Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Muhammad Irfan Anisa Pusparini Maruf Qurhi Siti Aisyah Zahra Bayu Prasetia Yudistira Hamzah Raden Febrilla
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pengetahuan daya suka ternak sangat dibutuhkan dalam mengkaji pola pemberian ransum makanan pada makhluk hidup termasuk domba, karena pakan memiliki peran yang sangat penting baik dalam produksi maupun pertumbuhannya. Semakin tinggi palatabilitas pakan maka akan semakin banyak juga pakan yang dikonsumsi, dan semakin tinggi kesempatan untuk
meningkatkan produksinya. Palatabilitas adalah derajat kesukaan pada makanan tertentu yang terpilih dan dimakan. Pengertian palatabilitas berbeda dengan konsumsi. Palatabilitas melibatkan indera penciuman, perabaan dan perasa. Semakin tinggi palatabilitas pakan maka akan semakin banyak juga pakan yang dikonsumsi, dan semakin tinggi kesempatan untuk meningkatkan produksinya. Kebanyakan hewan memiliki preferensi menyukai makanan tertentu, terutama jika memiliki kesempatan memilih. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat palatabilitas pada domba dan kambing, biasanya peternak memberikan pakan berupa rumput yang telah dicampuri dengan berbagai macam larutan, seperti larutan garam, cuka, dan gula agar domba bisa memilih rasa mana yang paling disukai. Dari pencampuran tersebut maka peternak dapat mengetahui jenis rasa yang paling disukai oleh domba dengan cara membandingkan banyak rumput yang dihabiskannya. 1.2. Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui palatabilitas (tingkat kesukaan) terhadap jenis bahan pakan yang dikonsumsi oleh ternak domba dan kambing. Untuk mengetahui (prevelensi), terhadap jenis bahan pakan mana yang pertama dikonsumsi oleh ternak domba dan kambing.
1.3.
Waktu : Selasa, 9 April 2013 Pukul : 12.30 14.30 Tempat : Kandang Domba dan Kambing Universitas Padjadjaran
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pakan Ternak Domba dan Kambing Pakan ternak merupakan komponen biaya produksi terbesar dalam suatu usaha peternakan. Oleh karena itu pengetahuan tentang pakan dan
pemberiannya perlu mendapat perhatian yang serius. Ransum yang diberikan kepada ternak harus diformulasikan dengan baik dan semua bahan pakan yang dipergunakan dalam menyusun ransum harus mendukung produksi yang optimal dan efisien sehingga usaha yang dilakukan dapat menjadi lebih ekonomis.Hal-hal yang berkaitan dengan pemberian pakan ternak adalah kebutuhan nutrisi ternak, komposisi nutrisi bahan pakan penyusun ransum dan bagaimana beberapa bahan dapat dikombinasikan (penyusunan ransum standar) untuk mencukupi kebutuhan ternak(Subandriyo et al. 2000). Kebutuhan ternak ruminansia terhadap pakan dicerminkan oleh
kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat tergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperature, kelembaban, nisbi udara) serta berat badannya. Jadi setiap ekor ternak berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda. (Kartadisastra, 1997). Pakan yang di berikan jangan sekedar di maksudkan untuk mengatasi lapar atau sebagai pengisi perut saja melainkan harus benar-benar bermanfaat untuk kebutuhan hidup, membentuk sel-sel baru, mengganti sel-sel yang rusak dan untuk produksi (Widayati dan Widalestari, 1996). Kebutuhan ternak akan zat makanan terdiri dari kebutuhan hidup pokok dan kebutuhan untuk produksi. Kebutuhan hidup pokok pengertiannya sederhana yaitu untuk mempertahankan hidup. Ternak yang memperoleh makanan hanya sekedar cukup untuk memenuhi hidup pokok, bobot badan ternak tersebut tidak akan naik dan turun. Tetapi jika ternak tersebut memperoleh lebih dari kebutuhan hidup pokoknya maka sebagian dari kelebihan makanan itu akan dapat dirubah menjadi bentuk produksi misalnya air susu, pertumbuhan dan reproduksi ini disebut kebutuhan produksi (Tillman, et al., 1984).
Domba mampu mengkonsumsi pakan berserat, biasanya jerami yang telah dipotong-potong (chop). Secara alami, domba senang mengkonsumsi rumput-rumputan, namun pemberian pakan yang hanya berupa rumput-rumputan belum dapat memenuhi kebutuhan zat-zat makanan sebagai sumber energi dan protein. Rumput hanya merupakan bahan pakan sumber energi. Penambahan bahan pakan sebagai sumber protein merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan jika usaha penggemukan domba berorientasi bisnis. Penambahan sumber protein akan mempercepat pertumbuhan domba dan dalam skala luas mempercepat waktu pemeliharaan sehingga domba bisa dijual lebih cepat (Sodiq & Abidin 2002). Penginderaan penglihatan, penciuman, perabaan dan perasa memiliki peran yang penting dalam menstimulasi selera ternak, mempengaruhi jumlah makanan yang dicerna dan palatabilitas ternak. Pada hewan penginderaan memiliki peran yang lebih kecil dari pada manusia, sehingga ternak peliharaan memperlihatkan prilaku mengendus (sniffing) makanan (Soejono 1990).
Awal (g)
Akhir (g)
V KESIMPULAN
Palatabilitas merupakan derajat kesukaan ternak terhadap pakan yang dipilih serta dikonsumsinya. Palatabilitas dipengaruhi oleh indera perasa dan penciuman. Ruminansia buta warna, sehingga ternak ini lebih peka
penciumannya terhadap rerumputan. Umumnya ternak ruminansia lebih menyukai rasa yang hambar dan manis dibandingkan dengan rasa asam, asin maupun pahit, namun yang paling disukainya adalah rasa hambar. Faktor lain yang mempengaruhi palatabilitas ternak diantaranya yaitu kondisi tubuh ternak, kondisi lingkungan dan suhu kandang.
DAFTAR PUSTAKA
Subandriyo et al. 2000. Pendugaan kualitas bahan
pakan untuk teroak ruminansia. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. http :// www.fapet-ipb.ac.id/files/edu Diakses 2 januari 2012 Sodiq & Abidin. 2002. Pengaruh Umur Pemotongan Spesies Rumput terhadap Produksi Komposisi Kimia Kecernaan In Vitro dan In Sacco. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. http:// www.fapet-
Soejono, M 1990. Petunjuk Laboratorium Analisis dan Evaluasi Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.