Sie sind auf Seite 1von 21

GLUKOSA

Markus Septian G0007100

DASAR TEORI
Glukosa adalah senyawa polar larut (larut dalam air) sehingga tak dapat menembus membran plasma yang bersifat non-polar (larut dalam minyak). Agar dapat menembus membran plasma, glukosa memerlukan suatu perangkat pengangkut (glucose transporter), yang dinamakan GLUT-1 sampai GLUT-5 (Suryohudoyo, 2007) mekanisme difusi terfasilitasi (Guyton & Hall, 2007).

DASAR TEORI
Insulin meningkatkan difusi glukosa terfasilitasi dengan cara meningkatkan jumlah GLUT-4 yang terpapar pada permukaan membran plasma miosit dan liposit. Insulin disintesis pada RE sel-sel pulau Langerhans. Hasil akhir sintesisnya berupa insulin dan peptida-C (dapat dipakai sebagai ukuran sekresi insulin).

DASAR TEORI

DASAR TEORI

DASAR TEORI

DASAR TEORI

DASAR TEORI

DASAR TEORI

DASAR TEORI

DASAR TEORI
Hormon yang meningkatkan kadar glukosa darah, antara lain: - Glukagon yang disekresi oleh sel-sel pulau Langerhans - Epinefrin yang disekresi oleh medula adrenal dan jaringan kromafin lain - Glukokortikoid yang disekresi oleh korteks adrenal - Growth Hormone yang disekresi oleh gld.hipofisis anterior

DASAR TEORI
Kadar glukosa serum puasa normal adalah 70-110 mg/dl dan 16-300 mg/24 jam pada urin (Schteingart, 2005). Sel-sel otak bersifat permeabel terhadap glukosa dan dapat menggunakan glukosa tanpa perantaraan insulin. Bila kadar glukosa darah turun 20-50 mg/dl, gejala syok hipoglikemik akan timbul karena otak hanya mampu menggunakan glukosa sebagai sumber energi utama (Guyton & Hall, 2007).

DASAR TEORI
Diabetes melitus (DM) adalah suatu sindrom dengan terganggunya metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin. Terdapat 2 tipe utama DM: - Diabetes tipe I (IDDM), disebabkan kurangnya sekresi insulin - Diabetes tipe II (NIDDM), disebabkan oleh penurunan sensitivitas jaringan target terhadap efek metabolik insulin resistensi insulin.

DASAR TEORI
Gambaran Klinis Pasien DM Tipe I dan II
Gambaran Tipe I Tipe II

Usia onset
Massa tubuh Insulin plasma Glukagon plasma Glukosa plasma Sensitivitas insulin Terapi

Biasanya < 20 th
Rendah sampai normal Rendah atau tidak ada Tinggi, dapat menurun N Insulin

Biasanya > 30 th
Obese Normal atau tinggi pada awalnya Tinggi, tdk dpt menurun an BB, thiazolidinedion, metformin, sulfonilurea, insulin

PRAKTIKUM PERCOBAAN PENENTUAN GLUKOSA (GULA REDUKSI)


Dasar Glukosa dan monosakarida lainnya mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Zat atau ion yang mudah direduksi oleh glukosa ialah Cu. Ion ini dalam larutannya mula-mula bervalensi 2 (Cu 2+) dan setelah direduksi oleh glukosa menjadi Cu. Perubahan valensi ini sangat jelas karena terjadi perubahan warna. Mula-mula larutan Cu berwarna biru kehijau-hijauan, kemudian setelah peristiwa reduksi menjadi berwarna merah bata.

PRAKTIKUM
Selain glukosa, zat-zat lainnya yang dapat mereduksi ion Cu2+ pada pereaksi Benedict: 1. Gula-gula lain: galaktosa, fruktosa, pentosa, laktosa, dll. 2. Asam urat, formaldehid, kreatinin, indikan, asam empedu, ureum, glukoronat, chloroform, epitel, asam homogentisat, leukosit yang berlebihan. 3. Obat-obatan: PABA, vitamin C, streptomisin, golongan salisilat 4. Lainnya: albumin, alkapton, dll.

PRAKTIKUM
Alat dan bahan: 1. Pereaksi Benedict 2. Na2CO3 tidak berair (anhydrant) 3. Urin 4. Batu didih 5. Makro buret 6. Kompor spiritus 7. Labu godok

PRAKTIKUM
Cara:
5 ml pereaksi Benedict dan 1 gr Na2CO3 + batu didih secukupnya

panaskan labu di atas api sehingga mendidih labu godok kecilkan api sampai larutan tetap mendidih

titrasi dgn 10 ml urin & hentikan bila wrna birunya berkurang


+ kan 1 tts 0,1 % biru metilen ke dlm larutan & teruskan titrasi sampai warna birunya menghilang

PRAKTIKUM
Perhitungan : 5 ml pereaksi Benedict direduksikan oleh 0,01 gr glukosa atau 0,0135 gr laktosa atau 0,015 gr maltosa. Karena volume urin yg digunakan 10 ml, maka kadar glukosa yg tdpt dlm 100 ml urin dapat dihitung sbb: 10 ml x 10 mg vol.urin yg dititrasi (ml) Dgn konversi 1 ml 20 tts

SUMBER REFERENSI
Gandasoebrata. Penuntun Laboratorium Klinik. 2001. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. 2007. Schteingart. Pankreas: Metabolisme Glukosa dan Diabetes Melitus. Dalam Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit edisi 6. 2005. Suryohudoyo. Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler. 2007. Suparyatmo, J. B., Kartono, Tahono, Djoko H., Nining S. W. Buku Pegangan Kuliah Analisa laboratorium Patologi Klinik II. 1994.

TRMA KSIH U/ PERHATIANNYA !!! SUKSES BWT PRETESNYA..;-p

Das könnte Ihnen auch gefallen