Sie sind auf Seite 1von 4

Larangan Beristinja Dengan Tangan Kanan dan Larangan Memegang Kemaluan Dengan Tangan Kanan Syaikh Salim bin

'Ied al-Hilali Tuesday, ! Se"tember ! # Diri$ayatkan dari %bu &atadah r'a', ia berkata, ()asulullah sa$' bersabda, Jika salah seorang dari kamu minum, maka janganlah bernafas (dalam gelas), dan jika salah seorang dari kamu pergi buang hajat, maka janganlah ia memegang kemaluannya dengan tangan kanannya, *H) Bukhari +,-.-,-/0 dan Muslim +!1203' Diri$ayatkan dari %bu Hurairah r'a' berkata, ()asulullah sa$' bersabda, 4Kedudukanku adalah ibarat se5rang ayah yang mengajari kalian' 6ika kalian buang hajat, janganlah menghada" kiblat dan jangan "ula membelakanginya, dan janganlah kalian beristinja dengan tangan kanannya,7 *H) %bu Da$ud +#0, an-8asai +I9.#0, Ibnu Majah +.,!-.,.0, %hmad +II9!/2 dan !- 0, al-Humaidi +:##0, ad-Darimi +I9,2! dan ,2.0, al-Baiha;i +I9:,03' Diri$ayatkan dari Salman r'a', bah$a ia "ernah ditanya, (8abi kalian telah mengajari segala sesuatu hingga mengajari kalian etika buang hajat'7 Salman berkata, (Benar< Beliau melarang kami buang hajat besar atau ke=il dengan menghada" kiblat, melarang kami beristinja dengan tangan tangan kanan, melarang kami beristinja dengan menggunakan k5t5ran he$an atau tulang,7 *H) Muslim +!1!03' Kandungan Bab: ,' Hadits-hadits di atas seluruhnya berisi larangan beristinja dengan tangan kanan dan memegang kemaluan dengan tangan kanan' Kita tidak b5leh menggunakan tangan kanan dalam beristinja ke=uali dalam k5ndisi darurat' !' Larangan menyentuh kemaluan dengan tangan kanan khusus "ada saat buang air ke=il, sebab kemaluan itu adalah salah satu dari bagian tubuh kita sebagaimana dikatakan 5leh )asulullah sa$' dalam sebuah hadits dari Thal; bin 4%li ketika ia bertanya tentang hukum memegang kemaluan, wallahu alam. .' %l-Bagha$i berkata dalam kitab Syarhus Sunnah +I9.1#-.1:0, (6ika ditanyakan, 4Hadits tersebut berisi dua "erkara> a' Larangan istinja dengan tangan kanan'

b' Larangan memegang kemaluan dengan tangan kanan' 6ika sese5rang ingin beristinja dengan batu, maka bagaimanakah yang harus ia lakukan? Tidak bisa tidak ia "asti melakukan salah satu dari dua "erkara yang dilarang tersebut' 6ika ia memegang batu dengan tangan kiri, maka ia ter"aksa memegang kemaluan dengan tangan kanan' 6ika ia memegang batu dengan tangan kanan, berarti ia beristinja dengan tangan kanan' 6a$abnya, "ilihan yang te"at baginya adalah ia memegang kemaluan dengan tangan kiri, lalu ia mengusa" kemaluannya ke dinding atau ke tem"at yang keras atau ke batu besar yang tidak bergeser dari tem"atnya' 6ika ia ter"aksa beristinja dengan batu ke=il, maka hendaklah ia duduk di tanah dan menahan batu ke=il itu dengan tumitnya lalu mengusa" kemaluannya dengan tangan kiri "ada batu tersebut' Beliau berkata, (6ika hal itu tidak mungkin dilakukannya, maka hendaklah ia memegang batu dengan tangan kanan lalu mengusa"kan kemaluannya dengan tangan kiri tan"a menggerakkan tangan kanannya'7 Demikian "ula "enuturan al-Khaththabi dalam kitab aaalimus Sunan +I9..0'

Kemudian al-Ha@iAh Ibnu Hajar menukilnya dalam kitab !athul "aari +I9!-.!-/0, beliau mengkritik "erkataan al-Khaththabi di atas sebagai berikut, (%lKhaththabi telah membuka "embahasan dan terlam"au berlebihan membahasnya' Ia menukil dari %bu %li bin %bi Hurairah bah$a ia berdebat dengan se5rang ahli @i;ih dari Khurasan masalah ini' %hli Bi;ih itu bertanya ke"adanya tentang masalah tersebut namun ia tidak bisa menja$abnya' Kemudian datanglah al-Khaththabi memberikan ja$aban dalam masalah ini namun ja$abannya masih "erlu ditinjau ulang kembali' Masalah yang diangkatnya adalah> %"abila sese5rang beristinja dengan tangan kirinya, maka ia ter"aksa memegang kemaluan dengan tangan kanannya' Dan a"abila ia memegang kemaluan dengan tangan kiri, maka ia ter"aksa beristinja dengan tangan kanannya, sedang keduanya dilarang? Kesim"ulan ja$aban al-Khaththabi adalah, hendaklah ia men=ari tem"at yang keras yang tidak mudah bergeser se"erti dinding dan sejenisnya, lalu ia

beristinja dengan tangan kiri' 6ika ia tidak menemukan benda se"erti itu, hendaklah ia j5ngk5k di lantai atau tanah lalu menahan benda untuk istijmar dengan tumit atau ibu jari kakinya lalu ia beristinja dengan tangan kiri dan hendaklah ia tidak mengakti@kan tangan kanannya sama sekali dalam "r5ses tersebut' Cara se"erti itu sangat buruk dan biasanya tidak mungkin dilakukan' %thThiibi menyanggahnya dengan mengatakan bah$a larangan istinja dengan tangan kanan adalah khusus untuk dubur, sedang larangan memegang dengan tangan kanan khusus untuk kemaluan' 6adi, masalah di atas tidak "erlu diadaadakan' Demikian katanya' Cara yang benar dari"ada a"a yang disebutkan 5leh al-Khaththabi adalah =ara yang disebutkan 5leh Imamul Haramain dan "ara ulama sesudah beliau, se"erti al-DhaAAali dalam al#$asiith dan al-Bagha$i dalam at#%ahd&iib, yakni, hendaklah ia mengusa" kemaluannya dengan tangan kiri "ada benda yang di"egangnya dengan tangan kanan, sedang tangan kanannya teta" diam dan tidak digerakkan' 6adi, dalam keadaan se"erti itu ia tidak disebut beristinja dengan tangan kanan dan tidak "ula disebut telah memegang kemaluannya dengan tangan kanan' Barangsia"a mengira dalam k5ndisi se"erti di atas ia telah beristinja dengan tangan kanan maka sungguh telah keliru, keadaannya sama se"erti 5rang yang menuangkan air dengan tangan kanannya "ada tangan kirinya saat beristinja'7 /' Eengkhususan "enyebutan &akar *kemaluan lelaki3 dalam hadits di atas tidak berarti farji *kemaluan $anita3 tidak termasuk di dalamnya' Bahkan @arji termasuk di dalamnya' Hanya saja Aakar disebutkan se=ara khusus di sini karena biasanya kaum lelakilah yang sering diajak berbi=ara' Dan kaum $anita adalah saudara kaum lelaki, k5nsekuensi hukum keduanya sama dalam syariat' Ke=uali dalam "erkara-"erkara yang memang dikhususkan bagi kaum $anita' -' Larangan beristinja dengan tangan kanan dan memegang kemaluan dengan tangan kanan mengingatkan "entingnya menjaga kemulian tangan kanan dan memeliharanya dari najis, k5t5ran dan sejenisnya' Fleh sebab itu, tangan kanan

)asulullah sa$' biasa di"akai untuk ber$udhu dan makan, sementara tangan kiri untuk istinja, dan untuk menghilangkan k5t5ran' Sumber> Diada"tasi dari Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali, 'l# anaahisy Syar(iyyah fii Shahiihis Sunnah an#)abawiyyah, atau *nsiklopedi +arangan menurut 'l#,ur(an dan 's#Sunnah, terj' %bu Ihsan al-%tsari *Eustaka Imam Sya@i'i, ! Fleh> Bani 13, hlm' ,9. -. .'

Das könnte Ihnen auch gefallen