Sie sind auf Seite 1von 2

Tercatat di akta kelahiran dengan nama Dwi Mulyaningsih lahir di Jember (bagian Jawa Timur) pada

tanggal 26 April 1995. Anak kedua dari dua bersaudara. Memiliki kedua orang tua dan seorang kakak
yang baik.

Sejak kecil aku sudah mengikuti persekutuan di gereja pada jenjang balita. Setelah itu meningkat ke
jenjang Pratama(kelas 1-3 SD) berikutnya jenjang Madya(kelas 4-6 SD) hingga ke jenjang
Remaja(kelas 1SMP-sebelum Sidi). Bisa dibilang aku dan kakakku cukup aktif di gereja. Kami
bagaikan amplop dan perangko yang tidak pernah terpisah meskipun kami sering berada di jenjang
yang berbeda. Mulai dari mengikuti vocal grup, drama, tarian, paduan suara, kepanitiaan, dan
pengurus, aku melayani di gereja untuk waktu yang lama. Hingga bagiku gereja adalah rumah kedua.

Memasuki masa SMA, aku mulai kenal dengan dunia baru. Ketika itu aku mulai melihat bahwa
organisasi dan lingkungan yang begitu asik dan menyenangkan. Akhirnya aku mulai memilih fokusku
di organisasiku. Awalnya aku tetap mengikuti persekutuan hingga terkadang karena ada kegiatan
yang bentrok aku gak bisa datang, tapi hal itu terjadi cukup sering dan akhirnya aku sudah terbiasa
gak ikut persekutuan. Saat ini aku gak menyesali akan keputusanku untuk fokus di organisasi karena
banyak skill yang bisa aku pelajari dan relasi yang cukup luas tapi aku menyesal untuk tindakanku
yang mulai menjauh dan akhirnya sama sekali tidak ikut persekutuan.

Kini aku berkuliah di ITB tepatnya di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara. Awalnya aku sendiri tidak
terlalu tertarik untuk berkuliah di ITB karena fokusku dulu adalah salah satu sekolah kedinasan.
Ketika menunggu untuk memulai masa perkuliahan, ada takut tersendiri yang membayangiku.
Hingga ketika masuk aku mengikuti dengan baik dari perkuliahan dan mentoring. Sampai pada
saatnya aku memiliki Kakak PA dan Keluarga PA dimana kami bisa berbagi hidup dan berbagi Injil.

Ketika aku merenung sejenak, aku sering berpikir dan bertanya ke Tuhan.
Tuhan, kenapa sih waktu SMA dulu aku gak ikut persekutuan? Kenapa kok Tuhan gak menarikku
buat tetep di persekutuan? Karena kalau aku tetap di persekutuan pasti aku jadi anak Tuhan yang
taat dan gak mungkin aku jatuh ke dosa yang pernah kualami.
Tuhan, kenapa aku hanya diberi kemampuan berpikir seperti ini? Kenapa aku gak handal di semua
bidang? Jadinya kan kalau gitu aku bisa lebih fokus buat banyak menghabiskan waktu dengan
komitmenku di persekutuan dan organisasi.
Tuhan, kenapa aku baru mengenal-Mu dengan baik saat kuliah? Kenapa gak dari SMA gitu?
Tuhan, kenapa aku diletakkan di ITB? Kenapa harus di FTMD pula?
Tuhan, kenapa aku gak Engkau taruh di sekolah kedinasan yang bener-bener aku mimpikan?

Banyak sekali pertanyaanku dan itulah yang membuatku susah untuk mengucap syukur dan
berterima kasih buat setiap yang terjadi dalam hidupku. Minggu lalu aku baru tahu jawaban dari
pertanyaan-pertanyaanku itu. Aku baru belajar tentang nature dan atribut-atribut Allah juga sifat-
sifat Allah. Jawabannya adalah KEBAIKAN ALLAH. Allah bukanlah seperti bayangan karena di satu
pihak Dia itu nonmateri dan di satu pihak secara moral Dia tidak punya sisi gelap yang bisa diartikan
sisi jahat setitik pun. Allah itu bukan saja baik tapi Dia konsisten dalam berbuat baik.Dia tidak pernah
berubah. Apapun yang dilakukan Allah tidak jauh dari nature-Nya karena itu segala yang dilakukan
dan dirancangkan-Nya buat kita itu PASTI SELALU BAIK.

Semoga tulisanku dapat memberkati.

Das könnte Ihnen auch gefallen