Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Kriteria diagnosis untuk diabetes melitus tipe 1 hampir sama sama dengan diabetes mellitus tipe 2, yaitu ; Gejala klasik diabetes (poliuria, polidipsi, polifagi, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas) ditambah dengan konsentrasi glukosa darah sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/l) Gula darah puasa > 126 mg/dl (7,0 mmol) Gula darah 2 jam post prandial > 200 mg/dl (11,1 mmol/l) selama oral glucose tolerance test (OGTT). Tes dilakukan sesuai prosedur WHO, yaitu menggunakan glukosa sebanyak 75 g glukosa anhidrat dilarutkan dalam air. Hb A1C > 6,5%
6 7
Ya
Ya
Tidak
Ya
Aktivitas Olahraga sangat penting sebagai manajemen pasien diabetes. Pasien harus dimotivasi untuk olahraga secara teratur. Edukasi terhadap pasien tentang efek olahraga terhapa kadar gula darah. Olahraga terlalu berlebih selama 30 menit dapat menimbulkan hipoglikemia pada pasien. Untuk menghindarinya maka pemberian dosis insulin dikurangi 10-20% atau dengan pemberian snack tambahan. Pasien juga harus memperhatikan kebutuhan cairan selama olahraga.
Terapi Insulin Terapi insulin awal pada pasien dewasa: dosis harian awal dihitung berdasarkan berat badan pasien. Dosis diberikan terbagi, setengah dosis diberikan sebelum makan pagi, seperempat dosis diberikan sebelum makan malam, dan seperempat lagi diberikan sebelum tidur. Setelah menentukan dosis awal, pengaturan jumlah, tipe, dan waktu pemberian tergantung pada kadar glukosa darah. Pengaturan dosis insulin bertujuan untuk mempertahankan glukosa darah sebelum makan antara 80-150 mg/dl. Dosis insulin dinaikkan 10% setiap waktu, dan efeknya dievaluasi setelah tiga hari. Pemberian insulin yang berlebih dapat menyebabkan hipoglikemia. Terapi insulin awal pada anak-anak: Anak-anak dengan hiperglikemia sedang tanpa ketonuria atau asidosis diawali dengan dosis tunggal insulinkerja sedang per hari secara subkutan sebanyak 0,30,5 unit/kg Anak-anak dengan hiperglikemia dan ketonuria tetapi tanpa asidosis atau dehidrasi dapat diberikan dosis awal insulin kerja sedang sebanyak 0,5-0,7 unit/kg dan diberikan secara subkutan sebanyak 0,1 unit/kg secara teratur dalam interval 4-6 jam.
Regimen insulin untuk Diabetes mellitus tipe 1 Secara umum, kebanyakan pasien DM tipe 1 dapat memulai dosis terapi insulin 0,2-0,8 unit/kgBB/hari. Pada pasien dengan obesitas membutuhkan dosis awal yang lebih tinggi. Waktu pemberian insulin Injeksi insulin yang diberikan berguna untuk mengontrol hiperglikemia setelah makan dan untuk mempertahankan glukosa darah normal harian. Risikonya adalah terjadi hipoglikemia, oleh karena itu perlu adanya edukasi terhadap pasien untuk mengantisipasi risiko tersebut. Sekitar 25% dari total dosis insulin selama sehari diberikan sebagai insulin kerja sedang saat akan tidur dengan dosis tambahan insulin kerja cepat setiap sebelum makan. Pasien mungkin membutuhkan tambahan terapi insulin kerja sedang atau kerja panjang pada pagi hari untuk mempertahankan glukosa basal selama satu hari penuh. Pasien sebaiknya mengatur dosis harian mereka berdasarkan monitoring glukosa sebelum makan dan akan tidur. Pasien juga sebaiknya menkontrol glukosa darah mereka pada pagi hari paling sedikit sekali seminggu selama beberapa minggu terapi awal dan setelahnya bila ada indikasi.
Terapi Pembedahan Pembedahan yang dilakukan adalah transplantasi pankreas, transplantasi pancreas-ginjal secara simultan, transplantasi islet. Tujuan dari terapi tranplantasi pancreas adalah untuk mencegah komplikasi dari diabetes mellitus seperti gagal ginjal, komplikasi mikrovaskular atau makrovaskular. Transplantasi pankreas-ginjal lebih menguntungkan karena pembedahan ini bertujuan untuk menurunkan pembatasan diet dan mampu mengkontrol normoglikemia tanpa injeksi insulin lagi oleh karena dengan tranplantasi ini dapat mempertahankan sekresi insulin lebih lama dan efektif.
PROGNOSIS
Gula darah, HbA1c, kolesterol, tekanan darah, dan berat badan yang terkontrol sangat penting sebagai faktor penentu prognosis dan perkembangan penyakit diabetes sendiri terutama komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular. Pasien DM tipe 1 yang dapat survive dalam waktu 10-20 tahun setelah onset tanpa komplikasi, pasien tersebut memiliki prognosis yang baik. Factor lain yang berpengaruh terhadap prognosis penyakit ini adalah edukasi dan motivasi, kesadaran pasien, serta tingkat pendidikan pasien.