Kelompok 4 Kartika Permatasari 030.05.129 Andriati Nadhilah W 030.06.027 Novi A!stina 030.07.1"9 Novi #lis Kh!maesa 030.07.190 Novi $osalia %handra 030.07.191 Novitri Anraeni 030.07.193 N!r&ira 'atimah 030.07.195 N!risnan (l&) * 030.07.196 N!r!l +ida)ah 030.07.197 (riana P!,i P 030.07.199 Norha&i-a .t /akmin +akim 030.07.316 Norhana .t 0a1a1) 030.07.317 Nor-aimah .t Ahmad K 030.07.31" Nor-aimah .t 2ahmood 030.07.319 *iti 'atimah .t #l)as 030.07.339
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA,MEI 2009 BAB I PENDAHULUAN 3pne!mothoraks3 BAB II KASUS *eoran pria !m!r 25 tah!n datan .ero.at ke Poliklinik4567 'K 8risakti denan kel!han n)eri dada dan sesak napas. 7an tern)ata pasien terse.!t s!dah serin .ero.at oleh karena sesak napas )an dirasakan se,ak 10 tah!n )an lal!. *e,ak saat it!9 dia .er!lan kali .ero.at denan kel!han .at!k dahak p!tih9 s!ara para! diik!ti demam. Penderita s!dah m!lai serin tidak mas!k ker,a di salah sat! kantor pemerintah. 2eroko merk 7,ar!m 12 se,ak sekolah *2P kelas 39 dim!lai denan 3 .atanh4hari9 setah!n kem!dian 1 .!nk!s4hari9 : se,ak 1 tah!n .erik!tn)a rata3rata 233 .!nk!s4hari. BAB III TINJAUAN PUSTAKA PNEUMOTHORAKS DEFINISI Pneumothorax merupakan suatu kondisi dimana terdapat udara pada kavum pleura. Pada kondisi normal, rongga pleura tidak terisi udara sehingga paru-paru dapat leluasa mengembang terhadap rongga dada. Udara dalam kavum pleura ini dapat ditimbulkan oleh : 1. Robeknya pleura visceralis sehingga saat inspirasi udara yang berasal dari alveolus akan memasuki kavum pleura. Pneumothorax jenis ini disebut sebagai closed pneumothorax. pabila kebocoran pleura visceralis ber!ungsi akan dapat keluar dari kavum pleura pada saat ekspirasi. kibatnya, udara semakin lama semakin banyak sehingga mendorong mediastinum kearah kontralateral dan menyebabkan sebagai katup, maka udara yang masuk saat inspirasi tak terjadinya tension pneumothorax. ". Robeknya dinding dada dan pleura parietalis sehingga terdapat hubungan antara kavum pleura dengan dunia luar. pabila lubang yang terjadi lebih besar dari "#$ diameter trakea, maka udara cenderung lebih mele%ati lubang tersebut dibanding traktus respiratorius yang seharusnya. Pada saat inspirasi, tekanan dalam rongga dada menurun sehingga udara dari luar masuk ke kavum pleura le%at lubang tadi dan menyebabkan kolaps pada paru ipsilateral. &aat ekspirasi, tekanan rongga dada meningkat, akibatnya udara dari kavum pleura keluar melalui lubang tersebut. 'ondisi ini disebut sebagai open pneumothorax. EPIDEMIOLOGI Pneumothorax dapat diklasi!ikasikan menjadi pneumothorax spontan dan traumatik. Pneumothorax spontan merupakan pneumothorax yang terjadi tiba-tiba tanpa atau dengan adanya penyakit paru yang mendasari. Pneumothorax jenis ini dibagi lagi menjadi pneumothorax primer (tanpa adanya ri%ayat penyakit paru yang mendasari) maupun sekunder (terdapat ri%ayat penyakit paru sebelumnya). *nsidensinya sama antara pneumothorax primer dan sekunder, namun pria lebih banyak terkena dibanding %anita dengan perbandingan +:1. Pada pria, resiko pneumothorax spontan akan meningkat pada perokok berat dibanding non perokok. Pneumothorax spontan sering terjadi pada usia muda, dengan insidensi puncak pada dekade ketiga kehidupan (",--, tahun). &ementara itu, pneumothorax traumatik dapat disebabkan oleh trauma langsung maupun tidak langsung pada dinding dada, dan diklasi!ikasikan menjadi iatrogenik maupun non- iatrogenik. Pneumothorax iatrogenik merupakan tipe pneumothorax yang sangat sering terjadi. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM RESPIRATORIUS Anatomi Dinding Thorax .inding thorax terdiri atas kulit, !ascia, sara!, otot, dan tulang. 'erangka dinding thorax membentuk sangkar dada osteokartilaginous yang melindungi jantung, paru-paru, dan beberapa organ rongga abdomen. 'erangka thorax terdiri dari vertebra thoracica dan discus intervertebralis, costae dan cartilago costalis, serta sternum. /eberapa otot perna!asan yang melekat pada dinding dada antara lain : 0tot-otot inspirasi : 1. intercostalis externus, 1. levator costae, 1. serratus posterior superior, dan 1. scalenus 0tot-otot ekspirasi : 1. intercostalis internus, 1. transversus thoracis, 1. serratus posterior in!erior, 1. subcostalis Traktus Resiratorius 2raktus respiratorius dibedakan menjadi dua, yaitu traktus respiratorius bagian atas dan bagian ba%ah. 2raktus respiratorius bagian atas terdiri dari cavum nasi, naso!aring, hingga oro!aring. &ementara itu, traktus respiratorius bagian ba%ah terdiri atas laring, trachea, bronchus (primarius, sekundus, dan tertius), bronchiolus, bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris, dan alveolus.1 Paru-paru kanan terdiri atas $ lobus (superior, anterior, in!erior), sementara paru- paru kiri terdiri atas " lobus (superior dan in!erior). 1asing-masing paru diliputi oleh sebuah kantung pleura yang terdiri dari dua selaput serosa yang disebut pleura, yaitu pleura parietalis dan visceralis. Pleura visceralis meliputi paru-paru termasuk permukaannya dalam !isuran sementara pleura parietalis melekat pada dinding thorax, mediastinum dan dia!ragma. 'avum pleura merupakan ruang potensial antara kedua lapis pleura dan berisi sedikit cairan pleura yang ber!ungsi melumasi permukaan pleura sehingga memungkinkan gesekan kedua lapisan tersebut pada saat perna!asan. Fisio!ogi Proses inspirasi jika tekanan paru lebih kecil dari tekanan atmos!er. 2ekanan paru dapat lebih kecil jika volumenya diperbesar. 1embesarnya volume paru diakibatkan oleh pembesaran rongga dada. pembesaran rongga dada terjadi akibat " !aktor, yaitu !aktor thoracal dan abdominal. 3aktor thoracal (gerakan otot-otot perna!asan pada dinding dada) akan memperbesar rongga dada ke arah transversal dan anterosuperior, sementara !aktor abdominal (kontraksi dia!ragma) akan memperbesar diameter vertikal rongga dada. kibat membesarnya rongga dada dan tekanan negati! pada kavum pleura, paru- paru menjadi terhisap sehingga mengembang dan volumenya membesar, tekanan intrapulmoner pun menurun. 0leh karena itu, udara yang kaya 0" akan bergerak dari lingkungan luar ke alveolus. .i alveolus, 0" akan berdi!usi masuk ke kapiler sementara 40" akan berdi!usi dari kapiler ke alveolus. &ebaliknya, proses ekspirasi terjadi bila tekanan intrapulmonal lebih besar dari tekanan atmos!er. 'erja otot-otot ekspirasi dan relaksasi dia!ragma akan mengakibatkan rongga dada kembali ke ukuran semula sehingga tekanan pada kavum pleura menjadi lebih positi! dan mendesak paru-paru. kibatnya, tekanan intrapulmoner akan meningkat sehingga udara yang kaya 40" akan keluar dari paru-paru ke atmos!er. PATOFISIOLOGI Paru-paru dibungkus oleh pleura parietalis dan pleura visceralis. .i antara pleura parietalis dan visceralis terdapat cavum pleura. 4avum pleura normal berisi sedikit cairan serous jaringan. 2ekanan intrapleura selalu berupa tekanan negati!. 2ekanan negati! pada intrapleura membantu dalam proses respirasi. Proses respirasi terdiri dari " tahap : !ase inspirasi dan !ase eksprasi. Pada !ase inspirasi tekanan intrapleura : -5 s#d -1" cm6"07 sedangkan pada !ase ekspirasi tekanan intrapleura: -$ s#d -+ cm6"0. Pneumotorak adalah adanya udara pada cavum pleura. danya udara pada cavum pleura menyebabkan tekanan negati! pada intrapleura tidak terbentuk. &ehingga akan mengganggu pada proses respirasi. Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan penyebabnya : 1. Pneumotorak spontan karena primer (ruptur bleb) sekunder (in!eksi, keganasan), neonatal ". Pneumotorak yang didapat karena iatrogenik, barotrauma, trauma Pneumotorak dapat dibagi juga menurut gejala klinis : 1. Pneumotorak simple : tidak diikuti gejala shock atau pre-shock ". 2ension Pnuemotorak : diikuti gejala shock atau pre-schock Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan ada tidaknya dengan hubungan luar menjadi : 1. 0pen pneumotorak ". 4losed pneumotorak &ecara garis besar ke semua jenis pneumotorak mempunyai dasar pato!isiologi yang hampir sama. Pneumotorak spontan terjadi karena lemahnya dinding alveolus dan pleura visceralis. pabila dinding alveolus dan pleura visceralis yang lemah ini pecah, maka akan ada !istel yang menyebabkan udara masuk ke dalam cavum pleura. 1ekanismenya pada saat inspirasi rongga dada mengembang, disertai pengembangan cavum pleura yang kemudian menyebabkan paru dipaksa ikut mengembang, seperti balon yang dihisap. Pengembangan paru menyebabkan tekanan intralveolar menjadi negati! sehingga udara luar masuk. Pada pneumotorak spontan, paru-paru kolaps, udara inspirasi ini bocor masuk ke cavum pleura sehingga tekanan intrapleura tidak negati!. Pada saat inspirasi akan terjadi hiperekspansi cavum pleura akibatnya menekan mediastinal ke sisi yang sehat. Pada saat ekspirasi mediastinal kembali lagi ke posisi semula. Proses yang terjadi ini dikenal dengan mediastinal flutter. Pneumotorak ini terjadi biasanya pada satu sisi, sehingga respirasi paru sisi sebaliknya masih bisa menerima udara secara maksimal dan bekerja dengan sempurna. 2erjadinya hiperekspansi cavum pleura tanpa disertai gejala pre-shock atau shock dikenal dengan simple pneumotorak. /erkumpulnya udara pada cavum pleura dengan tidak adanya hubungan dengan lingkungan luar dikenal dengan closed pneumotorak. Pada saat ekspirasi, udara juga tidak dipompakan balik secara maksimal karena elastic recoil dari kerja alveoli tidak bekerja sempurna. kibatnya bilamana proses ini semakin berlanjut, hiperekspansi cavum pleura pada saat inspirasi menekan mediastinal ke sisi yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada paru dan cavum pleura karena luka yang bersi!at katup tertutup, terjadilah penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas. kibatnya dapat timbulah gejala pre-shock atau shock oleh karena penekanan vena cava. 'ejadian ini dikenal dengan tension pneumotorak. Pada open pneumotorak terdapat hubungan antara cavum pleura dengan lingkungan luar. 0pen pneumotorak dikarenakan trauma penetrasi. Perlukaan dapat inkomplit (sebatas pleura parietalis) atau komplit (pleura parietalis dan visceralis). /ilamana terjadi open pneumotorak inkomplit pada saat inspirasi udara luar akan masuk ke dalam cavum pleura. kibatnya paru tidak dapat mengembang karena tekanan intrapleura tidak negati!. 8!eknya akan terjadi hiperekspansi cavum pleura yang menekan mediastinal ke sisi paru yang sehat. &aat ekspirasi mediastinal bergeser ke mediastinal yang sehat. 2erjadilah mediastinal flutter. /ilamana open pneumotorak komplit maka saat inspirasi dapat terjadi hiperekspansi cavum pleura mendesak mediastinal ke sisi paru yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada cavum pleura dan paru karena luka yang bersi!at katup tertutup. &elanjutnya terjadilah penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas. kibatnya dapat timbulah gejala pre- shock atau shock oleh karena penekanan vena cava. 'ejadian ini dikenal dengan tension pneumotorak. BAB IV PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI MASALAH Iden!"# Nama ; 3 <enis kelamin ; Pria 5sia ; 65 tah!n Peker,aan ; Pea1ai di kantor pemerintah Ke$%&"n U"'" ( *esak napas dan n)eri dada. R!)"*" Pen*"+! D"&%$%( =a s!dah serin .ero.at oleh karena sesak napas )an dirasakan se,ak 10 tah!n )an lal!. *e,ak saat it!9 dia .er!lan kali .ero.at denan kel!han .at!k dahak p!tih9 s!ara para! diik!ti demam. R!)"*" Ke,!"#""n ( 2erokok merk 7,ar!m 12 se,ak sekolah *2P kelas 39 dim!lai denan 3 .atanh4hari9 setah!n kem!dian 1 .!nk!s4hari9 : se,ak 1 tah!n .erik!tn)a rata3rata 233 .!nk!s4hari. N*e-! D"d" 9yeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak ditemukan di klinik. &ebahagian besar penderita merasa ketakutan bila nyeri dada tersebut disebabkan oleh penyakit jantung ataupun penyakit paru yang serius. .iagnosa yang tepat sangat tergantung dari pemeriksaan !isik yang cermat, pemeriksaan khusus lainnya serta anamnesa dari si!at nyeri dada mengenai lokasi, penyebaran, lama nyeri serta !aktor pencetus yang dapat menimbulkan nyeri dada. &alah satu bentuk nyeri dada yang paling sering ditemukan adalah angina pektoris yang merupakan gejala penyakit jantung koroner dan dapat bersi!at progresi! serta menyebabkan kematian, sehingga jenis nyeri dada ini memerlukan pemeriksaan yang lebih lanjut dan penangannan yang serius. gar diagnosa lebih cepat diarahkan, maka perlu juga lebih dulu mengenal macam : macam jenis nyeri dada yang disebabkan oleh berbagai penyakit lain.
MA"AM #MA"AM N$ERI DADA da " macam jenis nyeri dada yaitu:
A% N&eri dada !euritik 9yeri dada pleuritik biasa lokasinya posterior atau lateral. &i!atnya tajam dan seperti ditusuk. /ertambah nyeri bila batuk atau berna!as dalam dan berkurang bila menahan na!as atau sisi dada yang sakit digerakan. 9yeri berasal dari dinding dada, otot, iga, pleura perietalis, saluran na!as besar, dia!ragma, mediastinum dan sara! interkostalis. 9yeri dada pleuritik dapat disebakan oleh : - .i!usi pelura akibat in!eksi paru, emboli paru, keganasan atau radang subdia!ragmatik 7 pneumotoraks dan penumomediastinum.
'% N&eri dada non !euritik 9yeri dada non-pleuritik biasanya lokasinya sentral, menetap atau dapat menyebar ke tempat lain. Plaing sering disebabkan oleh kelainan di luar paru.
(% )ardia! a. *skemik miokard akan menimbulkan rasa tertekan atau nyeri substernal yang menjalar ke aksila dan turun ke ba%ah ke bagian dalam lengan terutama lebih sering ke lengan kiri. Rasa nyeri juga dapat menjalar ke epigasterium, leher, rahang, lidah, gigi, mastoid dengan atau tanpa nyeri dada substernal. 9yeri disebabkan karena sara! e!eran visceral akan terangsang selama iekemik miokard, akan tetapi korteks serebral tidak dapat menentukan apakah nyeri berasal sari miokard. 'arena rangsangan sara! melalui medula spinalis 21-2- yang juga merupakan jalannya rangsangan sara! sensoris dari sistem somatis yang lain. *skemik miokard terjadi bila kebutuhan ," miokard tidak dapat dipenuhi oleh aliran darah koroner. Pda penyakit jantung koroner aliran darah ke jantung akan berkurang karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. da $ sindrom iskemik yaitu : - ngina stabil ( ngina klasik, ngina o! 8!!ort) : &erangan nyeri dada khas yang timbul %aktu bekerja. /erlangsung hanya beberapa menit dan menghilang dengan nitrogliserin atau istirahat. 9yeri dada dapat timbul setelah makan, pada udara yang dingin, reaksi sim!atis yang berlebihan atau gangguan emosi. - ngina tak stabil (ngina prein!ark, *nsu!isiensi koroner akut) : ;enis ngina ini dicurigai bila penderita telah sering berulang kali mengeluh rasa nyeri di dada yang timbul %aktu istirahat atau saat kerja ringan dan berlangsung lebih lama. - *n!ark miokard : *skemik miokard yang berlangsung lebih dari ",-$, menit dapat menyebabkan in!ark miokard. 9yeri dada berlangsung lebih lama, menjalar ke bahu kiri, lengan dan rahang. /erbeda dengan angina pektoris, timbulnya nyeri dada tidak ada hubungannya dengan aktivitas !isik dan bila tidak diobati berlangsung dalam beberapa jam. .isamping itu juga penderita mengeluh dispea, palpitasi dan berkeringat. .iagnosa ditegakan berdasarkan serioal 8'< dan pemeriksa en=ym jantung.
b. Prolaps katup mitral dapat menyebabkan nyeri dada prekordinal atau substernal yang dapat berlangsung sebentar maupun lama. danya murmur akhir sisttolik dan mid sistolik-click dengan gambaran echokardiogram dapat membantu menegakan diagnosa.
c. &tenosis aorta berat atau substenosis aorta hipertro!i yang idiopatik juga dapat menimbulkan nyeri dada iskemik.
*% Perikardika! &ara! sensoris untuk nyeri terdapat pada perikardium parietalis diatas dia!ragma. 9yeri perikardila lokasinya di daerah sternal dan area preokordinal, tetapi dapat menyebar ke epigastrium, leher, bahu dan punggung. 9yeri bisanya seperti ditusuk dan timbul pada %aktu menarik na!as dalam, menelan, miring atau bergerak. 9yeri hilang bila penderitaduduk dan berdandar ke depan. <erakan tertentu dapat menambah rasa nyeri yang membedakannya dengan rasa nyeri angina. Radang perikardial dia!ragma lateral dapat menyebabkan nyeri epigastrum dan punggung seperti pada pankreatitis atau kolesistesis.
+% Aorta! Penderita hipertensi, koartasio aorta, trauma dinding dada merupakan resiko tinggi untuk pendesakan aorta. .iagnosa dicurigai bila rasa nyeri dada depan yang hebat timbul tiba-tiba atau nyeri interskapuler. 9yeri dada dapat menyerupai in!ark miokard akantetapi lebih tajam dan lebih sering menjalar ke daerah interskapuler serta turun ke ba%ah tergantung lokasi dan luasnya pendesakan.
,% Gastrointestina! Re!luks geo!agitis, kegansan atau in!eksi eso!agus dapat menyebabkan nyeri eso!ageal. 9yeri eso!ageal lokasinya ditengah, dapat menjalar ke punggung, bahu dan kadang : kadang ke ba%ah ke bagian dalam lengan sehingga seangat menyerupai nyeri angina. Per!orasi ulkus peptikum, pankreatitis akut distensi gaster kadang : kadang dapat menyebabkan nyeri substernal sehingga mengacaukan nyeri iskemik kardinal. 9yeri seperti terbakar yang sering bersama : sama dengan dis!agia dan regurgitasi bila bertambah pada posisi berbaring dan berurang dengan antasid adalah khas untuk kelainan eso!agus, !oto gastrointestinal secara serial, eso!agogram, test per!usi asam, eso!agoskapi dan pemeriksaan gerakan eso!ageal dapat membantu menegakan diagnosa.
-% Mu!ku!osk!eta! 2rauma lokal atau radang dari rongga dada otot, tulang kartilago sering menyebabkan nyeri dada setempat. 9yeri biasanya timbul setelah aktivitas !isik, berbeda halnya nyeri angina yang terjadi %aktu exercis. &eperti halnya nyeri pleuritik. 9eri dada dapat bertambah %aktu berna!as dalam. 9yeri otot juga timbul pada gerakan yang berpuitar sedangkan nyeri pleuritik biasanya tidak demikian.
.% Fungsiona! 'ecemasan dapat menyebabkan nyeri substernal atau prekordinal, rasa tidak enak di dada, palpilasi, dispnea, using dan rasa takut mati. <angguan emosi tanpa adanya klealinan objekti! dari organ jantung dapat membedakan nyeri !ungsional dengan nyeri iskemik miokard.
/% u!mona! 0bstruksi saluran na!as atas seperti pada penderita in!eksi laring kronis dapat menyebakan nyeri dada, terutama terjadi pada %aktu menelan. Pada emboli paru akut nyeri dada menyerupai in!ark miokard akut dan substernal. /ila disertai dengan in!ark paru sering timbul nyeri pleuritik. Pada hipertensi pulmoral primer lebih dari >,? penderita mengeluh nyeri prekordial yang terjadi pada %aktu exercise. 9yeri dada merupakan keluhan utama pada kanker paru yang menyebar ke pleura, organ medianal atau dinding dada.
B. HIPOTESIS .. Pne%'/&/-"+# 2. 0OPD 1. 0A P"-% 2. In3"-+ P"-% 0. DATA TAMBAHAN Pe'e-!+#""n F!#!+ 3 K.5 > 8ampak sesak9 i-i sedan9 tidak anemis4ikter!s ?? ; 53 K 8? ; 170 @m 87 ; 150490 mm + *!h! ; 3792 A% Nadi ; 100B4mnt $$ ; 32 B4mnt 3 +id!n ;8idak ditem!kan kelainan 3 'arin ; 8idak li@in9 hiperemis pada dindin .elakan 3 8onsil ; 8idak mem.esar 3 /eher ; <CP meninkat 3 Par! ; In#4e+#! D asimetri9 tertinal9 kiri EE @em.!n P"$4"#! D kiri &remit!s melemah9 =%* mele.ar Pe-+%#! D Kiri hipersonor A%#+%$"#! D kiri s!ara napas menhilan9 tidak terdenar meni 3 A.domen ; 1 ,ari .a1ah ar@!s @osta9 tepi tak ta,am9 rata9 tak n)eri 3 #kstremitas ?a1ah ; Nampak sedikit edema9 pittin9 tak ada ,ari ta.!h Pe'e-!+#""n Pen%n5"n6 3 +. ; 1495F +t ; 45 /ekosit ; 7500 3 6!la darah se1akt!45re!m4%reatinin4*6(84*6P84%K2? ; Normal 3 #K6 ; G$* ABis dan pre@ordial 831ave @hanes Hmirip =2AI 3 A67 ; p+ 793 p%(2 61 p(2 66 +%(33 25 ?#J3 *a( 90 3 5rin dan 8in,a ; tidak ada kelainan F// R/n6en T&/-"+# Ine-4-e"#! F// ( ?aik9 8ampilan ?ersih =dentitas ; 3 'oto 8horaks PA %orakan ?ronkovask!lar tidak ada /apanan par! sinistra densitasn)a hiper3l!s@ent <ant!n dan trakea .ereser ke kontralateral maka densitasn)a radio3opaK!e pada par! deBtra *in!s %ostophreni@!s lan@ip =%* mele.ar pada lapanan par! sinistra D. DIAGNOSIS KERJA Pne!mothoraks9 dianosis terse.!t .erdasarkan anamnesis9 pemeriksaan &isik dan pemeriksaan pen!n,an )an didapat dari pasien. E. DIAGNOSIS BANDING %(P7 %A par! =n&ark Par! F. PENATALAKSANAAN 1. Non32edikamentosa 2. 2edikamentosa G. KOMPLIKASI 8ension Pne!mothoraks Pio3Pne!mothoraks +idropne!mothoraks Pne!momediastin!m dan #m&isema *!.k!tan Pne!mothoraks *im!ltan ?ilateral Pne!mothoraks Kronis H. PROGNOSIS ISNAN INI SESI 1 G7 BINGUNG MASUKINN8A. LO EDIT AJAA 8AA.. MAAPH. 15. ?ila kami ditempatkan di daerah terpen@il9 mera1at penderita denan d!aan pne!mothoraks tert!t!p9 ti.a3ti.a sesak napas .ertam.ah .erat9 tekanan darah men!r!n dan di.erikan oksien sesak tidak .erk!ran. 2aka tindakan !nt!k pasien ini adalah denan in&!s set9 ,ar!m dit!s!kan pada daerah )an hipersonor pada saat perk!si9 lal! !,!n selan )an lain dih!.!nkan ke .otol )an .erisi @airan. <ika pada pasien ini pada saat di.erikan oksien tidak .erk!ran9 kem!nkinan pasien terse.!t menalami komplikasi 8ension Pne!mothoraks9 sehina tindakann)a adalah dia1ali denan dekompresi denan ,ar!m di sela ia 2 lal! W*7. 7i p!nsi lal! .ekas t!s!kan dit!t!p oleh kassa steril aar tidak ter,adi in&eksi. 16. 'AK8($ $=*=K( 'aktor risiko pada Pne!mothoraks *pontan Primer antara lain ;L $i1a)at 2erokok $i1a)at Kel!ara Post!r t!.!h k!r!s9 tini9 dan kh!s!sn)a laki3laki .er!m!r 20330 tah!n. 17. W*7 8idak sem!a penderita diperl!kan pemasanan W*79 karena pada pemasanan W*7 terdapat indikasi dan komplikasi antara lain ; 1. =ndikasi ; Pne!mothoraks *pontan Primer )an .esar HE15FI Pne!mothoraks *pontan *ek!nder Pne!mothoraks 8ra!matik Pne!mothoraks )an mem.esar se@ara proresi& Pne!mothoraks denan pemasanan ventilasi 2. Komplikasi Primer ; perdarahan9 8ension Pne!mothoraks9 oedem par!. *ek!nder ; =n&eksi dan #mpiema $o.ek par! Per&orasi dia&rama *elan mas!kn)a ke s!.k!tan 20. Kem!nkinan )an ter,adi ,ika setelah pemasanan W*7 tern)ata par! tidak menem.an antara lain ; Par! Kolaps (.str!ksi par! total Alat perekat k!ran rapat Piopne!mothoraks 21. ?ila pasien terse.!t9 seoran pria m!da !m!r 20 tah!n9 kel!han )an diderita tim.!l saat dia sedan tid!ran dan menhilan 24 ,am kem!dian. 7ianosis pada pasien terse.!t m!nkin sa,a Pne!mothoraks *pontan Primer karena kel!han )an dialami pada pasien terse.!t tr,adi pada saat istirahat9 tidak ada ri1a)at tra!ma dan pada !sia rentan.