Tabel 3.18 Perhitungan uji distribusi dengan Metode SmirnovKolmogorof untuk soal 3.12
I
2,1594 -.2,O165
o,o917
1,46.
xi
(2)
141 ,4 131 ,2
Pfii)
(3)
f(o
(4)
P(Xi)
(s)
AP
(1)
1
0,09
1,58
1,1 3
2 3
0,tB
o,27 o,36 0,45 0,55 o.64
o,73 o,a2
0.91
0,00
-0,05
-4,12
Kolom (5)
ditentukan berdasarkan nilai Cs dan Nilai K, atau f(t) pada Tabel Lampiran (3.6a atau 3.6b). Contoh angka pada kolom (5) baris (1): untuk nilai f(t) : "1,46 dan Cs : 0,0686 atau
125
121 ,2
0,85
4
5
0,68
-o,20 -o.25
101,6
r
0,06
-0,01 -0,o2
6 o 9 10
00,3
4,44
1,03 1,16
Cs
terlampaui P'(X) dengan cara interpolasi nilai pada tabel Lampiran 6 : 7,9"1o atau 0,08.
1,16
Kolom (6)
(APr)
. . .
nornor urut data. data hujan diurut dari besar ke kecil (mm). peluang empiris (dihitung dengan persamaan Weibull).
48
lntnnltusrryo
Kolom (4)
o c.
Gumbel
Xr:f
+SxK;
sehingga
,
Jadi AP maksimum < AP kritis. Oleh karena itu, Distribusi Probabilitas Cumbel dapat diterima untuk menganalisis data hujan pada soal 3.4. Metode Smirnov-Kotmogorof (secara grafis) Selain dengan cara analitis yang telah diuraikan di atas, pengujian Distribusi Probabilitas dengan Metode Smirnov-Kolmogorof .juga dapat dilakukan secara grafis dengan langkah-langkah berikut (lihat Cambar 3.4).
Urutkan data (Xi) dari besar ke kecil atau sebaliknya. Tentukan peluang empiris masing-masing data yang sudah diurut tersebut P(X,) dengan rumus tertentu, rumus Weibull misalnya.
P(X,) ,t
X'-f , K:X'-X:atauK- -s
t.---3-rqtqur\-
di manaK:f(0.
Untuk soal 3.4: Nilai X : 1o5,g7 mm (lihat halaman 28). Nilai S : 22,37 (lihat hataman 2B). Contoh untuk kolom (5) baris (1):
1. 2.
(0: 141,4-145,97 :
22,37
1r5B
n+1
(3.35)
Kolom
(5)
Keterangan rumus:
!n,
t:f
n : i :
3.
.iumlah data.
Yt : 1,999. Kemudian berdasarkan persamaan (3.21) atau interpolasi berdasarkan Kertas Probabilitas Cumbel maka untuk Yt - 1,999 dapat dihitung T : 8,29 tahun, sehingga dapat dihitung selanjutnya peluangteoritis P'(X) : 1lT - 118,29 : 0,12. Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara perhitungannya adalah sama.
. o o
Kolom (6)
(APr)
Berdasarkan Tabel (3.18) dapat dilihat bahwa: Al7. Simpangan maksimum (AP maksimum) (derajat jumlah kepercayaan) adalah 5% maka data 10 dan ct Jika
Plot masing-masing nilai P(X,) di atas Kertas Probabilitas sebagai absis dan nilai Xi sebagai ordinat yang sudah diskala sedemikian rupa sehingga menjadi titik-titik koordinat. 4. Kemudian di atas sebaran titik-titik koordinat tersebut ditarik kurve atau garis teoritis. Persamaan garis teoritis merupakan persamaan Distribusi Probabilitas yang telah dihitung. 5. Hitung nilai peluang teoritis P'(X,) untuk masing-masing data (X,). Caranya adalah dengan menarik garis horizontal dari setiap titik koordinat menuju ke garis toritis. Contoh: titik koordinat ke-3, peluang empirisnya P(Xr), dari titik ini ditarik garis jorisontak sampai bertemu garis teoritis kemudian dari titik pertemuan ditarik garis vertikal ke bawah sehingga didapat nilai P'(Xr).
0,41.
HuJon Rcncono don
lnt?ntltosnyo
5l
(r.
lliturrg selisih
AP,
P(Xi)-
P',(Xi)
I (mm/jam)
Intensitas hujan pada
satu
P(Xr)
- P'(X3)
Tentukan APiyang paling makslmum. Tentukan apakah AP nraksimum{ AP kritis, jika "ticiak' artinya Distribusi Probabilitas yang dipilih tidak dapat diterima, demikian sebaliknya. AP kritis lihat Tabel pada Lampiran 8.
(xr)
titik waktu
t (waktu)
Cambar 3.5 Kedalaman hujan rencana di satu titik waktu pada Curve IDF
Garis teoritis
b.
Ketinggian hujan rencana yang terdistribusi dalam hujan jamjaman (hietograf hujan rencana).
X(mm)
F'(X:)
Cambar 3.4
S,&etsa
P(Xr)
----+
3.6
Data hujan rencana yang diperlukan dalam perhitungan debit rencana dapat berupa:
Gambar 3.6 Hietograf hujan rencana
Kurve yang ditunjukkan dalam Gambar 3.5 sering disebut Curve I DF (/ntens ity-Du ration-F requency Curve). Kurve in i menggambarkan hubungan antara intensitas hujan, durasiatau lama hujan, dan frekuensi
rntyo
Nilai intensitas hujan rencana yang diperoleh dari Curve IDF <liperlukan dalam metode perhitungan debit rencana non hidrograf,
contohnya Metode Rasional. lntensitas hujan atau intensitas hujan rencana dapat dikatakan sebagai ketinggian atau kederasan hujan per satuan waktu, biasanya dalam satuan (mm/jam) atau (cm/jam).
Jika volume hujan adalah tetap, maka intensitas hujan akan ma-
Data hietograf hujan rencana diperlukan bila debit rencana dihitung dengan lvletode Hidrograf.
Jika yang tersedia adalah data hujan harian atau hujan rencana
maka hietograf hujan dapat disusun dengan Model Seragam dan Model segitiga. sedangkan jika yang tersedia adalah data intensitas hujarr maka hietograf hujan dapat disusun dengan Model Alternating Block Method (ABM).
kin tinggi seiring dengan durasi hujan yang makin singkat, sebaliknya intensitas hujan makin rendah seiring dengan durasi hujan yang makin
lama.
a.
Di samping itu, berkaitan dengan intensitas hujan rencana, tinggi intensitas hujan rencana akan makin besar seiring dengan periode ulang yang makin besar.
Curve IDF Terukur Penurunan Curve IDF terukur, seperti telah diuraikan sebelumnya, memerlukan data hujan jangka pendek. Jika data hujan tersebut sudah tersedia maka perhitungan Curve IDF dapat dilakukan dengan iangkah-langkah sebagai berikut:
1
Data yang diperlukan untuk menurunkan Curve IDF terukur adalah data hujan jangka pendek, seperti hujan 5 menit, 1O menit,30 menit, 60 menit, dan data hujan jam-jaman. Kemudian persamaan regresinya dapat didekati dengan beberapa rumus seperti rumus Talbot,
2. 3. 4.
Ubah'data hujan dengan durasi menitan atau jaman menjadi data intensitas hujan menitan atau jaman. Hitung nilai rata-rata data intensitas hujan pada setiap durasi. Hitung standar deviasi data intensitas hujan pada setiap durasi. Hitung dan rekap nilai intensitas hujan rencana pada setiap durasi ciengan berbagai periode ulang berdasarkan distribusi probabilitas, seperti: o Gumbel. . Normal. c Log Pearosn Type lll dan yang lainnya. Plot nilai intensitas hujan rencana sebagai ordinat dan durasi sebagai absis, sehingga diperoleh sebaran data koordinat. Berdasarkan sebaran data koordinat tersebut kemudian dihitung persamaan garis regresi Curve IDF dengan rumus: o Talbot. . lshiguro. . Sherman. Pilih satu diantara tiga rumus pada butir (6) sebagai rumus regresi paling sesuai berdasarkan nilai standar deviasi terkecil.
Selain itu, metode Van Breen juga dapat digunakan untuk menurunkan Curve IDF yang didasarkan pada hujan harian. Namun dalam penentuan persamaan regresinya, metode Van Breen memerlukan Curve IDF terukur, disarankan dari daerah pengaliran terdekat,
5. 6.
Crafik yang ditunjukkan dalam Gambar (3.6) adalah ketinggian hujan yang terdistribusi sebagai fungsi waktu, misalnya dalam bentuk hujan jam-jaman atau disebut dengan hietograf hujan.
7.
54
55
30
(6)
60
120
(8)
26,O 23,O 24,O
(2)
(3)
(n
45
39
No
Tahun
5
'|
2000
2001
252
132
70 62
lo
(4) 25 22
t5
(s) 30 25 28 24 25
23 28 32 35
30
(6) 35
31
60
(7)
120
(8) 52
2
3
264
252 324
144 120
112
95 100 92
@
56 64 56 68
72 78
42
35
(1)
1
Q\
2000
2001
(3)
21 11
4
5
45 39 42
35
't26
39 36
41
2 3
46
4B
41
6
7
2U
'r
1I4
144
168
2002
2003
22
21
24 20
2'.1
32
2B
B0
4
5
8 9
10
276 240
112 128
140 156
1
43
2004
2005
27
'17
32 28 34 36
39
39 36
41
174
47
50 417
41 .7
26,5
28,O
6
7
'r9 24 28 29
45
2006
2007 2008 2009
15
49 50
53
lumlah intensitas
lntensitas rata-rata
324 2448
244,8
216
1488
86 676 67.6
156
243,5 24.3s
23
43
I4B,B
1r 5.6
I
t0
20 27
47 50
l6
39
43
56
(1)
1.
Data hujan pada Tabel (3.19) dirubah menjadi intensitas hujan dengan rumus:
t:P/t
Keterangan rumus: | intensitas hujan (mm/menit);
8.37)
o 2.
: jumlah intensitas/jumlah data; dalam hal jumlah ini data adalah 10 buah.
lntensitas rata-rata
Agar satuan I menjadi mm/jam maka persamaan (3.36) ditulis sebagai berikut: (3.38) | : P l(t/60) atau I : P x 60/t
Keterangan rumus:
Menghitung standar deviasi intensitas hujan (S) Cara perhitungan standar deviasi intensitas hujan (S) dilakukan seperti Tabel (3.21).
Tabet 3.21 Perhitungan standar deviasi intensitas huian
| t
: :
No
Thn
5
30
.0Ol
ll
:I20
(1)
1
(2)
(3)
.
1.44 282,24 23,04 829,44 19,36 243,36
12,96
(8).,. 2,72
1,82
)
3
o,12
14,82
,84
384,16
56
57
l5
(5)
30
(6)
60
(7)
720
(8)
(1)
5
(2)
(3)
. . .
Angka 244,8lihat kolom (3) baris (12) Tabel (3.20). Angka 60,19 lihat kolom (3) baris (12) Tabel (3.21). Nilai K dihitung dengan rumus:
2004 2005
6272,64 1664,64
4199,O4
243,36 556,96
12,96
6 7 8 9
2006
2007 2008 2009
Jumlah
serta
108,r6
338,56 798,4 9,42
'r0
4s15,84
8409,5
68,89
202,1
42,03 2.16
Tabel pada Lampiran 3.3 dan Lampiran 3.4). Hasil perhitungan nilai K untuk jumlah data 10 dan beberapa periode ulang adalah: Tabel 3.23 Ni/ai K untuk berbagai T dengan iumlah data t 0 buah
T (tahun)
2 5
Standar deviasi
60,19
to,57
4,74
Keterangan Tabel (3.21): Angka 51 ,84 pada kolom (3) baris (1) dihitung dengan cara:
Yn
Sn
Yt
(zsz 244,8f :
Di mana:
s1,84
10
0,95
o,37
-o,'14
0,9s
0,95 0,9s 0,9s 0,95
t,50
2,2s 2,97 3,20 3.90
1,06 1,85
2,61 2,Bs
angka 252 lihat Tabel 3.20 kolom (3) baris (1). angka 244,8lihat Tabel (3.20) kolom (3) baris (12). Angka standar deviasi 60,19 pada kolom (3) baris (12) di-
20 )q 50
0,50 0,50
3,59
4.
#o'
'10
l0
menit
3.
Menghitung intensitas hujan rencana (mm/jam) durasi 5 menit dengan Metode Cumbel.
Tabel 3.24 Perhitungan intensitas huian rencana durasi 10 menit dengan Metode Cumbel
Periode ulang T (tahun)
1
lntensitas hujan rencana (mm) 144,67 lB1,'l 6 205,32 228,49 235,85 258.49
Tabel 3.22 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 5 menit dengan Metode Cumbel
Periode ulang T (tahun) lntesnsitas hujan rata-rata 244,80
244,8O
-o,14 1,06
lo
20
25
48,80 48,80
4B,BO 4B,BO
1,85
2,61
2.85 3.59
)
5
-o,14
50
t,06
1,85 2.61
10
356,08
401 ,7',!
20
25
60,19
60,1 9 60,1 9
2,85
3,59
416,19 460,78
50
58
ovtp
59
. . . 5.
Angka 148,80 lihat kolom (4) baris (12)Tabel (3.20). Angka 30,57 lihat kolom (4) baris (12) Tabel t3.21)" Nilai K diambil dari Tabel (3.23).
. . . 7.
Angka 67,60 lihat kolom (6) baris (12) Tabel (3.20). Angka 9,42lihat kolom (6) baris (12) Tabel (3.21). Nilai K diambil dari Tabel (3"23).
Menghitung intensitas hujan rencana (mm/jam) durasi 15 menit dengan Metode Cumbel.
Menghitung intensitas hujan rencana (mm/jam) dengan durasi 60 menit dengan Metode Cumbel.
Tabel 3.25 Perhitungan intensitas huian rencana durasi 15 menit dengan Metode Cumbel
Periode ulang T (tahun) lntesnsitas hujan rata-rata
1 1 1
Tabel 3.27 Perhitung,an intensitas hujan rencana durasi 60 menit dengan Metode Cumbel
Periode ulang T (tahun)
2 5
K -o,"t4
Standar deviasi
)
5
12,80
1,06 1.85
2.61
137,51
41 ,7O 41 41
10
10
20 25 50
I 5,60
1 1
20
25
2,85 3.59
41 ,74 41 ,70
50
-o,14
t.o5
t -85 2.61
2,85 3,59
58,70
. . o 6.
Angka 1 15,60 lihat kolom (5) baris (12) Tabel (3.20). Angka 20,69lihat kolom (5) baris (12)Tabel (3.21). Nilai K diambil dari Tabel (3.23).
. . .
B.
Angka 41 ,70 lihat kolom (7) baris (12) Tabel (3.20). Angka 4,74 lihat kolom (7) baris (12) Tabel (3.21). Nilai K diambil dari Tabel (3.23).
Menghitung intensitas hujan 'encana (mm/jam) durasi 30 menit dengan Metode Cumbel.
Menghitung intensitas hujan rencana (mm/jam) durasi 120 menit dengan Metode Cumbel.
Tabel 3.26 Perhitungan intensit;r-s hulan tncola durasi 30 menit dengan Metode Cumbel
Periode ulang T (tahun)
2 5
Tabel 3.28 Perhitungan intensitas hujan rencanadurasi 120 menit dengan Metode Cumbel
Periode ulang T (tahun)
2 5
v
-0, !4
Standar deviasi
lntensitas hujan rencana (mm) 24.06 26,64 28,3s 29,98 30,s0 32,10
1,06 85
2,61
2,16 2,16
2,16 2,16
4,14
1,06
1,85 2,61
10
10
,r12
20
25
20
25
2,85 3.59
50
50
2,16 2.16
2,85 3,59
60
ltrl
t,trJl utrtyo
o o o g.
Angka 24,35lihat kolom (8) baris (12) Tabel (3.20). Angka 2,16 lihat kolom (8) baris (12) Tabel (3.21). Nilai K diambil dari Tabel (3.23).
450,00 400-00
koordinat. Jika kemudian ditarik garis diantara koodinat tersebut akan tergambar kurve intensitas untuk berbagai periode ulang seperti yang ditunjukkan dalam Cambar (3.7).
i
Rekapitulasi intensitas hujan rencana dengan berbagai periode ulang dan durasi hujan (dariTabel 3.22 sld tabel 3.28).
Tabet
(! {3 c L
E
(,,
No
ulang T
(Iahun)
.6
t20
(8)
(I,
2,0'co
rso.oo roo,oo
10
(4)
15 (5)
30
(6)
60
(1)
I 2 3
(2)
2
(n
41,06 46,72 50,46 54,05 55,19
sB.7A
O tr '-
236,66
308,51
112,80
't37,51
66,33 77,57
85,01
10
356,08
401 ,71
153,86
r
4
5
20
25
69-55
92,'t6
94,42 101,40
416,19 460.78
174.53 1B9,86
50
258.49
o o
r
62
Angka-angka kolom (3) dari dari baris (1) s/d (6) atau dari periode ulang 2 s/d 50 tahun Tabel (3.22). Angka-angka kolom (4) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari Tabel (3.24). Angka-angka kolom (5) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari Tabel (3.25). Angka-angka kolom (6) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari Tabel (3.26). Angka-angka kolom (7) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari Tabel (3.27). Angka-angka kolom (8) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari Tabel (3.28). Jika angka-angka durasi hujan diplot sebagai absis dan angkaangka intensitas sebagai ordinat maka akan terbentuk sebaran
Teknik Perhitungon Deblt Rencctno Eongunon Alr
Gambar 3.7 Kurve intensitas hujan rencana terukur untuk soal 3.l
10. Persamaan Regresi Curve IDF Terukur. Persamaan regresi kurve intensitas yang ditunjukkan dalam
Cambar (3.7) dapat didekati dengan rumus: o Rumus Talbot. o Rumus lshiguro. o Rumus Sherman. Ketiga rumus di atas mengandung tetapan-tetapan yang dihitung berdasarkan sebaran data (koordinat dalam Cambar 3-7), yang akan ditentukan garis regresinya.
HuJon Rerrcotn
tfu nt I trt
t,usl tosnyo
63
Setelah diperoleh nilai tetapan-tetapan masing-masing rumus kemudian dilanjutkan dengan perhitungan nilai standar deviasi. Rumus yang memiliki standar deviasi terkecil adalah rumus yang paling sesuai sebagai persamaan regresi Curve IDF terukur.
adanb
Sher-
f).--w
. _ (,*
(r
tetapan.
jumlah data.
(3.43)
man serta contoh perhitungan tetapan maupun standar deviasi, khususnya untuk intensitas hujan rencana periode ulang 2 tahun pada contoh soal 3.13. Proses perhitungan tetapan dan standar deviasi untuk periode ulang yang lain adalah sama, namun dalam buku ini tidak ditampilkan, hanya hasil perhitungannya yang ditampilkan.
11. Rumus Talbot, lshiguro, dan Sherman.
"-w o
^_
)*
(3.44)
Rumus Sherman
a tn
t:
I t
Loe
(3.4s)
Rumus Talbot
l: a I t
(3'39)
t+b
: : adan n :
u
Keterangan rumus: intensitas hujan (mm/jam). durasi hujan (menit atau jam). tetapan.
Keterangan rumus: intensitas hujan (mm/jam). durasi hujan (menit atau jam).
: :
(Loe
I)x (Loet
- (Loe t x Loe
N x (t ogt
F 6rs, ).
(3.46)
adanb
N
tetapan.
jumlah data.
xt )x (r')- (,' *t)*
(r)
,_
(3.40)
(Log
a:
(t
Nx(12) (l)x(l)
(3.41)
b:
a
N x (Logt Y - @oel- )x (rogt ) 12. Perhitungan tetapan untuk periode ulang 2 tahun Tetapan (a, b, dan n) pada rumus (3.38) sld (3.46) dihitung dengan cara /east square seperti yang disajikan dalam Tabel (3.30). Berdasarkan Tabel (3.30) selanjutnya dapat dihitung tetapan-tetapan rumus sebagai berikut.
8.47)
.
(3.42)
l:
| t
./[+b
a:
(l)
Keterangan rumus: intensitas hujan (mm/jam). durasi hujan (menit atau jam).
: :
Berdasarkan data pada Tabel 3.30 kemudian tetapan a dan b dihitung sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
l,tlrn\ltosnvd
65
:2725,35
(l)x(txl)-Nx(t2 xt)
Nx(t2)
(t)x(t)
- -1,19 ke persa(3.49)
b-
7,49
Dengan memasukkan nilai a: 2725,35 dan persamaan (3.38) diperoleh rumus Talbot:
b:
7,49 ke
. a 'l:.=-->
",[
+
l-- 269,93
.li -t,tg
tI - (t-oe t x Log l)x (Log t) N x (tog tI - (loe t)x (t-oe t)
:
2rgg
Tabel 3.30 Perhitungan nilai tiap suku sebagai data masukan dalam perhitungan tetapan rumus Talbot, lshiguro, dan Sherman
t
(1) 5 I
(11
Log a
!xt
(3)
r 183,31
l2
12xt
(s) 280044,30 209284,7
1
1
Log
Log
I
LoB
t
(6)
lx
Los (8)
(log
r),
(9)
tq5
Ix
to,5
12
to,s
(2)
00)
236,66 144.67
I I 2,80
o,70
1,00
1,66 2,16
2,41
o,49
1,00
))a
3,16 3,87 5,48 7,75
1q95 33As
a: 763,21 ' (Log l)x (Los t)- N x (Log t x Log t) n: N x (Log tf - (Log t)x (tog t) n:
('11,4Ox8,21)- (6 x 14,67)
(6 x 1 2,54) - (8,21 x
lo l5
30 60
120
1446.67
1692,O3
90863,63
1.I8
1,48 1.74
2,O8 821
r,38
2,18
3,1 6
66,33
131975,97
'to1151 ,74
1,82
1,61
41,6
24,06
685,86
8,04
3058,63
578,78
69453,42 982773,77
1,38
I
4,32
1254
263,54 2168,42
6340,20 284196,27
- 0,72
0,72 ke
r/40
W
:269,83
(r
. l: a
^
-> l: -0rr-
763.21
(3.s0)
13. Perhitungan standar deviasi untuk periode ulang 2 tahun. Langkah-langkah perhitungan standar deviasi rumus Talbot, lshiguro dan Sherman dengan intensitas hujan rencana 2 tahun (soat 3.13) adalah:
67
a a
Kolom (B)
(kolom
Masukkan data intensitas hujan terukur untuk durasi 5,10,15, 30, 60, dan 120 menit. Hitung intensitas hujan rencana berdasarkan persamaan (3.7)
i:1
a
a
s/d (3.9) dihitung nilai intensitas rencana periode ulang tahun untuk durasi 5,10, 15,30,60, dan 120 menit. Hitung nilai standar deviasi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel (3.31).
}le-lr)' N1
le : lntensitas hujan rencana empiris atau terukur (kolom 2) Ir : lntensitas hujan rencana dari rumus (kolom 3,5, dan 7).
Untuk rumus Talbot, nilai
Tabel 3.31 Perhitungan standar deviasi rumus Talbot, lshiguro, dan Sherman untuk periode ulang 2 tahun
I terukur T (1)
5 I
S:
583,53
: :
10,80.
I
Talbot
(3) (4) (s)
rumus
Sherman (5) (7) (8)
nilai S
S
:
:
tr!
lzoSa
12,26
lshiguro
10
15
259,68 137,30
r
13.96 2,26
12,55 0,01
t/ a-r
:2,43
00,83
63,O4
30 60 120
66,33
41 ,06
41
,20
24,06
77,65
40,39 24,56
t
Standar deviasi
. .
(1) (2)
a a
waktu atau durasit (menit). intensitas hujan rencana terukur periode ulang 2 tahun (lihat Tabel 3.28). intensitas hujan rencana berdasarkan rumus Talbot (persamaan 3.47). (kolom (2)- kolom (3))'?. intensitas hujan rencana berdasarkan rumus (kolom
Tabel 3.32 Persamaan garis regresiTalbat, lshiguro, dan Sherman untuk berbagai periode ulang
Periode ulang (tahun) Talbot lshiguro Sherman
,
5
2725,35
269,93
t+7,49
"lt
- 1 ,19
'
l:-
763,21
to,72
,
l-
2994,31 t + 5,43
t:
. .
(2)- kolom
(5))'z.
69
Tabel 3.32l.anjutan
Feriode ulang (tahun)
Talbol
lshiguro
Sherman
tahun, 5, 10, 20,25, dan 50 tahun adalah rumus Sherman seperti yang tercantum dalam Tabel (3.32).
10
, ,
l-
3187,37
t + 4,55
t:
, '
l:-
1291,89
10,80
b.
Rumus Van Breen Dalam rumus Van Breen, durasi hujan harian diasumsikan 4 jam khususnya di Pulau Jawa, dan besarnya hujan harian efektif adalah
90o/o
3300,13
t + 3,65
20
,
,
354,1 4
1555,42
':-top,
25
, ,
t-
3440,63
t + 3,76
Jt - 1,50
, r:1574,57
c,
,I : Xro
9o%x 4
X,o
3632,94
t + 3,31
50
t:
': -
17Bg,4g cs4
15. Masing-masing persamaan regresi intensitas hujan rencana dalam Tabel (3.32) mempunyai standar deviasi seperti yang tercantum dalam Tabel (3.33).
Tabel 3.33 Standar deviasi rumus Talbot, lshiguro, dan Sherman
Setelah diketahui besarnya intensitas hujan pada saat 4 jam, kemudian ditentukan persamaan regresi kurve intensitas. penentuan persamaan regresi tersebut dilakukan dengan mengacu pada kurve
intensitas terukur. Cara perhitungannya dapat dilihat pada contoh soal
3.14.
Sherman 2.43 2,33 2,44 4,28 2,70 2,97
Talbol
10,80
lshiguro
't2,26
19,53
2,34
2,93 1,66
10
24,9'l
33,05 32,22 37,93
20
25
3.34
3,45
Diketahui hujan rencana dengan periode ulang l0 tahun (Xlo) : 155 mm dan hujan rencana dengan periode ulang 20 tahun (X2o) : 176 mm. Hujan terkonsentrasi selama 4 jam. Tentukanlah kurve intensitas hujan rencana dengan Metode Van Breen.
Jawaban soal 3.14:
50
16. Memilih persanraan garis regresi. Seperti yang sudah dijelaskan di depan bahwa rumus yang dipilih sebagai persamaan regresi intensitas hujan rencana adalah rumus yang mempunyai standar deviasi terkecil. Mengacu pada Tabel (3.33), dapat disimpulkan bahwa rumus yang sesuai untuk menentukan Kurve IDF dengan periode ulang 2
Teknik Perhitungon Debit Rt'tr<rttut lknryrnan Air
1.
,,0:----_==:
4
9Oot
:34,875mm{am
x176
:39,60mm/jam
ryo
7t
2.
Asumsikan kurve intensitas sama dengan kurve intensitas hujan terukur yaitu kurve intensitas hujan rencana 10 tahun dari rumus Sherman pada soal 3.1, yaitu:
4.
Koordinat kurve intensitas hujan rencana trerdasarkan persamaan (3.54) dan (3.55) adalah seperti terlihat dalam Tabel (3.34) dan Cambar (3.8).
, '
3.
1291,89
to,80
(3.s2)
Tabel 3.34 Koordinat kurve intensitas huiait rencana t0 tahun mm dan huian rencana 20 tahun : 176 mm
IDF Van Breen 10 tahun
155
lro:K,0ffilro
(3.s3)
Durasi (menit)
, '10
773,59
2803,40
t0,80
3165,1 3
to,e
Kzo
1291,99
24Ao.w
(3.s4)
5
'10
444,3'l
321 ,23
1
15
Keterangan rumus: intensitas hujan rencana 10 tahun intensitas hujan rencana 20 tahun K,o dan Kzo koefisien yang akan dihitung. Angka 24O hujan 4 jam 4 x 60 menit
30
84,50
f,o : lro :
: :
: : :
60
119.M
68,V1
120
240
39,47
I tt I E
.E
t ooo,oo
goo,oo
800,00 zoo.oo 600,00 soo,oo 4oo,oo soo,oo 200,00 100,00 0,00
tserdasarkan persamaan (3.52) selanjutnya dapat dihitung nilai K,o dan Kroyaitu:
Ko:
34,875x24Oqw 't291,99
2,17
; K,
39,60x2400'80 1291,89
:2,45
2,17 disubstitusikan ke persamaan (3.52) dan nilai K : 2,45 disubstitusikan ke persamaan (3.53) sehingga diperoleh persamaan regresi intensitas hufan rencana dengan periode ulang 1O tahun dan 20 tahun sebagai berikut:
Nilai K
'6
.E
f,
+ll
lru:2,lrW:j?*4
ln-2,45
(3.ss)
025
175
--r zsol
tr'3
3165,13
to,80
(3.s6)
*;t";ft""
roGr"
-l
:]
73
c.
Rumus Mononobe Kurve intensitas hujan rencana, jika yang tersedia adalah hujan
Tabel 3.35 Intens itas huian rencana dengan rumus Monobe untuk soal 3.15
Durasi 0am; lntensitas hulan akibat hujan t55 mm 2B't,65 177,43 135,40
11'.t,77
harian, dapat ditentukan dengan Rumus Mononobe. Bentuk umum dari Rumus Mononobe adalah:
lntensilas huian akibat hujan 176 mm 319,81 201,47 153,75 126,92 96,86
61 ,O2
lt : Xro : t :
X'o
* 24t 'o
''t
sl60
1
G.s7)
0/60
15160 20160
38,44
24,21
tinggi hujan harian maksimum atau hujan rencana (mm). durasi hujan atau waktu konsentrasi (jam).
300/60
8.38
20,87
Diketahui hujan rencana dengan periode ulang 10 tahun (X,o) : 155 mm dan hujan rencana dengan periode ulang 20 tahun (Xro) : 176 mm. Tentukanlah kurve intensitas hujan rencana dengan Rumus Mononobe dengan durasi hujan: 5 menit, 10, 15, 20,30,60, 124,
24A,3OO menit.
1.
(3.s8)
\,:+;* T''' =
2.
(3.s9)
Berdasarkan persamaan (3.57) dan (3.58) selanjutnya dapat dihitung intensitas hujan untuk berbagai durasi hujan seperti yang ditunjukkan dalam Tabel (3.35) dan Cambar (3.9).
Model Hietograf Hujan Rencana Seragam Model hujan jam-jaman seperti ini adalah model hujan rencana .yang paling sederhana. Dalam model ini, tinggi hujan rencana diang-
d.
74
75
gap sama selama durasi hujan. Oleh karena itu, intensitas hujan rencana tiap jam dirumuskan sebagai berikut:
t:-
,x
t
intensitas hujan rencana (mm/jam). tinggi hujan rencana (mm). durasi hujan rencana (jam).
I (mm/jam)
(3.se)
tp:rXt
Keterangan rumus:
(3.62)
Keterangan rumus:
I : X t :
t, t : r : tb
waktu puncak hujan rencana (jam). durasi hujan rencana (jam). rasio antara waktu puncak durasi hujan rencana, nilanya antara 0,3 s/d 0,5. waktu turun (jam).
I (mm/jam)
t (waktu)
Gambar 1.11 Hietograf Segitiga Contoh soal 3.16: Diketahui hujan rencana dengan periode ulang 2 tahun (Xr) : I 10,50 mm. Hitunglah hietograf segitiga dari hujan rencana tersebut jika r : 0,38 dan durasi hujan rencana 2 jam. Jawaban soal 3.'16:
lp
Model Hietograf Hujan Rencana Segitiga Dalam model seperti ini, distribusi tinggi hujan rencana jamjaman dianggap berbentuk segitiga, yakni diawali dan diakhiri dengan tinggi hujan sama dengan nol, dan diantaranya adalah terdapat tinggi
puncak hujan rencana.
e.
,2X
, pucak intensitas hujan rencana (mm/jam). tinggi hujan rencana (mm). durasi hujan rencana (jam).
(3.61)
tp
tb
Keterangan rumus:
I p
2x11o,5:
Alternating Block Method Hietograf hujan rencana yang dihasirkan oreh model ini adalah berupa distribusi tinggi hujan rencana dalam n rangkaian interval waktu dengan durasi At selama waktu t (jadi t : n x At).
HuJon Reneontt don lntcniltosnyo
f.
76
Data yang digunakan untuk menyusun model ini adalah data intensitas hujan. Cara perhitungan hietograf dengan Model Alternating Block Method langsung dijelaskan dalam contoh soal berikut. Contoh soal 3.17:
5.
o o o o c
6.
Diketahui data hujan rencana periode ualng 10 tahun (Xr,): 155 mm. lnterval waktu (At : 1 jam). Rancanglah hietograf hujan rencana dengan interval waktu (At : 1 jam). Model distribusi hujan yang digunakan adalah Alternating Block Method jika
Jawaban soal 3.17:
Ambil nilai paling besar dari kolom (6) kemudian taruh di kolom (Z pada baris tengah dalam hal ini baris (4). Angka yang dimaksud adalah 52,28. Di bawah angka 52,28 letakkan angka dari kolom (6) yaitu 13,59. Di atas angka 52,28letakkan angka dari kolom (6) yaitu
9.53.
1. 2. 3.
Hitung intensitas hujan rencana dengan rumus Mononobe (persamaan 3.56), hasil perhitungan dicantumkan dalam kolom (3)
Tabel (3.36). Hitung kedalaman hujan X pada kolom (4) Tabel (3.36). X : I xt - kolom (1) x(kolom (3) Hitung selisih kedalaman hujan berurutan (AX) pada kolom (5) Tabel (3.36). Contoh:
DemikiaB seterusnya semua angka di kolom (6) diambil dan diletakkan di kolom (7) secara selang seling.
Kolom (8) : kolom (7) x hujan rencana. o Contoh: angka 7,76 : 5,O1olo x 155.
53,74
0; karena kedalaman
4.
hujan sebelumnya tidak ada atau nol. o Baris (2) kolom (5) angka 13,97 : 67,70 - 53,74 o Dan seterusnya. Hitung persentase selisih kedalaman hujan berurutan (AX) pada kolom (6) Tabel (3.36). Contoh:
Untuk menjadi perhatian: " Jumlah angka pada kolom (5) : baris (7) kolom (4) : 102,79 mm. o Jumlah persentase pada kolom (6) dan (7)adalah 100o/o. o Jumlah hietograf pada kolom (B) - hujan rencana periode ulang 10 tahun : 155 mm. Tabel 3.36 Perhitungan hietograf dengan cara ABM
Hietograf ,"(%)
mm
(8)
i,
i,f i:i.,:':i-ii.' . ij
tzil:l
.
r
Baris (1) kolom (6) anska: s2,28 Baris (2) kolom (6): angka 't3,ss
: !I+x 102,79
:
102,79
I
2 3
100%
i:
(s).''
r(6)'i'
(n
5,01 6,41
53,74
51,74 13,97
52,28
13,59
67.70 77,50
9.80
7,BA
9,53 7,59
6,41
::y=x'100%
6
7
9,53 52,28
13,59 7,59
,32
8s,30
91,89 97,64 102,79
18.38
6,59 5,76
5,1 5
16.27 14,68
Jumlah
5,60
5,0r
100,00
5,60
102,79
r00,00
-oo0oo-
78
HuJon Rerrot,o
dilt
lntr,t/,t/tostty0
4.1
METODE RASIONAL
Metode Rasional merupakan rumus yangtertua dan yangterkenal
Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atau saluran namun dengan daerah pengaliran yang terbatas.
Men
u
(1
dapat digunakan untuk daerah pengaliran < 300 ha. Menurut Ponce (1989) dalam Bambang T (2008), Metode Rasional dapat digunakan
untuk daerah pengaliran 1 2,5 Km2. Dalam Departemen PU, SK SNI M-18-1989-F (1989), dijelaskan bahwa Metode Rasional dapat
digunakan untuk ukuran daerah pengaliran
<
5000 Ha.
Dalam Asdak (2002), dijelaskan jika ukuran daerah pengaliran > 300 ha, maka ukuran daerah pengaliran perlu dibagi menjadi be. berapa bagian sub daerah pengaliran kemudian Rumus Rasional diaplikasikan pada masing-masing sub daerah pengaliran. Dalam Montarcih (2009) dijelaskan jika ukuran daerah pengaliran ) 5000 Ha maka koefisien pengaliran (C) bisa dipecah-pecah sesuai tata guna lahan dan luas lahan yang bersangkutan. Dalam
il
Suripin (2004) dijelaskan penggunaan Metode Rasional pada daerah pengaliran dengan beberapa sub daerah pengaliran dapat dilakukan dengan pendekatan nilai C gabungan atau C rata-rata dan intensitas hujan dihitung berdasarkan waktu konsentrasi yang terpanjang.
Rumus umum dari Metode Rasional adalah:
lr
rumus,
1.
(4.1)
Rumus Kirpich
Q:O,27BxCxlxA
Keterangan rumus:
r _ -
0,87 *
L'
o''ut
"
l6ob;T
(4.3)
: : A: | :
Q C
debit puncak limpasan permukaan (m3/det). angka pengaliran (tanpa dimensi). luas daerah pengaliran (Km2). intensitas curah hujan (mm/jam).
t : L:
S:
Keterangan rumus:
waktu konsentrasi (jam). panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik yang ditinjau (Km). kemiringan rata-rata daerah lintasan air.
Metode Rasional di atas dikembangkan berdasarkan asumsi sebagai berikut: 1. Hujan yang terjadi mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh daerah pengaliran selama paling sedikit sama dengan waktu konsentrasi (t.) daerah pengaliran. 2. Periode ulang debit sama dengan periode ulang hujan. 3. Koefisien pengaliran dari daerah pengaliran yang sama adalah tetap untuk berbagai periode ulang.
Jika persamaan (4.1) dipergunakan untuk menghitung debit rencana dengan berbagai periode ulang maka notasinya dalam
2.
waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakannya menjadi 2 komponen yaitu:
t.
= to * to (menit)
(4.4) n
Dengan:
,o:
?x 3,2g x L x
(menit)
(4.s)
JS
16:-1tn : 5 : L: L, V
(4.6)
60xV
Qr:a,27BxCxlrxA
Keterangan rumus:
(4.2)
Q,
debit puncak limpasan permukaan dengan periode ulang T tahun atau debit rencana dengan periode ulang T tahun
(m3ldet).
Keterangan rumus: angka kekasaran permukaan lahan (lihat Tabel 4.1). kemiringan lahan. panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m). panjang lintasan aliran di dalam saluran/sungai (m). kecepatan aliran didalam saluran (m/detik).
C A
82
Dtltlt
83
il
r
l
. . .
I Tanaman pangan / tegalan dengan sedikit I rumput pada tanah gundul yang kasar dan I lunak I . padang rumput o Tanah gundul yang kasar dengan runtuhan I I dedaunan o Hutan dan sejumlah semak belukar
o.o2
0:i,
O,ZO
o o
Perkotaan Pinggiran
o,+o
O,OO
o,go
o o . o o
Multiunit, tergabung
Perkampu'nBan Apartemen
Aspal dan beton Batu bata, paving
Perkerasan:
Koefisien pengaliran (C), didefinisikan sebagai nisbah antara puncak aliran permukaan terhadap intensitas hujan. Perkiraan atau
o o
a,gs
o,7o
pemilihan nilai C secara tepat sulit dilakukan, karena koefisien ini antara lain bergantung dari: 1. Kehilangan air akibat infiltrasi, penguapan, tarnpungan
permukaan.
- 0,10 - 0,20
O,17
2.
o o
Datar (2%)
Curam (7%)
0,22
Dalam perhitungan drainase permukaan, penentuan nilai C dilakukan melalui pendekatan yaitu berdasarkan karakter permukaan. Sebagai contoh, dapat dilihat pada Tabel (4.2). Kenyataan di lapangan sangat sulit menemukan daerah pengaliran yang homogen. Dalam kondisi yang demikian, maka nilai C pada persamaan (4.1) atau (a.2) dihitung dengan cara berikut:
Hutan:
o o o
Datar0-5%
Bergelombang5-10%
Berbukri 10
30%
Cara lain yang juga dapat dilakukan adalah dengan mensubstitusikan persamaan (4.7) ke persamaan (4.2) sehingga diperoleh persamaan berikut:
iC,
C:Crata-rata:
i-1
A,
(4.7)
Q:0,278 xlrx(f, A
xC,)
(4.8)
i-l
b,
'
Tekntk Perhltungon Debtt Rencona Bongunon Alr
Keterangan rumus (4.7) dan (4.8): Ci koefisien limpasan sub daerah pengaliran ke i. Ai luas sub daerah pengaliran ke i. jumlah sub daerah pengaliran.
: :
B5
7
Langkah-langkah perhitungan debit rencana dengan Metode Rasional adalah:
l.
A2
A4
2. 3. 45. 6.
pengaliran atau DAS tersebut dibagi-bagi terlebih dahulu menjadi sub-DAS (Ai) sesuai dengan tata guna lahan (Ci). Ukur tiaptiap luas Ai. Hitung C rata-rata berdasarkan persamaan (a.T jika nilai Q dihitung dengan persamaan (4.2). Hitung f, A,C,jika nilai Q dihitung dengan persamaan (4.8). Hitung waktu konsentrasi (tc) berdasarkan persamaan (4.3)
atau (4.4). Hitung intensitas hujan (l).
43
AI
:--L__
Outlet sungai utama
rencana (Xr)
Hitunglah besarnya debit rencana jika besarnya curah hujan * 130,5 mm.
7.
Jika data hujan yang tersedia adalah data menitan maka I dapat dihitung dengan Metode Talbot, Sherman, dan lshiguro. Jika data hujan yang tersedia adalah data harian maka I dapat dihitung dengan Metode Mononobe. Masukkan hasil perhitungan yang diperoleh dari langkah 3 s/d langkah 6 ke persamaan (4.2) atau persamaan (4.8) untuk mendapatkan nilai Qr.
Tabel
4.3
Sub DAS (A), Koef limpasan (C), panjang sungai utama (L), dan kemiringan sungai utama (S)
Luas
Luas total
2,2i
Km2
Jawaban soal 4.1: Data masukan untuk perhitungan debit rencana terrebih dahuru dianalisis yaitu: Ai Ci, tc, dan t seperti dalam Tabel (4.4): Tabel 4.4 Perhitungan Ai Ci, tc, dan I
Posisi sub DAS yang dimaksud dalam soal 4.1 adalah seperti
sketsa berikut:
1,16 |
Irtnr I.rh
o,to
86
don tlospers
B7
7
Tabel 4.4 Laniutan
s (6)
Pertanyaan:
l, (mm/iarn)
(e) 78,52 44,68 60,41 32,23
X, (mm)
r.
(iam)
1.
(n
30,50 30,50 30,s0 30,s0
2.
Apabila diketahui intensitas curah hujan rencana 10 tahun adalah 30 mm/jam dan intensitas curah hujan rencana 20 tahun adalah 50 mm/jam, berapakah debit rencana untuk masing-masing periode ulang tersebut ? Berapa waktu konsentrasi pada sungai utama?
t. menggunakan Metode Kirpich (persamaan 4.3) dan perhitungan intensitas hujan (l) menggunakan
Pada Tabel (4.4), perhitungan
o .
Diketahui: 150 ha : 1,5 Km2. Nilai C untuk lahan hutan bergelombang : 0,50. Nilai C untuk hutan berbukit : 0,80. lntensitas hujan (l,r) : 30 mm/jam dan(lr) : 50 mm/jam. Hitung: E A.CJ : (35% x 1,5 Km2 x 0,50)+(65% x 1,5 Km2 x 0,80)
Luas daerah pengaliran sungai (A)
Rumus Mononobe.
213
l:\L Z! 24 t.
@.9\
o . .
l. Xro
* tc : o o . . .
Dengan memasukkan data dari Tabel (4.4) yakni: 32,23 mm/jam (interrsitas waktu konsentrasinya paling lama).
1,31 Km2. Dengan memasukkan nilai I A, C, dan nilai l,o dan lro ke persamaan (4.8) maka diperoleh debit rencana l0 tahun (e,o) dan debit rencana 20 tahun (Qro): Q,o
Nilai
\: I
ini
dipergunakan karena
Nilai
A,C,
1,48 Km2.
: :
AiC
Q,
0,278x32,23 x 1,48
13,30 m3/detik'
Contoh soal4.2 Suatu daerah pengaliran sungai mempunyai luas 150 ha yang terdiri ciari 35 % hutan bergelombang dan 65 % lrutan berbukit'
irarriang sungai utama yang telali hemiringan rata-rata 0,E5 %.
Diketahui: Panjang sungai utama yang telah diukur (L) Kemiringan rata-rata (S) : 0,85 %. Hitung: Waktu konsentrasi (t.):
3,0 Km.
* _ a,87, L'
: "- iooo*s
o''u'
o,B7
x32
o'38s
looo-opoas
0,93 jam.
t' kt' i k
[\' i ltt ( t
no rt t I [ )t' l>t
t /l{'llr
r/t
lt, I i
tt t''
| ) t tt
tt
t /\
B9
r
4.2
METODE MELCHIOR
Metode Melchior yang berlaku untuk daerah pengaliran
wilayah Jakarta secara umum dirumuskan sebagai berikut:
cli
dengan:
Q,u*:crxlxA
Keterangan rumus:
(4'10)
F:luas elips yang mengelilingi daerah alirang sungai dengan sumbu panjang (a) tidak lebih dari 1,5 kali pendek (b). Besaran F dinyatakan dalam Km2, dan nilainya ) luas daerah
pengaluran (A).
o
3.
dan lama
Q*,, cr p : | : A . . . r 1.
,_l0x0xRromaksimum
36xt. (Q.,J
dalam
(4.13) (4.14)
(4.1s)
n _ 10xL
"-36*v
V:1,31x (q x S')o''z
Keterangan rum us-rum us:
Menentukan nilai koefisien pengaliran (ct)' Menentukan koefisien reduksi (0). Menentukan intensitas hujan (l). Menghitung Qmak untuk suatu daerah pengaliran'
Menentukan cr Melchior menetapkan koefesien pengaliran (ct) sebagai angka perbandingan antara Iimpasan dan curah hujan total, yang besarnya tergantung dari kemiringan, vegetasi, keadaan tanah, temperatur angin penguapan dan lama hujan pada umunrnya koefisien pengaliran'ini bernilai antara O,42 - O,62. Menentukan B o Koefisien reduksi (F), ditentukan dengan rumus: P : F, x F,
Rro t. : V a S : H L :
hujan harian (mm). waktu konsentrasi (jam). kecepatan rata-rata aliran (m/detik). F, Xl.ouuXF (m3/detik). kemiringan rata-rata sungai
beda tinggi antara tinggi sungai (Km).
2.
(4'11)
F:
1970
il-a,12
(4.12)
Dalam menghitung nilai I pada persamaan (4.'t3) dilakukan dengan coba-coba (1,), sebab nilai t. bergantung V, nilai V bergantung Q, dan nilai Q bergantung pula pada nilai I yang justru dicari nilainya. Untuk keperluan perhitungan coba-coba nilai I dapat digunakan Tabel (4.6).
Nilai I yang dipergunakan dalam persamaan (4.13) tersebut perlu ditambah dengan persentase tertentu, tergantung pada nilai t^. Nilai penambahan dapat dilihat pada Tabel (4.7).
lvletod? Rttshttrtl
90
91
r
4.
Menghitung Qmaks untuk suatu daerah pengaliran Rumus-rumus yang diuraikan di atas berlaku untuk daerah Jakarta. Oleh karena itu, untuk daerah luarJakarla yang mempunyai cuiah hujan harian maksium r (mm), maka hasilnya harus dikalikan dengan perbandingan curah hujan harian maksimum setempat dengan curah hujan harian maksirnum Jakarta (200 mm), sehingga
persamaan (4.1 0) menjadi:
.,,1
fc {menit)
I
tc (menit)
13
0-40
40-115
Q:
ux
xA
-r*
@.16)
15- l90 190 - 27r) 270 - 360 360 - 450 450 - 540 540 - 630 630 * 720
'r
720
B1A
ol 10 ,,1
12
I
6l tl Bl
.l sl
I
2l
;I
89.5
- 980
980
1155
1070 1155
14
15
r070r240330
1A
25
1240 1330
16 17 18 19
20
21
i6B0
17VA
22
23
- 212A - 221A 2210 - 2295 2295 - 2380 23BO - 2465 2465 - 2550 2550 - 264A 2640 - 2725
2120 2725 - 281 s
26
17
28 29
l0
)/33 14
810 - 895
t770 - 1860
F S11
0 10 _ ?__
Lama hujan,
(jam)
5 u
mber : S ubarkah
(19
B0)
80
70
Contoh soal 4.3 (dikutip dengan penyesuaian dari pustaka nomor 24)
Suatu daerah pengaliran sungai mempunyai luas DPS
Km2, yang mempunyai panjang sungai utama
50 300
57 43
32
Su
mber :
ubarkah
(19
B0)
Di DPS tersebut terdapat 4 buah stasiun hujan yang mempunyai data curah hujan maksimum berturut-turul 146 mm, 1 65 mm, 244 mm dan 236 mm. Dari peta DPS diplot ellip melchior, menrpunyai sumbu panjang a : 28,4 Km dan sumbu pendek b : 18,9 Km. Berapakah debit maksimum?
Jawaban soal 4.3:
Luas Ellips
(Km2
I m3/detik/
Km2
Luas
fllips
720
1
Km?
I m3/detildKm'?
2,30
1
1
m3/detildKm'?
144
4,75
216 288
360 432 504 576 648
4,00
3,60 3,30 3,05 2,85 2,65 2.45
080 00
185 155
1440
21
1. 2.
1,85
Menentukan cr : 0152. Menentukan B dan I 2.'l Tentukan Luas ellips melchior (F), kemiringan rata-rata sungai (S), dan F1:
29
72 108
F : ll4raxb
422 Km2.
7200
92
'1tt
93
F*
c_ J -
H
o,gL
2.7
"t700
0,76.
0,9x39200
B
2.8
422 Km2, B1 dihitung dengan rumus:
O,7OxO,76:0,532.
,_l0x0xRromaksimum
_ 1970 -i -, F :,'
36xt.
10 x 0,532 x 200 36 x 8,5
Catatan: Rzamaks
p1-o,'12
-3960+ (rZZO*p,)
200 mm
untuk Jakarta
(tzzoxB,)
3,5 m3ldet/Km2.
2.g Bandingkan
jadi
1.,
coba
3,5 m3/det/Km2;
pr
0,76.
lr.
2.2 Coba-coba (taksir) nilai l, berdasarkan Tabel (4.6) dan nilai F : 422 Km2; Dengan cara interpolasidariTabel (4.6)diperoleh nilai I : 3,00 m3/det/Km2. 2.3 Hitung Q:
2.10 Coba lagi l, dengan nilai 3,5 kemudian perhitungan dimulai dari langkah perhitungan (2.3) yaitu mulai perhitungan.nilai Q sampai diperoleh nilai l, : Ir.
F,xl,xA
0,76x 3,00 x 169
2.11 Dalam contoh soal 4.3, hasil perhitungant, | : 3,95 (m3/det/Kmr) dan tc : 460 menit.
l, setelah:
:385
m3/det.
2.4 Hitung V:
2.12 Untuk t.: 4b0 menit besarnya koreksi 8 % sehingga nilai menjadi: : '1,08 x 3,95 : 4,27 (m3/det/Km2).
3.
V :1,31x(exSr)o,,
:'1,31 x (385
2.5 Hitung t.:
xO,O4B2)1'2
1,28 m/detik.
4.
375,25 m3/detik.
L ' 36xV
10 x
1Ox39,2 36x1,28
Menentukan Qmaks suatu daerah pengaliran: Curah hujan rata-rata daerah pengaliran dalam soal:
*:
Km'; tc
('t46
165 + 244
+ 230)/4:
198 mm.
198
Br.
F:
8,5
jam;
Lihat Tabel
fadi Qmaks
0,52x4,27 x'169x --
200
70
olo
Air
95
250,55 rnm
c,
x;x4
v-r-
Nilai intensitas hujan maksimum dengan kala ulang Z0 tahun ditentukan dengan rumus:
.
*
221'?
200
Q.,+ x
t)+ 3oo
4To,og mr/rler.
(oxt)+z
Km2
(4.21)
4.3
METODE WEDUWEN
Jika luas daerah pengaliran kurang dari atau sanra dengan 100 dan lama hujan kurang dari sama dengan l2 jam rnaka nilai I dihitung dengan rumus:
7.74 | : t+l,45 @.22\ . Langkah-langkah perhitungan debit maksimum (emaks Jat'
Metode Weduwen yang digunakan untuk menghitung debit maksimum di daerah pengaliran Jakafta dirumuskan sebagai berikut:
' Qmaksjakarta:cr.XpxlxA
Keterangan rumus:
(4,.17)
c B | A
Qmax
: : :
debit maksimum (m3/dt). koefisien pengairan. koefisien reduksi. intensitas hujan (m3/dt/Km2). luas daerah pengaliran (Km').
1. 2. Hitung harga B berdasarkan persamaan {4.19). 3. Hitung I berdasarkan persamaan @.21). 4. Hitung harga o berdasarkan persamaan (4.18). 5. Hitung harga t berdasarkan persamaan (4.20). 6. Cek harga t hitung apakah sudah sama dengan t 7.
coba, jika tidak sama maka ulangi dari langkah 1.
CI.
I.
4,1
l+7
(4.18)
B.
(4.1e)
rzo+
ialxn
t+9
Tentukan nilai a, B, dan I pada saat nilai t sudah tetap (sama dengan t perhitungan sebelumnya). Hitung Qmaks berdasarkan nilai o,, B, dan I pada saat nilai t pada langkah 7.
120+A
Lamanya hujan (t dalam satuan jam) ditentukan dengan rumus:
Langkah-langkah perhitungan debit maksimum dengan periode ulang i tahun (Qi) untuk daerah pengaliran di luarJakarta dengan Metode Weduwen adalah:
1.
(4"20)
r
S
O,476x
I
i
s./d
A3t8
(oxBxl)"'*(S)"0
adalah kemiringan dasar sungai rata-rala.
2.
tahun
Dalam perhitungan Qmaks atau debit makiimum dengan kala ulang tertentu, intensitas hujan (l) harus dibandingkan dengan intensitas hujan dengan periode ulang 70 tahun.
Teknik PerhitLtngan Debit Rt'rt-l'tunt l\ttt'lttrtrrrr Att
R,
'rnn
''
"
R^
@.23)
r
mi
koefisien perbandingan curah hujan di suatu wilayah dengan periode ulang i tahun (R, ; besarnya belum diketahui) dengan curah hujan dengan periode ulang 70 tahun (Rro), lihat grafik pada LamPiran (4.1). koefisien perbandingan curah hujan di suatu wilayah dengan periode ulang n tahun (R"; besarnya sudah diketahui) dengan curah hujan dengan periode ulang 70 tahun (Rro), lihat grafik pada Lampiran (4.1).
curah hujan di suatu wilayah dengan periode ulang n tahun; besarnya sudah diketahui.
2.
Ditanya:
eO
3.
15
.....
., ?
"
Q,o
Dicoba untuk t
.......?
sebagai
berikut:
ffin
120+
t+1xA t+9
4'5+1
4,5
120+A
120+
+9
x24
120 + 24
Rn 3.
t:
C[:
67,65
67,65
Hitung Qi
Q,
Qmaks Jakarta
-5
11,37
+7
:0,777.
Rro
Ri
Qmaks Jakarta x
240
@.24)
Contoh soal4.4
0,467 x243/8
dari pustaka nomor 24) Suatu daerah pengaliran sungai mempunyai luas A : 24 Km2 dengan kemiringan dasar sungai rata-rata s : 0,005.-Dari stasiun pen8amatan hujan di DPS tersebut diperoleh data hujan harian maksimuffi Rn : 205 mm dengan periode ulang 40 tahun. Hitung debit maksimum
akibat hujan periode ulang 5 tahun dan 10 tahun.
(o,lzr
x 0,9 x 1 1 37)'
x o,oo51/o
4,46 jam.
Dari perhitungan di atas: t coba (ti)
t hitung
(t)
Oleh karena itu, dicoba lagi untuk t, sehingga diperoleh: t, yaitu pada saat:
1.
t :
| :
4,57 jam
11,24 (m3ldt/Km2)
;
Diketahui: . Periode pengamatan 40 tahun, dari grafik pada Lampiran (4.1) didapat m" : 0,915. 205 mm' ' Rn . A : 24Km2 o S : 0,005
leknik Perhitrtrtgan Debit Rrrx ttrttt lilttttlrtttnt Air
: cr :
B
0,90
0,761
3.
x 0'e0
11'24 x 24
i;^ur;l*i*oo''61
99
rl
4.
!,
Hitung curah hujan periode ulang 5 dan 10 tahun
Keterangan rumus:
: mi xR Ro R l-n)
mn
ffiao
't
*oo
Qmax ct : p : I A
oi,:
debit maksimum (m3/dt). koefisien pengairan. koefisien reduksi. intensitas hujan (m3/dlKm2). luas daerah pengaliran (Km2).
sehingga:
Roo
2x
Ao'7
. R,
ffi, xRnR,o
mn
ff*r*..
1+ 0,075 x
A'''
:: Xl
(4.26)
Dari grafik diperoleh m, untuk hujan periode ulang 10 tahun m,o : 0'70 0'Zq *265 : 156,83 mm' sehingga: R,o : &xR+o: 0,915 ffiqo
5.
1 - 1+3,7*160,axt tT
A3t4
t'+15
(4.27)
12
t -0,1 xLo'8xS'o'3 L S
Keterangan rumus: panjang sungai utama (Km).
(4.28)
Q, :
Qmaks Jakarta
- $240
: :
184,76"#
. Q,o:
Qmaks Jakarta x
R,o
: 103,5
240
m3/detik.
Besarnya curah hujan (r dalam satuan mm) untuk lama hujan tertentu (t dalam satuan jam) dan hujan harian maksimum (R, dalam satuan mm)dirumuskan sebagai berikut:
: t
o :
120,73 m3/detik.
txR^.
t + 1- 0,000a x (zoo - nr.)x (z -
184,76*
'5,6,'9
r o
(4.2s)
t[
(4.29)
240
t<
19 jam
4.4
METODE HASPERS
t+1
Untuk 19 jam<
(4.30) (4.31)
Metode Haspers yang digunakan untuk menghitung debit maksimum dirumuskan sebagai berikut:
Qmaks:c{,XBxlxA
r
3,6xt
(4.32)
Langkah-langkah perhitungan dcbit maksimrrin (Qmaks) dengan Metode Haspers adalah:
3.
Hitung cr
1+o'o12xAlt1+O,O75x A"''
o,4s.
4. Hitung tc :
tc
0,1 x
Lo,B
S-0,3
5 jam.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Hitung nilai cr berdasarkan persamaan (4'.:{r). Hitung nilai berdasarkan persamaan t4.2$. Hitung nilai B berdasarkan persamaan \4)7).
5.
6.
Hitung
Jadi
Hitung nilai r berdasarkan persamaan t4'29) sld (4.31). Hitung nilai I berdasarkan persamaan (4.32). Hitung nilai Qmaks berdasarkan persamaan t4.25).
1,33.
Contoh soal4.5
(dikutip dengan penyesuaian dari pustaka nomor 24) Suatu daerah pengaliran dengan luas (A) * 100 l(nr2, panjang sungai : utama (L) * 10 Km dengan kemiringan dasar sungal rata-rata (So)
0,001"
o o
'110 mm:
t+1
5+1
R,oo
Nilai
rloo
ditentukan
Jika tersedia data curah hujan harian maksimum selama 10 tahun pengamatan dan nilai curah hujan rata-ratanya * 90 mm serta nilai curah hujan rencana dengan periode ulang 20 tatrun setelah dihitung berdasarkan distribusi probabilitas cumbel * 110 mm, berapakah debit maksimum dengan periode ulang 20 tahun tlan 100 tahun.
&r:
R+ SxKro (Distribusi Probabilitas Cumbel; nilai Rdan S tetap untuk data yang sama; hanya nilai K yang
Untuk jumlah data curah hujan harian maksimum data, maka nilai faktor probabilitas (K):
10 buah
1.
r A r L . 5o
o o
Dengan periode ulang 20 tahun (K2o) 1,85. Dengan periode ulang 100 tahun (K1oo) 4,32.
Nilai
. I
gomm'
1
2.
Nirai R,oo
10 mm.
......1 ......?
Jadi
r,oo
t+l -
5x156-'69
5+1
130,58 mm.
t02
'l
103
fl
7.
Hitung
9'l
3,6x5 3,6x5
'67 :
5,09 m3/dt/Km2.
m3/dt/Km2.
130'58
:7,25
Hitung Q."n,
Ififrogmf Sotuan
5.1 PENGERTIANHIDROGRAF
Sebelum mempelajari lebih lanjut mengenai hidrograf, terlebih dahulu akan disajikan beberapa pengertian yang berhubungan dengan hidrograf, sebagai berikut:
1
:0,45xO,75x7,25 x 100
2.
3.
aliran misalnya debit (Q) terhadap waktu (t). lstilah selanjutnya yang disebut dengan hidrograf dalam buku ini adalah hubungan antara debit dengan waktu. Komponen pembentuk hidrograf berasal dari: limpasan atau aliran permukaan/aliran langsung dan aliran dasar (dibentuk oleh aliran antara dan aliran bawah tanah). Hidrograf terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu: lengkung konsentrasi/ lengkung naik, bagian puncak, dan lengkung resesi. (Lihat contoh
pada Gambar 5.1).
104
5.
Lengkung naik Puncak Lengkung resesi
Hidrograf satuan dapat dipergunakan antara lain untuk: r Memperkirakan banjir rencana pada suatu DAS atau sub_
DAS.
.
<-+
Waknr Puncak
Waktudasar
Menurunkan hidrograf satuan DAS atau sub-DAS lain khususnya yang mempunyai kemiripan karakter. Penggunaan hidrograf satuan harus memperhatikan luas DAS atau sub-DAS. Dalam Linsley (1989) dijelaskan bahwa penggunaan hidrograf satuan tidak boleh lebih dari 5000 km2, kecuali diperkenankan pengurangan akurasi. Dalam Chow (l9BB) dijelaskan bahwa penggunaan hidrograf satuan diperbolehkan untuk luas DAS 30 s/d 30.000 Km,.
5.2 PENGERTIAN HIDROGRAF SATUAN 1. Hidrograf satuan adalah hidrograf limpasan langsung (limpasan 2. 3. 4.
permukaan) ying dihasilkan oleh hujan satuan. Hujan satuan adalah hujan efektif yang terjadi. merata di seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) dan dengan intensitas tetap selama
satu satuan waktu yang ditetapkan-
Terdapat 3 dalil yang harus diperhatikan dalam hidrograf satuan: Dalil I (lebar dasar sama)
lamanya sama atau lebih pendek dari periode lengkung naik hidrograf. Anggapan dan karaktersitik hidrograf s,atuan: o Sistem yang berlaku pada DAS adalah linear time invariant artinya keluaran berbanding lurus dengan masukan dan tidak berubah terhadaP waktu. o Tidak terdapat perubahan karakteristik DAS akibat perubahan
musim.
Hidrograf satuan (U) yang dihasilkan oleh hujan efektif (i) yang durasinya (t,) sama, akan mempunyai lebar dasar (to) yang sama. (Lihat Cambar 5.2). Dalil Il (linieritas) Besarnya limpasan langsung linier dengan tinggi hujan efektif (i), artinya makin besar nilai i maka nilai U makin besar (Lihat Cambar 5.2). Dalil lll (penjumlahan/superposisi) Limpasan langsung yang dihasilkan oleh hujan efektif yang berurutan dapat ditentukan dengan menjumlahkan limpasan langsung yang dihasilkan oleh masing-masing hujan efektif
tersebut.
7.
o o
pada
intensitas dan waktu tertentu. Bersifat khusus untuk suatu DAS, oleh karena itu penggunaan hidrograf satuan suatu DAS pada DAS lain harus dilakukan
secara hati-hati.
u runkan h idrograf satuan (U), maka terdapat 2 kelompok hidrograf satuan, yaitu: hidrograf satuan nyata dan hidrograf satuan sintetis.
t06
Hidrogal \ilrrtut
5.3
Hidrograf Satuan Nyata adalah hidrograf satuan yang diturunkan berdasarkan data hujan dan data debit. Contoh metode yang dapat
dipergunakan untuk menurunkan Hidrograf Satuan Nyata suatu Daerah Aliran Sungai (DAS), diantaranya: Metode LK. Sherman, dan Model Collins.
Contoh soal 5.1 (Metode LK. Sherman) Jika diketahui luas DAS (F) : 21O km2. Hujan dengan durasit, - 6 jam dan data debit yang tercatat setiap interval waktu (40 : 6 jam seperti tercantum pada kolom (2) Tabel (5.1). Aliran dasar (base flow) lO m3/ det. Tentukan Hidrograf Satuan DAS tersebut. Tabel 5"1 Perhitungan hidrograf satuan nyata LK Sherman
Tanggal
L, l--l
,,
ffit
| 'I',#l
u m3/dt
waktu (At)
(2)
Debit total
in3/det
Base
flow
Limpasan
Hidrograf
Satuan (m3/det/
langsung
M3/det (m3/det) (4)
waktu
gorr,l
L t. <.---r--+-{...:}
cm)
(6) 0,1 3
'
-
(1)
(3)
'l
0.00 6.00
1 Juni
'r
1,00
10,00 10,00
r
105,00
1
't2,34
1
2.00
10,50
0,00
00,50
3,06
148,00 150,00
1
10,00 10,00
138,00
'140,00
1
17,93
t 8,19
10,50
r0,00
r
00,50
13,06
8,71
0.00
10,00
4,02
3,31
10,00 10,00
2,86
2,12 1,49
3 Juni
12.00
18.OO
26,30
21
r0,00
10.00 10,00 10,00
6,30
1,50
0.00 6.00
4 Juni
,50 10,00
0,00 0,00
10,00 10,00
12.00
r
r0,00
10,00
0,00
0,00 748,20
8.00
r0,00
Hldrogrol Sutuut
t09
r
I
. . .
Kolom (1), (2), (3), (4) adalah data yang diketahui . Kolom (5) : limpasan langsung - kolom (3 )- kolom (a). Tinggi hujan rata-rata di atas DAS (h*,,) : Totalkolom (5) x At
satuan nyata dapat dilakukan dengan cara dekonvolusi hidrograf. Rumus dekonvolusi hidrograf satuan:
Q": >.
Q, : P. : U*,*r : n : M :
nsM
XUn-,*r
(s.1)
Keterangafr?rrus:
hidrograf limpasan langsung (diketahui). hujan efektif (dikerahui). hidrograf satuan (akan dihitung). jumlah ordinat hidrograf limpasan langsung. jumlah durasi hujan yang berurutan.
F u e r
Kolom (6)
hidrograf satuan
kglom(5).
hrata-rata
At
F
140 120
100
80 60 40 20 0
.-
o lam
--
Nilai Q1, Q2, dan Q3, serta nilai Pl ,P2, dan P3 pada persamaan (5.2) sld (5.3) adalah diketahui. Oleh karena itu, berdasarkan persamaan (5.2) didapat nilai U1. Kemudian nilai U1 dimasukkan ke persamaan (5.3) didapat nilai U2. Dan nilai U'l dan U2 dimasukkan ke persamaan (5.4) didapat nilai U3
dan seterusnya.
t0
[:
l+tfidrograf satuan
--'
16 14 12 - LineI"""u^s;r"sl
I
Gambar 5.4 Limpasan langsung dan hidrograf satuan nyata akibat huian efektif tunggal untuk soal 5.1.
5.4
Hitunglah hidrograf satuan 1 jaman bila diketahui curah hujan dan limpasan langsung yang terjadi adalah seperti Tabel (5.2).
Dalam contoh soal 5.1 dijelaskan cara menurunkan hidrograf satuan nyata berdasarkan hujan efektif tunggal.
Jika hujan efektif yang terjadi adalah tidak tunggal, melainkan dengan intensitas berbeda secara berurutan, maka penurunan hidrograf
fi0
Ilidrotyol 5olrttut
r'
Limpasan Langsung
1Q, m3/dt)
25 45
10,5
)
3
40
4
5
6
7
B
P,xUu+PrxUo+PrxU,
25 x U, + 45 x2,02x 40 x 1,BB 1,39 m3/dt/mm.
P,xUu+PrxUr+PrxUo
25
x Uu + 45 x 1,39 x 40x2,O2
1,08 m3/dt/mm.
P,xUr+PrxUu+PrxUu
25 x U, + 45 x 1,08 x 40 x 1,39 0,45 m3/dt/mm.
P,xUu+PrxUr+PrxUu
25 x U, + 45 x O,45 x 40 x 1,08. 0,20 m3/dt/mm.
10
3; Berdasarkan Tabel (5.2) diketahui: jumlah durasi hujan (M) 10; sehingga jumlah ordinat Jumlah ordinat limpasan langsung (N)
hidrograf satuan(U)
Setelah U, # Uu diperoleh, maka hubungan antara curah hujan, limpasan langsung, dan hidrograf satuan dari soal 5.2 dapat disajikan seperti. Tabel (5.3) dan Cambar (5.5).
Tabel 5.3 Curah hujan, limpasan langsung dan hidrograf satuan soal 5.2
n
1. e, : p,xU, 10,50 25 x U, O,42 m3ldtlmm. Ur P,xUr+PrxU, 2. Q, 50,50 25 xU., + 45 x0,42 1,26 m3ldtJmm. U2 P,xUr+PrxUr+PrxU, 3. Q, 120,40 25 x U, + 45 x 1,26 + 40x0,42 1,88 m3/dt/mm. U3 P,xUo+PrxUr+P.xU, 4. Q. 185,60 25xUo + 45 x 1,88 x 40x1,26 2,02 m3ldtlmm. Uo
112
Limpasan Langsung
(Q, m3/dt)
10,5 50,5 120,40
r
2
3
45 40
4
5 6 7
B
85,60
200,80
170,45 "t15,40 68,40 30,7s 18,20
I
10
llidrogrol Sultll'nr
113
3'00
250l
2.00 E
Tabel 5.4 Perhitungan total hidrograf limpasan langsung untuk soal 5.3
Waktu (am)
(1) 0
U (m3/dUmm)
(2)
Total Hidrograf
langsung (m3/dt)
(s)
30 mm
(4)
3, d
1,50
g
f
0,00 o,42
"t,26 1,88
2,O2
0,00
21 ,OO
't,oo
I
2 3
,00 75,60
21 r 31
0,50
4
0,00
56,40 60,60
41 ,70
,80 157,40
1
1,39 1,08
30,1 0
6
8
o,45 0,20
32.40
1
3,50
Gambar 5.5 Hidrograf satuan untuk soal 5.2 Contoh soal 5.3
Berdasarkan hidrograf satuan yang diperoleh dari soal 5.2, hitunglah
6,00
total hidrograf limpasan langsung jika terjadi hujan efektif sebesar 50 mm pada jam pertama dan 30 mm pada jam ke dua.
. o .
Kolom Kolom
(2) : hidrograf satuan dari jawaban (3) :50 mm x kolom (2) (4) :30
soal 5.2.
Pengisian nilainya dimulai dari jam ke nol (karena hujan berlangsung 1 jam dari awal).
Kolom
IIujan efektif
(mm)
Kolom
(5) :
mm x kolom (2) Pengisian nilainya dimulai dari jam ke 1 (karena hujan berlangsung 1 jam dari jam ke 1). kolom (3) + kolom (4).
ts ls t{
120
Waktu (iam)
Cambar 5.6 Besar dan urutan huian efektif untuk soal
! roo ro
o
&
a0 20 0
5.i
10
Waklu (iaml
.Gambar 5.7 Hidrograf satuan, hidrograf akibat hujan 50 mm dan j0 mm, sr.rla tofa/ hidrograf limpasan langsung untLtk soal 5.3
Teknik Perhitungott Dt'bit Rt'rtt rtrxt lltttrgrnunr Air
llidroqral \nlrnnt
t15
rfr
HIDROGRAF SATUAN
Hujan satuan dapat dikatakan sebagai hujan efektif setinggi 1 mm dengan durasi tertentu dalam menghasilkan limpasan permuDurasi hujan saiuan akan mempengaruhi bentuk hidrograf satuan, khususnya terhadap waktu dasar (tr,) dan besarnya debit puncak (Qo) dari suatu hidrograf satuan.
hujan Jika suatu hidrograf satuan dari suatu DAS dibentuk oleh efektif dengan durasi t, jam misalnya, maka hidrograf satuan yang
dihasilkan oleh hujan satuan dengan durasi t,' jam pada DAS tersebut dapat diturunkan dengan 2 metode, yaitu: o Lagging Method. . S HydrograPh Method.
t, (kolom
a.
Lagging Method Metode ini digunakan untuk menentukan hidrograf satuan dengan durasi hu.ian efektif yang lebih lama atau kelipatan dari durasi hujan efektif sebelumnya. Contoh: hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif t, jam meniadi 2 t, jam.
Gambar 5.8 Hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif yang berbeda
3.
sebagai
1. 2.
Hidrograf satuan akibat hujan efektif setinggi 1 mm dengan durasi t, jam ditambah dengan hidrograf itu sendiri dengan titik permulaannya digeser sebesar t,lam (suPerposisi). Kalau superposisi tersebut dilakukan 1 kali berarti didapat hidrograf aliran akibat hujan efektif setinggi 2 mm dengan clurasi 2 t, jam (lihat kolom 5 Tabel 5.5). lika ordinat dari hidrograf ini dibagi 2 maka didapat hidrograf satuan dengan .l tinggi hujan efektif mm dan durasi 2 t, jam (lihat kolom 6 Tabel 5.5).
Kalau superposisi tersebut dilakukan 2 kali berarti didapat hidrograf aliran akibat hujan efektif setinggi 3 mm dengan durasi 3 t, iam. Jika ordinat dari hidrograf ini dibagi 3 maka didapat hidrograf satuan dengan tinggi hujan efektif 1 mm dan durasi 3 t, jam. Demikian seterusnya untuk superposisi 3 kali, 4 kali dan seterusnya, langkah-langkah perhitungan yang dilakukan adalah sama.
Tentukanlah hidrograf satuan DAS tersebut jika hujan satuan berdurasi t,' : 2 jam.
Hiclrogrol Solutut
117
r
Jawaban soal 5.4:
Tabel
Waktu
t, =
(am)
(1) 0
iam (m3/dUmm)
(2)
(s)=(3)+(4)
0,00 o,42
1,68
0.00 0,42
1,26
0,00
o,21
0,00 o,42
1,26 1,88 2,02
2
1
1,88
2,O2
01231567!et0lt12
ftktu0rm|
4
5
2,02
1,39 1,08
1,39 1,08
,71
Hid. satuan
durasl t
lam
-+-
Hid. 3atuan
dur$l 2lam
6
7 B
|,39
'I
1,24
0,45 o,20
0,1 5
,08
Gambar 5.9 Hidrograf satuan akibat hujan dengan durasi dan t,: 2 iam untuk soal 5.4
t,: I iam
10
b.
S Hydrograph
. . o
hidrograf satuan dengan tinggi hujan efektif 1 mm durasi t, : 1 jam. hidrograf satuan dengan durasi t, : 1 jam yang digeser sebesar 1 jam. adalah hidrograf satuan dengan tinggi hujan efektif 2mm durasi t,' : 2 iam; hidrograf satuan ini merupakan hasil penjumlahan 2 hidrograf satuan dengan tinggi hujan efektif 1 mm durasi t, : 1 jam. hidrograf satuan dengan tinggi hujan efektif 1 mm durasi t,' : 2 jam. kolom (5)
2
Method Langkah-langkah perhitungan dalam S Hydrograph Method untuk mengubah hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif t, menjadi hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif t.' adalah sebagai berikut:
1
Jumlahkan secara kumulatif suatu seri hidrograf satuan dengan durasi t, atau U(t) hingga diperoleh hasil yang tetap menyeru-
(t)
t, x [U(t)
U(t- t,)
U(t-2
tJ + ......]
(s.s)
Keterangan rumus:
Kolom (6)
s (t)
kurve S pada saat t jam, merupakan hasil penjumlahan hidrograf satuan secara kumulatif
(m3/mm).
t:
r
u(t)
durasi hujan efektif semula (jam). hidrograf satuan (m3/dt/mm) yang titik awalnya dimulai dari titik nol. Ordinat hidrograf satuan dihitung setiap t jam.
118
Hldrogrol Satuun
fi9
u(t-2 t,)
awalnya hidrograf satuan (m3/dt/mm) yang titik dlmuLi setelah t,. Ordinat hidrograf satuan dihitung setiaP t iam. awalnya hidrograf satuan (m3/dt/mm) yang titik satuan dimulai setelah 2 t,' Ordinat hidrograf
t.'
Gambar 5.12 Hidrograf satuan dengan durasi huian efektif t,' atau
u'(t)
Contoh soal 5.5:
t (iam)
Soal sama dengan soal 5.3. Tentukanlah hidrograf satuan DAS tersebut 3 jam dengan metode zjam dan jika hujan satuan berdurasi
l: :
ti :
secara kumulatif Gambar 5.10 Penlu mlahan hidrograf satuan digeser ke belakang 2. Kurve S (t) yang diperoleh kemudian r;;; d"ne* air"ri vang diinginkan (t,') sehingga diperoleh kurve yang baru Yaitu Kurve S'(t) (s.6) s'(t) s (t-t,')
kurve
S.
Tabel 5.6 Perhitungan hidrograf satuan; durasi huian efektif iam dengan S Hydrograph Method untuk soal 5'5
s(r)
t: -
s(t-t')
t"
t"
Waktu (iam)
U dengan q =
1 iam mYdt/mm (2)
s(r) mVmm
(3)
s(r-r,,)
dengan t.'
2 jam m3/dt/
mlmm
(s) = (3)-(4) 0,00
o,42 1,68
3,14
mVmm
(4)
mm
(r)
0
1
o,o0
o,42 1,68 3,56 5,58
2
3
0,oo
o,42 1,68 3,56 5,58 6,97 8,05
0,84
1,57 1.95
1
4 5
3,90
3,41
.71
t (iam)
6
7
2,47
1,53
t,24
o,77 0,32
0.18
8 9 10
0,65 0,35
8,50
8,70 8,85
hidrograf
0,r5
0,00
0,08 o,o0
1t
3.
120
u'(t)
ts(t)
s'(t)l
/t,'
Teknik Per |ritungon
(s.7)
t21
Doltlt
Hldrogral Satwur
. .
Kolom Kolom
(2) : (3) :
hidrograf satuan dengan tinggi hujan efektif 1 mm durasi t, : 1 jam; satuannYa m3/dt/mm. kurve S(t) iang diperoleh dengan menjumlahkan secara kumulatif nilai kolom (2) dikalikan dengan 1 (karena t, : 1 jam; lihat persamaan 5.5).
dengan waktu t,.
Tabel 5"7 Perhitungan hidrograf satuan ; durasi hujan efektif t., iam dengan S Hydrograph Method untuk soal 5.5
Waktu
0am)
(1) 0
1
'
dengan
s(r)
(rn3/mm) (3)
s(t-t,)
(m3/mm) (4)
s(t)
s(r- t,')
U dengan
(m3/mm)
t,'=
3iam
(m3/dt/mm)
(s)=(3Ha)
0,00 o,42
1,68
(6) = (s)/3
0.00
(),42 1.26
2 3
1,88
2,O2
0,00
o,42 1.68 3,56 5,58 6,97 8,05
1,88) 1,BB
.)
1.39 1,08
6
7
8,50
B,7A
B,B5
1,39)
r o o
Kolom
(4) :
nilai kolom (3) digeser sebesar l: : 2jam; sehingga nilai S(t) diisi mulai darijam ke 2. (lihat persamaan s.6). kolom (4) - kolom (3). 2 jam; lihat kolom (5) dibagi 2 (karena ti
persamaan 5.7). Satuannya m3/dt/mm.
't0
11
0,27
0,12 0,05
B,B5
8,8s
8.85
8,50 8,70
8,85
0.00
0.00
2,00
1,50
I
E
:l
r,oo
0,50
0.00
0t234567E9tolt
truEtdu oaml
-*01234567t9101112
Waktu {hm)
Hid.
:atuan durasi I
,am
Hid. durasl 3
EL-]
j ...l__
H6,3s1g6n dura3i I
jam
Gambar 5.14 Hidrograf satuan akibat hujan efektif dengan durasi t, : 1 iam dan t,' : j jam untuk soal 5.5
Cambar 5.13 Hidrograf satuan akibat huian efektif dengan durasi t, : 1 iam dan t: : 2 iam untuk soal 5.5
Hiclrogrol Solrxut t23
122
5.6
4.
5.
peJika tidak cukup tersedia data hujan dan data debit maka nurunan hidrograf satuan suatu DAS dilakukan dengan cara sintetis.
(s.12)
Q,
sungai pada DAS yang sama atau DAS terdekat tetapi memiliki karak-
+to,r)
(s.13)
teristik yang sama. Terdapat beberapa model HSS, diantaranya: HSS Snyder, HSS Nakayasu, HSS SCS, dan HSS Cama.
Masing-masing model HSS, pada dasarnya hanya berlaku di DAS tertentu, yakni di DAS di mana HSS tersebut secara empirik diteliti atau dirumuskan.
to.,
panjang sungai (Km). raraktu saat debit sama dengan puncak (jam).
to,3
1,5
ct,
Oleh karena itu, penurunan HSS suatu DAS dengan menggunakan model-model HSS yang sudah ada atau yang disebutkan di atas,
tp
Qo
harus dilakukan melalui lankah-langkah kalibrasi dan verifikasi yang semestinya sehingga model HSS yang diperoleh sedapat mungkin dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
A T
Ro
a.
HSS Nakayasu
Nakayasu (1950) telah menyelidiki hidrograf satuan di Jepang dan memberikan seperangkat persamaan untuk membentuk suatu hidrograf satuan sebagai berikut:
1.
to {
(s.B)
(s.e)
2.
to : t**0,BTr
3.
to,,
cr x
t,
(5.1 1)
h,s
1,5 to,r
<t<
tp) (5.14)
a
dengan:
^t Q,
2,4
Itp
to
tu+0,8xTr
3,01 + 0,8x2,26 4,82 jam.
a t :
7.
to,r: axt,
2 x 3,01 6,02 jam.
e
o
Jika tp<
t < to,3
t-t,
Hitung Qo
(5.15)
t0,3.
Q:
Q, x 0,3
,0,,
1,5
t-tr+0,5xto,r
Qo:
Jika to.r(
Q
t<
+-AxRox
1
(o,3xtr+to,r)
(5'16)
3,6
x1500x1x
(O,3x4,82+ 6,021
:
(s.17)
55,81 m3/det.
e:
Contoh soal 5.6:
eo
0,3 :
2xto,3
Suatu daerah aliran sungai mempunyai luas sebesar 1500 km2 dengan panjang sungai utama L 45 km. Tentukanlah hidrograf satuan DAS ini
Hitung debit bagian lengkung naik: 0 < t< tp atau pada bagian 0 < t < 4,82jam atau dibulatkan jam
0<t<
dengan model HSS Nakayasu. Kemuclian tentukan pula total hidrograf limpasan langsung jika pada DAS ini terjadi hujan jam-jaman berturut-
o:o,;
2,4
55,81
x 4,U
2,4
(s.18)
Hitung debit bagian lengkung turun tp< t < to,3atau pada bagian 4,82 jam < t <(4,82 + 6,O2)jam atau 4,82< t <10,84 atau dibulatkan 5 < t < 11 jam atau t: 5 s/d 11 jam.
t, Tr:
O4+0,058x1 04+0,058x45
3,01 jam.
to, : Q:Qrxo,3
t-to
55,91 x.O,3
t-4,82 u,o,
(5.19)
0,B4jam
0,75xt,
Teknlk Perhitungon Deblt Rotrcottr ilo,ryurr;tt Alr
< t < (10,84 + 9,03) atau 1O,84 < t < 'tg,B7 atau dibulatkan: 11 < t ( 20 atau t:'12 sld 20 jam.
llidroqrol Sulunt
127
r
Tabel 5.8 Laniutan
No
t-tp+0,5xto,3
e:
eo x 0,3
1'5xto'3 :
55,81 x
0,3
LI/4:9iJf[2
1'5x6'o2
t (am)
Hidrograf
satuan (m3/det /mm) 25 mm
(4)
I - 1,81
Total hidro
tangsung (m3/de0
(5.20)
'15 mm (5)
t>
t>
(1)
(2)
7
(3)
(s) 2203,89 1804,40 1477,33 1209,54 990,29 810,79 717,19 627,67 549,32 480,75 420,74 368,22 322,26
282,O3
(n
391 3,65
19,87
t>
10
'I
1
t-tp+1,5xto,j
Q:Qo x0,3
2xto,:
9 10
: 55,81 x Q,l
2x6'o2
12 t+4,21
13
I1
12
13
405,39
358,59
31
(5.21)
14 15
Dengan memasukkan nilai t dalam satuan jam dari (0 s/d > 1,5 to,r; misalnya 23 jam) ke persamaan (5-17\ sld (5.20) di atas akan diperoleh hidrograf satuan seperti tercantum dalam kolom (2) dan (3) pada Tabel (5.8). Sedangkan total hidrograf langsung akibat hujan 25 mm, 50 mm, dan 15 mm terdapat dalam kolom (7) Tabel (5.8). Tabel 5.8 HSS Nakayasu dan total hidrograf limpasan langsung soal 5.6
3,83
't274,26
1117,48
-t6
17
1B
14
15
10,99 9,62
8,41
274,66
240,38 210,37
184,1
1
88,30
977,99
855,92 749,48
l6
17
1u,80
144,23
19
20
2'l 22 23
l8
r9
20 2'l 22 23 24
25
161,13
141 ,O2
655,58
573,74 502,13 443,60 399,84
362,O8
123,41
112,16
'101,48
No
t (am)
Hidrograf
satuan (m3/det /mm) 25 mm
(4)
24
Total hidro
langsung
(m3/det) (7)
25
91,83
67,29 60,89
55,1 0
15 mm
(6)
83,65
244,54
(1)
1
(2)
(3)
(s)
55,10
0,00
1,28
0,00
32,01
0,00
2
3
I
2
3
0,00
64,O3
32,O'l
. . o
6,76
17,89 35,67
55,81
0,00
19,21
233,OO
sld
persamaan
4
5
4 4,82
5
101,38 268,28
535,1 0
5
7
53,84 44,08
4,82 jam, kolom (3) merupakan nilai debit puncak (Qp) dari hidrograf satuan. Mulai dari 5 s/d 11 jam, perhitungan hidrograf pada kolom (3)
menggunakan persamaan (5.1 9).
t:
110t,95
837,15
4630,93
128
Hldrogrol Sotuon
i I
|
fltrl:,r, llrr
,l
n{rr,rK
1
,r.l:rklitr
I
I I
t29
,,r,
l, r ,r r 1j;1q4
(3) (3)
menggunakan persamaan (5.2 1 ). Kolom (4) : 25 mm x kolom (3). Kolom (5) : 50 mm x kolom (3), kemudian diturunkan 1 baris. Kolom (6) : 15 mm x kolom (3), kemudian diturunkan 2 baris. Kolom (7\ : kolom (4) + kolom (5) + kolom (6).
5100.00 4500,00
o . o
Jarak antara titik berat DAS dengan outlet yang diukur di sepanjang aliran utama (1., km).
4rop0
l.sq,tro
='3.oo,oo 2.soolo
o,
2.00010
rJo0I0 trm,00
500p0
0,00
O12
I 1 5 6,
Hitrttri
lotl
l
12131,1
151617181920212223212526n
-+-HH.lim9.mtot
...r-.'
50
-.-.
Hklikbai2smm
Huakbat15mm
Gambar 5.16 Hidrograf limpasan akibat huian setinggi 25 mm, 50 mm, l5 mm, dan hidrograf limpasan total untuk soal 5.6
b.
HSS Snyder
Snyder (1938) mendapatkan dan mengembangkan hidrograf satuan DAS di Amerika Serikat yang berukuran 30 sampai 30.000 km2 dengan menghubungkan unsur-unsur hidrograf satuan dengan karakteristik DAS akibat hujan 1 cm.
. . o
130
Debit puncak (Qo, m3/d0. Waktu dasar (To, iam). Durasi hujan (t,,lam). Gambar 5.18 Hidrograf satuan Snyder Standar (to
Teknik Perhitungon Deblt Rerrtttrrtt llorrqnrnr Alr
5,5
t)
t3l
Hldrqrol
Sotuutt
t '
QrR
.Tr
t t
QoR
Wru* : Wron :
t, f
5'5 t,
adalah sebagai Rumus-rumus dalam Hidrograf Satuan Snyder berikut: 1. Iika to : 5,5 t,(iam) atau hidrograf satuan standar: \5.22) . to : O,75 C, ( L x L.)o'3 (iam) (s.23) (iam) (s.24) . To : 0,5 t, + tp 0uT) (s.2s) (m3/detik/km2 cm) 2,75 x (cfe) . q; (s.26) (m3/detik/cm) . Ci, : qpxA (s.27) (jam) . To 72 + 3 xto (s.28) . Wrrn : 1,22 x QrR-''ot (iam) (s.2e) Wro* : 2'14 x QoR-''* (jam)
(1.) : B Km. Hitung hidrograf satuan jika durasi hujan tR nilai C, : 2,5 dan Co : 0,4.
4 jam;
. to t t, : .
tpR
. 4 :rJ|,s
6,98 jam.
'l,27jam * tR:4jam.
)14
. TpR : ' 9o
Harga L dan L. diukur dari Peta DAS' DAS' C, dan C, koefisien yang bergantung dari karakteristik
0,5 tR + teR (0,5 x 4)+ (7,66) 9,66 jam. 2,75 x (Cfp) 2,75 x O,4 / 6,98 0,16 m3/detik/km2 cm.
(Q, x to)/toR
Cp C, A 2.
5,51, (jam) maka hidrograf satuan yang diperlukan Jika t, rumus-rumusnya: (s.30) ot p 0,75 C,( L x L.)o'3 0am) (s.31) te + (tR -r")14 fiam) o tR p (s.32) (jam) o TR 0,5 tR + p (s.33) (m3/detik/km2 cm) tQo 2,75
. QoR : . QoR
teR x(Cfe)
0,14 x 45
6,459 m3/detik/cm.
Hldrogrol Sutruut
112
;r
:P'
Wrrn
C,:
tp
9,93 jam.
0,75x(L * L. )o''
15
-1'oB
0,75x(t oo x :of''
1,81
Tb
5,56 / qoR
Perhitungan nilai Co dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: . Hitung QrR berdasarkan persamaan (5.35):
QoR
QrRxA
o_R -P
q-R 'pA .
.Wr*-9,93
50
2OO
jm
t, .
t(iam)
- tJ5,5:1515,5
2,73 jam.
Tr=38,74jam
toR : to*(tR-tJ/4
Gambar 5.20 HSS Snyder untuk soal 5-7 Suatu DAS memiliki paniang sungai utama (L) : 100 km; Jarak dari titik berat DAS ke outlet (1.) : 30 km; Luas DAS (A) : 200 km2. Hidrograf satuan DAS tersebut memiliki data sebagai berikut:(QeR):50
m3/dt/cm;
Contoh soal5.8:
q^ qp : CP
qrR x toR
t, :
15 jam; tR
te
0,25x14,93
15
o,25.
3 jam.
Hitunglah C, dan C,
Jawaban soal 5.8:
2,75x(Cfo)
qe x
Perhitungan nilai C, dilakukan dengan menggunakan persamaan (5.22) atau (5.30): to: O,75C,(LxL.)o'3
2,75
te _ 0,25 x 15 :
2,75
134
Hldrogrol Satuun
135
r
c.
HSS Soil Coservation Services (SCS)
di mana debit
Rumus-rumus yang dipergunakan dalam perhitungan HSS SCS adalah sebagai berikut:
dinyatakan sebagai nisbah debit (q) terhadap debit puncak (qo) dan waktu sebagai nisbah waktu (t) terhadap waktu puncak (To). Lihat Tabel (5.9) dan Cambar (5.21).
Tabel 5.9 Ni/ai tlTodan qiqo H55 SCS
1. t, 2. To 3. q,o
CxA
(m3/dt/cm)
To
fr,
0,1 0,1
q/q, 0,000
0,01 5
tfip
1
dqo
0,980
fi
q/e,
0,098
Keterangan rumus:
t, Tc
qe
2,8
3,0 3,5
4,O
o,920
0,840
0,075
0,036 0,018 0,009 0,004 0,000
o,2 0,3
o,o75 o,160
o.280
,3 ,4 ,5 ,6 ,8
o,750
0,660 0,560
o.4
o.5
4,5 5,0
A
C
durasi hujan efektif (jam). waktu konsentrasi (jam). debit puncak hidrograf satuan. luas DAS (km').
0,6
o,7
0,8 0,9
t.0
2,09.
o.420
0,320
2,0
2,2
Contoh soal5.9:
0,240
0,1 B0
2,4 2,6
0,130
Diketahui DAS dengan luas DAS (A) : 3 km2. Hitung HSS DAS tersebut dengan SCS jika hujan efektif 1 cm dengan durasi (tJ : 0,15 jam dan waktu konsentrasi (T.) : 1,30 jam. Hitung pula hidrograf limpasan langsung DAS tersebut jika terjadi hujan sebagai berikut:
Hujan
,l
i
I I
efektif
(mm)
I I
I I
tA lr
I
l"
I
1
.3f *3
lawahan soal 5.9:
Waktu (iam)
02
0.1
. to
Gambar 5.21 H55 SCS tak berdimensi
0,6xt
0,6 x 1,30 0,78 jam.
Rt'trurtt lknqrnnrt
Alr
Itirlrogrul Sultunt
137
rl
0,5xt,+to 0,5x0,15+0,78
0,86 jam.
CxA
Tp
2,08 x 3
0,86
7,26 m3ldtJcm.
Berdasarkan nilai To dan Q, di atas, maka ordinat HSS SCS DAS dihitung seperti Tabel(5. 1 0).
t (iam)
Tabel 5.10 Perhitungan nilai t dan q atau H55 SCS untuk soal 5.9
r/T
(1)
t (am)
(2)
q/e,
(3)
q (m3/dUcm) (4)
0,00
0,00 0,86
1,72 2,58 3,44
r,00
2,00 3,00 4,00 5,00
Agar dapat mempermudah perhitungan hidrograf limpasan langsung akibat hujan yang disebutkan dalam soal 5.2, maka nilai t dan q pada Tabel (5.10) diinterpolasi terlebih dahulu, hasil interpolasi tersebut dapat dilihat di kolom (1) dan (2) pada Tabel (5.11). Hasil perhitungan hidrograf limpasan langsung dicantumkan di kolom (3), (4), dan kolom (5). Lihat juga Cambar (5.23)dan Cambar (5.24).
4,30
0,00
0,03
. . . .
Tabel 5.11 Perhitungan hidrograf limpasan langsung atau rimpasan total soal 5.9
t
0am) (1) (m3/dUcm)
Kolom (1) dan (3) didapat dari Tabel 5.9 atau Gambar 5.21 Kolom (2) : kolom (1) x To Kolom (4) : kolom (3) x qp
q akibat (m3/dt)
q total
(m3/dt)
l=25mm
(2)
i=15mm
(4)= 1,s x (2)
Berdasarkan data pada Tabel 5.10 dapat dibuat grafik HSS scs DAS untuk soal 5.7 sebagai berikut:
(3)=2,5 x (2)
0.00 181 ,50
161 .75
(s)=(3)+(4)
181
0,00 0,86
1,00 1,86
0,00
7.26
0,00 .50
6.47
2.O3
50,75
4',1
2,40 3,00
4.O0
t.66
0.31
,50
161 .75
77\
1.00 0,00
5,00
0.o4 0.00
24,90
4,65
0,60 0,00
138
llidto<4ol \ttlrnut
d.
200,0
'180,0
HSS Gama
HSS Cama
berdasarkan perilaku 30
[-';
j
HiA"kib"tr5ffil
I
160,0 140,0
DAS
di
Bagian-bagian dari HSS Cama 1 adalah bagian naik, puncak, dan bagian turun.
120,0 100,0
\F tar'\
E ao,o
60,0 40,0 20,0 0,0
Unsur-unsur HSS Cama 1 meliputi: waktu puncak (T,), debit puncak (Qo), dan Waktu dasar (To).
o,o 0,5 1,0 1,5 2p 2,5 3,0 3,5 4,0 4'5 5'0
t0am)
5'5
q, =q, x
e(-,tr)
efektif
(mm)
T5
Parameter DAS yang diperlukan dalam perhitungan Hidrograf Satuan Sintetis Cama 1 adalah sebagai berikut:
1. Luas DAS (A). 2. Panjang alur sungai utama (L). 3. Jarak antara titik berat DAS dengan outlet yang diukur di 4. 5.
sepanjang aliran utama (1.). Kemiringan memanjang dasar sungai (S). Kerapatan jaringan drainase (D), yaitu perbandingan antara
t 0,86
Gambar 5.24
r f
t (iam)
6. untuk
1,86
panjang total aliran sungai (jumlah panjang sungai semua tingkat) dengan luas DAS. Faktor sumber (SF), yaitu perbandingan antara jumlah panjang sungai tingkat 1 dengan jumlah panjang sungai semua
tingkat.
140
Ilittro<qrol \rtltuut
Menurut cara Stahler, tingkat sungai dikategorikan dengan cara berikut: 'l' a. Sungai paling hulu disebut sungai tingkat b. Jika dua sungai yang sama tingkatannya bertemu' maka terbentuk sungai satu tingkat lebih tinggi' c. Jika sungai dengan suatu tingkat tertentu bertemu dengan sungai yang tingkatannya lebih rendah, maka tingkatan
sungai mula-mula tidak berubah'
7.
dengan titik di sungai yang terdekat dengan titik berat DAS. A Jadi RUA
luas total DAS.
: AU
A
$.42)
B.
pangsa Frekuensi sumber (SN), yaitu perbandingan iumlah tingkat' sungai tingkat 1 dengan jumlah pangsa sungai semua DAS yang Faktor lebar (WF), yaitu perbandingan antara lebar kontrol diukur di titik sungai yang beriarak 0,751 dari titik (WU) dan lebar DAS yang diukur di. titik sungai yang berjarak
/.-'-'-.-._..
I
\ \
\.. \
/ o'"1
Gambar 5.27 Luas daerah hulu (AU) dan luas total DAS (A)
(5.43)
Outlet
SIM > 50, artinya DAS melebar di hulu dan menyempit di hilir. . SIM < 50, artinya DAS menyempit di hulu dan melebar di hilir. Rumus-rumus yang dipergunakan dalam menurunkan HSS Cama 1 adalah sebagai berikut:
9.
AUluasDASdisebelahhulugarisyangditariktegaklurusterhadapgarishubungantaratitikkontrol(outlet)
Ait Teknik Perhiturtgttn Debit Rt'rtt ttrttt llttr''1r rrttttt
T,
llitht>qrul \ulrttrtr
0,43
r3
,*
(s.44)
"
t43
142
2. Tb : 3. Qo : 4. K 5. Q, :
27,4132 x 0,1836 x
Tro'14s7
S-0'0e86
SN0'7344
x RUA0'2s74 (5'45)
(5'46)
(5'47) (s.48)
AU
T-o'4oos x
A
WF x RUA
PN
Qo x
et-t/rt
. T, . To . Qp o K . JN
waktu puncak (jam) waktu dasar (jam) debit puncak hidrograf (m3/detik) tampungan (iam) jumlah Pertemuan sungai
A
.3
T, :
Hitung
O,43* _^-L
To
^= 100xSF
+1,0665xS|M+1,2775
1.
/nput data DAS: o Luas DAS (A). o Luas DAS hulu (AU). o Panjang aliran utama (L). . Lebar DAS di titik 0,25 L dari outlet (WL)' e Lebar DAS di titik 0,75 L dari outlet (WU)' o Kemiringan memanjang dasar sungai (S)' o Panjang sungai semua tingkat (LN). o Panjang sungai semua tingkat 1 (11)' o Jumlah pertemuan sungai (JN). . Pangsa sungai tingkat 1 (P1). o Pangsa sungai semua tingkat (PN)' Hitung
SF,
Q, :
2.
o5F
LN
WU WL
1. Luas DAS (A) 2. Luas DAS hulu (AU) 3. Panjang aliran utama (L) 4. Lebar DAS di titik O,25 L dari outlet (WL) 5. Lebar DAS di titik O,75 L dari outlet (WU) : 6. Kemiringan memanjang dasar sungai (S) 7. Panjang sungai semua tingkat (LN) B. Panjang sungai semua tingkat 1 (L'l) 9. Jumlah pertemuan sungai (JN)
tingkat 1 (P1) 11 . Pangsa sungai semua tingkat (PN)
Pangsa sungai
Air
7,56km. 0,046.
195,5 km. 166,4 km
30.
10.
19. 28.
Teknik Perlitungon
Dcltil Rattttrrtt
lktttqtillraa
Hitilogral Satutur
Tentukan HSS DAS tersebut dengan model Cama 1 dan hitung pula hidrograf limpasan langsung akibat hujan berikut:
11. Debit
Q, * eG'&
Qox2,7"l$xt
5.t0
4;Y)
3,52 2,48
t _7s
Waktu (iam)
4
5
'1. sF
L1
LN
l,2t
0,87
0,61 0,43 0,30 o,21 0,15
0,85.
I
9
2. wF - wu WL 3. RUA AU
A
: :
l0
0,79.
0,13.
0,10.
lt
t2
13 14
o,1r 0,08
0,05
l5
16
4. SIM : WF x RUA : Pt : 5. sN
PN
0,68.
6. D 7. T, : :
B. Tb :
LN
A
:0,65.
-3
0,43-
r*lr,
P'1a57
+1,o665xSlM +1,2775
0,63*
I
2
3
4,99
3,52 2,48
1,75 1,23
SN0'7344
RUA0'2574
: :
6 7
9. Qo :
10. K
T-0'4008
x J\o'z:at
8 9 10
0,87
0,61
o,43
D0'04s2
il
12 13
0,30
o,21
0,1 5
Hldrogrol Sotwn
147
(am)
14 15
q(m3/dt)
0,1
'
Q, (m3/dt) Terkoreksi
(4)
Volume
(m3)
l
(1) Luas DAS
Awal
Q)
(m'?)
0,08 0,05
r6
300.000.000
(Qp)
0,00044 m
mm
* O,44
2.78
0,00100m
l,00mm
13.
HSS Cama
t harus memenuhi
-
syarat:
Faktor koreksi
1 10.44
r/1,00:1,00
volume hidrograf
Luas DAS
',,,
1.
oleh karena itu, HSS cama 1 pada Tabel (5.13) harus dikoreksi
seperti tabel 5.14:
. o
: :
Q untuk HSS Camal awal. volume HSS Gamal awal : kolom (2) x intervalwaktu : kolom (2) x (kolom (1).
Volume (m3)
(m3)
'
Awal
(3)
Contoh: o Kolom (3) baris (2) angka 32.341,68 60 x 60. o Kolom (3) baris (3) angka 1 3.386,60
: :
14,26 x (0,63-0) x
I0,05 x (t
0.00
32.341 ,68
0,00 32,50
22,91
o o
0,63
1
14,26
10,05
7,O8
13.386,60 25.488,00
17.964,OO 12.672,0O
2
3
16,14 11,37 8,02 5,65 3,99 2,80 1.98 1,39 0,98 0,68 0.48 o,34 o,25 0,18
0,11
4
5
8.928,00 6.300,00 4.428,O0 3.132,00 2.196,00 1.548,00 1.080,00 756,00 540,00 396,00 288,00
180,00
20.348,83 14.359,05
r
6
7
0.092,36
7.1
8 9 10
'I 1
0,87
0,61
38,50
Kolom (3) bar.is (4) angka 25.488,00 : 7,OB x (2 - 1) x 60 x 60. dan seterusnya. Jumlah volume 131624,28.m3; Luas DAS dalam soal : 300 km2 : 300.000.000 mr; Jumlah volume dibagi dengan luas DAS : 131624,281300.000.000 : O,OOO44 m : 0,44 mm; Sehingga faktor koreksi : I I O,44 : 2,78.
x60x60.
- 0,63)
. .
: :
0,43 0,3
o.21
12
Q untuk HSS Camal terkoreksi : kolom (3) x faktor koreksi : kolom (3) x2,78. volume HSS Camal terkoreksi : kolom (4) x
interval waktu
r3
14 15
0,15
0,11
0,08 0,0s
't5
410,26 300.000.00
o
llitlrogrol
lumlah volume
131.624,28
32,50 x (0,63-0)x
Sotrnur
148
Rr,rrr tttro
funqrnlrart Alr
Kolom (5) baris (4) angka 58.092,63 : 16,14x(2-1)x 60 x 60. dan seterusnya. Jumlah volume 300.000,00 mr; Luas DAS dalam soal : 300 km2 : 300.000.000 m2; Jumlah volume dibagi dengan luas DAS : 300.000,00/300.000.000 : 0,00'100 m : 1,00 mm; Sehingga faktor koreksi : 111,00 : 1,00. Hal ini sudah memenuhi syarat.
x60x60.
Qt total
(m3/dr)
15 mm
(2\ 0,1
1
(3)=(2) x 2s
2,85
(4)= (2) x
3,76 2,74
1,71
ls
(s)=131
,n,
l5
r6
17
6,61
2,74
1,7"1
14. Jadi HSS Gama 1 dan Hidrograf limpasan langsung akibat hujan efektif untuk soal 5.10 dapat dilihat pada Tabel (5.1 5) dan Cambar (5.28) atau Cambar (5.29). Tabel 5.15 H55 Cama 1 untuk soal 5.10 setelah koreksi
t (am)
t (jam)
Hidrograf akibat
25 mm
(mr/dt)
Qt akibat huian
25 mm 15 mm
Qt total
(m3/dt)
ri
(s)=(3) + (a)
0,00 812,54
(1)
(2)
(3)=(2) x 2s
0,00 812,54 572,65 403,42 284,33 200,57
141 ,31
(4)= (2) x ls
0 0,63
0,00 32,50
22,91
.f
i\
il
(\
ir
Hidrograf akibat l5 mm
1,61 2
3
16,14
'tl,37
B,O2
4
5
5,6s 3,99 2,80 1,98 1,39 0,98 0,68 0,48 o,34 o,2s 0,18
0,67
1tz
r,67
t (fam)
99,72 70,o9
49,57
6
7
soal
5.r0
I
9
34,76 24,50
17,O9
29,74
20,85 14,70 1o,26
10
37,95 26,67
1B,BO
ll
12 13
7,18
5,1 3
13,45
14
9,69
150
Hidrogrol Solrtttrr
151
200
100
0
a
1-
a-l-
otz34
5 6 7 8 910111213
-oo0oo-
Dalam perencanaan teknis bangunan sungai, tanggul banjir misalnya, diperlukan data muka air atau debit sungai tidak hanya di satu titik tinjauan melainkan di beberapa titik di sepanjang ruas sungai yang ditinjau. Pengumpulan data ini akan memerlukan biaya yang besar dan waktu yang lama bila dilakukan dengan cara pengukuran langsung di lapangan.
Kendala yang disebutkan di atas, dalam kondisi sungai tertentu,
dapat diselesaikan dengan suatu pendekatan yang disebut dengan teknik penelusuran aliran.
Dalam suatu literatur dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan penelusuran aliran adalah suatu cara atau teknik matematika yang digunakan untuk melacak aliran melalui sistem hidrologi. Dalam literatur lainnya, dijelaskan bahwa penelusuran aliran adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk memperkirakan perubahan unsurunsur aliran sebagai fungsi waktu di satu atau di beberapa titik tinjauan di sepanjang ruas sungai.
152
secara umum dalam prosedur penelusuran aliran pada suatu ruas sungai diperlukan data aliran di satu titik tinjauan untuk memperkirakan data aliran di titik tinjauan lainnya. Oleh karena itu, jika suatu hidrograf aliran sungai di bagian hulu diketahui misalnya maka (lihat hidrograf aliran sungai di bagian hilir akan dapat diperkirakan Gambar 6.1).
Persamaan pengatur yang dipergunakan dalam penelusuran hidrologis adalah: Persamaan Kontinuitas dan Tampungan.
b.
ik (di stributed routi ng) Dalam teknik penelusuran hidraulik, aliran atau debit atau debit rencana dinyatakan sebagai fungsi ruang dan waktu serentak untuk banyak titik sepanjang sungai (lihat Cambar 6.3).
Penel usu ran
h id
rau
Debit atau debit rencana adalah bagian dari unsur aliran' Oleh karena itu, berdasarkan pengertian penelusuran aliran di atas, maka dapat dikatakan bahwa teknik penelusuran aliran dapat diterapkan dalam teknik penelusuran debit atau debit rencana di suatu tinjauan
ruas sungai.
Persamaan pengatur yang dipergunakan dalam penetusuran hidraulik adalah: Persamaan Kontinuitas dan Momentum.
24 22 20
ol
o2
Err
18 16
o10
B,,
o 6 4
penelusuran
2 0
t
flidrograf aliran mssuk di titik
1
*au inllow (diketahui berdasarkan teknik penurunan hidrograf satuan nyata atau HSS)
titik
Gambar 6.2 Skema penelusuran hidrologis, aliran masuk (inflow merupakan hidrograf rencana) dan aliran ke luar (outflow ) di satu titik tiniauan
Ditinjau dari titik tinjauan dan persamaan pengaturnya, teknik penelusuran aliran atau debit atau debit rencana dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a.
Penelusuran hidrologis (lumped routing) Dalam teknik penelusuran hidrologis, aliran atau debit atau debit rencana dinyatakan sebagai fungsi waktu untuk satu titik sepanjang sungai (lihat Gambar 6.2).
leknik Perhitungan Debit Renruut
Btut"4rtrrttn
Air
a
24
Persamaan konti
nu
itas.
22 20
18 16
r /i,'1"' '\
,/h.,. i /,'t!,'\
10
12
f-
--r"fl& --l
Besaran S
i, "'. | --:::eee'eittir
l-:fril:ilri3
o r
''.1:22
outflow
(O).
\ "','
14
Persamaankontinuitas.
Persamaan tampungan, storage (S).
4 2
o
Besaran
dari
outflow
(O).
a.
,l
Muskingum Method (Penelusuran Sungai) Asumsi yang digunakan dalam model penelusuran Muskingum Method adalah:
Gambar 6.3 Skema penelusuran hidraulik, aliran masuk (inflow merupakan hidrograf rencana) dan aliran ke luar (outflow ) pada beberapa titik tiniauan
1. 2.
Tidak ada aliran ke luar dan masuk sungai sepanjang sungai yang ditinjau, artinya penambahan atau kehilangan air di sepanjang sungai tinjauan diabaikan. Sungai hampir Iurus.
Persamaan pengatur yang digunakan dalam model penelusuran
6.2
PENELUSURAN HIDROLOGIS
Dalam penelusuran hidrologis dikenal beberapa model penelusuran, diantaranya: Muskingum Method, Level Pool Reservoir, dan
Linear Reservoar.
penelusuran
o *: dt 'Keterangan rumus:
(6.r)
o o
Persamaankontinuitas. Persamaan tampungan, storage (S). Besaran s : f (1, o), dengan s sebagai fungsi linier dari inflow (l)dan outflow (O).
S : | : O t :
inflow atau aliran masuk ke titik tinjauan (m3/d0. outflow atau aliran ke luar titik tinjauan (m3/dt). waktu (jam).
Air
Penelusurort Deltll
Rnratn
157
Persamaan Tampungan yang digqnakan dalam Muskingum Method adalah persamaan tampungan sungai, bentuknya:
$.2)
(6.3) (6.4)
S :
atau
f (l,O)
i6.7i
(6.8)
g:
oi +o,*,
2
_
SS : K : X :
xIx(t)+(r-x)xol
ds _ si*r
sr
jika
persamaan (6.2)
Keterangan rumus:
dt
at
selan.iutnya
ke
-Sr
Ar22
atau:
li
+li*,
Oi *Oi*,
(6.s)
tampungan sungai (m3). koefisien tampungan, yaitu perkiraan waktu perjalanan aliran dari titik tinjauan 1 ke titik tinjauan berikutnya (rnisalnya titik tiniauan 2). Satuannya adalah jam atau hari. Harga K dianggap konstan selama pengaliran. faktorpembobott0ydO,5)tidakberdirnensi. HaryaXdianggap konstan selama pengaliran.
(6.6)
tarnpungan pada langkah penelusuran ke j+1; nilainya belurn diketahui. tampungan pada langkah penelusuran ke j; nilainya diketahui. inflow pada langkah penelusuran ke j, nilainya diketahui. inflow pada langkah penelusuran ke i+1, nilainya
diketahui. outflow pada langkah penelusuran ke j, nilainya diketahui. outflow pada langkah penelusuran ke j+1, nilainya belum diketahui.
S,*, s,-,-s,
(6.e) (6.10)
-x)xo/
(6.11)
Oleh karena suku sebelah kiri sama dengan dari persamaan (6.6) dan persamaan (6.t l) adalah sama maka berdasarkan kedua persamaan tersebut diperoleh per$maan:
dan O.i*,.
l,+li*r
22
*61_
Oi+Or,
))l
(6.121
yang nilainya belum Jika dalarn 1 persamaan terdapat 2 variabel diketahui rnaka dalam penyelesaiannya memerlukan 1 persamaan
Dengan menyusun ulang suku-suku dari persamaan (6.12), dan suku O;*r dinyatakan secara eksplisit maka akan diperoleh persamaan:
158
159
ft 'I
o,*,
Dengan:
C, *
(6.13)
Nilai
terhadap hidrograf inflow dan hidrograf oufflow yang nilainya sudah diketahui dari ruas sungai yang ditinjau.
(6.14)
C,: At-2xKxX
sebagai
(6.1s)
xKx(1-x)-lt 2xKx(t-x)+at
Syarat:
(6.16)
1. 2. 3. 4.
5.
(6.1n
Hitung S kumulatif. Masukkan nilai coba dari X ke persarnaan: {X x (1,*r - l,)) + (x -x} * (O,*, }} Hitung nilai kumulatif darihasil pefiitungan pada langkah ke-4 di
-q
C,+Cr+Cr:1
Persamaan (6.13) dapat dilukiskan sebagai berikut:
atas.
6.
7.
8.
Cambar hubungan anara S kumuatif dan (X ([., - l,D + ((1 - X) x (0;*r - o, )) kumulatif. Oleh karena nilai S kumuatif dan (X (1,*, - lf)+(tl-X) x (Q*, - O, )) kumulatif mempunyai bentuk yang linier maka nilai yang dipilih adalah nilai X yang mernberikan kurve tersempit atau hampir membentuk 2 garis yang berimpit. Setelah ditemukan kurve yang rnernbenturk 2 garis yang hampir berimpit, hitung nilai K dengan cara:
((1
- x) x (oi*, -q
)) kumulatif.
+-+
At
j+l
Diketahui debit inflow dan outflow dari suatu ruas sungai seperti tercantum dalam kolom (3) dan ( ) Tabel (5.I). Tentukanlah nilai X dan K.
1fr
t6,
lawaban soal 6.1: Tabel 6.1 Perhitungan nilai X dan K untuk soal 6'1
t
I
padasaatt
X kum. (1o)
44,O
o
(4)
s
(5)
s
Kum.
(5)
Coba
tampungan S, :
(e)
44,O
0ataupadasaat
ji:
1, nilai
At:0sehingga nitai
X=0,1
X kum.
(B) 44,O
X= 0,25
(1)
(2) 0
1
(3)
(n
44,O
I
2
3
44 46
70
44 45
55 52 6B
0,0
o,0
0,5 8,5
0,s
8.0 52,5
114,O
l-1
11,4 4,5 20,8 19,6
19,4
45,1 56,5
1,3
45,3
5B,B
QOm3. Kolom (5) baris (2): pada saat t : 1 atau pada saat nilaitampungan: Kolom (5) baris (3):
2, nilai At
1 jarn sehingga
0,5 m3.
4
5 6 7
B
,
4
6
7
B
142 206
222
61,0
175,O 311.O 432.O
74,5 102,s
121,5 137,4
149,O
88
110
136,0
121,O
Sr*Sr:
sama.
214
200
172
[((q0 + 7O)l2lx1]-fi(as + Sill2)x tl: B,Om3. Kolom (5) baris (4) dan baris seterusnya cara perhitungan adalah
Kolom (6)
132
150 164 170
168 160
-146
88,0
520,0 565,0
,$56yr}q1 528,O 465,O 387,O
18,0 13,4
138,8
152,2 6,{,8
12,4 6,s
1,5
I
10
142
118
45,0 0,0
-37,0 -63,0
-78,O -82,O
-77,O
155,5
o
3rO
1
nirqlti
157,0
149,5 139,5 125,5 110,0
6.
I1
12
r0
11
Contoh: Kolom (6) baris {2) : Q0 + 0,5 Kolom (6) baris (3) - Q0 + 0,5 Kolom (6) baris (41 :0,0 + O5 Demikian seretusnya.
94
78 64
-4,2
-B,B
-7,5 -10,0
-14,O
-1
13
2 13
"14
14
15
305,0
228,O
r
-14,O
-"t7,O
56 44 42 40
38
3B
128 108 8B 75 55 50
5,5
0,5
rn3.
16 18
19
-68,0 -55,0
60,0
-19,2 -18.2
1
01,6
83,4 71,5 53,3 48,8
-18,0
-.15,5
92,0
76,5 66,3
6
7
ro5,0
40,5
-26,O -14,5 -"t2,o
u,5
3B,s
24,O
1,9
-10,3
-1 5,5
7.
Kolom (7)
20
21
8 9
-18,2
50,8
47,O
Xcoba
Contoh:
4,5
-2.O
-3,8
-2.O
-X)x
(O,*,
-e))
untuk
))
20
36
48
12.0
46,8
45,0
Kolom (7) baris (1) Kolom (7) baris (3) Kolom (7) baris
: -
:M.
(0,1 x
1. 2. 3. 4. 5.
indeks Penelusuran. intervalwaktu pengamatan (iam)' debit inflow (m3/dt). debit outflow (m3/dt)tampungan, S (m3) : persamaan (6'6)
(0,1 x (46{.4'tir
s. "j "i+1-s.
li
+li*,
2
xat '- -
o; +oi*,
2
8.
nat
11,4. Demikian seterusnya. Kolom (8) : nilai kumulatif sampai dengan langkah ke perhitungan kolom (2. Contoh:
(4) : :
'l,l
+ ((t-0,1) x(45441't
(O,1
dari
(1)
44.
,63
162
cnc om
(2) (3)
56,5'
lt
'1",1
Demikian seterusnYa.
g.
-X)x(O;*r-O,))untuk
.r/,,
O,25.
Contoh: Kolom (9) baris (1) Kolom (9) baris (3) Kolom (9) baris (0,25 x (44-O)) + ((1-0,25) x (aa{)) 44. (0,25 x (4M4)l + ((1-0,25) x(a5a4ll 1,3. (0,25 x (7G46)) + ((1-0,25) x (55-a5))
13,5.
,i,
,ir'
:V
100,0
'1/
t= r*;ed
150,0
I . K*,eoil
(4)
xl+(t-x)o
nilai kumulatif sampai dengan langkah ke idari perhitungan kolom (8). Contoh: Kolom (9) baris ('l) : 44. Kolom (9) baris (2) : 44 + 1,3 : 45,3Kolom (9) baris (3) : 44 + 1,3 + 13,5 : 58,8'
Demikian seterusnya.
Gambar 6.5 Hubungan antara S kumulatif dan Xl + (l-X)O kumulatif Contoh soal 6.2:
Dengan menggunakan nilai X O,2S dan K 3,56jam; Hitunglah hidrograf outflow dengan Muskingum Method jikahidrograf inflow rencana diketahui seperti tercantum dalam kolom (3) Tabel (6.2). lnterval penelusuran (At): 1 jam. Outflow awal penelusUr?D 31 m3/dt.
'1. Berdasarkan Tabel (6.1), nilai kolom (6)digunakan sebagai ordinat, nilai kolom (B) dan kolom (10)digunakan sebagai absis, sehingga selanjutnya didapat kurve seperti tersaji dalam Gambar (6'5)'
1.
12. Berdasarkan Gambar (6.4), terlihat kurve hampir berimpit pada saat X coba : 0,25. Oleh karena itu, nilai K dapat dihitung pada
saat X coba ini.
Nilai
K:
kolom (6) baris (10)/kolom (10) baris (10) 565,0 I 158,5 : 3156 jam.
'l+2x3,56x0,25 - At+2xKxX -: ,- !-: :oaa 2xKx(1-X)+At 2x3,56x( -g,2ffi - v'41' a, _ zxr x_(t-x)-lt _ 2x3,56x( -o,25)-1 :
c2
0,68.
Kontrol jumlah: C, + C, + C,
lu
165
2.
Hitung hidr%rdoudrm/ berdasar*an pe$amaan (6.13): oi*r- c, x li*, + qx [ + c, x Q O, sudah dikebhui 31 m3/dt. Oleh karena itu, perhitungan mulaidari Or:
Pada saat perhitungan koloni (4) baris (3) data yang dipertukan adalah nilai C, dan I baris (3) atau lr. Demikian seterusnya. Contoh:
: : :
C,Xlj*,
-A,"12
-O,12xlz
-8,O2.
-0,12x65:
Kolom (4) baris (3)
soal 6.2
flI
I
a
3
i:r.ltrd)' '.:
3r,00 65.(n r24.U)
rll;i:9x!1.,''
'1i,,(i*/&i
.gji9,.:
.(mYdO:,i
,
*i: (4)':
4,O2
(5).
21.23 18.36
(7),
31,00 26,80 31,55 54.37 98.s3 1r2,41 105,89 89,50 75,13 61.52
13,59'
28,49 54,16
76.71
2
3
-r5,30
-21,59 -15.42
C, xli*, : -0,12x1, -O,12x kolom (3) baris (4) -0,12x175: -21,59. Demikian seterusnya, cara perhitungan sama. Kolom (4) baris (4)
4 5
r75.m
r25,OO
2I.61
37,24 67,48 76,99 72.52
4
5
5.
6
7
6
7
80,fl) 50,m
/$,{X}
I I
l0
8 9
30,m 2s.m
$,74
-3,m
r3,r5
6r.30 5r.46
Kolom (5) : Cz x li Di atas telah dijelaskan bahwa penelusuran dimulai dari indeks (j+1) : 2. Oleh karena itu, perhitungan dimulai dari kolom (5) baris (2).
Pada saat perhitungan kolom (5) baris (2), data yang dipertLrkan adalah C, dan l. Karena (j+1) 2 artinya indeks 1 sehingga data I yang diperlukan adalah I baris (1) atau 1,.
1. 2. 3. 4.
(1) (2)
: : (31 : (4) :
j:
Pada saat awal penelusuran atau pada saat indeks j:1, nilai outflaw sudah diketahui - 31 m3/dt. Sehingga perhitungan ou{low dimulai dari indeks (i + 1} - 2 atau baris ke'2 atau mulai dariwaktu jam ke-l.
Pada saat perhitungan kolom (4) baris (2) data yang diperlukan adalah nilai C, dan I baris (2) atau lr.
Pada saat perhitungan kolom (5) baris (3) data yang diperlukan adalah C, dan I baris (2) atau Ir. Pada saat perhitungan kolom (5) baris (4) data yang diperlukan adalah C, dan I baris (3) atau lr. Contoh:
(2)
: :
:0,44x31 :13,59.
t6
Teknlk
krhltungon Debtt
Rcncano
Mngumn
Alr
t67
(3)
:3:i^';;,?#[lL,i,
O,44 x
65
rzl
200
180 160
28,49.
C, X l,
0,44 x t,
o .E
j
140
-Z;T,X
6.
[iL': ?ilJ:'
120 100
Demikian seterusnya, cara perhitungan sama. Kolom (6) C, x O, Sama dengan kolom (4) dan {5}, perhitungan mulaidari baris 2. Contoh: Kolom (6) baris
oBo
60
40 20 0
--_*_--r'
4 .5
10
- Cr, Ot - 0,68 x kolom (7) baris (1) : 0,68 X O, * 0,68 x 31 : 21,23. Kolom (6) baris (3) - C, x O, = 0,68 x kolom (7) baris (2) : 0,68 x 0, * 0,58 x 26,80 : 18,36. Kolom (6) baris (4) : C, x O,
(2) =
Waktufitm)
Level Pool Routing, LpR (penetusuran kolam datar) Dalam penelusuran kolam datar (l_pR), persamaan kontinuitas (persamaan 6.6) dapat ditulis sebagai berikut:
b.
:
7.
8.
(6.18)
27,61.
1. suku di sebelah kiri sama dengan nirainya tidak diketahui. 2. Suku di sebelah kanan sama dengan nilainya diketahui.
Penyelesaian suku yang belum diketahui nilainya fungsi yang menggambarkan hubungan antara:
{$ + (6)
itu memerlukan
Berdasarkan nilai kolom t2), (3) dan {7) pada Tabel 6.2 selanjutnya
1. 2. '
Ketinggian air dan tampungan (H dan S). Hubungan antara ketinggian dan tampungan dapat ditentukan dengan mengalikan antara kedalaman air dan tuas tampungan. Ketinggian air dan outflow (H O) Hubungan antara ketinggian air dan outfrow bergantung dari type
bangunan outflow, seperti bendung atau spiilwa% terowongan waduk, dan sebagainya.
t8
ua
Rumus
O E CdxLxHu
Keterangan rumus:
(6.19) 3.
R S :
f trl.
O E outllow Cd - koefisien debit. L E paniang bendung/sPillwaY . H E ketinggian air diatas bendung/spillway ' Rumus outflow melalui terowongan iika H ) 1,5 D:
+O
Diketahui sebuah waduk dengan spillway sebagai bangunan outflow. spillway 35 m dan nilai koefisien debit Cd : 1,8.
Misalkan hubungan antara tinggi air di atas spillway , luas waduk, tampungan, dan outflow adalah seperti kolom (1), (2), (3) dan kolom (4) pada Tabel (6.3). Hitunglah hidrograf outflow (O) dan tinggi air di atas spillway (H) dengan metode LPR jika hidrograf inflow rencana adalah seperti kolom (3) Tabel (6.4) dan interval penelusuran (A0 : 1 jam.
O -
Ax
(6.20)
Keterangan rumus:
'" |;,,T:,":!;,il'R;:::;::duk
s (m')
(3) 0
2
1
(A)' tampunsan
(2s/at) + O
(m3/dt) (s) 0,00
I 16,90
O - outflow (rn3/dt). luas Penampang terowongan (m2)' A H - ketinggian air (m). g E percepatan gravitasi (9,81 m2/dt)' Ef E total kehilangan energi (m).
Rumus
A
(m2)
o
(mldt)
(4)
(2)
1
0,0
0,2
0000
237,40 362,89 494,75 634,36 783,10 942,36 113,52 297.96 497,O7 712,22 944,80 2196,19 2467,77 276A,93
1,5 D: (6'21)
,0
)
,4 ,6
8
2,O
O E ixAxRaxSt2 n O : n A s P 170
I I 0000
r
1
Keterangan rumus:
outflow
(m3/d0.
2,2 2,4
'150000
r
koefisien kekasaran Manning' (m2)' luas penampang basah terowongan penampang basah terowongan (m).
Teknlk furhttungan Deblt Rercona fungumn Alr
2,6
2,8 3,0
632,22 v77,60
Penelusur on Drltl
llrt x tturt
1. 2. 3. 4.
: : : :
tinggi air di atas spillway (m). luas tampungan (m2). tampungan (m3). outflow (m3/dt) : dihitung dari persamaan (6"19)'
1. 2. 3. 4.
. 5.
Contoh kolom (4) baris (2): pada saat H : 0,2 m; : cd x L x H3/2 : 1,8 x32x0,23t2 : O,23 m3ldt.
25 :a +O ; Contoh kolom (5) baris (2) : (2 x 210000/ 3600) + 0,23 : 116,90 m3/dt'
Kolom (1) : indeks penelusuran. Kolom (2) : waktu penelusuran (jam). Kolom (3) : inflow rencana (m3/dt). Kolom (4) : (inflow ke j) + (inflow ke j+ 1) Contoh kolom (4) baris (2): : kolom (3) baris (1) + kolom (3) baris (2) : 10 + 12 : 22 m3/dt).
Kolom (5)
5.
Tabel 6.4 Perhitungan penelusuran dengan metode LPR untuk mendapatkan outflow dan H pada soal 6'j
Waktu I (jam)
(1) (m3/dt) (3) 10 l.
I
Kolom (5) . Kolom (5) baris (1) : 0 karena pada awal penelusuran atau pada saat tinggi air di atas spillway : 0 maka tampungan waduk di atas spillway : 0. . Kol.(5) baris (2) : kol.(6) baris (2) - (2xkol.(7) baris (2))
l.+ ,
l,*'
(mt/dt)
(4)
(2s/ao
(si + 1/dt)
oi
H,
. 6.
21,91
22,00-(2xO,O4)
kol.(6) baris
(3)-
-o,
(m!/dt)
(s)
+ Oj+1
(m3/dr) (6) (m3/d0 (7) (m) (8)
QI
0
,l
0,00
22 21,91 22,O0
't2
0,04
l
4
5
2A
40
83
60,95
-t
61,9'l
143,95 287,77 500,57 849,9'l 1275,83
1601,91
0,1 0
55 4
42,77
21,91
90
"t45
280,57
469,91
6
7
r30
6
7
220
380 550 550
775
5,33
250
300
725,83
95 r,91
62,O4
161 ,96
7.
o 9 10
8 9
'10 11
1066,79 1126,55
267,56 357,62
2,09
2,31
1841,79 1871,55
1712,91
1 1
t1
12 13 14
t't32,91
r
,69,32
306,94 248,82 187,85 137,53
1
2,34 2,20
2,O5 '1,86
260
190
12
13
'1051,39
549,03
36',I
Kolom (7)dihitung berdasarkan interpolasi antarbaris pada kolom (4) dan (5)Tabel (6.3). Contoh: o Kolom (7) baris (1) : 0 karena pada awal penelusuran atau pada saat tinggi air (H) di atas spillway : 0. o Kolom (7) baris (2) : O,O4 merupakan interpolasidari:
(2Sl40 + O (m3idt) 0,00* *
22.OO*
'I
120 80
45 22 20
,39
t5
14 15
1 1
85,69
1,69 1,51
I
o(m3/dt)
0,00* *
l6
17 18
035,63
l6
17
758,8s 694.79
902,\3
800,8s
,35
1.22
o,o4*
0.23+
16.90*
172
Rru< tttto
173
*) .
lihat kolom (6) dan (7) baris 2 Tabel (6.4), ini **) interPolasi dari angka
hasil
9.
Berdasarkan kolom (2), (7), dan (8) Tabel (6.4) sslxnlutnya dapat dibuat grafik seperti tersaji pada Cambar (6.7) dan Cambar (6.8).
*x1 lihat kolom (a) dan (5) baris (2) dan (3)Tabel (6.3).
[;
]0, t o
480
44 440
400
i+lniw(mstn)
+o
(m3/dt)
./1-,
I
i-:l
-orIy.-11rydtil
0,00* *
61 ,91
11
0,48*
E 240
200
160
6,90* *
o.23**
o hasil
*) g.
lihat kolom (6) dan (7) baris 3 Tabel (6.4), ini **) interpolasi dari angka
(2) dan (3)Tabel (6'3)'
120
80
40 0
-t
7 I
I '10 11
12
Waktu [am)
Kolom (8)dihitung berdasarkan interpolasi antar baris pada kolom (1) dan (5) Tabel (6.3). Contoh: o Kolom (B) baris (1) : 0 karena pada awal penelusuran tinggi air (H) di atas sPillwaY : 0. . Kolom (B) baris (2) : O,O4 merupakan interpolasi dari:
(2SlA0
Gambar 6.7 Hidrograf inflow rencana dan outflow waduk dengan metode LPR untuk soal 6.3
+O
+
(m3/dt)
H
(m)
0,00*
0.0* *
i-.lgi3g-"rllel
'2,00
22,OO*
o,o4*
o,2*
l 16,90*
*)
lihat kolom (6) dan (B) baris 2 Tabel (6'4), ini **) interpolasi dari angka
kolom (1) dan (5) baris (2) dan (3)Tabel (6'3)'
-! I
1,50
hasil
1,00
*'x1 lihat
0,50
7 I
10
11
12
13
't4
17
Waktu (am)
+o
(m3/dt)
0,00*
22,O0+
1 1
6,90f *
Gambar 6.8 Ketinggian air (H), hasil penelusuran waduk dengan metode LPR untuk soal 6.3
hasil
*)
lihat kolom (6) dan (8) baris 3 Tabel (6'4), ini **) interpolasi dari angka
(5) baris (2) dan (3)Tabel (6'3)'
c.
Model Linear Reservoir (Penetusuran Waduk) Dalam penelusuran Model Linear Reservoir (penelusuran
I llrt
tt rtt t
u
175
S;*,-S;
oi +oi*,
2
xAt
c^
2-AtlK-
2-112,5.: 0.6667.
dalam penyelesaiannya memerlukan persamaan tampungan (S) yang dirumuskan sebagai berikut: (6.22) : KxO. S. It
Kontrol: C, + C, + C,
2.
S -: KxOJ+r. -,+r
6.23)
: Cr*lj*, + C,xl + CrxO, O, sudah diketahui : 31 m3/dt. Oleh karena itu, perhitungan
O;*,
mulai dari Or:
Substitusikan persamaan (6.22) dan (6.23) ke persamaan (6.6) akan diperoleh persamaan:
O;*.,:
dengan:
t
Co
Xlj*, + C, x i, + C, x O, At/K
6.24)
02 03
Coxlr+C,xl,+CrxO,
Crx l, + C, x lr+ CrxO,
--o-2+(at/r)
(6.25)
(6.26) (6.27)
Tabel 6.5 Perhitungan outflow dengan Model Linear Reservoir pada soal 6.4
Waktu
t
c,:co
I
"'-
--
2- Lt lK 2+ (lt l r)
(iam)
(2) 0
1
| (m3/dt)
G) ,00 6s,00
124,O0
17 5,OO
CrxO,
C,xl, (m3/dt)
(m3/dt) (s) (6)
O (m'/dt)
(7')
(1)
I 2
Syarat: Co
31
5,-t7
10,83
36,67
55,94
+ C, + C2:1
(6.28)
2 3
4
5
Diketahui hidrograf inflow rencana dalam waduk seperti tercantum dalam kolom (3)Tabel (6.5).
Hitunglah hidrograf outflow dengan Model Linear Reservoir. Konstanta penelusuran (K) : 2,5 jam.lnterval waktu penelusuran (At) : 1 jam.
Jawaban soal 6.4:
6
o
6
7
9 10
I I
,66 51,10
61
4"t,85
1.
At/K Lo:zlllt/K)
C,
.: Co :0,1667.
1. 2. 3. 4.
: : : :
indeks penelusuran. waktu penelusuran (jam). inflow, t (m3/dt), nilainya diketahui. Co x li*,
176
Alr
I
Penelusuron
Delill Rt'ttcotrt
177
nilai outf/ow sudah diketahui : 31 m3/dt. sehingga perhitungan outflow dimulai dari indeks (j + 1) : 2 atau baris ke-2 atau mulai dari wakPada saat awal penelusuran atau pada saat indeks
j:1,
Pada saat perhitungan kolom (5) baris (4) data yang diperlukan adalah C, dan I baris (3) atau lr. Contoh:
tu jam ke-1. pada saat perhitungan kolom (4) baris (2) data yang diperlukan adalah nilai Co dan I baris (2) atau lr. pada saat perhitungan kolom (4) baris (3) data yang diperlukan adalah nilai Co dan I baris (3) atau lr. Demikian seterusnya' Contoh: Korom (4) baris
C, x l, : O,1667 xl, O,1667 x kolom (3) baris (1) C, x l, : 0,1667 xl, O,1667 x kolom (3) baris (2) 0,1667 x65:10,83. C, x l, : O,'t667 xl, 0,1667 x kolom (3) baris (3) O,1667 x124,O0 :20,67.
0,1667x31 :5,17.
(2)
: 3:lir';i,i,i%i*,,,,r,
0,1667
x65:10,83.
(3) (4)
Co
* li*,
Kolom (6) : C, x O, Sama dengan kolom (4) dan (5), perhitungan mulai dari baris 2.
Contoh:
Co
Kolom (5) : C, x l, Di atas telah dijelaskan bahwa penelusuran dimulai dari indeks (j+1) : 2. Oleh karena itu, perhitungan dimulai dari kolom (5)
baris (2).
Pada saat perhitungan kolom (5) baris (2), data yang diperlukan j : 1 sehingga adalah C, dan 1,. Karena (j+1) : 2 artinya indeks data I yang diperlukan adalah I baris (1) atau l,'
x kolom (7) baris (1) xO, - 0,6667 x31 :20,67. x kolom (7) baris (2) x O, : 0,6667 x36,67 x kolom (7) baris (3) * o' : 0'6667 x 55'94
: :
24,44.
37
Demikian
7.
,"t"rrrnyul
'3o'
pada saat perhitungan kolom (5) baris (3) data yang diperlukan adalah C, dan I baris (2) atau lr.
B.
outflow kolom (a) + (5) + (6) Berdasarkan nilai kolom (2), (3) dan (7) Tabel 6.5 selanjutnya
diperoleh Cambar 6.9.
Kolom
(7)
178
Puteluytrott Dt'ltll
Rt,rx tnnt
T
I
- ,.ra I too,oo l
roo,oo
I
Teknik penelusuran yang dimaksud adalah penelusuran secara hidraulik. Persamaan pengatur yang digunakan dalam penelusuran secara hidraulik adalah Persamaan SaintVenant, yang terdiri dari:
roo,oo I
! ol
120,00 100.00
l
I
to,oo
/
a
-+\*-G-
1. 2.
Persamaan Kontinuitas:
oO
-ir-:1 oA
oA
ot
(6.29)
zo,oo
o,oo
I l---'
-l
Persamaan Momentum
I
0
**.** *
Keterangan rumus:
.s#-s6o-s,):q
(6.30)
6.3
PENELUSURAN HIDRAULIK
Nilai unsur-unsur aliran di saluran atau sungai, seperti kedalaman, kecepatan, dan debit umumnya bersifat tidak tetap atau selalu berubah ditinjau dari segi waktu dan tempat (unsteady and non uniform flow, aliran tidak steady dan tidak seragam). Beberapa faktor yang menyebabkan kondisi aliran seperti itu, antara lain:
: : : : : So : Sr : a A q t x y I 1. 2. 3. 4. 5.
debit (m3/d0. luas penampang basah saluran atau sungai (m2). aliran samping (m3/dt). waktu (detik). tempat (m). kedalaman air (m). percepatan gravitasi (m7d0. kemiringan dasar memanjang saluran atau sungai. kemiringan garis energi.
1. 2. 3.
perubahan kemiringan memanjang dasar, perubahan penampang melintang, perubahan trase, dan pertemuan atau percabangan
sungai.
Adanya konstruksi bangunan, seperti: pilar jembatan, bendung; bendungan, krib, sudetan. Adanya aliran samping (baik pengurangan maupun penambahan aliran), dan pengaruh pasang surut.
Aliran adalah 1 dimensi, oleh karena itu perubahan unsur-unsur aliran yang diperhitungkan adalah yang searah dengan arah
memanjang saluran atau sungai. Perubahan aliran adalah berubah secara lambat laun, sehingga
Teknik peneluruan yang diperlukan dalam peneluruan aliran yang selalu berubah terhadap waktu dan tempat adalah teknik penelusuran yang persamaan pengaturnya dapat meniangkau perubahan aliran secara serentak di beberapa tempat (terdistribusi) sepanjang
saluran atau sungai dalam waktu yang bersamaan'
180
tekanan hidrostatis masih berlaku dan percepatan arah vertikal diabaikan. Trase saluran atau sungai adalah lurus. Kemiringan dasar memanjang saluran adalah kecil dan stabil. Oleh karena itu, gerusan dan deposit diabaikan. Zat cair adalah tak termampatkan dan kerapatan zat cair adalah konstan.
Rtn unr
181
Pettelusurott Debll
Dalam praktiknya, tidak semua model penelusuran secara hidraulik menggunakan persamaan (6.30) secara utuh, tergantung asumsi aliran. Berikut disajikan beberapa model penelusuran hidraulik sesuai dengan persamaan pengaturnya.
a.
Dalam menyelesaikan Model Kinematic Wave, persamaan (6.31) dan (6.32) dikombinasikan menjadi persamaan baru yang hanya mengandung 1 variabel terikat, yakni Q. Bentuk persamaan baru yang dimaksud adalah:
1.
o .
oQ*'peo,9-a:q
GX
(6.31) dengan
cx,
PersamaanKontinuitas:
Ot
dan B adalah parameter saluran atau sungai.
6.37)
oO oA oA ot
Persaman Momentum:
-B(So-Si
(6.32)
Tujuan dari penyelesaian persamaan (6.37) adalah untuk mendapatkan nilai Q dalam setiap waktu dan setiap tempat atau e(x,t) di sepanjang saluran atau sungai yang ditinjau. Penyelesaian secara numerik dari persamaan (6.37) dapat dilakukan dengan scheme (pembaganan) linier dan non linier. Dalam buku ini hanya dijelaskan pembaganan linier.
2.
oO -+ oA oA ot o 3.
Persaman Momentum:
(6.33)
goY -8(So-S):
ox
(6.34)
Dalam pembaganan linier, suku-suku dari persamaan (6.33) diubah menjadi suku-suku diskrit dengan metode diferensi hingga langkah ke belakang (backward-finite difference method) sebagai
berikut:
oQ_Qli; -Ql.'
PersamaanKontinuitas:
ox
(6.3s)
(6.38) (6.3e)
Ax
oO oA ..----:; r oA ot
Persamaan Momentum
oQ_alil
-a1.,
At
ot
(6.36)
:QL,+Ql-'
2
(6.40)
Selanjutnya dalam buku ini model yang akan disajikan cara penyelesaiannya hanya Model Kinematic Waue. Cara penyelesaian yang akan disajikan adalah cara yang didasarkan pada pendekatan numerik, yaitu: linear-Scheme Kinematic Wave, dan MuskingumCunge Method.
qL, + qlil
2
6.41)
Penelusuron Debl
Renc
ono
t82
183
oQ/ox
ai.'r--r-__l
I^,
Tabel 6.6 Perhitungan outflow dititik i: 2, 3, dan 4 berdasarkan persamaan (6.42), Linear-Scheme Kinematic Wave
atii
oQ
I .,u',",o*l I diketahui
I \.-__
aitetatrui
Waktu
lnflow
(m3/dt )
(am)
(2) 0
I
|-.r-Nil-ij b"t"rl
I
i=1
(1)
1
I
ai
i+l
6t
Qi*,
(3)
(4)
1r ,00
(s)
31
(6)
31
2 3
I
,00 65,00
31
,00
,00
s5,26
r
48,O7
r
42,87
80,49
1
lNilai awal
lp"n.t,r.otun
2 3
124,00
175,OO
0B,0
93.39 147,70
r r
4
5
16't,74 132,24
91
33,33
4
5
35,31
134,91
6
7
Gambar 6.1O Pembaganan diferensi hingga persamaan (6.i8) sld (6.41) Jika persamaan (6.38) s/d (6.41) disubstitusikan ke persamaan (6.37) maka akan diperoleh persamaan Linear-Scheme Kinematic
Wave:
6
7
00,85 52,35
108,05
79,O2
o 9 10
8
9
1. *or'+'BQL, 6.5:
Baris (1)
afl
%t+u *atC+
Ql.'
(6.42)
*l..,,
Contoh soal
lQl.'
'
2. 3. 3.
4-
nilai awal penelusuran disepanjang ruas sungai yang ditinjau, (i: 1 ,2,3, dan 4) : 31 m3/dt.
indeks penelusuran. waktu penelusuran (jam). inflow,l (m3/d0, nilainya diketahui dan sekaligus sebagai syarat batas hulu. nilai outflow (Q) di titik (2); cara mendapatkan nilainya adalah dengan menggunakan persamaan (6.42).
(4)
Diketahui hidrograf inflow rencana suatu sungai seperti tercantum dalam kolom (3) Tabel (6.6). Hitunglah outflow di 3 titik tinjauan di hilir inflow berdasarkan persamaan (6.42) bila cr : 3; F : 0,55; interval penelusuran (At) : 1 jam; jarak antar titik tinjauan (Ax) : 5000 m; Nilai awal : 31 m3/dt; q : 0.
Contoh:
Kolom (4) baris (2), atau nilai Q pada saat j+1:2 dan i+1:2 atau dilambangkan a||l:ai 55,26 m3/dt diperoleh dari perhitungan berdasarkan persamaan (6.3S) tetapi nilai q : 0
seh i ngga persamaan nya menjad
i
1U
Air
185
alil
*or'
+ oPQl.,
Ql., *
2
Ql.'
"
6.43)
Kolom (5) baris (2), atau nilai Q pada saat j+1:2 dan atau dilambangkan ali; : 48,07 m3/dt diperoleh dari perhitungan berdasarkan persamaan (6.39):
i+l:3
al
At*oP ^QL,+Ql.'ol 2 n*
##oi.rxo,55*q1
s000 3600
3600 '
al tqi '''
o'u
'
a1:
5000
55,26
+3 x 0.55 *
,',
2
31+ 55'26
2
o'ss
o'ss
'
3600
ai
5000
+3x
0,55
31+55,26
'
3600+3x0,55 Ql*Q?
2
48,O7 m3/dt.
ai
5000
x65+3x0,55*r,
31 +
31+65
2
o'uu'
Kolom (5) baris (3) atau nilai Q pada saat atau Ql:
3600
j+l:3
dan
0'5
1
i+l:3
3600
:55,26
65
o'tt
'
-+3xU.55
m3/dt.
s000
al
5000
x 108.01+ 3 x 0.55
48.07
48'07 + 1 0B'01
2
3600
s000
3 x 0,55
48,07 +108,01
o'5
'
Dengan cara yang sama yaitu dengan menggunakan persamaan (6.39) nilai kolom (4) baris (3), didapat:
Untuk kolom (5) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara
perhitungan adalah sama.
6.
3600
ai:
:
s000
55,26+124
o'5
1
3600+3x0,55 55,26+124
s000 108,01 m3/dt.
2
Kolom (6) : nilai outflow di titik (4); cara mendapatkan nilainya adalah dengan menggunakan persamaan (6.39). Contoh:
Untuk kolom (4) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara
perhitungan adalah sama.
5.
Kolom (6) baris (2), atau nilai Q pada saat j+1:2 dan i+1:4 atau dilambangkan ali;:ai 42,87 m3/dt diperoleh dari perhitungan berdasarkan persamaan (6.39):
3600
Kolom (5) : nilai outflow di titik (3); cara mendapatkan nilainya adalah dengan menggunakan persamaan (6.39). Contoh:
ai
s000 :
48.07+ 3 x 0.55
*r',
2
31+ 4B'o7
2
o'ss
o'"
'
3600
5000
42,87 m3/dt.
+3x
0.55
3'l+ 48,07
'
186
187
r
Kolom (6) baris (3) atau nilai Q pada saat j+
1
:3
dan i+ o's
:4
atau
I
Ql,
3600
200
'180
I 1
a1:
x s000
g3,3g+ 3 x 0,55
42,87
42,87
42'87
+93'39
2
160
?999 5000
.3
x 0,55
+93,39
2
o'5
iE iv
IL
140 120
100
'
l'o (E
v l3
80 60
4A
lE
80,49 m3/dt.
Untuk kolom (6) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara
perhitungan adalah sama.
7.
20 0
5ooo
jarak
loooo (m)
@
,uooo
Berdasarkan nilai kolom (2) sld (6) Tabel (6.6) kemudian dapat dibuat grafik seperti yang tersaji dalam Gambar (6.10).
200,00
180,00 160,00 140,00
--..-mukaairojam
+mukaairsjam
rl
i
I
'
Gambar 6.12 Muka air pada saat awal (0 iam), 3 iam, 6 jam, dan 9 jam di titik 1 (0 m), titik 2 (5000 m), titik 3 (10000 m), dan titik 4 (15000 m)
tzo,oo
100,00 80,00
456
Waktu (iam)
10
Muskingum-CungeMethod Model Kinematic Wave juga dapat diselesaikan dengan Muskingum-Cunge Method. Metode inidiusulkan oleh Cunge. Metode ini merupakan modifikasi dari persamaan penelusuran hidrologis (Muskingum Method, persamaan 6.13) menjadi persamaan penelusuran hidraulik (persamaan Muskingum-Cunge Method):
2,
b.
Gambar 6.11 Hidrograf inflow rencana (l) dan outflow j, dan 4 untuk soal 6.5
(q diiltik
(6.44)
B.
Berdasarkan kolom (2) s/d (6) Tabel (6.6) juga dapat dibuat profil memanjang muka air setiap waktu di beberapa titik tinjauan seperti yang tersaji dalam Cambar (6.11).
C,: Lt-2xKxX
2xKx(t-x)+lt
(6.4s) (6.46)
c3: 2xKx(t-x)-at
,-df-{"^t
llttnttrt
'{:.47)
188
Air
Pt'nelrtsttur Dt'ltlt
il
C,+Cr+Cr:1
Ax
CK
(6.48)
5000 cfs.
ck
dQ dA
1
1oq
Bdv
(6.s0)
1.
1-
a
BxckxS, xAx
a:#rSo,,, xAxR2/3
(6.s r )
-1'49 *so"'x@xY)xY"'
Keterangan rumus:
n'
AI
K
Ax ck
: : :
a
I
B so
interval waktu penelusuran. koefisien tampungan, yaitu perkiraan waktu perjalanan aliran dari titik tinjauan yang 1 ke titik tinjauan berikutnya. Satuannya adalah satuan waktu. faktor pembobot (0 s/d 0,5)tidak berdimensi. jarak antartitik tin.iauan (satuan panjang). kinematic wave celerity (satuan panjang/satuan waktu). debit outflow (satuan volumdsatuan waktu). debit inflow (satuan volume/satuan waktu) lebar sungai atau saluran (satuan panjang). kemiringan memanjang dasar sungai atau saluran. luas penampang basah sungai atau saluran (satuan panjang kuadrat). kedalaman atau ketinggian air di sungai atau saluran (satuan panjang).
v:
1
nxQ
,49 xSo'/2 x B
3/5
5,77 ft.
2.
Hitung ck
=d dy
-'|,49
3.
1,49xSott2
xyr,,
x o,oo11t2
Hitung
Suatu saluran dengan penampang melintang berbentuk persegi panjang. Lebar saluran (B) : 200 ft. Kemiringan memanjang dasar saluran (So) : 0,001. Kekasaran Manning : 0,035.
Jika hidrograf debit di
t, Ax ck
4.
l oooo
7))
Hitung X
titik 1 diketahui seperti tercantum dalam kolom (3) Tabel (6.7), hitunglah hidrograf debit di titik 2, 3, dan 4 dengan Muskingum-Cunge Method.lnterval waktu penelusuran (At): harga K.
x:lr2
BxckxSo xAx
190
rtnt
:11
2
lnflow
(cfs )
Outflow di
2
3
titik
(cfs)
5.
cr: 2xKx(t-X)+lt
1
i=1
(1)
5
4
(5)
QI
4085
5885
7
r
(3)
(4)
0000,00
13279,97
10188,91
BO27,BB
6
7
4985 7
7
8000,00 6000,00
0,15.
s500,00
5200,00 4500.00
10
6539,86
Cz: At+2xKxX
2xKx(r-X)+lt
1 385,1 7 + 2x1 385,1 7 xO,33 2 x 1 385,1 7 x( -0,33) + 1385,17
1.
:0,70.
Baris
(1) : : : : :
2xKx(r-x)-lt '':zxrlT-x)llt
2. 3. 3. 4.
nilai awal penelusuran di sepanjang ruas sungai yang ditinjau, (i: 1 ,2,3, dan 4) : 31 m3/dt.
indeks penelusuran. waktu penelusuran (jam). inflow, I (m3/dt), nilainya diketahui dan sekaligus sebagai syarat batas hulu. nilai outflow dititik (2);caramendapatkan nilainya adalah dengan menggunakan persamaan (6.44).
_ 2x'1385,17x(
2x
1
-0,33)-1385,17
-0,33) + 1385,17
1.
385,1 7
xl
0,15.
Kontrol jumlah: C,
+ C, + C, :
Contoh: Kolom (4) baris (2), atau nilaiQ pada saat j +1 :2 dan i+ 1 :2 yang dilambangkan dengan aji; : a; : so73,Bo m3/dt diperoleh dari perhitungan:
6.
Hitung hidrograf debit di titik 2, 3, dan 4 berdasarkan persamaan (6.44).Perhitungan disajikan dalam Tabel (6.7). Dalam perhitungan hidrograf debit ini, harga K, X, dan At dianggap konstan selama pengaliran. Dengan demikian harga C1, C2, dan C, juga konstan'
Tabel 6.7 Perhitungan persam aan (6. 4 4), M u ski ngum-Cu nge M ethod
Waktu
(s)
(0,15x5500)
+ (0,70x5000) + (0,15x5000)
5073,80.
lnflow
(cfs )
Dengan cara yang sama, nilai kolom (4) baris (3) atau
4
(6)
Q]:
i=1
(1)
1
(2)
(3)
(5)
0,00
1
2
3
385,1 7
2285,17 1185,17
s000,00
5073.80 5732,28 8346,04
5000,00 5010,89
5161 ,70
5000,00 5001,61
503
1 ,78 5271,24
al : (c, x ef )+ (c, * qi)* (c, * q;) : (0,15 x 7500) + (O,70 x 5500) + (0,15 x 5073,80) : 5732,28.
Penelururon Debll Rt,ttr otttt
193
6033,84
192
rI
Untuk kolom (4) baris (4), baris (5) dan baris selan.iutnya, cara
perhitungan adalah sama.
5.
Drngan cara y.rng sarn;r, nilai knlorrr (6) l-raris l3) atau
Kolom (5)
nilai outflow di titik (3); cara mendapatkan nilainya adalah dengan menggunakan persamaan (6.39).
Contoh:
(lj : f C. ,. x Q;lr (C, x Q; j : (0,15x5161 ,'V0) + (fJ,70x50 t0,89) + (0,1 5x500'I,6't) : 5031,78.
.r
.,\ / (Jil,r.iC,
,\ r
ej
Kolom (5) baris (2), atau nilai Q padasaatj+ 1 :2 dan i+1 :3 yang 5010,89 m3/dt diperoleh dilambangkan dengan alil :a3 dari perhitungan:
Untuk kolom (6) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara
perhitungan adalah sama.
7.
a3
Berdasarkan kolom (2) sld (6) Tabel (6.7) kenrudian dapat dibuat grafik seperti yang tersaji dalam Cambar (6.121.
Dengan cara yang sama, nilai kolom (5) baris (3) atau
q3'
*q3)
^ t) o
: :
0 -"-+
7800
Untuk kolom (5) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara
perhitungan adalah sama.
rlik
1 3
(ctsi
gcb)
- gio.
Oeon Oi
ilil
(cg)
+Hid.debit
dititjk
dititik 4(cts)
6.
Kolom (6)
:nilai
-Hid.debil
Contoh: Kolom (6) baris (2), atau nilai Q padasaatj+ 1 :2 dan i+ 1 :4yang dilambangkan dengan af,:l : ai : 5001,61 m3/dt diperoleh dari perhitungan:
l,
2, 3, dan 4 untuk
ai : (c, x el)+ (c, * ql)+ (c, * ql) : (0,15 x 5010,89) + (0,70 x 5000) + (0,15 x 5000) : 500',I,61
.
Pt'ttclt
tst tt
orr I)t,ltl
llt,r x t urt t
195
OoftorQustaLd
Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Fakultas Pertanian Lembaga Ekologi Universitas Padjajaran.
Departemen Kimpraswil. 2002. Kriteria Bangunan Pengendali Banjir. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. '1989. SK SNI M-18-1989-F: Metode Perhitungan Debit Baniir. Bandung. Yayasan LPMB.
Hindarko, S. 2000. Drainase Perkotaan. Yogyakarta: ES-HA. Linsley, RK., Franzini JB. 1989. Ieknik Sumber Daya Air. Erlangga. Terjemahan Sasongko Dj. Jakarta.
Linsley, RK., Kohler MA., Paulus JLH. 1989. Hidrologi Untuk lnsinyur.
Erlangga. Terjemahan Hermawan Y. Jakarta.
Loebis,
1992. Baniir Rencana lJntuk Bangunan Air. Bandung: Direktorat Penyelidikan Masalah Air, Direktorat Jenderal
).
suyitno. 2000. Dasar perhitungan Hidrologi dan Hidrolika lJntuk Manajemen Air. yogyakarta. Kursus singkat sistem sumber ' Daya Air Dalam otonomi Daerah. Laboratorium Hidraurika Jurusan Teknik sipir Fakurtas Teknik Universitas cajah Mada.
Wesli. 2008. Drainase perkotaan. Craha llmu. yogyakarta. -oo0oo-
Asrori.
Soewarno. 1993. Aplikasi Metode Statitistik tJntuk Analisa Data Hidrologi lilid l. Nova. Bandung. Soewarno. 1993. Aplikasi Metode Statitistik LJntuk Analisa Data Hidrologi lilid ll. Nova. Bandung.
Sosrodarsono, S., Masateru Tominaga, Yusuf Cayo. 1985. Perbaikan dan Pengaturan Sungai. PT. Pradnya Paramita. Jakana.
Sri Harto, Br., Sudjawardi. 1988. Model Hidrologi. Yogyakarta: PAU llmu Teknik Universitas Cadjah Mada.
Subarkah, 1.1979. Bangunan Air. ldea Dharma. Bandung. Subarkah,
Dharma. Bandung. Suripin. 2OO4.Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Andi. Yogyakarta.
I
198
Doltot Ptnloko
Lampiran
Ro,o,,
a
;6= 9O
ol"
Jn
99"/" 1,24
"l
95"/"
1
90 1"
1,21
95"/"
991o 1,38
"l
10
1,05
'l
.14
20 30 40
50
,10
1,22 1,24
,42
1,34
'l
,60
"t,12 1,"t3
1,"14
,40
1,26 1,27
1,29
"l
1,42 1,44
r00
1,17 1,22
.l,50
1,62
,36
,75
2,00
Deraiat Kepercayaan t
0,10 0,05 0,025 12.706 4.303
Lampiran 3.3 TabelNi/ai Reduced Standart Deviation (Sn) dan Ni/ai Reduced Mean (yn)
n
10 15
Sn
cr
0,01
3 1 .821
0,005 63.657
Yn
Sn
Yn 0,5521
3.078
1.886 1.638 1.533 1.476
2
3
6.314 2.920
2.353
6.965
4.541 3.747
3.365
9.925
5.841
o,4952
0,5'l 28 60
70
'l
,1750
3.182
2.776 2.571 2.447
4
5
2.132 2.015
't.943
1.895
4.604 4.032
3.707
20
25 30 35
1,1850
80 90
100
6
7
B
1.440
1
3.143
.415
2.365 2.306
2.262
1.860
1.833
2.998 2.896
2.821 2.764
3.499
3.355 3.2s0
40 45
50
,141O
o,5436 o,5463
0,5485
20
r0
1'l 12 13 14 15 16
1.812
1.796
1.782 1.771
1.761
2.228
2.20-l
3.169
3.106 3.055
3.0"t2
1,'152O
s00
1000
2.718
2.681
1,1610
2.'t79
1.753
1.746
2.650
2.624 2.602 2.s83 2.567
1.337
1.333 1.330
17
1B
't.740
1.734
1.729 1.725
1.721
2.110
2.101
2.O39
2.552
2.539
2.898 2.878
2.861 2.845 2.831 2.819 2.807 2.797 2.787 2.779
2.771
YI
19
1.328
1.325
0,3065 1,4999
20
21
2.086
2.080
2.O74
2.528
2.518 2.508 2.500
1.323
1.321 1.319 1.318 1.316 1.315
1
'r0
22
23
20
25 50 100
24
25
2.492 2,485
2.479 2.473 2.467
26
27
2B
.314
1.313
1.31
1
2.O48
2.O45
2.763
Sumber: Soemarto
987)
29
r.699
1.645
lnf
1.282
1.960
2.462 2.326
2.756
2.576
202
Lampiran
203
Lampiran 3.6a Tabe/ Faktor frekuensi K, untuk Distribusi Log Pearson Type lll (C atau Cs positiD
Return period in years
Kr
2
3
GorCs
lo
0.1
25
50
100
200
Excendence probabilitas
o.2
0.02
0.01 4,O51
0.005
4 5
,180
4,970 4,909
4,847
,195 ,210
,224
6
7
8 9
10
11
1,430
-l
0,499
0,518 0,537 0,555 0,574
,238 ,250
,262 ,274
3,048
3,O23
,670
))
1,9 1,8 1,7 1,6
-0,341
2,997
-0,330
-0,31 9
12
13
2,1
0,s92
0,609 o,627
4,000
5,000 10,000 20,000 50,000 100,000 200,000 500,000
1
2,0
-0,307 -0,294 -0,282 -o,268 -0,254 -0,240 -0,22s -0,210 -0,19s -0,180 -o,165 -o,148 -o,132 -0,116 -0,099 -0,083 -0,066 -0,050 -0,033
-o,o17
4,298
4,223 4,"t47
14 15 16
0,84
1,28
'l
o,643
0,660
3,499
3,444 3,388 3,330
3,271
4,069
3,990 3,910
,64
0,675
0,690
't,5
1,4
17 'r8
19
2,O5
o,705 o,719
o,732 o,745
2,706 2,666
2,626
3,828
3,745 3,661 3,57s
1,3
,339 ,340
,341
3,211
3,"149
't,2
1,1
20
21
3,087
3,O22
000,000
1,0 0,9
O,B
o,758
o,769
3,489
3,401
2,957 2,891
o,780 0,790
0,800 0,808 0,816
3,312
3,223
3,132
3,041
2,949 2,856
2,763
o,824
0,830 0,836
't,849
1,818 1,785 1,751
,292
2,400 2,326
2,670
2,576
0,0
0,000
o,842
,282
Lontplrort
205
Larnpiran 3.6h Tabe/ Faktor frekuensi K, untuk Di-stritsusi Log Pearson f ype lll (C atau Cs negatlf
Lampiran 3.7 Tabel Nilai parameter Chi-Kuadrat Kritis, y2,, (uji satu sisi)
c[
OR CS
dk 0,995 0,99
0,0001 57 0,020'r
derajat kepercayaan
o,975
0,000982 0,0506
0,95 0,00393
0,1 03
0,01 6,635
.--9:1,0
-0,1
_0.01
._
o,842
0,846 0,850 0,853 0,855 0,856 o,857 0,857 0,856 0,854 0,852
O,B4B
2,O54
2,326
2,252
2,576
2 3
2,482 2,388
2,294 2,241
4
5
-0,2
2,178 2,104
2,O29
0,4't2
o,676 0,989 1,344 1,735
o,2't6 0,484
0,831
o,352
0,711
1
9,210 't1,345
13,277 15,086
9,488
11,O70
14,860
,145
12,832 't4,449
16,01 3
't6,750
1 8,548 20,278
-0,3
-0,4
1,606
1,567 1,528 1,488
0,872
1;239 1,646 2,088
-0,5 -0,6
-0,7 -0,B
1,995
2,108
2,O16
1,237 1,690
2,180
2,7OO
r,880 r,806
1,733
0,116 o,132
0,1
1,926
1,837 1,749 1,664
1,581 1,501
9 10
1'l 12 13
2,'t56 2,603
3,074 3,s65
4,O75
2,558
3,053 3,571 4,107
3,247 3,816
16812
'18,475
21,955 23,589
25,1 88
't,448
1,407
1,606
1,549
,920
-0,9 -1,0
-1,1
48
4,404
5,009
0,164
0,180
0,1 95
1,366
1,324
1,492
1,435
"1,379
5,892
6,571 7,26'l
,026 22,362
23,685
23,337
26,757 28,300
24,736
26,119
27,388
29,141
29,819
31 ,31 9
14
15
4,660
5,229
5,629
6,262 6,908
4,601
24,996 26,296
27,s87 28,869
31
27,448
28,845
30,1 9
r
30,578
32,000 33,409 34,805 36,191
32.801
o,844
O,B3B
1,282
1,240 1,'t98 't,157
o,210
o,225
0,832 0,825
0,817
O,BOB
1,424
'1,351
16 17
1B
5,142
5,697
5,812 6,408
7,O15
7,962
8,672 9,390 10,117
10,851
1
34,267
7,564
8,231
1,018
1,282
1216 1,155 1,097 1,044 0,99s
't,116
-t,075 1,035
19
6,625 6,844
7,434
7,633
1,166 1,116
1,059 1,023 0,980 0,939 0,900
20
21
8,260
8,897
30,114 ,4't0
35,718 37,156
38,582 39,997
41
37,566 38,932
40,289
41
1,'t40
1,O87
-1,8
-1,9
o,799
O,7BB
22
23
o,996
0,959
1,037 0,990
1,591
9,542
10,196 10,856
11
12,338
13,091
-2,0
-2,1
o,307
0,31 9
0,777
24
25
o,765
0,752
4,923
O,BBB
0,346
0,90s 0,867
o,949
o,907 0,869 0,833 0,800
,524
13,120 13,844
"t4,573 5,308 16,047 16,791
1
32,671 33,924 36,172 36,415 37,652 38,885 40,113 41 ,337 42,557 43,733
,401
,638
42,98O
44,314
45,642 46,963 48,278 49,588 50,892
-')
0,844
0,819
o,739
0,752 o,711
26 27
28 29 30
1,1
60
l,BOB
o,795
0,77'l 0,747 0,724 o,702
0,681
12,461 13,121
"t3,787
,923
52,336
53,672
0,696
0,681
0,769
o,74'l o,714
o,376
0,384 0,390 0,396
(1
o,738
o,712 0,683
Sumber: Soewarno (1 99 5)
o,666
0,65
r
0,690
o,667
0,636
0,666
0,666
o,666
Sumber: Soemarto
987)
l.rttttltit ott
206
h9
s
Oo
orD
z
lJtA.N'q)(rtJNjJJ
(r!
Ot:rOur-G5u,Ou
z
p
{ tu
o
o o
\!
\o \o
zl= .r
;l
urclr\Co\OJtr\t\J{Jt
999999999-? :r=-:--N,t!N)(r.tr.
N o
A)
(,
{ $'
zl.olNJ
;r *
F
9s9999-9.999
--at\JN.)NJNJ(!(},ut \Co!oONTAO'O.-r-
-lNJ
c o
z
o
o.
I
c
(a
!)
o o 9t
x.
(^)
\
o E o p I
r a
o
o
o,
zl:' .ol(,
-l
9999999999 .1 NNNJN)NJNJ{JJ5(JI
\oor(rrS\ros-o,
D)
\ f x
oa
o
6 6
o
!o
zl.olo\
*l(,
9999999s99 t!Nt!l!N)u)eSSbl
(r,.E'L'r\\ot!o,o\b<,
o o
o o d
o
!
r
t
o
0,0003
-3,4
op2
0,0003 0,0005 0,0006
O,O4
O,O7
-3,3
.?
?
0,000s 0,0010
0,0013
0,0006
0,0009 0,0013 0,0009 0,0013 0,0009 o,oo12
0,0006 0,0008
0,0006 0,0008
0,0006 0,0008
0,0005 0,0008
0,0005 0,0007
0,0005 0,0007
-3,1
-3,0
-2,9 -2,9
_)'7
0,0012
0,00.1 g
0,0011
0,0011
0,001
'l
o,oo17 0,0024
0,0033
0,0016
0,0016
0,0015
0,0015
0,0014
0,0014
o,0023
0,0032
0,0021
0,0019 o,0026
0,0039
0,0038
0,0036
0,00s'r 0,0058 0,0089 0,0049 0,0048
o,0078 o,0102
o,o073 0,0096
0,0066 0,0087
0,0064 0,0084
-))
-2,1
0,0139
-2,0
0,0136
0,0125
0,01 19
0,01 16
0,01 13
0,o162
0,0207
0,0158
0,0143 0,0183
o,0239
0,0301
0,0233
0,0392
0,0384
0,0375
o,0294 o,0367
o
t
0 0,01
O,O2
0,07
0,09
-1,6 1,5
0,0537 0,0655
0,o475
0,0630
-1,4
1,3 1,2
1.1
0,0793
0,0951
0,0764
0,0885
0,1
0,0749
0,0838 0,1003
0,1 190
0,1 401
0,0735
056 038 020
0,0694
0,0823 0,098s
0,1112
0,'1093
075 o,1251
o,1357 o,1587
0,1841
0,1 81
0,1314
0,1 539
o,1292
0,1271 0,1515 0,1762 0,2033 0,2327 0.2005 0,1977 o,2266 0,2236 0,2546 0,2877
-l r0
< .!, F
0,1562
4
0,1 788
o,1492 0,1736
0,17'11
0,1
0,1469
68s
0,1
o,1230 0,1446
660
0,1210 0,1423
0,1170 0,1379
0,163s o,1611
= !
6
0,2119 0,2420
0,2743 0,3085 0,30s0 0,3015 o,2981 0,3336 0,3707 0,4090 0,3300
0,2090
0,2061
0,1949
0,1894
o,2177
o,1867
0,2358 0,2643
0,2611
ro
-0,6
-0,5
t
o
o -0,2 -0,1
0,3446 0,3783
0,4168
0,3228 0,3594
0,3974
0,3557
0,3520
o,3897
0,3483
0,3859
o,4207
o,4602
0,5000
0,4404
0,4801
0,4364
0,4761
0,3936 0,4325
0,4721
0,7286
0,4681
0,4247 0,4641
0,0
0,4562 0,4960
_t
0,0
0,1
0,01
0,02 0,5040
0,03
O,O4
0,05
0,06
0,08
0,09
0,5000 0,5398
0,5120
o,5517 0,5910
0,51 60
0,5199
0,5239 0,55s7
0,5948 0,5596 0,5987
o,5279
0,531 9
0,5359
o)
0,3
0,5714
0,6103
0,5753
0,6"t41
0,6293 0,6628
0,6915
0,6331
0,6368
0,6490 o,6844
o,6517
o,6879 0,7123
o,7257 0,7580 0,7881 o,7291 o,7611 0,791O o,7324 o,7642 o,7157
0,7190 0,7357
o,7673
o,7224
o,7389
0,7704
o,7422 0,7734
o,7454 0,7764
0,7486
0,7794
0,7549 o,7852
0,7967
0,7995 0,8212
0,8461 0,8696 0,8849 0,8869 0,8889 0,8238 0,8485
0,8023
0,8051
0,8078
0,8r 33
0,8315 0,8554
0,8340 o,8577
0,8365 0,8599
0,8389 4,8621
o,8790
0,8980 0,9131 0,9147
0,8810
o,ggg7
0,8830 0,9015
o,9177
0,9251
0,9306
0,931 g
0,9394
0,9505 0,9599
0,9406
0,951 5
0,9418 0,9525
0,9608
0,9429
0,9535
o,9441
N N
0,03
0,04 o,9671
0,05
0,06
0,o7
0,08 0,09
0,9641
0,9649
0,9656 o,9726 o,9732
0,9664 0,9738
0,9761
0,9686 o,9750
0,9803 0,9808 0,9850
O,9BB4
o,9713
o,9772
0,9821 0,9861
0,9699
0,9706
0,9783
0,9834 0,9871 0,9904 0,9927 0,9839
o,9788 0,9846
0,9793
2,1
')
')
0,9864
0,9896
0,9887
0,9913
2,3 2,4
,!-l
0,9893 0,9918 0,9938 0,9953 0,996s 0,9955 0,9956 0,9957 0,9968 0,9977 0,9983 0,9988 o,9991 0,9988 0,9989 0,9977 0,9967 0,9959 0,9940 0,9941
o,9916 o,9934
0,9951
o,9920 o,9943 o,9969 0,9978 0,9984 o,9984 o,9970 o,9945 0,9948 o,9949 0,9962 o,9972 0,9979
0,9985 0,9985
0,9936
2,5
F
t o
2,6 2,7 2,8 2,9
0,9981
o,9964 0,9974
0,9981
=
14
o,9974 0,9982
0,9976
0,9979
o l
o 6
o
3,0
3,1
0,9986 0,9990
D o
0,9993
0,9995
3,2
CD
0,9994 0,9996
0,9997
lo
3,3 3,4
Su mbe r :
( 1 99
0,9995
0,9997 0,9997
3)
0,9995
0,9997
0,9994 0,999s
Soewarno
r b
o (^
o*
,"g
3
tu
0J
J
E'
^.
It
A,
arr
ON v,.
0l
1
N
|'
I
I
o
!,
3
t
o
4
I
\j
g
At
g o p
F F o (u :h o
c f,
0,
c
o p
1
s
o-
x
1,
r
!,
,+
aa
OJ
tl
o
o
tu
AJ
tentang Qenufis
lr. I Made Kamiana, MT lahir tahuh 1962 di Bali Pendidikan
akade-
miknya, dari SD hingga Sarjana Teknik (Teknik Sipil dengan keahlian Teknik Hidro), juga dituntaskan di Bali.
Setelah meraih gelar sarjana diJurusan Teknik ipil Fakultas Teknik Universitas Udayanatahun 1989, mengabdi sebagaidosen pengampu mata
kuliah hidrologi di Fakultas Non celar Teknologi Universitas palangka Raya (UNPAR). Dengan bantuan beasiswa TMPD, pada tahun 1995, menamatkan pendidikan S-2 dengan bidang keahlian Teknik Sumber Daya Air di Jurusan Teknik Sipil lnstitut Teknologi Bandung (lTB). Sekembalinya dari tugas belajar S-2 hingga sekarang, aktif mengajar beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan teknik sumber daya air pada jenjang S 1 di J urusan Tekn ik Sipil Faku ltas Tekn i k U N pAR, seperti mata kuliah Hidrologi, Hidraulika dan Drainase perkotaan. Selain itu, dari tahun 2003 s/d 2005, juga sebagai dosen tidak tetap pada Program S-2 Teknik Sipil, yang merupakan kerjasama antara Universitas Brawijaya (UNIBRAW) Malang dan UNpAR, dengan mengampu mata kuliah Hidrologi, Hidraulika, dan pegembangan Sumber
Daya Air.
t
Dalam masa kerja yang relatif muda, pernah ditetapkan sebagai Dosen Teladan Jurusan Teknik Sipil UNPAR, tepatnya pada tahun 1997.
Beberapa kegiatan/jabatan tambahan yang pernah dipangkunya, rli samping aktif sebagai dosen dan sebagai peserta maupun penyaji rnakalah dalam berbagai forum ilmiah, diantaranya:
. . . . . r
Tahun 1997 sld 1998 diberikan tugas sebagai Staf Ahli Bappeda
Provinsi Kalimantan Tengah (KALTENC).
Laboratorium
rologi/H id rau I i ka. Tahun 1 999 diberikan tugas yang cukup berat yakni sebagai Ketua Pengelola Fakultas Teknik (Persiapan). Tahun 2001, setelah berdirinya Fakultas Teknik UNPAR pada tahun 2000, diberikan kepercayaan sebagai Pembantu Dekan
Bidang Akademik.
Tahun 2009 hingga sekarang mendapat tugas sebagai tenaga ahli DPRD Provinsi KALTENG. Tahun 2010 kembali diberikan kepercayaan untuk mengemban tugas sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik.
sela-sela kesibukannya yang cukup padat, menuangkan inspirasi seninya melalui tulisan puisi dan cerita pendek, hobinya dari masa sekolah SMP, masih dilakukannya. Kalaupun kegiatan itu sekarang frekuensinya berkurang, barangkali karena sebagian waktunya tergantikan untuk menulis artikel ilmiah di jurnal maupun
Di
1, I (
:1
\
i
l i
216