Sie sind auf Seite 1von 20

POLIP HIDUNG

POLIP HIDUNG
Definisi : - Massa yang lunak, bertangkai, bulat, berwarna putih/keabu-abuan yang terdapat di dalam rongga hidung - Berasal dari pembengkakan mukosa rongga hidung yang berisi cairan interseluler & terdorong ke dalam rongga hidung ok gravitasi - Asal konka inferior, konka media, septum, sinus paranasal biasanya bilateral

Etiologi :
1. Faktor Alergi :

Penimbunan eosinofil dalam jumlah besar jaringan polip/sekret hidung Biasanya pada penderita Asma & RA

2. Faktor Infeksi : - Infeksi virus & bakteri - Banyak ditemukan infiltrasi sel-sel neutrofil eosinofil (-) - Sekret hidung mukoid sp purulen - Pemberian kortikosteroid tdk berpengaruh 3. Faktor deviasi septum : SD yang cukup berat dapat menyebabkan penyempitan pada salah satu sisi hidung mengganggu fungsi hidung

Gejala & Tanda :


Hidung tersumbat biasanya bilateral Pilek dan bersin-bersin Gangguan penghidu dan pengecapan Rasa tidak enak di daerah muka

Patogenesis :
- Alergi & infeksi rangsangan/denervasi dari ujung-ujung syaraf Kolinergik & adrenergik vasokonstriksi Permeabilitas pembuluh darah kapiler meningkat transsudasi cairan ke dlm jar idem Karena proses yang lama berlanjut Alergi pengaruh histamin terhadap vaskuler peningkatan permeabilitas & hipersekresi - Pada SD polip lebih sering didapatkan pd rongga hidung dg septum yang cekung

Diagnosis
1. Anamnesis 2. Pemeriksaan hidung:

Bilateral, multiple, atap rongga hidung sinus etnoid -Polip + Mucosa pucat, basah, sekret encer, membran basalis menebal, sikologi : bnyk sel eosinofil RA -Polip+Mucosa merah, sekret kental/ purulen, banyak sel lemfosit, sel PMN lekosit tanpa penebalan kunka propia menb basalis infeksi

3. Pemr Penunjang - Pemeriksaan lab - X foto sinus paranasal - Pemr histologi - Biokimia - Histokimia

4. Penatalaksanaan a. Medika mentosa - Kortikosteroid oral : Prednisone Dosis dewasa : 5 6 mg/hr, tapp-of 2-3 mgg Dosis anak : 0,05 2 mg/kg BB/hr, tapp-of 2-3 mgg

b. Steroid Topikal Untuk mengurangi/ menghambat pertumbuhan polip efektif utk perawatan post operasi. Kartikosteroid : - Memetasan Dosis dewasa : 2x spray tiap lubang hidung Dosis anak : < 12 th tidak diijinkan > 12 th sm spt dewasa - Budesomde : < 6 th tdk diijinkan

c. Penatalaksanaan bedah - Bila tlh mengganggu pengaliran ostium etmoid, maxilla - Menghambat jalan nafas - Menyebabkan gangguan penghidu Polipektomi : lokal, general d. Penatalaksanaan diet, konsultasi Diet : mak penyebab alergi dihindari Konsul : ahli pulmo riwayat asma, Cystic Fibrosis e. Follow up : 1 2 x /th

Epistaksis
Definisi : Perdarahan akut yang berasal dari Cavum nasi maupun nasopharynx dpt terlihat di rongga hidung / mulut Gejala ok kelainan lokal di hidung/ sistemik

Klasifikasi : a. Epistaksis anterior - Se[tum nasalis anterior Plexus Kusselbach (anak) Percab A ethmordalis anterior b. Epistaksis Posterior - Hebat, sulit dicari sumber perdarahannya - Plexus woodruff anastomase A. Sphenopalatina, A pharyngeal ascenden, A. Nasalis posterior, A etmoidalis posterior (dinding medial bag posterior cav nasi)

Etiologi :
1. Faktor Lokal Trauma ringan Infeksi & inflamasi lokal Neoplasma pd cav nasi, sinus, nasopharyng Kerusakan mukosa cav nasi ok udara kering & gangguan aliran udara SD - Benda Asing

2. Faktor Sistemik - Penyakit cardiovaskuler : Hipertensi, anteriosclerosis Pada orang tua Hebat, sering kambuh, prognosis buruk - Kelainan darah : Trombositopeni, kelainan faktor koagulasi (hemofilia, von Willebrand)
- Infeksi : DHF, demam skarlatina - Kelainan kongenital : Hereditary hemorrhagic lelangiectasis/ penyakit Rendu Osler Weber Dilatasi venula, arteriola, PD kapiler, terutama pd mukosa mulut & hidung

Evaluasi
1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik : Curiga epistaksis post bila : - Pd posisi duduk tegak darah mengalir ke arah faring - Tampon anterior gagal - Perdarahan profuse - Pemr Rinoscopi anterior tdk ditemukan sumber perdarahan Rhinoscopi post darah mengalir ke faring

3. Pemeriksaan Penunjang Lab darah : Hb, hematokrit, jumlah trombosit, waktu pembekuan, waktu perdarahan Pemr fungsi hepar, fungsi ginjal Studi koagulasi

Pemeriksaan radiologi: Hidy, SPN, Nasofaring kead akut teratasi


Endoskopi : Nasofaringoskopi

Angiografi : Diperlukan bl sumber perdrhn terutama epistaksis posterior tdk ditemukan & akan dilakukan embolisasi/ ligasi

Penatalaksanaan
1. IGD : - Pasien epistaksis diminta menekan hidung tepat ductus kartilasia ala nasi secara kuat 10 menit dlm posisi duduk tegak - Petugas mempersiapkan alat - Evakuasi jalan nafas, gerak nafas, sirkulasi frek nasi & tensi - Masukkan kasa steril yg dibasahi epidrine HCl 0,5% + lidokain 4% ke dalam cav nasi 10-15 menit menghentikan perdrhn sementara - Lokasi perdarahan sdh ditemukan kauterisasi kimia dgn nitrat argentum

Bila gagal a. Tampon nasal sederhana

1. Tampon nasal anterior 2. Tampon nasal posterior : tampon Bellocq


b. Nasal Sponge :

- Bahan yg menyerap cairan & dpt mengembang, shg menempati cav nasi sp penuh - Dimasukkan melalui nares anterior & ditempatkan di dasar cavum nasi
c. Balon epistaksis anterior d. Balon epistaksis posterior

2. Instalasi rawat inap - Tampon nasal post, lanjut usia, CPC - Perdarahan yg tdk terkontrol dr posterior yg memerlukan tindakan embolisan/ ligasi 3. Rawat jalan : - Tampon anterior & sdh ditangani ahli THT 48-72 jam - Diberi antibiotik + analgetik oral - Disarankan tdk mengkonsumsi aspirin & NASAID

Komplikasi
- Epistaksi - Usaha penanggulangan epistaksis Perdarahan hebat Syok & anemi Tensi turun mendadak iskemia cerebri, insufisiensi koroner P. Infark miokord kematian

Pemasangan Tampon Sinusitis, otitis media, septikemia Hemotampanum : mengalirnya drh melalui tuba Bloody tears (air mata yg berdarah) : mengalirnya drh scr retrograd mll ductus nasolakrimalis Laserasi palatum mol & sudut bibir - Harus diberi antibiotik - Stlh 2-3 hr harus dicabut

Das könnte Ihnen auch gefallen